Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

CHASSIS MOBIL

Disusun oleh :

Nama : Taruna Muda Nandang


Kurniawan

Notar : 2002268

Kelas/Absen : MTJ 1.4/17


Dosen : Ricko Yudhanta,M.Sc
Mata Kuliah : Karakteristik Kendaraan Bermotor
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Disusunnya makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Karakteristik Kendaraan Bermotor. Pendidikan program studi Manajemen Transportasi
Jalan di PTDI-STTD tahun akademik 2020/2021
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
dengan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala saran dan koreksi
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penulisan
makalah selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Cilacap, 5 April 2021

Nandang Kurniawan

Nomor Taruna 2002268

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Chassis........................................................................................................2
2.2. Jenis - Jenis Chassis.....................................................................................................3
2.2.1 Ladder Frame.......................................................................................................3
2.2.2 Tubular Space Frame............................................................................................5
2.2.3 Monocoque...........................................................................................................6
2.2.4 Backbone...............................................................................................................6
2.2.5 Aluminium Chassis Frame....................................................................................7
2.3 Proses Pembuatan Chassis............................................................................................8
2.3.1. Perencanaan Disain...............................................................................................8
2.3.2. Pembuatan Pattern................................................................................................9
2.3.3. Pengecoran Dies....................................................................................................9
2.3.4. Proses Permesinan..............................................................................................10
2.3.5. Proses Fabrikasi..................................................................................................11
2.3.6. Proses Trial.........................................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................11
3.2. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Chassis merupakan salah satu bagian penting pada mobil yang harus
mempunyai kontruksi kuat untuk menahan atau memikul beban kendaraan. Semua
beban dalam kendaraan baik itu penumpang, mesin, sistem kemudi, dan segala
peralatan kenyamanan semuanya diletakan diatas chassis. Oleh karena itu, setiap
kontruksi chassis harus mampu untuk menahan semua beban dari kendaraan.
Pada umumnya, chassis disusun dari dua buah balok memanjang dan
dihubungkan dengan balok melintang. Bagian depan rangkaian dibuat sedikit mengecil
ke dalam yang berfungsi sebagai tempat pemasangan peralatan kemudi dan untuk dapat
memberikan keleluasan pergerakan pengemudi. Chassis umunya dibuat dari baja,
biasanya mempunyai bentuk penampang U atau model kotak atau bentuk pipa bahkan
rangka berbentuk perimeter.
Akhir - akhir ini, mobil penumpang ringan banyak menggunakan rangka
terpisah, kemudian dilas dengan bodi menjadi satu unit dan biasa disebut bodi
monocoque. Metode ini mengambil cara pembuatan rangka pesawat terbang.
Keuntungan bodi monocoque adalah ringan, proses pembuatannya lebih sederhana.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan chassis?


2. Apa saja jenis - jenis chassis?
3. Bagaimana proses pembuatan chassis?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahuitentang apa itu chassis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis - jenis chassis.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan chassis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Chassis

Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat


kendaraan, mesin serta penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka
baja yang memegang bodi dan engine dari sebuah kendaraan. Saat proses
manufaktur bodi kendaraan dibentuk sesuai dengan struktur chassis-nya.
Chassis mobil biasanya terbuat dari logam ataupun komposit. Material tersebut
harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga
berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami
bending.
Komponen Utama Chassis:
1. Frame
Frame adalah struktur dari beberapa batang yang dihubungkan dengan
sambungan (pin ataupun rigid joint) dimana pada frame ini terdapat variasi
gaya aksial, gaya lintang dan momen pada batang itu sendiri. Lain halnya
dengan truss yang merupakan struktur yang dibentuk dari batangan -
batangan yang pada kedua ujung masing–masing batang dihubungkan oleh
pin. Pada truss ini beban terletak dititik sambungan atau joint dimana batang
hanya mampu menerima beban aksial (batang 2 gaya).
2. Dudukan mesin
Dudukan mesin merupakan tempat yang utama dalam peletakan mesin
pada suatu kendaraan dan juga harus disesuaikan dengan model kenderaan
yang dibuat.
2.2. Jenis - Jenis Chassis
2.2.1 Ladder Frame
Ladder Frame adalah dua batangan panjang yang menyokong
kendaraan dan menyediakan dukungan yang kuatdari berat beban dan
umumnya berdasarkan desain angkut. Bentuk bodi ini merupakan salah satu
contoh yang bagus dari tipe chassis. Dinamakan demikian karena
kemiripannya dengan tangga. Ladder frame adalah yang paling sederhana dan
tertua dari semua desain. Ini terdiri hanya dari dua rel simetris, atau balok, dan
cross members menghubungkan mereka.
Ladder frame merupakan chassis paling awal yang digunakan sekitar
tahun 1960-an, namun sampai sekarang masih banyak kendaraan yang
menggunakan chassis jenis ini terutama kendaraan jenis SUV. Bahan material
yang paling umum untuk jenis ladder frame ini adalah material dengan bahan
baja ringan.
Dua batang memanjang tersebut merupakan bagian yang utama untuk
menahan beban longitudinal akibat percepatan dan pengereman. Kemudian
batang yang melintang hanya menahan agar chassis tetap dalam keadaan rigid
atau kaku. Berikut adalah salah satu contoh ladder frame modern yang biasa
digunakan pada mobil pickup dan SUV dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar. 2.1 Ladder Frame


Dalam hal lain untuk chassis ladder frame ini ada juga penambahan
komponen untuk lebih menguatkan chassis yaitu dengan cara penambahan
penguatan palang X. Hal ini dimungkinkan untuk merancang kerangka untuk
membawa beban torsi dimana tidak ada unsur frame dikenakan saat torsi.
Palang X yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini terbuat dari dua balok
lurus dan hanya akan memiliki beban lentur diterapkan pada balok.
Jenis frame ini memiliki kekakuan torsi yang baik terbagi di pusat
rancangan ladder frame. Perlu dicatat bahwa beban lentur maksimum terjadi
pada bagian sambungannya. Oleh karena itu, bagian sambungan (joint)
menjadi kritis. Menggabungkan sifat dari penguatan palang X dengan ladder
frame membantu dalam memperoleh kedua sifat baik beban lentur dan torsi.
Dapat dilihat pada gambar 2.2. Balok silang dibagian depan dan belakang tidak
hanya membantu pada saat terjadi torsi tetapi juga membantu dalam membawa
beban lateral dari suspensi titik pemasangan.

Gambar. 2.2 Ladder Frame dengan palang X


2.2.2 Tubular Space Frame
Berdasarkan salah satu jenis metode chassis terbaik yang kekuatan
luluhnya sangat bagus diperlindungan kekakuan torsional, ketahanan beban
berat, dan beban impak, frame ini juga mudah untuk di desain dan cukup
lumayan sulit dalam membangunnya.

G
a
mb

a
r
Gambar. 2.3 Tubular Space Frame
Dalam struktur jenis ini sangat penting untuk memastikan semua
bidang sepenuhnya triangulasi sehingga elemen balok dasarnya dimuat dalam
ketegangan atau kompresi. Oleh karena sambungan las, beberapa hambatan
lentur dan torsi akan terjadi pada sambungannya, dengan mengandalkan
pembatasan tersebut akan membuat struktur jauh lebih kaku.
Tubular space frame memakai berbagai macam pipa circular (kadang
- kadang dipakai bentuk square tube agar mudah disambung, meskipun begitu
bentuk circular memiliki kekuatan begitu besar).
Posisinya yang berbagai arah menghasilkan kekuatan mekanikal untuk
melawan gaya dari berbagai arah. Pipa tersebut dilas sehingga terbentuk
struktur yang kompleks.
2.2.3 Monocoque
Monocoque merupakan satu kesatuan stuktur chassis dari bentuk
kendaraannya sehingga chassis ini memiliki bentuk yang beragam yang
menyesuaikan dengan bodi mobil. Meskipun terlihat seperti satu kesatuan dari
rangka dan bodi mobilnya, namun sebenarnya chassis ini dibuat dengan
menggunakan pengelasan melalui proses otomasi sehingga hasil pengelasan
yang berbentuk sempurna dan terlihat seperti tidak ada hasil pengelasan.
Material yang digunakan adalah baja sedangkan pada chassis lain
digunakan campuran material antara baja dengan aluminium sehingga
bobotnya lebih ringan. Kelemahan lainnya adalah tidak mungkin untuk
pembuatan mobil bersekala kecil karena membutuhkan proses produksi
menggunakan robot. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.4. Dimana
chassis ini terlihat kesatuan struktur yang senyawa mulai dari bagian depan
hingga belakang dimana merupakan produk massal untuk kebutuhan
transportasi pada umumnya.

Gambar. 2.4 Chassis Monocoque

2.2.4 Backbone
Ini adalah aplikasi langsung dari teori jenis rangka pipa. Ide awalnya
adalah dengan membuat struktur depan dan belakangnya yang terhubung
dengan sebuah rangka tube yang melintang disepanjang mobil. Tidak seperti
transmisi tunel, chassis backbone ini hampir seluruhnya adalah struktur kaku
dan dapat menahan semua beban. Ini terdapat beberapa lubang yang kontinu.
Karena begitu sempit dindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis backbone
memiliki kekakuan dari luas area bagian backbone itu sendiri. Harus dicatat
bahwa chassis backbone ini biasa dibuat dalam berbagai bentuk konstruksi.
Space frame triangular, chassis monocoque angular ataupun tube kontinu.
Semua jenis chassis ini digunakan dalam memproduksi sebuah mobil. Hampir
semua motor penggerak belakang dan penggerak depan mengizinkan chassis
backbone ini untuk cover dari transmisi dan ruang poros penggerak.

Gambar. 2.5 Chassis Backbone

2.2.5 Aluminium Chassis Frame


Chassis jenis ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan mobil
Audy bersama-sama dengan perusahaan pembuat aluminium Alcoa. Aluminium
chassis frame dibuat untuk menggantikan chassis baja monocoque karena
untuk menghasilkan sebuah rangka yang ringan. Aluminium space frame
diklaim 40% lebih ringan dibanding dengan rangka baja monocoque namun
40% lebih rigid. Berikut adalah Aluminium chassis frame yang ditunjukkan
pada gambar 2.6.
Gambar. 2.6 Aluminium Chassis Frame

2.3 Proses Pembuatan Chassis


2.3.1. Perencanaan Disain
Disain dilakukan dengan melakukan perencanaan perhitungan dan
pembuatan gambar untuk dies chassis long member.

Gambar. 2.7 Disain chassis utuh yang akan dibuat produk chassis bagian
long member
2.3.2. Pembuatan Pattern
Pattern (pola) dibuat dari bahan styreofoam yang dibentuk menyerupai
dengan bentuk dies yang telah didisain. Pattern ini akan dimasukkan ke dalam
pasir cetak yang akan digunakan untuk rongga pengisi logam. Logam cair
yang telah dituangkan akan membakar pattern dan menguapkannya sehingga
logam cair dapat menempati rongga di dalam cetakan pasir.

Gambar. 2.8 Pattern yang telah jadi siap untuk dilakukan pelapisan dengan
kertas supaya lebih keras

Gambar. 2.9 Pemasangan gate, riser pada pembuatan cetak pasir

2.3.3. Pengecoran Dies


Sebelum dilakukan pengecoran, logam cair yang ada dalam tungku
dibuat spesimen untuk dilakukan pengujian komposisi kimia, uji komposisi ini
diharapkan masuk dalam kriteria besi cor jenis FCD untuk komponen punch
dan besi cor jenis FC 300 untuk komponen upper dan lower dies.
Gambar. 2.10 Proses penuangan logam cair kedalam pasir cetak yang
sudah disiapkan sebelumnya
Setelah dilakukan pembongkaran cetakan, hasil produk cetak dilakukan
proses pembersihan dan penghilangan bagian - bagian hasil cetak yang tidak
digunakan, sehingga didapatkan produk sesuai dengan gambar disain awal.

2.3.4. Proses Permesinan


Proses ini diawali dengan proses facing untuk meratakan permukaan
dies hasil pengecoran menggunakan mesin planomilling.

Gambar 2.11 Proses permesinan planomilling

Proses permesinan yang lain yaitu proses slotting pembuatan alur untuk
penempatan pad, punch, proses surface milling dilakukan dengan mesin CNC 3
Axis untuk membentuk permukaan punch yang berkontur, proses selanjutnya
adalah drilling untuk bagian bagian pegas pad, tempat pemegang guide post dan
lain - lain.

2.3.5. Proses Fabrikasi


Proses fabrikasi dilakukan dengan tahap tapping untuk hasil pelubangan
yang telah dilakukan oleh proses permesinan, tapping ini bertujuan membentuk
ulir untuk memasang material standart seperti guide post, baut dll.

Gambar 6. Proses fabrikasi

Proses reamer dilakukan untuk menghaluskan lubang yang telah


dibentuk oleh proses drilling, sehingga permukaan sisi dari lubang menjadi
halus dan presisi. Dies lower tempat untuk memasang pegas yang terdiri dari
lubang tempat dudukan pegas untuk menahan stripper supaya dapat
mengeluarkan produk setelah selesai dipres. Assembly dilakukan apabila semua
komponen sudah dalam kondisi siap, proses ini digunakan untuk validasi
komponen yang telah disatukan. Setelah dilakukan proses assembly, perlu
adanya setting dari komponen yang telah terpasang dengan cara menaikkan
dan menurunkan upper dies menggunakan hoist crane
.
2.3.6. Proses Trial
Proses ini diawali dengan pemotongan plat jenis SAPH 310 (JIS G
3113) setebal 4.5 mm dengan panjang ukuran 3975 mm. Dilanjutkan dengan
pemotongan plat menyesuaikan ukuran dari disain yang ada, rencana trial akan
menggunakan 10 pasang buah produk. Proses ini melalui 2 tahap, trial yang
pertama digunakan untuk membentuk bagian depan sasis dengan menggunakan
dies tipe 1. Tahap ke 2 dimulai setelah tahap 1 terlewati dengan menggunakan
dies tipe 2. Setiap tahap dilakukan trial sebanyak 20 kali.

Gambar. 2.12 Proses uji coba pembuatan produk

Trial tahap 1 untuk membentuk sasis bagian depan dengan dies tipe 1
dengan dua punch yang berbeda untuk membentuk sisi kiri dan sisi kanan.
Total trial dilaksanakan sebanyak 20 kali.
Gambar. 2.13 Uji coba tahap pertama

Produk hasil trial tahap 1 berupa sasis yang masih terbentuk separuh pada
bagian depan. Setting dies tahap ke 2 untuk persiapan trial pembentukan akhir
produk. Trial tahap ke 2 dilaksanakan sebanyak 10 kali dengan evaluasi pada tiap
tahap meliputi pengecekan hasil dibandingkan dengan disain awal.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan,
mesin serta penumpang. Komponen utama chassis ada 2, yaitu : frame
dan dudukan mesin.
2. Chassis memiliki beberapa jenis diantaranya:
 Ladder frame
 Tubular space frame
 Monocoque
 Backbone chassis
 Aluminium space frame
3. Proses pembuatan chassis meliputi :
 Perencanaan design
 Pembuatan pattern
 Pengecoran dies
 Proses permesinan
 Proses fabrikasi
 Proses trial

3.2. Saran
1. Sebelum membuat sebuah chassis sebaiknya melakukan perencanaan
perhitungan dan pembuatan gambar untuk chassis tersebut.
2. Dalam pemilihan material pembuat chassis, material tersebut harus
memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan.
3. Sebelum chassis digunakan, sebaiknya dilakukan uji coba agar dapat
diketahui chassis tersebut layak digunakan atau tidak.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. http://alfacell90.blogspot.co.id/2015/11/mengenal-dan-memahami-chassis-dan-
bodi.html?m=1
2. http://portalgaruda.org/article.php?article=134010&val=5634
3. https://wikipedia.org/wiki/Sasis
4. https://willycar.com/2014/05/25/jenis-jenis-keuntungan-dan-kerugian-chassis-
mobil/

Anda mungkin juga menyukai