PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan batubara) secara
melimpah di dunia adalah batubara. Bahan bakar fosil ini mudah di eksplorasi
dan dapat diperoleh dalam jumlah besar dengan biaya yang tidak terlalu tinggi
saat ini, menuntut pula adanya suatu peningkatan dari sumber daya manusia
1
dibandingkan teori. Hal ini disebabkan karena setelah lulus para mahasiswa
diharapkan dapat siap kerja. Namun, perlu disadari bahwa walaupun porsi
praktik sudah besar, akan tetapi masih tetap diperlukan pengalaman lapangan
terampil dalam mengelola sistem produksi atau sistem industri kimia yang
Dunia industri dan perguruan tinggi merupakan satu kesatuan yang saling
kemudian hasil dari kerja praktik tersebut dapat digunakan sebagai suatu
studi kasus khusus (spesifikasi), yang merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh gelar ahli madya dalam program Diploma III (D3)
Kutai Timur, Kalimantan Timur. PT. Geoservices merupakan salah satu sub
2
kontraktor yang digunakan oleh PT. Kaltim Prima Coal untuk melakukan
diatasi dengan tepat. Dengan terjun langsung dan menemukan realita dan
ataupun perusahaan selama kurang lebih dua bulan dengan tujuan yaitu :
pada PT.Geoservices.
3
D. Metodologi Kuliah Kerja Praktek
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
dimiliki oleh peru sahaan swasta nasional. Dua pendiri utama perusahaan ini
yaitu Master dari Colorado School Of Mines yaitu bapak H.L Ong mendapatkan
gelar doctor (Dr) dalam ilmu geokimia pada tahun 1968, sedangkan bapak
tahun 1965.
PT.Geoservices melayani minyak dan gas, panas bumi, dan industri CBM.
Jasa eksplorasi kami meliputi geologi lengkap dan laboratorium analisis inti dan
5
pengujian, pemetaan geologi, di perkuat pencintraan geokimia(Berkolaborasi
dengan AGITM), pengeboran inti, tanah dan gravitasi udara dan survei magnetik,
survei dan GPS, mud logging, dan pengujian lingkungan baru baru ini kami telah
CBM berasosiasi dengan Geogas dari Australia dan layanan sosialisasi dengan
pemerintah lokal jasa produksi kami meliputi perbaikan platfrom dan pipa,
pelatihan off-shore karyawan lokal dan interaksi dengan konsultan asing yang
Laboratorium kimia termasuk salah satu unit kerja yang didirikan pertama
kali disamping unit kerja lainnya, seperti pemeteaan dan eksplorasi. Pelayanan
yang dapat diberikan pada waktu itu adalah pemeriksaan kualitasmineral dan air.
mineral dan air, juga dapat melayani pemeriksaan kualitas batubara, minyak dan
gas.
6
PT.Geoservices maka dilakukan secara rutin setiap bulan Round Robin Check
yang di ikuti oleh 65 Laboratorium yang ada di indonesi. Sedangkan Daily Check
menganalisa mineral mineral batubara minyak dan gas bumi. Untuk menjalankan
pengujian itu PT.Geoservices bekerja sama dengan analis dari Australia pada
tahun 1986-1989 dan Australia laboratories pada tahun 1991 tujuannya adalah
pengawas yang luas tentang kontrol dengan berat badan dagang atau komoditi.
industri batubara di Indonesia. Layanan ini tentang logging test batuan secara
menambahkan yang baru dan modern sehingga logging test dilakukan dengan
testnya selain itu PT.Geoservices menawarkan pelatihan bagi para pekerja dari
7
instruktur yang berpengalaman selama lebih dari 10 tahun yang telah mendapat
ijin dari badan tenaga atom nasional (BATAN) untuk menggunakan sumber
radioaktif.
sebagai berikut :
1. Export Superitending
3. Sampling
1. Visi Perusahaan
8
pesaing, karyawan, dan masyarakat. PT.Geoservices akan menjadi
2. Misi Perusahaan
kerugian.
9
C. Struktur Organisasi
PT. Geoservices, Ltd yang berkantor di Jl. Poros Kabo No. 136
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sampling
pembeli dan penjual. Sebagai contoh, jika ingin menentukan kandungan ash
10.000 ton, hanya perlu mengambil 300 kg sebagai sampel. Dari batubara 300
yang sedikit ini dapat diketahui kandungan ash dari stockpile batubara yang
sample digunakan dalam setiap langkah coal chain: selama eksplorasi, selama
11
menentukan tingkat efisiensi masing- masing unit, dan dalam jual beli
batubara.
dipasarkan
12
Selain dengan pemboran inti ada juga pengambilan sampel
section mulai dari atas ke bawah setinggi lapisan, yakni dari roof dan
floor. Pada dasar lapisan dipasang kain atau plastic (PVC) untuk
rata. Untuk mengerat digunakan suatu miner pick atau cangkul yang
bagian dasar yang telah diberi tanda dan diusahakan tidak melampaui
13
a. Skema pengambilan sampel (sampling scheme) yang merujuk
pada berapa banyak satu lot dapat dibagi sampling unit dan
nomer, yaitu:
14
4) ASTM D 6609 mengenai pengambilan sampel dari belt
conveyor;
tongkang;
atau sisi stockpile saja tidak dapat dipandang sebagai wakil dari
15
dan D 4749. Banyaknya atau berat sampel bergantung pada sifat
increment primer dari belt conveyor atau batu bara yang mengalir
secara sistematik.
B. Preparasi Sampel
Ada dua istilah yang hampir sama bunyinya tetapi, artinya berlainan coal
sedikit yang mewakili sampel asal. Tujuan dari preparasi sampel adalah untuk
16
laboratorium untuk dianalisa. Sampel preparasi untuk setiap pengujian tidak
selalu sama, tergantung dari ukuran partikel yang digerus halus sampai top
size (yakni ukuran partikel yang 95% lolos ayakan) tidak lebih dari 0.2 mm atau
sampel pada pengujian HGI dan Total Moisture. PT. Geoservices, Ltd memiliki
berikut :
1. Timbangan (Balance)
17
2. Double Roll Crusher
ukuran sampel batu bara menjadi ukuran tertentu. Pada PT. Geoservices ltd,
18
4. Rotary Sample Devider (RSD)
pembagi sampel batu bara, sehingga berat sampel yang ada akan
5. Drying Sheed
19
6. Raymond Mill
7. Ayakan (Screen)
diatas lantai yang kering dan rata. Adapun kegunaan ayakan untuk
mm.
20
8. Hardgrove Setting
yang berfungsi untuk menggerus sampel batu bara sampai 600 µm.
meliputi :
21
drying set dan oven. Pada batubara yang mudah teroksidasi tidak
boleh dikeringkan pada suhu lebih dari 10°C diatas suhu ruangan
22
untuk penetapan Total Moisture dan partikel 0,212 mm untuk
c. Pengadukan
d. Pembagian
23
1) Sampel diperoleh dengan mengumpulkan lebih banyak
baik.
“spot sampling”.
e. Penyimpanan (Storage)
1) Ukuran partikel
pengujian
2) Waktu penyimpanan
24
b) Sampel pengapalan, ada 2 waktu penyimpanan yang
bulan.
C. Analisa Proksimat
yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik yang ada dalam batubara,
25
content), kandungan zat terbang (volatile matter), dan kandungan karbon
(fixed carbon).
Kandungan air yang terdapat dalam batubara secara umum ada dua,
yaitu air permukaan (free moisture) dan kandungan air bawaan (inherent
moisture).
retakan batubara. Kandungan air bawaan ini penting untuk diketahui, karena
batubara tersebut. Tujuan analisa ini untuk mengetahui jumlah air bawaan
Adapun peralatan- peralatan yang digunakan dalam analisa ini antara lain :
26
Gambar 3.11 Oven
1) Bahaya Operasi
2) Pengendalian Bahaya
dari Oven
1) Bahaya Operasi
27
Bahaya menghirup debu sample batubara
2) Pengendalian Bahaya
Analitycal balance.
28
Gambar 3.16 timer
sudah dipreparasi.
Perhitungan :
m2−m 3
M . ad= x 100 (3.2.)
m2−m1
Dimana :
(g)
pemanasan(g)
(%)
29
3) Setelah itu masukkan kedalam deksikator selama 5 menit
m3
toleransi
kerja
11) Simpan sisa contoh untuk analisa lebih lanjut jika diperlukan
30
2. Kandungan Abu (Ash Content)
antara lain :
a. Furnace
1) Bahaya Operasi
31
2) Pengendalian Bahaya
Furnace ash.
b. Crucible
c. Desikator
d. Nampan
e. Neraca analitik
g. Timer (stopwatch)
Perhitungan :
m 3−m 1
A ad= x 100 % ...............(3.4.)
m 2−m 1
Dimana :
32
1) Cawan dan tutupnya terlebih dahulu di keringkan di dalam
(m2)
naikkan sampai 815°C (kira-kira 1½-2 jam) & jaga pada suhu
laboratorium.
33
Merupakan banyaknya material yang hilang (terbang) pada
1) Bahaya Operasi
2) Pengendalian Bahaya
Furnance.
34
1) Volume = 10-20 ml
2) Tinggi = 30-35 mm
yang rapat
c. Penjepit
bersih sebagai m1
penyangga dish.
35
4) Panaskan dalam tungku (tempatkan tengah kawat
Perhitungan:
M 3−M 2 …..3.4
berat yang hilang= x 100 %
M 2−M 1
Dimana :
4. Fixed Carbon
36
Kandungan karbon (fixed carbon) tertambat dalam batubara adalah
Perhitungan:
D. Analisa Ultimate
dalam suatu sampel. Dikembangkan pertama oleh Sir Alan Walsh pada
tahun 1950.
37
a) Bahaya panas dari burner Selesai pembakaran spl.
2) Pengendalian Bahaya
panas.
a. Atomisasi sampel
b. Absorpsi radiasi dari sumber sinar oleh atom bebas. Sampel, biasanya
grafit). Selama proses absorpsi sinar UV, atom bebas akan mengalami
1) Preparasi sampel
38
b. Letakkan dish dalam tungku dingin dan panaskan secara bertahap
hingga mencapai suhu 500℃ selama 1 jam dan 750℃ selama 2 jam.
d. Bakar kembali abu pada suhu 750℃ selama 1 jam , dinginkan dengan
ditimbang.
menghindari kontaminasi.
39
h. Tambahkan 150 mL solvent acid ke dalam cawan dan gelas kimia dan
menit.
k. Pindahkan larutan ke labu ukur 200 mL. bilas cawan dengan solvent
Homogenkan
Larutan Blanko
40
Tabel 3.1. : komposisi larutan standar (dalam 2 g lithium tetraborat dan 50 mL
HCl dalam 1 liter larutan)
Si 200 200 40
Al 1000 20 20
Fe 1000 10 10
Ca 1000 2 2
2
Mg 1000 2 2
Na 1000 1 2
K 1000 1 2
Ti 1000 2 2
41
Si 200 250 50
Al 1000 30 30
Fe 1000 15 15
Ca 1000 5 5
3
Mg 1000 3 3
Na 1000 2 2
K 1000 2.5 2.5
Ti 1000 3 3
Si 200 300 60
Al 1000 50 50
Fe 1000 20 20
Ca 1000 8 8
4
Mg 1000 5 5
Na 1000 3 3
K 1000 5 5
42
2. Analisa Kalori (Calorific Value)
ukuran 0,212 mm. Adapun peralatan yang digunakan dalam analisa ini
adalah:
1) Bahaya Operasi
Bahaya menghirup uap asam sisa pembakaran calori spl batu bara
2) Pengendalian bahaya
meter.
43
b) Gunakan Masker saat membuang gas Sisa pembakaran sample
4. regulator oksigen
5. neraca analitik
6. gelas ukur
adapun prosedur analisa nilai kalori (calorific Value) dari batubara adalah
4. Tempatkan Crucible pada loop Bomb, pasang wire dan benang. Isi
5. Tutup Bomb dengan kencang, isi dengan gas Oksigen selama 1 menit
Tunggu hingga hasil keluar ditandai dengan keluar cetakan hasil dari
Perhitungan :
44
3. Total sulfur
terdiri dari dua jenis yaitu sulfur organik dan sulfur anorganik. Sulfur
karenakan suatu reaksi kimia yang terjadi pada saat peatifikasi coalifikasi
1) Bahaya Operasi
45
2) Pengendalian Bahaya
TS Leco.
Analysis Samples of Coal and Coke. Penggunaan analisis ini sebagai berikut
46
b. Penentuan karbon dan hidrogen dapat digunakan dalam perhitungan
1) Bahaya Operasi
2) Pengendalian Bahaya
Sundy.
47
sekitas 0.18 Mpa. Paling utama gas harus di di buka sebelum alat di
oxygen tightness.
5. Start heating up dan pastikan suhu yang di capai pada alat adalah :
48
6. Standbykan alat agar suhu stabil kurang lebih 3 jam sebelum di
pergunakan.
repeatability
hasil analisa.
49
5. Ash Fusion Temperature
50
Gambar 3.24 AFT carbolite
1) Bahaya Operasi
b) Bahaya kebakaran
2) Pengendalian Bahaya
1. Preparasi sampel
hingga mencapai suhu 500℃ selama 1 jam dan 750℃ selama 2 jam.
51
d. Bakar kembali abu pada suhu 750℃ selama 1 jam , dinginkan dengan
ditimbang.
a. Nyalakan tungku dan aliran gas. Haluskan abu dan aduk dengan air
pembakaran.
c. Pasang pyramid sesuai dengan posisi pyramid yang sesuai saat ini
d. Periksa ujung dan sisi pyramid. Buang jika tidak tajam dan bersih.
52
g. Buka saluran gas CO2 secara berlahan sampai posisi tepat pada
sarang” yang terdiri atas ayakan berukuran 1,18 mm pada bagian atas
53
batch, berat satu batchnya 200 g. Lama pengayakan dalam mesin
yang disetel sehingga hanya partikel besar saja yang tergerus. Ayak
material lagi. Kemudian gerus lagi sampai seluruh material melalui ayakan
1,18 mm. Buang material yang lolos dari ayakan 600 µm dan ditimbang
dan teknik penggerusan yang digunakan, tetapi tidak boleh kurang dari 45
%.
54
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Kuliah Kerja Praktek (KKP) di PT. Geoservices dapat disimpulkan
1. General Analysis
2. Analisa Ultimate
B. Saran
Adapun kritik dan saran yang dapat kami sampaikan dalam kegiatan
55
DAFTAR PUSTAKA
HTTPS://www.academia.edu/19824482/laporan_kunjungan .download 22
maret 2019.
PT. GEOSERVICES, Ltd.
2019. Laboratory Equipment Survey Form:
OHS_GEOS_DOC_FRMb_003 . Geoservices, Sangatta.
56