Puji syukur kami panjatkan kehadiarat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkah kepada kami anugrah berupa kenikmatan dan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami dengan sebaik–baiknya.
Struktur dan kontruksi adalah dua hal yang tidak bisa sipisahkan dalam sebuah
bangunan. Jika kita ibaratkan adalah sebagai dua sisi mata uang logam. Secara garis besar
ke dua-duanya sangat penting atau boleh dikatakan saling berkaitan. Dalam
perkembangannya keduanya mengalami inovasi-inovasi (pembaharuan) sesuai dengan
tuntutan jaman yang ada.
Oleh karena itu sebagai seorang ahli atau boleh dikatan seorang yang bergelut
didunia arsitektur dan yang berhubungan dengannya, maka alangkah baiknya jika kita
sedikit banyak mengenal perkembangam struktur-struktur dan kontruksi yang ada dewasa
ini. Ini akan membuat dan mempermudah kita dalam penerapan desain, dan membantu
mempermudah dalam mendesain bagi seorang desainer bangunan. Secara garis besar
pemahaman tentang struktur dan kontruksi bagi orang yang berkecimpung di dunia
arsitektur itu sangat penting.
Diakhir kata Sebagai insan kami tak luput dari kekhilafan, kekurangan dalam
penyusunan makalah kami, maka kami memon maaf yang sebesar-besarnya dan kami
mengharapan pula adanya kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
mengalami tegangan tarik. Struktur membran adalah sebuah alternatif untuk struktur
bentang lebar yang dapat diterapkan untuk penutup atap bangunan. Dasar mekanisme pikul
beban pada struktur membran adalah tarik. Membran yang memikul beban tegak lurus
terhadap permukaannya dapat mengalami deformasi secara tiga dimensi (bergantung pada
kondisi tumpuan dan pembebanannya). Aksi pikul beban ini serupa dengan yang terjadi
pada sistem kabel menyilang. Selain tegangan tarik, terjadi juga tegangan geser tangensial
pada struktur membran.
Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur lainnya seperti kabel atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya
dari angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya). Sistem membran yang
dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus mempertimbangkan bahan tenda
dan arah angin. Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini
menyebabkan tenda dapat terus berdiri.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan struktur membran
dan kabel sebagai alternative lain dari struktur bentang lebar.
Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
mengalami terutama tegangan tarik. Membran adalah suatu lembaran bahan tipis sekali
dan hanya dapat menahan gaya tarik murni. Soap film adalah membran yang paling tipis,
setipis kira – kira 0,25 milimeter yang dapat membentang lebar. Gelembung sabun adalah
contoh klasik yang dapat dipakai untuk mengilustrasikan apakah struktur membran itu dan
bagaimanakah prilakunya. Struktur membran cenderung dapat menyesuaikan diri dengan
cara struktur tersebut dibebani.
Selain itu, struktur ini sangat peka terhdap efek aero dinamika dari angin, efek ini
dapat menyebabkan terjadinya flittering (getaran). Dengan demikian, membran yang
digunakan pada gedung harus di stabilkan dengan cara tertentu hingga bentuknya dapat
tetap dipertahankan pada saat memikul berbagai kondisi pembebanan. Penstabilan dengan
menggunakan prategang pada permukaan membran dapat dilakukan baik dengan
memberikan gaya eksternal yang menarik membran maupun dengan nenggunakan tekanan
internal apabila membrannya berbentuk volume tertutup.
Insinyur Rusia Vladmir Sukhov adalah salah seorang yang pertama yang
mengembangkan perhitungan praktis mengenai tegangan dan lendutan pada struktur
lentur, shell dan membran. Shukkhov mendesain dan merancang 8 struktur lentur dan aula
pameran berstruktur cangkang tipis pada Nizhny Novogorod untuk gereja Colonia Guell.
Dia menciptakan sebuah model lentur menggantung untuk menghitung kekuatan tekan dan
untuk menentukan kolom dan geometri.
2.1.3. Konsep
Dipelopori oleh arsitek sekaligus insinyur Jerman, Frei Otto, yang pertama kali
menggunakan ide konstruksi tensil itu pada aula jerman saat Expo 67 di Montreal. Otto
kemudian menggunakan ide itu untuk asap stadium Olympiade Munich tahun 1972.
Antonio Gaudi menggunakan konsep kebalikannya popularitas struktur atap fabrikasi.
2.1.4. Jenis-Jenis
• Struktur Tenda
• Struktur Pneumatis
Gambar Struktur yang digelembungkan udara dan struktur yang ditumpu oleh udara
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa struktur plat yang digelembungkan udara
jauh lebih mudah runtuh karena tekuk atau karena lipat pada permukaan atas apabila
tekanannya kecil dibandingkan dengan struktur yang ditumpu udara. Pada umumnya,
sistem struktur yang ditumpu udara dapat mempunyai bentang lebih besar daripada
struktur yang digelembungkan.
Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur lainnya seperti kabel atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya
dari angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan (pondasinya).
Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus
mempertimbangkan bahan tenda dan arah angin. Tiang – tiang penyangga fleksibel
terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini menyebabkan tenda dapat terus berdiri.
Suatu struktur membran dapat bertahan dalam dua dimensi, tidak dapat menerima
tekan dan geser karena tipisnya terhadap bentangan yang besar. Beban – beban yang
dipikul mengakibatkan lendutan, karena membran adalah bidang dua dimensi dan karena
merupakan jala – jala yang saling membantu, maka bertambahlah kapasitasnya. Pada
gambar di bawah terlihat sepotong membran yang memikul beban sebagai gaya normal.
Element melendut dan mengadakan lengkungan pada bidang itu dalam dua arah,
yang satu tegak lurus terhadap lainnya seperti dua kabel yang masing – masing menahan
beban. Bentuk lengkungan adalah karakteristik geometris dan dalam penahan beban dalam
dua dimensi, timbul mekanisme pendukung dengan timbulnya geser tangensial yang
bekerja di dalam permukaan bidang.
Dapat dibuktikan bahwa sepotong bahan kertas yang tipis dapat menahan gaya
geser dengan cara dibebani oleh gaya disisi tepi yang tidak terapit.
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa pada bidang itu timbul gaya –gaya geser
tangensial. Beban tegak lurus pada bidang kertas tadi tidak dapat dipikul, seperti halnya
kabel bila dibebani tegak pada arah memanjang. Daya pikul dari membran mengenai geser
tangensial ada hubungannya dengan karakteristik. (Gambar lembar a.1 4,5)adalah
sepotong membran bujur sangkar yang miring ke arah satu sudut. Sisi a – d’ miring
terhadap sisi a – d, dan sisi c – d’ miring terhadap sisi c – d; selisih d – d’ ini disebut
kemiringan geometri dari permukaan membran. Kemiringan disertai lengkungan
mempunyai tingkah laku geometri daripada permukaan membran. Dalam membran yang
miring, kemiringan antara dua gaya geser perbuatan luar biasa dengan mengadakan gaya
keatas.
Dalam hal ini keadaan seimbang diperoleh sebagian dari beban – beban yang
memberi membran kapasitas geser pada permukaan bidang. Selama gaya geser equivalen
dengan tarik dan tekan, kapasitas pendukung beban dapat ditimbulkan oleh membran
apabila besarnya gaya tekan yang ekuivalen dengan geser lebih kecil dari pada aksi tarikan
kabel. Bila tidak demikian halnya, membran berubah bentuk dan hanya dapat menerima
gaya tarik saja.
Membran yang tidak melekuk dapat dipandang sebagai pemikul gaya normal tanpa
berubah bentuk oleh sebab tiga mekanisme, yaitu: aksi kabel oleh karena lengkungan ke
satu arah, aksi kabel dalam arah tegak lurus pada yang kesatu tadi, dan aksi geser terhadap
pemutaran. Ketiga mekanisme itu tidak dapat terjadi, bilamana lengkungan dan pemutaran
tidak ada.
Uraian di muka memperlihatkan bahwa ada dua karakter dasar dari kemampuan
membran. Tegangan membran terdiri atas tarik dan geser, yang selalu ada dalam
permukaan bidang membran dan tidak tegak lurus diatas bidang itu. Aksi membran pada
dasarnya tergantung dari karakteristik bentuk geometrinya, yaitu dari lengkungan dari
miringnya bidang membran.Untuk mendapat gambaran dari lengkungan – lengkungan dari
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa tampak bahwa pada sumbu memanjang
tidak ada pemotongan lengkungan dari garis lurus. Tegak lurus pada pemotongan
lengkungan itu adalah minimum dan pemotongan – pemotongan lainnya lebih panjang.
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa tampak garis – garis dari prinsip
lengkungan secara garis besar. Tegangan tarik pada suatu titik dari membran tidak sama
besar, tetapi tergantung kepada arah masing – masing lengkungan. Bilamana orientasi dari
tegangan memutar terhadap suatu titik, tegangan dapat mencapai maksimum pada suatu
kedudukan dand apat minimum pada kedudukan lain yang tegak lurus. Ini disebut arah –
arah prinsip tegangan. Elemen – elemen yang berorientasi pada arah – arah itu tidak
menimbulkan geser. Geser maksimal ada pada arah 45o dari arah arah tegangan
maksimum dan minimum tadi. Arah prinsip tegangan dapat dianggap sebagai dua kabel
yang tegak lurus yang satu dengan lainnya, sedangkan gaya geser ada diantaranya dengan
arah lain.
Garis – garis prinsip untuk tegangan disebut garis – garis trayektori tegangan pada
bentuk permukaan geometri suatu membran dan tergantung dari sifat bentuk permukaan
dan cara pembebanan beserta kondisi dari peletakkan atau landasam. Analisa kekakuan
konstruksi kabel memperlihatkan bahwa tegangan – tegangan yang terjadi didalamnya
berhubungan erat dengan pembandingan antara bentangan dan lendutan. Sebaliknya
apabila tegangan yang diperkenankan ditentukan, maka semakin besar lendutan,
bertambahlah beban yang dapat dipikul. Dalam membran yang dapat dianggap sebagai
sitem kabel, lebih besar lengkungan makin besar daya pikulnya terhadap beban dari pada
lengkungan yang kecil.
Membran yang bentuk setengah bola dengan semua lengkungan yang sama dan
pembebanan yang terbagi rata, dalam kedua arah berdaya sama. Bila bentuk silinder yang
dibebani dengan tekanan terbagi rata dari sebelah dalam, maka garis lurus sejajar dengan
sumbu memanjang tidak memikul beban karena tidak ada lengkungan. Semua beban
dipikul oleh seluruh panjang busur lingkaran yang tegak lurus pada sumbu memanjang. Ini
disebut tumpukan tegangan, yang besarnya sama dengan dua kali pada bentuk setengah
lingkaran. Apabila pada membran distribusi beban berubah, maka tegangan – tegangan
berubah pula. Tetapi bilamana beban baru itu mencoba mengadakan lekuk, membran tidak
punya kesempatan untuk mengubah bentuk untuk memikul beban itu.
Beberapa jenis beban dapat bekerja pada struktur yang ditumpu udara. Salju adalah
salah satu beban yang berarah ke bawah.pada segmen-segmen bola yang berprofil relatif
rendah, salju dapat menutupi seluruh atap.beban angin adalah masalah utama. Beban
beban yang ditimbulkan oleh angin biasanya kompleks dan terdiri atas tekanan dan isapan.
Gambar Beban angin pada struktur dan Efek angin pada struktur Pneumatis bola
Gaya – gaya pada bentuk membran sederhana biasanya mudah ditentukan. Mula –
mula tinjaulah cincin planar yang mengalami tekanan internal persatuan luas pr berarah
radial keluar seperti terlihat pada gambar 11 – 7. gaya tarik yang timbul pada cincin itu
dapat diperoleh dengan membuat potongan melalui garis tengah cincin dan meninjau
keseimbangan translasinya. Efek translasional total dari tekanan pr adalah jumlah dari
komponen gaya yang bekerja dalam arah yang ditinjau. Efek normal ini sama dengan
tekanan internal yang bekerja pada luas terproyeksi dari cincin. Gaya internal total dari
tahanan adalah 2T dimana T adalah gaya yang terjadi pada ring.
Gaya eksternal akibat efek angin dapat menjadikan strultur berprofil rendah
menjadi menguntungkan. Dengan memotong segmen bola kita dapat memperoleh kondisi
dimana efek angin hanya isapan.gaya angina isap mempinyai kecenderungan mengangkat
atap, bukan menekan ke bawah. Dengan demikian, pemberian tekanan internal juga akan
terpengaruh.
Penulangan sebagai penguat istimewa yang dapat bergeser, diletakkan di atas balon
yang dikempiskan, lemudian di isi dengan cairan beton.Balon diggembungkan dan
mengangkat penulangan beserta betonnya yang ditempatkan oleh suatu rangka per baja
dan digetarkan setelah berhenti menggembung. Bini shell dengan bentangan 40m meter
telah dibangun dengan sukses dan biayanya murah.Apabila bentangan balon untuk atap
yang ditunjang udara menjadi besar, maka tegangan dalam membran akan terlampaui
batasnya. Jadi untuk memperkuat perlu diadakan penulangan.Dengan dipasangkan kanel
gradiasi tinggi, bentangan membran hanya mempunyai jarak – jarak di antara kabel –
kabel, sehingga cukup dengan yang tipis dan ringan, menjadi ekonomis.Kubah birdair
yang dapat menutup bentangan 300 meter, kabel – kabelnya diletakkan pada anyaman segi
tiga dengan jarak 3 meter. Dalam world fair di osaka pada tahun 1970 perencana geiger
telah membuat pavilyun dengan kabel – kabel yang miring dengan jarak 6,75
meter.struktur diangkut pada cincin yang tertekan dari beton prismatis dengan sudut –
sudut yang dibulatkan. Bentangan kira – kira 150 meter kali 85 meter dengan ketinggian
7,5 meter.
Tekanan lebih dari udara dalam ruang adalah 0,0021 kg/cm2. Penyelidikan oleh
weidinger & associates mengembangkan struktur atap dengan tulangan kabel dan di
tunjang oleh udara, dapat membentangi ruangan lebih dari 2000 meter.Balon plastik
sebagai atap untuk menutupi kolom ruang – ruang atsa instalasi darurat lain dapat dipompa
dengan tekanan udara kecil untuk membentuk kubah yang stabil. Tekanan lebih dari udara
hanya 0,0095 kg/cm2 sudah cukup untuk menahan struktur itu. Pintu untuk masuk orang
mengurangi tekanan udara bila terbuka, tetapi tidak berpengaruh karena volume udara
dalam ruang jauh lebih besar daripada lubang pintu.
Cetakan beton dari balon telah digunakan untuk perkembangan rumah iglo, ilham
dari Neff dan direncanakan oleh Noyes dan M. Salvadori, Balon yang semula
mengembung mendukung tulangan anyaman baja.Beton gunine setebal 2,5 sentimeter
disemprotkan dengan pistol untuk beton. Apabila betonnya sudah mengeras, balon
dikempiskan, digulung dan dikeluarkan melalui pintu. Suatu proyek pembangunan industri
yang telah direncanakan oleh Dr. Frei Otto pada tahun 1958, terdiri dari tiga kubah rendah
yang berkelompok .Ketiga bangunan kubah masing – masing mempunyai garis tengah 750
meter dan ketinggian 120 meter. Struktur pneumatik ini diberi kulit atap dari anyaman
kawat baja yang dibungkus dengan plastik dan dicat dengan film tipis dari alumminium
untuk penyerapan dan emisi akibat radiasi panas matahari. Tekanan angin dari sebelah
dalam kubah dengan kecepatan 4 meter tiap detik sudah cukup untuk mempertahankan
bentuk dari kubah – kubah yang pendek.Tekanan dinamis dari angin yang berkembang,
Atap membran dapat dibuat dari kain, plastik, baja, alumminium dan beton tulang.
Dari membran metal dapat dibuat atap bulat yang memikul beban dengan daya tarik cukup
kaku dan sifatnya permanen. Beton bertulang dengan tulangan baja gradasi tinggi atau
beton prategang dapat menahan gaya tarik yang besar. Metal ringan cenderung akan
melekuk, sedangkan beton tidak, maka tebalnya beton perlu ditingkatkan. Tetapi bilamana
terlalu tebal, akan mempunyai ciri khas dari pelat. Jadi tebal beton sebagai membran harus
dibatasi ketebalannya seminimal mungkin.
Kubah bulat terbentuk dari bidang rotasi yang keseluruh tepi bawah didukung
landasan dan dibebani tegak lurus secara simetris. Dari segi struktural, kubah itu
mempunyai karakter geometri. Pada cangkang kubah aksi simetri potongan–potongan
yang melalui garis meridian dan potongan–potongan tegak lurus kepadanya merupakan
lengkungan prinsip dan juga menjadi potongan–potongan tegangan utama.Busur
lengkungan mempunyai sifat funikuler atau sifat seperti batang–batang segi banyak gaya
pada lengkungan untuk satu pasang beban–beban. Tetapi meridian–meridian kubah
mempunyai sifat untuk tiap pasangan beban–beban yang simetris. Hal ini disebabkan oleh
karena tingkah laku lengkungan tertutup tidak mendapat dukungan dari sisi samping.
Membran dapat berubah bentuk bilamana memikul beban. Perubahan bentuk itu
akibat dari timbulnya tegangan tekan. Tetapi cangkang kubah dapat menahan tekan; beban
langsung pada paralel dan meridian tidak dapat seluruhnya dipikul.Tentunya ada
mekanisme ketiga yang ditimbulkan untuk keseimbangan, yaitu mekanisme yang menahan
geser. Tegangan–tegangan tidak akan terlampaui karena tekan dan tarik murni. Geser
dalam permukaan bidang mengadakan keseimbangan antara beban luar dan cangkang
kubah bulat, tanpa mengubah bentuk. Dengan mengadakan mekanisme geser maka kubah
dapat dikatakan tahan terhadap semua beban. Dalam keadaan tertentu struktur kubah
adalah stabil, termasuk juga tahan beban tekanan angin dari sisi samping. (gambar lembar
4 no. 4)
Cangkang berbentuk setengah silinder atau “barrel” dipakai untuk atap suatu ruang
yang persegi panjang. Biasanya didukung oleh rangka yang kaku pada bidangnya di ujung
– ujung dan tegak lurus ke arah memanjang barrel yang membengkok. Cangkang itu dapat
dianggap sebagai kombinasi balok-balokdalam arah memanjang dan dalam arah melintang
sebagaim lengkungan busur furnikuler yang istimewa. Tegangan membran arah
memanjang terbagi rata dalam potongan lengkungan pada seluruh panjang. Serat – serat
bagian atas tertekan dan serat – serat bagian bawah tertarik.
Sebetulnya aksi barrel tidak sama dengan aksi balok karena potongan balok adalah solid
dan tidak melengkung; sedangkan pada cangkang tipis potongan lintang mengakibatkan
simpangan dan dapat mengecil ke arah dalam.Pada barrel yang pendek pengaruh
deformasi pada potongan lintang lebih kecil. Tegangan arah memanjang lain daripada
distribusi balok lurus. Pada potongan melintang ada titik – titik yang pembagian
tegangannya merupakan lengkungan. Di bagian atas dan bawah serat – serat tertarik,
sedangkan di bagian tengah tertekan. Apabila pada potongan melintang ada penjagaan
terhadap deformasi dengan mengadakan pengaku-antara di sepanjang barrel atau
ditiadakan sambungan menerus untuk barrel lainnya, maka distribusi tegangan menjadi
linier.
Stabilitas bentuk konstruksi ini dikendalikan oleh 2 faktor. Kesatu, tekanan pada
tiap titik dari membran yang menyebabkan tegangan tarik harus cukup untuk menahan
semua kondisi pembebanan dan untuk menjaga agar tidak terdapat tegangan tekan pada
membrane. Kedua, tegangan membrane pada setiap titik dengan kondisi pembebanan
harus lebih kecil daripada tegangan yang diperkenankan pada bahan.
Ada beberapa masalah dalam desain struktur tenda dan jaring, antara lain:
• Kelengkungan
Banyak struktur membran yang ditumpu oleh sederetan titik tumpu diskret. Titik
tingi utama biasanya dibentuk dengan menggunakan kepala (masts) tekan yang cukup
besar. Masts seperti ini didesain sebagai kolom besar yang hampir selalu berujung sendi.
Titik rendah utama biasanya dihubungkan ke tanah. Pada gambar di bawah menunjukkan
bahwa karena tegangan membran lokal yang akan terjadi di permukaan yang di atas titik
tinggi akan sangat besar, maka digunakan celah untuk mengurangi tegangan
membran.membran itu terikat pada cincin yang akan mendistribusikan gaya internalsecara
lebih rata ke tumpuan-tumpuan titik. Cincin tersebut, pada gilirannya, dihubungkan dengan
mast.
2.1.7. Material
Terbuat dari bahan sintetil, thermoplastik alami dan memiliki titik lebur yang
rendah. Semua bahan tersebut mudah terbakar.
Kelemahan pada struktur membran antara lain sangat peka terhadap efek aerodinamika
sehingga mudah mengalami getaran dan tidak dapat menahan beban vertikal. Tapi struktur
membran juga banyak memiliki kelebihan antara lain struktur ini bisa digunakan untuk
membuat bentukan-bentukan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, contoh:
seperti permukaan bola, struktur ini sifatnya ringan sehingga tidak memberatkan
bangunan, contoh: tenda dan sangat cocok untuk bangunan yang tidak permanen atau semi
permanen serta bisa untuk bentang yang lebar.
2.2.1 Pengertian
Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya
tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang
menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan
struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik,
sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.
2.2.2 Sejarah
Gambar Struktur atap kabel pada Roman Colosseum,abad ke 70 SM. Kabel tali membentang
secara radial melintasi struktur terbuka. Bentang struktur adalah 620 ft(188 m) pada sumbu
manjor dan 513 ft (156 m) pada sumbu minor (dari durm).
Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-19 di
Amerika, yaitu pada saat James Findley mengembangkan jembatan gantung yang dapat
memikul beban lalu lintas. Findley membangun jembatannya untuk pertama kali pada
tahun 1810 diJacobs Creek, Uniontown, Pennsylvanis dengan menggunakan rantai besi
fleksibel. Inovasi Findley bukalah kabelnya melainkan penggunaan dek jembatan yang
diperkaku yang pengkakunya diperoleh dengan menggunakan rangka batang
kayu.Penggunaan dek kaku ini dapat mencegah kabel penumpunya berubah bentuk
sehingga bentuk permukaanjalan juga tidak berubah.
a. Beban mati struktur merupakan beban terdistribusi. Bentuk kabel adalah parabolik.
c. Membuat dek jembatan kaku pada arah longitudinal, gaya-gaya pada kabel yang
disebabkan oleh beban terpusat akan terdistribusi secara lebih merata. Bentuk kabel dan
bentuk dek akan relatif konstan.
Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya dibangun,
misalnya jembatan Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunel) dan jembatan Brooklyn (oleh
John Roebling). Banyak pula jembatan modern yang di bangun setelah itu, misalnya yang
membentangi Selat Messina dengan bentang tengah sekitar 5000 ft (1525 rn) dan jembatan
Verazano-Nanrows yang bentang tenggahnya 4260 ft (1300 m).
Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada
kebutuhan akan bentang yang sangat besar. Meskipun James Bogardus telah memasukkan
proposal kepada Crystal Palace path New York Exhibition pada tahun 1853, yang
mengusulkan atap gedung berbentuk lingkaran dan besi tuang berdianmeler 700 ft (213 m)
digantung dari rantai yang memancar dan ditanam pada menara pusat, struktur pavilyun
pada pameran Nijny-Novgorood yang oleh V. Shookhov pada tahun 1896 dianggap
sebagai awal mulainya aplikasi pada gedung modern. Struktur-struktur yang dibangun
berikutnya adalah persis lokomotif pada Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan
Livestok Pavillion yang dibangun di Raleigh, North Carolina pada sekitar tahun 1950 itu
sangat banyak dibangun gedung yang menggunakan struktur kabel.
Hal penting yang mendasar dalam mempelajari pelengkung dan kabel ialah
pengetahuan mengenai kurva atau kumpulan segmen elemen-garis-lurus yang membentuk
funicular untuk pembebanan yang diberikan. Secara alami bentuk furnicular akan
diperoleh apabila kabel yang bebas berubah bentuk kita bebani. Kabel yang berpenampang
melintang konstan dan hanya memikul berat sendirinya dan mempunyai bentuk catenary.
a. Beban terpusat : kumpulan bentuk funikular untuk beba tipikal. Apabila tinggi struktur
funikular berkurang, maka gaya dalam akan bertambah, an begitu pula sebaliknya.
Seperti terlihat pada gambar ada kelompok bentuk funicular untuk beban-beban
tertentu padanannya karena hanya bentuklah yang merupakan respons furnicular, bukan
nilai absolutnya.
Besar gaya yang timbul pada pelengkung ataupun kabel bergantung pada tinggi
relatif bentuk funicular dibandingkan dengan panjangnya. Selain itu, besarnya juga
tergantung pada lokasi dan besar beban yang bekerja.Semakin tinggi pelengkung atau
kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul pada struktur, begitu pula sebaliknya.
a. Gaya-gaya pelengkung. Hanya gaya tekan yang timbul pada pelengkung ideal. Gaya
maksimum terjadi reaksi
b. Gaya-gaya kabel. Hanya gaya tarik yang timbul pada kabel. Gaya maksimum terjadi
pada reaksi
Sebelum ini kita telah membahas kabel sebagai elemen gantung tunggal sederhana.
Selain itu, kabel banyak juga digunakan untuk hal lain. Struktur kabel lebih tepat
dikategorikan sebagai struktur gantungan (suspension structures) atau cable-stayed
structur.Struktur gantungan secara khas dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu (1)
struktur berkelengkungan tunggal, yaitu yang dibuat dengan meletakkan kabel-kabel
sejajar, menggunakan permukaan yang dibentuk oleh balok-balok atau plat yang
membentang di antara kabel-kabel; (2) struktur berkelengkungan ganda, yaitu
menggunakan kabel-kabel menyilang dan berkelengkungan saling berlawanan serta
membentuk permukaan atap utama; dan (3) struktur kabel ganda, yaitu kabel ganda yang
Masalah kritis dalam desain setiap struktur atap yang menggunakan adalah efek
dinarnis yang diakibatkan oleh angin, yang tidak begitu berpengaruh kepada struktur
pelengkung. Apabila angin bertiup di atas atap, akan timbul isap. Apabila besar isapan
akibat angin ini melampaui beban mati struktur atap sendiri, maka permukaan atap akan
mulai naik. Pada saat atap mulai naik bentuknya menjadi sangat berubah, gaya di atas atap
akan berubah karena dan distribusi gaya angin pada suátu benda bergantung pada bentuk
benda tersebut. Karena gaya angin berubah, maka struktur fleksibel tersebut akan berubah
lagi sebagai respons terhadap beban yang baruini. Proses ini akan berulang. Sebagai
akibatnya, atap tidak dapat mempunyai bentuk tetap, dan akan bergetar (flutter) selama ada
gaya angin. Cara utama mencegah hal ini ialah dengan menggunakan permukaan atap yang
berat sehingga flutter dapat dicegaholeh beban matinya. Alternatif lain adalah dengan
menggunakan sistem kabel menyilang atau stayed-cable seperti terlihat pada gambar.
b. Pada saat atap berubah bentuk sebagai akibat gaya isap, efek angin terhadap bentuk
baru menjadi gaya tekan (bukan gaya isap) hal inilah yang menyebabkan atap berubah
pada bentuk a lagi.
c. Pada saat atap bergerak keatas dan kebawah, efek angin adalah tekan dan isap secara
bergantian. Yang mengakibatkan getaran secar konstan pada atap.
Prategang 2 D
Dari grafik hubungan P dan Δl untuk kedua tali memperlihatkan bahwa tali dengan
gaya prategang akan mempunyai deformasi yang jauh lebih kecil. Bila beban P sudah
mencapai kondisi detension (tegangan tali pada bagian bawah menjadi nol), maka grafik
hubungan P dan Δl kembali menjadi paralel dengan grafik untuk tali tanpa tegangan.
Bila kedua tali sekarang dibebani dengan beban terpusat P seperti pada Gambar 2,
maka grafik P dan Δ kedua tali tersebut memperlihatkan kabel dengan prategang (V ≠ Δ)
mampu untuk memikul beban melintang secara lebih efektif, yaitu deformasi lenturnya
menjadi jauh lebih kecil dibandingkan dengan Δ untuk tali tanpa prategang (V = Δ). Dari
kedua contoh tersebut, terbukti bahwa gaya prategang pada kabel selain akan
meningkatkan “kekakuan” arah aksial juga akan meningkatkan lenturnya.
Teknik prategang akan lebih efektif bila digunakan pada jaringan kabel untuk atap
bangunan yang dirancang sebagai geometri ruang (3D) yang mempunyai bentuk lengkung
ganda yang saling berlawanan (anti klastis) atau bentuk pelana , di mana kedua kabel yang
saling bersilangan tersebut mempunyai pusat lengkung berlawanan dengan posisi di atas
dan di bawah (Gambar 3). Dengan demikian gaya prategang pada kedua kabel tersebut,
akan saling menstabilkan diri pada saat memikul beban luar.
GambarSingapore Flyer adalah contoh dari sistem struktur roda sepeda dan jari-jari,
berdiameter 165 meter, menggunakan kabel baja prategang sebagai jari-jarinya.
Sumber :http://www.google.com
Gambar Aplikasi teknik prategang pada jaringan kabel 3D dengan bentuk lengkung ganda
antiklasts menghasilkan sistem struktur yang stabil dan kaku. Beban p1 akan bersama-sama
dipikul oleh kabel prategang a dan b yang mempunyai lengkung yang berlawanan.
Gambar Prinsip transfer gaya prategang dari kabel utama dan kabel tepi ke jaringan kabel
Bentuk gambar 3 dimensi dari jaringan kabel, ditentukan dengan mengikat jaringan
kabel pada beberapa tiang penyangga yang menjulang tinggi ( pylon ), disebut sebagai titik
atas (high point), dan berapa titik ikatan untuk dapat menarik jaringan kabel kebawah, da
diikat pada bagian pondasi. Titik penarikan ini disebut titik bawah ( low point ). Metode
ini digunakan untuk menentukan geometri yang sebagai teknik pencarian bentuk ( form
finding ) dari konstruksi atap jaringan 3 dimensi dperkenalkan oleh free otto.
Setelah struktur ini sukses, kemudian diaplikasikan pertama kali digedung pameran
deutsche pavilion di monteral kanada tahun 1967 dengan menggunakan sistem jaringan
kabel 3 dimensi dengan menggunakan 8 penopang baja yang menjulang tinggi sebagai titik
atas,maka bentuk arsitektur jaringan kabel baja dan penutupnya sebagai atap dari ruangan
pameran, menampilkan arsitektur bangunan tenda yang memilki bentang yang sangat
lebar, selebar 8000 m2 dengan 8 penopang dengan tinggimaksimum 38 meter, sehingga
praktis terkesan tanpa kolom. Jaringan kabel diikat pada jaringan kabel utama tepi, yang
Struktur utama dari jaringan kabel ini terdiri dari jaringan kabel dengan bentuk
lengkung ganda antiklastis, digantung pada penopang sebagai titik atas, ditarik untuk
memberikan gaya prategang dan diangkur pada pondasinya, sebagai titk bawah. Perilaku
struktur kabel terhadap angin menunjukan bahwa gaya prategang yang diberikan pada
jaringan kabel menjadikan struktur atap kaku sehingga atap stadion tidak mengalami
getaran pada angin topan sekalipun.
Form Finding
Proses form finding dilakukan pada saat pradesain sampai ke tahap desain konsep
bangunan, dan dikerjakan dengan melakukan berbagai eksperimen untuk mendapatkan
variasi bentuk bangunan. Setelah ada kepastian bentuk geometrinya, maka secara
tepatgeometri bangunan akan dihitung dengan metoda matematik numerik.
Karena elemen-elemen struktur kabel ini umumnya tidak selalu bersilangan secara
orthogonal, diperlukan desain bentuk dari titik pertemuan antara kabel.Setiap titik
pertemuan dari kabel selain harus memenuhi syarat kekuatan dan kemudahan pemasangan,
juga harus dipertimbangkan secara estetika.
Sesuai dengan fungsinya resultan gaya pada kabel utama harus dapat dibelokkan.
Sebagai lintasan dari pembelokan kabel utama.Umumnya digunakan konstruksi dudukan
bentuk pelana, dengan radius tertentu. Sedangkan bila diperlukan perubahan arah gaya
dimana sudut belokan kecil dan panjang kabelnya terbatas, maka direncanakan dengan
sistem dimana kabel-kabel tersebut diputus pada daerah tersebut, untuk kemudian kabe
tersebut akan bertemu pada konstruksi plat simpul 3D.
GambarPelengkung kabel untuk lintasan yang memerlukan perubahan arah kabel, misal
untuk membelokan kabel utama pada tepi jaringan kabel
Elemen penumpu.Selain kabel atap aktual, elemen struktural lain (tiang, penguat
dan sebagainya) diperlukan untuk membentuk struktur gedung. Elemen - elemen tersebut
pada umumnya memikul kabel dan merupakan sarana untuk meneruskan gaya vertikal dan
horizontal ke tanah.
a) Tumpuan pier vertikal yang menumpu ujung-ujung kabel mengalami gaya aksial tekan
yang berasal dari komponen vertikal reaksi kabel dan mengalami momen lentur yang
berasal dari komponen horizontal reaksi kabel. Sistem ini hanya baik untuk kabel yang
mempunyai bentang relatif pendek.
b) Tumpuan guyed mast komponen horizontal gaya ujung kabel diserap ole guy diagonal
untuk selanjunya diteruskan ke tanah. Masts (tiang) vertikal hanya mengalami gaya aksial
tekan. Sistem ini baik untuk kabel bergantung panjang.
Cara yang lain dari yang telah disebutkan di atas terlihat pada Gambar cdimana
masts (tiang) mempunyai arah miring, bukan vertikal. Pada kasus demikian, sebagian gaya
horizontal dipikul oleh tiang miring, dan sisanya dipikul oleh kabel guy. Dengan demikian,
gaya aksial tekan pada tiang (masts) menjadi bertambah sehingga ukurannya bertambah.
Sebaliknya, adanya kemiringan masts mengurangi gaya pada kabel guy, dan juga
memudahkan desain fondasi untuk guy.
Pada pembahasan di atas, penentuan sag pada kabel merupakan variabel penting
karena panjang pier maupun masts berhubungan langsung dengan nilai itu. Sag semakin
tinggi berarti elemen penumpu semakin penting. Sag yang mempunyai perbandingan
tinggi : bentang lebih kecil daripada sepertiga biasanya memberikan hasil yang optimum.
Perbandingan sag : bentang sekitar 1: 8 sampai 1 : 10 sering digunakan.
Desain terhadap Efek Angin. Seperti telah disebutkan di atas, kestabilan kabel yang
mengalami gaya angin sangat penting karena adanya fenornena flutter (getaran). Meskipun
pembahasan fenomena getaran pada buku ini tidak mendalam, di sini ditinjau sepintas
desain yang memperhitungkan efek tersebut.
Ada beberapa cara dasar untuk mengatasi masalah getaran akibat gaya angin. Salah
satunya adalah memperbesar beban mati pada atap sehingga memperbesar gaya tarik kabel
dan mengubah frekuensi alaminya. Cara lain adalah dengan memberikan kabel guy sebagai
angker pada titik-titik tertentu untuk mengikat struktur ke dalam tanah. Ada pula yang
menggunakan kabel menyilang atau sistem kabel rangkap.
a) Kabel – kabel cekung rangkap. Kabel pratarik dihubungkan oleh elemen struktur
sekunder.
Pada kedua struktur, beban eksterna ldan gaya pratarik menyebabkan timbulnya gaya
horizontal besar pada elemen penumpu. Gaya ini dapat dipikul oleh sistem kabel seperti
terlihat pada Gambar (a). Cincin tekan kontinu yang pada umumnya terbuat dari baja
sering digunakan untuk memikul gaya tersebut seperti terlihat pada Gambar (b). Karena
cincin itu memikul gaya horizontal, kolomnya hanya memikul beban vertikal.
Perilaku dinamis pada jenis atap yang telah disebutkan di atas cukup menarik untuk
dipelajari. Seperti telah disebutkan, frekuensi alami getaran kabel bergantung pada gaya
tarik yang ada pada kabel. Karena kedua kabel mempunyai gaya tarik berbeda, jelas bahwa
masing-masing mempunyai frekuensi alami getaran yang berbeda. Frekuensi alami getaran
kabel bawah akan selalu berbeda dengan frekuensi alami kabel atas. Pada saat gaya
eksternal akan memaksa terjadinya getaran dengan ragam dasar pada satu kabel, kabel
lainnya cenderung meredamnya karena adanya perbedaan frekuensi alami tersebut
sehingga osilasi dapat diredam.
2.2.9 MATERIAL
Kabel yang digunakan biasanya berdasarkan keperluan atau beban yang dipikulnya.
Macam tipe kabel menurut standar DIN 18 800 seluruh kabel yang digunakan untuk
struktur bangunan dikategorikan sebagai high tensile members. Secara struktur kabel-kabel
tersebut mempunyai kekuatan rencana yang lebih tinggi dari pada batang tarik baja,
sehingga luas penampang yang sama dapat memikul beban yang lebih besar berdasarkan
standar dan kegunaannya.
Untuk keprluan konstruksi bangunan, dikenal dengan tiga type penampang kabel,
yaitu spiral stands, full locked cables dan structur wire ropes untuk konstruksi khusus.
Gambar jenis kabel konstruksi. 1 Spiral strands; 2 Full locked coil pic; 3 Structural wire ropes
Spiral strands terutama digunakan untuk membangun dimana bebannya relatif kecil
seperti untuk pendukung antena telekomunikasi, cerobong asap, ikatan angin (bracing)
pada jaringan kabel, struktur kayu dan baja. Spriral strands diproduksi dengan diameter
antar 5 mm sampai dengan 40 mm. Spriral strands hanya terdiri dari dari susunan kawat-
kawat yang berpenampang lingkaran, akibatnya terdapat celah-celah antara spiral strand,
sehingga tipe ini dikelompokkan pada material yang kuran tahan terhadap bahaya korosi.
1. Mempunyai E modulus yang tinggi dan permukaan kabel mempunyai daya tahan tinggi
2. Permukaan kabel tertutup, sehingga tahan terhadap korosi
3. Penampang kabel bagian dalam atau bagian intinya terdiri dari kawat-kawat dengan
penampang lingkaran, sedangkan bagian berpenampang dengan bentuk Z.
Structural wire ropes, terutama dipasang sebagai kabel tepi pada struktur membran
(textile structure). Memilki sifat yang fleksibel berdasarkan standart yang telah di ataur
dalam produksinya.
Standar umur dan keamanan dari struktur kabel baja sangat ditentukan oleh teknik
perlindungn terhadap korosi. Sistem anti karat harus menjamin keamanan dan umur dari
konstruksi. Sistem anti karat kabel dapat dibagi dalam beberapa langkah :
1. Anti karat secara konstruktip, yaitu mengusahakan agar air hujan jangan sampai
terperangkap pada sambungan-sambungan kabel.
2. Anti karat pada setiap kawat.
3. Anti karat bagian dalam kabel.
4. Anti karat pada permukaan kabel.
Lapisan anti karat yang umum digunakan adalah lapisan ZINK.
Sesuai dengan struktur yang ditentukan dan kami bahas yaitu Struktur Membran
dan Kabel, maka kami mengambil studi kasus pada bangunan yang menggunakan kedua
struktur tersebut yaitu Khan Shatyr Entertainment Center.
Ketinggian : 150 m
Biaya : US$400,000,000
» Bagian Atas
» Bagian Bawah
Bagian Bawah memiliki bentuk berupa elips yang memanjang ke arah belakang dengan
diameter 200 m dengan luas lantai dasar 100.000 m². Di dalamnya terdapat lampu sorot
berwarna warni yang di arahkan ke membran sebagai daya tarik dari luar pada malam hari.
Bagian atas terdiri dari membran transparan dengan ketinggian penyangga membran
hingga 150 m, posisinya berada pada bagian bawah.
Struktur atap pada bangunan Khan Satyr menggunakan struktur membran berupa
ETFE. Membran ini ditopang menggunakan struktur berupa jaringan kabel. Bahan
membran yang transaparan memungkinkan sinar dan cahaya matahari dapat masuk ke
dalam bangunan sehingga menciptakan suasana di dalam bangunan serasa seperti alam
terbuka, terutama untuk fasilitias pantai buatan dan mini golf.
Bangunan bagian atas merupakan bangunan utama dengan atap berupa membran-
transparan dengan ketinggian penyangga membran hingga 150 meter dari permukaan
tanah. Posisinya tepat berada di atas bangunan bagian bawah
-The steelwork has come from Turkey and the cables and foil from Germany.
Kabel di gunakan sebagai struktur ketegangan pada atap yang berfungsi sebagai penyalur
beban dan kabel yang miliki sifat yang efisien dan sangat ringan. Terdiri dari 192 radial
cables, 16 circumferential cables
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem membran yang bisa dipakai adalah membran jaring dan tenda, membran
pneumatrik jarang dipakai pada bangunan rendah dan sedang karena membutuhkan
tekanan udara yang menyulitkan dalam aplikasi.
Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur kabel atau struktur space frame, karena sistem membran bila terkena gaya dari
angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya). Oleh karena itu kabel
berfungsi sebagai penyalur beban, namun untuk srtuktur membran (tenda) murni maka
gaya akan disalurkan langsung ketumpuan (patok) tanpa bantuan kabel sebagai penyalur,
contohnya pada kemah-kemah kecil dengan bentang kecil.
Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus
mempertimbangkan bahan tenda dan arah angin. Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap
gaya tekan oleh angin, hal ini menyebabkan tenda dapat terus berdiri. Tiap gaya yang
terjadi pada jaring (tenda) akan disalurkan ke kabel-kabel silang di bagian bawah jaring
yang kemudian disalurkan menuju tiang dan disalurkan ke kabel dan tanah. Pada bagian
tertentu ada pula gaya yang langsung disalurkan menuju kabel dan tanah tanpa melalui
tiang penyangga.
3.2 SARAN
Dalam pemilihan bahan untuk struktur fabric tension/membrane harus bahan yang
bersifat tahan angin dan tahan beban. Bahan tiang adalah bahan yang bersifat tahan beban
dan padat untuk berdiri.