Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan manusia terhadap energi cenderung mengalami peningkatan
signifikan. semakin mobile kegiatan dan meningkatnya kebutuhan manusia
terhadap teknologi menjadi factor penting akan peningkatan kebutuhan.
Perkembangnan di bidang elektronika pada saat ini semakin pesat yang
didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satu
dampak positifnya adalah dengan mudah kita dapat menemukan benda
logam berukuran besar yang kadang sulit untuk dijangkau karena tertimbun
oleh bongkahan batu bara secara manual. Karena fungsinya untuk
menemukan atau mendeteteksi logam, alat ini dikenal sebagai alat
pendeteksi logam atau sering juga disebut Metal Detector. Alat pendeteksi
logam biasanya digunakan sebagai alat keamanan di tempat-tempat umum
seperti bandara, mall-mall, bank dan hotel untuk meminimalisir tindak
kejahatan. Alat deteksi logam ini dibuat dengan prinsip elektromagnetik
yaitu dengan cara membuat koil yang dialiri arus sehingga menimbulkan
medan magnet yang nantinya akan mendeteksi keberadaan logam tersebut.
Alat pendeteksi logam ternyata tidak hanya dibutuhkan untuk mencegah
tindak kejahatan di tempat-tempat umum saja, tetapi juga sangat dibutuhkan
pada saat terjadinya logam yang berada di ban conveyor akan melewati
pendeteksi logam (metal detector) . Di Indonesia sendiri telah banyak
ilmuan yang menciptakan berbagai alat canggih yang dapat mendeteksi
benda-benda logam, contohnya adalah alat pendekteksi harta karun, alat
pendeteksi ranjau. maka dibuatlah sebuah pengamanan ban conveyor
dengan pendeteksi logam yang berukuran cukup besar. jika tidak adanya
alat untuk mendeteksi logam maka akan berakibat ban conveyor koyak yang
mengurangi hasil kinerja di PT. BUKIT ASAM karena dalam perbaikan ban
conveyor memakan waktu yang cukup lama maka dari itu pengamanan

1
2

Politeknik Negeri Sriwijaya

terhadap ban conveyor menggunakan sensor pendeteksi logam (metal


detector) untuk memaksimalkan kinerja di tambang batubara.
Bedasarkan kebutuhan untuk Batubara sebagai salah satu sumber
energi dan sebagai asset tambang yang besar di Indonesia akan semakin
banyak di cari dalam upaya pemenuhan energi tersebut. Saat ini kebutuhan
akan batubara mulai menunjukan suatu peningkatan. Hal ini di karenakan
batubara merupakan sumber energi yang di harapkan bisa menjadi sumber
energi yang dapat di pergunakan dalam berbagai bidang sebab memiliki
cadangan yang melimpah di alam ini. Berkaitan dengan hal tersebut
semakin banyak kebutuhan akan batubara baik dari segi dalam atau luar
negeri. Tentu saja hal tersebut membuat semakin tingginya harga jual
batubara.
Dengan bertambah tingginya harga jual batubara baik di dalam negeri
maupun di luar negeri menyebabkan nilai ekonomis dari tambang yang ada
perlu di optimalkan. Oleh karena itu , pemerintah membuka kesempatan
bagi perusahaan tambang nasional dan asing untuk terus meningkatkan hasil
produksi batubara yang salah satunya P.T Bukit Asam Tanjung Enim
Sumatra selatan mempunyai 3 wilayah tambang antara lain:
1. Tambang Muara Tiga Besar (MTB) yang mempunyai luas tambang 3,300
Ha.
2. Tambang Airlaya yang mempunyai luas tambang 7,621 Ha.
3. Tambang Banko barat yang mempunyai luas tambang 4,500 Ha.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan Kerja Praktek
1. Perawatan sistem kontrol pendeteksi logam (Metal Detector) di cv-04
Banko Barat dengan kontrol NEMA4X.
2. Mempelajari prinsip kerja Metal Detector dalam mendeteksi jenis logam.
3

Politeknik Negeri Sriwijaya

1.2.2 Manfaat
1.2.2.1 Bagi mahasiswa.
1. Mengetahui sistem pendeteksi logam (Metal Detector) di cv-04 Banko
Barat dengan kontrol panel NEMA4X.
2. Mempelajari prinsip kerja Metal Detector dalam mendeteksi jenis logam.
3. Memproleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi suatu perusahan atau
industry baik segi manajemen yang diterapkan ,kondisifisik, peralatan
yang digunakan, kondisi karyawan dan sebagainya.
4. Memproleh pengalaman yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan keteknikan yang relevan pada jurusan Teknik Elektro.
5. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
tuntutan perkembangan dunia industry secara langsung.

1.2.2.2 Bagi Perguruan Tinggi


1. Terjalin hubungan baik antara perguruan tinggi dengan perusahaan,
sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama dalam bidang
ketenagakerjaan.
2. Mendapatkan umpan balik yang berguna untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas perguruan tinggi khususnya pada program studi
Teknik Elektro, sehingga proses Pendidikan dan pengajaran yang di
laksanakan akan lebih disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di
industri.

1.2.2.3 Bagi perusahaan


1. Pendeteksi logam (Metal Detector) sangat beperan penting di perusahaan
untuk memaksimalkan pekerjaan di lapangan.
2. Mengetahui logam jenis apa saja yang sering terdeteksi oleh Metal Detector.
3. Ikut serta perusahaan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya
manusia, sehingga tercipta tenaga kerja terdidik yang besaing.
4. Dapat menjalin hubungan baik dengan perguruan tinggi khususnya jurusan
Teknik Elektro.
4

Politeknik Negeri Sriwijaya

5. Sebagai sarana tukar- menukar informasi dan adanya kemungkinan


pengembangan yang bersifat positif dari hasil Kerja Praktek khusunya
dalam bidang mekatronika.

1.3 Rumusan Masalah


Perumussan masalah pada laporan ini adalah bagaimana Perawatan sistem
kontrol pendeteksi logam (Metal Detector), Mulai dari instrumen yang
digunakan, sistem kontrol dan cara kerja dari kontrol di cv-04 Banko Barat
PT BUKIT ASAM Tanjung Enim.

1.4 Pembatasan Masalah


Dalam laporan ini penulis membatasi masalah hanya membahas sistem
kontrol pendeteksi logam (Metal Detector), peralatan instrumen yang
digunakan dan prinsip kerja kontrol pendeteksi logam NEMA4X tersebut.

1.5 Metode Penulisan


Adapun metode yang di laksanakan selama kerja praktek sampai dengan
penulisan laporan praktek ini sebagai berikut :
1.5.1 Metode wawancara
Metode wawancara ini dilaksanakan melalui tanya jawab secara langsung
dengan narasumber yang menangani dan menguasai bidangnya masing –
masing untuk mengetahui dan ttt mencari data-data yang di butuhkan.

1.5.2 Metode observasi lapangan


Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan langsung ke lapangan untuk
melihat secara langsung peralatan yang di gunakan.

1.5.3 Metodde studi pustaka


Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku buku kuliah dan
melihat panduan manual serta referensi lain diproleh dari perpustakaan
diklat PT.Bukit Asam (persero) Tbk.
5

Politeknik Negeri Sriwijaya

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja Praktik (KP) dilaksanakan pada :
Waktu : Tanggal 16 Juli – 18 Agustus 2017
Tempat : Perawatan listrik (WATRIK) Banko Barat P.TBukit Asam
(persero) Tanjung Enim Sumatra Selatan.

1.7 Judul Tugas Khusus


Pelaksanaan kerja praktek ini mengambil judul “Sistem Pengamanan di CV-
04 Banko Barat dengan Sensor Pendeteksi Logam (Metal Detector)
Menggunakan Kontrol Panel NEMA4X ” P.TBukit Asam Tanjung Enim
Sumatra Selatan.

1.8 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, penulisan membuat suatu sistematika
penulisan yang terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab
terdapat uraian-uraian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang kerja praktek, tujuan kerja praktek, manfaat
kerja praktek, tempat dan waktu pelaksanaan, Batasan masalah, metode
penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM PT. BUKIT ASAM Tbk.
Berisikan tentang sejarah PTBA, ruang lingkup unit penambangan PTBA,
alat tambang utama sumber tanaga listrik di Tambang Banko Barat (watrik)
dan bagian bagian lain diperlukan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


Pengenalan sensor pendeteksi logam (Metal Detector) dan kontrol panel
NEMA4X.
6

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV PEMBAHASAN
Dari kerja praktek yang telah di lakukan pada P.T Bukit Asam (PTBA)
dengan judul “Sistem Pengamanan di CV-04 Banko Barat dengan Sensor
Pendeteksi Logam (Metal Detector) Menggunakan Kontrol Panel NEMA4X
“.

BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan yang diproleh dan saran-saran bedasarkan Analisa
penulisan yang dianggap perlu untuk perubahan yang akan datang bagi
PT.Bukit Asam Tbk.
7

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT.Bukit Asam Tanjung Enim


Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak
zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode
penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di
Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode
penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan
produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air,
para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status
tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI
kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
Bukit Asam (PN TABA).Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka
meningkatkan pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990
Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan
Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional,
pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha
briket batu bara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri
sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.
Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai saat ini PT. Bukit
Asam Tbk., secara berturut – turut dikelola oleh :
1. Tahun 1919-1942 oleh pemeritah Belanda,
2. Tahun 1942-1945 oleh pemerintah militer Jepang,
3. Tahun1945-1947 oleh pemerintah Republik Indonesia,
4. Tahun 1947-1949 oleh pemerintah Belanda (agresi militer),
8

Politeknik Negeri Sriwijaya

5. Tahun 1950 sampai dengan tahun sekarang oleh pemerintah Republik


Indonesia.

Tabel 2.1 Tonggak-tonggak bersejarah


Tambang batubara Air Laya, Tanjung
1919
Enim, dibuka pertama kali

1923 -
Tambang bawah tanah mulai beroperasi
1940's

Mulai produksi untuk kepentingan


1938
komersial

Pembentukan PN Tambang Arang Bukit


1950
Asam

Perubahan status menjadi Perseroan


1981 Terbatas dengan nama PT Tambang
Batubara Bukit Asam

Merger PTBA dan Perum Tambang


1990
Batubara

1994 Proyek Briket Batubara

Menjadi perusahaan publik dengan kode


2002
"PTBA".

Sebagai sebuah perseroan dengan status Badan Usaha Milik Negara


(BUMN), PTBA turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta
program pemerintah dibidang pembangunan ekonomi nasional. PTBA
komitmen tinggi untuk melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip penambangan
yang baik (good mining practices) dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan, yang terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu
ekonomi, lingkungan dan sosial. Untuk menunjukkan komitmen tersebut
PT. Bukit AsamTbk., melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
9

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Mengusahakan pertambangan, meliputi : penyelidikan umum, eksplorasi,


eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-
bahan galian terutama batubara.
2. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan
galian terutama batubara.
3. Memperdagangkan hasil produksi di dalam dan diluar negeri, sehubungan
dengan usaha perseroan, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak
lain.
4. Mengusahakan atau mengoperasikan pelabuhandan dermaga khusus
batubara, baik untuk kebutuhan sendiri maupun kebutuhan pihak lain.
5. Mengusahakan atau mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
baik untuk kebutuhan sendiri maupun kebutuhan pihak lain.

2.1.1 Data Umum Perusahaan


1. Nama : PT. Bukit Asam Tbk.,
2. Alamat : Jalan Parigi No.1, Talang Jawa, Tanjung Enim, Kecamatan
Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, Kode
Pos 31716
3. Telp. : 0734-451096
4. Website : http://www.ptba.co.id

2.1.2 Satuan Kerja di PT. Bukit AsamTbk.,


Secara umum satuan kerja yang terdapat di PT. Bukit Asam Tbk.,
cukup banyak dansetiap satuan kerja mempunyai tugasnya masing-masing,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Satuan Kerja Swakelola
Satuan kerja ini mempunyai peranan penting dalam melakukan produksi
batubara ataupun tanah penutup (overburden) serta interburden.Satuan kerja
ini mempunyai kerjasama dengan perusahaan kontraktor PT. BKPL
(Bangun Karya Pratama Lestari) untuk menyewa alat berat milik PT.
BKPLtersebut.Satuan kerja ini melakukan pekerjaannya mulai dari
10

Politeknik Negeri Sriwijaya

menambang (eksploitasi) sampai dengan temporary stock atau langsung ke


stockpile untuk produksi batubara maupun tanah penutup dan juga
melakukan pengawasan terhadap pihak PT. BKPL (Bangun Karya Pratama
Lestari) serta turun langsung ke lapangan untuk memberikan arahan serta
informasi terkait dengan produksi yang dilakukan.
2. Satuan Kerja Pengawasan Penambangan Kontraktor
Satuan Kerja Unit Pengawasan Penambangan Kontraktor (Wasnamtor)
merupakan satuan kerja yang memiliki peranan khusus untuk
mempertahankan stabilitas kerja penambangan yang dilakukan kontraktor
yang berfungsi untuk mengawasi dan mengarahkan sistem kerja yang
dilakukan kontraktor untuk proses penambangan. Satuan kerja ini bekerja
sama dengan PT. Sumber Mitra Jaya (SMJ) dan PT. Pama Persada
Nusantara yang menjadi kontraktor dalam proses penambangan di wilayah
penambangan Banko Barat Pit 3 Timur dan Tambang Air Laya (TAL).
3. Satuan Kerja BWE System
Pekerjaan yang dilakukan melalui metode penambangan continuous mining
dengan BWE (Bucket Wheel Excavator).
4. Satuan Kerja Rencana Operasi (Renop)
Satuan kerja ini bertugas untuk merencanakan operasi jangka panjang dan
pendek. Untuk rencana jangka panjang yaitu berupa rencana tahunan dan
untuk rencana jangka pendek yaitu berupa triwulan. Dalam proses
perencanaan operasi jangka panjang biasanya diserahkan ke satuan kerja
POHA (Perencanaan Operasi Harian) untuk dibuat rencana harian pada
satuan kerja yang akan diberikan.
5. Satuan Kerja POHA (Perencanaan Operasi Harian)
Merupakan satuan kerja yang bertugas untuk membuat rancangan harian
terhadap rencana tahunan yang telah ditetapkan oleh satuan kerja Renop.
11

Politeknik Negeri Sriwijaya

6. Satuan Kerja PAB (Penanganan Angkutan Batubara)


Satuan kerja ini ditugaskan dalam mengatur dan memonitoring peralatan
dan proses handling batubara baik pada jalur keretaapi maupun dengan
menggunakan dump truck untuk diangkut menuju pelabuhan ataupun ke
stockpile batubara.
7. Satuan Kerja Keloling (Pengelolaan Lingkungan)
Satuan Kerja yang bertugas dalam mengawasi dan menangani permasalahan
terhadap lingkungan yang dapat terjadi dari hasil proses aktivitas
penambangan selama dan atau sesudah pasca tambang.
8. Satuan Kerja K3
Merupakan satuan kerja yang bertugas untuk memberikan rasa aman
terhadap pekerja dari kondisi lingkungan kerja yang tidak aman serta
bertanggung jawab untuk keselamatan dan kesehatan pekerja.

2.1.3 Ruang Lingkup dan Proses Produksi Perusahaan


PT. Bukit AsamTbk., di Unit Penambangan Tanjung Enim (UPTE)
beberapa site di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yaitu sebagai
berikut :
1. Tambang Muara Tiga Besar
Tambang Muara Tiga Besar (MTB) menggunakan sistem penambangan
dengan backhoeand truck. Semuanya dikerjakan oleh pihak ketiga yaitu PT.
Pama Persada Nusantara.Di MTB ada dua wilayah penambangan, yaitu
Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dan Muara Tiga Besar Selatan
(MTBS).Cara kerja sistem penambangan MTB dimulai dengan land
clearing (pembersihan semak-semak dan pepohonan), pengupasan topsoil
(tanah pucuk), pengupasan overburden (tanah penutup) dengan excavator,
laludiangkut dengan dump truck. Tanah diangkut menuju lokasi
penimbunan sedangkan batubara ditumpuk di stockpile.
2. Tambang Air Laya (TAL)
Pada lokasi Tambang Air Laya terdapat dua metode penambangan utama
yaitu metode backhoeand truck (menggunakan excavator dan dump truck)
12

Politeknik Negeri Sriwijaya

serta memanfaatkan BucketWheel Excavator (BWE) system untuk


mengangkut batubara dari temporary menuju ke stockpile.Pada metode
BWE System ini sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak PT. Bukit Asam,
sedangkan pada metode backhoeand truck(menggunakan excavator dan
dump truck) dilaksanakan oleh pihak ketiga (kontraktor). Semua hasil
penggalian batubara dengan metode backhoeand truck(menggunakan
excavator dan dump truck) akan ditampung di temporary stockpile dan TLS
1 dan TLS 2. Melalui TLS inikemudian batubara dimuat ke gerbong untuk
dikirim ke pelabuhan Tarahan (Lampung) dan dermaga Kertapati
(Palembang) menggunakan kereta api yang memiliki 40-60 gerbong sekali
jalan, dengan kapasitas 30-50 ton untuk satu gerbong kemudian dipasarkan
baik untuk keperluan domestik maupun keperluan ekspor.
3. Banko Barat
Tambang Banko Barat memiliki luas WIUP 4500 Ha. Tambang Banko
Barat yang terdiri dari Pit 1 dan Pit 3, dimana pada masing-masing Pit telah
dibagi lagi Pit 1 Barat dan Pit 1 Timur, sedangkan pada Pit 3 dibagi menjadi
Pit 3 Timurdan Pit 3 Barat dipegang oleh kontraktor yaitu PT. SMJ (Sumber
Mitra Jaya) dan Pit 3 Timur oleh PT. BKPL (Bangun Karya Pratama
Lestari). Pada Pit 3 Timur, pengelolaan dipegang oleh PT.SMJ, di Pit 1
Barat oleh Swakelola PTBA.

Untuk mendukung produktivitas dan efisiensi kerja PT. Bukit


AsamTbk., mengoperasikan tiga pelabuhan khusus batubara, yaitu :
1. Pelabuhan Tarahan (Lampung)
2. Dermaga Batubara Kertapati (Sumatera Selatan)
3. Pelabuhan Teluk Bayur (Sumatera Barat)
13

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.1 Lokasi Pelabuhan Batubara PT. Bukit AsamTbk.,


(Sumber : Satker Perencanaan Tambang PT. Bukit Asam Tbk.,.)

2.1.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Bukit AsamTbk,. berlokasi di daerah Tanjung Enim, Kecamatan
Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Jarak
tempuh lewat jalan raya ± 200 kilometer dari kota Palembang atau ± 190
kilometer dengan kereta api kearah Barat Daya. Untuk bisa sampai ke lokasi
penelitian jika dimulai dari kota Palembang ditempuh dengan transportasi
darat menuju ke kota Tanjung Enim, membutuhkan waktu tempuh selama 4-
5 jam.
Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP) PT. Bukit AsamTbk.,
terletak di daerah Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten
Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan pada posisi 3º 42’ 30” LS – 4º 47’
30” LS dan 103º 45’ 00” BT - 103º 50’ 10” BT atau garis bujur 9.583.200
– 9.593.200 dan lintang 360.600 – 367.000 dalam sistem koordinat
internasional.
14

Politeknik Negeri Sriwijaya

Skala 1 : 50.000

Gambar 2.1.4 Foto Udara Lokasi Tambang PT. Bukit AsamTbk,.


(Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.)

2.1.5 Keadaan Topografi


Secara umum daerah tambang PT. Bukit AsamTbk., mempunyai
topografi yang bervariasi mulai dari dataran rendah, hingga perbukitan.
Dataran rendah menempati sisi bagian Selatan, yaitu daerah yang terdapat
aliran sungai-sungai kecil yang bermuara di Sungai Lawai dan Sungai
Lematang dengan ketinggian ± 50 m di atas permukaan laut. Daerah
perbukitan terdapat di bagian Barat dengan elevasi tertinggi ± 282 m di atas
permukaan laut. Pada kedua daerah ini banyak dijumpai vegetasi yang
sebagian besar merupakan tumbuhan hutan tropika dan semak belukar.

2.1.6 Keadaan Geologi


Struktur geologi yang berkembang adalah antiklin yang membentuk
kubah, sesar normal, sesar-sesar minor dengan pola radial, dan sesar yang
tidak menerus sampai bagian bawah dari lapisan batuan yang ada. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari intrusi andesit di daerah cadangan dan juga
15

Politeknik Negeri Sriwijaya

dipengaruhi adanya gaya tektonik pada zaman pliosen dengan arah utama
utara – selatan.
Secara regional wilayah penambangan PT. Bukit AsamTbk., termasuk
dalam Sub Cekungan Palembang yang merupakan bagian dari cekungan
Sumatera Selatan dan terbentuk pada jaman Tersier. Sub cekungan
Sumatera Selatan yang diendapkan selama jaman Kenozoikum terdapat
urutan litologi yang terdiri atas dua kelompok besar, yaitu kelompok Telisa
dan kelompok Palembang.
Kelompok Telisa terdiri dari formasi lahat, formasi talang akar,
formasi baturaja dan formasi gumai. Kelompok Palembang terdiri dari
Formasi Air Bekanat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai.
1. Formasi Lahat
Formasi Lahat diendapkan tidak selaras di atas batuan pra tersier pada
lingkungan darat. Formasi ini berumur Oligosen bawah, tersusun oleh tuffa
breksi, lempung tuffan, breksi dan konglomerat. Pada tempat yang lebih
dalam fasiesnya berubah menjadi serpih tuffan, batu lanau dan batu pasir
dengan sisipan batubara.Ketebalan formasi ini antara 0 – 300 m.
2. Formasi Talang Akar
Formasi Talang Akar diendapkan tidak selaras di atas formasi Lahat.
Formasi ini berumur Oligosen ats sampai Oligosen bawah, tersusun oleh
batu pasir, batu sampingan, batu lempung dan batu lempung sisipan
batubara. Formasi Talang Akar diendapkan di lingkungan fluviatil, delta dan
laut dangkal dengan ketebalan berkisar 0 – 400 meter.
3. Formasi BaturajaFormasi Baturaja diendapkan selaras di atas formasi
Talang Akar. Formasi ini berumur Miosen bawah yang tersusun oleh napal,
batu gamping terumbu. Ketebalan formasi ini berkisar antara 0 – 400 meter.
4. Formasi Gumai
Formasi Gumai diendapkan selaras di atas Formasi Baturaja yang berumur
miosen bawah sampai miosen tengah. Formasi ini tersusun oleh serpih dan
sisipan napal dengan batu gamping di bagian bawah. Lingkungan
16

Politeknik Negeri Sriwijaya

pengendapan formasi ini adalah laut dalam dengan ketebalan 300 – 2200
meter.
5. Formasi Air Bekanat
Formasi Air Bekanat diendapkan selaras di atas Formasi Gumai yang
berumur Miosen tengah tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir
Glaukonitan. Formasi Air Bekanat diendapkan pada lingkungan laut neritic
dan berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 – 800
meter.
6. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim diendapkan selaras di atas formasi bekanat. Formasi
ini berumur Miosen atas yang tersusun oleh batupasir lempungan dan
batubara. Formasi ini merupakan pengendapan lingkungan laut neritic
sampai rawa, dengan ketebalan berkisar antar 150 – 750 meter.
7. Formasi Kasai
Formasi Kasai diendapkan selaras di atas Formasi Muara Enim. Formasi ini
tersusun oleh batubara tuffan yang dicirikan berwarna putih, batu lempung
dan sisipan batubara tipis seperti yang tersingkapdi daerah suban.
Lingkungan pengendapan formasi ini adalah darat sampai transisi.

2.1.7 Keadaan Stratigrafi


Pola struktur stratigrafi Banko Barat dipengaruhi faktor utama akibat
proses intrusi batuan beku andesit. Litologi yang utama dijumpai di daerah
Tambang Air Laya termasuk dalam Formasi Muara Enim. Litologi yang ada
di daerah Tambang Air Laya adalah sebagai berikut :
1. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Berupa material yang terdiri dari top soil, batupasir halus, batu lanau,
bentonit, dan tanah timbunan bekas tambang lama, sedangkan ketebalan
lapisan tanah penutup ini berkisar antara 85 – 120 m.
17

Politeknik Negeri Sriwijaya

2. Lapisan Batubara Mangus A1


Umumnya dicirikan dengan adanya pengotoran berupa tiga pita tanah liat,
ketebalan lapisan berkisar antara 6,5 – 10 meter.

3. Lapisan antara (interburden) A1 dan A2


Terdiri dari batu lempung dan batu pasir tuffan dengan ketebalan berkisar
antara 0,5 – 2 meter.

4. Lapisan Batubara Mangus A2


Lapisan ini dicirikan oleh adanya silika di bagian atas dan ketebalannya
berkisar 9,0 – 12,9 meter.

5. Lapisan antara (interburden) A2 dan B1


Lapisan ini terdiri dari batu lempung lanauan yang ketebalan lapisan
berkisar 15 – 23 meter.

6. Lapisan Batubara B1
Terdiri dari batu lempung dengan ketebalan lapisan berkisar 2 – 5 meter.

7. Lapisan Batubara B2
Lapisan ini mengandung satu lapisan tipis batu lempung dan mempunyai
ketebalan berkisar antara 4 - 5 meter.

8. Lapisan antara (interburden) B2 dan C


Lapisan ini terdiri dari batu pasir, batu lanau lempungan dan ketebalannya
berkisar 25 – 40 meter.

9. Lapisan Batubara C
Lapisan ini merupakan lapisan tunggaldan umumnya memiliki lapisan
pengotor dengan ketebalan berkisar 7 – 10 meter. Penampang stratigrafi
daerah Tambang Air Laya.
18

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.1.8 Iklim dan Curah Hujan


Daerah Desa Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera
Selatan memiliki iklim yang sama denganiklim di daerah Indonesia pada
umumnya, yaitu iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi,
seperti kebanyakan daerah Tanjung Enim memiliki iklim tropis dengan
kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu berkisar antara 23º C sampai
dengan 36º C.
Dengan metode penambangan terbuka seluruh aktivitas pekerjaan
berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga iklim yang ada
berdampak langsung pada operasional. Daerah ini memiliki dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Berdasarkan data pengamatan
curah hujan pada 3 bulan pertama tahun 2015, curah hujan tertinggi yaitu
97,90 mm pada bulan Februari 2015 dan terendah yaitu pada bulan Maret
2015.

2.2 Struktur Organisasi PT.Bukit Asam


Struktur organisasi yang mampu mengakomodir tuntutan
pengembangan usaha harus disertai kemampuan untuk mengarahkan semua
sistem yang terlibat di dalamnya agar bekerja lebih efisien, efektif dan
produktif.
Struktur organisasi PT. Bukit AsamTbk,. Tanjung Enim
diformulasikan berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota
di dalam unit kerja perusahaan. Struktur ini mampu mengantisipasi
kebutuhan organisasi yang lebih baik dan kinerja yang lebih efisien dalam
mencapai target dan tujuan perusahaan.Untuk selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar Struktur Organisasi PT. Bukit AsamTbk., Tanjung Enim
(Gambar 2.2).
19

Politeknik Negeri Sriwijaya

Direktur Utama
President Director

Direktur Pengembangan Direktur SDM & Direktur Operasi


Usaha Direktur Keuangan Direktur Niaga
UMUM Produksi
Business Development Finance Director Director Of
HR General Affairs Operation Production
Director Commerce
Director Director

Sekretaris Perusahaan SM Keuangan SM SDM Stratejik SM Optimasi Operasi SM Pemasaran,


SM Strategi Korporat dan Produksi Perjualan Domestik
Corporate Secretary SM Finance SM Strategic Human
Eksplorasi Pengembangan SM Optimitazion Of dan Distribusi
Resources
dan R&D Production SM Marketing and
SM Corporate Strategy, Operasation Sales Domestic
SM Satuan Pengawasan Exploration and New SM Akutansi
SM Accounting SM SDM Operasional
Intern Business Development SM Operational GM Unit SM Pemasaran dan
SM Internal Audit
Human Resources Pertambangan Penjualan Ekspor
SM Teknologi Informasi Tanjung Enim SM Marketing and
SM Evalusai Kinerja SM Information GM Tanjung Enim Sales Export
SM Pengembangan Bisnis SM Pengelola Aset,
Anak Perusahaan Tecnology Mining Unit
SM Business Development Layanan Umum dan
SM Performance
Evaluation of Subsidary Balitas SM Pengadaan
SM Asset GM Unit SM Procurement
Companies
SM Manajemen Risiko Management, General Pertambangan Ombiin
SM Pengendalian GM Ombiin Mining
dan Sistem Manajemen Affairs Utlities
Pembangunan Proyek Unit GM Unit Pelabuhan
Perusahaan
Perusahaan Tarahan
SM Risk Management
SM Project Development GM Tarahan Port
and Corporate SM Hukum &
Control SM Penanganan dan Unit
Management System Regulasi
Sm Law & Regulation Angkutan Batubara
SM Of Coal Handling
end Transportation GM Unit Dermaga
SM Corporate Social Kertapati
Responbility GM Kertapati Port
SM Corporate Social
Responbility
Dermaga Teluk
Bayur
Teluk Bayur Port

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.Bukit Asam Tanjung EnimTbk.,


Tanjung Enim
Struktur organisasi PT. Bukit Asam Tbk., Tanjung Enim diformulasikan
berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota di dalam unit
kerja perusahaan. Struktur ini mampu mengantisipasi kebutuhan organisasi
yang lebih baik dan kinerja yang lebih efisien dalam mencapai target dan
tujuan perusahaan. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar Struktur
Organisasi PT. Bukit Asam Tbk., Tanjung Enim (Gambar 2.2).
20

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tabel 2.2.1 Keterangan struktur Organisasi PT.Bukit Asam


Tanjung Enim Tbk.,

NO NAMA JABATAN
1 Avriyan Arifin Direktur utama
2 Fuad Iskandar Z.F Direktur Pengembangan Usaha
3 Orias Petrus M Direktur Keuangan
4 Joko Pramono Direktur SDM dan UMUM
5 Suryo Eko Hadianto Direktur Operasi Produksi
6 Adib Ubaidilah Direktur Niaga
7 Suherman Skretaris Perusahaan
8 M. Bagir SM Satuan pengawasan intern
9 Hanif Iqbal SM managemen Resiko
10 Hiras slahaan SM evaluasi anak Perusahaan
11 Dody Arsadian SM Strategi koprat dan eksplosari
12 Oktavianus Parigan SM pengembangan Bisnis
13 Achmad Saichu SM Engenering dan Optimasi
14 Apollonius Andiew SM Keungan
15 Zulfikar Azhar SM Akuntasi
16 Anita Parma SM Teknologi Informasi
17 Kanthi Miarso SM tanggung jawab social perusahaan
18 Yudha Satyawan SM SDM stratejik
19 Yansir Nani SM SDM oprasional
20 Devi Darwis SM Pengelolhan Aset
21 Nugraha N SM Hukum dan Regulasi
22 Suhedi GM unit pertambangan tanjung enim
23 Edwin Budi Satrio Deputi general Manager pertambangan
24 Moh. Taufiq SM Perancanaan Tambang
25 Vicky Agustian SM Pertambangan Swakelola
26 Julismi SM Perawatan
21

Politeknik Negeri Sriwijaya

27 Kris djajisman SM pengelolahan lingkungan


28 Tatra Muis GM unit pelabuhan Tarahan
29 Gedri GM dermaga Kertapati
30 FX Sigit Herry B SM pengadaan Koporat
31 Biveril Binanga SM Pemasaran
32 Rafli Yandra SM pemasaran dan penjualan ekspor

2.2.2 Deskripsi Kerja di PT. Bukit Asam, Tbk.,


1. Direktur Utama
Pimpinan perusahaan PT. Bukit Asam Tanjung Enim dengan menerbitkan
kebijakan-kebijakan perusahaan atau institusi memilih, menetapkan,
mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer) atau wakil
direktur menyetujui anggaran tahunan perusahaan atau institusi
menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan
atau institusi.
2. Direktur Pengembangan Usaha
Melakukan perencanaan strategis perusahaan (Pengembangan usaha)
dalam jangka panjang dan pendek berdasarkan visi, misi, paradigma dan
sasaran serta kebijakan strategis yang telah ditetapkan.
3. Direktur Keuangan
bertanggung jawab untuk membantu perencanaan bisnis dan pengambilan
keputusan dengan memberi nasihat keuangan yang sesuai.
4. Direktur SDM dan UMUM
Membantu Direktur Keuangan & Umum dalam mengkoordinasikan
kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan SDM serta
pengelolaan rumah tangga kantor, pemeliharaan / perbaikan peralatan
sarana dan kebersihan di lingkungan Kantor Pusat.
5. Direktur Operasi Produksi
Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan
operasional perusahaan.
22

Politeknik Negeri Sriwijaya

6. Direktur Niaga ( Pemasaran )


Melakukan koordinasi strategis antar direktorat dan Memberikan masukan
pada direktur utama dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan
pemasaran.
7. Sekretaris Perusahaan
Memfilter informasi dan sebagai sumber informasi bagi pimpinan dan
menjalankan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya.
8. SM Satuan Pengawasan Intern
Melakukan evaluasi dan validasi terhadap sistem yang berjalan maupun
yang baru akan diimplementasikan mengenai pengendalian, pengelolaan,
pemantauan efektivitas serta efisiensi sistem dan prosedur untuk setiap
unit Perusahaan.
9. SM Manajemen Resiko dan Sistem Perusahaan
mastikan atau mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem
manajemen risiko pada unit terkait sesuai dengan kebijakan perusahaan.
10. SM Evaluasi Kinerja Perusahaan
Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja perusahaan yang hanya
mempekerjakan karyawan yang berbakat dan menjadi penghubung antara
Manajemen dengan karyawannya.
11. SM Strategis ekplorasi
Memastikan pertambangan berjangka panjang.
12. SM Pengembangan Bisnis
melakukan perencanaan strategis perusahaan (Pengembangan usaha)
dalam jangka panjang dan pendek berdasarkan visi, misi, paradigma dan
sasaran serta kebijakan strategis yang telah ditetapkan.
13. SM Engineering dan optiasi
Melakukan pengecekan rutin untuk mengoptimalkan kinerja di lapangan
14. SM keuangan
Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk merencanakan serta
meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan
umum keuangan perusahaan dan menjalankan dan mengoperasikan roda
23

Politeknik Negeri Sriwijaya

kehidupan perusahaan se-efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin


kerja sama dengan manajer lainnya.
15. SM Akuntansi
mengumpulkan bukti-bukti segala jenis transaksi yang telah terjadi atau
akan terjadi (berdasarkan metode akrual), mencatat dan
mengelompokkannya, kemudian membuat laporan keuangan perusahaan
sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum atau Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku.
16. SM Teknologi Informasi
Perencangan Implementasi serta pemeliharaan sistem informasi
perusahaan yang terintegrasi yang mampu mendukung upaya perusahaan
dalam rangka meningkatkan kinerja.
17. SM Tanggung Jawab Perusahaan
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden
melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan
untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
18. SM SDM Stratejik
Mengelolah pekerja se efesien mungkin untuk membangun perusahan
terus maju.
19. SM SDM Operasional
Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak
menguntungkan perusahaan Meneliti teknologi baru dan metode alternatif
efisiensi.
20. SM Pengelolahan Aset Layanan Umum
Pengelolaan stock dan distribusi peralatan atau perlengkapan kepada unit
kerja untuk menunjang pelaksanaan tugas perusahaan dan pengembangan
strategi pengelolaan gedung dan fasilitas perusahaan serta pemeliharaan
dan administrasi fisik aktiva perusahaan.
21. GM Unit Pertambangan Tanjung Enim
24

Politeknik Negeri Sriwijaya

hubungan-hubungan kerja antara kelompok pekerja, dan disamping itu


juga menunjukkan garis wewenang/autoritas dan tanggung jawab dari
seseorang atau kelompok kepada pekerjaan untuk mencapai tujuan akhir
yang sudah ditetapkan.
22. SM Perencanaan Tambang
Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan tambang, laporan produksi harian mingguan
bulanan, penentuan sasaran produksi, kualitas produk. Divisi ini
bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
23. SM Penambangan Non Swakalola
Pengadaan barang belum legilitas tanggung jawab dari perusahaan.
24. SM Penambangan Swakalola
Pengadaan barang yang sudah terlegilitas oleh perusahaan jangka waktu
panjang
25. SM Perawatan
Mengatasi masalah di perusahaan berupa pengelolahan engineering
,control perwatan di lapangan dan bagian perbaikan bila terjadi nya trouble
di lapangan.
26. SM Pengelolahan Lingkungan
membantu merumuskan, menyusun, pelaksanaan kebijakan dibidang
penataan dan penaatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
menyelenggrakan, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan hidup.
27. SM Penanganan Angkutan Batubara
Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengangkutan Dalam Pengangkutan
Barang Di Darat .
28. GM Unit Dermaga Kertapati
Mengokoordinasikan barang masuk/keluar di pelabuhan kertapati ,selalu
melakukan pengecekan setiap barang masuk dan keluar
29. GM Komersial
25

Politeknik Negeri Sriwijaya

Menyiapkan rencana kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan


konstruksi.
30. SM Pemasaran Domestik
Menyusun strategi pemasaran berdasarkan kondisi pasar dan kemampuan

perusahaan di dalam negeri. Merumuskan riset pemasaran sesuai trend

yang terjadi di pasar khususnya pada produk pesaing yang serupa.


31. SM Pemasaran dan Penjualan Ekspor
Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut
pemasaran di luar negeri. Memonitoring dan mengarahkan proses-proses
diseluruh divisi direktorat pemasaran di luar negeri .

2.3 Pelaksanaan Kerja Praktek


Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan yaitu dari
tanggal 16 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 16 september 2018.
Pelaksanaan kerja praktek ditempatkan pada bagian Perawatan Listrik di
MCC ( Mine Control Center) pada Sistem Kontrol diPT Bukit Asam
(Persero) Tanjung Enim. Waktu pelaksanaan kerja praktek disesuaikan
dengan jam kerja pada PT Bukit AsamTanjung Enim. Hari kerjanya yaitu 5
(lima) hari, dari Senin sampai dengan Jumat dan jam kerjanya dari pukul
07.00 WIB s.d. 15.00 WIB, serta waktu istirahatnya yaitu pukul 12.00 WIB
s.d. 13.00 WIB. Sedangkan untuk hari Jumat waktu istirahatnya dari pukul
11.30 WIB s.d. 13.00 WIB. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan oleh 6
(enam) orang mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro
Konsentrasi Mekatronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Sriwijaya.
26

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.4 Makna Logo PT.Bukit Asam

Gambar 2.5 Logo PT.Bukit AsamTbk.,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Ikon, Indeks,


dan Simbol pada logo PT. Bukit AsamTbk., sebagai corporate identity
pertambangan, bagaimana fisik, visi & misi dari logo Bukit Asam, dan
bagaimana Interpretasi filosofi secara semiotic pada logo PT. Bukit
AsamTbk., sebagai corporate identity pertambangan. Penelitian ini
menggunakan paradigma kritis untuk mencari tahu ideology dibalik simbol-
simbol pada logo. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini di
dapatkan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purpose sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah Haryanto sebagai Manager Humas.
Sampel lainnya dalam penelitian ini adalah Anis Fuad selaku Asisten
Manager Humas dan Didi Priyatno selaku Juru Humas. Uji keabsahan dari
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, metode, dan teori.
Hasil dari penelitian adalah, tanda Ikon pada logo, yaitu Huruf B yang
ditransformasikan secara abstrak menjadi simbol matahari dan Tanah, tanda
Indeks pada logo, yaitu Garis lengkung, dan tanda Simbol pada logo, yaitu,
warna kuning kemerahan, coklat kemerahan, biru, dan nama logo (teks
perusahaan), Fisik dari logo yaitu ukuran, bentuk, warna, dan tulisan pada
logo PT. Bukit Asam, Visi: untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia
yang peduli lingkungan. Dan Misi: mengelola sumber energi dengan
mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk
memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan lingkungan, dan
Interpretasi filosofi secara semiotic pada logo PT. Bukit Asam (Persero)
27

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tbk, yaitu melambangkan Perusahaan energi batubara kelas dunia yang


peduli terhadap lingkungan dan mempunyai corporate image yang
professional. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Bukit
Asam memunculkan simbol-simbol yang mempresentasikan bahwa logo
Bukit Asam memiliki tanda-tanda yang sesuai dengan visi misi perusahaan
dan strategi yang dijalankan.

2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Bukit Asam tbk.,
2.5.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
Dalam batubara, K3 merupakan kunci bisnis yang menjadi
prioritas. Seperti yang tercantum dalam Pasal 5, Ayat 1, Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995
tentang K3 Pertambangan Umum, dinyatakan bahwa kegiatan
pertambangan, baik eksplorasi maupun eksploitasi baru dapat
dimulai setelah pemegang Kuasa Pertambangan (sekarang
Pemegang Izin Usaha Pertambangan) memiliki Kepala Teknik
Tambang (KTT), yaitu seseorang yang memimpin dan bertanggung
jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-
undangan K3 pada suatu kegiatan usaha pertambangan. Kemudian,
ketika kegiatan pertambangan telah berlangsung, pengusaha harus
menghentikan pekerjaan apabila KTT atau petugas yang ditunjuk
tidak berada pada pekerjaan usaha tersebut, seperti yang tercantum
dalam Pasal 4, Ayat 7, Keputusan Menteri Pertambangan
danEnergNo.555.K/26/M.PE/1995. K3 juga merupakan kewajiban
yang melekat bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan
Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), sebagaiman tercantum
dalam Pasal 96, Huruf a, UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Selanjutnya, pelaksanaan K3
pada kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang
IUP, IPR, atau IUPK tersebut diawasi oleh pemerintah melalui
Inspektur Tambang seperti yang tercantum dalam Pasal 141, Ayat
28

Politeknik Negeri Sriwijaya

1danAyat2,UUNo.4Tahun2009. Dari penjelasan tersebut, sangat


jelas bahwa sektor pertambangan mineral dan batubara memiliki
komitmen yang sangat tinggi terhadap K3 yang pengelolaannya
diarahkan untuk mendukung kebijakan dalam menciptakan
kegiatan pertambangan yang aman, bebas dari kecelakaan kerja,
kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja.

2.5.2 Manajemen Keselamatan Kerja


1. Kegiatan Pokok Departemen Safety sebagai departemen yang bertanggung
jawab untuk memfasilitasi dilaksanakannya kesehatan dan keselamatan di
lingkungan kerja memiliki kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Memfasilitasi semua karyawan untuk berdiskusi masalah keadaan
tempat kerja, faktor dan potensi yang ada serta kelengkapan alat
pelindung diri (APD) yang dibutuhkan baik internal departemen
maupun eksternal departemen.
b. Melakukan pencegahan kecelakaan atau ketidaktahuan akan kondisi
yang tidak aman (unsafe condition) dan tindakan yang tidak aman
(unsafe act) setiap karyawan atau orang lain yang berada ditempat
kerja.
c. Mengadakan inspeksi terhadap bangunan dan peralatan keselamatan
kerja mulai dari konstruksi, letak, penyusunan dan penyimpanan
barang, alat keselamatan yang harus tersedia serta rambu-rambu yang
harus dipasang.
d. Meningkatkan sumber daya manusia baik dari segi pengetahuan
tentang K3 ataupun dari segi pemahaman tentang K3 dengan
mengadakan training.
e. Mengadakan event-event yang bisa meningkatkan kesadaran tentang
K3 serta mengajak karyawan turut berperan aktif dalam
mengkampanyekan K3.
f. Melaksanakan statistik kecelakaan kerja yaitu berupa perhitungan
tentang rata-rata frekuensi waktu kerja yang hilang, tingkat rata-rata
29

Politeknik Negeri Sriwijaya

keparahan waktu kerja yang hilang, besarnya kerusakan peralatan


yang dikonversikan kedalam mata uang dan memperhitungkan
kerugian dari setiap kecelakaan yang terjadi dalam hitungan mata
uang.
g. Melakukan kegiatan inisiatif yang dilakukan berdasarkan faktor dan
potensi bahaya yang diamati sebagai langkah preventif atas
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
h. Memberlakukan surat-surat izin

2. Komitmen Departemen Safety Komitmen dari safety department adalah


menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman serta mencapai dan
mempertahankan target “zero accident”.

3. Kebijkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT.BUKIT ASAM Tbk.,


mendukung sepenuhnya segala usaha-usaha yang menjadi komitmen
manajemen dalam penerapan K3 di lingkungan kerja, hal ini tercemin dari
kebijakan manajemen untuk mengutamakan keselamatan kerja (safety
first) dan melakukan semua tindakan yang bisa dilakukan untuk
memastikan bahwa standar-standar tertinggi kesehatan dan keselamatan
kerja dijaga bagi semua karyawan dan kontraktor merupakan cita-cita
tertingginya.

4. Program Kerja Departemen Safety Untuk mewujudkan kegiatan pokoknya


safety departement memiliki beberapa program kerja yang pelaksanaannya
diagendakan per satu tahun. Kegiatan tersebut antara lain:
a. Memfasilitasi setiap departemen untuk melakukan safety talk menjadi
agenda rutin yang dilaksanakan satu minggu sekali.
b. Melaksanakan safety & enviroment meeting yang dilaksanakan satu
bulan sekali.
c. Melaksanakan pit meeting yang dihadiri oleh production department,
safety department, mine department dan divisi plan di lokasi tambang.
30

Politeknik Negeri Sriwijaya

d. Melaksanakan inspeksi pada gudang handak, work shop, jalan


hauling, coal crushing plant (CCP), camp dan kantin, alat keselamatan
kerja dan inspeksi internal.
e. Pelaksanaan training mengenai materi-materi K3.
f. Mengadakan lomba dan reward yang melibatkan semua karyawan
untuk ikut mengkampanyekan K3.
5. Sertifikasi Keahlian K3 Sertifikasi keahlian K3 diberikan kepada
karyawan yang bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan
pengelolaan sesuai dengan unit kerjanya masing-masing. Adapun
sertifikasi yang diberikan itu adalah:
a. Pengawas Operasional Pertama (POP)
b. Pengawas Operasional Madya (POM)
c. Ahli K3 Umum
d. Ahli K3 Kebakaran
e. Ahli K3 Teknisi Listrik
f. Kompetensi Juru Ledak I
g. Kompetensi Juru Ledak II
h. TOT (Training For Trainer)
i. Auditor AMDAL
j. Kompetensi Juru Ukur Tambang

6. Pengawasan Pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja meliputi


beberapa kegiatan dengan safety department sebagai koordinatornya.
Kegiatan pengawasan tersebut antara lain:
a. SOP penanganan keadaan darurat.
b. Satuan inspeksi gabungan K3 yang dilakukan oleh tim inspeksi.
c. Inspeksi khusus keselamatan kerja yang dilakukan oleh intern
departemen safety.
d. Inspeksi rutin K3 yang dilaksanakan oleh tiap departemen dan
dikoordinasikan oleh pengawas masing-masing.
31

Politeknik Negeri Sriwijaya

7. Pengendalian Bahaya :
a. Fire Protection Kebakaran tidak menjadi potensi bahaya yang sering
terjadi dalam penambangan batubara ini. Sumber kebakaran yang
mungkin terjadi adalah dari tumpukan batubara yang terbakar. Namun,
program preventif untuk menanggulangi kebakaran tetap menjadi
materi yang harus tetap diketahui oleh seluruh karyawan.
b. Untuk melaksanakan program preventif dalam menanggulangi
kebakaran, pihak manajemen berusaha untuk melibatkan semua
karyawan. Kegiatan ini direalisasikan dengan mengadakan pelatihan
fire extinguished serta pembinaan pada karyawan mengenai
pelaksanaan penanganan keadaan darurat yang sesuai dengan SOP.
Penyediaan, pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pemadam
kebakaran juga menjadi agenda program preventif yang bertujuan
untuk mempersiapkan sarana pemadam siap untuk dipergunakan jika
dibutuhkan.
Adapun fire protection yang ada di PT. BUKIT ASAM ini adalah:
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada disetiap unit area bangunan
dengan jenis yang disesuaikan dengan klasifikasi kebakaran.
2. Hidran pada beberapa area seperti di sekitar gudang handak dan sekitar
ruang genset.
3. Perlengkapan evakuasi korban.

8 . Alat Pelindung Diri (APD) PT. BUKIT ASAM


32

Politeknik Negeri Sriwijaya

menyediakan APD tanpa dipungut biaya kepada semua karyawan dan


visitor yang mendapat izin masuk perusahaan sesuai dengan registrasi.
Adapun APD yang tersedia adalah:
1. Alat pelindung kepala (safety helmet).
2. Alat pelindung telinga (ear plug dan ear muff).
3. Alat pelindung mata (googles).
4. Alat pelindung kaki (safety shoes).
5. Baju kerja atau rompi yang dilengkapi dengan scothlight.
6. Alat pelindung pernapasan (masker).
7. Alat pelindung tangan (gloves).
8. Pelindung badan (baju pelampung dan jas hujan).

9 . Media komunikasi K3
1. Rambu-rambu yang terpasang adalah jenis rambu larangan, perintah,
infomasi dan peringatan. Rambu ini dipasang di sepanjang jalan
hauling dan di area tambang serta di instalasi berbahaya.
2. Poster Poster K3 banyak terpasang di ruang kerja dengan tujuan
sebagai peringatan dan sebagai motivasi bagi karyawan untuk
mempertimbangkan dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan
kerja ketika bekerja.
3. Papan Informasi K3 Papan informasi dipasang dengan tujuan untuk
memberikan informasi baik kepada karyawan maupun kepada visitor.
Papan informasi di PT. BUKIT ASAM dipasang di halaman depan
dengan harapan mudah dilihat karena diletakkan di jalur masuk ke
kantor.

2.5.3 Manajemen Kesehatan Kerja


1. House Keeping
Penataan stasiun kerja atau house keeping pada beberapa stasiun kerja di
PT. BUKIT ASAM juga menjadi perhatian khusus, misalnya di
laboratorium, areal work shop, gudang bahan makanan dan gudang
33

Politeknik Negeri Sriwijaya

handak. Penataan ini lebih ditekankan untuk penyimpanan alat-alat dan


bahan yang digunakan.

2. Monitoring Lingkungan
Monitoring lingkungan sebagai upaya pemantauan terhadap higene
lingkungan kerja juga telah dilakukan oleh pihak manajemen PT.
BUKIT ASAM. Monitoring ini ada yang dilakukan langsung oleh safety
department dan environment department.

3. Pelayanan Kesehatan
Kinerja program kesehatan kerja dinilai dari tingkat absen karyawan
karena sakit. PT.BUKIT ASAM memberikan pelayanan kesehatan
berupa pemeriksaan di klinik yang berada dalam satu kompleks dengan
camp karyawan. Tiap klinik dikelola oleh satu tenaga paramedis dengan
obat-obatan serta perlengkapan pengobatan untuk penanganan
kecelakaan ringan.
Fasilitas olahraga untuk menunjang kesehatan karyawan juga telah
disediakan oleh pihak manajemen. Perhatian terhadap monitoring
lingkungan dan sanitasi juga merupakan wujud pelayanan kesehatan
yang berupa usaha preventif. Usaha prefentif lain yang ditempuh
manajemen adalah dengan memberikan vaksinasi untuk semua
karyawan. Selain usaha preventif, usaha pemantauan kesehatan serta
konsultasi kesehatan yang ditangani oleh tenaga paramedis di klinik juga
ditempuh pihak manajemen untuk meningkatkan derajat kesehatan
karyawannya.

4. Fasilitas Kesehatan Kerja


Fasilitas kesehatan yang disediakan oleh PT. BUKIT ASAM adalah
dengan disediakannya klinik dengan satu paramedis dan satu dokter
berstatus kontrak yang didatangkan dari RSUD Tanjung Enim. Fasilitas
yang ada di klinik perusahaan berupa ruang pemeriksaan, obat-obatan
34

Politeknik Negeri Sriwijaya

dan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan. Untuk


perawatan lanjutan pihak manajemen juga menyediakan rumah sakit
rujukan yang bekerjasama dengan RSUD Tanjung Enim.

5. Pengujian Kesehatan Berkala


Pengujian kesehatan berkala yang dilaksanakan oleh PT. BUKIT ASAM
adalah dengan mengadakan medical check up yang dilaksanakan rutin
secara bergilir yang bekerjasama dengan laboratorium klinik Prodia.

6. Gizi Kerja
Gizi Kerja Dalam melaksanakan aktivitas dan pekerjaan, semua orang
membutuhkan energi atau kalori. Perusahaan telah menyediakan kantin
beserta tempat mengolah makanan (dapur) dan menu kerja untuk para
karyawan. Pelayanan gizi kerja di PT. BUKIT ASAM diatur dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh catering yang telah disediakan. makanan
pun sepenuhnya diatur oleh catering dengan tenaga ahli dari tataboga.
Dengan fasilitas makan tiga kali satu hari; makan pagi, makan siang dan
makan malam serta satu kali ekstra food pada sore hari setelah jam kerja
selesai. Penyusunan menu dirancang per satu minggu dengan
persetujuan dari beberapa kepala bagian. Namun secara prinsip,
perhitungan dan analisa kualitatif maupun kuantitatif kalori, karbohidrat,
mineral, protein dan vitamin belum pernah dilakukan oleh ahli gizi.

2.6 Visi dan Misi PT.Bukit Asam Tanjung Enim


2.6.1 Visi
Perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

2.6.2 Misi
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal
bagi stakeholder dan lingkungan.
35

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.7 Tata Nilai PT.Bukit AsamTbk.,


Tata nilai bertujuan untuk menggambarkan setiap potensi yang harus
dimiliki setiap anggota perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dalam perusahaan. PT. Bukit Asam dalam hal ini memiliki lima
tata nilai yang harus dimiliki oleh setiap anggota perusahaan, diantaranya
yaitu:
1. Visionary (Visioner)
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam
pengembangan bisnis.
2. Integrity (Integritas)
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan
bertanggung jawab.
3. Innovative (Inovatif)
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru
untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
4. Professional (Profesional)
Melaksanakan semua tugas sesuai kompetensi dengan kreativitas, penuh
keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang terus
menerus meningkat.
5. Cost and Environment Conscious (Sadar Biaya dan Lingkungan)
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan
menjalankan usaha atas asas manfaat yang maksimal dan kepedulian
lingkungan.
36

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengenalan Metal Detector ( Pendeteksi Logam)


Metal Detector (Sensor Logam) mendeteksi keberadaan
Logam / metal yang berukuran cukup besar yang berada pada material yang
berada pada material yang dikirimkan melalui jalur transport / conveyor
belt. Sensor logam ini dapat bekerja memisahkan material logam/metal yang
tidak diinginkan pada jalur transport tersebut secara manual atau otomatis
dengan peralatan tambahan. Pemisahan logam/met al yang tidak
diinginkan ini dapat melindungi mesin crushers dan melindungi peralatan
yang lainnya dalam penanganan material produksi. Sehingga kerusakan
tersebut dapat dihindari.
Metal detector ini dapat digunakan pada conveyor dengan
kecepatan 1200 ft/min atau 6.1 m/s. kecepatan tersebut akan mempengaruhi
beberapa aplikasi yang di gunakan tergantung pada nilai magnetic
permeability dan electrical conductivity pada area skitar,sehingga beberapa
aplikasi menimbulkan alarm yang sebenarnya ( metal false alarm) jika
menggunakannya tidak disesuaikan pada kedua keaadan tersebut.

3.2 Sejarah dan Perkembangan Metal Detector ( Pendeteksi Logam )


Metal Detector yang kini banyak digunakan ternyata memiliki
sejarah panjang. Faktanya Metal Detector ternyata pertama muncul pada
pertengahan 1800-an. Setelah penemuan listrik, banyak ilmuwan-ilmuwan
dan penambang emas mulai bereksperimen dengan gagasan.
mengembangkan teknologi yang dapat menemukan logam di bawah tanah.
Alat ini berguna untuk para pencari emas setelah “Gold Rush”. Hal ini
tidak ada kaitannya dengan penambangan emas. Sebagai gantinya Metal
Detector dikembangkan untuk Presiden James Garfield yang digunakan
dalam penyelamatan saat terkena tembakan di Washington DC pada 2 Juli
1881 di Baltimore dan Potomac Railroad Station oleh Charles J Guiteau.
37

Politeknik Negeri Sriwijaya

Saat kejadian itu dokter tidak dapat menemukan peluru sehingga membuat
Grafield menderita. Satu-satunya pengikutnya ialah Alexander Graham
Bell, sehingga ia mengembangkan kembali Metal Detector, namun
sayangnya usahanya tidak berhasil sehingga menyebabkan Grafield
akhirnya meninggal. Meskipun Metal Detector tidak membantu
menyelamatkan Presiden ke-20 Amerika Serikat, mesin Metal Detector
buatan Alexander Graham Bell adalah yang paling layak digunakan.
Awalnya mesin ini cukup rumit dan besar, tetapi seiring berjalannya waktu
ini sangat berguna dan terus ditingkatkan kualitasnya. Metal Detector ini
akhirnya digunakan untuk menemukan dan membersihkan ranjau darat dan
bom yang tidak meledak di seluruh Eropa setelah Perang Dunia 1 dan
WW11. Di waktu yang hampir bersamaan, Gerhard Fisher pendiri Fisher
Metal Detector membuat penemuan penting dalam karyanya mengenai
sistem navigasi, ia mengatasi segala kekurangannya dan ia mengatakan
bahwa teknologi ini sangat berguna pada Metal Detector.

Di 1925, Fisher diberikan hak paten pada Metal Detector portabel


pertama dan ia menjual Fisher Machines ke publik pada 1931. Meskipun
Fisher diberikan hak paten, ia hanyalah satu dari banyak orang yang
menyempurnakannya. Selanjutnya metal Detector dikembangkan oleh
Charless Garret, seorang insinyur listrik dengan mendeteksi logam di awal
1960-an. Metal Detector-pun dikembangkan dengan mesin yang dapat
menghilangkan isolator. Seiring berjalannya waktu, Metal Detector
semakin dikembangkan oleh berbagai temuan. Sampai akhirnya Metal
Detector didesain dengan teknologi nirkabel dan kolaborator baru dan
menjadi alat yang ringan dan mudah digunakan sampai sekarang.Ke
depannya Metal Detector kemungkinan akan terus berevolusi untuk
keperluan alat industry dan rumah tangga.
38

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3 Pendeteksi Logam di Conveyor

Pendeteksi Logam ( Metal Detector ) di conveyor untuk pengamanan


ban conveyor dari gesekan logam yang dapat menyebabkan robek nya ban
tersebut. Untuk melindungi belt conveyor dengan mendeteksi keberadaan
logam yang berpotensi merusak.

Gambar 3.3 Pendeteksi Logam ( Metal detector )

3.3.1 Signal Strength Output Terhadap Material


Media / material yang terdapat pada belt conveyor juga bisa
menghasilkan medan magnet seconder. Kedua medan magnet tersebut
dapat di bedakan dari masing-masingnya dengan mengobservasi waktu
gangguanya. Dengan adanya gangguan tersebut, signal output akan
semakin bertambah.
39

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.3.1 Signal Strenght Output

3.3.2 Perbandingan dari Conductivity Material terhadap Logam Bongkahan


Untuk material seperti coal, aggregate, and mineral biji ( mineral ores),
memiliki karakteristik nilai conductivity yang sangat jelek sekali dari pada
Metal Tramp itu sendiri. Yang artinya bahwa dapat menggangu medan
magnet secara cepat. Seperti pada grafik signal berikut :

Gambar 3.3.2 Conductivity Material

3.3.3 Pengukuran window ( Measurement Windows )


Pendeteksi logam ini didesign untuk beberapa keunggulan dari
perbedaan efek material tersebut dengan cara pengukuran window (
measurement windows ). Titik dimana pembacaan signal output terjadi.
Hanya setelah medan magnet dari material pada conveyor terganggu dan
sebelum gangguan tramp berakhir.
40

Politeknik Negeri Sriwijaya

Seperti gambar berikut, menggunakan time measurement windows,


membantu kedua nya dari kesalahan pendeteksi ketika Metal Tramp
melewatinya.

Gambar 3.3.3 Measurement Windows

3.3.4 Sensitivitas Signal keluran dan Lokasi Measurement Windows


Pendeteksi logam ini, diprolehkan untuk melakukan kedua
adjustment sensitivitas terhadap signal keluaran ( output signal ) dan lokasi
measurement windows. Kekuatan signal (signal strength) di adjust oleh nilai
factor sensitivity. Dan untuk adjustment decay time measurement windows,
dilakukan pada material type code factor.
Berikut hubungan antara adjustment sensitivity factor dan material code :

Gambar 3.3.4 Signal Sensitivity / Measurement Timing Adjusment

3.4 Bagian – Bagian Metal Detector ( Pendeteksi Logam ) di Conveyor.


41

Politeknik Negeri Sriwijaya

Terdapat dua bagian dari model oretronic ini Metal detector. Satu
adalah model dual coil (transmitter coil dan receiver coil). Model dual coil
ini (transmitter dan receiver), transmitter terpasang di atas dari conveyor,
dan receiver terpasang di bawah conveyor. Pada model yang kita pakai
adalah dual coil.

Gambar 3.4 Metal Detector Elektronik III

3.5 Instrumen yang digunakan Pendeteksi Logam elektronik III ini


1. Control Unit
Control unit oretronic III ini memiliki microprosessor base instrument
yang menyediakan tegangan excitation untuk coil transmitter dan receiver
signal coil dan yang mengeluarkan signal alarm tramp. Control unit ini
memiliki enclosure housing NEMA 4X. Interface pada control unit TMD
ini, bagian depan panel memiliki tombol / keypad , LED indikasi, display
8 karakter alphanumeric dan 3 digit LED counter. Keypad digunakan
untuk merubah dan setting parameter, termasuk setup untuk kalibrasi.
LED yang tampak pada interface ini menunjukan status
NORMAL,BYPASS dan ALARM, serta kekuatan signal ( signal
strength).
42

Politeknik Negeri Sriwijaya

2 . Clip detector
Belt clip detector digunakan untuk mendeteksi Metal Clip / Splices
pada sambungan antar conveyor. Fungsi ini adalah opsional. Pendeteksi
clip ini dapat mengurangi sensitivitas dari fungsi alat ini pada area
pendeteksi ( detection zone ). Tramp yang besar masih bisa di deteksi.
Pada pendeteksi clip ini dan digunakan pada variable speed. speed
sensor ini digunakan sebagai fungsi tambahan yang digunakan untuk
mengoptimalkan peforma dari pendeteksi. Dengan fungsi ini, bisa di
masukkan sebagai variable speed belts. Speed ini tergantung dari
pengoprasiannya. Syarat dari variable ini adalah tidak boleh melebihi
output speed sensor dari 2 kHz.w

3. High pile detector


High pile detector di design untuk membantu memproteksi
transmitter coil dari kerusakan akibat dari material yang berukuran besar
pada conveyor. Jika transmitter mengayun jauh dari support- nya akibat
benturan, display akan menunjukan alarm HIGH PILE jika transmitter
tidak kembali lagi selama 4 second. High pile alarm ini hanya terdapat
pada model TMD dengan dual coil.

4. Time Delay Marker


Time delay digunakan untuk membantu keakuratan penandaan
ketika terjadi alarm metal tramp, sehingga penandaan lokasi logam
terdeteksi dapat dipastikan. Apabila sensor mendeteksi logam maka
alarm akan berbunyi dan time delay marker akan jatuh atau menandakan
logam yg terdeteksi oleh sensor logam untuk mempermudah pencarian
logam di dalam tumpukan batubara di ban conveyor. Memastikan bahwa
logam yg terdeteksi benar -benar berada pada area yang telah di tandai
oleh Time delay marker tersebut
43

Politeknik Negeri Sriwijaya

5. Alarm Beoucon dan Hon


Mini Siren merupakan jenis sirine yang terbuat dari bahan besi yang
sangat kuat, cocok digunakan sebagai alat penderu suara jarak dekat,
dapat digunakan sebagai sirine alarm di industry , ruangan kantor
ditempat ini termasuk type single, bentuknya yang kecil dapat
memudahkan dalam pemasangan bahkan ditempat yang sulit sekalipun.
Tegangan : 220V AC ,material : metal, Power 40 W, voltage Withsatand
: 500 v AC. Sirine ini di pasang di bagian keluaran dari rangkaian
pendeteksi Logam untuk mengetahui bahwa adanya logam yang
terdeteksi di ban conveyor yang sedang berjalan.

6. Mounting location
Untuk lokasi pemasangan semua komponen, harus dipastikan tidak
berdekatan dengan media atau benda yang bersifat induksi.

3.6 Bahan – bahan yang di gunakan di Metal detector ( Sensor logam )


 Perakitan frame terbuat dari fiberglass dan plastik untuk menghilangkan
masalah yang terkait dengan kayu
 Lengan ayung di topang untuk lebih membantu koil transmitter untuk
berayun keluar dari jalur
 Pegas peredam kejut memberikan bantal yang positif terhadap kejut
benturan

Gambar 3.6 Bahan Metal detector ( Pendeksi Logam )


44

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Rakitan koil terbuat dari plastic PVC dan menggunakan senyawa pot untuk
menghilangkan masalah kelembaban
 Unit coil tunggal sudah memiliki baik pemancar dan penerima kumparan.

3.7 Control Panel NEMA4X

Gambar 3.7 Control Panel NEMA 4X ( Pengontrolan dari Pendeteksi


Logam )
1. Panel kontrol adalah standar NEMA 4X
2. Keyboard terletak di luar panel kontrol dan dapat dilindungi password
3. Tombol sentuh kapasitif dan tahan terhadap semua lingkungan

3.7.1 Bagian – bagian tombol kontrol pada tampilan depan


1. Scroll keys

Gambar 3.7.1.1 Scroll keys


Tombol untuk memindahkan naik dan turun pada tampilan layer ke
atas atau ke bawah di tampilkan pada layar untuk mengatur kalibrasi
45

Politeknik Negeri Sriwijaya

trump metal detector. Dalam mode Run, tombol gantidengan layar menu
tingkat tinggi dan tingkat bawah yang ditunjukkan di bawah ini :
DOWN -> COUNT > PSWD N > CALIB ? N > SETUP > NO ERROR.
UP -> NO ERROR > SETUP? N > CALIB? N > PSWD N > COUNT.
Setelah salah satu telah di tentukan , maka pergantian akan selesai.

2. VALUE KEYS

Gambar 3.7.1.2 Value Keys


Pada tombol panah nilai naik dan turun mengubah nilai variabel tampilan
saat pendeteksi dalam mode pengaturan kalibrasi. menekan panah ke atas
meningkatkan nilainya.menekan panah ke bawak maka akan menurunkan
nilai nya. nilai meningkat atau menurun hanya dalam rentang untuk variabel
individual. nilai perubahan tidak dimasukkan ke dalam memori
sampaimenekan tombol enter.nilai yang diubah tidak disimpan secara
permanen dalam memori sistem hingga TMD ditempatkan kembali ke mode
run.

3. ENTER KEY

3.7.1.3 Enter
46

Politeknik Negeri Sriwijaya

tombol enter memasukkan variabel yang diubah ke dalam memori. jika


tombol nilai digunakan untuk mengubah nilai yang ditampilkan tetapi
tombol enter tidak ditekan, nilai asli dari variable dipertahankan dalam
memory. Tombol ENTER juga digunakan untuk memperbaiki dan merusak
message .

4. RESET KEY

3.7.1.4 Tombol Reset


Reset digunakan untuk mereset ALARM keluar setelah deteksi logam.
Ini juga dapat mengatur ulang menu pendeteksi . dan Menekan tombol ini
mengembalikan pendeteksi ke mode Run normal dengan alarm.

3.8 CPU Board

Gambar 3.8 CPU Board


47

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.8.1 Konfigurasi hard ware


Berikut ini bagian dari konfigurasi switch pada control unit.
Konfigurasi ini dapat digunakan sesuai keaadaan di lapangan. SW-1 DIP
switch berada di belakang display board control unit. Dan SW-2 sampai
SW-6 berada pada CPU board. SW – 1 SW1 DIP switches (on the display
board), digunakan untuk menge- set hardware seperti untuk enable/disable
password, speed sensor input,SYNC inpu, belt direction, measurement unit,
dan cold start. Dan biasanya, parameter – parameter tersebut secara umum
hanya dilakukan sekali saja dan jarang untuk dirubah-ubah.

Tabel 3.8.1 Keterangan SW-1 sampai SW-6 yang berada pada CPU Board

Keterangan dari tabel SW-1 sampai SW-6 pada cpu Board :


1. Fungsi: Perlindungan kata sandi, Hidup: Aktifkan proteksi kata sandi
softwer, Mati: Menghilangkan kata sandi.
2. Fungsi: Sensor kecepatan, Hidup: Mengaktifkan sensor kecepatan input,
Mati: Sensor kecepatan dinonaktifkan.
3. Fungsi: Dalam input SYNcC, Hidup: Mengaktifkan input SYNC pada
slave sinkronisasi, Mati: SYNC input ( pengaturan yang diperlukan di
nonaktifkan pada pula pulsa master pemancara , diperlukan ketika kedua
detector berada dalam jarak 30 Ft dari satu sama lain.
4. Fungsi: Sabuk arah ( Belt), Hidup: Terbalik, Mati: Normal .
5. Fungsi: uji pabrik, Mati: operasi normal ( Pengaturan yang diperlukan).
6. Fungsi: Pilihan unit, Hidup: Matric, Mati: Bahasa inggris.
7. Fungsi: F5, Hidup: anable F5 error alrm, mati: disable f5.
48

Politeknik Negeri Sriwijaya

8. Fungsi : Mulai dingin, Hidup: Aktifkan start dingin saat daya dinyalakan ,
Mati: Mulai dingin dinonaktifkan

3.8.2 Fungsi Switch SW-2 sampai SW-6


a. SW-2 sebagai Relay output ( NORMAL dan BYPASS Mode )
b. SW-3 sebagai electronic OUTPUT ( NORMAL dan BYPASS Mode )
c. SW-4 sebagai COMMUNICATION RS485
d. SW-5 sebagai LINE VOLTAGE input (115 VAC/230 VAC)
e. SW-6 sebagai POWER Switch.

Gambar 3.8.2 Lokasi dari SWITCH ( SW-1 Sampai SW-6 )


Tabel 3.8.2.1 Ketetangan Fungsi dan Pengaturannya dari Swicth -1 sampai
Switch - 6 (SW1 – SW6)
SWICTH FUNGSI PENGATURAN
SW 2 Mengaktifkan atau Normal/bypass
& menolak alarm di output alarm
SW 3 keluaran diaktifkan .dalam
posisi bypass,
output alarm
dinonaktifkan dan
indikator aktif
49

Politeknik Negeri Sriwijaya

SW4 Komunikasi Lihat di comm


switch SW 4
SW 5 Menetapkan 115/230 aturan
tegangan pabrik untuk 115 v
SW 6 Menghidupkan Mati dan hidup
daya ke unit ON
kontrol dan
mematikan

Tabel 3.8.2.2 Komunikasi Switch-4 dalam Pengaturannya

POS FUNGSI HIDUP MATI

1& Mengkonfirggurasi 2 – kawat 4- kawat RS-


2 komunikasi RS- RS-485 485
485.
3 Menghubungkan Pemutusan Pemutusan
resistor di seluruh ON OFF
input penerima.

3.9 PERSIAPAN PENGGUNAAN AWAL


Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam penggunaan Metal
detector ini. Berikut hal- hal yang perlu dilakukan dalam melakukan /
menggunakan Metal detector elektronik ini :
a. Calibration metal
b. Coil balance
c. Calibration clip ( jika digunakan )
d. Calibration speed
e. Menentukan nilai sebagai nilai awal setting parameter
f. Menentukan belt speed
g. Menentukan delay clip ( jika digunakan )
50

Politeknik Negeri Sriwijaya

h. Menentukan waktu delay clip ( jika digunakan)


i. Operating Mode

3.10 SPEKSIFIKASI METAL DETECTOR ( Pendeteksi Logam )


a. Kontruksi ( coil dan support assembly ).
 FRP Reinforced plastic dan fiberglass dukungan perakitan
 Coil disegel dalam PVC

b. Kandang ( unit kontrol )


 Tipe : NEMA 4X, bukan logam
 Ukuran : 15 ¼” x 13 ¼” x 7.39”
 Berat : 22 lbs
 Jarak maksimum dari kumparan : 10 ft (3m), 50 ft ( 15m) dengan opsional j-
box.
c. Suhu lingkungan ( ambient Temperature )
 Penyimpanan : -67 untuk 158F (-55 untuk 70 C )
 Operasi : -40 untuk 122F ( -40 untuk 50C )

d. Kelembaban
 10 untuk 95 % kelembaban relative
 Tidak kondisasi.

e. Persyaratan daya
 Tegangan garis nominal : 115/230 VAC, dapat dipilih
 Jangkauan operasi : +10, -15%
 Frekuensi nominal : 50/60 Hz
 Jangkauan operasi : 48/62 Hz
 Sekering : L1 sisi garis
 Maksimum tegangan input tidak merusak : 150 / 300 VAC
51

Politeknik Negeri Sriwijaya

f. Tampilam / kunci
 Tampilan : tiga tujuh segmen LED untuk di hitung. Satu delapan karakter
alfanumerik LED tampilan.
 Remote tampilan : pilihan memungkinkan layer dan keypad kedua di pasang
dari jarak jauh.
 Grafik batang : 20 LED batang
 Status LED : lampu merah untuk ALARM , lampu hijau untuk NORMAL,
lampu kuning untuk BYPASS
 Kalibrasi LED : menunjukan pendeteksi berada dalam mode kalibrasi
 Keypad : di pasang di bagian pintu depan. Potongan untuk melihat tampilan,
status LED dan grafik batang.
g. Input ( semua input terisolasi memiliki kesamaan commons terhubung ke
tegangan suplai terisolasi umum dengan pengecualian koil penerima.
 Detektor klip : terisolasi , tegangan pasokan yang disediakan. Dikonfigurasi
untuk dua detektor klip pada input yang sama
 Reset non aktifkan : terisolasi , tegangan pasokan yang disediakan
 Tumpukan tinggi : terisolasi , tegangan pasokan yang di sediakan
 Kecepatan : terisolasi
 Masukan SYNC : RS – 485 menerima
 Reset jarak jauh : terisolasi, tegangan pasokan yang disediakan
 Terisolasi tegangan : 24 VDC, 150 mA.

h. Output ( keluaran )
 Alarm relay : satu NO dan satu NC kontak. 5 A, 220 VAC .tidak induktif.
Gagal aman. BYPASS kontak disediakan.
 Waktu tunda relay : kontak kering ( dry) , 5 A , 24 – 280 VAC . durasi
dipilih 0.1 -detik pertambahan , 0.1 – 0.9 detik. Penundaan di sesuaikan
masukan 0.1 detik pertambahan , 0.1 – 9.9 detik
 SYNC keluar : RS – 485 motor
 Alarm indikator : kontak kering, 5A relay
52

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Normal indikator : kontak kering, 5A relay.

i. Jumlah keluaran ( cont )


 BYPASS indikator : kontak kering , 5A relay
 Menyalakan indikator : kontak kering , 5A relay
 Pemeriksaan audit : kontak kering , 5A relay.

j. Komunikasi ( satu atau dua kawat RS -485 satandar di setiap detector )


 Tingkat baud : 600 – 19200 baud
 Isolasi : ya
 Fungsi : komunikasi dengan tampilan jarak jauh ( remote ) .
 Ukuran : minimal 1’ bola ( sphere )
 Frekuensi operasi : 660 Hz
780 Hz
900 Hz
1020 Hz

3.11 Fitur dan keuntungannya


1. Ramsey elektonik tersedia dalam konfigurasi single coil dan dual.
2. Baru dan ditingkatkan perakitan frame dan prosedur pengikat coil sangat
mengurangi masalah kelembaban. Lengan ayun kantilever memungkinkan
mudah swing- out .
3. Unit kontrol telah ditingkatkan dari 8 bit untuk prosesor 16 bit untuk
sensitivitas yang lebih besar.
4. Semua penyesuaian dan kalibrasi dilakukan dari panel depan yang
memungkinkan panel untuk tetap tertutup. Proteksi password mencegah
masuknya perubahan yang tidak diinginkan.
5. Frekuensi di sesuaikan memungkinkan untuk memilih frekuensi operasi
yang tidak terpengaruh oleh gangguan radio frequency.
53

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Proses Terjadinya Logam Terdeteksi dan Tidak Terdeteksinya oleh


Sensor Pendeteksi Logam di Area CV-04 Banko Barat
Untuk memisahkan bahan yang kontaminasi logam dari material-
material bongkahan batubara . Caranya dengan mendeteksi keberadaan
bahan kontaminasi logam tersebut menggunakan medan magnet. Metal
detector ini dipasang pada jalur Belt conveyor ( di atas ban conveyor di
CV04 BANKO BARAT ) material yang akan menuju ke proses load out
atau ke pasokan stoke untuk pengamanan sebelum mamsuki stoke pile (
gerbong ).

Gambar 4.1 Metal Detector CV-04


Metal detector yang disuplai dengan tegangan 240 VAC akan
menyebabkan efek magnetisasi dan gelombang elektromagnetik di
detecting coil. Ini terjadi karena adanya arus listrik yang mengaliri
kumparan (transmitter dan receiver).
54

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.1.1 Proses cara kerja pendeteksi logam di belt conveyor CV-04


1.Metal detector ( Pendeteksi logam) Mode on Ready

Gambar 4.1.1.1 Mode on ready


 Ketika seluruh komponen siap / dalam mode on maka
indicator LED bewarna hijau akan menyala saat tidak ada
nya logam yang terdeteksi oleh sensor pendeteksi logam .
 Indicator pada control panel yang menyatakan hidup hanya
LED bewarna hijau dalam Mode siap menjalankan
pendeteksi logam pada belt conveyor CV-04.
2. Metal terdeteksi dan alarm ON

Gambar 4.1.1.2 Mode metal terdeteksi


 Jika pendeteksi logam mendeteksi logam maka LED
berwarna merah akan menyala dan Alarm akan
berbunyi.
55

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Ketika mendeteksi metal maka kedua LED biru


menyala menyatakan VR1 ( FLAG DROB ) dan VR
( CLIP DETECTION ).
 Saat VR1 ( flag drob ) ON maka flag drob akan
mendeteksi setelah bebrapa detik ( waktu tunda yang
ada pada parameter menu ) akan menyala dan rantai/
bendera akan turun drastic.
 Saat VR2 ( clip detection ) untuk mendeteksi logam
jenis yang cukup besar.klip akan aktif apabila logam
yang terdeteksi ukurannya cukup besar.

3. Pendeteksi logam kembali normal ( diremove )

Gambar 4.1.1.3 Mode kembali Normal

 Untuk mengembalikan ke mode NORMAL maka di layar


pengaturan me RESET pendeteksi logam dan mengaktikan
kembali Pendeteksi logam di conveyor.
 Ketika pendeteksi logam di reset ke mode NORMAL maka
indicator ALARM akan mati (lampu merah tidak menyala).
56

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.1.1.1 Tabel Deteksi Coil

4.1.1.2 Tabel Perpindahan alarm keluaran pendeteksi logam

4.1.2 Tahapan cara kerja Metal Detector ( Pendeteksi Logam )


1. HIGH PILE ( tumpukan tinggi )

Gambar 4.1.2.1 Pendeteksi Atas


Pendeteksi akan aktif ketika plat besi terdeteksi dan dalam 4 detik
alarm akan aktif dan indikator akan menyala.
57

Politeknik Negeri Sriwijaya

2. FLAG DROB ( bendera drob )

Gambar 4.1.2.2 Flag Drob


Flag drob akan bekerja alarm aktif untuk mendeteksi logam, dan setelah
beberapa detik ( waktu tunda : parameter ) flag drob akan menyala dan
rantai / bendera akan turun drastis. Untuk mempermudah pencarian logam
di ban conveyor.

3. CLIP DETECTION ( deteksi klip )

Gambar 4.1.2.3 Pendeteksi Bawah


Deteksi sensor klip akan efektif ketika belt memiliki klip logam besar di
antara konveyor. Jika tidak , itu tidak akan efektif. Deteksi sensor klip
akan aktif tergantung pada klip kalibrasi. Itu berarti klip akan dideteksi
oleh sensor logam ketika klip melewati sensor dengan klip penginderaan
aktif / terdeteksi.

4 . ALARM SIRINE
58

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.1.2.4 Alarm


Sirine ini di pasang di bagian keluaran dari sistem pendeteksi
Logam untuk mengetahui bahwa adanya logam yang terdeteksi di ban
conveyor yang sedang berjalan.

4.2 Mengaturan sistem pada menu control NEMA4X


Sebelum mengkalibrasi kontrol Pendeteksi logam, harus mengonfigurasi
opsi sistem dari layar Menu. Opsi berikut tersedia:
1. SYNC input : Input sinkronisasi memungkinkan pendeteksi untuk
bekerja secara paralel dengan detektor pendeteksi logam lainnya
dengan kumparan yang dipasang dalam jarak 30 (10 meter) satu sama
lain. Satu pendeteksi logam akan bertindak sebagai pengontrol, dan
yang lainnya akan bertindak sebagai sinkronisasi. Untuk menghindari
gangguan, unit sinkronisasi akan mendengarkan unit pengontrol dan
menghasilkan pulsa magnetiknya selama “waktu henti” pengontrol
2. Bar/Rod detec : Deteksi Batang / Batang: Jika potongan panjang
gelandangan harus dideteksi (seperti panjang batang atau pipa),
algoritme deteksi batang / batang harus diaktifkan. Ketika opsi ini
diatur ke Diaktifkan, bidang edit tersedia di layar Pengaturan untuk
memasukkan panjang batang maksimum.
3. Deteksi Klip: Jika sabuk konveyor memiliki klip perbaikan logam
terpasang, sakelar dapat dipasang sehingga, saat klip mendekati
59

Politeknik Negeri Sriwijaya

kumparan, unit kontrol untuk sementara waktu dapat mengurangi


sensitivitas untuk menghindari deteksi palsu tanpa mengurangi
sensitivitas keseluruhan dari pendeteksi logam. Ketika opsi ini diatur
ke Diaktifkan, bidang edit tersedia di layar Pengaturan untuk
memasukkan jarak dari sakelar deteksi klip ke koil.
4. Speed sensor : Untuk sabuk yang berjalan pada kecepatan variabel,
diperlukan sensor kecepatan untuk memungkinkan nilai jarak yang
dimasukkan untuk fitur-fitur seperti jarak penanda atau jarak klip,
untuk digunakan sebagai fungsi input sensor kecepatan dari pada
waktu. Jika opsi sensor kecepatan diaktifkan, layar Kalibrasi Sensor
Kecepatan tersedia di menu Kalibrasi.
5. Komunikasi Eksternal : Pendeteksi logam dapat berkomunikasi dengan
perangkat eksternal melalui antarmuka Modbus melalui koneksi fisik
RS-485. Pada penulisan ini, tidak ada opsi antarmuka lain yang
tersedia
6. Bahasa : Memilih bahasa yang ingin di operasikan menggunakan
pilihan ini. Antarmuka pengguna akan beralih ke bahasa ini segera
setelah menekan "Terima." Bahasa yang tersedia dapat meliputi
Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Prancis, dan Cina.
7. Unit: Memilih satuan metrik (meter, meter per detik) atau Inggris
(kaki, kaki per menit) untuk memasukkan atau menampilkan jarak atau
kecepatan.
8. Frekuensi Saluran : Mengatur frekuensi daya AC (saluran) Anda
sesuai dengan persyaratan listrik yang ada di Banko Barat.
9. Perlindungan Kata Sandi : Opsi ini mengamankan antarmuka
pengguna dari gangguan. Jika opsi ini dipilih, perangkat akan
memasuki mode terlindung setelah 5 menit tidak aktif, dan hanya
menu Jalankan dan menu Tampilan yang akan tersedia. Menu View
memungkinkan pengguna untuk memunculkan menu Pengaturan,
Opsi, dan Alarm dalam mode hanya baca dan, ketika Perlindungan
Kata Sandi diatur ke Diaktifkan, menyediakan kontrol edit untuk
60

Politeknik Negeri Sriwijaya

memasukkan kata sandi, yang membuka kunci seluruh antarmuka


pengguna.

4.3 Mengatur Kecepatan Belt Conveyor


Agar pendeteksi logam dapat beroperasi dengan baik, kecepatan belt
harus diketahui. Nilai ini digunakan untuk menyetel algoritma deteksi dan
untuk mengatur waktu opsi deteksi klip apa pun :
1. Mentukan panjang sabuk, termasuk jalur balik dan loop idler /
tensioner.
2. Mengidentifikasi tanda pada sabuk yang besar atau cukup terlihat
sehingga sabuk bergerak dengan kecepatan produksi.
3. Mengidentifikasi titik spesifik pada konveyor yang akan bertindak
sebagai posisi awal dan akhir referensi.
4. Memulai sabuk, jika sabuk kecepatan variabel, atur di kecepatan
operasi normal. Biarkan kecepatan "menetap".
5. mengatur waktu perjalanan marker melalui setidaknya 5 lintasan
melintasi posisi referensi, bagi panjang sabuk dengan total waktu,
dan kemudian bagi hasilnya dengan jumlah lintasan.

4.4 Mengkalibrasikan Menu Control Pendeteksi Logam


4.4.1 Mengkalibrasi Sensor Kecepatan Pada Menu Control
Jika sistem menggunakan sensor kecepatan, gunakan prosedur ini
untuk mengkalibrasi. Untuk menyelesaikan langkah ini, yang memiliki
kecepatan sabuk yang diukur.
1. Memastikan sensor kecepatan diaktifkan di layar Opsi. Saat
berada di layar Opsi, memastikan bahwa opsi Unit diatur dengan
benar (standar pabrik adalah Metrik)
61

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.4.1 Mengaktifkan Sensor Kecepatan Input


2. menavigasikan melalui antarmuka pengguna ke layar Kalibrasi,
dan memilih layar Kalibrasi Kecepatan.

Gambar 4.4.2 Layar kalibrasi kecepatan


3. Memulai sabuk tanpa beban, dan tunggu kecepatan untuk
"menetap".
4. Dengan menggunakan stopwatch, mengukur dan mencatat
waktu yang dibutuhkan sabuk untuk membuat revolusi penuh.
Merekam setidaknya lima perubahan.
5. Menemukan rata-rata interval yang direkam, dan bagi panjang
sabuk dengan rata-rata ini. Jika menggunakan unit bahasa
Inggris, kalikan nilainya dengan 60 (untuk mendapatkan kaki
per menit, bukan kaki per detik). Ini akan memberikan
kecepatan sabuk di unit yang digunakan untuk menentukan
panjang sabuk.
6. Di layar Kalibrasi Kecepatan, tekan Edit, gunakan tombol angka
untuk memasukkan kecepatan sabuk yang dihitung pada langkah
sebelumnya, dan tekan Terima. Sistem akan segera mulai
menggunakan nilai yang dimasukkan sebagai dasar perhitungan
62

Politeknik Negeri Sriwijaya

kecepatannya, dan bidang Kecepatan Sabuk Terhitung akan


segera berubah agar sesuai dengan Kecepatan Sabuk Yang
Diukur. Perhatikan bahwa tombol Terima tidak terlihat sampai
nilai yang dimasukkan lebih besar atau sama dengan kecepatan
minimum yang didukung, dan tombol numerik menjadi tidak
beroperasi ketika nilai yang dimasukkan lebih besar dari
kecepatan maksimum yang didukung.
7. Jika membuat kesalahan dalam memasukkan kecepatan,
mengunakan tombol Batal untuk menghapus bidang edit dan
memulai kembali. Untuk keluar dari layar tanpa menyimpan,
tekan Batal (jika terlihat) dan kemudian tekan Kembali.

4.4.2 Mengkalibrasi Sensitivitas Pendeteksi Logam


1. Set Coarse ( Kasar) gain = 2 dan Fine ( baik ) Gain = 75.
2. Pada menu Pengaturan,megatur input Filter Cepat ke 1200 ft
/menit.
3. Di menu Kalibrasi, jalankan Quick Balance.
4. Memasuk ke layar Sensitivitas Halus. Melewatkan sampel
logam gelandangan yang menarik melalui bagian tengah
bukaan dengan tangan. Cobalah untuk melewati gelandangan
dengan kecepatan 1 kaki / detik atau 0,3 m / detik. Rekam nilai
puncak yang ditampilkan pada layar Sensitivitas Halus.
5. Mengulangi langkah 4 empat kali lagi menghasilkan lima nilai
puncak yang direkam. Jika memungkinkan, cobalah untuk
mengorientasikan gelandangan secara berbeda saat melintasi
lilitan untuk setiap lintasan
6. Jika ditentukan bahwa Sensitivitas Halus terlalu rendah dan
karenanya tidak tersandung minat, lipat dan kurangi dari 1000,
yang meningkatkan sensitivitas sebesar 10%. Jika Fine
Sensitivity terlalu tinggi dan detektor salah tersandung atau
tersandung pada potongan logam yang terlalu kecil untuk perlu
63

Politeknik Negeri Sriwijaya

dideteksi, dikalikan dan kurangi dari 1000, yang menurunkan


sensitivitas sebesar 10%. Langkah tuning ini dapat diulang
sebanyak yang diperlukan.

Tabel 4.4.2 Faktor Penskalaan untuk Mengkalibrasi


Sensitivitas Halus
4.4.3 Mengkalibrasi Klip Sensitivity ( Sensitivitas)
Jika sabuk memiliki detektor klip opsional dan satu atau lebih klip
perbaikan, Pendeteksi dapat mengurangi sensitivitas di area klip untuk
mencegah klip memicu deteksi palsu tanpa mengurangi sensitivitas untuk
sisa sabuk. Agar pendeteksi mendeteksi pendekatan klip, sensor klip harus
dipasang sehingga klip akan melewati tepat di wajahnya, dan klip harus
melebar sampai ke ujung sabuk.
Untuk mengkalibrasi sensitivitas klip, sabuk harus dijalankan kosong
(sehingga tidak ada peluang bagi deteksi gelandangan untuk dikacaukan
dengan klip). Buka layar deteksi Klip Kasar (di bawah Kalibrasi) dan
tekan tombol Pelajari. Biarkan sabuk beroperasi setidaknya 10 putaran
penuh. Grafik batang akan menunjukkan deteksi "latar belakang" saat ini,
dan "x" yang digambar di salah satu balok akan menunjukkan deteksi
maksimum pendeteksi logam Setelah 10 putaran penuh, tekan tombol
64

Politeknik Negeri Sriwijaya

Simpan; bacaan maksimum akan digunakan untuk menentukan


desensitisasi. Ulangi proses ini dengan layar Kalibrasi Klip Halus.

Gambar 4.4.3 Layar kalibrasi Clip Coarse


Jika menjalankan prosedur ini, klip terus trip alarm logam pendeteksi,
navigasikan ke layar kalibrasi Klip Kasar dan secara manual mengurangi
nilai sensitivitas kasar. Perhatikan bahwa ini memungkinkan beberapa
gelandangan tidak terdeteksi jika cukup kecil dan berada di sekitar klip.

4.5 Pengoprasian Memulai ( Enable) dan Mematikan ( Disable ) Pendeteksi


Logam di CV-04 Bagian Banko Barat

4.5.1 Operator antarmuka

Gambar 4.5.1 Menjalankan Pendeteksi Logam Pada Layar


65

Politeknik Negeri Sriwijaya

Ketika pendeteksi logam dalam mode Jalankan normal, LED


NORMAL menyala, layar menampilkan kata COUNT, dan penghitung
menunjukkan jumlah total gelandangan yang terdeteksi. Grafik batang
horizontal menunjukkan kekuatan sinyal relatif dari logam gelandangan.
Semakin banyak bilah yang ditampilkan, semakin kuat sinyalnya. Jika
pendeteksi logam trip (mendeteksi tramp), lampu LED ALARM dan
penghitung menunjukkan jumlah yang terdeteksi, yang merupakan jumlah
keping tramp yang terdeteksi sejak sistem terputus (atau ketika sabuk
"meluncur" berhenti). Menekan tombol RESET (bell) mengatur
penghitung logam terdeteksi ke nol dan mengatur ulang tampilan ke mode
normal.

Antarmuka operator Pendeteksi logam didasarkan pada struktur menu


yang dinavigasi pengguna menggunakan tombol softkey. Dari layar Run,
ada 5 menu tingkat lebih rendah yang dapat diakses melalui tombol-lunak:
1. Menu View, yang menyediakan visibilitas ke alarm, pengaturan
sistem, opsi sistem, dan jika opsi proteksi kata sandi diaktifkan,
tempat untuk login.
2. Menu Calibration (“Calib”), yang menyediakan akses ke menu
level lebih rendah untuk mengkalibrasi (menyeimbangkan)
gulungan dan, jika deteksi klip diaktifkan, sensitivitas klip. Menu
ini juga memberikan layar untuk menguji deteksi logam tanpa
menyebabkan alarm berbunyi (dan mematikan sabuk).
3. Menu Opsi, yang memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan
atau menonaktifkan semua pengaturan opsional pendeteksi
logam ( metal detector ).
66

Politeknik Negeri Sriwijaya

4. Menu Pengaturan, di mana nilai dapat ditetapkan ke fitur yang


dapat diprogram dari pendeteksi logam.
5. Menu Layanan, yang ditujukan untuk fungsi-fungsi dukungan
bidang, seperti peningkatan perangkat lunak atau pengaturan
ulang ke standar pabrik.

4.5.2 Indikator LED Panel depan


Satu baris LED indikator di bagian atas layar LCD. Bila
terindikasi atau tidaknya maka LED akan memberikan indicator
sebagai berikut :
1. LED NORMAL (hijau) menunjukkan bahwa pendeteksi logam
dalam mode Run normal, belum ada kesalahan, dan belum
mendeteksi logam sejak tombol RESET (bel) ditekan.
2. LED ALARM (merah) menunjukkan bahwa logam terdeteksi
dan pendeteksi belum diatur ulang sejak deteksi. LED ini juga
akan menyala jika ada kesalahan.
3. LED BYPASS (kuning) menunjukkan bahwa relai keluaran
alarm dinonaktifkan.

4.5.3 Pilihan Menu Sistem untuk pengoprasian pendeteksi logam


Pilihan sistem dipilih dari layar Opsi menggunakan tombol lunak;
tombol panah atas dan panah bawah menggeser fokus ke opsi yang
diinginkan; opsi yang saat ini dipilih ditampilkan sebagai teks putih
dengan latar belakang hitam. Tombol "Kembali" mengembalikan
pendeteksi logam ke layar Run.
67

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.5.3.1 Opsi Layar, bagian atas, mode navigasi.

Gambar 4.5.3.2 Layar Pilihan, bagian bawah, dalam mode


pemilihan
Untuk mengubah opsi yang saat ini dipilih, tekan tombol lunak "Pilih";
ini akan mengubah tampilan nilai opsi (kolom paling kanan) menjadi teks
putih dengan latar belakang hitam, sambil juga mengubah tombol lunak
"Pilih" dan "Kembali" menjadi "Terima" dan "Batalkan". Untuk mengubah
nilai opsi, gunakan tombol panah atas dan bawah untuk menelusuri pilihan
yang tersedia. Ketika nilai yang diinginkan ditampilkan, tekan tombol
"Terima", dan layar akan kembali ke mode navigasi. Jika tombol Pilih
ditekan karena kesalahan, tekan tombol "Batal" untuk kembali ke mode
navigasi dengan nilai asli, terlepas dari pilihan saat ini.
68

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.5.4 Mengatur Menu Control Panel


Dari menu Pengaturan, nilai dapat dimasukkan untuk parameter
sistem. Beberapa bidang adalah untuk entri numerik; yang lain terbatas
pada serangkaian seleksi. Saat bernavigasi di antara pengaturan, tombol
lunak paling kiri akan membaca "Pilih" untuk bidang pilihan dan "Edit"
untuk bidang angka. Saat memasukkan nilai numerik, tombol lunak
"Terima" akan terlihat hanya jika nilai yang dimasukkan berada dalam
kisaran yang diizinkan. Titik desimal disediakan oleh kontrol; tidak ada
titik desimal pada keypad.

Gambar 4.5.4.1 Layar Pengaturan Pilihan ke atas

Gambar 4.5.4.2 Layar Pengaturan Pilihan ke bawah


69

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.5.4 Tabel Pengaturan Menu parameter di cv-04 banko barat

Meregister nilai parameter ke menu control panel dan kegunaan setiap


parameter sebagai berikut :
1. Belt speed
Pengaturan ini hanya ditampilkan jika opsi Sensor Kecepatan
dinonaktifkan. Masuk ke kontrol ini kecepatan operasi khas belt.
Nilai ini akan digunakan untuk kemampuan deteksi logam dan
waktu penandaan. Parameter yang di register adalah 1 hingga 999
fpm (0,025 hingga 9,0 m / s). Nilai parameter yg di gunakan di
CV-04 Banko Barat yaitu 120 Ft/menit.
2. Mat Code ( Material Code )
Kode bahan menentukan waktu denyut nadi dan mekanisme
deteksi, untuk mengoptimalkan pendeteksian berbagai bahan.
70

Politeknik Negeri Sriwijaya

Rentang pilihan adalah 1 hingga 7. Nilai kode bahan yang di


gunakan di cv-04 Banko Barat Yaitu 1.
3. Op Freq ( operating frequency)
Pengaturan ini mengubah frekuensi pemindaian (0-3 Hz) untuk
meningkatkan deteksi.Nilai OP freq pada yang di gunakan di Cv-
04 yaitu 1.
4. Arah terbalik ( Reverse Direction )
Pengaturan ini membalikkan arah algoritma deteksi. Itu sebenarnya
tidak mengubah arah sabuk.
5. Jarak Penanda ( Marker distance)
Edit bidang ini untuk menentukan jarak dari koil ke perangkat
penanda. Jika tidak ada sensor kecepatan, sistem menghitung jarak
ini berdasarkan waktu dan pengaturan Kecepatan Belt. Jika sensor
kecepatan dipasang dan diaktifkan, jaraknya didasarkan pada pulsa
kecepatan yang dikalibrasi. Kisaran yang diizinkan adalah 4,9
hingga 328,1 kaki (1,5 hingga 100,0 meter).
6. Panjang Klip ( clip length )
Bidang ini menentukan jarak sabuk akan bergerak sementara
pendeteksi logam beroperasi dengan sensitivitas menurun setelah
klip perbaikan atau sambungan terdeteksi. Bidang ini hanya
ditampilkan jika opsi Deteksi Klip diaktifkan. Kisaran yang
diizinkan adalah 1 hingga 30 kaki (0,3 hingga 10,0 meter).
7. Panjang batang ( Bar Length )
Bidang ini hanya ditampilkan jika opsi Deteksi Batang / Batang
diaktifkan. Masukkan panjang diharapkan maksimum batang atau
pipa yang diharapkan menjadi beban. Potongan lebih lama dari ini
akan dilihat sebagai "noise" oleh Pendeteksi Logam . Kisaran yang
diizinkan adalah 1 hingga 50 kaki (0,3 hingga 15,24 meter). Nilai
pada menu control cv-04 yaitu 0.3.
71

Politeknik Negeri Sriwijaya

8. Port Modbus
Opsi ini hanya ditampilkan jika Eksternal Comm. opsi diaktifkan.
Pengaturan yang diizinkan adalah "USB Internal" dan "Kartu
Ekspansi"
9. Bypass
yang Persisten Opsi ini menempatkan pendeteksi logam ke mode
bypass untuk digunakan oleh layanan lapangan.

4.6 Metode Mendeteksi bongkahan logam di CV-04 Banko Barat


a. Sistem induktansi
 Medan elektromagnetik secara terus menerus berosilasi.ketika bongkahan
konduktif melewati kumparan ,osilasi berubah. Perubahan osilasi terdeteksi
oleh elektronik dan alarm aktif .
b. Sistem eddy current
 Transmitter coil mengirimkan pulsa energi. Energi ini di serap oleh materi.
 Stelah pulsa berhenti, materi memancarkan keluar energi yang diserap
sebagai eddy current.
 Volume energi dan laju peleruhan adalah tanda khusu ( signature ) dari
materi baik itu biji atau bongkahan logam. Elektronik dapat melihat
perbedaan dalam sinyal antara material dan bongkahan

Gambar 4.6 pendeteksi logam di belt conveyor


72

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.7 Installisasi Menghubungan Kabel Keseluruh Komponen Pendeteksi


Logam

Gambar 4.7 Installisasi Kabel


4.7.1 Installisasi Pendeteksi Logam
1. Semua kabel harus sesuai dengan (A) intruksi manual, (B) permukiman ini
dan (C) kode listrik nasional untuk Kawasan dimana – mana.
2. Semua koil harus di posisikan sedemikian sehingga 50 kotak sambungan
dan kabel koil berada pada sisi yang sama dari konveyor.
3. Menyesuaikan kilo pemancar koil penerima ,detektor klip, per gambar
pemasangan.
4. Jika arah sabuk berlawanan dengan arah perjalanan belt yang di tunjukan
pada koil, balikan koil penerima kabel hitam dan jernih.
5. Kontak terisolasi untuk kontrol proses alarm dinilai 3 amp 5 pada 230 VAC
non induktif.
73

Politeknik Negeri Sriwijaya

6. Gunakan kabel belden nomor 8760 atau yang setara untuk switch pengatur
ulang jarak jauh, reset dinonaktifkan, detektor tumpukan tinggi, saklar
pintas, output sinkronisasi dan kumparan pemancar dan penerima.
7. Gunakan kabel belden nomor 8772 atau setara untuk kabel detektor cup.
8. Jangan jalankan kabel koil melalui saluran yang sama dengan kabel daya
atau kontrol.
9. Komponen internal hanya diperlihatkan untuk kejelasan.
10. Input / output ini tingkat rendah dc hanya peringkat maksimum 24 VDC dan
80 mA.
11. Kabel hitam dari detektor klip tidak digunakan.isolasi kabel hitam dengan
pita listrik atau lainnya yang sesuai.
12. Kumparan sinkron dari dua berada di dalam.
13. Kabel maximum adalah 60 kaki
14. Semua kabel
15. Gunakan kabel panel belden.

4.8 Maintenance and Troubleshooting ( Pemeliharaan dan Perbaikan )


Pendeteksi Logam
Bagian ini memberikan informasi tentang pemeliharaan dan
pemecahan masalah pendeteksi logam. Ini termasuk petunjuk untuk
pemeliharaan rutin dan saran untuk mendiagnosis masalah operasional.
Informasi pemeliharaan di bagian ini harus memadai untuk memenuhi
kebutuhan layanan perusahaan jika mengalami masalah di pemasangan
dari pendeteksi logam.

4.8.1 Perawatan Rutin


1. Perawatan mingguan pendeteksi logam di area Banko Barat
 Untuk perawatan 1 minggu sekali ini yaitu mengecek
material bongkahan batubara yang menumpuk pada coil
yang ada di ban conveyor supaya tidak terjadinya
kesalahan dalam mendeteksi logam ( Metal ).
74

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Menjaga agar area di sekitar pendeteksi logam ( Metal


Detector ) bebas dari batuan dan penumpukan material.
 Sistem pendeteksi logam dapat dicuci dengan air dan
memenuhi standar NEMA Tipe 4X. Menambahkan
bahan kimia, kaustik, atau desinfektan yang keras ke
dalam larutan pencuci.

Gambar 4.8.1.1 Perawatan pendeteksi logam di ban


conveyor ( belt conveyor )
 Melumasi di setiap sisi struktur pendukung kumparan
pendeteksi logam harus diminyaki sesuai dengan
spesifikasi pabrikan.

2. Perawatan bulanan unit kontrol dan system pendeteksi logam

Gambar 4.8.1.2 Unit Control di Conveyor 04


75

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Untuk perawatan 1 bulan sekali itu mengecek system


control dan membersihkan casing dari unit control
menggunkan cairan WD 40 untuk membersihkan
kotoran,debu atau karat yang ada pada penutup unit
control.
 Penutup unit kontrol dapat dibersihkan dengan kain
lembab, dan jika perlu, deterjen ringan. Jangan pernah
gunakan pembersih abrasif, terutama pada jendela
tampilan. Memaastikan pintu penutup tertutup rapat
untuk mencegah infiltrasi kotoran.
 Sebagai tindakan pencegahan, memeriksa semua kabel,
steker, dan sirkuit terintegrasi di unit kontrol untuk
memastikan mereka kencang di konektornya.
 Memastikan bahwa conveyor belt berjalan dengan
benar ke pusat konveyor di area deteksi untuk
mencegah kerusakan pada struktur dan koil pendukung.

3. Perawatan harian untuk pendeteksi logam pada CV04

Gambar 4.8.1.3 Pendeteksi logam di area belt conveyor


 Untuk melakukan perawatan harian kali ini itu
mengecek control pendeteksi logam dalam MODE
RUN ( menjalankan ) saat dalam proses produksi.
 Memeriksa pengkabelan pendeteksi logam.
76

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.8.2 Perbaikan
Jika pendeteksi logam tidak mendeteksi dengan andal atau kalibrasi
.Memberikan hasil yang tidak terduga, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menentukan penyebab masalah.
1. Selalu memulai dengan inspeksi visual, tidak hanya komponen
Pendeteksi logam tetapi juga ban berjalan, pemalas, dan semua
peralatan opsional.
2. Jika sistem beroperasi tetapi tidak berfungsi seperti yang
diharapkan, ada penyesuaian yang dapat Anda lakukan pada
pengaturan perangkat pendeteksi logam dan pengaturan kalibrasi
untuk membuatnya bekerja lebih baik. Pertama, Anda harus
menentukan apa yang menyebabkan masalah dan apa yang dapat
Anda lakukan untuk memperbaikinya.
3. Jika mengalami masalah operasional dengan pendeteksi logam,
inspeksi visual cepat dapat mengungkapkan sumber masalahnya.
Periksa item berikut sebelum melanjutkan ke prosedur pemecahan
masalah yang lebih spesifik. Lihat bagian Mengoperasikan
pendeteksi logam manual ini untuk pengaturan opsi yang benar
yang disebutkan di bawah ini.
 Memeriksa daya :
 Memastikan sakelar daya dihidupkan
 Memastikan bahwa blok konektor daya
dicolokkan ke unit catu daya.
 Memastikan pemutus arus yang memberi
daya pada pendeteksi logam tertutup.
 Memeriksa koneksi :
 Memastikan semua terminalisasi aman.
 Memastikan semua kabel Pendeteksi logam
dan pemasangannya benar sesuai dengan
gambar yang disediakan untuk sistem .
77

Politeknik Negeri Sriwijaya

4. Jika pengaturan dan kalibrasi dilakukan dengan sabuk konveyor


berhenti atau berjalan kosong, kebisingan latar belakang yang
disebabkan oleh bahan mungkin berbeda dengan sabuk yang
berjalan dimuat. Harus mengamati pendeteksi logam selama satu
atau dua hari sebelum mengubah pengaturan perangkat atau
pengaturan kalibrasi.

4.8.2.1 Mendiagnosis dan Memperbaiki Masalah Pada Pendeteksi Logam


Jika pengaturan dan kalibrasi dilakukan dengan sabuk konveyor
berhenti atau berjalan kosong, kebisingan latar belakang yang disebabkan
oleh bongkahan batubara. Mungkin berbeda dengan sabuk yang berjalan
dimuat. Yang dilakukan harus mengamati pendeteksi logam selama satu
atau dua hari sebelum mengubah pengaturan perangkat atau pengaturan
kalibrasi. Dua jenis masalah dasar yang mungkin dialami dengan
Pendeteksi logam : kesalahan tersandung atau melewati gelandangan tidak
terdeteksi. Kedua masalah ini mahal. Perjalanan palsu menghentikan
konveyor dan mengganggu aliran proses. Bongkahan yang tidak terdeteksi
merusak belt conveyor yang mengakibatkan hasil produksi tidak
maksimal.
1. Alasan umum jika terjadinya penumpukan logam yang terdeteksi
di pendeteksi logam :
 Ketidakseimbangan koil
 Sensitivitas di tetapkan terlalu tinggi
 Deteksi bongkahan tidak benar
 Deteksi klip yang tidak benar
2. Alasan umum jika pendeteksi tidak mendeteksi logam :
 Sensitivitas di setel terlalu rendah
 Logam terlalu kecil
 Kerusakan koil
 Kerusakan detector
78

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.8.2.2 Mem perbaiki Ketidakseimbangan Koil ( Coil ) Pada Pendeteksi


Ketidakseimbangan kumparan dapat terjadi karena pemancar dan
kumparan penerima tidak selaras dengan baik. Ini juga dapat dihasilkan
dari jumlah logam yang berbeda dalam struktur konveyor di setiap sisi
kumparan. Menggunakan prosedur ini untuk menyeimbangkan kumparan.
Selalu lakukan prosedur ini terlebih dahulu, sebelum mencoba
menentukan penyebab tersandung lainnya :
1. Mengehentikan belt conveyor yang sedang berjalan.
2. Membersihkan beban dari sabuk selama empat kaki di setiap sisi
struktur koil Juga, memeriksa area langsung di sekitar struktur
pendukung dan pada gulungan dan lepaskan benda logam yang
terlepas.
3. Membuka menu pengaturan dari layar menu unit control.

Gambar 4.8.2.2.1 Menu memilih kode material


4. Memilih ke pengaturan Kode Bahan, dan konfirmasikan bahwa kode
jenisnya adalah 3. Untuk bijih mineral, nilai ini juga dapat diatur ke
empat.
5. Menavigasikan kembali ke layar Jalankan, memiilih menu Kalibrasi,
dan memasuk ke layar Sensitivitas Kasar. mencatat nilai seperti yang
ditampilkan pada awalnya, lalu gunakan opsi manual untuk
mengubah pengaturan ke 2.
79

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.8.2.2.2 Pengaturan Sensitivitas Kasar awal


6. Mengarahkan ke layar Coil Balance dan mengamati jumlah bilah
yang ditampilkan. Seharusnya ada kurang dari lima batang yang
ditampilkan di kedua sisi tengah (penanda segitiga). Bilah mungkin
mati dan berganti sisi, tetapi jika lima atau lebih bilah gelap, Anda
harus menyeimbangkan kumparan secara manual.

Gambar 4.8.2.2.3 Memeriksa keseimbangan koil


7. menyesuaikan posisi kumparan untuk model pendeteksi logam untuk
kumparan ganda pendeteksi logam :
 menggunakan baut penyetel pada pemberhentian lengan
ayun untuk menyesuaikan posisi koil transmisi maju
atau mundur.
 Saat koil pemancar dipindahkan, tampilan grafik batang
akan berubah. Temukan posisi di mana jumlah
80

Politeknik Negeri Sriwijaya

minimum bar ditampilkan. Jika keseimbangan


meningkat secara signifikan, lanjutkan dengan Langkah
8 untuk menyempurnakan keseimbangan koil.
 Jika menyesuaikan koil pemancar tidak mempengaruhi
grafik batang secara signifikan, bereksperimen dengan
menggerakkan bingkai kumparan pendeteksi logam ke
depan dan belakang untuk mencapai posisi terbaik
 menggerakkan bingkai tidak membantu
menyeimbangkan, lanjutkan ke bagian berjudul
"Menemukan Sumber Kebisingan Mekanis atau
Listrik".
8. Mengarahkan ke layar Sensitivitas Kasar dan mengatur nilainya
secara manual ke 5. Ini meningkatkan sensitivitas pendeteksi logam
sehingga dapat menyempurnakan keseimbangan koil.
9. Menavigasikan kembali ke layar Coil Balance dan amati grafik
batang lagi. Grafik batang mungkin "lebih ribut" daripada di
Langkah 6. Ini karena sensitivitas diatur lebih tinggi
10. Mengulangi Langkah 7 dan 8, meningkatkan nilai sensitivitas kasar
setiap kali.
11. Ketika sudah menemukan dengan keseimbangan koil, navigasikan
ke layar Sensitivitas Kasar dan atur kembali nilai secara manual ke
angka yang dicatat pada Langkah 5 jadi keseimbangan koil akan
normal kembali.

4.8.2.3 Menemukan dan Memperbaiki Sumber Kebisingan Mekanik


Tersandung salah satu sering terjadi dari getaran mekanis yang
menghasilkan kebisingan latar belakang. Perangkat lunak pendeteksi
logam memiliki pemrosesan sinyal untuk mengenali perbedaan antara
sinyal dari logam yang melewati kumparan dan sinyal dari logam yang
bergetar di wilayah kumparan. Namun, getaran logam yang parah
terkadang dapat menghasilkan sinyal yang sama dengan logam yang
81

Politeknik Negeri Sriwijaya

melewati kumparan. Gangguan listrik dari motor sabuk konveyor atau


kabel dari motor juga dapat menghasilkan kebisingan yang mengganggu
operasi pendeteksi logam. Bahkan sistem kelistrikan lain di dekat
pendeteksi logam mungkin menghasilkan kebisingan. Mengikuti prosedur
ini untuk menemukan kebisingan mekanis atau listrik :
1. Keseimbangan kumparan setenang mungkin.
2. Mengarahkan ke layar sensitivitas halus dan tulis nilai "As found",
kemudian atur nilainya secara manual menjadi 950.

Gambar 4.8.2.3 Menu layar sensitivitas


3. Menyaksikan grafik batang, menyesuaikan sensitivitas secara
manual hingga 14 atau 15 balok gelap (sekitar 70% dari skala penuh.
Jumlah aktual batang yang ditampilkan akan berubah terus-menerus;
cobalah untuk mendapatkan rata-rata sekitar 70%).
4. Menjalankan belt conveyor dan tidak memberikan beban di atas belt
conveyor.
5. Mengamati grafik batang. Jumlah bilah tidak boleh berubah. Jika
tingkat kebisingan (jumlah batang yang ditampilkan) meningkat
dengan berjalannya sabuk konveyor, kebisingan dapat disebabkan
oleh getaran mekanis atau gangguan listrik.
6. Dengan konveyor yang masih berjalan kosong, memeriksa area di
sekitar kumparan untuk mengetahui kemungkinan sumber getaran
mekanis.
82

Politeknik Negeri Sriwijaya

7. Memeriksa pemasangan dan pemasangan kabel sistem untuk


memastikannya sesuai dengan jarak yang disarankan yang
ditentukan dalam diagram kabel.
8. Dengan conveyor berjalan kosong, matikan sistem lain di dekat
pendeteksi logam satu per satu sambil mengamati grafik batang.
Mematikan sumber kebisingan listrik akan menyebabkan jumlah
batang berkurang, mengidentifikasi sistem yang menyebabkan
masalah.
9. Ketika mengidentifikasi sumber pasti dari gangguan listrik, perbaiki
masalahnya. Suatu solusi yang khas mungkin mengarahkan kembali
kabel yang membawa arus besar. Dalam beberapa kasus, satu-
satunya solusi praktis mungkin memindahkan pendeteksi logam ke
beberapa lokasi lain yang kurang berisik. Jika Anda tidak dapat
mengidentifikasi sumber pasti dari gangguan listrik, ada baiknya
mengubah frekuensi operasi pendeteksi logam.
10. Mengarahkan ke menu Pengaturan, dan ubah frekuensi operasi ke
nilai lain (A atau B).
11. Mengamati grafik batang pada layar Beranda. Jika jumlah batang
telah menurun, ini adalah frekuensi operasi yang lebih baik untuk
pendeteksi logam. Jika jumlah bilah tidak berkurang, atur frekuensi
operasi kembali ke nilai asli dan lanjutkan.
83

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang terdapat pada laporan,
diantaranya:
1. Sistem pendeteksi logam bekerja dengan baik apabila keberadaan logam
di konveyor berukuran cukup besar untuk menimalisir kesalahan dalam
mendeteksi logam.
2. Dalam perawatan pendeteksi logam di bagian atas pendeteksi pada ban
konveyor untuk membersihkan area koil pendeteksi dari penumpukan
batubara agar tidak terjadinya kesalahan saat mendeteksi logam di ban
konveyor yang sedang beroperasi.
3. Dalam perbaikan pendeteksi logam di bagian kontrol NEMA4x untuk
memperbaiki menu sensitivitas keseimbangan koil ( coil balance )
dengan nilai sensitivitas yang tinggi ke nilai sensitivitas sedang.
Perubahan tersebut disebabkan oleh getaran dari ban konveyor yang
sedang beroprasi yang menyebabkan nilai senstivitas keseimbangan koil
berubah. Maka dari itu menu kontrol sensitivitas keseimbangan koil di
atur ke nilai sensitivitas sedang untuk mendeteksi logam yang berukuran
cukup besar. Jika nilai senstitivitas keseimbangan koil tinggi maka
pendeteksi logam akan mendeteksi semua ukuran jenis logam yang akan
menyebabkan gangguan dalam mendeteksi.

5.2 Saran
Ada saran yang terdapat pada laporan ini, pada kontrol panel NEMA4X
hanya menggunakan keluaranya berupa sirine alarm sebaiknya control dari
pendeteksi logam menggunakan kontrol berbasis PLC supaya keluaran
dari pendeteksi logam itu dapat menghentikan jalannya konveyor apabila
terdeteksi logam pada pendeteksi logam ( metal detektor ).
84

Politeknik Negeri Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Fraden Jacob. 1996,” Handbook of Modem Sensor”. New york Spring Verlag,inc

Johnsen will. 1994,” Ramsey Oretrnik III Tramp Metal Detector” . USA Ramsey

Sharon. 1982,” Ramsey Oretronik IV Metal Detector”. USA Ramsey Corp

Gemilar. 2016, “ Sistem Kontrol Metal Detector Pengaman Raw Mill P10
PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk”. Politeknik Negeri Bandung

Siahaan. 2014, Magnetic Separation, Diakses dari http : hhtps//www.arsipteknik


pertambangan/ (html), 12 Desember 2018, Pukul 21.00 WIB
85

Politeknik Negeri Sriwijaya

LAMPIRAN

Penempatan Trump Metal Detector di CV 04


86

Politeknik Negeri Sriwijaya


87

Politeknik Negeri Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai