Disusun Oleh :
NIM : 2016250030
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH:
NIM : 2016250030
MENYETUJUI:
(........................................) (........................................)
MENYEBUTKAN BAHWA:
PERUMAHAN
DISAHKAN/APPROVED
(........................................)
Jabatan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, guna memenuhi salah satu syarat
penyelesaian kurikulum yang ada pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin di
Universitas Darma Persada.
1. Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Darma Persada.
2. Bapak Husen Asbanu, ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Darma Persada.
3. Bapak Ir. Asyari Daryus, SE. MSc. selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan Laporan Praktek Kerja ini hingga selesai.
4. Bapak Widi Pancana selaku Mentor selama PKL di PT Perusahaan Gas
Negara Tbk.
5. Bapak Sigit Dewantoro selaku Mentor selama PKL di PT Perusahaan Gas
Negara Tbk.
6. PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan seluruh pegawai Program
Manajement Office yang telah memberikan masukan kepada Praktikan.
7. Orang tua, keluarga dan teman teman Praktikan yang selalu memberikan
dukungan moral dan material.
Dalam penyajian yang sederhana ini, penulis menyadari bahwa laporan ini
banyak memiliki kekurangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan yang
dimiliki. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca dan setiap kritik yang bersifat membangun bagi penulis, yang
merupakan satu langkah untuk meningkatkan mutu penulisan laporan.
Jakarta, 25 Agustus 2019
PENDAHULUAN
1. Mengetahui bahan dan komposisi material yang digunakan pada pipa gas anti
seismic.
2. Mengetahui fungsi dari komponen pipa anti seismic pada perumahan.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pipa anti seismic.
1.4 Batasan Masalah
Agar dalam pembuatan laporan PKL ini tidak menyimpang jauh dari
permasalahan yang diangkat, serta karena keterbatasan waktu dan pengetahuan
dari Praktikan, maka dalam pembahasan laporan PKL ini, Praktikan memberikan
batasan masalah sebagai berikut :
1. Semua data dan bahan yang digunakan dalam penyusun laporan ini adalah
berdasarakan dokumen dan penjelasan yang disampaikan oleh pembimbing
atau mentor Praktikan di PGN
1. Studi Pustaka
Mempelajari literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang
dibahas di dalam melengkapi data serta informasi yang telah penulis
dapatkan dari penelitian.
2. Studi Lapangan
Melakukan pengamatan langsung (observasi) di lapangan dan
mengumpulkan data-data yang relevan dari perusahaan dan juga
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud
dan tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang Sejarah singkat perusahaan, Visi, Misi dan Organisasi
Perusahaan, Proses Produksi dan Lay Out Pabrik.
Bab ini berisi tentang beberapa teori dan metode dari berbagai buku yang
digunakan dalam menentukan model.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan macam sumber dan cara-cara pengumpulan dan
pengolahan datadata: primer atau data sekunder. Teknik-teknik dan alat-alat
pengolahan data, teknik analisis, komparasi, pembobotan dan sebagainya harus
dilaporkan meskipun secara singkat. memuat perhitungan pada rancanngan
yang dibuat dengan mengacu ke dasar teori. Melakukan analisa perhitungan
dan membahas hasil perhitungan dan rancangan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan secara keseluruhan dari pengolahan data
dan saran-saran sebagai masukan.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
Material Teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam proses
rekayasa dan industri. Material Teknik di kelompokkan menjadi 6 golongan:
Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang sifat-sifat material tersebut:
2. Kekakuan (stiffness)
Adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.
3. Kekenyalan (elasticity)
Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke
bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).
4. Plastisitas (plasticity)
Adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan
bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang
mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile),
sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai
material yang getas (brittle).
5. Keuletan (ductility)
Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi
kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya
diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini
biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat
ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.
6. Ketangguhan (toughness)
Merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan.
7. Kegetasan (brittleness)
Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.
Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit
pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada
beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan
yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
8. Kelelahan (fatigue)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima
beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas
kekakuan elastiknya.
9. Melar (creep)
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik
bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang
lama pada suhu yang tinggi.
Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat
fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh
pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik
yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara lain :
temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik. Struktur material sangat
erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik dapat diatur dengan
serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya perlakuan fisik akan
membawa penyempurnaan dan pengembangan material bahkan penemuan
material baru.
3.1.1.3 Sifat Teknologi
3.1.2.1 Logam
Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan
penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi. Logam di
bedakan dua bagian yaitu:
a. Ferro
Besi merupakan logam yang penting dalam bidang teknik, tetapi
besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan
konstruksi dll. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur
lain, terutama zat arang/karbon (C). Logam ferro meliputi: besi (iron),
baja (steel), dan besi cor (cast iron).
Logam besi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu baja dan besi cor.
Baja didefinisikan sebagai paduan antara besi (Fe) dan unsur–unsur
lainnya, dengan karbon(C) sebagai unsur yang paling dominan tetapi
kandungannya dibatasi tidak lebih dari 2,11% C. Ditinjau dari
kandungan karbonnya, maka pembagian baja dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Baja karbon rendah (low carbon steel, < 0,2% C).
Baja karbon medium (medium carbon steel, < 0,2-0,5% C).
Baja karbon tinggi (high carbon steel, > 0,5% C)
b. Non-Ferro
Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja
tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya
belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali logam non ferro
murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki
sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang
baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni.
Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan
untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan
laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan
sejenisnya. Logam non ferro adalah logam selain logam besi, seperti,
aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya.
3.1.2.2 Polimer
3.1.2.4 Komposit
3.1.2.6 Biomaterial
a. Pengujian Tekan
Pengujian ini dilakukan dengan menaruh di landasan dan ditekan
dariatas. Pada ujian tekan umumnya kekuatan tekan akan lebih
tinggi dari pada kekuatan tarik.
b. Pengujian Bengkok
Pengujian bengkok dilakukan dengan cara membengkokkan benda
uji dan pengujian ini menyebabkan material rusak karena terjadi
patahan.
c. Pengujian Puntir
Pada pengujian ini material akan rusak karena terjadi puntiran yang
menyebabkan kerusakan.
d. Pengujian Tarik
Pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan
sampai putus. Pada pengujian tarik suatu material akan mengalami
kerusakan karena material yang diuji akan putus.
e. Pengujian Impact
Pengujian suatu material untuk mengetahui ketangguhan logam
akibat pembebanan kejut pada material. Bahan yang ulet dengan
kekuatan yang sama dengan bahan rapuh mempunyai sifat tangguh
lebih baik.
f. Pengujian Kekerasan
Kekerasan material merupakan faktor penting dalam menentukan
sifat mekanis dari material tersebut. Pada beberapa uji kekerasan
spesimen bergantung pada tekanan dari unsur lain dan ukuran
lekukan yang terbentuk di dalam spesimen diukur dan
dikonversikan dengan menghitung kekerasannya.
3.1.3.2 Pengujian Non Destructive
Pengujian suatu bahan tetapi hasil akhir bahan tersebut tidak akan
rusak. Pengujian non destructive terdiri dari:
a. Liquid Penetrant
Cara ini dipakai untuk mendeteksi cacat dengan penembusan zat
pewarna pada celah cacat di permukaan. Cairan itu adalah
fluoresen atau cairan pewarna lain. Yang pertama diamati
dibawah sinar UV 330-390 μm dan kemudian diamati dibawah
sinar tampak terang.
b. Eddy Current
Jika batang uji ditempatkan dalam lilitan yang dialiri arus listrik
frekuensi tinggi maka eddy current akan mengalir. Dan aliran
akan berubah jika terdapat cacat.
ASME memiliki lebih dari 110.000 anggota di lebih dari 150 negara di
seluruh dunia.
ASME didirikan pada tahun 1880 oleh Alexander Lyman Holley, Henry
Rossiter Worthington, John Edison Sweet dan Matthias N. Forney dalam
menanggapi berbagai kegagalan bejana tekanan uap. Dikenal karena menetapkan
kode dan standar untuk perangkat mekanis, ASME melakukan salah satu operasi
penerbitan teknis terbesar di dunia, mengadakan berbagai konferensi teknis dan
ratusan kursus pengembangan profesional setiap tahun, dan mensponsori berbagai
program penjangkauan dan pendidikan.
Menurut Adam Stanton, sekretaris permanen pertama dan kepala staf pada
tahun 1919, AESC dimulai sebagai program yang ambisius dan yang lainnya.
Staf untuk tahun pertama terdiri dari satu eksekutif, Clifford B. LePage, yang
dipinjamkan oleh anggota pendiri, ASME. Anggaran tahunan $ 7.500 disediakan
oleh badan pendiri.
Pada tahun 1931, organisasi (berganti nama menjadi ASA pada tahun
1928) menjadi berafiliasi dengan Komite Nasional A.S. dari Komisi
Elektroteknik Internasional (IEC), yang telah dibentuk pada tahun 1904 untuk
mengembangkan standar listrik dan elektronik.
American Iron and Steel Institute adalah asosiasi produsen baja Amerika
Utara. Dengan organisasi pendahulunya, adalah salah satu asosiasi perdagangan
tertua di Amerika Serikat, yang berasal dari tahun 1855. Diasumsikan bentuknya
sekarang pada tahun 1908, dengan Hakim Elbert H. Gary, ketua United States
Steel Corporation, sebagai presiden pertamanya. Pengembangannya merupakan
tanggapan terhadap kebutuhan akan agen koperasi di industri besi dan baja untuk
mengumpulkan dan menyebarluaskan statistik dan informasi, melakukan
penyelidikan, menyediakan forum untuk diskusi masalah dan umumnya
memajukan kepentingan industri.
Misi American Iron and Steel Institute adalah untuk mempengaruhi
kebijakan publik, mendidik, dan membentuk opini publik dalam mendukung
industri baja AS dan Amerika Utara yang kuat dan berkelanjutan, yang
berkomitmen untuk memproduksi produk yang memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Berfokus pada advokasi isu kebijakan publik pusat industri baja, masalah
di mana AISI dapat membuat dampak dan masalah di mana ada
keselarasan anggota yang kuat.
Menginformasikan dan mendidik pemimpin opini tentang kepentingan
strategis industri baja Amerika Utara terhadap keamanan nasional dan
ekonomi.
Mengkomunikasikan manfaat yang dicapai oleh kemajuan teknologi
industri untuk kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya dan lingkungan.
Mengumpulkan dan menyediakan data industri untuk pembuat kebijakan,
personel perusahaan dan masyarakat mengenai operasi baja, produksi,
efisiensi energi, pengiriman, tingkat impor / ekspor dan konsumsi.
Mengejar kemajuan teknologi melalui Penelitian dan Pengembangan
Kolaboratif.
Membantu perusahaan anggota dalam menarik dan mempertahankan
bakat.
Memajukan penggunaan baja yang kompetitif di pasar tradisional dan
pertumbuhan.
Visi Institut dan para anggotanya adalah untuk industri baja Amerika
Utara yang berkelanjutan yang diposisikan secara strategis untuk pertumbuhan
dan inovasi dan sebagai pemimpin di pasar global. Pekerjaan AISI dan Institut
Pengembangan Pasar Baja (SMDI), unit bisnis AISI, difokuskan pada:
Membuat baja menjadi bahan pilihan dalam semakin banyak aplikasi, dan
memperluas pasar untuk baja.
Memajukan pemahaman baja sebagai kinerja tinggi, bahan teknik
kontemporer terus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar baru.
Mendukung dan mengoordinasikan upaya industri untuk meminimalkan
emisi CO2 melalui pengembangan berkelanjutan dan penyebaran
teknologi baru.
Meningkatkan kesadaran tentang fakta bahwa baja adalah bahan yang
paling didaur ulang di dunia, lebih dari semua bahan lainnya digabungkan.
D. ISO (International Organization for Standardization)
PEMBAHASAN