Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT.

SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari
bahan bakar fosil, yaitu bahan bakar minyak, batubara, dan gas. Kerugian
penggunaan bahan bakar fosil selain merusak lingkungan, juga tidak terbarukan
(nonrenewable) dan tidak berkelanjutan (unsustainable). Batubara merupakan
sumber energi alternatif selain minyak bumi, konsumsi batubara di dalam negeri
yang terbesar adalah untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik, sedangkan untuk
industri lain seperti semen, besi baja, dan industri kecil masih relatif kecil.
Produksi dan konsumsi batubara Indonesia akan terus ditingkatkan sejalan dengan
laju pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan energi.
Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan
organik. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul
dalam suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi
tersebut yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang
kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara. Secara garis besar
batubara terdiri dari zat organik, air, dan bahan mineral. Batubara dapat
diklasifikasikan menurut tingkatan yaitu lignit, sub-bituminous, bituminous, dan
antrasit. Dimana tingkatan batubara yang paling tinggi adalah antrasit, sedang
tingkatan yang lebih rendah dari antrasit akan lebih banyak mengandung hidrogen
dan oksigen (Yunita 2000).
Usaha-usaha untuk memanfaatkan batubara secara maksimal perlu ditunjang
oleh teknologi yang tinggi dan data yang memadai tentang karakteristik batubara
yang terbesar di seluruh Indonesia, karena endapan batubara yang tersebar di
seluruh kepulauan Indonesia mempunyai karakteristik dan sifat-sifat yang
berbeda. Data karakteristik batubara Indonesia selain diperlukan untuk
menentukan jenis pemanfaatan yang tepat, juga diperlukan untuk memilih sistem
(teknologi) yang tepat sehingga dapat menunjang usaha peningkatan pemanfaatan
batubara yang berwawasan lingkungan.

1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya di


bidang industri pertambangan dalam hal ini batubara memerlukan adanya
pengawasan terhadap mutu dari tiap-tiap jenis produksi karena mutu dan kualitas
dari suatu batubara sangat berpengaruh dalam penggunaan dan pemanfaatannya.
Politeknik Negeri Ujung Pandang merupakan salah satu institusi pendidikan
tinggi sangat erat kaitannya dengan hal tersebut diatas. Oleh karena itu sesuai
dengan kurikulum sistem perkuliahan yang mewajibkan mahasiswa untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Politeknik Negeri Ujung Pandang pada Laboratorium PT.
SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Makassar. PT. SUCOFINDO (PERSERO)
Cabang Makassar juga bergerak dalam bidang jasa analisis dan pengujian
terhadap beberapa parameter kualitas batubara, yang disesuaikan pada peruntukan
tertentu.

B. Tujuan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara umum menambah ilmu dan
wawasan yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam dunia kerja. Tujuan
(PKL) secara khusus melakukan analisis kadar sulfur pada sampel batubara.

C. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 1 bulan dimulai tanggal 1


sampai dengan tanggal 30 September 2019 di Laboratorium Batubara dan
Mineral PT. SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Makassar.

D. Rumusan Masalah
 Bagaimana cara menggunakan alat sulfur analyzer S-144 DR dengan
baik dan benar ?
 Bagaimana kualitas sampel batubara yang dianalisis di PT.SUCOFINDO
(PERSERO) Cabang Makassar.
E. Tujuan PKL

2
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

a) Mahasiswa mampu menggunakan alat sulfur analyzer S-144 DR dengan


baik dan benar.
b) Menentukan kualitas beberapa sampel batubara yang diuji pada
PT.SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Makassar.
F. Manfaat PKL
a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Siswa sebagai bekal kerja
yang sesuai dengan program studi kimia analisis
b) Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme siswa
dalam rangka memasuki lapangan kerja sebagai analis kimia
c) Meningkatkan wawasan aspek Siswa pada aspek-aspek potensial di dunia
kerja antara lain : struktur organisasi, disiplin, lingkungan dan system
kerja
d) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam hal
penggunaan instrument kimia analisis yang lebih modern, dibandingkan
dengan fasilitas yang tersedia di Sekolah, terutama dalam kesempatan
praktik yang diberikan oleh lembaga penelitian dan perusahaan industry
e) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pengaplikasian teklonogi baru
dalam lapangan kerja
f) Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia kepada lembaga
penelitian dan perusahaan industry ditempat pelaksanaan Prakerin
(Sebagai calon konsumen tenaga analis kimia)

G. Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan dari penulisan laporan Praktik Kerja Industri adalah:
1. Melatih mahasiswa untuk membuat karya tulis yang didasarkan atas fakta
dan hasil kerja
2. Menambah koleksi pustaka/referensi yang dapat menjadi sumber
informasi bagi pihak yang berkepentingan, khususnya yang berminat
pada masalah batubara dan pengujian kadar sulfurnya.

3
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. SUCOFINDO (PERSERO)


PT Superintending Company of Indonesia (Persero) (selanjutnya disebut
SUCOFINDO) merupakan perusahaan patungan yang dibangun antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan SGS, Perusahaan inspeksi terbesar di
dunia yang berpusat di Jenewa, Swiss. Berdiri pada tanggal 22 Oktober 1956
berdasarkan Akta Notaris Johan Arifin Lumban Tobing Sutan Arifin Nomor 42.
Awalnya SUCOFINDO hanya berfokus pada layanan jasa pemeriksaan dan
pengawasan di bidang perdagangan, terutama komoditas pertanian, serta
membantu pemerintah dalam menjamin kelancaran arus barang dan pengamanan
devisa negara dalam perdagangan ekspor dan impor. Seiring dengan
perkembangan kebutuhan dunia usaha, SUCOFINDO melakukan langkah kreatif
dan inovatif serta menawarkan jasa-jasa terkait lainnya.
Berbagai layanan baru pun ditawarkan oleh SUCOFINDO, seperti
warehousing dan forwarding, analytical laboratories, industrial and marine
engineering, dan fumigation and industrial hygiene. Keanekaragaman jenis jasa
SUCOFINDO dikemas secara terpadu, didukung oleh tenaga professional yang
ahli di bidangnya, kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi
internasional serta jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan yang
tersebar di berbagai kota di Indonesia telah memberikan nilai tambah terhadap
layanan yang diberikan oleh SUCOFINDO.
Saat ini, di usianya sudah menginajak 63 tahun, SUCOFINDO telah
mengembangakan jasa di bidang usaha inspeksi dan audit, pengujian dan analisis,
sertifikasi, konsutasi, dan pelatihan dalam bidang pertanian, Kehutanan,
Pertambangan (Migas dan Nonmigas), Konstruksi, Industri Pengolahan, Kelautan,
Perikanan, Transportasi, Sistem Informatika dan Energi Terbarukan.
Kompetensi dan pengalaman SUCOFINDO tak perlu diragukan lagi. Tahun
2017, dengan didukung oleh budaya kerja yang tinggi, peningkatan kompetensi
melalui knowledge management dan pengembangan jasa yang inovatif,
diharapkan dapat mengembangkan bisnis yang berorientasi kelas dunia. Dengan

4
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

perjalanan panjang yang dilalui, SUCOFINDO melalui visi dan misi bertekad
untuk terus menjadi perusahaan inspeksi terdepan dan terbesar di Indonesia.

B. Identitas

Identitas perusahaan berupa logo tiga bola dunia melambangkan kegiatan


perusahaan yang memiliki ruang lingkup internasional dan mempersatukan tiga
wawasan usaha yaitu darat, laut, dan udara.

C. Tujuan pendirian PT.SUCOFINDO


Tujuan didirikannya PT.Sucofindo yaitu dalam rangka ikut serta dalam
melaksanakan dan menujang pogram pemerintah di bidang ekonmi dan
pembangunan nasional, khususnya di bidang jasa pemeriksaan dan pengawasaan.

D. Tugas dan fungsi PT.Sucofindo


Tugas dan fungsi PT.SUCOFIINDO pada dasarnya adalah:
1. Melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian, pemeriksaan dan
pengkajian mengenai kualitas, kualitas dan kondisi yang berkaitan dengan nilai
atau harga komoditi dan objek-objek usaha lainnya.
2. Melaksanakan usaha-usaha yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
tersebut dalam arti yang seluas-luasnya

E. Visi, Misi Perusahaan PT.SUCOFINDO


1. Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia yang kompetitif, andal dan terpercaya
dibidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi dan pelatihan.
2. Misi

5
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Menciptakan nilai ekonomi kepada para pemangku kepentingan, terutama


pelanggan, pemegang saham dan karyawan melalui layanan jasa inspeksi,
pengujian, sertifikasi, konsultasi serta jasa terkait lainnya untuk menjamin
kepastian berusaha.

F. Nilai-nilai Perusahaan
1. Integritas, yakni mengedepankan kejujuran, dapat dipercaya dan tidak
berpihak.
2. Fokus Pelanggan, yakni mengutamakan pelanggan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, terutama dalam hal kualitas dan nilai
tambah yang ditawarkan.
3. Inovasi, yakni secara berkesinambungan melakukan perbaikan dan
pembaharuan yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan
sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
4. Kerjasama, yakni mengedepankan kerja Tim dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

G. Tanggung Jawab Sosial


SUCOFINDO senantiasa menjalin hubungan saling menghargai dan saling
menguntungkan dengan stakeholders, terutama masyarakat di wilayah usahanya,
sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility). Semangat ini mendasari diterapkannya program CSR, melalui
SUCOFINDO Peduli Masyarakat, yang terbagi menjadi tiga bagian besar:
1. Program Kemitraan
2. Bina Lingkungan
3. Kegiatan Sosial Lainnya
Program kemitraan yang dibina mengacu pada Peraturan Menteri
BadanUsaha Milik Negara (BUMN), NO.Per-05/MBU/2007, 27 April 2007.

6
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Selain itu, SUCOFINDO melaksanakan program kegiatan donor darah rutin setiap
triwulan, dan khinatan massal yang dilaksanakan setahun sekali. Semua upaya ini
diharapkan akan meningkatkan martabat SUCOFINDO sebagai perusahaan yang
diterima dan dihormati, serta bermartabat sebagai masyarakat yang sejahtera.

H. Tata Kelola
SUCOFINDO memahami pentingnya penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dalam pengelolaan perusahaan dalam menciptakan usaha
bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Tata kelola perusahaan
mempengaruhi bagaimana tujuan perusahaan dicapai, bagaimana risiko dikaji, dan
bagaimana kinerja dioptimalkan. Sebagai BUMN yang bergerak di bidang
mitigasi risiko, pelatihan dan konsultasi, tata kelola perusahaan menjadi semakin
penting mengingat faktor risiko merupakan topik rutin yang dihadapi oleh seluruh
insan SUCOFINDO dalam menjalankan tugasnya, baik tugas sehari-hari di dalam
perusahaan maupun ketika sedang berhubungan dengan klien untuk memecahkan
masalah mereka.
Melalui tata kelola perusahaan yang baik, SUCOFINDO ingin menanamkan
budaya sadar risiko, etika berbisnis, dan tata perilaku yang baik di seluruh insan
SUCOFINDO untuk menciptakan kinerja perusahaan yang unggul. Prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) yang dimaksud
adalah:
1. Transparansi, yaitu prinsip keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materil yang relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas, yaitu prinsip kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organisasi yang memungkinkan pengelolaan perusahaan
dapat terlaksana secara efektif.
3. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat.

7
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

4. Kemandirian, yaitu prinsip pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa


benturan kepentingan dan pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran, yaitu prinsip perlakuan yang adil dan sama dalam memenuhi hak-
hak stakeholders berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

I. Akreditasi Badan Inspeksi dan Laboratorium Pengujian


SUCOFINDO sebagai Badan Inspeksi maupun Laboratorium Pengujian
Pihak Ketiga senantiasa dituntut independensi dan kemampuannya dalam
melaksanakan kegiatan inspeksi dan pengujian sesuai dengan persyaratan-
persyaratan standar dan ketentuan yang berlaku. Untuk menjamin kesesuaian
tersebut SUCOFINDO telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Akreditasi terdiri dari Akreditasi ISO 17020 dan ISO 17025. Untuk ISO
17020 meliputi tiga SBU yaitu SBU Komoditas dan Solusi Perdagangan, SBU
Industri, dan SBU Minerba. Sedangkan Akreditasi 17025 telah diterapkan pada 21
(dua puluh satu) laboratorium pengujian dan 1 (satu) laboratorium kalibrasi.

J. Layanan Jasa
 Inspeksi Dan Audit
Kegiatan inspeksi dan audit krusial diperlukan untuk melindungi seluruh
pihak yang berhubungan dalam suatu transaksi, misalnya untuk memastikan
kualitas dan standar teknis suatu produk/jasa telah terpenuhi, atau memastikan
kemampuan dan kapasitas calon pemasok. SUCOFINDO menyediakan layanan
inspeksi kualitas dan kuantitas produk, mulai dari komoditas pertanian,
kehutanan, kelautan dan perikanan, pangan olahan, industri, pertambangan,
minyak dan gas, hingga produk konsumen. Beberapa contoh layanan Inspeksi dan
Audit yang dillakukan, diantaranya adalah:
a) Inspeksi Produk Batubara; Inspeksi ini bertujuan untuk mengurangi
risiko usaha dalam kegiatan perdagangan, investasi dan industri

8
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

pertambangan batubara. Sertifikat yang kami terbitkan dapat digunakan


sebagai pemenuhan persyaratan L/C.
b) Verifikasi Integritas Fasilitas Industri; Pemerintah mewajibkan adanya
pemeriksaan integritas fasilitas industri sebagai acuan dalam penerbitan
izin operasi. Lingkup verifikasi mencakup fasilitas penerimaan,
penyimpanan, distribusi, pengiriman, produksi, pendukung, pembagkit
tenaga listri, dan pengolahan limbah.
c) Inspeksi Produk Konsumen; Inspeksi kualitas dan kuantitas produk pada
tiap tahapan produksi diperlukan untuk memastikan terpenuhinya kondisi
yang dipersyaratkan dalam suatu transaksi.
d) Audit Sistem Manajemen Pengamanan berdasarkan PERKAP 24/07;
Audit ini diwajibkan untuk memastikan efektifitas penerapan system
manajemen pengamana berdasarkan PERKAP No.24/Tahun 2007.
Sistem manajemen pengamanan menyediakan panduan bagaimana
mengola ancaman dan gangguan terhadap organisasi.

 Pengujian Dan Analisis


Pengujian produk, bahan, peralatan dan mesin dilakukan melalui beragam
metode sesuai jenis dan spesifikasinya, dari mulai pemeriksaan organoleptik,
pengukuran di lapangan, hingga pengujian dan analisis di laboratorium. Dengan
lebih dari 40 Laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia, SUCOFINDO
memiliki kemampuan yang luas dalam melakukan berbagai tes mekanik, listrik,
kinerja serta analisis kimia dan mikrobiologi sesuai dengan persyaratan atau
standar spesifikasi yang telah ditetapkan.

a. Analisa Lingkungan; Kegiatan ini meliputi monitoring kualitas air bersih,


air minum, air limbah, sludge/limbah padat, udara ambient indoor dan
outdoor, udara emisi sumber bergerak dan tidak bergerak, Analisis Biologi
Lingkungan, Mikrobiologi dan Kajiannya Termasuk Produk Bakteri, serta
lingkungan kerja.

9
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

b. Analisa Minyak dan Gas; Pengalaman dan kemampuan serta dukungan


fasilita laboratorium SUCOFINDOsangat memadai untuk melaksanakan
analisis bahan bakar minyak, pelumas, gas dan bahan bakar alternative,
Analisis dan Monitoring serta kajia korosi.
c. Analisa Pengujian Teknik dan Mekanik; Pengujian Pemanfaat Listrik,
instalasi listrik, Pengujian Peralatan Audio Video, Medi, Pencahayaan dan
teknologi informasi, Pengujian material sipil dalam hal pengujian mekanika
tanah dan mekanika beton.
d. Jasa Konsultasi Pengembangan Laboratorium; SUCOFINDO memiliki
pengalaman dan kemampuan untuk memberika layanan konsultasi pendirian
atau pengembangan laboratorium di lokasi perusahaan sehingga perusahaa
tetap dapat fokus pada pemenuhan target produksinya.
e. Kalibrasi Alat Ukur dan Uji; Semua alat ukur yang dipakai dalam proses
produksi, pelayanan masyarakat dan dunia industry lainnya, yang dalam
pemakaiannya mempengaruhi mutu akhirProduk/jasa memerlukan kalibrasi.
SUCOFINDO memiliki laboratorium kalibrasi yang telah diakreditasi.
f. Analisa Kimia Umum dan Produk Konsumen; Laboratorium SUCOFINDO
menyediakan jasa analisa meliputi parameter fisika, kimia, mikrobiolog dan
pengujian fisik, mekanik dan safety dari berbagai macam produk konsumen.

K. PT.SUCOFINDO Cabang Makassar


PT SUCOFINDO (Persero) cabang Makassar merupakan cabang PT
SUCOFINDO (Persero) di gerbang Indonesia bagian Timur dengan wilayah kerja
meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara,
Maluku serta Papua. Laboratorium mulai hadir di Makassar dengan didirikannya
laboratorium mini tahun 1985, menambah dengan ragam jasa PT SUCOFINDO
(Persero) cabang Makassar. Laboratorium Cabang Makassar PT SUCOFINDO
(Persero) mempunyai kegiatan melayani customer di wilayah Makassar dan
sekitarnya yang beralamat di :
 Jl. Urip Sumoharjo No. 90 A, Makasar Sulawesi Selatan
 Phone: (0411) 451890, 451891, 451893

10
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

 Fax: (0411) 451796 (cab), 436651


 Email: makasar@sucofindo.co.id
Dalam perjalanannya pada tahun 2019 Laboratorium Cabang Makassar PT
SUCOFINDO (Persero) mengembangkan jenis jasanya terkait dengan pekerjaan
pengujian dan inspeksi yang meliputi kegiatan :
 Jasa pengujian/inspeksi komoditi bahan tambang (Mineral, Ore, Metal,
dan Batubara).
 Jasa pengujian komoditi hasil industri dan pertanian.
 Jasa pengujian/Inspeksi komoditi lingkungan.
 Laboratorium melaksanakan pekerjaan lain diluar pengujian.
 Laboratorium kalibrasi dan validasi.
Untuk memastikan tidak terjadi pertentangan kepentingan antar bagian,
manajemen menetapkan secara jelas tanggung jawab dari personel inti yang ada.
Manajemen puncak menetapkan kebijakan sedemikian rupa sehingga bagian-
bagian yang mempunyai pertentangan kepentingan seperti produksi, pemasaran,
komersial atau keuangan tidak berpengaruh buruk pada kesesuaian terhadap
persyaratan ISO/IEC 17025:2005 maupun ISO 9001;2008 yang telah diterapkan
oleh Laboratorium Cabang Makassar PT SUCOFINDO (Persero) .
Laboratorium jasa PT SUCOFINDO (Persero) Makassar merupakan
laboratorium pertama di Indonesia yang mendapat sertifikat ISO GUIDE 25
(Sekarang berubah jadi ISO 17025; 2005)untuk pengujian semen dari KAN
(Komite Akreditasi Nasional) ditahun 1998. Pada tahun berikutnya laboratorim
cabang Makassar mendapatkan ISO GUIDE 25 untuk pengujian hasil pertanian.
Sedangkan sertifikat ISO 17020 dari KAN berhasil diperoleh pada April setelah
sebelumnya pada tahun 1999 mendapatkan penghargaan penerapan ISO 9001 dari
SAI GLOBAL.

1) Tugas Pokok
Laboratorium Cabang Makassar PT SUCOFINDO (Persero) dalam
menjalankan usahanya sebagai perusahaan Jasa superintending ini pada dasarnya
meliputi kegiatan perusahaan pemeriksaan dan pengawasan untuk barang-barang

11
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

yang diperdagangkan secara komersial, khususnya memberikan manfaat pada


dunia perdagangan pada umumnya, misalnya untuk melindungi kepentingan di
dalam negeri dan atau pembeli di luar negeri dan juga terkait dengan regulasi
peraturan pemerintah.
2) Bidang-bidang yang dapat dilayani meliputi :
a) Hasil pertanian; Hasil hutan, kapas kasur impor, hasil perkebunan, hasil
pertanian, dan lainnya.
b) Hasil tambang; Hasil bahan galian, Batubara dan mineral serta verifikasi
penelusuran teknis ekspor.
c) Pemantauan Lingkungan ;
 Pengambilan sample air
 Pengambilan sample udara ambient dan emisi
 Pemeriksaan kualitas (Organoleptik, Mikrobiologi, Kimiawi)
d) Hasil industri; Produk-produk yang termasuk didalam bagian ini adalah
produk dalam negeri maupun luar negeri.

L. Administrasi Laboratorium PT.SUCOFINDO Cabang Makassar


PT.SUCOFINDO Cabang Makassar mempunyai administrasi sample sebagai
berikut :
 Sample yang diambil oleh sampler dari pemuatan Pengapalan Batubara atau
tambang, diberi nomor registrasi.
 Sample diserahkan kebagian preparasi batubara untuk dicatat berat dan
kondisi sample kemudian dipreparasi. Untuk beberapa parameter analisa
seperti Air Dry Loss (ADL) untuk sample GA dan RM, Sizing, dan
Hardgrove Grindibility Index (HGI) langsung dianalisa oleh personil
preparasi.
 Parameter analisa Proximate, TS dan CV yang diminta dikerjakan oleh
personil laboratorium / analis.
 Setelah semua parameter analisa selesai, hasilnya direkap dalam analysis
summary report dan diserahkan ke bagian administrasi untuk diinput dan
dicetak lalu dikoreksi oleh Koordinator Laboratorium.

12
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

 Hasilnya kemudian dibuat report of analysis / certificate of analysis.


 Report of analysis / certificate of analysis ini kemudian diparaf oleh
Koordinator Laboratorium dan ditandatangani oleh Manager Operasional,
(Kabid Komersial 3).
 Report of Analysis / certificate of analysis diserahkan kembali pada bagian
costumer service untuk distempel dan didistribusikan, kemudian report of
analysis / certificate of analysis tersebut dikirim kepada pelanggan sesuai
alamatnya.
 Pengambilan Report of Analysis / certificate of analysis oleh pelanggan
sekaligus diserahkan pula invoice atau tagihan atas biaya analisa.

13
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Validasi dan Verifikasi Metode


Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Verifikasi ini
dilakukan terhadap suatu metode standar sebelum diterapkan di laboratorium.
Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium
yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan
hasil yang valid. Disamping itu verifikasi juga bertujuan untuk membuktikan
bahwa laboratorium memiliki data kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium yang
berbeda memiliki kondisi dan kompetensi personil serta kemampuan peralatan
yang berbeda. Sehingga, kinerja antara satu laboratorium dengan laboratorium
lainnya tidaklah sama.
Didalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan
seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Dua hal ini merupakan hal
yang paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu
metoda yang presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut
dikatakan tepat (akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat)
belum tentu presisi.

 Akurasi
Akurasi mengacu pada kedekatan nilai yang diukur dengan nilai standar
atau yang dikenal. Misalnya, jika di laboratorium Anda mendapatkan pengukuran
berat 3,2 kg untuk zat tertentu, tetapi berat aktual atau dikenal adalah 10 kg, maka
pengukuran tidak akurat. Dalam hal ini, pengukuran ini tidak dekat dengan nilai
yang dikenal. Presisi mengacu pada kedekatan dua atau lebih pengukuran satu
sama lain.
Salah satu cara penilaian Akurasi yaitu dengan studi "Recovery" yaitu
dengan melakukan pemeriksaan bahan sampel yang telah ditambah analit murni,
kemudian hasil dihitung terhadap hasil yang diharapkan:

14
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎𝑎𝑛 (𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖)


R (% ) = 𝑥 100%
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝐷𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛)
Akurasi metode yang lebih baik adalah yang memberikan nilai R yang
mendekati 100%.

 Presisi
Presisi adalah ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran satu sama
lain. Pengukuran yang tepat sangat mudah direproduksi (atau diulang ditempat
yang lain), bahkan jika pengukuran tidak dekat dengan nilai yang benar. Nilai
presisi menunjukan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan
berulang dengan sampel yang sama. Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai
koefesien variasi(%KV atau % CV).
𝑆𝐷 𝑥 100
𝐾𝑉 (%) =
𝑋
SD = Standar deviasi
Xb=Rata-rata hasil pemeriksaan
Semakin kecil nilai KV(%) semakin teliti sistem/metode tersebut dan
sebaliknya.Kesalahan yang berhungan dengan nilai presisi adalah kesalahan Acak
(Random error).

 Akurasi vs Presisi
Ilustrasi di bawah ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara
akurasi dan presisi. Dalam ilustrasi ini, pengukuran berulang diibaratkan dengan
anak panah yang menembak target beberapa kali. Akurasi menggambarkan
kedekatan panah panah dengan pusat sasaran. Panah yang menancap lebih dekat
dengan pusat sasaran dianggap lebih akurat. Semakin dekat sistem pengukuran
terhadap nilai yang diterima, sistem dianggap lebih akurat.
Jika sejumlah besar anak panah ditembakkan, presisi adalah ukuran
kedekatan dari masing-masing anak panah dalam kumpulan tersebut. Semakin
menyempit kumpulan anak panah tersebut, sistem dianggap semakin presisi.

15
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Gambar3.1Akurasi
tinggi tetapi presisi
rendah

Gambar 3.2

Presisi tinggi tetapi akurasi rendah

Hubungan antara akurasi dan presisi dalam uji metode dapat terjadi dalam empat
hal :

 Akurasi dan presisi sama-sama rendah


 Presisi tinggi, akurasi rendah
 Presisi rendah, akurasi tinggi
 Akurasi dan presisi tinggi

Rehabilitas data (keandalan suatu data) merupakan syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh suatu laboratorium analisa. Suatu laboratorium yang berkualitas
harus dapat mengeluarkan data-data yang andal dan dapat dipercaya (memiliki
akurasi dan presisi tinggi). Dalam skala industri, laboratorium bertugas sebagai
“pabrik” yang memproduksi data, kemudian data ini akan diteruskan kepada

16
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

pihak proses yang memproduksi barang yang sebenarnya. Dan tentu saja mereka
akan memproduksi barang sesuai dengan data-data yang dikeluarkan laboratorium
(misalnya farmasi) salah? Bias jadi obat yang akan diproduksi akan tidak sesuai
dengan fungsinya.

2. Validasi Metode

Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu


proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan dan terdokumtasi dengan baik. Validasi dilakukan bila ada
perubahan yang mempengaruhi produk secara langsung (major modification),
produk baru atau produk lama dengan metode baru, exiting dan legacy product.

Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan


menginformasikan bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk
peruntukannya. Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisis yang baru
dibuat dan dikembangkan,sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia
dan baku (misanya dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode tersebut baru
pertama kali akan digunakan dilaboratorium tertentu, biasanya tidak perlu
dilakukan validasi, namun hanya verifikasi.

Tahapan verifikasi mirip dengan validasi hanya saja parameter yang


dilakukan tidak selengkap validasi. Validasi perlu dilakukan oleh laboratorium
terhadap:

a) Metode non standar


b) Metode yang dikembangkan sendiri
c) Metode standar yang digunakan diluar lingkup yang dimaksud
d) Metode standar yang dimodifikasi
e) Metode standar yang menegaskan dan menginformasikan bahwa metode
tersebut sesuai dengan penggunaannya.

Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi


metode analisis adalah sebagai berikut :

17
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

a. Ketepatan ( Accuracy )

Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis


dengan kadar analit yang sebenarnya. Accuary dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Accuary dapat
ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery)
atau metode penambahan baku (standard addition method).

b. Presisi

Presisi adalah ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran satu sama
lain. Pengukuran yang tepat sangat mudah direproduksi (atau diulang ditempat
yang lain), bahkan jika pengukuran tidak dekat dengan nilai yang benar.

c. Limid Of Detection dan Limid Of Quantitation

Merupakan jumlah analit terkecil yang masih bias dideteksi namun tidak perlu
dapat terukur. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
batas deteksi tergantung pada jenis metode analisis apakah metode analisis
instrumental atau noninstrumental. Batas kuantitasi merupakan parameter pada
analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang
masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Penentuan batas deteksi
suatu metode analisis itu menggunakan instrument atau tidak. Pada analisis
yang tidak menggunakan instrument batas tersebut ditentukan dengan
mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis
instrument batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko.

d. Sensitivitas
Sensitivitas merupakan rasio antara perubahan respon alat ukur terhadap
perubahan konsentrasi analit yang diukur. Sensivitas suatu teknik ditentukan
dari kemiringan (slope) grafik kalibrasi. Sensitivitas dikatakan baik apabila
grafik atau persamaan regresi yang dihasilkan mempunyai nilai kuadrat
koefisien korelasi (r2) yang lebih besar atau sama dengan 0,99.

18
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

BAB IV URAIAN ANALISIS

A. Pengertian Batubara
Batubara adalah bahan bakar hydro karbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh panas serta
tekanan yang berlangsung lama sekali. Batubara juga adalah batuan atau mineral
yang secara kimia dan fisika bersifat heterogen yang mengandung Carbon,
Oksigen dan Hidrogen sebagai unsur utama, serta Sulfur dan Nitrogen sebagai
unsur tambahan.
Batubara juga merupakan batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Batubara
merupakan sisa tumbuhan dari zaman prasejarah yang berubah bentuk yang
awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Penimbunan danau dan sedimen
lainnya, bersama dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran
tektonik) mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang
sangat dalam. Dengan penimbunan tersebut, material tumbuhan terkena suhu dan
tekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggi menyebabkan tumbuhan
mengalami proses perubahan fisika dan kimia dan mengubah tumbuhan tersebut
menjadi gambut dan kemudian batubara.
Kondisi yang baik pada proses pembentukan batubara adalah lingkungan
yang berawa dangkal. Kondisi tersebut terdapat pada cekungan sedimen yang
terbentuk sepanjang pantai, daerah delta dan danau. Batubara terbentuk oleh
adanya perubahan secara fisik dan kimia yang dipengaruhi oleh bakteri pengurai,
tekanan, temperatur, serta waktu.

B. Teori Pembentukan Batubara


Pada dasarnya semua teori setuju bahwa batubara berasal dari fosil tumbuhan.
Namun demikian ada beberapa teori yang menerangkan bagaimana proses
terjadinya batubara tersebut. Diantaranya ada dua teori yang penting untuk
diketahui yaitu teori INSITU dan teori DRIFT.

19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

 Teori Insitu
Proses pembentukan batubara terjadi ditempat asal tumbuhan tersebut
berada. Tumbuhan yang telah mati akan langsung tertimbun lapisan sedimen dan
kemudian mengalami proses pembatubaraan tanpa mengalami proses perpindahan
tempat. Batubara yang dihasilkan dari proses ini memiliki kualitas yang baik.
Penyebaran batubara jenis ini sifatnya merata dan luas, bisa dijumpai di wilayah
Muara Enim, Sumatera Selatan.
 Teori Drift
Berdasarkan teori ini, batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan itu
berada. Tumbuhan yang telah mati akan terangkut air hingga terkumpul di suatu
tempat dan mengalami proses sedimentasi dan pembatubaraan.Kualitas batubara
yang dihasilkan dari proses ini tergolong kurang baik karena tercampur material
pengotor pada saat proses pengangkutan. Penyebaran batubara ini tidak begitu
luas, namun dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di lapangan batubara delta
Mahakam Purba, Kalimantan Timur.

C. Proses Pembentukan Batubara

Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya


terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon, kira-kira
340 juta tahun yang lalu, adalah masa pembentukan batubara yang paling
produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di

20
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada zaman permian, kira-kira 270 juta
tahun lalu, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan
bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke zaman
tersier (70 - 13 juta tahun lalu) di berbagai belahan bumi lain.
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode
Pembentukan Karbon atau Batubara) dikenal sebagai zaman batubara pertama
yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari
setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya gambut
berubah menjadi lignit (batubara muda) atau brown coal (batubara coklat). Ini
adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan
batubara jenis lainnya, batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari
hitam pekat sampai kecoklat-coklatan. Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang
terus menerus selama jutaan tahun, batubara muda mengalami perubahan yang
secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda
menjadi batubara sub-bituminus. Perubahan kimia dan fisika terus berlangsung
hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk
bituminus atau antrasit. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik
yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Tingkat perubahan yang dialami batubara dalam proses pembentukannya,
dari gambut sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan memiliki
hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut sebagai tingkat mutu
batubara. Batubara dengan mutu yang rendah, seperti batubara muda dan sub-
bituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram
seperti tanah. Batubara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan
kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya
rendah. Batubara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat
dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batubara dengan mutu
yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat
kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak.

21
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Pembentukan batubara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu


hingga berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan
purba yang kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami
proses pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun
geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil.
Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan yang terjadi, yakni:
 Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat dimana
tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi
humus. Humus ini kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic
dan fungi hingga lignit (gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam
proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis
yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi
material organik serta membentuk gambut.
 Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.
Secara lebih rinci, proses pembentukan batubara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh
bakteri anaerob.
2. Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan
selanjutnya akan mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang
berair. Akumulasi dari endapan ini dengan endapan-endapan sebelumnya
akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
3. Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses
biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian
unsur karbon dalam bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana.
Secara relatif, unsur karbon akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur
atau senyawa tersebut.
4. Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya
tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low
grade dapat berubah menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik

22
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat
menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan
pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat
dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
5. Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah
mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi
inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.

D. Klasifikasi Batubara
1. Faktor-Faktor Dalam Pembentukan Batubara
Faktor-Faktor dalam pembentukan batubara sangat berpengaruh terhadap
bentuk maupun kualitas dari lapisan batubara. Beberapa faktor yang berpengaruh
dalam pembentukan batubara adalah :
a. Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun
yang lalu, yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona
fisiografi dengan iklim clan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri amat
sangat berpengaruh terhadap tipe dari batubara yang terbentuk.
b. Proses dekomposisi, yakni proses transformasi biokimia dari material dasar
pembentuk batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang
terendapkan akan mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.
c. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan
berapa lama material dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk
material yang diendapkan dalam skala waktu geologi yang panjang, maka
proses dekomposisi yang terjadi adalah fase lanjut clan menghasilkan
batubara dengan kandungan karbon yang tinggi.
d. Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu
lapisan batubara dari :
1. Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan lapisan
batubara yang terbentuk.
2. Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil,
lipatan atau patahan.

23
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

3. Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan merubah grade dari


lapisan batubara yang dihasilkan.
e. Lingkungan pengendapan, yakni lingkungan pada saat proses sedimentasi
dari material dasar menjadi material sedimen. Lingkungan pengendapan ini
sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut:
1. Struktur cekungan batubara, yakni posisi di mana material dasar
diendapkan. Strukturnya cekungan batubara ini sangat berpengaruh pada
kondisi dan posisi geotektonik.
2. Topografi dan morfologi, yakni bentuk dan kenampakan dari tempat
cekungan pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi
cekungan pada saat pengendapan sangat penting karena menentukan
penyebaran rawa-rawa di mana batubara terbentuk. Topografi dan
morfologi dapat dipengaruhi oleh proses geotektonik.
3. Iklim, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
pembentukan batubara karena dapat mengontrol pertumbuhan flora atau
tumbuhan sebelum proses pengendapan. Iklim biasanya dipengaruhi oleh
kondisi topografi setempat.

2. Kelas dan Jenis Batubara


Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus,
sub-bituminus, lignit dan gambut.
a. Antrasit (C94OH3O3) adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon
dengan kadar air kurang dari 8%. Nilai kalori lebih dari 7300 kal/gram.

b. Bituminous (C80OH5O15) mengandung 68 - 86% unsur karbon dan berkadar


air 8-10% dari beratnya. Nilai kalori antara 6300-7300 kal/gram.

24
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

c. Sub-bituminous (C75OH5O20)mengandung sedikit karbon dan banyak air,


dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus. Nilai kalori 3000-6300 kal/gram.

d. Lignit (C70OH5O25 ) atau batubara coklat (brown coal) adalah batubara yang
sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.

e. Gambut (C60H6O34) berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai
kalori yang paling rendah.

3. Materi Pembentuk Batubara


Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis
tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah
sebagai berikut:

25
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

a. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal.


Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk
batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa
bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur
Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung kadar getah (resin) tinggi.
e. Angiospermae, dari zaman kapur atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

E. Komponen-Komponen Dalam Batubara


Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat yang terdapat di alam
dengan komposisi yang cukup kompleks. Pada dasarnya terdapat dua jenis
material yang membentuk batubara, yaitu :
1. Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar/dioksidasi
oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari:
 Karbon padat (fixed carbon)
 Senyawa hidrokarbon
 Senyawa sulfur
 Senyawa nitrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil.
2. Non Combustible Material, yaitu bahan atau material yang tidak dapat
dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari
senyawa anorganik (SiO2, A12O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O
dan senyawa logam lainnya dalam jumlah yang kecil) yang akan membentuk
abu/ash dalam batubara. Kandungan non combustible material ini umumnya
diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya. Pada proses pembentukan
batubara/coalification, dengan bantuan faktor fisika dan kimia alam, selulosa

26
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

yang berasal dari tanaman akan mengalami perubahan menjadi lignit,


subbituminus, bituminus atau antrasit. Proses transformasi ini dapat
digambarkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
5(C6Hl0O5) C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
Selulosa lignit gas metan
6(C6H10O5) C22H20O3 + 5CH4 + 10H2O + 8CO2 + CO
Selulosa bituminous gas metan

F. Sifat-Sifat Batubara
Sifat - sifat batubara digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu sifat
fisika dan sifat kimia. Sifat fisika dari batubara tergantung pada susunan kimia
yang membentuknya. Sifat - sifat dari batubara saling berkaitan. Sifat - sifat fisika
tersebut meliputi:
a. Berat jenis
Berat jenis batubara berkisar 1.25 g/cm3, pertambahanya sesuai dengan
peningkatan derajat batubara. Tetapi berat jenis batubara dari batubara
jenis lignite (1,5 gcm3) sampai batubara jenis bitumine (1,25 g/cm3) kemudian
naik pada butubara jenis antrasit (1,59 g/cm3).
b. Kekerasan
Kekerasan batubara tergantung pada struktur batubara, keras atau lemahnya
batubara juga tergantung pada komposisi dan jenis batubara.
c. Warna
Warna batubara bervariasi dari coklat dari pada lignite menjadi hitam logam
pada antrasit. Hampir seluruh batubara jenis bitumine merupakan perselingan
antara batubara terang dan kusam.
d. Goresan
Goresan batubara berkisar antara terang sampai coklat tua. Lignitemempunyai
goresan hitam keabu-abuan dan batubara jenis bituminemempunyai warna
goresan hitam.

27
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

f. Serpihan
Serpihan batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dari sifat
memecahnya. Hal ini memperlihatkan sifat dan mutu dari suatu batubara.Sifat
kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dangan peningkatan derajat
batubara tersebut baik senyawa organik maupun anorganik. Sifat kimia dari
batubara meliputi:
1. Karbon

Bentuk atom karbon murni dalam alam dapat berupa intan, grafit, dan
amorf. Bentuk karbon amorf di peroleh dari minyak gas alam atau bahan
bakar minyak bumi lain yang terbakar dalam udara terbatas. Karbon
terdapat dalam suatu batubara, bertambah sesuai dengan peningkatan
derajat batubaranya. Karbon bertambah sesuai dengan naiknya derajat
batubara dan kira-kira 60% sampai 100%. Karbon digunakan sebagai
standar bobot atom. Karbon juga digunakan untuk memurnikan logam dan
dalam pembuatan baterai.
2. Hydrogen

Senyawa hydrogen yang penting adalah air (H2O). Hydrogen bebas dan
banyak terdapat pada tambang batubara yang dapat menimbulkan ledakan.
Kandungan hydrogen dalam batubara jenislignite berkisar antara 5% dan
6% sekitar 4,5% sampai 5,5% dalam batubara jenis bitumine dan sekitar
3% sampai 3,5% dalam batubara jenis antrasit. Hydrogen sering
digunakan dalam beberapa senyawa karena hydrogen merupakan
pereduksi yang sangat baik.
3. Oksigen

Oksigen yang terdapat dalam batubara berupa ikatan atau


kelompokhidroksil, karboksil, metoksil dan karbonil yang tidak
reaktif.Kandungan oksigen dalam batubara jenis lignite berkisar 20% atau
lebih, dalam batubara bitumine berkisar antara 4% sampai 10% dan 1.5%
sampai 2% dalam batubara jenis antrasit.

28
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

4. Nitrogen
Nitrogen yang banyak terdapat dalam batubara berupa senyawa organik.
Nitrogen terbentuk hampir seluruhnya dari protein tanaman asalnya.
Jumlahnya sekitar 0.5% sampai 3%. Batubara bitumine biasanya
mengandung nitrogen lebih banyak dari pada batubara jenis lignite dan
antrasit.
5. Sulfur
Sulfur dalam batubara terdapat sebagai sulfida besi yang sering disebut
sebagai senyawa pyritic sulphur. Sulfur dalam batubara biasanya dalam
jumlah kecil dan kemungkinan berasal dari protein tanaman pembentuk
dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Kehadiran sulfur dalam batubara
biasanya lebih kecil 4% tetapi dalam beberapa hal mempunyai
konsentrasi yang lebih tinggi. Kehadiran sulfur dapat membahayakan
dalam proses pembakaran karena dapat megakibatkan polusi.

G. Tinjauan Khusus
1. Sampling
Sampling adalah suatu proses pengambilan contoh batubara yang mewakili
dan representatif dari 1 lot batubara sesuai dengan standar yang dipakai/diminta.
Sampling bertujuan untuk mempersiapkan contoh untuk dianalisa/tes
dilaboratorium untuk diketahui kualitas batubara tersebut berdasarkan sifat fisika
dan kimia yang dimiliki.
2. Preparasi
Preparasi adalah salah satu kegiatan lanjutan untuk contoh yang telah
disampling dimana kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan contoh batubara
yang akan dianalisa dengan melakukan pengaduka (homogenisasi), penggilingan,
pembagian, dan penghalusan, sehingga akan di dapat contoh yang siap dianalisa
yang mewakili contoh yang disampling.

29
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

H. Pengertian Sulfur

Sulfur adalah komponen dalam batubara, yang terdapat sebagai


sulfurorganik maupun anorganik. Umumnya komponen sulfur dalam batubara
terdapat sebagai sulfur syngnetik yang erat hubungannya dengan proses fisika dan
kimia selama poses penggabutan dan dapat juga sebagai sulfur epigenetic yang
dapat diamati sebagai pirit pengisi cleat pada batubara akibat proses presipitasi
kimia pada akhir proses pembatubaraan ( Mackowsky, 1968 ).

Sulfur secara relatif kandungannya rendah, merupakan salah satu elemen


penting pada batubara yang mempengaruhi kualitas. Terdapat berbagai cara
terbentuknya sulfur dalam batubara, diantaranya adalah berasal dari pengaruh
lapisan pengapit yang terendapkan dalam lingkungan laut, pengaruh air laut
selama proses pengendapan tumbuhan, proses microbial dan perubahan pH
(Casagrande et.al, 1987).

Di lingkungan laut, pH umumnya berkisar antara 4 – 8 (netral-basa) dan Eh


cukup rendah, kecuali pada beberapa centimeter dari permukaan. Sulfat berlimpah
dan umumnya cukup banyak ion Fe yang hadir, baik sebagai unsur terlarut dalam
air laut atau penguraian dari bahan tumbuhan dan mineral. Keadaan ini
menyebabkan aktifitas bakteri sangat berperan untuk terbentuknya sulfur.
Sedangkan lingkungan pengendapan batubara pada air tawar pH umumnya
rendah. Sulfat terlarut juga rendah ( ± < 40 ppm ), sehingga sulfur yang terbentuk
sedikit karena aktifitas bakteri rendah. Dengan demikian jumlah sulfur yang
dihasilkan tergantung pada kondisi pH, Eh, konsentrasi sulfat dan untuk pirit
khususnya perlu kehadiran ion Fe dan aktivitas bakteri. Pada lingkungan
pengendapan batubara yang dipengaruhi oleh endapan laut akan menghasilkan
batubara dengan kadar sulfur tinggi, sedangkan batubara yang terendapkan di
lingkungan darat / tawar umumnya didominasi oleh sulfur organic dengan
presentase pirit yang rendah.

Hasil penelitian mengenai pembentukan dan keberadaan sulfur pada


batubara dan gambut, Casagrande (1987) membuat beberapa kesimpulan, yaitu:

30
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

 Secara umum batubara bersulfur rendah kurang dari 1% mengandung lebih


banyak sulfur organic daripada piritik. Sebaliknya batubara dengan
kandungan sulfur tinggi mengandung lebih banyak sulfur piritik daripada
organic.
 Batubara bersulfur tinggi biasanya berasosiasi dengan batuan penutup yang
berasal dari lingkungan laut.
 Kandungan sulfur pada batubara umumnya paling tinggi pada bagian roof dan
pada bagian floor lapisan batubara.

Berdasarkan difinisi ISO, sulfur yang terdapatdi dalam batubara untuk


keperluan analisis ada 3, yaitu sulfate sulfur, pyritic sulfur, dan organic sulfur.
Sulfate sulfur adalah sulfur yang terdapat didalam batubara berbentuk sebagai
sulfat. Pyrite sulfur yang terdapat didalam batubara berbentuk sebagai pyrite atau
marcasite, organic sulfur adalah sulfur yang berkaitan dengan material batubara,
nilainya didapat dari pengurangan total sulfur dengan jumlah sulfate sulfur dan
pyritic sulfur.

Organic sulfur = total sulfur – (sulfate sulfur + pyritic sulfur)

Proses pembakaran batubara di boiler, sulfur yang terdapat dalam batubara


akan berubah menjadi SO2 dan SO3 yang mencemari udara. Selain itu, sulfur
tersebut juga menimbulkan korosi pada permukaan pemanas boiler. Oleh karena
itu, total sulfur pada steam coal diharapkan tidak lebih dari 1% . sedangkan pada
pengolahan besi baja, total sulfur pada kokas diharapkan tidak lebih dari 0,6%.
Bila lebih dari nilai ini, kualitas pemprosesan akan turun, seperti mudah rapuhnya
besi atau baja tersebut.

Terdapat 3 jenis sulfur yang terdapat dalam batubara, yaitu :

 Sulfur piritik

Pirit ( markasit ) merupakan mineral mineral sulfida yang paling umum di


jumpai pada batubara. Kedua jenis mineral ini memiliki komposisi kimia yang
sama ( FeS2 ) tetapi berbeda pada system kristalnya. Pirit berbentuk isometrik
sedangkan markasit berbentuk orthorombik ( Taylor G.H, et.al., 1998 ).

31
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Pirit (FeS2) merupakan mineral yang memberikan kontribusi besar terhadap


kandungan sulfur dalam batubara, atau lebih dikenal dengan sulfur piritik
(Mackowsky, 1943 dalam Organic petrology, 1998). Berdasarkan genesanya, pirit
pada batubara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

- Pirit syngenetik, yaitu pirit yang terbentuk selama proses penggabutan


(peatification). Pirit jenis ini biasanya berbentuk framboidal dengan butiran
sangat halus dan tersebar dalam material pembentuk batubara (
Demchuk, 1992 dalam international journal of coal geology, 1992 ).
- Pirit Epigenetik, yaitu pirit yang terbentuk setelah proses pembatubaraan.
Pirit jenis ini biasanya terendapkan dalam kekar, rekahan dan cleat pada
batubara serta biasanya bersifat massif. ( Mackwowsky, 1968; Gluskoter,
1997; Frankie and Howe, 1987 dalam international journal of coal geology,
1992 ). Umumnya pirit jenis ini dapat diamati sebagai pirit pengisi cleat pada
batubara.
 Sulfur Organic

Sulfur organik merupakan suatu elemen pada struktur makromolekul dalam


batubara yang kehadirannya secara parsial dikondisikan oleh kandungan dari
elemen yang berasal dari material tumbuhan asal. Dalam kondisi geokimia dan
mikrobiologis spesifik, sulfur inorganic dapat berubah menjadi sulfur organic.
(WiserW.H,2000).

Secara umum sebagian besar sulfur dalam batubara berupa sulfur syngenetik
yang keterdapatan dan distribusinya dikontrol oleh kondisi fisika dan kimia
selama proses pembentukan gambut. Sulfur organic dalam batubara dapat berasal
dari material kayu dan pepohonan. Di samping itu sebagian sulfur juga mungkin
terjadi sisa-sisa organisme yang hidup selama perkembangan gambut.

Sulfur organik dapat terakumulasi dari sejumlah material organik oleh


proses penghancuran biokimia dan oksidasi. Namun secara umum, penghancuran
biokimia merupakan proses yang paling penting dalam pembentukan sulfur

32
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

organik, yang pembentukannya berjalan lebih lambat pada lingkungan yang basah
atau jenuh air (A.C Cook, 1982).

Sulfur yang bukan berasal dari material pembentuk batubara diduga


mendominasi dalam menentukan kandungan sulfur total. Sulfur inorganic yang
biasanya melimpah dalam lingkungan marin atau payau kemungkinan besar akan
berubah membentuk hydrogen sulfida dan senyawa sulfat dalam kondisi dan
proses geokimia. Reaksi yang terjadi adalah reduksi sulfat oleh material organic
menjadi hydrogen sulfida (H2S). reaksi reduksi ini dipicu oleh adanya bakteri
desulfotomaculum ( Trudinger et.al,Meyers,1982).

Unsur sulfur, hidrogen sulfida dan ion sulfida dapat bereaksi dengan unsur
atau molekul organic dari gambut menjadi sulfur organic. Unsur sulfur (S)
kemungkinan muncul dari proses oksidasi hidrogen sulfida yang terkena kontak
dengan oksigen terkarut dalam kisi-kisi air, dismping itu S juga bisa muncul
karena adanya aktivitas bakteri. Unsur sulfur (S) dapat bereaksi dengan asam
humik yang terbentuk selama proses penggabutan (Meyers, 1982).

Berdasarkan eksperimen dapat diketahui bahwa H2S juga dapat bereaksi


dengan asam humik yang terbentuk selama proses penggambutan. Jenis interaksi
antara H2S dengan asam humik inilah yang mempunyai peranan paling penting
dalam menentukan kandungan sulfur organic dalam batubara (Meyers, 1982).
Disamping itu kandungan sulfur organic yang tinggi hanya akan berasosiasi
dengan lingkungan rawa gambut yang minim suplai Fe (Gransh & Postuma, 1974
Bein et.al, 1990 ; Zaback & pratt dalam suits and Arthur, 2000).

 Sulfur sulfat

Sulfat dalam batubara umumnya ditemui dalam bentuk sulfat besi, kalsium
dan barium. Kandungan sulfat tersebut biasanya rendah sekali atau tidak ada
kecuali jika batubara telah terlapukan dan beberapa mineral pirit teroksidasi akan
menjadi sulfat. ( Meyers, 1982 and Kasrai er.al, 1996 ).

Sulfur sulfat juga dapat berasal dari reaksi garam laut atau pir payau yang
mengisi lapisan dasar yang jaraknya tidak jauh dan berada diatas atau dibawah

33
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

lapisan batubara. Pada umumnya kandungan sulfur organik lebih tinggi pada
bagian bawah lapisan, sedangkan kandungan sulfur piritik dan sulfat akan tinggi
pada bagian atas dan bagian bawah lapisan batubara.

I. Total Sulfur
Sulfur yang terdapat dalam batubara terdiri dari mineral carbonaceous atau
berupa bagian dari mineral-mineral seperti sulfat dan sulfida. Gas sulfur dioksida
(SO2) yang terbentuk selama pembakaran merupakan polutan yang dapat
mengganggu ekosistem di bumi. Kandungan sulfur dalam coking coal tidak
diinginkan karena akan berakumulasi di dalam cairan panas sehingga memerlukan
proses desulphurisasi. Sulfur dalam batubara terdapat dalam 3 bagian. Bagian-
bagian tersebut adalah:
a. Sulphate Sulphur.
b. Pyritic Sulphur.
c. Organic Sulphur.
Kandungan sulfur dalam batubara terbagi dalam pyritic sulfur, sulfate sulfur
dan organic sulfur. Namun secara umum, penilaian kandungan sulfur dalam
batubara dinyatakan dalam Total Sulfur (TS). Kandungan sulfur berpengaruh
terhadap tingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada elemen pemanas udara,
terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari pada titik embun sulfur, disamping
berpengaruh terhadap efektivitas penangkapan abu pada peralatan electrostatic
precipitator.

34
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Alat Sulfur Analyzer


Sulfur Analyzer merupakan
Nama Alat : SULFUR ANALYZER
Type/merk : Leco / S 144 DR
No. Seri : 4819
Code Alat : MKS 1206-01
Penggunaan Instrumen : Analisa Kadar Sulfur
1. Pemeriksaan Alat
a. Sebelum memulai pekerjaan pastikan kondisi alat dan area pekerjaan dalam
keadaan bersih dan aman. Apabila masih kotor segera lakukan pembersihan.
b. Cek Kondisi:
- IR cell : 8,5 ± 0,200 vold Dc
- Oven Temperature : 48 0C ± 1 0C
- FurnaceTemperature : 1350 0C / temperature sesuai kalibrasi
- Tekanan Gas O2 : Purge Low : 3,5 lpm
Measure : 2,5 lpm
- Anhydron apakah sudah jenuh? Apabila sudah jenuh maka harus diganti.
- Apabila tidak sesuai segera lakukan setting ulang terhadap alat. Chek
kembali hasil masih belum sesuai dengan nilai inhouse atau standard maka
segera lakukan kalibrasi.

35
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Tabung Pembakar

Tube Furnace
boat
Boat Place

Magnesium Perchlorate
Setting Flow Saklar

Leco S-144
DR
Peralatan yang digunakan untuk analisis sulfur pada sampel batubara adalah
S-144 DR (LECO) terdiri dari:
1. Neraca analitik

2. Saklar ON OFF pada alat sulfur analyzer berfungsi untuk menyalakan dan
mematikan alat.
3. Tungku pemanas listrik (electricat heated) yang dapat memanaskan pipa
pembakaran dengan daerah panas sepanjang 150-165 mm pada suhu minimal
13500C.
4. Tabung pembakar (Combustion tube), dari porselin diameter dalam 23 mm,
tebal dinding 3 mm, panjang 450 mm, tempat gas hasil pembakaran menuju
cell infrared.
5. Tempat sampel (boat/ketel) dari mika dengan ukuran yang sesuai dengan alat.

36
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

6. Magnesium perchlorate yang berfungsi sebagai bahan penyerap zat-zat yang


tidak diperlukan atau zat-zat yang dapat menghambat proses analisis.

7. Setting flow berfungsi sebagai pengatur laju alir oksigen menuju pembakaran.

8. Tabung oksigen yang dilengkapi dengan regulator gas.


9. Kawat tahan panas (boat puller) yang dibengkokkan ujungnya untuk
memasukkan dan mengeluarkan sampel dari tabung pembakaran.
10. Komputer yang telah tersambung dengan alat sulfur analyzer sebagai tempat
pembacaan hasil analisis.

37
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

Bahan yang digunakan untuk analisa sampel adalah:


1. Sampel batubara
2. Standard ASCRM (kalibrasi)
3. In House (standar harian laboratorium)
4. Magnesium perchlorate
5. Oksigen dengan tingkat kemurnian 99.95%

B. Pengoperasian Alat
1. Menghidupkan computer
- Menekan tombol power pada CPU
- Setelah tampilan windows computer terbuka, menekan dua kali pada mouse
bagian sebelah kiri untuk tampilan S-144 DR. Akan tampil worksheet
pengerjaan total sulfur.
2. Menghidupkan Determinator
- Memindahkan saklar dari posisi OFF ke ON
- Menunggu sampai ambient monitor pada diagnostic display stabil sampai
setting temperature tercapai.
3. Menganalisa Contoh
- Mengenakan APD sebelum memulai pekerjaan, menggunakan kacamata
hitam uv protect untuk melindungi mata dari pijaran furnace dan boat. Baju
laboratorium dan sepatu safety.
- Memilih metode yang sesuai dengan analisa yang akan dilakukan. Sulfur
dan sulfit. Metode LOW atau HIGH.
- Melakukan analisa dimulai dengan inhouse standard kemudian Sample.
- Meletakkan sampel boat pada timbangan, menekan tombol tare untuk
membuat tampilan 0.0000 g pada layar timbangan.
- Memasukkan sampel seberat 0.20000 + 0.0010 g dan mencatat pada layar
computer.
- Mengalirkan gas oksigen dengan menekan tombol diagnostic, click pada
pump/oksigen inlet.

38
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

- Meratakan permukaan sampel pada boat, menekan tombol analyze atau F4


pada keyboard. Setelah muncul perintah “PUSH THE SAMPLE BOAT
INTO THE FURNACE” buka penutup furnace dan dorong boat dengan
stick khusus untuk LECO sampai boat stop. Tutup kembali penutup furnace.
- Menunggu sampai analisa yang dilakukan berhenti, melakukan langkah diatas
kembali untuk menganalisa sampel.
- Setelah selesai, matikan gas, tekan tombol F9, ambil boat dari dalam furnace.
Kondisi boat masih sangat panas. Diamkan sampai dingin terlebih dahulu di
terminal dibagian depan furnace. Setelah dingin sekitar 15 menit, baru
kemudian dipindahkan pada tray dengan menggunakan gegep.
- Membersihkan alat dan area kerja.

Analysis Total Sulfur ( Metode ASTM D 4239 – 18 E1 ):


- Salah satu cara untuk menentukan kadar sulfur yaitu melalui pembakaran
pada suhu tinggi ( 1350 0C ), sulfur dikonversikan menjadi sulfur oksida
(SOx) yang terbentuk kemudian ditangkap oleh detector infra red.
- Konsentrasi sampel yang dianalisis harus berada dalam range konsentrasi
sampel standar.

C. Mekanisme Pengujian

Sampel yang telah dipreparasi dan siap untuk diuji, ditimbang sebanyak
0.2000 g + 0.0010 g pada boat/ketel menggunakan neraca analitik. Kemudian
menyalakan alat sulfur analyzer dan menaikkan temperaturnya secara bertahap

39
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

pada layar monitor komputer hingga furnace temperatu mencapai suhu 13500 C
dan oven temperatur sebesar 480C + 10C. Setelah semua temperatur tercapai,
maka sampel siap untuk diuji. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan satu
persatu ke dalam tube furnace dengan cara didorong melewati pipa hingga terasa
pada ujung pipa, maka akan terbaca pada layar monitor komputer kandungan total
sulfur yang terdapat pada sampel. Setelah pembacaan pada layar komputer
terhenti, sampel kemudian dikeluarkan kemudian dilanjutkan dengan sampel
berikutnya dan begitu seterusnya.

D. Penetapan Kadar Total Sulfur Menggunakan Metode IR


Prinsip Kerja Penentuan Kadar Total Sulfur pada Batubara dengan Metode
ASTM D 4239-18 e1: Prinsip penentuan kadar total sulfur yaitu dengan cara
batubara dibakar dalam combustion tube furnace pada suhu 1350 0C dalam aliran
oksigen. Gas sulfur oksida yang terbentuk diserap oleh infra red dan kadar sulfur
yang diperoleh ditampilkan dalam layar ASTM D 4239 2010.
Penentuan kadar total sulfur ada beberapa tahap sebelum memulai analisis
yaitu, pertam system diagnostic pada alat dicek dengan cara, pada menu tools
diklik diagnostic, box dialog akan muncul lalu diklik alarm relay, alarm relay
telah aktif ditunjukkan dengan adanya tanda v. tahap kedua membuat metode
dengan cara, suhu tungku dinaikkan secara perlahan pada suhu 1350 0C, ditekan
method pada menu tools, lalu tombol new ditekan untuk membuat metode,
kemudian nama methot ditekan dua kali sehingga method set up ditampilkan.
Tahap ketiga yaitu membuat standard dengan cara, pada menu tools ditekan
standard, tekan tombol new lalu masukkan nama standard dan dimasukkan kadar
total sulfur yang telah diketahui nama serta nilai kadarnya. Tahap keempat yaitu
analisis sampel dengan cara, method yang digunakan dipilih lalu ditimbang
sampel sebanyak 0.2000 g menggunakan cawan khusus (boat), kemudian menu
analyze ditekan sampai sistem pomp memberi perintah masukkan sampel pada
layar secepatnya sampel dimasukkan pada combustion boat sampai ujung tungku
(furnace) dan secara otomatis analisis dimulai. Waktu analisis, peak yang terbaca,
dan konsentrasi dalam persen ditampilkan pada layar monitor.

40
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

E. Hasil Pengamatan

Determination Of Sulfur By IR Spectrometry

Date 23/09/19
Sample ID LOT 1 LOT 2 LOT 3
Mass Of Sample g 0.2002 0.2000 0.2003 0.2000 0.2001 0.2002
Total Sulfur % ad 0.1788 0.1794 0.1805 0.1823 0.1791 0.1802
Average % ad 0.179 0.181 0.179

Date 23/09/19
Sample ID LOT 4 COMP.
Mass Of Sample g 0.2004 0.2000 0.2003 0.2001
Total Sulfur % ad 0.1808 0.1794 0.1885 0.1873
Average % ad 0.180 0.188

F. PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang penentuan kadar sulfur


pada batubara dengan menggunakan peralatan sulfur Analyzer S-144 DR ini yang
bertujuan untuk mengetahui kadar sulfur yang terdapat pada sampel batubara
tersebut. Kadar sulfur yang terdapat pada batubara dapat dihitung dari kadar pyrit
sulfur, sulfat sulfur dan organic sulfur. Sulfur adalah senyawa anorganik (abu),
material yang tidak terbakar dalam pembakaran pada batubara. Sulfur merupakan
bagian dari mineral sulfat dan sulfida didalam batubara yang sifatnya mudah
bersenyawa dengan unsur hidrogen dan oksigen untuk membentuk senyawa asam.

Keberadaan senyawa sulfur diharapkan seminimal mungkin, standar ASTM


menetapkan bahwa batubara tidak boleh memiliki kandungan sulfur lebih dari 1%
sulfur dalam bentuk pyrit dan sulfat merupakan bagian dari mineral matter yang
terdapat dalam batubara yang jumlahnya masih dapat dikurangi dengan teknik

41
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

pencucian. Sedangkan organik sulfur terdapat pada seluruh material karbon dalam
batubara dan jumlahnya tidak dapat dikurangi dengan teknik pencucian.

Batubara dengan kadar sulfur yang tinggi menimbulkan banyak masalah


dalam pemanfaatannya. Apabila batubara itu dibakar, sulfur menyebabkan korosi
dalam ketel dan membentuk endapan isolasi pada tabung ketel uap (slagging).
Disamping itu juga menimbulkan pencemaran udara, sebagian sulfur akan
terbawa dalam hasil pencairan batubara, gasifikasi, dan pembuatan kokas.

Sulfur apabila dibakar akan menghasilkan oksida sulfur

S + O2 SO2

Senyawa ini dapat bereaksi dengan uap air di udara sehingga membentuk
H2SO4 (asam sulfat)

SO2 + O2 SO3 + H2O H2SO4

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil data


pengamatan analisa sulfur pada batubara yang diuji. Pada praktikum kali ini
dilakukan pengujian sampel dengan empat lot dan satu composite yang memiliki
kadar sulfur yang berbeda beda. Pada lot 1 diperoleh kadar total sulfur sebesar
0.179 %, lot 2 sebesar 0.181%, lot 3 sebesar 0.179%, lot 4 sebesar 0.180%, dan
composite sebesar 0.188%. Nilai kadar sulfur yang diperoleh dari pengujian ini
menunjukkan bahwa batubara yang telah diuji memiliki kualitas yang masih
bagus karena kadar sulfur yang diperoleh masih di bawah 1 % dari berat sampel
dan masih berada dalam range standard pengujian.

42
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Batubara merupakan mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap dan berubah bentuk akibat proses fisika
dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun, sehingga akhirnya
membentuk fosil. Karena pengaruh waktu, suhu dan tekanan fosil tersebut
membentuk sedimen organic yang di sebut Batubara.

2) Preparasi sampel bertujuan untuk menyediakan suatu sample yang jumlahnya


sedikit, yang mewakili sampel asalnya.

3) Dalam pengerjaan analisa sample batubara disertai pengerjaan analisa


ASCRM (Australian Standard Certified Reference Materials) untuk
memeriksa kondisi alat yang digunakan dan ketepatan hasil analisa. Selain
itu, juga dilakukan Daily Check (Inhouse Standard) untuk menjaga mutu
laboratorium secara harian.

4) Kandungan sulfur dalam batubara yang telah diuji pada lima varian sampel
pada umumnya bersifat homogen karena diambil dalam satu seam batubara
yang sama.

B. Saran

1) Peningkatan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium hendaknya


lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi untuk menghindari kecelakaan dalam
bekerja yang setiap saat bisa terjadi.

2) Preparasi sample untuk sample produksi, sebaiknya di kerjakan tepat waktu


agar proses analisa juga berjalan sebagaimana mestinya.

43
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

3) Pengecekan pada alat-alat analisa harus selalu di perhatikan agar semua


pengerjaan analisa dapat berjalan dengan lancar.

4) Semoga terjalin hubungan yang baik antara pihak PT. SUCOFINDO


(PERSERO) Cabang Makassar dengan pihak POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG dalam rangka pengembangan kualitas Sumber Daya
Manusia tetap terjaga dan lebih ditingkatkan lagi.

44
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

DAFTAR PUSTAKA

https://www.sucofindo.co.id/id/sejarah-singkat-sucofindo

Anonim. 2019. Analisa Batubara. Semarang: Sinar Grafika.

Anonim. 2012. Sulfur dan Batubara. Jakarta: Ganesa Batubara.

http://laporananalisabatubara.blogspot.com/2014/laporan-prakerin-analisa-
batubara.html?m=1

https://www.scribd.com/doc/301205899/Laporan-Tetap-Analisa-Sulfur-Pada-
Batubara

http://laporananalisabatubara.blogspot.com/2014/08/laporan-prakerin-analisa-
batubara.html

http://rismayantianalisabatubara.blogspot.com/2012/02/laporan-analisa-batubara-
di-ptjembayan.html

http://ierjeck.blogspot.com/2013/06/analisis-proximate-dan-total-sulfur.html

45
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

LAMPIRAN

46
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

ALAT SULFUR ANALYZER

SULFUR ANALYZER SETTING FLOW

BOAT/KETEL LAYAR APK S-144 DR

47
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

NERACA ANALYTIC

48
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR

49

Anda mungkin juga menyukai