Oleh :
MUH.AL FURQAN
(NIM: 1108130004)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh:
MUH. AL FURQAN
(NIM : 1108130077)
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lapangan
Ttd dan stampel perusahaan
(Ahmad Qurthobi,S.T.,M.T.)
NIP. 14851265-1
NIP. 197412122002121002
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehinnga dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek di Balai Besar Keramik dengan judul Proses Pembuatan Magnet
Dengan Cara Komposit Antara BaFe12O19 + NdFeB dan Binder Polimer Poly
Etilen Glikol . dan izin-nya lah, makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa juga
penulis ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Kedua orang tua yang telah memberikan nasehat, kesbaran, dan semangat
untuk menjalani Kerja Praktek ini.
2. Bapak Dr.Handoko Setyo Kuncoro,S.T.,M.T.,M.Eng.,Ph.D, selaku
Pembimbing Lapangan yang telah memberikan nasehat, motivasi dan
bimbingan sehingga penulis bisa memetik hikmah dari setiap pembelajaran
teori maupun saat Kerja Praktek di lapangan.
3. Bapak Ahmad Qurthobi, S.T., M.T., selaku Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan berbagai arahan untuk
pelaksanaan Kerja Praktek ini.
4. Para pegawai di Balai Besar Kermaik yang senantiasa membimbing dan
menghibur penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajianya . Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya terutama
pada proses pembelajaran Teknik Fisika.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISTILAH
OJSDFKhfjkgjfhgs`jkvNAJKCLKJHGFDDFGHJKKASDFGHJK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin berkembanngya teknolgi di zaman ini, maka semakin
besar kebutuhan
1.3
mana
yang
bagus
antara
CMC(CARBOXYMETHYL
Dalam penelitian, salah satu hal yang paling penting yaitu eksperimen itu
sendiri. Jadi kami melakukan eksperimen membuat magnet keramik
dengan cara komposit.
3. Pengujian
Kegiatan
Waktu
Pengenalan BBK dan
diskusi topik
kerja
praktek
Studi literatur
Pelaksanaan
penelitian
Penyusunan laporan
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
Rencana kegiatan kerja praktek di Balai Besar Keramik terdapat pada tabel
berikut:
Gambar 1.1 Rencana kegiatan kerja praktek di Balai Besar Keramik
1.6
BAB II
PROFIL INSTITUSI
2.1
Sejarah Berdiri
1922
Didirikan
oleh
Pemerintah
Kolonial
Belanda
dengan
1945
1960
1980
2002
tahun 1945, lembaga ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan
namanya diganti menjadi Balai Penyelidikan Keramik. Pada tahun 1960 namanya
diganti menjadi Balai Penelitian Keramik dan pada Tahun 1980 direorganisasi dan
namanya diganti menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Keramik.Pada tahun 2006 dengan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 40/MIND/ PER/ 2006 tanggal Juni 2006, lembaga inidireorgnisasi kembali dan namanya
berubah menjadi BalaiBesar Keramik (BBK)
Tabel 1 : Tabel Sejarah Berdirinya Balai Besar Keramik
2.2
Visi
Balai Besar Keramik menetapkan visinya yaitu Menjadi lembaga
yang profesional dalam memberikan pelayanan teknologi keramik dan
material nano di Indonesia. Visi ini akan dijadikan sebagai arah dan dasar dari
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Keramik.
2.3
Misi
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Balai Besar Keramik sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.
40/14IND/PER/6/ 2006 tanggal 29 Juni 2006, misi Balai Besar Keramik
adalah sebagai berikut:
1.
Melaksanakan
pemasaran,
kerjasama,
pengembangan,
dan
2.5
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian
Kepegawaian
Sub Bagian
Umum
Bidang
Pengembangan
Jasa Teknik
Seksi
Pemasaran
Bidang Sarana
Riset dan
Standarisai
Bidang Pengujian
Sertifikasi dan
Kalibrasi
Seksi Sarana
Riset Keramik
Konvensional
Bidang Pengembangan
Kompetensi dan Alih
Teknologi
Seksi
Pengujian
Seksi
Konsultasi
Seksi
Pemasaran
Seksi
Sertifikasi
Seksi Pelatihan
Teknis
Seksi
Informasi
Seksi
Standarisasi
Seksi
Kalibrasi
Seksi Alih
Teknologi
Dra. Sinta
Rismayani,
M.T
Kepala Bidang
Pengembangan
Jasa Teknis
Retno Manik
Dumilah,
S.Si., M.Si.
Kepala Seksi
Kerjasama
Rahayu Dwi
Lestari, S.Sn
Kepala Seksi
Pemasaran
Erik Syaiful
Bahri, S.T
Kepala Seksi
Informasi
Dra.Sri Cicih
Kurniasih,
M.Si
Kepala Bidang
Riset dan
Standardisasi
Dede Taufik,
S. Si
Kepala Sarana
Riset Keramik
Konvensional
Ukar
Karsono, S.T
Kepala Seksi
Sarana Riset
Keramik
Maju, Gelas
dan Email
Kristanto
Wahyudi,
S.T., M.T
Kepala Seksi
Standardisasi
Ir. Mustansir,
M.T
Kepala
Bidang
Pengujian,
Sertifikasi dan
Kalibrasi
Heru
Munadhir,
S.T
Kepala
Seksi
Pengujian
Cucu
Setyawati,
S.T., M.Si.
Kepala
Seksi
Sertifikasi
Dadang
Supriatna,
S.T
Kepala
Seksi
Kalibrasi
Ir. Hernawan,
M.T
Kepala Bidang
Pengembangan
Kompetensi
dan Alih
Teknologi
Eva
Noventriani,
S.S
Kepala Seksi
Konsultansi
Lya Walujani,
S.T.,M.T
Kepala Seksi
Pelatihan
Paulus Rahardjo
Sinarto, S.T.,
M.T
Kepala Seksi
Alih Teknologi
dan Inkubasi
BAB III
http://bandungside.com/2015/12/14/perjalanan-panjang-keramik-
3.1
kegiatan
penelitian,
pengembangan,
kerjasama,
standardisasi,
Industri. Jadi dalam pelaksanaan kerja praktek di BBK, penulis melakukan penelitian
dan pengembangan proses pembuatan magnet keramik dengan cara komposit, yaitu
dengan cara menggambukan dua bahan antara BaFeO19+NdFeb dan Poli Etilen Glikol
(PEG). Proses mengerjakan pembuatan magnet keramik ini penulis dibantu oleh
Dr.Handoko Setyo Kuncoro, S.T., M.T., M.Eng.,PhD., bu Ratih,S.T., dan rekan
sesama mahasiswa yaitu Tita Octavia Cahya Rahayu.
Setelah melakukan proses pembuatan magnet keramik selanjutnya kami bawa
ke LIPI hasil dari proses pembuatan magnet tersebut. Adapun hasil kerja praktek
selama satu bulan lebih di BBK yaitu, menambah pengalaman kerja, ilmu wawasan
baru, dan menambah teman teman baru yang geladi disana.
Sebelum melakukan proses pembuatan magnet keramik dengan cara komposit,
kami mempelajari magnet dan komposit terlebih dahulu dari studi literatur pada jurnal
ilmiah browser, dan buku-buku tentang magnet dan komposit.
3.1.1
Magnet
Magnet atau magnit adalah suatu benda yang dapat menarik benda benda lain
yang ada disekitarnya seperti besi, baja dan kobalt. Sebuah magnet yang terdiri atas
magnet magnet elementer yang tersusun secara teratur. Magnet yang mempunyai
bagian yang daya tarik paling kuat yaitu kutub magnet, terdiri dari Kutub Utara(KU)
dan Kutub Selatan(KS).
3.1.2
Sifat-sifat Magnet
Magnet mempunyai dua kutub, yaitu Kutub Utara dan Kutub Selatan
Apabila Kutub yang sejenis / senama didekatkan satu sama lain maka
mereka akan saling tolak menolak, namun apabila kutub yang berbeda
didekatkan satu sama lain maka mereka akan saling Tarik Menarik.
3.1.3
Klasifikasi Magnet
1. Feromagnetik
Feromagnetik memiliki momen magnetik permanen tanpa adanya
medan magnet yang diberikan dari luar. Feromagnetik teletak pada logam
transisi, diantaranya adalah Fe, Co, Ni serta pada logam tanah jarang (rare
earth) seperti Nd, dan Gd. Suseptibilitas magnetnya dapat mencapai 106.
Magnetisasi kuat atau magnetisasi jenuh (saturation magnetization) Ms dari
bahan feromagnetik mepresentasikan besarnya magnetisasi yang dihasilkan
oleh kutub magnetik yang secara keseluruhan sejajar dengan medan dari luar
serta akan berhubungan dengan besarnya kerapatan fluks (Bs). Magnetisasi
jenuh Ms adalah perkalian antara momen magnetik netto tiap atom dengan
jumlah atom yang ada.
2. Paramagnetik
Material paramagnetik mempunyai nilai suseptibilitas magnet yang
kecil namun masih bernilai positif. Dengan adanya medan magnet yang
diberikan pada material paramagnetik, maka kutub atom yang bebas berotasi
akan mensejajarkan arah sesuai dengan arah medan magnet. Kemudian
permeabilitas relatif (yang lebih besar dari satu) dan suseptibilitas magnetik
akan sedikit naik. Oleh karena itu, magnetisasi bahan akan muncul jika ada
medan dari luar serta dipol magnetik bertindak secara individual tanpa saling
berinteraksi dengan dipol yang berdekatan.
3. Diamagnetik
Material diamagnetik mempunyai susceptibility magnetik yang kecil
dan bernilai negatif. Diamagnetik merupakan sifat magnet yang paling lemah,
yaitu tidak permanen dan hanya muncul selama berada dalam medan magnet
luar. Besarnya momen magnetik yang diinduksikan sangat kecil, dan dengan
arah yang berlawanan dengan arah medan luar. Permeabilitas relatif (r) lebih
kecil dari satu dan suseptibilitas magnetiknya negatif, sehingga besaran B
dalam bahan diamagnetik lebih kecil daripada dalam vakum.
4. Material Soft Magnetik dan Hard Magnetik
3.1.4
3. Heating
tercampur bersama.
Tahap ketiga, setelah dipanaskan material ini langsung didinginkan
secara perlahan lahan.
4. Annealing
Material yang telah mengalami proses sintering kemudian akan melalui
proses pemanasan dan pendinginan yang suhunya sangat dikontrol yang
dikenal sebagai proses Anealing. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan
tegangan sisa pada material dan bersifat menguat
5. Finishing
Proses Finishing ini bertujuan untuk menghilangkan berbagai material
sisa yang tidak diperlukan dan menghasilkan permukaan yang halus. Akhir
proses ini dilakukan pelapisan untuk melindungi permukaan.
6. Magnetizing
Hingga dalam tahapan ini, material masih berupa sebuah lempengan
besi yang merupakan hasil kompresi dan hasil leburan unsur logam. Meski
pada kompresi dipengaruhi kekutan magnet, kekutan ini tidak akan
menyebabkan material memiliki daya magnetis. Hal ini bertujuan untuk
menyearahkan partikel di dalamnya ketika kondisi serbuk besik masih longgar.
Untuk mengubahnya menjadi sebuah magnet , potongan material ini
ditempatkan diantara kutub elektro magnetik yang sangat kuat dan oriantasi
kutub yang diinginkan dari proses magnetasi.Elektromagnet akan mengisi
daya magnet pada sebuah periode atau waktu yang ditentukan.Daya magnetik
akan meluruskan kelompok atom didalamnya , atau domain magnetik , pada
proses ini akan dihasilkan produk akhir sebuah magnet permanen yang sangat
kuat.
7. Quality Control
Setiap proses manufakturing selalu dipantau dan dikendalikan
secara teliti .proses Sintering dan Annealingsangatlah kritikal terhadap hasil
akhir sifat magnetis serta mekanik produk yang dihasilkan ,variabel waktu
dan temperatur harus dikontrol sangat ketat.
3.1.4
Komposit
Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua atau lebih bahan ,dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama
lainnya, baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil
akhir bahan tersebut .
Dengan adanya perbedaan dari material penyusunnya maka komposit
antar material harus berikatan dengan kuat,sehingga perlu adanya penambahan
wettingagent.
1. Kaidah Campuran
2. Kondutivitas Campuran
Langkah Kerja dari pembuatan magnet komposit dengan binder karet alam
adalah
sebagai
berikut
dispersi bahan-bahan yang masih kasar dihaluskan dengan mortal. Kemudian disaring
untuk memperoleh tingkat kehalusan yang merata. Untuk serbuk barium ferit
dilakukan penyaringan dengan saringan ukuran 400 mesh dan untuk bahan-bahan
pembantu lainya disaring dengan saringan 150 mesh. Dalam pembuatan dispersi juga
diperlukan bahan pembantu yang berupa bahan pendispersi (dispersing agent) dan air.
Bahan-bahan tersebut kita campur dalam wadah dan kemudian diaduk sampai rata
b. Pencampuran
Setelah persiapan bahan selesai, kemudian dilakukan pembuatan kompon karet
terlebih dahulu. Dispersi-dispersi dan emulsi-emulsi yang telah dibuat ditambahkan
pada lateks dalam wadah pencampuran dalam jumlah-jumlah yang telah ditentukan
dalam komposisi. Tetapi, terlebih dahulu lateksnya harus dibuat stabil (mantap) untuk
mencegah pengendapan (koagulasi) sebelum waktunya. Untuk menstabilkan
lateksnya dapat ditambah amoniak. Untuk proses pencampuran dipakai satu urutan,
yaitu: pertama bahan-bahan vulkanisasi (disperse-dispersi seng oksida, bahan
pencepat, dan belerang) kemudian ditambahkan bahan pelunak. Setelah diperoleh
campuran kompon, kemudian kompon tersebut dimasukkan ke dalam dispersi barium
ferit dan diaduk. Jika semua bahan telah tercampur merata, campuran tersebut dibuat
membeku (berkoagulasi) dengan cara ditambahkan asam format dan ditambahkan
amonium khlorida pada campuran. Amonium khlorida dengan kadar 20% ini selain
untuk memepercepat koagulasi juga bertujuan untuk membuat karet peka terhadap
panas. Dimana garam amonium ini akan bereaksi dengan seng oksida. Sehingga pada
proses vulkanisasi dengan suhu yang tidak begitu panas kompon telah mengeras.
Tahapan yang rumit dan panjang tersebut berbeda dengan yang dilakukan di
BBK. Adapun langkah kerja di BBK cukup sederhana dan mudah. Binder PEG yang
didapatkan tidak perlu diolah lagi, melainkan dapat langsung dicampurkan bahan
magnet. Berikut tahap-tahap pembuatan magnet kompost yang dikembangkan di
BBK:
1. Pencampuran
Bahan magnet BaFeO19+NdFeB dengan komposisi 4:6, 6:4, dan 8:2 masing
masing dicampurkan dengan PEG sebanyak 5%, 7,5%, dan 10%. Jadi total ada
sembilan sampel. Adapun massa konposit tersebut yaitu 2,5 gram.
2. Hot Press
Dalam kasus ini, hot press dilakukan dengan cara manual, dikarenakan tidak
terdapat alat hotpress di BBK. Adapun agar mendapatkan suhu panas, cetakan
dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 200C selama lima menit. Setelah itu,
dengan cetakan yang sudah ada, ditekan pada tekanan 10 bar sambil
dipanaskan dengan api tembak. Hal tersebut untuk menjaga suhu di dalam
cetakan stabil dan tidak turun. Pressing
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
roses pembuatan magnet yang selama ini kita jumpai adalah pembuatan
magnet dengan cara sintering. Meskipun magnet yang dihasikan memiliki
kualitas yang bagus, akan tetapi memiliki harga yang cukup mahal.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemintaan industri akan kebutuhan magnet
semakin besar, sehingga perlu dilakukan inovasi terhadap pembuatan
magnet yang memiliki nilai jual lebih murah namun memiliki kualitas
yang bagus, sama halnya dengan magnet hasil sintering. Salah satu cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu pembuatan magnet dengan
cara komposit.
4.2
Saran
Balai Besar keramik merupakan instansi penting dibawah kementrian
perindustrian. Dari segi kualitas pegawai dan bangunan dapat diunggulkan.
Akan tetapi, kebersihan ruangan dari gedung tersebut kurang, dikarenakan
cleaning service hanya bertugas membersihkan halaman, toilet dan lorong
gedung, tidak termasuk ruangan pegawai.
Ditinjau dari kegiatan yang berlangsung di BBK, intansi tersebut
berkaitan erat dengan pengembangan material yang yang digunakan dalam
dunia industri. Sebagai instansi penelitian dan pengembangan, sesuai dengan
Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, diharapkam BBK dapat bekerja
sama dengan Teknik Fisika, khususnya Teknik Fisika Universitas Telkom,
dalam hal penelitian material dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
Copy Surat Lamaran ke perusahaan/ instansi yang bersangkutan (scan)
Lampiran 2
Copy balasan surat Lamaran dari perusahaan / instansi (scan)
LAMPIRAN III
PROGRAM
STUDI
S1
No.Formuli
TEKNIK
TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
:
:
RENTANG
ASPEK PENILAIAN
NILAI
Dosen Penguji
PENILAIAN
Penguasaan terhadap
0 - 50
Permasalahan Pekerjaan
Isi dan Sistematika Pelaporan
Kerja Praktik
0 - 30
............................
Teknik Presentasi
0 - 20
NIP.
Tgl.
REKAPITULASI PENILAIAN:
BOBOT
PENILAIAN
NILAI
PENILAIAN
40 %
40 %
20 %
................
Indeks Nilai
:
Bandung, .................. 20
Pembimbing Akademik
E : NA 40
(..................................)
NIP.
LAMPIRAN IV
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
TELEKOMUNIKASI
No. Formulir
NIM
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melaksanaKan Kerja Praktik dengan nilai
sebagai berikut:
RENTANG
ASPEK PENILAIAN
NILAI
PENILAIAN
0 30
0 30
0 10
5. Pelaporan KP
0 20
Pembimbing Lapangan
................., ....../.........../...........
Nama
NIK / NIP
Jabatan
LAMPIRAN V
LOGBOOK 1
Nama/NIM :
Tanggal
Catatan Diskusi
Paraf Dosen
LAMPIRAN VI
LOGBOOK 2
Nama/NIM :
Jam
Hari
Jam
Jumlah
Tanggal
Kegiatan
Datang
Pulang
Jam
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Total Jam Mingguan
Mengetahui,
Atasan Langsung/ Pembimbing KP Lapangan