Anda di halaman 1dari 20

Kesesuaian Lahan Rekreasi Pantai

Lokasi II : Minanga Beach

Wisata rekreasi pantai merupakan wisata yang dilakukan pengunjung dengan


pantai sebagai objek utama wisata. Aktivitas yang dilakukan pengunjung pada wisata
rekreasi pantai umumnya bersantai, bermain air, atau berenang ditepi pantai (Hidayat
2011), serta menikmati pemandangan dan panorama alam, seperti matahari terbit
(sunrise) ataupun matahari terbenam (sunset) (Sanam dan Adikampana 2014).
Kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi mempertimbangkan 10 parameter dengan
empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi, yaitu
kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus,
kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar.
Wisata rekreasi pantai memerlukan kedalaman perairan yang relatif dangkal
dengan arus yang cenderung tenang yang aman bagi pengunjung untuk bersantai
ataupun bermain ditepi pantai. Tipe pantai yang cocok untuk wisata rekreasi pantai,
umumnya pantai pasir putih karena tipe pantai ini lebih bernilai estetika. Pantai yang
cukup lebar cocok untuk wisata rekreasi pantai karena menyediakan ruang yang cukup
luas bagi pengunjung untuk bersantai. Material dasar perairan berupa pasir lebih
disukai pengunjung dibanding berkarang atau berlumpur.
Wisata rekreasi pantai terdapat pada lokasi Kecamatan Malalayang karena
Minanga Beach memiliki pesona alam laut sehingga terjadi pembangunan kawasan
Waterfront City. Pemanfaatan Lahan di Kawasan Pesisir Malalayang didominasi
dengan Pariwisata karna adanya pembangunan Waterfront City dan pedagang yang
berjualan pisang goreng. Dilihat pada gambar dibawah ini, kondisi Pantai Malalayang
walaupun sudah direklamasi menjadi Minanga Beach, saat air laut surut masih
memiliki bibir pantai untuk dinikmati wisatawan berekreasi.
Peta Lokasi Sub Zona 1/ Titik 2. Minanga Beach
Sumber : Google Earth tahun 2020

Peta Lokasi Sub Zona 1/ Titik 2. Minanga Beach


Sumber : Google Earth tahun 2020

Berdasarkan Peta Google Earth diatas, maka kelompok menyediakan beberapa


kebutuhan data untuk kebutuhan analisis kesesuaian lahan rekreasi pantai. Berikut
adalah hasil analisis kesesuaian lahan dengan 10 parameter yang terdapat diSub Zona
Minanga Beach :
1. Kedalaman Pantai
Menurut Sumber RTRW Kota Manado Tahun 2014-2034, Ina Geoportal, dan Batnas
menyatakan bahwa sepanjang kawasan Minanga Beach memiliki NNKDLM mulai dari
0 m hingga 500 m.
Gambar Peta Batimetri

Sumber :RTRW Kota Manado

2. Tipe Pantai
Tipe pantai di Indonesia diidentifikasikan ada tiga jenis utama tipe pantai yang dapat
dibedakan berdasarkan sedimen atau substrat, yaitu pantai berpasir, pantai berlumpur,
Jangkauan Wilayah Survey
pantai berkarang. Tipe pantai ini dapat dilihat dari jenis substratnya yang dilakukan
pengamatan secara visual. Tipe pantai Minanga Beach yaitu berkarang dan berpasir hitam
yang bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar Lansekap Panorama Pantai Malalayang (Tampak Kiri dan Kanan)


Sumber Survey Lapangan 2022

Berikut gambar detail pesisir Pantai Malalayang dengan karakteristik pasir hitam dan
berbatuan pada saat pasang surut.

Sumber :Survey Lapangan 2022

3. Lebar Pantai
Lebar pantai merupakan salah satu hal terpenting dalam kegiatan rekreasi wisata pantai.
Menurut Rahmawati (2009) Lebar pantai berkaitan dengan luasnya lahan pantai yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas wisata pantai. Panjang sub zona di Minanga
Beach adalah 1,6 km dengan terdapat pembangunan tepi pantai (waterfront city) dan
aktivitas wisata pantai berupa berdagang dan bertamasya, sedangkan lebar pantai dari
bibir pantai saat air surut sampai jalan adalah 70m . Berikut gambar dibawah adalah
gambar peta lebar pantai dari darat ke titik-titik yang sudah ditentukan sesuai gambar
dibawah

Gambar Lebar Pantai Sub Zona Minanga Beach

23 meter

Sumber: Hasil Survey 2022

4. Material Dasar Perairan


Material dasar perairan sangat menentukan kecerahan perairan.Daerah disekitar pantai
dengan substrat pasir merupakan lokasi yang sangat sesuai untuk wisata pantai. Pasir
hitam dengan karakteristik halus, mengandung besi, bisa menyerap cahaya matahari dan
mempunyai massa jenis yang berat.
Berdasarkan gambar diatas, Pantai Malalayang memiliki jenis bebatuan campuran dari
beberapa batuan sedimen, batuan kapur dan batuan koral yang berwarna hitam keabu-
abuan serta beberapa karang. Berikut jenis batuan dan kegunaan batu yang ada di
Minanga Beach:

1. Batuan Basalt

Material penyusun :  mineral proksin, amfibol, plagioklas dan gelas vulkanik.

Pembentukan : dari pendinginan lava yang mengandung gas (tetapi gasnya telah
menguap).

Ciri-ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hitam/abu-abu dan
berlubang lubang

Kegunaan : bahan bangunan / pondasi bangunan

2. Batu kapur (gamping)

Material penyusun : mineral kalsium. Tiga senyawa kalsium (kalsium karbonat,


kalsium oksida dan kalsium hidroksida).

Pembentukan: terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan
binatang laut yang telah mati. Rangkanya memadat dan membentuk batu kapur

Ciri-ciri : lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau
ditetesi asam

 Kegunaan : bahan baku semen

3. Batu Konglomerat (batuan sedimen aeris)

Material penyusun : kerikil-kerikil, bebatuan kecil dan pasir yang merekat satu sama
lainnya

Pembentukan : dari bahan-bahan seperti batu, kerikil dan pasir yang lepas karena
gaya beratnya lalu menjadi terpadatkan dan terikat

Ciri-ciri : permukaan batu terlihat kerikil-kerikil, bebatuan dan pasir yang merekat

Kegunaan : untuk bahan bangunan


4. Batu apung

Material penyusun : silikat dan aluminat

Pembentukan : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gaso  

Ciri-ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air

Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu,di bidang industri digunakan


sebagai bahanpengisi (filler).

5. Batu Andesit

Material penyusun :  mineral plagioclase feldspar(kandungan minor biotit


Piroksenamfibol

Pembentukan : terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun


antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.

Ciri-ciri : tekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga.

Kegunaan : sebagai batu nisan kuburan, cobek dan arca

6. Batu lempung

Material penyusun : Mineral karbonat, oksida besi berupa siderit, markit atau pirit.

Pembentukan : terbentuk dari proses pelapukan atau alterasi batuan beku dan


ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami
proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.

Ciri-ciri : berwarna cokelat, keemasan, coklat, merah dan abu-abu.

Kegunaan : dijadikan sebagai kerajinan.

7. Batu Pasir

Material penyusun : kuarsa dan feldspar

Pembentukan : mineral pada batu dipadatkan dan terkumpul oleh udara atau air.
Setelah itu menjadi semakin padat keran pengaruh tekanan yang ditimbulkan

Ciri-ciri :tersusun dari butiran-butiran pasir


Kegunaan : bahan membuat bangunan dan jalan. 

5. Kecepatan Arus
Parameter kecepatan arus memiliki kaitan yang sangat penting bagi keamanan dan
kenyamanan para wisatawan dalam melakukan berbagai kegiatan wisata terutama mandi
dan berenang.Arus yang sangat kencang dapat membahayakan keamanan bagi
wisatawan, sebaliknya arus yang kecil dan tenang memberikan rasa nyaman buat mandi
dan renang serta aktivitas wisata pantai lainnya Armos (2013). Hasil dari analisis BMKG
menunjukan kecepatan arus di Minanga Beach pada tabel sebagai berikut :

Kecepatan Arus Pukul 12:00 (Air Surut)

Arah datang Kedalaman Besar kecepatan arus


arus (cm/s)
269.252 100 12.76
159.549 50 25.519
191.56 25 26.57
242.764 10 27.613
25.881 0 27.92
Sumber : BMKG-OFS

Kecepatan Arus 18:00 (Air Naik)

Arah datang Kedalama Besar kecepatan arus


arus n (cm/s)
277.099 100 12.84
148.471 50 25.679
172.178 25 26.64
218.758 10 27.606
74.109 0 27.9
Sumber : BMKG-OFS
6. Kemiringan Lereng Pantai
Menurut Yulianda (2007) bahwa kemiringan pantai yang landai agak sedikit datar akan
membuat para wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman melakukan
kegiatan wisata di sekitar pesisir dan laut. Menurut sumber yang didapati yaitu sumber
dari Jurnal Pesisir dan Laut Tropis dengan judul Pemetaan Batimetri Pantai Malalayang
Dua, Kota Manado (Abdulrahman dkk, 2020) bahwa berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan persamaan Wentworth dan kriteria kemiringan lereng yang dikemukakan
oleh Sunarto (1991), diperoleh kemiringan lereng pada bagian Barat (Profil 1)
terkategori lereng datar (2,6%) hingga kedalaman 7 m, dan lereng miring (13%) untuk
kedalaman selanjutnya hingga 50m. Pada bagian tengan (Profil 2) terkategori lereng
landai (3%) hingga ke dalaman 4m, dan lereng miring (10%) untuk kedalaman
selanjutnya hingga 50m. Pada bagian Timur (Profil 3) terkategori lereng miring (10,28%)
hingga kedalaman 35m, dan lereng landai (3,42%) untuk kedalaman selanjutnya
hingga 50m. Untuk fokus Pantai Malalayang sesuai area yang sudah ditentukan masuk
pada profil 1.
Gambar Peta Deliniasi Pantai Malalayang (Profil 1)

Sumber Google Earth 2020


Gambar Posisi Profil 1-3 pada Peta Kontur

Sumber Jurnal Pesisir dan Laut. 2020.

Gambar Kemiringan Lereng pada profil 1-3


Sumber Jurnal Pesisir dan Laut, 2020.

7. Kecerahan perairan
Kecerahan perairan selain menjadi parameter kualitas perairan, kecerahan perairan juga
termasuk digunakan juga sebagai parameter kesesuaian wisata. Menurut research Kajian
Kualitas Air Dan Indeks Pencemaran Perairan Laut Di Teluk Manado Ditinjau Dari
Parameter Fisika-Kimia Air Laut Dalam Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, hasil
pengukuran kecerahan air menunjukkan nilai tertinggi 6,0-15,0 meter dengan rata-rata
10,0±2,79 meter diperoleh pada musim peralihan-I dan terendah pada musim barat yaitu
berkisar antara 1,5-10,5 meter dengan rata-rata 6,4±2,74 meter. Rendahnya kecerahan air
di musim barat diduga disebabkan oleh adanya pengaruh hujan dan resuspensi sedimen
akibat pola arus. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kecerahan air di perairan ini
sangat tergantung pada musim dan sedimentasi yang berasal dari sungai masuk ke
perairan laut. Tingkat kecerahan air terendah sebarannya menuju ke arah darat dan ke
arah laut tingkat kecerahannya makin tinggi (Gambar 3). Kecerahan terendah < 5 meter
dijumpai (Stasiun 3, 5 dan 6) dan nilainya masih dibawah baku mutu air yaitu > 5 meter
(Kepmen LH No 51 Tahun 2004). Kurangnya kecerahan air dikarenakan stasiun-stasiun
tersebut dekat dengan aktivitas pelabuhan dan sungai yang banyak membawa sedimen,
partikel terlarut, bahan organik dan anorganik masuk ke perairan laut yang
menyebabkan air keruh. Kekeruhan air dapat menghambat penetrasi cahaya yang
masuk ke perairan mengakibatkan nilai kecerahan air rendah. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Mechta, 1989 bahwa kecerahan sangat dipengaruhi oleh intensitas
penyinaran matahari, proses absorbsi dan kandungan materi suspensi.
Gambar Sebaran kecerahan dan kekeruhan air pada musim barat (MB) dan musim
peralihan-I (MP-I) di perairan Teluk Manado.

Sumber : Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan

8. Penutupan lahan pantai


Penutupan lahan Pantai dalam matriks kesesuaian wisata kategori rekreasi dan berenang
terbagi menjadi lahan terbuka dan kelapa, semak belukar rendah dan semak belukar
tinggi, pemukiman dan pelabuhan. Awalnya pada tahun 2009 tersebut adalah lahan
kosong dan pada tahun 2019 berubah menjadi lahan penggunaan lahan terbuja dan tempat
rekreasi. Menurut Survey Lapangan 2022, tutupan lahan Minanga Beach didominasi oleh
pembangunan foodcourt dengan kios-kios pedagang, fasilitas taman bermain, spot foto,
tempat duduk untuk istirahat, dan beberapa vegetasi seperti pohon palem dengan fungsi
menyerap polusi udara, tanaman hias untuk menambah keindahan Minanga Beach dan
pohon tumbak untuk membuat kondisi sekitar sejuk. Pada gambar dibawah adalah peta
sumber google earth 2020 sebelum penutupan lahan pantai tahun 2022.
Gambar Peta Penggunaan Lahan

Sumber : RTRW Kota Manado

Berikut dibawah ini adalah gambar dari kondisi eksisting penutupan lahan pada Minanga
Beach
Sumber : Survey Lapangan 2022

9. Biota berbahaya
Biota berbahaya tidak dijumpai di sekitaran kawasan Minanga Beach sehingga kawasan
ini aman untuk menunjang kegiatan wisata pantai seperti berenang , rekreasi dan kegiatan
lainnya.

10. Ketersediaan air tawar (jarak/Km)


Ketersedian air tawar merupakan komponen terpenting dari kegiatan wisata pantai sebab
kegunaanya dibutuhkan oleh para pengunjung untuk kebersihan seusai melakukan
kegiatan di pantai baik untuk berbilas setelah berenang dan mandi maupun sebagai sarana
wudhu dan WC. Ekosistem terumbu karang di Teluk Manado sangat unik karena tumbuh
di wilayah dengan sistem teluk yang mendapat masukan air tawar dan sedimen yang
berasal dari lima sungai besar yang bermuara di Teluk ini. Secara fisik, pesisir pantai
teluk ini telah mengalami perubahan sejak tahun 1990an dengan adanya konstruksi jalan
Boulevard dan kemudian diikuti dengan reklamasi. Untuk wilayah waterfront city di Kota
Manado, dengan lokasi Minanga Beach tidak memiliki ketersediaan air tawar.
Ketersediaan air tawar terdapat sejauh >500m dari area wilayah tersebut.
TABEL KATEGORI 10 PARAMETER

No Parameter Bobot Kategori Skor Katergori Skor Kategor Skor Kategori Skor
. S1 S2 i S3 N

1. Kedalaman 5 0-3 3
Perairan (m)
2. Tipe Pantai 5 berpasir 1 Kerikil 0
hitam dan
berbatu
3. Lebar Pantai 5 70m 3 0
(m)
4. Material 3
Berpasir
3 Batuan
2
dasar
perairan Basalt, Batu
kapur
(gamping),
Batu
Konglomerat
(batuan
sedimen
aeris),Batu
apung, Batu
Andesit,
Batu
lempung,
Batu Pasir

5. Kecepatan 3 >60 m/dt 0


arus (m/dt)
6. Kemiringan 3 lereng 3 lereng 2
pantai (%) datar miring
(2,6%) (13%)

7. Kecerahan 1 >10 3
perairan (m)
8. Penutupan 1 kios-kios 3
lahan pantai pedagang,
fasilitas
taman
bermain,
spot foto,
tempat
duduk
untuk
istirahat,
dan
beberapa
vegetasi
seperti
pohon
palem,
tanaman
hias dan
pohon
tumbak
9. Biota 1 Tidak ada 3
berbahaya
10. Ketersediaan 1 >500m 3
air tawar
(jarak/km)
60 12 5 0
Hasil Kategori S1 Kategori S2 Kategori S3 Kategori SN
77
Sumber : Yulianda, 2007 dan Adaptasi, 2022

Keterangan :
Jumlah = Skor x bobot
Tabel Kelas Kesesuaian Lahan Wisata Rekreasi Pantai
Kelas Keterangan Presentase
S1 Sangat Sesuai 80% - 100%
S2 Sesuai 60% - <80%
S3 Kurang Sesuai 35% - <60%
SN Tidak Sesuai <35%
Sumber : Yulianda, 2007 dan Adaptasi, 2022

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode skoring, kesesuaian lahan rekreasi pantai di
Minanga Beach masuk dalam kriteria sesuai dengan total …. Total skor di dapat dari hasil
perkalian nilai dengan bobot. Kemudian hasil yang didapatkan tergolong kelas S2 yaitu Sesuai
dengan presentase 60% - <80%.

Analisis Daya Dukung Kawasan menurut Yulianda (2007) dalam bentuk rumus :

Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan (orang per meter)
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang per m²)
Lp = Luas area atas panjang area yang dapat dimanfaatkan (m²)
Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m²)
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam)
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam).

Tabel Potensi Ekologis Pengunjung dan Luas Area Kegiatan

No Jenis Kegiatan K(Σ Unit Area (Lt) Keterangan


. Pengunjung)
1. Selam
2. Snorkling
3. Rekreasi Pantai
Sumber: P N Himafan dkk 2013, Adaptasi 2022
Tabel Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata

No. Kegiatan Waktu yang Dibutuhkan Wp- Total Waktu 1 Hari


(jam) Wt-(jam)
1. Selam
2. Snorkling
3. Berenang
4. Berperahu
5. Berjemur
6. Rekreasi Pantai
7. Jet ski
8. Makan dan Minum
9. Memancing
Sumber: Wawancara Survey, Adaptasi 2022

Luas Pantai saat pasang =

Luas Pantai saat surut =

Dan berikut perhitungan dari Analisis Daya Dukung Kawasan :

a. Kegiatan Selam dengan Luas Pasang dan Surut

Daya Dukung Kawasan ( Pasang )=¿

Daya Dukung Kawasan ( Surut ) =¿

b. Kegiatan Snorkling dengan Luas Pasang dan Surut

Daya Dukung Kawasan ( Pasang )=¿

Daya Dukung Kawasan ( Surut ) =¿

c. Kegiatan Rekreasi Pantai dengan Luas Pasang dan Surut

Daya Dukung Kawasan ( Pasang )=¿

Daya Dukung Kawasan ( Surut ) =¿

Anda mungkin juga menyukai