Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Edison Leo,S.T.,M.T
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Perancangan Konstruksi Gedung
Bertingkat ini dengan tepat waktu. Tugas ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk kelulusan
mata kuliah Perancangan Konstruksi dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Tarumanagara.
Isi dari laporan ini dilengkapi dengan perhitungan-perhitungan, gambar, serta penyelesaian
yang dibutuhkan untuk melaksanakan konstruksi sebuah gedung bertingkat. Dalam kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama proses penyusunan hingga laporan ini selesai, antara lain :
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
ISI...............................................................................................................................
DESAIN KRITERIA
I.1. PENDAHULUAN
Bagunan yang akan dibangun adalah bangunan Perpustakaan 8 lantai, dengan ukuran luas
bangunan kira-kira 675 m2 per lantai. Tinggi lantai tingkat 1 hingga 8 adalah 4m.
Apartement yang merupakan bagian dari tempat umum merupakan bangunan yang harus
memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan usia pemakaian yang cukup lama. Untuk memenuhi
persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan pembangunan bangunan harus memiliki ketentuan
kekokohan struktur dan mempertimbangkan faktor kemanan terhadap bencana gempa bumi.
1. Struktur Atap
Kontruksi atap baja menggunakan Gable Frame dengan menggunakan profil Lipp Channel
Cold Form. Gable Frame menumpu pada kolom-kolom bangunan dengan perletakan sendi.
Berat atap dan berat gording menjadi beban mati merata (dead load). Beban pekerja atau
air hujan menjadi beban hidup (live load). Beban angin (dinyatakan dalam kg/m2)
diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan)
yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Koefisien angin untuk bangunan
tertutup di sisi angin datang adalah +0,8, di sisi angin pergi –0,5 untuk bagian dinding, dan
di sisi angin datang adalah –1 dan –0,18, di sisi angin pergi –0,6 untuk bagian atap segitiga
dengan sudut 𝛼 = 10°. Analisa portal memanjang kebelakang dengan jumlah trave 9 dengan
jarak 4 m di trave tepi dan tengah, dianalisis dengan metode Kleinlogel.
2. Pelat Lantai
Konstruksi pelat lantai menggunakan struktur beton bertulang, two way slab. Pelat lantai
ditumpu oleh balok induk dan balok anak. Kemudian beban disalurkan ke kolom-kolom
yang kemudian diteruskan ke pondasi. Pembebanan terdiri dari beban merata berdasarkan
spesifikasi bangunan yang terdiri dari berat sendiri pelat, berat adukan, berat penutup
lantai, berat plafond, berat ME, dll.
3. Struktur Tangga
Konstruksi tangga dibuat dari beton bertulang. Persyaratan yang digunakan adalah 57cm <
a+2o < 62-65 cm (dimana a= antrede dan o = optrede). Beban hidup tangga digunakan
beban merata sebesar 554.1667 kg/m2 dan beban terpusat yang diletakan di titik-titik yang
dapat menghasilkan momen maksimum. Pada struktur tangga terdapat satu buah bordes
yang terletak di tengah-tengah ketinggian sebelum mencapai lantai atasnya. Perhitungan
dilakukan dengan Analisa Struktur dan dicocokkan dengan menggunakan program
GRASP. Sedangkan perhitungan tulangan dibagi untuk tangga bagian atas dan tangga
bagian bawah, pelat bordes, balok bordes, dan kolom bordes.
4. Balok Anak
Konstruksi balok anak dibuat dari beton bertulang dimana balok anak tersebut menumpu
pada balok induk dengan perletakkan sendi-sendi, Pembebanan terdiri dari beban merata
persegi panjang (berat sendiri balok anak dan beban dari pelat lantai) dan beban merata
trapesium dan segitiga (beban dari pelat lantai). Penulangan dibedakan pada daerah
tumpuan dan lapangan. Untuk penulangan lentur digunakan momen-momen yang
diperoleh dari Analisa Struktur, sedangkan untuk penulangan geser, diperhitungkan
berdasarkan gaya lintang yang bekerja akibat beban-beban luar.
5. Portal
Pembebanan terdiri dari semua beban mati (beban balok induk, beban balok anak, beban
pelat, beban dinding) dan beban hidup pada masing-masing lantai untuk masing-masing
portal. Perhitungan dilakukan dengan metode two cycle moment untuk satu contoh portal.
6. Perhitungan Gempa
Analisis gempa dilakukan dengan cara beban statik ekivalen. Perhitungan terdiri dari
perhitungan berat total bangunan, gaya geser tingkat, momen inersia, dan kekakuan lateral
untuk hubungan balok-kolom pada struktur portal. Koefisien-koefisien gempa diambil
berdasarkan lokasi bangunan, dan kondisi tanah di lokasi dianggap tanah lunak (diambil
kondisi terburuk) dikarenakan kurangnya data. Perhitungan momen dan lintang akibat
gempa dilakukan dengan pendekatan Mutto.
7. Balok Induk
Konstruksi balok induk terbuat dari beton bertulang. Balok induk menumpu pada kolom
dengan perletakkan jepit-jepit. Pembebanan terdiri dari beban merata persegi panjang
(berat sendiri balok anak dan beban dari pelat lantai) dan beban merata trapesium dan
segitiga (beban dari pelat lantai). Penulangan dibedakan pada daerah tumpuan dan
lapangan. Untuk penulangan lentur digunakan momen-momen yang diperoleh dari Analisa
Struktur, sedangkan untuk penulangan geser, diperhitungkan berdasarkan gaya lintang
yang bekerja akibat beban-beban luar.
8. Kolom
Konstruksi kolom terbuat dari beton bertulang. Kolom dari lantai 8 menumpu pada kolom
lantai 8, dan seterusnya sampai kolom lantai 1 menumpu (terjepit pada pondasi di dalam
tanah. Kolom perlu di cek kelangsingannya (kolom pendek atau kolom langsing) sehingga
pembesaran momen dapat ditentukan untuk diperhitungkan atau tidak. Untuk itu perlu
dilakukan perhitungan kekakuan masing-masing kolom untuk faktor panjang efektif
kolom. Perhitungan penulangan kolom berdasarkan gaya aksial dan momen yang terjadi
yang dihasilkan dari program ETABS.
I.3. PEMBEBANAN
Peraturan Pembebanan yang dipakai mengacu pada ketentuan dalam SNI 1727:2013.
Pembebanan untuk pengaruh gempa mengacu pada SNI 03-1726-2012 : Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
Kombinasi pembebanan yang diperhitungkan :
LL = Live Load
E = Earthquake (Gempa)
ATAP
Bentang : 32 m
C 150 x 65 x 20 x 2.3
Ikatan Angin : ϕ 10 mm
Angkur : D16 mm
Panjang Angkur : 545 mm
PELAT LANTAI
Tebal : 125 mm
Andtrede : 240 mm
Optrede : 182 mm
GEMPA
Kategori Resiko : II
BALOK ANAK
Dimensi : 250/500 mm
BALOK INDUK
Dimesi : 400/800 mm
KOLOM