Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS MATERIAL PIPA GAS ANTI SEISMIC UNTUK


PERUMAHAN

DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK

Diajukan untuk memenuhi Syarat Kelulusan


Mata Kuliah Kerja Praktek

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Rifqy Faisal

NIM : 2016250030

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

“ANALISIS MATERIAL PIPA GAS ANTI SEISMIC UNTUK


PERUMAHAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMMAD RIFQY FAISAL

NIM : 2016250030

MENYETUJUI:

Pembimbing Kerja Praktek Ketua Jurusan Teknik Mesin

(........................................) (........................................)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

MENYEBUTKAN BAHWA:

NAMA : MUHAMMAD RIFQY FAISAL

JUDUL : ANALISIS MATERIAL PIPA GAS ANTI SEISMIC UNTUK

PERUMAHAN

TELAH MELAKSANAKAN KERJA PRAKTEK DI PT PERUSAHAAN GAS


NEGARA TBK PADA DIVISI/BAGIAN PROGRAM MANAGEMENT
OFFICE

Jakarta, 25 Agustus 2019

DISAHKAN/APPROVED

(........................................)

Jabatan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, guna memenuhi salah satu syarat
penyelesaian kurikulum yang ada pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin di
Universitas Darma Persada.

Adapun tujuan dan manfaat yang penulis dapatkan selama melaksanakan


kerja praktek ini adalah untuk menyelaraskan teori yang didapat dibangku kuliah
dengan pelaksanaan dilapangan, baik dalam proses pelaksanaan maupun yang
menyangkut masalah serta pemecahannya yang dihadapi pada pelaksanaan
dilapangan. Laporan ini disusun sebagai kelanjutan kerja praktek dilapangan serta
bimbingan dan petunjuk dosen pembimbing.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada


semua pihak yang telah banyak membantu serta membimbing dalam pelaksanaan
kerja praktek dilapangan maupun penyusunan laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Darma Persada.
2. Bapak Husen Asbanu, ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Darma Persada.
3. Bapak Ir. Asyari Daryus, SE. MSc. selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan Laporan Praktek Kerja ini hingga selesai.
4. Bapak Widi Pancana selaku Mentor selama PKL di PT Perusahaan Gas
Negara Tbk.
5. Bapak Sigit Dewantoro selaku Mentor selama PKL di PT Perusahaan Gas
Negara Tbk.
6. PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan seluruh pegawai Program
Manajement Office yang telah memberikan masukan kepada Praktikan.
7. Orang tua, keluarga dan teman teman Praktikan yang selalu memberikan
dukungan moral dan material.

Dalam penyajian yang sederhana ini, penulis menyadari bahwa laporan ini
banyak memiliki kekurangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan yang
dimiliki. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca dan setiap kritik yang bersifat membangun bagi penulis, yang
merupakan satu langkah untuk meningkatkan mutu penulisan laporan.
Jakarta, 25 Agustus 2019

(Muhammad Rifqy Faisal)


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum pada Departemen Teknik


Mesin Fakultas Teknik Universitas Darma Persada (UNSADA) Jakarta Timur,
yang diwajibkan dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
untuk dapat menyusun Tugas Sarjana.

Melalui kerja praktek, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori


ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan untuk kemudian dapat
dianalisa dan memecahkan masalah yang timbul dilapangan, serta memperoleh
pengalaman yang berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan dihadapi
nantinya setelah mahasiswa menyelesaikan studinya.

1.2 Perumusan Masalah

Dari perumusan yang akan dibahas diberi batasan-batasan pada


permasalahan tersebut, guna memperjelas bagian mana dari persoalan yang
akan dikaji agar tidak menyimpang dari topik permasalahan yang utama.
Persoalan yang akan dikaji adalah Analisa Material Pipa Gas Anti Seismic
Untuk Perumahan. Perumusan masalahnya antara lain:

1. Bagaimana cara mengetahui material yang cocok digunakan untuk pipa


gas anti seismic untuk mengalirkan gas ke perumahan.
2. Bagaimana proses dalam pengujian material dalam menentukan material
yang cocok untuk pipa gas anti seismic.
3. Bagaimana prosedur pemasangan pipa gas anti seismic untuk perumahan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek

Adapun tujuan dari Kerja Praktek yang telah dilakukan adalah:

1. Mengetahui bahan dan komposisi material yang digunakan pada pipa gas anti
seismic.
2. Mengetahui fungsi dari komponen pipa anti seismic pada perumahan.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pipa anti seismic.
1.4 Batasan Masalah

Agar dalam pembuatan laporan PKL ini tidak menyimpang jauh dari
permasalahan yang diangkat, serta karena keterbatasan waktu dan pengetahuan
dari Praktikan, maka dalam pembahasan laporan PKL ini, Praktikan memberikan
batasan masalah sebagai berikut :

1. Semua data dan bahan yang digunakan dalam penyusun laporan ini adalah
berdasarakan dokumen dan penjelasan yang disampaikan oleh pembimbing
atau mentor Praktikan di PGN

2. Adapun topik permasalahan yang Praktikan angkat dalam penulisan laporan


Praktik Kerja Lapangan ini yaitu : “Analisis Material Pipa Gas Anti Seismic
Untuk Perumahan”

1.5 Metodologi Pengambilan Data

Adapun metode yang digunakan untuk pengumpulan data antara lain:

1. Studi Pustaka
Mempelajari literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang
dibahas di dalam melengkapi data serta informasi yang telah penulis
dapatkan dari penelitian.

2. Studi Lapangan
Melakukan pengamatan langsung (observasi) di lapangan dan
mengumpulkan data-data yang relevan dari perusahaan dan juga
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan.

1.6 Sistematikan Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan agar alur penyusunan laporan kerja


praktek dapat disusun dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah. Adapun
sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud
dan tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang Sejarah singkat perusahaan, Visi, Misi dan Organisasi
Perusahaan, Proses Produksi dan Lay Out Pabrik.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang beberapa teori dan metode dari berbagai buku yang
digunakan dalam menentukan model.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan macam sumber dan cara-cara pengumpulan dan
pengolahan datadata: primer atau data sekunder. Teknik-teknik dan alat-alat
pengolahan data, teknik analisis, komparasi, pembobotan dan sebagainya harus
dilaporkan meskipun secara singkat. memuat perhitungan pada rancanngan
yang dibuat dengan mengacu ke dasar teori. Melakukan analisa perhitungan
dan membahas hasil perhitungan dan rancangan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan secara keseluruhan dari pengolahan data
dan saran-saran sebagai masukan.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta
Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 dengan
memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II
pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI
Pusat berinisiatif menghadap Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas
dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tahun 1958 I.J.N.
Eindhoven & Co dinasionalisasi dan diubah menjadi PN Gas.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak
di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Pada saat yang sama, dua perusahaan negara yaitu PLN sebagai pengelola
tenaga listrik milik negara dan PGN sebagai pengelola gas diresmikan.
Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan
Gas Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN
pada tiap tahunnya.
Perusahaan ini yang semula mengalirkan gas buatan dari batu bara dan
minyak dengan teknik Catalytic Reforming yang tidak ekonomis mulai
menggantinya dengan mengalirkan gas alam pada tahun 1974 di kota Cirebon.
Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran
gas alam untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian
disusul berturut-turut di wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan
tahun 1985, Surabaya pada 14 Februari 1994, dan Palembang tahun 1996.
Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada
tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Gas Negara dan
kemudian pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas
yaitu selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor
hulu yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter.
PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka
ditandai dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di
Bursa Efek Indonesia dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk.

2.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan


2.2.1 Visi : Menjadi Perusahaan Energi Kelas Dunia di Bidang Gas pada Tahun
2020.
2.2.2 Misi : Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui:
 Pelanggan yaitu dengan solusi pemenuhan kebutuhan energi
yang aman, bernilai tambah, ekonomis dan meningkatkan daya
saing.
 Masyarakat yaitu dengan peningkatan kesejahteraan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui kemandirian
energi dan upaya konservasi lingkungan.
 Investor yaitu dengan penciptaan nilai Perusahaan yang optimal
dan berkelanjutan melalui sinergi internal dan eksternal.
2.2.3 Budaya Perusahaan
PGN telah merumuskan budaya perusahaan dengan asas
“ProCISE”. PGN memiliki komitmen yang kuat guna mendorong
keberhasilan implementasi budaya perusahaan sesuai dengan tujuan
Perseroan. “ProCISE” sebagai asas budaya perusahaan yang menjadi
panduan berperilaku bagi insan PGN dalam kehidupan sehari-hari, dapat
diuraikan sebagai berikut:

2.2.3.1 Professionalism (Profesionalisme)


Senantiasa memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan kompetensi
dibidangnya dan bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan
yang diambil. Nilai professionalism terdiri atas dua perilaku utama yaitu:
 Kompeten dibidangnya
 Bertanggung jawab

2.2.3.2 Continous Improvement (Penyempurnaan terus menerus)


Berkomitmen untuk melakukan penyempurnaan terus menerus. Nilai
Continous Improvement terdiri atas dua perilaku utama yaitu:
 Kreatif dan Inovatif
 Adaptif terhadap perubahan

2.2.3.3 Integrity (Integritas)


Jujur terhadap diri sendir maupun orang lain. Konsisten antara pikiran,
perkataan dan perbuatan berlandaskan standa etika yang luhur. Nilai
integrity terdiri atas dua perilaku utama yaitu:
 Jujur, terbuka dan berpikir positif
 Disiplin dan konsisten

2.2.3.4 Safety (Keselamatan Kerja)


Senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, baik
untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Nilai safety terdiri atas
dua perilaku utama yaitu:
 Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
 Peduli lingkungan sosial dan alam

2.2.3.5 Excellent Service (Pelayanan Prima)


Mengutamakan kepuasan baik pelanggan internal maupun eksternal
dengan memberikan pelayanan terbaik. Nilai excellent service terdiri atas
dua perilaku utama yaitu:
 Mengutamakan kepuasan pelanggan
 Proaktif dan cepat tanggap
2.3 Bidang Usaha, Produk dan Organisasi Perusahaan
2.3.1 Bidang Usaha
Sesuai dengan Anggaran Dasar, bidang usaha PGN adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan, pembangunan dan pengembangan usaha hilir bidang gas
bumi yang meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan
dan niaga
2. Perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, enyediaan,
penyaluran dan distribusi gas buatan
3. Selain keiatan usaha utama, perusahaan dapat melakukan kegiatan
usaha penunjang lain yang berkaitan langsung dan atau yang
mendukung kegiatan usaha utama sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku

2.3.2 Produk atau Jasa yang Dihasilkan


Untuk kepentingan manajemen, dalam menjalankan kegiatan
iperasinya, PGN membagi beberapa segmen usaha pokok, yaitu:
1. Usaha transmisi/transportasi
2. Usaha distribusi/niaga
3. Minyak dan hulu gas
4. Segmen usaha lainnya (jasa konstruksi dan pemeliharaan, LNG, sewa
kapasitas serat optik dan properti)
2.3.3 Organisasi Perusahaan
Organisasi PGN dipimpin oleh direktur utama dan dibantu oleh
empat Direktorat yaitu Direktorat perusahaan, Direktorat
pengembangan dan infrastruktur, Direktorat keuangan, Direktorat SDM
dan Umum. Dalam kegiatan operasionalnya Direktorat dibantu oleh staf
dan kepala departemen. Direktorat bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris, dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemegang
saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum yang harus
dilaksanakan oleh direktorat, juga bertindak sebagai pengawas atas
semua kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan
Direktorat. Untuk Direktorat pengembangan dan infrastruktur itu dibagi
menjadi lima bagian yaitu :
a. Business Develoment
b. Center Of Technical Excellent
c. Program Manajement Office
d. Business Unit Infrastructure
e. Unit Layanan Jaringan Gas Rumah Tangga
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk

2.4 Kegiatan Umum Perusahaan


Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha
distribusi (penjualan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan
pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi
kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui
jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri.
Sedangkan usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi)
gas bumi melalui jaringan pipa transmisi dari sumber-sumber gas ke
penggunaan industri.
2.4.1 Kegiatan Usaha Distribusi
PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa
distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan
kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan yang diperoleh pada
tahun 2011. PGN merupakan pelaku utama dalam kegiatan usaha
distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%. Jaringan
layanan mencakup 8 (delapan) kota utama di Indonesia yaitu 18
Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru
yang didukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km
dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak
pembelian sebelum diperlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN
memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon
dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di
wilayah distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah
distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari
EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi
Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina
DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi
secara langsung dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP
Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak
pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20
tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk
mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar
kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi
dengan lebih baik.
2.4.2 Kegiatan Usaha Transmisi
Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari
lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan
tinggi ke stasiun penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai
pengangkut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh
pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khusus untuk melayani PLN
Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak
sebagai penjualan gas bumi.

PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km


dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%.
Kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi
di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Grissik-Duri
dan Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT
Transportasi Gas Indonesia (Transgapindo).

2.5 Anak Perusahaan


PGN memiliki anak perusahaan dan afiliasi sebagai berikut:

 PT Transportasi Gas Indonesia (transmisi gas bumi)


 PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (telekomunikasi)
 PT PGN Solution (konstruksi, enginering, operation & maintenance)
 PT Nusantara Regas (terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung)
 PT Saka Energi Indonesia (kegiatan di bidang hulu)
 PT Gagas Energi Indonesia (kegiatan di bidang hilir)
 PT Gas Energi Jambi (perdagangan, konstruksi dan jasa)
 PT Banten Gas Synergi (jasa, transportasi, perdagangan dan
pertambangan)
 PT PGN LNG Indonesia (bisnis LNG dan terminal penyimpanan dan
regasifikasi terapung)
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Material Teknik

Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material seringkali


adalah bahan mentah - yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses
sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam
masyarakat teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai.
Beberapa contohnya adalah kertas dan sutra.

Material Teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam proses
rekayasa dan industri. Material Teknik di kelompokkan menjadi 6 golongan:

 Logam, contoh baja, besi cor, titanium, logam paduan, dll.


 Polimer, contoh polietilan, polipropilen, polikarbonat, dll.
 Karet, contoh isporen, neopren, karet alam, dll.
 Gelas, contoh gelas soda, gelas silika, gelas borosilikat.
 Keramik, contoh alumina, karbida silikon, nitrida silikon, dll.
 Hibrida, contoh komposit, sandwich, foam.

3.1.1 Sifat-Sifat Material

Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada


bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat –sifat
itu akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut adalah:
 Sifat mekanik
 Sifat fisik
 Sifat teknologi

Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang sifat-sifat material tersebut:

3.1.1.1 Sifat Mekanik

Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang


mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat
diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang
diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya
pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik.
Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak
dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi
waktu. Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan pengujian
mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat merusak (destructive test),
dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva atau data yang mencirikan keadaan
dari material tersebut.
Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau spesimen.
Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila berasal dari jenis,
komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang tepat hanya didapatkan pada
material uji yang memenuhi aspek ketepatan pengukuran, kemampuan mesin,
kualitas atau jumlah cacat pada material dan ketelitian dalam membuat spesimen.
Sifat mekanik tersebut meliputi antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan,
kekenyalan, keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur,
kekeuatan leleh dan sebagainya.
Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan:
1. Kekuatan (strength)
Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang
bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik,
kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.

2. Kekakuan (stiffness)
Adalah kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi.

3. Kekenyalan (elasticity)
Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke
bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).

4. Plastisitas (plasticity)
Adalah kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan
bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang
mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile),
sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai
material yang getas (brittle).

5. Keuletan (ductility)
Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi
kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya
diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini
biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat
ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.
6. Ketangguhan (toughness)
Merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan.

7. Kegetasan (brittleness)
Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.
Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit
pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada
beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan
yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.

8. Kelelahan (fatigue)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima
beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas
kekakuan elastiknya.

9. Melar (creep)
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik
bila pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang
lama pada suhu yang tinggi.

10. Kekerasan (hardness)


Merupakan ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi / penetrasi.
Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu ketahanan
material terhadap penggoresan atau pengikisan.

3.1.1.2 Sifat Fisik

Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat
fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh
pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik
yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara lain :
temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik. Struktur material sangat
erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik dapat diatur dengan
serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya perlakuan fisik akan
membawa penyempurnaan dan pengembangan material bahkan penemuan
material baru.
3.1.1.3 Sifat Teknologi

Selanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah


sifat teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk
dengan kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya
dengan pengerolan atau penempaan. Produk dengan bentuk yang rumit dapat
dibuat dengan proses pengecoran. Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu
las, sifat mampu cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu bentuk. Sifat material
terdiri dari sifat mekanik yang merupakan sifat material terhadap pengaruh yang
berasal dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang
dikandung oleh material itu sendiri.

3.1.2 klasifikasi Material Teknik

Secara konvensional, matterial dapat dibedakan menjadi tiga jenis material


yaitu, Logam, Polimer dan Keramik. Pengelompokan dan pengklasifikasian ini
didasarkan pada susunan atom dan sifat kimiawi. selain ketiga jenis material
tersebut, terdapat juga jenis material seperti Komposit, Semikonduktor, dan
Biomaterial.

3.1.2.1 Logam

Gambar 3.1 Material Logam

Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan
penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi. Logam di
bedakan dua bagian yaitu:

a. Ferro
Besi merupakan logam yang penting dalam bidang teknik, tetapi
besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan
konstruksi dll. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur
lain, terutama zat arang/karbon (C). Logam ferro meliputi: besi (iron),
baja (steel), dan besi cor (cast iron).

Logam besi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu baja dan besi cor.
Baja didefinisikan sebagai paduan antara besi (Fe) dan unsur–unsur
lainnya, dengan karbon(C) sebagai unsur yang paling dominan tetapi
kandungannya dibatasi tidak lebih dari 2,11% C. Ditinjau dari
kandungan karbonnya, maka pembagian baja dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
 Baja karbon rendah (low carbon steel, < 0,2% C).
 Baja karbon medium (medium carbon steel, < 0,2-0,5% C).
 Baja karbon tinggi (high carbon steel, > 0,5% C)

Sedangkan besi cor adalah paduan besi yang mengandung karbon


di atas 2,1% C, silisium, mangan, fosfor dan belerang.

b. Non-Ferro
Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja
tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya
belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali logam non ferro
murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki
sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang
baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni.
Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan
untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan
laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan
sejenisnya. Logam non ferro adalah logam selain logam besi, seperti,
aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya.

3.1.2.2 Polimer

Gambar 3.2 Material Polimer

Material yang termasuk kedalam klasifikasi polimer yaitu karet dan


plastik. Umumnya, polimer merupakan senyawa organik dengan unsur dasar
berupa karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur-unsur tersebut tersusun dalam
bentuk rantai sehingga memiliki ukuran molekul yang besar. Atom-atom dalam
suatu rantai polimer saling berikatan secara kovalen, sementara ikatan antar rantai
adalah ikatan van der waals. polimer umumnya ringan (memiliki massa jenis yang
rendah) dan sangat fleksibel dan mudah dibentuk.
3.1.2.3 Keramik

Gambar 3.3 Material Keramik

Keramik merupakan senyawa antar unsur logam dan nonlogam, yang


memiliki ikatan kovalen atau ionik. Umumnya, senyawa material keramik berada
dalam bentuk senyawa oksida, nitrida, karbida. Beberapa material yang termasuk
kedalam klasifikasi keramik yaitu gelas/kaca, semen, dan keramik yang terbuat
dari lempung. Material keramik umumnya isolator panas dan listrik, tahan
terhadap suhu tinggi, keras namun getas.

3.1.2.4 Komposit

Gambar 3.4 Material Komposit

Material komposit merupakan gabungan lebih dari satu macam material.


contoh yang paling umum adalah fiberglass, yang terdiri dari serat gelas (keramik)
sebagai penguat yang dipadukan dnegan material polimer. Komposit didesain
untuk memproleh efek sinergis dari sifat-sifat material penyusunnya. Pada
fiberglass, misalnya material didesain agar memiliki kekuatan yang cukup tinggi
(kontribusi dari material gelas), tetapi dimiliki fleksibilitas yang cukup baik
(kontribusi dari material polimer).
3.1.2.5 Semikonduktor

Gambar 3.5 Material Semikonduktor

Semikonduktor memiliki sifat penghantar listrik diantara konduktor dan


isolator. Selain itu, sifat penghantar listriknya sangat sensitif terhadap kehadiran
atom pengotor, walau hadir dalam jumlah kecil sekalipun. Kehadiran atom
pengotor ini harus dikontrol dalam daerah yang sangat kecil. Material
semikonduktor memberikan terobosan yang besar pada rangkaian terintegrasi
(integrated circuit/IC), yang menghadirkan perubahan revolusioner pada berbagai
perangkat elektronik dan komputer. Sebagai contoh, saat ini ukuran dan dimensi
telepon seluler semakin ramping dengan kapabilitas yang semakin canggih.

3.1.2.6 Biomaterial

Gambar 3.6 Material Biomaterial

Biomaterial mencakup material yang dicangkokan atau ditanamkan


(implant) kedalam tubuh manusia atau hewan yang berfungsi sebagai pengganti
anggota yang rusak atau tidak berfungsi. Material ini tidak boleh mengandung zat
berbahaya dan beracun ketika bereaksi dengan tubuh manusia dan harus kopatibel
dengan jaringan sel. Dengan kata lain, reaksi biologis yang buruk tidak boleh
terjadi pada penggunaan biomaterial. Baja tahan karat yang dilapisi dengan
titanium merupkan salah satu contoh biomaterial yag dimanfaatkan sebagai bahan
pengganti tulang buatan.
3.1.3 Pengujian Material

Cara pengujian bahan dapat digolongkan menjadi 2 macam. Yakni


pengujian dengan merusak atau yang disebut dengan destructive test dan
pengujian tanpa merusak atau non destructive test.

3.1.3.1 Pengujian Desrtuctive

Pengujian destructive adalah pengujian suatu bahan tetapi hasil


akhir bahan tersebut akan cacat atau rusak. Pengujian ini dilakukan dengan
cara merusak benda uji yakni dengan pembebanan atau penekanan sampai
benda uji tersebut rusak. Dari pengujian ini akan diperoleh sifat mekanik
bahan. Pengujian destructive terdiri dari:

a. Pengujian Tekan
Pengujian ini dilakukan dengan menaruh di landasan dan ditekan
dariatas. Pada ujian tekan umumnya kekuatan tekan akan lebih
tinggi dari pada kekuatan tarik.
b. Pengujian Bengkok
Pengujian bengkok dilakukan dengan cara membengkokkan benda
uji dan pengujian ini menyebabkan material rusak karena terjadi
patahan.
c. Pengujian Puntir
Pada pengujian ini material akan rusak karena terjadi puntiran yang
menyebabkan kerusakan.
d. Pengujian Tarik
Pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan
sampai putus. Pada pengujian tarik suatu material akan mengalami
kerusakan karena material yang diuji akan putus.
e. Pengujian Impact
Pengujian suatu material untuk mengetahui ketangguhan logam
akibat pembebanan kejut pada material. Bahan yang ulet dengan
kekuatan yang sama dengan bahan rapuh mempunyai sifat tangguh
lebih baik.
f. Pengujian Kekerasan
Kekerasan material merupakan faktor penting dalam menentukan
sifat mekanis dari material tersebut. Pada beberapa uji kekerasan
spesimen bergantung pada tekanan dari unsur lain dan ukuran
lekukan yang terbentuk di dalam spesimen diukur dan
dikonversikan dengan menghitung kekerasannya.
3.1.3.2 Pengujian Non Destructive

Pengujian suatu bahan tetapi hasil akhir bahan tersebut tidak akan
rusak. Pengujian non destructive terdiri dari:

a. Liquid Penetrant
Cara ini dipakai untuk mendeteksi cacat dengan penembusan zat
pewarna pada celah cacat di permukaan. Cairan itu adalah
fluoresen atau cairan pewarna lain. Yang pertama diamati
dibawah sinar UV 330-390 μm dan kemudian diamati dibawah
sinar tampak terang.

Gambar 3.7 Pengujian Liquid Penetrant

b. Eddy Current
Jika batang uji ditempatkan dalam lilitan yang dialiri arus listrik
frekuensi tinggi maka eddy current akan mengalir. Dan aliran
akan berubah jika terdapat cacat.

Gambar 3.8 Pengujian Eddy Current


c. Pengujian Ultrasonic
Yakni dengan merambatkan gelombang ultrasonic 1-5 MHz pada
benda uji dan jika terjadi cacat akan diketahui dengan pemantulan
gelombang tersebut.

Gambar 3.9 Pengujian Ultrasonic

d. Uji Visual (Visual Inspection)


Biasanya metode ini menjadi langkah yang pertama kali diambil
dalam NDT. Metode ini bertujuan untuk menemukan cacat/retak
pada permukaan dan korosi. Dengan bantuan visual optik
sehingga crack yang berada di permukaan material dapat
diketahui.

Gambar 3.10 Proses Uji Visual


e. Radiographic Inspection
Metode NDT ini digunakan untuk menemukan cacat pada material dengan
menggunakan sinar x dan sinar gamma. Prinsipnya sinar x dipancarkan
menembus material yang diperiksa, saat menembus obyek, sebagian sinar
akan diserap sehingga intensitasnya akan berkurang dan akan terekam pada
film tertentu. Hasilnya rekaman film inilah yang menandakan cacat.

Gambar 3.11 Radiographic Inspection

f. Magnetic Particle Inspection


Cara ini menggunakan serbuk magnetik yang disebarkan dipermukaan benda
uji. Pada saat crack ada didalam permukaan benda uji, maka akan terjadi
kebocoran medan magnet disekitar posisi crack, sehingga dengan mudah akan
bisa dilihat oleh mata. Setelah pengujian magnetik maka benda uji akan
bersifat magnet karena pengaruh serbuk magnet maka digunakan metode
demagnetization (proses menghilangkan magnet benda uji).

Gambar 3.12 Magnetic Particle Inspection


g. Acoustic Emission Testing
Adalah keluarnya gelombang akustik, dalam range frekuensi 20 Khz – 1 Mhz
dari suatu material ketika material tersebut mengalami pembebanan/ stimulas
oleh gangguan luar. Emisi akustik ini dibangkitkan dari deformasi lokal
misalnya berupa retak (crack) yang mengakibatkan stress lokal. Pengujian in
sangat berguna untuk investigasi kerusakan lokal, khususnya dalam skal
mikro, di dalam material.

Gambar 3.13 Acoustic Emission Testing

3.2 Standar Teknik

Standard Teknik adalah serangkaian eksplisit persyaratan yang harus


dipenuhi oleh bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal
memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, mungkin akan disebut
sebagai berada di luar spesifikasi. Sebuah standard teknik dapat dikembangkan
secara pribadi, misalnya oleh suatu perusahaan, badan pengawas, militer, dll: ini
biasanya di bawah payung suatu sistem manajemen mutu .

Mereka juga dapat dikembangkan dengan standar organisasi yang sering


memiliki lebih beragam input dan biasanya mengembangkan sukarela standar : ini
bisa menjadi wajib jika diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll.

Istilah standard teknik yang digunakan sehubungan dengan lembar data


(atau lembar spec). Sebuah lembar data biasanya digunakan untuk komunikasi
teknis untuk menggambarkan karakteristik teknis dari suatu item atau produk. Hal
ini dapat diterbitkan oleh produsen untuk membantu orang memilih produk atau
untuk membantu menggunakan produk.
Macam-macam Standar Teknik, yaitu:

A. ASME (American Society of Mechanical Engineers)

Gambar 3.14 Logo ASME

American Society of Mechanical Engineers (ASME) adalah asosiasi


profesional Amerika yang, dengan kata-katanya sendiri, "mempromosikan seni,
sains, dan praktik rekayasa multidisiplin dan ilmu-ilmu yang bersekutu di seluruh
dunia" melalui "pendidikan berkelanjutan, pelatihan dan pengembangan
profesional, kode dan standar, penelitian, konferensi dan publikasi, hubungan
pemerintah, dan bentuk penjangkauan lainnya. "ASME dengan demikian adalah
masyarakat teknik, organisasi standar, organisasi penelitian dan pengembangan,
organisasi advokasi, penyedia pelatihan dan pendidikan, dan organisasi nirlaba.
Didirikan sebagai masyarakat teknik yang berfokus pada teknik mesin di Amerika
Utara, ASME saat ini multidisiplin dan global.

ASME memiliki lebih dari 110.000 anggota di lebih dari 150 negara di
seluruh dunia.
ASME didirikan pada tahun 1880 oleh Alexander Lyman Holley, Henry
Rossiter Worthington, John Edison Sweet dan Matthias N. Forney dalam
menanggapi berbagai kegagalan bejana tekanan uap. Dikenal karena menetapkan
kode dan standar untuk perangkat mekanis, ASME melakukan salah satu operasi
penerbitan teknis terbesar di dunia, mengadakan berbagai konferensi teknis dan
ratusan kursus pengembangan profesional setiap tahun, dan mensponsori berbagai
program penjangkauan dan pendidikan.

ASME adalah salah satu organisasi pengembangan standar tertua di


Amerika. Ini menghasilkan sekitar 600 kode dan standar yang mencakup banyak
bidang teknis, seperti pengencang, perlengkapan pipa, lift, saluran pipa, dan
sistem dan komponen pembangkit listrik. Standar ASME dikembangkan oleh
komite pakar materi pelajaran menggunakan proses berbasis konsensus yang
terbuka. Banyak standar ASME yang dikutip oleh lembaga pemerintah sebagai
alat untuk memenuhi tujuan pengaturan mereka. Oleh karena itu standar ASME
bersifat sukarela, kecuali standar tersebut telah dimasukkan ke dalam kontrak
bisnis yang mengikat secara hukum atau dimasukkan ke dalam peraturan yang
diberlakukan oleh otoritas yang memiliki yurisdiksi, seperti badan pemerintah
federal, negara bagian, atau lokal. Standar ASME digunakan di lebih dari 100
negara dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

B. ANSI (American National Standards Institute)

Gambar 3.15 Logo ANSI

American National Standards Institute (ANSI) adalah organisasi nirlaba


swasta yang mengawasi pengembangan standar konsensus sukarela untuk
produk, layanan, proses, sistem, dan personel di Amerika Serikat. Organisasi ini
juga mengoordinasikan standar A.S. dengan standar internasional sehingga
produk Amerika dapat digunakan di seluruh dunia.

ANSI mengakreditasi standar yang dikembangkan oleh perwakilan dari


organisasi standar lain, lembaga pemerintah, kelompok konsumen, perusahaan,
dan lainnya. Standar-standar ini memastikan bahwa karakteristik dan kinerja
produk konsisten, bahwa orang menggunakan definisi dan ketentuan yang sama,
dan bahwa produk diuji dengan cara yang sama. ANSI juga mengakreditasi
organisasi yang melaksanakan sertifikasi produk atau personel sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standar internasional.
Kantor pusat organisasi ini berada di Washington, D.C. Kantor operasi
ANSI berlokasi di New York City. Anggaran operasi tahunan ANSI didanai oleh
penjualan publikasi, iuran dan biaya keanggotaan, layanan akreditasi, program
berbasis biaya, dan program standar internasional.

ANSI awalnya dibentuk pada tahun 1918, ketika lima perkumpulan


insinyur dan tiga lembaga pemerintah mendirikan Komite Standar Teknik
Amerika (AESC). Pada tahun 1928, AESC menjadi American Standards
Association (ASA). Pada tahun 1966, ASA direorganisasi dan menjadi United
States of America Standards Institute (USASI). Nama sekarang diadopsi pada
tahun 1969.

Sebelum tahun 1918, lima lembaga teknik pendiri ini:

 American Institute of Electrical Engineers (AIEE, sekarang IEEE)


 American Society of Mechanical Engineers (ASME)
 American Society of Civil Engineers (ASCE)
 American Institute of Mining Engineers (AIME, sekarang American
Institute of Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers)
 American Society for Testing and Materials (sekarang ASTM
International)
Telah menjadi anggota United Engineering Society (UES). Atas perintah AIEE,
mereka mengundang Departemen Perang AS, Angkatan Laut (digabung pada
tahun 1947 untuk menjadi Departemen Pertahanan atau DOD) dan Perdagangan
untuk bergabung dalam mendirikan organisasi standar nasional.

Menurut Adam Stanton, sekretaris permanen pertama dan kepala staf pada
tahun 1919, AESC dimulai sebagai program yang ambisius dan yang lainnya.
Staf untuk tahun pertama terdiri dari satu eksekutif, Clifford B. LePage, yang
dipinjamkan oleh anggota pendiri, ASME. Anggaran tahunan $ 7.500 disediakan
oleh badan pendiri.

Pada tahun 1931, organisasi (berganti nama menjadi ASA pada tahun
1928) menjadi berafiliasi dengan Komite Nasional A.S. dari Komisi
Elektroteknik Internasional (IEC), yang telah dibentuk pada tahun 1904 untuk
mengembangkan standar listrik dan elektronik.

C. AISI (American Iron and Steel Institute)

Gambar 3.16 Logo AISI

American Iron and Steel Institute adalah asosiasi produsen baja Amerika
Utara. Dengan organisasi pendahulunya, adalah salah satu asosiasi perdagangan
tertua di Amerika Serikat, yang berasal dari tahun 1855. Diasumsikan bentuknya
sekarang pada tahun 1908, dengan Hakim Elbert H. Gary, ketua United States
Steel Corporation, sebagai presiden pertamanya. Pengembangannya merupakan
tanggapan terhadap kebutuhan akan agen koperasi di industri besi dan baja untuk
mengumpulkan dan menyebarluaskan statistik dan informasi, melakukan
penyelidikan, menyediakan forum untuk diskusi masalah dan umumnya
memajukan kepentingan industri.
Misi American Iron and Steel Institute adalah untuk mempengaruhi
kebijakan publik, mendidik, dan membentuk opini publik dalam mendukung
industri baja AS dan Amerika Utara yang kuat dan berkelanjutan, yang
berkomitmen untuk memproduksi produk yang memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Untuk mencapai misi kami, AISI:

 Berfokus pada advokasi isu kebijakan publik pusat industri baja, masalah
di mana AISI dapat membuat dampak dan masalah di mana ada
keselarasan anggota yang kuat.
 Menginformasikan dan mendidik pemimpin opini tentang kepentingan
strategis industri baja Amerika Utara terhadap keamanan nasional dan
ekonomi.
 Mengkomunikasikan manfaat yang dicapai oleh kemajuan teknologi
industri untuk kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya dan lingkungan.
 Mengumpulkan dan menyediakan data industri untuk pembuat kebijakan,
personel perusahaan dan masyarakat mengenai operasi baja, produksi,
efisiensi energi, pengiriman, tingkat impor / ekspor dan konsumsi.
 Mengejar kemajuan teknologi melalui Penelitian dan Pengembangan
Kolaboratif.
 Membantu perusahaan anggota dalam menarik dan mempertahankan
bakat.
 Memajukan penggunaan baja yang kompetitif di pasar tradisional dan
pertumbuhan.

Visi Institut dan para anggotanya adalah untuk industri baja Amerika
Utara yang berkelanjutan yang diposisikan secara strategis untuk pertumbuhan
dan inovasi dan sebagai pemimpin di pasar global. Pekerjaan AISI dan Institut
Pengembangan Pasar Baja (SMDI), unit bisnis AISI, difokuskan pada:

 Membuat baja menjadi bahan pilihan dalam semakin banyak aplikasi, dan
memperluas pasar untuk baja.
 Memajukan pemahaman baja sebagai kinerja tinggi, bahan teknik
kontemporer terus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar baru.
 Mendukung dan mengoordinasikan upaya industri untuk meminimalkan
emisi CO2 melalui pengembangan berkelanjutan dan penyebaran
teknologi baru.
 Meningkatkan kesadaran tentang fakta bahwa baja adalah bahan yang
paling didaur ulang di dunia, lebih dari semua bahan lainnya digabungkan.
D. ISO (International Organization for Standardization)

Gambar 3.17 Logo ISO

Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International


Organization for Standardization), (bahasa Prancis: Organisation internationale
de normalisation) atau disingkat ISO adalah badan penetap standar internasional
yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara.
Dikarenakan singkatan dari masing-masing bahasa berbeda (IOS dalam bahasa
Inggris dan OIN dalam bahasa Prancis) maka para pendirinya menggunakan
singkatan ISO, (diambil dari bahasa Yunani: isos) yang berarti sama (equal).
Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.

Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar


industrial dan komersial dunia. ISO merupakan lembaga nirlaba internasional,
pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi
internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar
jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan
kertas dan lainnya.

Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil


anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite
(SC) dan Kelompok Kerja (WG). Peserta ISO termasuk satu badan standar
nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.

ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang


bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.

E. ASTM (American Society for Testing and Materials)

Gambar 3.18 Logo ASTM

ASTM International, sebelumnya dikenal sebagai American Society for


Testing and Materials, adalah organisasi standar internasional yang
mengembangkan dan menerbitkan standar teknis konsensus sukarela untuk
berbagai bahan, produk, sistem, dan layanan. Sekitar 12.575 standar konsensus
sukarela ASTM beroperasi secara global. Markas organisasi itu berada di
Conshohocken Barat, Pennsylvania, sekitar 8,0 km di barat laut Philadelphia.

Didirikan pada tahun 1898 sebagai Bagian Amerika dari Asosiasi


Internasional untuk Bahan Pengujian, ASTM Internasional mendahului
organisasi standar lain seperti BSI (1901), IEC (1906), DIN (1917), ANSI (1918),
AFNOR (1926), dan ISO (1947).

Sekelompok ilmuwan dan insinyur, yang dipimpin oleh Charles Dudley,


membentuk ASTM pada tahun 1898 untuk mengatasi keretakan rel yang sering
mempengaruhi industri kereta api yang berkembang pesat. Kelompok ini
mengembangkan standar untuk baja yang digunakan untuk membuat rel.
Awalnya disebut "American Society for Testing Materials" pada tahun 1902, ia
menjadi "American Society for Testing and Materials" pada tahun 1961 sebelum
berubah nama menjadi "ASTM International" pada tahun 2001 dan
menambahkan tagline "Standards Worldwide". Pada 2014, itu mengubah tagline
menjadi "Helping our World Work better". Sekarang, ASTM International
memiliki kantor di Belgia, Kanada, Cina, Peru, dan Washington, D.C.

ASTM International tidak memiliki peran dalam meminta atau


menegakkan kepatuhan dengan standarnya. Namun, standar dapat menjadi wajib
ketika direferensikan oleh kontrak eksternal, perusahaan, atau pemerintah.

Di Amerika Serikat, standar ASTM telah diadopsi, melalui pendirian atau


referensi, di banyak peraturan pemerintah federal, negara bagian, dan kota.
Transfer dan Kemajuan Teknologi Nasional Act, disahkan pada tahun 1995,
mengharuskan pemerintah federal untuk menggunakan standar konsensus yang
dikembangkan secara pribadi jika memungkinkan. Undang-undang tersebut
mencerminkan apa yang telah lama direkomendasikan sebagai praktik terbaik di
dalam pemerintah federal. Pemerintah lain (lokal dan seluruh dunia) juga telah
merujuk standar ASTM. Perusahaan yang melakukan bisnis internasional dapat
memilih untuk merujuk standar ASTM.

F. SNI (Standar Nasional Indonesia)

Gambar 3.19 Logo SNI


Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) memang adalah satu-satunya
standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia
Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder,


maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:

 Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang


berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI;
 Transparency (transparansi): Transparan agar semua stakeholder
yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari
tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya .
Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan
dengan pengembangan SNI;
 Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak): Tidak
memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan
kepentingannya dan diperlakukan secara adil;
 Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat
memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
 Coherence: Koheren dengan pengembangan standar internasional
agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari
perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan
internasional; dan
 Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi
pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan
kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian

G. API (American Petroleum Institute)

Gambar 3.20 Logo API

American Petroleum Institute (API) adalah asosiasi perdagangan AS


terbesar untuk industri minyak dan gas alam. Ia mengklaim mewakili sekitar 650
perusahaan yang terlibat dalam produksi, penyempurnaan, distribusi, dan banyak
aspek lain dari industri perminyakan.
Asosiasi ini menguraikan misinya untuk mempengaruhi kebijakan publik
dalam mendukung industri minyak dan gas alam AS yang kuat dan layak. Fungsi
utama API atas nama industri termasuk advokasi, negosiasi dan lobi dengan
lembaga pemerintah, hukum, dan regulatori; penelitian efek ekonomi,
toksikologis, dan lingkungan; penetapan dan sertifikasi standar industri; dan
penjangkauan pendidikan. API mendanai dan melakukan penelitian terkait
dengan banyak aspek industri perminyakan. CEO dan presiden saat ini adalah
Mike Sommers.

American Petroleum Institute didirikan pada 20 Maret 1919 dan berpusat


di New York City. Pada tahun 1959, pada sebuah simposium yang
diselenggarakan oleh American Petroleum Institute dan Columbia Graduate
School of Business untuk seratus tahun industri minyak Amerika, fisikawan
Edward Teller saat itu memperingatkan bahaya perubahan iklim global. Edward
Teller menjelaskan bahwa karbon dioksida "di atmosfer menyebabkan efek
rumah kaca" dan bahwa membakar lebih banyak bahan bakar fosil dapat
"melelehkan lapisan es dan merendam New York". Pada tahun 1969, API
memutuskan untuk memindahkan kantornya ke Washington, DC.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Komponen Pipa Gas Anti Seismic

Anda mungkin juga menyukai