2. Tipe Pantai
Tipe pantai di Indonesia diidentifikasikan ada tiga jenis utama tipe pantai yang dapat
dibedakan berdasarkan sedimen atau substrat, yaitu pantai berpasir, pantai berlumpur,
Jangkauan Wilayah Survey
pantai berkarang. Tipe pantai ini dapat dilihat dari jenis substratnya yang dilakukan
pengamatan secara visual. Tipe pantai Minanga Beach yaitu berkarang dan berpasir hitam
yang bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Berikut gambar detail pesisir Pantai Malalayang dengan karakteristik pasir hitam dan
berbatuan pada saat pasang surut.
3. Lebar Pantai
Lebar pantai merupakan salah satu hal terpenting dalam kegiatan rekreasi wisata pantai.
Menurut Rahmawati (2009) Lebar pantai berkaitan dengan luasnya lahan pantai yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas wisata pantai. Panjang sub zona di Minanga
Beach adalah 1,6 km dengan terdapat pembangunan tepi pantai (waterfront city) dan
aktivitas wisata pantai berupa berdagang dan bertamasya, sedangkan lebar pantai dari
bibir pantai saat air surut sampai jalan adalah 70m . Berikut gambar dibawah adalah
gambar peta lebar pantai dari darat ke titik-titik yang sudah ditentukan sesuai gambar
dibawah
23 meter
1. Batuan Basalt
Pembentukan : dari pendinginan lava yang mengandung gas (tetapi gasnya telah
menguap).
Ciri-ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hitam/abu-abu dan
berlubang lubang
Pembentukan: terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan
binatang laut yang telah mati. Rangkanya memadat dan membentuk batu kapur
Ciri-ciri : lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau
ditetesi asam
Material penyusun : kerikil-kerikil, bebatuan kecil dan pasir yang merekat satu sama
lainnya
Pembentukan : dari bahan-bahan seperti batu, kerikil dan pasir yang lepas karena
gaya beratnya lalu menjadi terpadatkan dan terikat
Ciri-ciri : permukaan batu terlihat kerikil-kerikil, bebatuan dan pasir yang merekat
5. Batu Andesit
Ciri-ciri : tekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga.
6. Batu lempung
Material penyusun : Mineral karbonat, oksida besi berupa siderit, markit atau pirit.
7. Batu Pasir
Pembentukan : mineral pada batu dipadatkan dan terkumpul oleh udara atau air.
Setelah itu menjadi semakin padat keran pengaruh tekanan yang ditimbulkan
5. Kecepatan Arus
Parameter kecepatan arus memiliki kaitan yang sangat penting bagi keamanan dan
kenyamanan para wisatawan dalam melakukan berbagai kegiatan wisata terutama mandi
dan berenang.Arus yang sangat kencang dapat membahayakan keamanan bagi
wisatawan, sebaliknya arus yang kecil dan tenang memberikan rasa nyaman buat mandi
dan renang serta aktivitas wisata pantai lainnya Armos (2013). Hasil dari analisis BMKG
menunjukan kecepatan arus di Minanga Beach pada tabel sebagai berikut :
7. Kecerahan perairan
Kecerahan perairan selain menjadi parameter kualitas perairan, kecerahan perairan juga
termasuk digunakan juga sebagai parameter kesesuaian wisata. Menurut research Kajian
Kualitas Air Dan Indeks Pencemaran Perairan Laut Di Teluk Manado Ditinjau Dari
Parameter Fisika-Kimia Air Laut Dalam Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, hasil
pengukuran kecerahan air menunjukkan nilai tertinggi 6,0-15,0 meter dengan rata-rata
10,0±2,79 meter diperoleh pada musim peralihan-I dan terendah pada musim barat yaitu
berkisar antara 1,5-10,5 meter dengan rata-rata 6,4±2,74 meter. Rendahnya kecerahan air
di musim barat diduga disebabkan oleh adanya pengaruh hujan dan resuspensi sedimen
akibat pola arus. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kecerahan air di perairan ini
sangat tergantung pada musim dan sedimentasi yang berasal dari sungai masuk ke
perairan laut. Tingkat kecerahan air terendah sebarannya menuju ke arah darat dan ke
arah laut tingkat kecerahannya makin tinggi (Gambar 3). Kecerahan terendah < 5 meter
dijumpai (Stasiun 3, 5 dan 6) dan nilainya masih dibawah baku mutu air yaitu > 5 meter
(Kepmen LH No 51 Tahun 2004). Kurangnya kecerahan air dikarenakan stasiun-stasiun
tersebut dekat dengan aktivitas pelabuhan dan sungai yang banyak membawa sedimen,
partikel terlarut, bahan organik dan anorganik masuk ke perairan laut yang
menyebabkan air keruh. Kekeruhan air dapat menghambat penetrasi cahaya yang
masuk ke perairan mengakibatkan nilai kecerahan air rendah. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Mechta, 1989 bahwa kecerahan sangat dipengaruhi oleh intensitas
penyinaran matahari, proses absorbsi dan kandungan materi suspensi.
Gambar Sebaran kecerahan dan kekeruhan air pada musim barat (MB) dan musim
peralihan-I (MP-I) di perairan Teluk Manado.
Berikut dibawah ini adalah gambar dari kondisi eksisting penutupan lahan pada Minanga
Beach
Sumber : Survey Lapangan 2022
9. Biota berbahaya
Biota berbahaya tidak dijumpai di sekitaran kawasan Minanga Beach sehingga kawasan
ini aman untuk menunjang kegiatan wisata pantai seperti berenang , rekreasi dan kegiatan
lainnya.
No Parameter Bobot Kategori Skor Katergori Skor Kategor Skor Kategori Skor
. S1 S2 i S3 N
1. Kedalaman 5 0-3 3
Perairan (m)
2. Tipe Pantai 5 berpasir 1 Kerikil 0
hitam dan
berbatu
3. Lebar Pantai 5 70m 3 0
(m)
4. Material 3
Berpasir
3 Batuan
2
dasar
perairan Basalt, Batu
kapur
(gamping),
Batu
Konglomerat
(batuan
sedimen
aeris),Batu
apung, Batu
Andesit,
Batu
lempung,
Batu Pasir
7. Kecerahan 1 >10 3
perairan (m)
8. Penutupan 1 kios-kios 3
lahan pantai pedagang,
fasilitas
taman
bermain,
spot foto,
tempat
duduk
untuk
istirahat,
dan
beberapa
vegetasi
seperti
pohon
palem,
tanaman
hias dan
pohon
tumbak
9. Biota 1 Tidak ada 3
berbahaya
10. Ketersediaan 1 >500m 3
air tawar
(jarak/km)
60 12 5 0
Hasil Kategori S1 Kategori S2 Kategori S3 Kategori SN
77
Sumber : Yulianda, 2007 dan Adaptasi, 2022
Keterangan :
Jumlah = Skor x bobot
Tabel Kelas Kesesuaian Lahan Wisata Rekreasi Pantai
Kelas Keterangan Presentase
S1 Sangat Sesuai 80% - 100%
S2 Sesuai 60% - <80%
S3 Kurang Sesuai 35% - <60%
SN Tidak Sesuai <35%
Sumber : Yulianda, 2007 dan Adaptasi, 2022
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode skoring, kesesuaian lahan rekreasi pantai di
Minanga Beach masuk dalam kriteria sesuai dengan total …. Total skor di dapat dari hasil
perkalian nilai dengan bobot. Kemudian hasil yang didapatkan tergolong kelas S2 yaitu Sesuai
dengan presentase 60% - <80%.
Analisis Daya Dukung Kawasan menurut Yulianda (2007) dalam bentuk rumus :
Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan (orang per meter)
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang per m²)
Lp = Luas area atas panjang area yang dapat dimanfaatkan (m²)
Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m²)
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam)
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam).