Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

1. Irham Birochmatillah ( 2016250031 )


2. Sendi Setiawan Dj ( 2016250056 )
3. Wahyu Imam Z ( 2016250016 )
4. Muhammad Ridwan ( 2016250032 )
5. Yoka fitriawan ( 2016250080 )

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DARMA PERSADA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi hidayah-Nya sehingga
laporan praktikum sistem pengukuran ini telah terwujud. Disusunnya laporan praktikum
fenomena dasar mesin ini bertujuan untuk memenuhi tugas fenomena dasar mesin.

Ucapan terimakasih kepada pembimbing praktikum proses produksi Ir.Husen As


Banu beserta pendukung yang ikut terlibat dalam mewujudkan laporan praktikum fenomena
dasar mesin ini, sehingga tugas praktikum fenomena dasar mesin ini dapat terlaksana dengan
lancar. Sudah tentu, laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis sangat berterimakasih bila pembaca berkenan
memberi masukan, kritik, maupun saran untuk sempurnanya laporan praktikum ini yang pada
gilirannya akan semakin meningkatkan kualitas proses belajar.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan praktikum fenomena dasar mesin ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan proses belajar khususnya bagi penulis sendiri dan
umummnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1 Putaran Kritis


1.1 Tujuan Praktikum

1.2 Dasar Teori

1.2.1 Teori Gelombang

1.2.2 Hukum Newton I,II,II Newton

1.2.3 Fenomena Analogi Poros

1.3 Lembar Kerja

Bab II Penukar Panas Shell dan Tube

2.1. Tujuan Praktikum

2.2. Dasar Teori

2.2.1 Perpindahan Panas

2.2.2 Perpindahan Panas Secara Konduksi (Hantaran)

2.2.3 Perpindahan Panas Secara Konveksi (Aliran)

2.2.4 Perpindahan Panas Secara Radiasi (Pancaran)

2.3 Lembar Kerja

Bab III ALIRAN FLUIDA INKOMPRESIBEL

3.1 Tujuan Praktikum

3.2 Dasar Teori

3.2.1 Aliran Fluida

3.2.2 Macam Macam Aliran

3.2.3 Klasifikasi Aliran Fluida

3.2.4 Debit Aliran

3.3 Lembar Kerja


Bab IV ALIRAN FLUIDA ANGIN INKOMPRESIBEL

4.1 Tujuan Praktikum

4.2 Dasar Teori

4.2.1 Definisi

4.2.2 Jenis-Jenis Aliran Fluida

4.3 Lembar Kerja

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PUTARAN KRITIS

1.1 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui karakteristik poros dengan membuat grafik
yangmenyatakan hubungan defleksi yang terjadi dengan posisi rotor untuk
berbagai tegangan.
2. Untuk mencari fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros
padategangan yang telah ditentukan.
3. Mencari putaran kritis yang terjadi dengan berputarnya poros pada
ariasitegangan

1.2 Dasar teori


1.2.1 Teori Gelombang
gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang berpindah
ketempat satu ketempat lainnya dengan menggunakan menggunakan media
tertentu. Gelombang juga dapat bergerak tanpa menggunakan media seperti
pada ruang hampa.
Ketika merabat, gelombang memindahkan energi dari satu tempat
ketempat lainnya tanpa memindahkan medium yang dilaluinya. Contoh
darigelombang adalah omka laut. Energi gelombang dapat kamu rasakan
ketika ombak laut itu menyentuh kakimu pada saat kamu berada ditepi
pantai.

Berdasarkan Arah Rambat dan Arah Getarannya


Berdasarkan arah rambat dan arah getarannya, gelombang dapat dibedakan
menjadi berikut.

a. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak
lurus terhadap getarannya. Gelombang transversal berbentuk bukit dan
lembah gelombang. Misalnya, gelombang permukaan air, gelombang tali
dan gelombang cahaya.

Gambar 1.2.1 Gelombang Transversal


Keterangan :

1. Dasar gelombang (lembah) merupakan titik dasar atau yang terendah di suatu
gelombang.
2. Bukit gelombang yaitu bagian dari gelombang seperti gunung dengan titik yang
tertinggi atau puncak dari gelombang
3. Panjang gelombang yaitu jarak antara dua puncak atau dapat pula disebut dengan dua
lembah gelombang.
4. Amplitudo (A)merupakan simpangan yang terjauh dari garis keseimbangan.
5. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan guna dapat menempuh jarak dua puncak
atau dua buah lembah yang berurutan atau waktu yang diperlukan untuk membentuk
suatu gelombang.

b. Gelombang Longitudional

Gelombang longitudional adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan


arah getarannya. Gelombang longitudional berbentuk penjalaran rapatan dan renggangan
secara bergantian. Misalnya gelombang pada slinki dan gelombang bunyi.

Gambar 1.2 Gelombang Longitudional

Keterangan :

1. Rapatan merupakan daerah yang ada di sepanjang gelombang yang


mempunyai rapatan atau tekanan molekul yang lebih tinggi.
2. Renggangan yaitu daerah di sepanjang gelombang yang mempunyai
rapatan molekul lebih rendah.
3. Panjang 1 gelombang yaitu jarak antara dua buah rapatan atau antara
dua buah renggangan yang saling berdekatan.

1.2.2 Hukum I, II, III Newton

Hukum I Newton :
Sebuah benda akan berada terus dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan,
kecuali apabila dan hanya bila ada gaya atau kekuatan dari luar yang bekerja pada benda
tersebut. Hukum ini merupakan pernyataan kesetimbangan (Statis dan Dinamis).

∑F = 0

Selamatidakadaresultangaya yang bekerja pada sebuah benda maka benda tersebut akan
selalu pada keadaannya, yaitubenda yang diamakan selalu diam dan benda yang bergerak
akan bergerak dengan kecepatankonstan.

Hukum II Newton :

Percepatan pada sebuah benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut.

a  F  F  ma

Hukum III Newton :

Jika duabenda berinteraksi, gaya yang dilakukan oleh benda pertama pada bendakedua
sama dan berlawanan arah dengan gaya yang dilakukan oleh bendakedua pada benda pertama.

F12  F21
F21F12
M1 M2

1.2.3 Putaran Kritis dan Grafik

Apabila pada suatu poros yang didukung diantara dua bantalan dipasang disk maka poros
tersebut akan mengalami defleksi statis. Defleksi tersebut disebabkan oleh berat disk (jika
massa poros diabaikan). Defleksi akan bertambah besar akibat gaya sentrifugal pada saat
poros berputar.

Putaran kritis poros adalah putaran yang mengakibatkan terjadinya defleksi


maksimum pada poros. Hal ini mengakibatkan poros berputar sambil bergetar dengan
amplitudo yang besar. Gejala ini disebut whirling shaft. Terjadinya whirling shaft pada
permesinan dapat mengakibatkan:
 Timbulnya getaran yang berlebihan, getaran ini kemudian diinduksikan ke komponen
mesin lainnya dan sekelilingnya.

 Kerusakan mekanik. Hal ini disebabkan oleh tegangan bending yang besar pada poros,
gesekan antara poros dan rumah, dan beban yang diterima bearing menjadi berlebih.

 Pada akhirnya, semua hal diatas akan memperpendek umur (komponen) mesin.

Gambar 1.2.4Grafik Putaran Kritis


1.2.4 Fenomena Analogi Poros

Adapun beberapa bentuk fenomena analogi yang terjadi pada poros yaitu :

a. Massa Bergetar di Suatu Bidang Horizontal


Gambar 4.2.4 memperlihatkan suatu massa dengan berat W pound yang diam atas
suatu permukaan licin tanpa gesekan dan diikatkan ke rangka stasioner melalui sebuah
pegas. Dalam analisa, massa pegas akan diabaikan. Massa dipindahkan sejauh x dari
posisi keseimbangannya, dan kemudian dilepaskan. Ingin ditentukan tipe dari gerakan
maka dapat menggukan persamaan-persamaan Newton dan dengan persamaan energi.

Gambar 1.2.5 Massa yang Bergetar di Bidang Horizontal

b. Massa Bergetar di Suatu Bidang Vertikal


Gambar 4.2.5 memperlihatkan massa yang digantung dengan sebuah pegas vertikal.
Bobot menyebabkan pegas melendut sejauh xst. bayangkan massa ditarik kebawah pada
suatu jarak xo dari posisi keimbangannya dan kemudian dilepaskan dan ingin diketahui
geraknya sebagai efek gravitasi. Massa yang bergetar secara vertikal mempunyai
frekuensi yang sama seperti massa yang bergetar secara horizontal dengan osilasi yang
terjadi di sekitar posisi keseimbangannya.
Gambar 1.2.6 Massa Bergetar di Bidang Vertikal

c. Olakan Poros
Poros-poros selalu menunjukkan lendutan yang sangat besar pada suatu kecepatan
dari operasi, meskipun poros dapat beputar secara mulus pada kecepatan-kecepatan yang
lebih rendah atau lebih tinggi. Gambar 4.2.5 menunjukkan sebuah poros dengan panjang
L cm ditumpu oleh bantalan pada ujung-ujungnya, sebuah piringan yang dipandang
sebagai sebuah massa terpusat dan beratnya WNewton, aksi giroskop dari massa akan
diabaikan, dan selanjutnya akan diasumsikan poros bergerak melalui sebuah kopling yang
bekerja tanpa menahan lendutan poros. Poros dipandang vertikal sehingga gravitasi dapat
diabaikan, meskipun hasil-hasil yang didapatkan akan sama apakah poros vertikal atau
horizontal.
1.3. Lembar Kerja

hari dan Tanggal: Kamis, 15 November 2018

Topik Praktikum: Praktikum Putaran Kritis

Tujuan:

1. Untuk menemukan putaran pada poros dengan beban

Data Hasil Percobaan

Panjang Poros

No Panjang Bantalan Fc 1 Fc 2 Fc 3 Fc x

1 90 cm 12.25 Hz 13,55 Hz 13,24 Hz 13,01 Hz

2 80 cm 13,81 Hz 14,56 Hz 17,56 Hz 15,31 Hz

3 70 cm 21,31 Hz 22,12 Hz 22,93 Hz 22,12 Hz

Percobaan 1a:

 Panjang bantalan 90 cm
 Hitungan teoritis

𝐸𝑡
Nc = 1,1003 √𝑀𝐿2

(13,90 𝑥 1014 )(6.35 𝑥 10−11 )


Nc = 1,1003 √ 0.854(0.9)3

Nc = 415,49 rpm

Hitungan Praktikum

Fc = 13,01 Hz
1500 𝑥 𝐹𝑐
Nc = 50
Nc = 605,73 rpm

Hitungan Praktikum

Fc = 22,12 Hz
1500 𝑥 𝐹𝑐
Nc = 50

1500 𝑥 22,12
= 50

= 663,60 rpm

No Panjang Fc 1 Fc 2 Fc 3 Fc x Putaran Putaran


Bantalan (Hz) (Hz) (Hz) (Hz) Kritis (Nc) Kritis (Nc)
H. Teoritis H.
Praktikum
1 90 cm 12.25 13,55 13,24 13,01 415,49 rpm 390,30 rpm
2 80 cm 13,81 14,56 17,56 15,31 495,78 rpm 459,30 rpm
3 70 cm 21,31 22,12 22,93 22,12 605,73 rpm 663,60 rpm

FOTO PRAKTIKUM
BAB II

PENUKAR PANAS SHELL DAN TUBE

2.1 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui perubahan panas yang terjadi pada udara setelah melewati tabung
pemanas
2. Untuk mengetahui besar perubahan panas yang terjadi sesuai dengan input udara yang
dihisap oleh blower.

2.2 Dasar teori

2.2.1 Perpindahan Panas

Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan menjadi
konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan panas melalui
perubahan fasa.

Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik


partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki temperatur yang
berbeda dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas mengalir sehingga keduanya
memiliki temperatur yang sama pada suatu titik kesetimbangan termal. Perpindahan
panas secara spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi ke tempat bertemperatur
rendah, seperti yang dijelaskan oleh hukum kedua termodinamika.

Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau cairan) membawa
panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat terjadi karena proses
eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung akibat energi panas mengembangkan
volume fluida. Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa mengalir menggunakan
pompa, kipas, atau cara mekanis lainnya.

2.2.2 Perpindahan Panas Secara Konduksi (Hantaran)


Peristiwa konduksi sangat erat hubungannya dengan daya hantar kalor suatu
zat. Daya hantar kalor suatu zat adalah kemampuan zat untuk menghantarkan panas
(kalor). Artinya suatu zat yang daya hantar kalornya tinggi lebih cepat menghantarkan
panas. Beberapa zat atau benda berdasarkan daya hantar panas, dibedakan menjadi
tiga macam yaitu :
• Konduktor, adalah penghantar panas dengan baik. Contohnya adalah semua jenis
logam.
• Isolator, adalah penghantar panas buruk. Isolator disebut juga penyekat karena dapat
meredam panas. Contohnya adalah plastik, karet, kayu, gabus, kain.
• Semikonduktor, adalah zat yang bersifat setengah konduktor dan setengah isolator,
contohnya adalah gelas dan ebonit.

2.2.3 Perpindahan Panas Secara Koveksi (Aliran)

Konveksi adalah perpindahan kalor atau panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Konveksi agak mirip dengan konduksi. Bedanya,konduksi adalah perpindahan
kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi merupakan perpindahan kalor yang di
ikuti zat perantara.

Contoh Konveksi

1. Saat memasak air, maka air bagian bawah akan lebih dulu panas, saat air bawah panas
maka akan bergerak ke atas (dikarenakan terjadinya perubahan masa jenis air)
sedangkan air yang diatas akan bergerak kebawah begitu seterusnya sehingga
keseluruhan air memiliki suhu yang sama.
2. Terjadinya angin darat dan angin laut. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin
daripada laut. Akibatnya udara panas di atas laut bergerak naik dan tempatnya
digantikan oleh udara yang lebih dingin dari daratan, sehingga terjadi angin darat
yang bertiup dari daratan ke lautan.
1. Sedangkan pada siang hari, daratan suhunya lebih cepat panas. Akibatnya udara di
atas daratan akan bergerak naik dan udara yang lebih dingin yang berada di atas laut
bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar daripada
tekanan di atas daratan. Hal ini menyebabkan terjadinya angin laut yang bertiup dari
permukaan laut ke daratan.

2.2.4 Perpindahan Panas Secara Radiasi (Pancaran)

1. Matahari memancarkan panas ke bumi yang langsung bisa kita rasakan.

2. Dalam kehidupan sehari-hari, saat kita menyalakan api unggun, berada dekat
tungku perapian, maka kita yang berada di dekat nyala api tersebut akan merasakan
hangat.

Jumlah radiasi kalor yang diserap ataupun dipancarkan oleh suatu benda bergantung
pada warna benda. Benda-benda berwarna gelap merupakan penyerap sekaligus
pemancar kalor yang baik, sementara itu benda-benda yang berwarna terang
merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk. Itulah sebabnya kita tidak
dianjurkan memakai baju berwarna hitam di siang hari, karena baju berwarna hitam
akan membuat kita semakin kepanasan.
1.3. Lembar Kerja

hari dan Tanggal: Kamis, 15 November 2018

Topik Praktikum: Praktikum Penukar Panas Shell dan Tube

Tujuan:

1. Untuk mengetahui besar suhu udara yang keluar dari tabung udara dingin
dan panas

Data Hasil Percobaan

No Bukaan Bukaan Thi Tho Tci Tco Vh Vc Arus Ket


Blower Blower (0C) (0C) (0C) (0C) (m/s) (m/s)
Dingin Panas
1 1 3/4 32,4 41,5 32,4 38,5 11,8 3,0 7,5A Temp
600
2 3/4 1 32,4 43,3 32,4 37,8 10,8 2,1 7,5A Temp
600
3 1/2 1/2 32,4 46,8 32,4 34,6 10,5 1,5 7,5A Temp
600

FOTO PRAKTIKUM
BAB III

ALIRAN FLUIDA INKOPRESIBEL

3.1 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui keluaran air pada pipa yang berdiameter 1” dan juga
mengetahui tekanan air pada pipa jika katup buang ditutup sesuai dengan
ukuran yang ditentukan.

3.2 Dasar Teori

3.2.1 Aliran Fluida

Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas.
Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai
gas,mempunyai volume yang sama dengan volume uladuk yang membatasi
gas tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat
maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan
dengan hukum gaya yang sesuai.

Sala satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalh dengan
membagi –bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang
dapat dinamakan partikel fluida danmengikuti gerak masing-masing partikel
ini.

Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi


tabung aliran,bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap
tidak berubah bentuknya dan fluida yang pada suatu saan berada didalam
sebuah tatung akan tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran
didalam tabung aliran adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar
berbanding terbalik dengan luas penampangnya. (pantar,s, 1997)

Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah :

1. Hukum kekentalan Massa


2. Hukum Kekentalan energi
3. Hukum kekentalan momentum
4. Katup
5. Orifacemeter
6. Arcameter (rotarimeter). (martomo, s, 1999)
3.2.2 Macam Macam Aliran

Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti:


turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam,
rotasional, tak rotasional.

Aliran fluida melalui instalasi (pipa) terdapat dua jenis aliran yaitu :

1. Aliran laminer

2. Aliran turbulensi

Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam keadaan
laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah vektor kecepatan
aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan tentang medan
fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat ditentukan dengan
instrument yang sesuai.

Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran,
volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan
pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur
tersebut.

Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit,


gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan
pengukuran-pengukuran, misalnya : langsung, tak langsung, gravimetrik,volumetrik,
elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari
atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatupenampang dalam suatu
selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan
penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada
suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran
yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik dengan
berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang
dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.

Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :

1. Kecepatan (velocity)

2. Berat (massanya)

3. Luas bidang yang dilaluinya

4. Volumenya.
3.2.3 Klasifikasi Aliran Fluida

Aliran fluida dapat diaktegorikan:

1. Aliran laminar

Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan–lapisan, atau lamina–lamina dengan satu
lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam
kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi
hukum viskositas Newton yaitu : τ = µ dy/du

2. Aliran turbulen

Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling
tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser
yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.

3. Aliran transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

3.2.4Debit Aliran

Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing masing
pipa experimen diaman rumus debit aliran

Q =∀/t

Dimana : Q adalah debit aliran ( m3/s)

V adalah kecepatan aliran ( m/s )

A adalah luas penampang ( m2)

∀adalah volume fluida ( m3 )


3.3. Lembar Kerja

hari dan Tanggal: Kamis, 15 November 2018

Topik Praktikum: Praktikum Aliran Fluida Inkopresibel

Tujuan:

Untuk mengetahui keluaran air pada pipa yang berdiameter 1” dan juga
mengetahui tekanan air pada pipa jika katup buang ditutup sesuai dengan
ukuran yang ditentukan.

Data hasil Percobaan

No Bukaan Katup No Pipa Debit Manometer Hisap/buang

1 1 1 22,5 0,24/0,26
2 22,5 0,23/0,23
3 22,5 0,23/0,23
2 3/4 1 20 0,23/0,4
2 20 0,23/0,38
3 22,5 0,32
3 1/2 1 17,5 0,23/0,59
2 15 0,23/0,7
3 20 0,23/0,5
4 1/4 1 12,5 0,23/1
2 12,5 0,23/1
3 12,5 0,23/1
FOTO PRAKTIKUM
BAB IV

Aliran Fluida Angin Inkompresibel

4.1 Tujuan Praktikum

Mengetahui perubahan aliran fluida angin di dalam terowongan

4.2 Dasar Teori

4.2.1 Definisi Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan
gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras
atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.

Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair
itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat
gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung
di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di
dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam
tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

4.2.2 Jenis-Jenis Aliran Fluida

JENIS ALIRAN FLUIDA DINAMIS

Ada beberapa jenis aliran fluida. Lintasan yang ditempuh suatu fluida yang
sedang bergerak disebut garis alir. Berikut ini beberapa jenis aliran fluida.

Aliran lurus atau laminer yaitu aliran fluida mulus. Lapisan-lapisan yang
bersebelahan meluncur satu sama laindengan mulus. Pada aliran partikel fluida
mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak saling bersilangan. Aliran
laminer dijumpai pada air yang dialirkan melalui pipa atau selang.

Aliran turbulen yaitu aliran yang ditandai dengan adamnya lingkaran-


lingkaran tak menentu dan menyerupai pusaran. Aliran turbulen sering dijumpai
disungai-sungai dan selokan-selokan
A. BESARAN DALAM FLUIDA DINAMIS

Dimana :

Q = debit aliran (m3/s)

A = luas penampang (m2)

V = laju aliran fluida (m/s)

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :

Q = debit aliran (m3/s)

V = volume (m3)
t = selang waktu (s)

B . PERSAMAAN KONTINUITAS

Persamaaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan


fluida dalam dari suatu tempat ke tempat lain. Air yang mengalir di dalam pipa air
dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2
tempat, maka:

Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

4.3. Lembar Kerja

hari dan Tanggal: Kamis, 15 November 2018

Topik Praktikum: Praktikum Aliran Fluida Angin Inkopresibel

Tujuan:

Mengetahui perubahan aliran fluida angin di dalam terowongan .

Data hasil Percobaan

Percobaan 1

No V1 T1
1 2 3 1 2 3

1 2 1,8 1,9 27,6 27,7 27,7


2 1,8 1,8 1,9 27,8 27,8 27,9
3 1,6 1,7 1,7 27,8 27,9 27,9

Percobaan 2

No V1 T1
1 2 3 1 2 3

1 3,1 3,2 3,1 28,2 28,1 28


2 3 2,9 2,9 27,8 27,8 27,7
3 2,6 2,5 2,6 27,7 27,6 27,5
Percobaan 3

No V1 T1
1 2 3 1 2 3

1 3 2,9 3 28,8 29,1 29


2 2,8 2,9 2,8 28,9 29 28,7
3 2,5 2,6 2,4 28,5 28,5 28,5

FOTO ALAT
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktikum fenomena dasar mesin adalah praktikum tentang penerapan ilmu dalam
teknik mesin yang didasari oleh ilmu fisika dan mekanik.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum sebaiknya harus memperhatikan prosedur yang ada


dalam menggunakan alat praktikum untuk menghindari kesalahan yang bisa terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-gelombang

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=336086857&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%2
2archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A
%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22
%7D

https://id.wikipedia.org/wiki/Perpindahan_panas

https://www.juraganles.com/2017/09/perpindahan-panas-konduksi-konveksi-radiasi-dan-
contohnya.html

http://khairullahtulah.blogspot.com/2014/10/aliran-fluida.html

https://tonisetiawann.wordpress.com/2015/02/25/fluida-dinamis/

Anda mungkin juga menyukai