Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI GEOLOGI TEKNIK ABRASI PANTAI ERETAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN INDRAMAYU, PROVINSI JAWA BARAT OLEH: AGUS

SAYEKTI, DKK.
Daerah penyelidikan secara geografis terletak pada koordinat 10802'00" - 1089'30" Bujur Timur dan 6o17'30" - 6o21'00" Lintang Selatan. Secara geografis berturut-turut terletak pada 10822'00" - 10825'30" Bujur Timur dan 6o19'30" - 6o24'00" Lintang Selatan. Morfologi dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan: Satuan morfologi Dataran Delta dan Rawa, Satuan morfologi Dataran Pematang Pantai, dan Satuan morfologi Dataran Aluvial Sungai. Batuan penyusun adalah: Endapan Delta (Qad) yang terdiri dari lanau, dan lempung; Endapan Pantai (Qac) yang terdiri dari lanau, lempung, dan pasir; Endapan Pematang Pantai (Qbr) yang terdiri dari pasir halus sampai pasir kasar, dan lempung; Endapan Dataran Banjir (Qaf) yang terdiri dari lempung pasiran, dan lempung humusan. Sedangkan struktur geologi tidak dijumpai. Berdasarkan peta zona seismik untuk perencanaan bangunan air (FG. Nayoan, 1976) dan peta sebaran gempa (USGS, 1999), daerah penyelidikan termasuk dalam zona 3 dengan percepatan maksimum antara 0,8 - 1,2 g untuk periode ulang 20 tahun, umumnya daerah jarang gempa (pusat gempa berada di luar daerah penyelidikan, data antara tahun 1900 - 1999). Berdasarkan kesamaan litologi, pembentukan dan sifat fisik tanah diketahui 4 (empat) satuan geologi teknik, yaitu: Satuan Lanau Lempungan-Lempung Lanauan [A(mc-cm)]. Daya dukung pondasi dangkal untuk kedalaman pondasi 1 m dan lebar pondasi 1,20 m berkisar antara 1,65 7,15 ton/m2; untuk kedalaman pondasi 2 m dengan lebar pondasi 1,20 m, antara 1,60 12,80 ton/m2; sedangkan untuk pondasi dalam (pondasi tiang) dengan kedalaman 5 - 10 m, antara 3,553 - 23,496 ton/tiang. Kedalaman muka air tanah sekitar 1,0 - 3,6 m, dengan rasa air anta-asin. Kendala geologi teknik: abrasi, banjir, tanah lunak, korosi air

tanah, penurunan tanah, dan tanah mengembang. Satuan Pasir-Pasir Lempungan [A(s-sc)]. Daya dukung pondasi dangkal untuk kedalaman pondasi 1 m dan lebar pondasi 1,20 m berkisar antara 1,65 - 8,25 ton/m2; untuk kedalaman pondasi 2 m dengan lebar pondasi 1,20 m, berkisar antara 1,60 - 9,60 ton/m2; sedangkan untuk pondasi dalam (pondasi tiang) dengan kedalaman 5 - 10 m, berkisar antara 2,849 - 16,896 ton/tiang. Kedalaman muka air tanah sekitar 0,80 - 1,40 m, dengan rasa air tawar-asin. Kendala geologi teknik yang ada adalah banjir dan abrasi. Satuan Lempung-Lempung Lanauan [A(c-cm)]. Daya dukung pondasi dangkal untuk kedalaman pondasi 1 m dan lebar pondasi 1,20 m, berkisar antara 1,65 - 3,30 ton/m2; untuk kedalaman pondasi 2 m dengan lebar pondasi 1,20 m, berkisar antara 3,20 - 6,40 ton/m2; sedangkan untuk pondasi dalam (pondasi tiang kedalaman 5 - 10 m), antara 4,425 - 15,576 ton/tiang. Kedalaman muka air tanah sekitar 0,80 - 5,00 m, dengan rasa air tawar. Kendala geologi teknik: abrasi, banjir, tanah lunak, penurunan tanah, dan tanah mengembang. Satuan Lempung Pasiran [A(cs)]. Daya dukung pondasi dangkal untuk kedalaman pondasi 1 m dan lebar pondasi 1,20 m sekitar 2,75 ton/m2, untuk kedalaman pondasi 2 m dengan lebar pondasi 1,20 m, sekitar 3,20 ton/m2; sedangkan untuk pondasi dalam (pondasi tiang) kedalaman 5 - 10 m daya dukung berkisar antara 13,212 - 21,804 ton/tiang. Kedalaman muka air tanah sekitar 1,00 - 4,80 m, dengan rasa air tawar. Kendala geologi teknik: banjir dan tanah lunak. Akresi terjadi di Pantai Eretan Wetan bagian timur sampai di Tanjung Indramayu dan sedikit di Pantai Balongan. Potensi banjir terdapat di sekitar aliran sungai yang merupakan dataran limpah banjir, seperti di Desa Parean, Kec. Kandanghaur. Tanah lunak dijumpai di seluruh daerah penyelidikan pada lapisan tanah yang mempunyai nilai tekanan konus (nilai sondir) kurang dari 10 kg/cm2. Korosi air tanah terjadi pada daerah yang berdekatan dengan pantai akibat air tanah yang didominasi unsur Cl, dicirikan oleh rasanya yang asin. Potensi tanah mengembang diduga terdapat pada Satuan Lempung-Lempung Lanauan [A (c-cm)] dan Satuan Lanau Lempungan-Lempung Lanauan [A (mc-cm)]. Abrasi pantai terjadi di Pantai Balongan, Pantai Eretan Kulon, dan Pantai Eretan Wetan.

Untuk waktu sepuluh tahun terakhir telah terjadi kemunduran garis pantai sampai sekitar 50 m akibat abrasi pantai di tempat tersebut. Abrasi yang terjadi di Pantai Eretan Kulon telah menyebabkan garis pantainya sudah mendekati badan Jalan Raya CirebonJakarta. Abrasi Pantai Eretan Wetan mengancam rumah-rumah penduduk dan

prasarana umum. Sedangkan abrasi di Pantai Balongan, disamping mengancam pemukiman penduduk, sawah dan tambak; juga infrastruktur milik PERTAMINA. Hasil penyelidikan Balai Pengkajian Dinamika Pantai, Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (Tahun 2002) telah menyarankan penanggulangan abrasi pantai di sebelah utara Unit Pengolahan VI Balongan berupa bangunan penahan abrasi. Saran tersebut juga diacu dalam laporan ini. Bangunan penahan abrasi dimaksud berbentuk simetris dengan bahan utama dari fragmen batuan beku yang disusun rapi dan lapis lindung utama terbuat dari kubus beton ukuran 60 x 60 x 60 cm, tinggi bangunan 3,5 m, lebar crest 1,80 m, dan lebar pondasi 10,20 m (Tipe I) dan disarankan penempatannya di Pantai Balongan tepatnya, sebelah utara lokasi Unit Pengolahan VI Balongan. Untuk penanggulangan abrasi pada Pantai Balongan I ke arah Barat disarankan Tipe II, yaitu bentuk simetris, bahan utama fragmen batuan beku yang disusun rapi, tinggi 3,5 m, lebar crest 1,80 m, dan lebar pondasi 10,20 m. Saran ini atas dasar pertimbangan: menekan biaya, di belakang pantai tidak terdapat struktur bangunan sipil penting, dan masih cukup efektif. Dengan mengacu kepada kasus di Pantai Balongan, penaggulangan abrasi pada Pantai Eretan Kulon dan Eretan Wetan disarankan menggunakan bangunan Tipe III, yaitu bentuk simetris dengan bahan utama dari fragmen batuan beku yang disusun rapi, tinggi bangunan 3,50 m, lebar crest 1,80 m, dan lebar pondasi 10,20 m (Tipe III). Hasil analisis penurunan tanah yang mungkin terjadi akibat beban pondasi 6 ton/m2, yaitu maksimal sebesar 32 cm, disimpulkan dapat ditanggulangi dengan cara penumpukan fragmen batuan beku pada permukaan bagian atas bangunan maksimal 32,32 cm.

Anda mungkin juga menyukai