Anda di halaman 1dari 60

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiarat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkah kepada kami anugrah berupa kenikmatan dan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami dengan sebaik–baiknya.

Struktur dan kontruksi adalah dua hal yang tidak bisa sipisahkan dalam sebuah
bangunan. Jika kita ibaratkan adalah sebagai dua sisi mata uang logam. Secara garis besar
ke dua-duanya sangat penting atau boleh dikatakan saling berkaitan. Dalam
perkembangannya keduanya mengalami inovasi-inovasi (pembaharuan) sesuai dengan
tuntutan jaman yang ada.

Oleh karena itu sebagai seorang ahli atau boleh dikatan seorang yang bergelut
didunia arsitektur dan yang berhubungan dengannya, maka alangkah baiknya jika kita
sedikit banyak mengenal perkembangam struktur-struktur dan kontruksi yang ada dewasa
ini. Ini akan membuat dan mempermudah kita dalam penerapan desain, dan membantu
mempermudah dalam mendesain bagi seorang desainer bangunan. Secara garis besar
pemahaman tentang struktur dan kontruksi bagi orang yang berkecimpung di dunia
arsitektur itu sangat penting.

Diakhir kata Sebagai insan kami tak luput dari kekhilafan, kekurangan dalam
penyusunan makalah kami, maka kami memon maaf yang sebesar-besarnya dan kami
mengharapan pula adanya kritik dan saran dari para pembaca sekalian.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 4


1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 5
1.3. BATASAN MASALAH ................................................................................... 5
1.4. SKEMATIKA PENULISAN ............................................................................ 5

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. STRUKTUR MEMBRAN ................................................................................. 6

2.1.1 Pengertian Struktur Membran ...................................................................... 6

2.1.2 Sejarah Struktur Membran ........................................................................... 6

2.1.3 Konsep .......................................................................................................... 6

2.1.4 Jenis-Jenis ..................................................................................................... 6

2.1.5 Sistem Pembebanan dan Gaya...................................................................... 9

2.1.6 Sistem Stabilisasi ........................................................................................ 18

2.1.7 Material ...................................................................................................... 20

2.1.8 Kelebihan Kekurangan Struktur Membran ................................................ 20

2.2. STRUKTUR KABEL ....................................................................................... 21

2.2.1 Pengertian ................................................................................................... 21

2.2.2 Sejarah ........................................................................................................ 21

2.2.3 Bentuk Funicular ........................................................................................ 24

2.2.4 Tinjauan Desain Khusus ............................................................................. 26

2.2.5 Fisika Struktur Kabel.................................................................................. 31

2.2.6 Detail Dan Sistem Pengakhiran Kabel ....................................................... 36

2.2.7 Dudukan untuk pelengkung kabel .............................................................. 37

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


2
2.2.8 Desain Struktur Kabel ................................................................................ 37

2.3. STUDY KASUS ............................................................................................... 44

2.3.1 Gambaran Umum Khan Satyr ................................................................... 44

2.3.2 Tentang Khan Shartyr ................................................................................ 45

2.3.3 Fungsi Fasilitas Khan Shatyr ...................................................................... 45

2.3.4 Spesifikasi Khan Shatyr ............................................................................. 46

2.3.5 Struktur Atap Khan Shatyr ......................................................................... 48

2.3.6 Struktur Pondasi Khan Shatyr .................................................................... 49

2.3.7 Struktur Kabel Khan Shatyr ....................................................................... 49

2.3.8 Struktur Membran Khan Shatyr ................................................................. 50

BAB 3 PENUTUP

3.1. KESIMPULAN ................................................................................................ 51

3.2. SARAN ............................................................................................................ 51

LAMPIRAN GAMBAR ............................................................................................ 52

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam suatu bangunan, struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dari
bangunan tersebut. Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang
memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur
pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang yang di dalamnya karakter keseluruhan itu
mendominasi interelasi bagian-bagiannya (Schodeck, 1998 : 3).

Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
mengalami tegangan tarik. Struktur membran adalah sebuah alternatif untuk struktur
bentang lebar yang dapat diterapkan untuk penutup atap bangunan. Dasar mekanisme pikul
beban pada struktur membran adalah tarik. Membran yang memikul beban tegak lurus
terhadap permukaannya dapat mengalami deformasi secara tiga dimensi (bergantung pada
kondisi tumpuan dan pembebanannya). Aksi pikul beban ini serupa dengan yang terjadi
pada sistem kabel menyilang. Selain tegangan tarik, terjadi juga tegangan geser tangensial
pada struktur membran.

Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur lainnya seperti kabel atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya
dari angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya). Sistem membran yang
dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus mempertimbangkan bahan tenda
dan arah angin. Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini
menyebabkan tenda dapat terus berdiri.

Untuk struktur-struktur yang mendapat kestabilannya dari gaya-gaya prategang


eksternal, penerapan prinsip desain yang mengharuskan tarik permukaan harus
dipertahankan, pada umumnya mengandung arti bahwa gaya prategang harus besar dan
atau kelengkungan pada permukaan harus dipertahankan. Daerah yang luas dan datar pada
membran biasanya dihindari karena untuk ini dibutuhkan gaya prategang relatif besar
untuk mempertahankan luas tersebut apabila beban bekerja padanya. Perlu diingat bahwa
apabila sag kabel mendekati nol, maka gaya tarik kabel akan menjadi besar tak hingga.
Sebaliknya, gaya prategang yang sangat besar diperlukan untuk mempertahankan kabel
pada konfigurasi sag nol dibebani. Fenomena umum yang sama juga terjadi pada struktur
kulit bertegangan.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan struktur membran
dan kabel sebagai alternative lain dari struktur bentang lebar.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian dari Mebran Struktur/Fabric Tension dan Struktur Kabel?
1.2.2 Apa Komponen-komponen struktur bentang lebar ?
1.2.3 Apa beban yang bekerja pada struktur bentang lebar ?

1.3 BATASAN MASALAH


Adapun batasan masalah dalam penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut :
1.3.1 Pengertian struktur bentang lebar dan pengertian struktur bentang lebar struktur
membran/fabric tension
1.3.2 Apa saja komponen-komponen struktur bentang lebar.
1.3.3 Beban-beban yang bekerja pada struktur bentang lebar.
1.3.4 Studi kasus tentan bangunan bentang struktur membran atau Fabric Tension

1.4 SKEMATIKA PENULISAN


Lembar pertama tentang kata pengantar sebagai pembuka dari makalah.Lembar ke
dua tentang Bab 1 yang berisi Pendahuluan yang menjelaskan Pembuka dan penjelasan
tentang struktur bentang lebar, rumusan masalah, batasan masalah, dan skematika
penulisan.Bab 2 berisi tentang pembahasan makalah struktur bentang lebar struktur
membrane/fabric tension. Sebagai berikut Pengertian Struktur Bentang Lebar dan Struktur
membrane/fabric tension, komponen-Komponen Struktur Bentang Lebar dan struktur
membrane/fabric tension, Kolom, Prinsip Desain Kolom. Bab 3 berisi tentang studi kasus
bentang lebar stuktur membrane/fabric tension.Bab 4 berisi tentang penutup dan saran.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. STRUKTUR MEMBRAN

2.1.1. Pengertian Struktur Membran

Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
mengalami terutama tegangan tarik. Membran adalah suatu lembaran bahan tipis sekali
dan hanya dapat menahan gaya tarik murni. Soap film adalah membran yang paling tipis,
setipis kira – kira 0,25 milimeter yang dapat membentang lebar. Gelembung sabun adalah
contoh klasik yang dapat dipakai untuk mengilustrasikan apakah struktur membran itu dan
bagaimanakah prilakunya. Struktur membran cenderung dapat menyesuaikan diri dengan
cara struktur tersebut dibebani.

Selain itu, struktur ini sangat peka terhdap efek aero dinamika dari angin, efek ini
dapat menyebabkan terjadinya flittering (getaran). Dengan demikian, membran yang
digunakan pada gedung harus di stabilkan dengan cara tertentu hingga bentuknya dapat
tetap dipertahankan pada saat memikul berbagai kondisi pembebanan. Penstabilan dengan
menggunakan prategang pada permukaan membran dapat dilakukan baik dengan
memberikan gaya eksternal yang menarik membran maupun dengan nenggunakan tekanan
internal apabila membrannya berbentuk volume tertutup.

2.1.2. Sejarah Struktur Membran

Insinyur Rusia Vladmir Sukhov adalah salah seorang yang pertama yang
mengembangkan perhitungan praktis mengenai tegangan dan lendutan pada struktur
lentur, shell dan membran. Shukkhov mendesain dan merancang 8 struktur lentur dan aula
pameran berstruktur cangkang tipis pada Nizhny Novogorod untuk gereja Colonia Guell.
Dia menciptakan sebuah model lentur menggantung untuk menghitung kekuatan tekan dan
untuk menentukan kolom dan geometri.

2.1.3. Konsep

Dipelopori oleh arsitek sekaligus insinyur Jerman, Frei Otto, yang pertama kali
menggunakan ide konstruksi tensil itu pada aula jerman saat Expo 67 di Montreal. Otto
kemudian menggunakan ide itu untuk asap stadium Olympiade Munich tahun 1972.
Antonio Gaudi menggunakan konsep kebalikannya popularitas struktur atap fabrikasi.

2.1.4. Jenis-Jenis

Menstabilkan membran dengan menggunakan tekanan internal dapat dilakukan


apabila membran mempunyai volume tertutup. Ada beberapa jenis struktur membran
berdasarkan yang mendapat kestabilannya dari tekanan internal, antara lain:

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


6
Gambar Struktur membran

Sumber: Daniel Schodeck. 1998. Hal 432

• Struktur Tenda

Untuk struktur-struktur yang mendapat kestabilannya dari gaya-gaya prategang


eksternal, penerapan primsip desain yang mengharuskan tarik permikaan harus
dipertahankan luas terdebut apabila beban normal bekerja padanya. Besar gaya prategang
yang diberikan untuk menstabilkan tigak boleh menyebabkan tegangan membran melebihi
kapasitas material yang digunakan. Untuk struktur berbentang besar, biasanya membran
terdiri atas jaring kabel baja berjarak dekat yang mampu memikul gaya prategang relatif
besar.

• Struktur Pneumatis

Struktur pneumatis biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatis khusus yang


digunakan pada gedung. Banyak di antara struktur ini yang menggunakan udara sebagai
medium tekanan.Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatis: struktur yang ditumpu
udara (air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara (air-infalated
structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup ruang yang
beguna secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil. Struktur
yang digelembunhkan udara di tumpu oleh kandungan udara bertekanan yang
menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar
tekanan udara Struktur yang digelembunhkan udara mepunyai mekanisme pikul beban
yang lain. Udara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-bentuk
(misalmya pelengkung, dinding, atau kolom) yang digunakan untuk penutup gedung. Ada
dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan, yaitu
struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


7
Gambar Struktur yang digelembungkan oleh udara

Sumber: Daniel Schodeck.1998. Hal 435

Untuk mendapat kestabilan, struktur yang digelembungkan udara biasanya


memerlukan tekanan tekanan yang lebih besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur
yang di tumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak dapat langsung
digunakan untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk memberi
bentuk pada struktur.

Gambar Struktur yang digelembungkan udara dan struktur yang ditumpu oleh udara

Sumber: Daniel Schodeck. 1980. Hal 435

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa struktur plat yang digelembungkan udara
jauh lebih mudah runtuh karena tekuk atau karena lipat pada permukaan atas apabila
tekanannya kecil dibandingkan dengan struktur yang ditumpu udara. Pada umumnya,
sistem struktur yang ditumpu udara dapat mempunyai bentang lebih besar daripada
struktur yang digelembungkan.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


8
2.1.5 Sistem Pembebanan dan Gaya

Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur lainnya seperti kabel atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya
dari angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan (pondasinya).

Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus
mempertimbangkan bahan tenda dan arah angin. Tiang – tiang penyangga fleksibel
terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini menyebabkan tenda dapat terus berdiri.

Suatu struktur membran dapat bertahan dalam dua dimensi, tidak dapat menerima
tekan dan geser karena tipisnya terhadap bentangan yang besar. Beban – beban yang
dipikul mengakibatkan lendutan, karena membran adalah bidang dua dimensi dan karena
merupakan jala – jala yang saling membantu, maka bertambahlah kapasitasnya. Pada
gambar di bawah terlihat sepotong membran yang memikul beban sebagai gaya normal.

Gambar Gaya tegak dan geser pada membran

Sumber: Sutrisno. 1983. Hal 198

Element melendut dan mengadakan lengkungan pada bidang itu dalam dua arah,
yang satu tegak lurus terhadap lainnya seperti dua kabel yang masing – masing menahan
beban. Bentuk lengkungan adalah karakteristik geometris dan dalam penahan beban dalam
dua dimensi, timbul mekanisme pendukung dengan timbulnya geser tangensial yang
bekerja di dalam permukaan bidang.

Dapat dibuktikan bahwa sepotong bahan kertas yang tipis dapat menahan gaya
geser dengan cara dibebani oleh gaya disisi tepi yang tidak terapit.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


9
Gambar Gaya tegak dan geser pada membran

Sumber: Sutrisno. 1983. Hal 198

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa pada bidang itu timbul gaya –gaya geser
tangensial. Beban tegak lurus pada bidang kertas tadi tidak dapat dipikul, seperti halnya
kabel bila dibebani tegak pada arah memanjang. Daya pikul dari membran mengenai geser
tangensial ada hubungannya dengan karakteristik. (Gambar lembar a.1 4,5)adalah
sepotong membran bujur sangkar yang miring ke arah satu sudut. Sisi a – d’ miring
terhadap sisi a – d, dan sisi c – d’ miring terhadap sisi c – d; selisih d – d’ ini disebut
kemiringan geometri dari permukaan membran. Kemiringan disertai lengkungan
mempunyai tingkah laku geometri daripada permukaan membran. Dalam membran yang
miring, kemiringan antara dua gaya geser perbuatan luar biasa dengan mengadakan gaya
keatas.

Dalam hal ini keadaan seimbang diperoleh sebagian dari beban – beban yang
memberi membran kapasitas geser pada permukaan bidang. Selama gaya geser equivalen
dengan tarik dan tekan, kapasitas pendukung beban dapat ditimbulkan oleh membran
apabila besarnya gaya tekan yang ekuivalen dengan geser lebih kecil dari pada aksi tarikan
kabel. Bila tidak demikian halnya, membran berubah bentuk dan hanya dapat menerima
gaya tarik saja.

Membran yang tidak melekuk dapat dipandang sebagai pemikul gaya normal tanpa
berubah bentuk oleh sebab tiga mekanisme, yaitu: aksi kabel oleh karena lengkungan ke
satu arah, aksi kabel dalam arah tegak lurus pada yang kesatu tadi, dan aksi geser terhadap
pemutaran. Ketiga mekanisme itu tidak dapat terjadi, bilamana lengkungan dan pemutaran
tidak ada.

Lengkungan dan tekanan membran prinsipial

Uraian di muka memperlihatkan bahwa ada dua karakter dasar dari kemampuan
membran. Tegangan membran terdiri atas tarik dan geser, yang selalu ada dalam
permukaan bidang membran dan tidak tegak lurus diatas bidang itu. Aksi membran pada
dasarnya tergantung dari karakteristik bentuk geometrinya, yaitu dari lengkungan dari
miringnya bidang membran.Untuk mendapat gambaran dari lengkungan – lengkungan dari

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


10
permukaan bidang dapat dikerjakan dengan menggunting kertas dan meletakkannya diatas
bentuk lengkungan.

Gambar Lengkungan searah dari silinder

Sumber: R. Sutrisno. 1983. Hal 198

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa tampak bahwa pada sumbu memanjang
tidak ada pemotongan lengkungan dari garis lurus. Tegak lurus pada pemotongan
lengkungan itu adalah minimum dan pemotongan – pemotongan lainnya lebih panjang.

Gambar Lengkungan searah dari silinder

Sumber: R. Sutrisno. 1983. Hal 198

Pada gambar di atas berikut, menujukkan bentuknya setengah silinder membelok.


Gambar (1) memperlihatkan bahwa pemotongannya mendatar, tidak ada pemutaran dan
garis lainnya tegak lurus padanya. Gambar (2) memperlihatkan adanya pemutaran garis –
garis sehingga menjadi jajaran genjang. Kita dapat mengadakan pemotongan –
pemotongan dengan jarak pendek pada suatu bentuk permukaan bidang untuk
mendapatkan garis – garis dan prinsip lengkungan.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


11
Gambar 2.3.e.5 Lengkungan searah dari silinder

Sumber: R. Sutrisno. 1983. Hal 198

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa tampak garis – garis dari prinsip
lengkungan secara garis besar. Tegangan tarik pada suatu titik dari membran tidak sama
besar, tetapi tergantung kepada arah masing – masing lengkungan. Bilamana orientasi dari
tegangan memutar terhadap suatu titik, tegangan dapat mencapai maksimum pada suatu
kedudukan dand apat minimum pada kedudukan lain yang tegak lurus. Ini disebut arah –
arah prinsip tegangan. Elemen – elemen yang berorientasi pada arah – arah itu tidak
menimbulkan geser. Geser maksimal ada pada arah 45o dari arah arah tegangan
maksimum dan minimum tadi. Arah prinsip tegangan dapat dianggap sebagai dua kabel
yang tegak lurus yang satu dengan lainnya, sedangkan gaya geser ada diantaranya dengan
arah lain.

Garis – garis prinsip untuk tegangan disebut garis – garis trayektori tegangan pada
bentuk permukaan geometri suatu membran dan tergantung dari sifat bentuk permukaan
dan cara pembebanan beserta kondisi dari peletakkan atau landasam. Analisa kekakuan
konstruksi kabel memperlihatkan bahwa tegangan – tegangan yang terjadi didalamnya
berhubungan erat dengan pembandingan antara bentangan dan lendutan. Sebaliknya
apabila tegangan yang diperkenankan ditentukan, maka semakin besar lendutan,
bertambahlah beban yang dapat dipikul. Dalam membran yang dapat dianggap sebagai
sitem kabel, lebih besar lengkungan makin besar daya pikulnya terhadap beban dari pada
lengkungan yang kecil.

Membran yang bentuk setengah bola dengan semua lengkungan yang sama dan
pembebanan yang terbagi rata, dalam kedua arah berdaya sama. Bila bentuk silinder yang
dibebani dengan tekanan terbagi rata dari sebelah dalam, maka garis lurus sejajar dengan
sumbu memanjang tidak memikul beban karena tidak ada lengkungan. Semua beban
dipikul oleh seluruh panjang busur lingkaran yang tegak lurus pada sumbu memanjang. Ini
disebut tumpukan tegangan, yang besarnya sama dengan dua kali pada bentuk setengah
lingkaran. Apabila pada membran distribusi beban berubah, maka tegangan – tegangan
berubah pula. Tetapi bilamana beban baru itu mencoba mengadakan lekuk, membran tidak
punya kesempatan untuk mengubah bentuk untuk memikul beban itu.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


12
Pada sistem kabel hanya dapat diterima satu set beban, sedangkan membran dapat
menerima variasi pembebanan, diantaranya gaya tarik dalam dua dimensi ditambah dengan
mekanisme geser dalam beberapa macam jalan. Jadi membran sebetulnya lebih stabil,
wlaupun tidak stabil terhadap beban yang mengakibatkan lekuk. dalam hal itu membran
mengubah bentuk sebagai pendukung daya tarik. pada umumnya membran harus
distabilkan, kebanyakan karena bentuk yang funikuler (funikuler = batang – batang segi
banyak beban – beban yang hampir berimpitan dengan sumbu lengkungan membran)
untuk beban mendatar yang keadaannya lain daripada beban vertikaCara membuat stabil
ialah dengan mengadakan rangka didalam membran atau dengan memberi prategang yang
didapat dari tenaga luar atau tekanan dari dalam. Dengan cara prategang maka daya
tariknya yang terutama dalam membran naik. Hal itu menambah banyak stabilitas terhadap
aerodinamika dan sedikit kapasitas untuk mekanisme geser.

Ada jenis-jenis pembebanan eksternal pada struktur pneumatis, antara lain:

• Struktrur yang ditumpu udara

Beberapa jenis beban dapat bekerja pada struktur yang ditumpu udara. Salju adalah
salah satu beban yang berarah ke bawah.pada segmen-segmen bola yang berprofil relatif
rendah, salju dapat menutupi seluruh atap.beban angin adalah masalah utama. Beban
beban yang ditimbulkan oleh angin biasanya kompleks dan terdiri atas tekanan dan isapan.

Tegangan membran akibat Tegangan Internal. Gaya-gaya dalam bidang-bidang (ln


plane) pada suatu membran yang ditimbulkan olek tekanan internal bergantung pada
dimensi dan bentuk geometris mebran selain juga pada besar tekanan internal yang ada.

Gambar Beban angin pada struktur dan Efek angin pada struktur Pneumatis bola

Sumber: Daniel Schodeck. 1998. Hal 437

Gaya – gaya pada bentuk membran sederhana biasanya mudah ditentukan. Mula –
mula tinjaulah cincin planar yang mengalami tekanan internal persatuan luas pr berarah
radial keluar seperti terlihat pada gambar 11 – 7. gaya tarik yang timbul pada cincin itu
dapat diperoleh dengan membuat potongan melalui garis tengah cincin dan meninjau
keseimbangan translasinya. Efek translasional total dari tekanan pr adalah jumlah dari
komponen gaya yang bekerja dalam arah yang ditinjau. Efek normal ini sama dengan
tekanan internal yang bekerja pada luas terproyeksi dari cincin. Gaya internal total dari
tahanan adalah 2T dimana T adalah gaya yang terjadi pada ring.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


13
Tekanan Internal yang dibutuhkan. Ada tekanan internal yang dibutuhkan untuk
mencegah membran dari terlipat untuk segala kondisi pembebanan yang mungkin terjadi
padanya.Pada umumnya, tekanan internal yang diperlikan itu kecil. Tekanan internal
sekitar 100 mm ( tekanan air ) adalah tekanan yang umumnya terjadi.

Gaya eksternal akibat efek angin dapat menjadikan strultur berprofil rendah
menjadi menguntungkan. Dengan memotong segmen bola kita dapat memperoleh kondisi
dimana efek angin hanya isapan.gaya angina isap mempinyai kecenderungan mengangkat
atap, bukan menekan ke bawah. Dengan demikian, pemberian tekanan internal juga akan
terpengaruh.

• Struktur yang digelembungkan oleh udara (Air-Inflated-Structures)

Perhatikan balok yang digelembungkan udara di mana tekanan pemggelembung


adalah sebesar Pr. Tegangan tarik membran longitudinal merata akibat tekanan tersebut
akan terjadi pada seluruh panjangnya apabila struktur tidak dibebani. Pemberian beban
eksternal cenderung menyebabkan terjadinya tegangan disepanjang permukaan atas dan
tegangan tarik di sepanjang permukaan bawah seperti pada balok yang dibuat pada
materiak kaku. Sebab akibatnya, tegangan tarik yang semula ada disepanjang permikaan
atas akan berkurang dan dipermukaan bawah bertambah.

Gambar Tusukan(lubang) yang dikembangkan (digelembungkan)oleh udara.

Sumber: Daniel Schodeck. 1998. Hal 445

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


14
Tegangan tarik dalam membran terbagi rata melalui ketebalannya, maka
penggunaannya optimal. Lagipula tegangan tarik pada umumnya lebih kecil daripada
tegangan lengkung, sehingga lendutan membran terhadap beban adalah kecil. Membran
pada umumnya ringan dan kaku pada pembebanan yang tetap dan tidak berubah–
ubah.Teknik yang dilaksanakan oleh Bini untuk pembuatan Bini shells adalah
perkembangan dari ilham Neff.

Penulangan sebagai penguat istimewa yang dapat bergeser, diletakkan di atas balon
yang dikempiskan, lemudian di isi dengan cairan beton.Balon diggembungkan dan
mengangkat penulangan beserta betonnya yang ditempatkan oleh suatu rangka per baja
dan digetarkan setelah berhenti menggembung. Bini shell dengan bentangan 40m meter
telah dibangun dengan sukses dan biayanya murah.Apabila bentangan balon untuk atap
yang ditunjang udara menjadi besar, maka tegangan dalam membran akan terlampaui
batasnya. Jadi untuk memperkuat perlu diadakan penulangan.Dengan dipasangkan kanel
gradiasi tinggi, bentangan membran hanya mempunyai jarak – jarak di antara kabel –
kabel, sehingga cukup dengan yang tipis dan ringan, menjadi ekonomis.Kubah birdair
yang dapat menutup bentangan 300 meter, kabel – kabelnya diletakkan pada anyaman segi
tiga dengan jarak 3 meter. Dalam world fair di osaka pada tahun 1970 perencana geiger
telah membuat pavilyun dengan kabel – kabel yang miring dengan jarak 6,75
meter.struktur diangkut pada cincin yang tertekan dari beton prismatis dengan sudut –
sudut yang dibulatkan. Bentangan kira – kira 150 meter kali 85 meter dengan ketinggian
7,5 meter.

Tekanan lebih dari udara dalam ruang adalah 0,0021 kg/cm2. Penyelidikan oleh
weidinger & associates mengembangkan struktur atap dengan tulangan kabel dan di
tunjang oleh udara, dapat membentangi ruangan lebih dari 2000 meter.Balon plastik
sebagai atap untuk menutupi kolom ruang – ruang atsa instalasi darurat lain dapat dipompa
dengan tekanan udara kecil untuk membentuk kubah yang stabil. Tekanan lebih dari udara
hanya 0,0095 kg/cm2 sudah cukup untuk menahan struktur itu. Pintu untuk masuk orang
mengurangi tekanan udara bila terbuka, tetapi tidak berpengaruh karena volume udara
dalam ruang jauh lebih besar daripada lubang pintu.

Cetakan beton dari balon telah digunakan untuk perkembangan rumah iglo, ilham
dari Neff dan direncanakan oleh Noyes dan M. Salvadori, Balon yang semula
mengembung mendukung tulangan anyaman baja.Beton gunine setebal 2,5 sentimeter
disemprotkan dengan pistol untuk beton. Apabila betonnya sudah mengeras, balon
dikempiskan, digulung dan dikeluarkan melalui pintu. Suatu proyek pembangunan industri
yang telah direncanakan oleh Dr. Frei Otto pada tahun 1958, terdiri dari tiga kubah rendah
yang berkelompok .Ketiga bangunan kubah masing – masing mempunyai garis tengah 750
meter dan ketinggian 120 meter. Struktur pneumatik ini diberi kulit atap dari anyaman
kawat baja yang dibungkus dengan plastik dan dicat dengan film tipis dari alumminium
untuk penyerapan dan emisi akibat radiasi panas matahari. Tekanan angin dari sebelah
dalam kubah dengan kecepatan 4 meter tiap detik sudah cukup untuk mempertahankan
bentuk dari kubah – kubah yang pendek.Tekanan dinamis dari angin yang berkembang,

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


15
dimasukkan ke dalam bangunan kubah, disalurkan melalui pipa – pipa yang berakhir pada
lubang pada lubang – lubang datar untul mengatur perbedaan – perbedaan tekanan udara.

Atap membran dapat dibuat dari kain, plastik, baja, alumminium dan beton tulang.
Dari membran metal dapat dibuat atap bulat yang memikul beban dengan daya tarik cukup
kaku dan sifatnya permanen. Beton bertulang dengan tulangan baja gradasi tinggi atau
beton prategang dapat menahan gaya tarik yang besar. Metal ringan cenderung akan
melekuk, sedangkan beton tidak, maka tebalnya beton perlu ditingkatkan. Tetapi bilamana
terlalu tebal, akan mempunyai ciri khas dari pelat. Jadi tebal beton sebagai membran harus
dibatasi ketebalannya seminimal mungkin.

Aksi membran dalam kubah bulat

Kubah bulat terbentuk dari bidang rotasi yang keseluruh tepi bawah didukung
landasan dan dibebani tegak lurus secara simetris. Dari segi struktural, kubah itu
mempunyai karakter geometri. Pada cangkang kubah aksi simetri potongan–potongan
yang melalui garis meridian dan potongan–potongan tegak lurus kepadanya merupakan
lengkungan prinsip dan juga menjadi potongan–potongan tegangan utama.Busur
lengkungan mempunyai sifat funikuler atau sifat seperti batang–batang segi banyak gaya
pada lengkungan untuk satu pasang beban–beban. Tetapi meridian–meridian kubah
mempunyai sifat untuk tiap pasangan beban–beban yang simetris. Hal ini disebabkan oleh
karena tingkah laku lengkungan tertutup tidak mendapat dukungan dari sisi samping.

Meridian kubah disukung oleh lengkungan lingkaran paralel yang menahan


goyangan sisi samping dengan mengadakan kumpulan tegangan. Maka tingkah laku yang
menyerupai batang–batang segi banyak gaya pada lengkungan pada dan tetap stabil.
Bantuan dari paralel terhadap tingkah laku sifat funikuler dari kubah yang menerima
beban, terlihat pada deformasi–deformasi meridian.

Pada kubah–kubah yang pendek, meridian–meridian yang dibebani akan melendut


dan menciut ke arah dalam. Pada lengkungan kubah dalam dua dimensi, lendutan garis–
garis paralel menampilkan radius yang mengecil. Paralel–paralel dan meridian–meridian.
Menimbulkan tegangan–tegangan tekan pada paralel–paralel dan meridian–meridian.
Maka kubah bulat dapat dibangun dengan bahan yang hanya tahan tekan tanpa daya tahan
terhadap tarik.

Membran dapat berubah bentuk bilamana memikul beban. Perubahan bentuk itu
akibat dari timbulnya tegangan tekan. Tetapi cangkang kubah dapat menahan tekan; beban
langsung pada paralel dan meridian tidak dapat seluruhnya dipikul.Tentunya ada
mekanisme ketiga yang ditimbulkan untuk keseimbangan, yaitu mekanisme yang menahan
geser. Tegangan–tegangan tidak akan terlampaui karena tekan dan tarik murni. Geser
dalam permukaan bidang mengadakan keseimbangan antara beban luar dan cangkang
kubah bulat, tanpa mengubah bentuk. Dengan mengadakan mekanisme geser maka kubah
dapat dikatakan tahan terhadap semua beban. Dalam keadaan tertentu struktur kubah
adalah stabil, termasuk juga tahan beban tekanan angin dari sisi samping. (gambar lembar
4 no. 4)

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


16
Gambar Membran dalam kubah bulat

Sumber: R. Sutrisno. 1983. Hal 204

Aksi membran dalam silinder

Cangkang berbentuk setengah silinder atau “barrel” dipakai untuk atap suatu ruang
yang persegi panjang. Biasanya didukung oleh rangka yang kaku pada bidangnya di ujung
– ujung dan tegak lurus ke arah memanjang barrel yang membengkok. Cangkang itu dapat
dianggap sebagai kombinasi balok-balokdalam arah memanjang dan dalam arah melintang
sebagaim lengkungan busur furnikuler yang istimewa. Tegangan membran arah
memanjang terbagi rata dalam potongan lengkungan pada seluruh panjang. Serat – serat
bagian atas tertekan dan serat – serat bagian bawah tertarik.

Sebetulnya aksi barrel tidak sama dengan aksi balok karena potongan balok adalah solid
dan tidak melengkung; sedangkan pada cangkang tipis potongan lintang mengakibatkan
simpangan dan dapat mengecil ke arah dalam.Pada barrel yang pendek pengaruh
deformasi pada potongan lintang lebih kecil. Tegangan arah memanjang lain daripada
distribusi balok lurus. Pada potongan melintang ada titik – titik yang pembagian
tegangannya merupakan lengkungan. Di bagian atas dan bawah serat – serat tertarik,
sedangkan di bagian tengah tertekan. Apabila pada potongan melintang ada penjagaan
terhadap deformasi dengan mengadakan pengaku-antara di sepanjang barrel atau
ditiadakan sambungan menerus untuk barrel lainnya, maka distribusi tegangan menjadi
linier.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


17
2.1.6 Sistem Stabilisasi

Stabilitas bentuk konstruksi ini dikendalikan oleh 2 faktor. Kesatu, tekanan pada
tiap titik dari membran yang menyebabkan tegangan tarik harus cukup untuk menahan
semua kondisi pembebanan dan untuk menjaga agar tidak terdapat tegangan tekan pada
membrane. Kedua, tegangan membrane pada setiap titik dengan kondisi pembebanan
harus lebih kecil daripada tegangan yang diperkenankan pada bahan.

Ada beberapa masalah dalam desain struktur tenda dan jaring, antara lain:

• Kelengkungan

Sebaikmya menghindari penggunaan luasan datar pada permukaan membran


karena, apabila digunakan, akan membutuhkan gaya prategang besar untuk
mempertahankan bentuknya pada saat dibebani. Jadi diperlukan struktur yang mempunyai
kelengkungan besar. Kelengkungan harus dijamin besarnya dengan mengontrol titik-titik
tinggi dan rendah. Dua titik tinggi harus dipisah oleh satu titik rendah, behitupula
sebaliknya. dua titik tinggi (A dan C ) dipisahkan oleh satu titik yang relatif rendah (B).
sedangkan titik b ini relatif lebih tinggi daripada dua titik lainhya (D dan E). dengan
demikian, permikaan yang menghubungkan titik-titik A,C,D,dan E adalah permikaan
berkelengkungan ganda.apabila perbedaan tinggi cukup besar, maka permukaan tersebut
mempunyai kelengkungan relatif tajam.

Gambar Kelengkungan pada membran pratarik

Sumber: Daniel Schodeck. 1998. Hal 446

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


18
• Kondisi Tumpuan

Banyak struktur membran yang ditumpu oleh sederetan titik tumpu diskret. Titik
tingi utama biasanya dibentuk dengan menggunakan kepala (masts) tekan yang cukup
besar. Masts seperti ini didesain sebagai kolom besar yang hampir selalu berujung sendi.
Titik rendah utama biasanya dihubungkan ke tanah. Pada gambar di bawah menunjukkan
bahwa karena tegangan membran lokal yang akan terjadi di permukaan yang di atas titik
tinggi akan sangat besar, maka digunakan celah untuk mengurangi tegangan
membran.membran itu terikat pada cincin yang akan mendistribusikan gaya internalsecara
lebih rata ke tumpuan-tumpuan titik. Cincin tersebut, pada gilirannya, dihubungkan dengan
mast.

Gambar Kondisi tumpuan pada membran pratarik

Sumber: Daniel Schodeck. 1998. Hal 447

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


19
• Tinjauan lainnya

Permukaan berkelengkungan ganda bukan saja menimbulkan kesulitan teoritis,


malainkan juga kesulitan pelaksanaan. Biasanya permukaan demikian dibuat dari jalut-
jalur berbentuk tidak merata yang dipotong secara khusus. Penentuan bentuk jalur ini
merupakan masalah tersendiri. Masalah analog juga timbul apabila suatu jaring kabel
digumakan untuk struktur berbentang panjang. Bentuk grid kecil yang dibentuk, tentu saja,
tidak selalu berbentuk bujur sangkar atau segi empat, tetapi bentuk-brntuk yang sangat
bervariasi. Karena itulah penentuan panjang kabel dan lokasi titik persilangan merupakan
masalah yang perlu di perhatikan.

2.1.7. Material

Terbuat dari bahan sintetil, thermoplastik alami dan memiliki titik lebur yang
rendah. Semua bahan tersebut mudah terbakar.

2.1.8. Kelebihan Kekurangan Struktur Membran

Kelemahan pada struktur membran antara lain sangat peka terhadap efek aerodinamika
sehingga mudah mengalami getaran dan tidak dapat menahan beban vertikal. Tapi struktur
membran juga banyak memiliki kelebihan antara lain struktur ini bisa digunakan untuk
membuat bentukan-bentukan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, contoh:
seperti permukaan bola, struktur ini sifatnya ringan sehingga tidak memberatkan
bangunan, contoh: tenda dan sangat cocok untuk bangunan yang tidak permanen atau semi
permanen serta bisa untuk bentang yang lebar.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


20
2.2. STRUKTUR KABEL

2.2.1 Pengertian

Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya
tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang
menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan
struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik,
sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.

2.2.2 Sejarah

Banyak bangunan yang menggunakan struktur funicular.Kita tinjau struktur tarik


dahulu.Sebagai contoh, jembatan gantung yang semula dikembangkan di Cina, India, dan
Amerika Selatan adalah struktur funicular tarik.Ada struktur jembatan kuno yang
menggunakan tali, ada juga yang menggunakan bambu.Di Cina ada jembatan yang
menggunakan rantai, yang dibangun pada sekitar abad pertama SM. Struktur kabel juga
banyak digunakan pada gedung misalnya struktur kabel yang menggunakan tali.Struktur
ini dipakai sebagai atap amfiteater Romawi yang dibangun sekitar tahun 70 SM seperti
terlihat pada Gambar.Sekalipun kabel telah lama digunakan, pengertian teorismenya masih
belum lama dikembangkan. Di Eropa, jembatan gantung masih belum lama di gunakan
meskipun struktur rantai-tergantung pernah dibangun di Alpen Swiss pada tahun 1218.
Teori mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1595, yaitu sejak
Fausto Veranzio menerbitkan gambar jembatan gantung.Selanjutnya pada tahun 1741
dibangun jembatan rantai di Durham Country, Inggris.Jembatan ini mungkin merupakan
jembatan gantung pertama di Eropa.

Gambar Struktur atap kabel pada Roman Colosseum,abad ke 70 SM. Kabel tali membentang
secara radial melintasi struktur terbuka. Bentang struktur adalah 620 ft(188 m) pada sumbu
manjor dan 513 ft (156 m) pada sumbu minor (dari durm).

Sumber : Daniel L. Schdek. Struktur. Hal 194

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


21
Pada abad pertengahan 15, Leonardo da Vinci ( 1452-1519 ), dimana beliau dikenal
dengan pelukis dan insinyur terkenal di abad reinassance, beliau membuat sketsa gambar
konstruksi jembatan (gambar 2.3.a.2) dengan sistem jembatan kabel sebagai penopangnya
(cable stayed bridge). Kemudian sketsa ini diperkenalka kepada Fritz Leonhard di Jerman.

Gambar sketsa gambar Leonardo da Vinci.

Sumber : Harianto Hardjasaputra. STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 18

Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-19 di
Amerika, yaitu pada saat James Findley mengembangkan jembatan gantung yang dapat
memikul beban lalu lintas. Findley membangun jembatannya untuk pertama kali pada
tahun 1810 diJacobs Creek, Uniontown, Pennsylvanis dengan menggunakan rantai besi
fleksibel. Inovasi Findley bukalah kabelnya melainkan penggunaan dek jembatan yang
diperkaku yang pengkakunya diperoleh dengan menggunakan rangka batang
kayu.Penggunaan dek kaku ini dapat mencegah kabel penumpunya berubah bentuk
sehingga bentuk permukaanjalan juga tidak berubah.

Inovasi Findley dilanjutkan oleh Thomas Telford di Inggris dengan mendesain


jembatan yang melintasi Selat Menai di Wales (1818–1826). Louis Navier, ahli
matematika Prancis yang amat terkenal, membahas karya Findley dengan menulis buku
mengenai jembatan gantung, Rapport et Memoire sur lesPonts Suspends, yang diterbitkan
pada tahun 1823.

a. Beban mati struktur merupakan beban terdistribusi. Bentuk kabel adalah parabolik.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


22
b. Beban hidup dapat berpindah-pindah dan seringkali berupa beban terpusat. Apabila
dek jembatan tidak kaku, maka kabel dan juga dek jembatan akan berubah bentuk
pada saat mengalami beban hidup.

c. Membuat dek jembatan kaku pada arah longitudinal, gaya-gaya pada kabel yang
disebabkan oleh beban terpusat akan terdistribusi secara lebih merata. Bentuk kabel dan
bentuk dek akan relatif konstan.

Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya dibangun,
misalnya jembatan Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunel) dan jembatan Brooklyn (oleh
John Roebling). Banyak pula jembatan modern yang di bangun setelah itu, misalnya yang
membentangi Selat Messina dengan bentang tengah sekitar 5000 ft (1525 rn) dan jembatan
Verazano-Nanrows yang bentang tenggahnya 4260 ft (1300 m).

Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada
kebutuhan akan bentang yang sangat besar. Meskipun James Bogardus telah memasukkan
proposal kepada Crystal Palace path New York Exhibition pada tahun 1853, yang
mengusulkan atap gedung berbentuk lingkaran dan besi tuang berdianmeler 700 ft (213 m)
digantung dari rantai yang memancar dan ditanam pada menara pusat, struktur pavilyun
pada pameran Nijny-Novgorood yang oleh V. Shookhov pada tahun 1896 dianggap
sebagai awal mulainya aplikasi pada gedung modern. Struktur-struktur yang dibangun
berikutnya adalah persis lokomotif pada Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan
Livestok Pavillion yang dibangun di Raleigh, North Carolina pada sekitar tahun 1950 itu
sangat banyak dibangun gedung yang menggunakan struktur kabel.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


23
PRINSIP-PRINSIP UMUM

2.2.3 Bentuk Funicular

Hal penting yang mendasar dalam mempelajari pelengkung dan kabel ialah
pengetahuan mengenai kurva atau kumpulan segmen elemen-garis-lurus yang membentuk
funicular untuk pembebanan yang diberikan. Secara alami bentuk furnicular akan
diperoleh apabila kabel yang bebas berubah bentuk kita bebani. Kabel yang berpenampang
melintang konstan dan hanya memikul berat sendirinya dan mempunyai bentuk catenary.

a. Beban terdistribusi merata di sepanjang kabel ( misalnya beban sendiri kabel )

b. Beban terdistribusi merata pada proyeksi horizontal

c. Perbedaan kurva parabola dan catenary

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


24
Kabel yang memikul vertikal yang terdistribusi secara horizontal di sepanjang kabel,
seperti utama pada jembatan gantung yang memikul dek horizontal, akan mempengaruhi
bentuk parabola. Kabel yang memikul beban terpusat (dengan mengabaikan sendirinya)
akan mempunyai bentuk segmen-segmen garis lurus. Kombinasi bagai beban akan
memberikan bentuk kombinasi di mana beban terbesar akan memberikan bentuk yang
dominan. Bentuk pelengkung untuk beban yang merupakan kebalikan sederhana dan
bentuk yang telah disebutkan di atas.

a. Beban terpusat : kumpulan bentuk funikular untuk beba tipikal. Apabila tinggi struktur
funikular berkurang, maka gaya dalam akan bertambah, an begitu pula sebaliknya.

b. Kumpulan beban terdistribusi secar horizontal, dan bentuk struktur funikular

Seperti terlihat pada gambar ada kelompok bentuk funicular untuk beban-beban
tertentu padanannya karena hanya bentuklah yang merupakan respons furnicular, bukan
nilai absolutnya.

Besar gaya yang timbul pada pelengkung ataupun kabel bergantung pada tinggi
relatif bentuk funicular dibandingkan dengan panjangnya. Selain itu, besarnya juga
tergantung pada lokasi dan besar beban yang bekerja.Semakin tinggi pelengkung atau
kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul pada struktur, begitu pula sebaliknya.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


25
Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung pelengkung atau kabel juga bergantung pada
parameter-parameter tersebut.Reaksi ujung mempunyai komponen vertikal dan horizontal
yang haruss ditahan oleh fondasi atau oleh elemen struktural lainnya, misalnya batang
tarik.

a. Gaya-gaya pelengkung. Hanya gaya tekan yang timbul pada pelengkung ideal. Gaya
maksimum terjadi reaksi

b. Gaya-gaya kabel. Hanya gaya tarik yang timbul pada kabel. Gaya maksimum terjadi
pada reaksi

2.2.4 Tinjauan Desain Khusus

Sebelum ini kita telah membahas kabel sebagai elemen gantung tunggal sederhana.
Selain itu, kabel banyak juga digunakan untuk hal lain. Struktur kabel lebih tepat
dikategorikan sebagai struktur gantungan (suspension structures) atau cable-stayed
structur.Struktur gantungan secara khas dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu (1)
struktur berkelengkungan tunggal, yaitu yang dibuat dengan meletakkan kabel-kabel
sejajar, menggunakan permukaan yang dibentuk oleh balok-balok atau plat yang
membentang di antara kabel-kabel; (2) struktur berkelengkungan ganda, yaitu
menggunakan kabel-kabel menyilang dan berkelengkungan saling berlawanan serta
membentuk permukaan atap utama; dan (3) struktur kabel ganda, yaitu kabel ganda yang

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


26
berkelengkungan saling berlawanan digunakan pada satu bidang vertikal. Cable-stayed
structure pada umumnya menggunakan elemen struktur vertikal atau miring di mana kabel
lurus membentang ke titik-titik kritis atau ke elernen struktur yang membentang secara
horizontal.

Gambar Jenis Dasar Struktur Kabel.

Sumber : Daniel L. Schodek. STUKTUR. Hal 198

Masalah kritis dalam desain setiap struktur atap yang menggunakan adalah efek
dinarnis yang diakibatkan oleh angin, yang tidak begitu berpengaruh kepada struktur
pelengkung. Apabila angin bertiup di atas atap, akan timbul isap. Apabila besar isapan
akibat angin ini melampaui beban mati struktur atap sendiri, maka permukaan atap akan
mulai naik. Pada saat atap mulai naik bentuknya menjadi sangat berubah, gaya di atas atap
akan berubah karena dan distribusi gaya angin pada suátu benda bergantung pada bentuk
benda tersebut. Karena gaya angin berubah, maka struktur fleksibel tersebut akan berubah
lagi sebagai respons terhadap beban yang baruini. Proses ini akan berulang. Sebagai
akibatnya, atap tidak dapat mempunyai bentuk tetap, dan akan bergetar (flutter) selama ada
gaya angin. Cara utama mencegah hal ini ialah dengan menggunakan permukaan atap yang
berat sehingga flutter dapat dicegaholeh beban matinya. Alternatif lain adalah dengan
menggunakan sistem kabel menyilang atau stayed-cable seperti terlihat pada gambar.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


27
a. Tumpuan angin diatas permukaan atap yang melendut yang mengakibatkan gaya
isapan, gaya isapan ini yang menyebabkan atap fleksibel cembung ke atas.

b. Pada saat atap berubah bentuk sebagai akibat gaya isap, efek angin terhadap bentuk
baru menjadi gaya tekan (bukan gaya isap) hal inilah yang menyebabkan atap berubah
pada bentuk a lagi.

c. Pada saat atap bergerak keatas dan kebawah, efek angin adalah tekan dan isap secara
bergantian. Yang mengakibatkan getaran secar konstan pada atap.

Struktur jaring kabel berkelengkungan ganda sering digunakan untuk mengatasi


rnasalah getaran (flutter) ysng telah disebutkan di atas.Dengan menggunakan jaring
permukaan yang terdini atas kabel-kabel yang saling tegak lurus dan berkelengkungan
saling berlawanan, efek diam dapat diperoleh dan atap tidak mempunyai kecenderungan
mengalami flutter. Kabel bermuka ganda juga mernpunyai karakteristik mencegah flutter
pada atap.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


28
Gambar Beban mati pada struktur dijadikan sedemikian besarnya sehingga dapat mengatasi
gaya isap maksimum yang mungkin terjadi akibat angin. Mencegah resonansi.

Sumber : Daniel L. Schodek. STUKTUR. Hal 202

GambarStayed Cable Structure pada kabel dilakukan pretention.

Sumber : Daniel L. Schodek. STUKTUR. Hal 202

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


29
Gambar Kabel menyilang dengan kelengkungan sebaliknya, kabel padamulanya ditarik awal.
Beban vertikal menyebabkan gaya tarik pada kabel atas pertambahan dan pada kabel bawah
berkurang.

Sumber : Daniel L. Schodek. STUKTUR. Hal 202

Gambar struktur kabel dan pelengkung, kabel ditarik awal (pretentioned).

Sumber : Daniel L. Schodek. STUKTUR. Hal 202

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


30
2.2.5 Fisika Struktur Kabel

Prategang 2 D

Gambar Perilaku kabel dan efek prategang.

Sumber : Harianto Hardjasaputra.STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 25

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


31
Kita rentangkan 2 tali karet (atau kabel yang cukup elastis), satu tali direntangkan
tanpa dikencangkan, artinya tanpa gaya prategang (V = 0), sedangkan tali yang lain
dikencangkan, artinya diberi gaya prategang (V ≠ 0). Bila di tengah ketinggian setiap tali
digantungkan beban P, pada tali di mana V = 0 bagian atas meregang sebesar Δl, dan
bagian bawah tali akan terlipat. Sedangkan tali di mana V ≠ 0 bagian atas hanya akan
meregang sebesar setengah Δl. Hal ini disebabkan sekarang beban P dipikul baik oleh
bagian atas dan bagian bawah tali, masing-masing sebesar 50 % beban P.

Dari grafik hubungan P dan Δl untuk kedua tali memperlihatkan bahwa tali dengan
gaya prategang akan mempunyai deformasi yang jauh lebih kecil. Bila beban P sudah
mencapai kondisi detension (tegangan tali pada bagian bawah menjadi nol), maka grafik
hubungan P dan Δl kembali menjadi paralel dengan grafik untuk tali tanpa tegangan.

Bila kedua tali sekarang dibebani dengan beban terpusat P seperti pada Gambar 2,
maka grafik P dan Δ kedua tali tersebut memperlihatkan kabel dengan prategang (V ≠ Δ)
mampu untuk memikul beban melintang secara lebih efektif, yaitu deformasi lenturnya
menjadi jauh lebih kecil dibandingkan dengan Δ untuk tali tanpa prategang (V = Δ). Dari
kedua contoh tersebut, terbukti bahwa gaya prategang pada kabel selain akan
meningkatkan “kekakuan” arah aksial juga akan meningkatkan lenturnya.

GambarDeformasi kabel dan efek gayaprategang terhadap pembebanan

Sumber : Harianto Hardjasaputra.STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 26

Teknik prategang akan lebih efektif bila digunakan pada jaringan kabel untuk atap
bangunan yang dirancang sebagai geometri ruang (3D) yang mempunyai bentuk lengkung
ganda yang saling berlawanan (anti klastis) atau bentuk pelana , di mana kedua kabel yang
saling bersilangan tersebut mempunyai pusat lengkung berlawanan dengan posisi di atas
dan di bawah (Gambar 3). Dengan demikian gaya prategang pada kedua kabel tersebut,
akan saling menstabilkan diri pada saat memikul beban luar.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


32
Prategang 3D

Pada struktur 2 D (datar) sama halnya dengan struktur 3 , 3 D juga dapat


menstabilkan sistem dalam memikulberbagai kombinasi arah pembebanan, selama kabel-
kabel dalam keadaan kondisi tarik.Teknik prategang akan lebih efektif bila digunakan
dalam 3 D yang dirancang sebagai bentuk lengkungganda anti klastis atau bentuk pelana,
yaitu bentuk lengkung yang saling berlawanan. Kedua kabel yang saling bersilang akan
mempunyai lengkung berlawanan dengan posisi lengkung arah ke atas (lenkung positif)
dan lengkung negatif ke arah bawah. Susunan lengkung ganda dari kedua kabel yang dberi
sistem prategangakan menstabilkan pada saat pada saat memikul bebagai kondisi beban,
seperti gambar dibawah ini.

GambarSingapore Flyer adalah contoh dari sistem struktur roda sepeda dan jari-jari,
berdiameter 165 meter, menggunakan kabel baja prategang sebagai jari-jarinya.
Sumber :http://www.google.com

Gambar Aplikasi teknik prategang pada jaringan kabel 3D dengan bentuk lengkung ganda
antiklasts menghasilkan sistem struktur yang stabil dan kaku. Beban p1 akan bersama-sama
dipikul oleh kabel prategang a dan b yang mempunyai lengkung yang berlawanan.

Sumber : Harianto Hardjasaputra.STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 27

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


33
Bila struktur jaringan kabel tersebut diberi gaya prategang maka jaringan kabel akan
mampu pula memikul berbagai kombinasi yang terjadi pada pembebanan luar. Besarnya
gaya prategang yang diberikan, harus benar-benar dalam keadaan tegangan tarik, hal
tersebut dilakukan agar menghindari terjadinya penurunan kekakuanstruktur, yang akan
mengakibatkan deformasi. Teknik transfer prategang pada jaringan kabek adalah dengan
memasang kabel utama pada tepi jaringan, diman kabel utama harus dipasang dalm bentuk
lengkung. Dengan cara menarik kabel utama, maka gaya prategang akan ditransfer pada
seluruh jaringan yang terhubung. Terlihat pada prinsip transfer pada gambar dibawah ini.

Gambar Prinsip transfer gaya prategang dari kabel utama dan kabel tepi ke jaringan kabel

Sumber : harianto Hardjasaputra.STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 28

Bentuk gambar 3 dimensi dari jaringan kabel, ditentukan dengan mengikat jaringan
kabel pada beberapa tiang penyangga yang menjulang tinggi ( pylon ), disebut sebagai titik
atas (high point), dan berapa titik ikatan untuk dapat menarik jaringan kabel kebawah, da
diikat pada bagian pondasi. Titik penarikan ini disebut titik bawah ( low point ). Metode
ini digunakan untuk menentukan geometri yang sebagai teknik pencarian bentuk ( form
finding ) dari konstruksi atap jaringan 3 dimensi dperkenalkan oleh free otto.

Setelah struktur ini sukses, kemudian diaplikasikan pertama kali digedung pameran
deutsche pavilion di monteral kanada tahun 1967 dengan menggunakan sistem jaringan
kabel 3 dimensi dengan menggunakan 8 penopang baja yang menjulang tinggi sebagai titik
atas,maka bentuk arsitektur jaringan kabel baja dan penutupnya sebagai atap dari ruangan
pameran, menampilkan arsitektur bangunan tenda yang memilki bentang yang sangat
lebar, selebar 8000 m2 dengan 8 penopang dengan tinggimaksimum 38 meter, sehingga
praktis terkesan tanpa kolom. Jaringan kabel diikat pada jaringan kabel utama tepi, yang

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


34
terikat pada ujung penopang sebagai titik atas, ditarik pada sisi pondasi sebagai titik
bawah. Untuk dapat memikul gaya tarik, pondasi dari titik titik ini ankur dengan kabel
prategang pada bantuan rok.

Struktur utama dari jaringan kabel ini terdiri dari jaringan kabel dengan bentuk
lengkung ganda antiklastis, digantung pada penopang sebagai titik atas, ditarik untuk
memberikan gaya prategang dan diangkur pada pondasinya, sebagai titk bawah. Perilaku
struktur kabel terhadap angin menunjukan bahwa gaya prategang yang diberikan pada
jaringan kabel menjadikan struktur atap kaku sehingga atap stadion tidak mengalami
getaran pada angin topan sekalipun.

Form Finding

Berbeda dengan perencanaan bangunan yang mempunyai bentuk standar seperti


lingkaran, persegi, dan lain-lain, maka untuk struktur kabel yang digunakan untuk atap
stadion ataupun lainnya dengan bentang sangat lebar, maka proses perencanaannya
dimulai dengan pencarian bentuk geometrinya, dikenal sebagai metoda form finding.
Proses ini diperlukan agar diperoleh bentuk atap yang unik dan estetis, tapi bentuk ini
justru merupakan bentuk yang optimal ditinjau dari segi struktur.

Proses form finding dilakukan pada saat pradesain sampai ke tahap desain konsep
bangunan, dan dikerjakan dengan melakukan berbagai eksperimen untuk mendapatkan
variasi bentuk bangunan. Setelah ada kepastian bentuk geometrinya, maka secara
tepatgeometri bangunan akan dihitung dengan metoda matematik numerik.

Adapun perhitungan matematik numerik diturunkan berdasarkan prinsip permukaan


minimum, yaitu suatu gejala fisika yang kita temukan pada form finding dengan
menggunakan gelembung sabun.

Gambar Bentuk pelana dari proses form finding.

Sumber : struktur kabel, teknologi dan desain.hardjasaputra.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


35
2.2.6 Detail Dan Sistem Pengakhiran Kabel

Struktur kabel 3D (ruang) membagi pembebanannya melalui elemen tarik seperti


halnya pada sistem rangka batang, dimana resultan gayanya bisa bertemu pada satu titik
ataupun dari titik pertemuan ini garis resultan gayanya harus berubah atau berbelok.Yang
penting untuk diperhatikan, adalah bahwa pada perancangan struktur kabel, untuk semua
kombinasi pembebanan seluruh kabel berada dalam keadaan tarik.

Karena elemen-elemen struktur kabel ini umumnya tidak selalu bersilangan secara
orthogonal, diperlukan desain bentuk dari titik pertemuan antara kabel.Setiap titik
pertemuan dari kabel selain harus memenuhi syarat kekuatan dan kemudahan pemasangan,
juga harus dipertimbangkan secara estetika.

Gambar Persilangan kabel

Sumber : Harianto Hardjasaputra.STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 34

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


36
2.2.7 Dudukan untuk pelengkung kabel

Sesuai dengan fungsinya resultan gaya pada kabel utama harus dapat dibelokkan.
Sebagai lintasan dari pembelokan kabel utama.Umumnya digunakan konstruksi dudukan
bentuk pelana, dengan radius tertentu. Sedangkan bila diperlukan perubahan arah gaya
dimana sudut belokan kecil dan panjang kabelnya terbatas, maka direncanakan dengan
sistem dimana kabel-kabel tersebut diputus pada daerah tersebut, untuk kemudian kabe
tersebut akan bertemu pada konstruksi plat simpul 3D.

GambarPelengkung kabel untuk lintasan yang memerlukan perubahan arah kabel, misal
untuk membelokan kabel utama pada tepi jaringan kabel

Sumber : harianto Hardjasaputra.STRUKTUR TRANSPARAN. Hal 36

2.2.8 Desain Struktur Kabel

Elemen penumpu.Selain kabel atap aktual, elemen struktural lain (tiang, penguat
dan sebagainya) diperlukan untuk membentuk struktur gedung. Elemen - elemen tersebut
pada umumnya memikul kabel dan merupakan sarana untuk meneruskan gaya vertikal dan
horizontal ke tanah.

Penggunaan batang horizontal tidak banyak dilakukan karena panjangnya


panjangnya tak tertumpu (unbraced) batang tersebut yang lebih memungkinkan terjadinya

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


37
tekuk. Sebagai akibatnya, ukuran batang tekan menjadi sangat besar sehingga
penggunaannya menjadi tidak efisien.

Pada gambarmengilustrasikan beberapa jenis elemen penumpu yang ditemukan pada


gedung yang menggunakan kabel. Gambar 2.3.f .2.1 (a) memperlihatkan kabel yang
ditumpu oleh pier pada ujung-ujungnya.Seluruh gaya horizontal kabel harus ditahan oleh
pier vertikal yang berfungsi seperti balok kantilever. Fondasi pier juga harus didesain
untuk menahan momen guling.Penggunaan elemen penumpu demikian pada dasarnya
ekonomis untuk kabel yang dibebani tidak terlalu besar dan mempunyai bentang tak terlalu
besar.

a) Tumpuan pier vertikal yang menumpu ujung-ujung kabel mengalami gaya aksial tekan
yang berasal dari komponen vertikal reaksi kabel dan mengalami momen lentur yang
berasal dari komponen horizontal reaksi kabel. Sistem ini hanya baik untuk kabel yang
mempunyai bentang relatif pendek.

b) Tumpuan guyed mast komponen horizontal gaya ujung kabel diserap ole guy diagonal
untuk selanjunya diteruskan ke tanah. Masts (tiang) vertikal hanya mengalami gaya aksial
tekan. Sistem ini baik untuk kabel bergantung panjang.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


38
c) Guyed masts memiringkan tiang akan menyebabkan sebagian ujung kabel dipikul oleh
tiang akan menyebabkan sebagian gaya ujung kabel dipikul oleh tiang sehingga gaya yang
dipikul oleh kabel guy berkurang. Sistem ini baik untuk kabel berbentang panjang.

Gambar bmemperlihatkan kabel yang ditumpu oleh guyedmasts (sistem penumpu


berupa kabel dan tiang). Apabila masts berarah vertikal, maka gaya horizontal kabel
dipikul oleh kabel guy yang meneruskan gaya itu ke tanah. Mast (tiang) itu sendiri
memikul gaya aksial tekan.). Karena fondasi tiang (mast) hanya memikul beban vertikal,
desain dan pelaksanaannya menjadi lebih mudah. Akan tetapi, desain fondasi untuk kabel
guy lebih rumit karena harus memikul gaya lateral (horizontal) dan juga gaya uplift
(vertikal). Secara umum penggunaan sistem guyedmasts merupakan cara yang efisien pada
sistem penumpu kabel.

Cara yang lain dari yang telah disebutkan di atas terlihat pada Gambar cdimana
masts (tiang) mempunyai arah miring, bukan vertikal. Pada kasus demikian, sebagian gaya
horizontal dipikul oleh tiang miring, dan sisanya dipikul oleh kabel guy. Dengan demikian,
gaya aksial tekan pada tiang (masts) menjadi bertambah sehingga ukurannya bertambah.
Sebaliknya, adanya kemiringan masts mengurangi gaya pada kabel guy, dan juga
memudahkan desain fondasi untuk guy.

Pada pembahasan di atas, penentuan sag pada kabel merupakan variabel penting
karena panjang pier maupun masts berhubungan langsung dengan nilai itu. Sag semakin
tinggi berarti elemen penumpu semakin penting. Sag yang mempunyai perbandingan
tinggi : bentang lebih kecil daripada sepertiga biasanya memberikan hasil yang optimum.
Perbandingan sag : bentang sekitar 1: 8 sampai 1 : 10 sering digunakan.

Desain terhadap Efek Angin. Seperti telah disebutkan di atas, kestabilan kabel yang
mengalami gaya angin sangat penting karena adanya fenornena flutter (getaran). Meskipun
pembahasan fenomena getaran pada buku ini tidak mendalam, di sini ditinjau sepintas
desain yang memperhitungkan efek tersebut.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


39
Pada struktur, getaran yang diakibatkan oleh angin (atau gempa bumi) berupa
gerakan osilasi yang berulang pada interval waktu tertentu.Interval waktu ini disebut
periode getaran.Yang disebut frekuensi getaran merupakan kebalikan dari periode.

Semua struktur gantungan (dan juga struktur-struktur lain) mempunyai frekuensi


alami getaran apabila mengalami gaya eksternal. Apabila gaya dinamis eksternal bekerja
pada struktur pada selang frekuensi tertentu, keadaan bergetar dapat terjadi. Pada keadaan
tersebut frekuensi gayapemaksa dan frekuensi alarni struktur sama, kondisi yang disebut
resonansi. Pada keadaan resonansi, struktur mengalami getaran sangat besar dan dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur liat Bab 3.2.4).

Frekuensi alami kabel gantung diberikan oleh f n N /  / L T / w / g  di mana L


adalah panjang kabel, N adalah bilangan bulat, w adalah beban per satuan panjang, T
adalah gaya tarik kabel, dan g adalah percepatan gravitasi bumi. Tiga ragam vibrasi
pertama diperlihatkan pada Gambar 5-8. Kabel itu dapat mengalami getaran seperti pada
gambar tersebut atau ragam lainnya, bergantung pada frekuensi gaya.

Ada beberapa cara dasar untuk mengatasi masalah getaran akibat gaya angin. Salah
satunya adalah memperbesar beban mati pada atap sehingga memperbesar gaya tarik kabel
dan mengubah frekuensi alaminya. Cara lain adalah dengan memberikan kabel guy sebagai
angker pada titik-titik tertentu untuk mengikat struktur ke dalam tanah. Ada pula yang
menggunakan kabel menyilang atau sistem kabel rangkap.

a) Kabel – kabel cekung rangkap. Kabel pratarik dihubungkan oleh elemen struktur
sekunder.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


40
b) Kabel cembung rangkap. Kabel pratarik dipisahkan oleh elemen tekan.

Pada kedua struktur, beban eksterna ldan gaya pratarik menyebabkan timbulnya gaya
horizontal besar pada elemen penumpu. Gaya ini dapat dipikul oleh sistem kabel seperti
terlihat pada Gambar (a). Cincin tekan kontinu yang pada umumnya terbuat dari baja
sering digunakan untuk memikul gaya tersebut seperti terlihat pada Gambar (b). Karena
cincin itu memikul gaya horizontal, kolomnya hanya memikul beban vertikal.

Perilaku dinamis pada jenis atap yang telah disebutkan di atas cukup menarik untuk
dipelajari. Seperti telah disebutkan, frekuensi alami getaran kabel bergantung pada gaya
tarik yang ada pada kabel. Karena kedua kabel mempunyai gaya tarik berbeda, jelas bahwa
masing-masing mempunyai frekuensi alami getaran yang berbeda. Frekuensi alami getaran
kabel bawah akan selalu berbeda dengan frekuensi alami kabel atas. Pada saat gaya
eksternal akan memaksa terjadinya getaran dengan ragam dasar pada satu kabel, kabel
lainnya cenderung meredamnya karena adanya perbedaan frekuensi alami tersebut
sehingga osilasi dapat diredam.

Sekalipun demikian, masih ada kemungkinan kedua kabel bergetar sebagai


satukesatuan dengan frekuensi sendiri, yang tidak sama dengan frekuensi setiap kabel.
Frekuensi alami sistem kabel itu berkaitan dengan kombinasi setiap frekuensi kabe1, dan
nilainya lebih besar dari nilai setiap frekuensi.Apabila frekuensi kombinasi ini dapat

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


41
dijadikan sedemikian besar dengan desain yang benar, maka ikan timbul efek peredam
yang dapat meredam getaran akibat angin tanpa terjadi bahaya sedikit pun pada sistem
struktur.

2.2.9 MATERIAL

Kabel yang digunakan biasanya berdasarkan keperluan atau beban yang dipikulnya.
Macam tipe kabel menurut standar DIN 18 800 seluruh kabel yang digunakan untuk
struktur bangunan dikategorikan sebagai high tensile members. Secara struktur kabel-kabel
tersebut mempunyai kekuatan rencana yang lebih tinggi dari pada batang tarik baja,
sehingga luas penampang yang sama dapat memikul beban yang lebih besar berdasarkan
standar dan kegunaannya.

Untuk keprluan konstruksi bangunan, dikenal dengan tiga type penampang kabel,
yaitu spiral stands, full locked cables dan structur wire ropes untuk konstruksi khusus.

Gambar jenis kabel konstruksi. 1 Spiral strands; 2 Full locked coil pic; 3 Structural wire ropes

Sumber: Harianto Hardjasaputra.STRUKUR TRANSPARAN. Hal 38

Spiral strands terutama digunakan untuk membangun dimana bebannya relatif kecil
seperti untuk pendukung antena telekomunikasi, cerobong asap, ikatan angin (bracing)
pada jaringan kabel, struktur kayu dan baja. Spriral strands diproduksi dengan diameter
antar 5 mm sampai dengan 40 mm. Spriral strands hanya terdiri dari dari susunan kawat-
kawat yang berpenampang lingkaran, akibatnya terdapat celah-celah antara spiral strand,
sehingga tipe ini dikelompokkan pada material yang kuran tahan terhadap bahaya korosi.

Sifat-sifat khusus dari full locked coil cables, adalah :

1. Mempunyai E modulus yang tinggi dan permukaan kabel mempunyai daya tahan tinggi
2. Permukaan kabel tertutup, sehingga tahan terhadap korosi
3. Penampang kabel bagian dalam atau bagian intinya terdiri dari kawat-kawat dengan
penampang lingkaran, sedangkan bagian berpenampang dengan bentuk Z.
Structural wire ropes, terutama dipasang sebagai kabel tepi pada struktur membran
(textile structure). Memilki sifat yang fleksibel berdasarkan standart yang telah di ataur
dalam produksinya.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


42
Perlu diperhatikan pada penggunaan kabel adalah tegangan batas yang dimilki dari
setiap tipe kabel yang berlainan. Modulus elastisitas kabel tipe spiral stands terdiri dari tipe
dengan 130.000 N/mm2 dan 160.000 N/mm2. Sedangkan modulus elastisitas full locked
cable 160.00 N/mm2.

Tabel Standart tegangan pada kabel

Tipe kabel Modulus elastisitas Tegangan tarik batas


(N/mm2) (N/mm2)

Spiral strand 130.000 ±10 730

160.000 ±10 923

Full locked 160.000 ±10 871

Standar umur dan keamanan dari struktur kabel baja sangat ditentukan oleh teknik
perlindungn terhadap korosi. Sistem anti karat harus menjamin keamanan dan umur dari
konstruksi. Sistem anti karat kabel dapat dibagi dalam beberapa langkah :

1. Anti karat secara konstruktip, yaitu mengusahakan agar air hujan jangan sampai
terperangkap pada sambungan-sambungan kabel.
2. Anti karat pada setiap kawat.
3. Anti karat bagian dalam kabel.
4. Anti karat pada permukaan kabel.
Lapisan anti karat yang umum digunakan adalah lapisan ZINK.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


43
2.3. STUDI KASUS

Sesuai dengan struktur yang ditentukan dan kami bahas yaitu Struktur Membran
dan Kabel, maka kami mengambil studi kasus pada bangunan yang menggunakan kedua
struktur tersebut yaitu Khan Shatyr Entertainment Center.

2.3.1 Gambaran Umum Khan Shatyr

Nama Bangunan : Khan Shatyr Entertainment Center

Lokasi : Astana, Kazakhstan

Coordinates: 51°7′56″N 71°24′14″E

Pembangunan : Dimulai pada bulan Desember 2006 sampai Juli 2010

Peresmian : 5 July 2010

Arsitek : Foster and Partners

Total Area : 123,000m²

Ketinggian : 150 m

Biaya : US$400,000,000

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


44
2.3.2 Tentang Khan Shatyr

Khan Satyr adalah bangunan yang


berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
seluruh warga Kazakhstan. Merupakan
bangunan dengan atap yang menggunakan
struktur kabel dan tenda/membran.
Diresmikan oleh Presiden Khazakstan,
Nursultan Nazarabyev, pada 9 Desember
2009. Khan Shatyr diklam sebagai
bangunan dengan struktur tenda tertinggi
di dunia dengan ketinggian mencapai 150
meter diatas permukaan tanah.

2.3.3 Fungsi dan Fasilitas Khan Shatyr

Fungsi dari Khan Shatyr antara lain:

» Taman skala kota


» Ruang rekreasi indoor
» Pusat Komersial
» Resort
Khan Shatyr memiliki fasilitas buatan berupa sungai dan pantai yang digunakan
sebagai tempat rekreasi dan hiburan bagi pengunjungnya. Terdapat juga fasilitas mini golf,
pusat perbelanjaan dan komersil, dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan
warga Kazakhstan.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


45
2.3.4 Spesifikasi Khan Shatyr

Dari segi bentuk Khan Shatyr dibagi menjadi 2 bagian :

» Bagian Atas

» Bagian Bawah

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


46
Bagian Bawah Khan Shatyr

Bagian Bawah memiliki bentuk berupa elips yang memanjang ke arah belakang dengan
diameter 200 m dengan luas lantai dasar 100.000 m². Di dalamnya terdapat lampu sorot
berwarna warni yang di arahkan ke membran sebagai daya tarik dari luar pada malam hari.

Bagian Atas Khan Shatyr

Bagian atas terdiri dari membran transparan dengan ketinggian penyangga membran
hingga 150 m, posisinya berada pada bagian bawah.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


47
2.3.5 Struktur Atap Khan Shatyr

Struktur atap pada bangunan Khan Satyr menggunakan struktur membran berupa
ETFE. Membran ini ditopang menggunakan struktur berupa jaringan kabel. Bahan
membran yang transaparan memungkinkan sinar dan cahaya matahari dapat masuk ke
dalam bangunan sehingga menciptakan suasana di dalam bangunan serasa seperti alam
terbuka, terutama untuk fasilitias pantai buatan dan mini golf.

Bangunan bagian atas merupakan bangunan utama dengan atap berupa membran-
transparan dengan ketinggian penyangga membran hingga 150 meter dari permukaan
tanah. Posisinya tepat berada di atas bangunan bagian bawah

Tripod Khan Shatyr

-Diameter of 'basket' at top: 15m @ 103m

-Diameter of upper ring connecting cables: 20m @ 90m

-Each 70m Tripod leg weighs 211.5 tonnes

-The steelwork has come from Turkey and the cables and foil from Germany.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


48
2.3.6 Struktur Pondasi Khan Shatyr

2.3.7 Struktur Kabel Khan Shatyr

Kabel di gunakan sebagai struktur ketegangan pada atap yang berfungsi sebagai penyalur
beban dan kabel yang miliki sifat yang efisien dan sangat ringan. Terdiri dari 192 radial
cables, 16 circumferential cables

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


49
2.3.8 Struktur Membran Khan Shatyr

• Material tenda yang digunakan adalah ETFE, menggunakan 19,000m² ETFE

• Setiap ETFE berukran 3.5m x 30m dan terdiri dari 3 lapis.

• Pemilihan material ETFE karena mampu menyerap 20% sinar matahari.

• ETFE dipilih karena beratnya cuma 1% dibanding berat kaca.

Penyaluran Gaya Pada Khan Shatyr

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


50
BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Sistem membran yang bisa dipakai adalah membran jaring dan tenda, membran
pneumatrik jarang dipakai pada bangunan rendah dan sedang karena membutuhkan
tekanan udara yang menyulitkan dalam aplikasi.

Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur kabel atau struktur space frame, karena sistem membran bila terkena gaya dari
angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya). Oleh karena itu kabel
berfungsi sebagai penyalur beban, namun untuk srtuktur membran (tenda) murni maka
gaya akan disalurkan langsung ketumpuan (patok) tanpa bantuan kabel sebagai penyalur,
contohnya pada kemah-kemah kecil dengan bentang kecil.

Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus
mempertimbangkan bahan tenda dan arah angin. Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap
gaya tekan oleh angin, hal ini menyebabkan tenda dapat terus berdiri. Tiap gaya yang
terjadi pada jaring (tenda) akan disalurkan ke kabel-kabel silang di bagian bawah jaring
yang kemudian disalurkan menuju tiang dan disalurkan ke kabel dan tanah. Pada bagian
tertentu ada pula gaya yang langsung disalurkan menuju kabel dan tanah tanpa melalui
tiang penyangga.

3.2 SARAN

Dalam pemilihan bahan untuk struktur fabric tension/membrane harus bahan yang
bersifat tahan angin dan tahan beban. Bahan tiang adalah bahan yang bersifat tahan beban
dan padat untuk berdiri.

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


51
LAMPIRAN GAMBAR STRUKTUR

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


52
DENAH KHAN SHATYR

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


53
SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL
54
SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL
55
SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL
56
SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL
57
POTONGAN KHAN SHATYR

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


58
POTONGAN ARSITEKTURAL KHAN SHATYR

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


59
DETAIL SAMBUNGAN KABEL

SKU V : STRUKTUR MEMBRAN DAN KABEL


60

Anda mungkin juga menyukai