BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari
bahan bakar fosil, yaitu bahan bakar minyak, batubara, dan gas. Kerugian
penggunaan bahan bakar fosil selain merusak lingkungan, juga tidak terbarukan
(nonrenewable) dan tidak berkelanjutan (unsustainable). Batubara merupakan
sumber energi alternatif selain minyak bumi, konsumsi batubara di dalam negeri
yang terbesar adalah untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik, sedangkan untuk
industri lain seperti semen, besi baja, dan industri kecil masih relatif kecil.
Produksi dan konsumsi batubara Indonesia akan terus ditingkatkan sejalan dengan
laju pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan energi.
Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan
organik. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul
dalam suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi
tersebut yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang
kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara. Secara garis besar
batubara terdiri dari zat organik, air, dan bahan mineral. Batubara dapat
diklasifikasikan menurut tingkatan yaitu lignit, sub-bituminous, bituminous, dan
antrasit. Dimana tingkatan batubara yang paling tinggi adalah antrasit, sedang
tingkatan yang lebih rendah dari antrasit akan lebih banyak mengandung hidrogen
dan oksigen (Yunita 2000).
Usaha-usaha untuk memanfaatkan batubara secara maksimal perlu ditunjang
oleh teknologi yang tinggi dan data yang memadai tentang karakteristik batubara
yang terbesar di seluruh Indonesia, karena endapan batubara yang tersebar di
seluruh kepulauan Indonesia mempunyai karakteristik dan sifat-sifat yang
berbeda. Data karakteristik batubara Indonesia selain diperlukan untuk
menentukan jenis pemanfaatan yang tepat, juga diperlukan untuk memilih sistem
(teknologi) yang tepat sehingga dapat menunjang usaha peningkatan pemanfaatan
batubara yang berwawasan lingkungan.
1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
B. Tujuan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara umum menambah ilmu dan
wawasan yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam dunia kerja. Tujuan
(PKL) secara khusus melakukan analisis kadar sulfur pada sampel batubara.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menggunakan alat sulfur analyzer S-144 DR dengan
baik dan benar ?
Bagaimana kualitas sampel batubara yang dianalisis di PT.SUCOFINDO
(PERSERO) Cabang Makassar.
E. Tujuan PKL
2
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
3
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
4
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
perjalanan panjang yang dilalui, SUCOFINDO melalui visi dan misi bertekad
untuk terus menjadi perusahaan inspeksi terdepan dan terbesar di Indonesia.
B. Identitas
5
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
F. Nilai-nilai Perusahaan
1. Integritas, yakni mengedepankan kejujuran, dapat dipercaya dan tidak
berpihak.
2. Fokus Pelanggan, yakni mengutamakan pelanggan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, terutama dalam hal kualitas dan nilai
tambah yang ditawarkan.
3. Inovasi, yakni secara berkesinambungan melakukan perbaikan dan
pembaharuan yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan
sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
4. Kerjasama, yakni mengedepankan kerja Tim dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Selain itu, SUCOFINDO melaksanakan program kegiatan donor darah rutin setiap
triwulan, dan khinatan massal yang dilaksanakan setahun sekali. Semua upaya ini
diharapkan akan meningkatkan martabat SUCOFINDO sebagai perusahaan yang
diterima dan dihormati, serta bermartabat sebagai masyarakat yang sejahtera.
H. Tata Kelola
SUCOFINDO memahami pentingnya penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dalam pengelolaan perusahaan dalam menciptakan usaha
bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Tata kelola perusahaan
mempengaruhi bagaimana tujuan perusahaan dicapai, bagaimana risiko dikaji, dan
bagaimana kinerja dioptimalkan. Sebagai BUMN yang bergerak di bidang
mitigasi risiko, pelatihan dan konsultasi, tata kelola perusahaan menjadi semakin
penting mengingat faktor risiko merupakan topik rutin yang dihadapi oleh seluruh
insan SUCOFINDO dalam menjalankan tugasnya, baik tugas sehari-hari di dalam
perusahaan maupun ketika sedang berhubungan dengan klien untuk memecahkan
masalah mereka.
Melalui tata kelola perusahaan yang baik, SUCOFINDO ingin menanamkan
budaya sadar risiko, etika berbisnis, dan tata perilaku yang baik di seluruh insan
SUCOFINDO untuk menciptakan kinerja perusahaan yang unggul. Prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) yang dimaksud
adalah:
1. Transparansi, yaitu prinsip keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materil yang relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas, yaitu prinsip kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organisasi yang memungkinkan pengelolaan perusahaan
dapat terlaksana secara efektif.
3. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat.
7
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
J. Layanan Jasa
Inspeksi Dan Audit
Kegiatan inspeksi dan audit krusial diperlukan untuk melindungi seluruh
pihak yang berhubungan dalam suatu transaksi, misalnya untuk memastikan
kualitas dan standar teknis suatu produk/jasa telah terpenuhi, atau memastikan
kemampuan dan kapasitas calon pemasok. SUCOFINDO menyediakan layanan
inspeksi kualitas dan kuantitas produk, mulai dari komoditas pertanian,
kehutanan, kelautan dan perikanan, pangan olahan, industri, pertambangan,
minyak dan gas, hingga produk konsumen. Beberapa contoh layanan Inspeksi dan
Audit yang dillakukan, diantaranya adalah:
a) Inspeksi Produk Batubara; Inspeksi ini bertujuan untuk mengurangi
risiko usaha dalam kegiatan perdagangan, investasi dan industri
8
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
9
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
10
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
1) Tugas Pokok
Laboratorium Cabang Makassar PT SUCOFINDO (Persero) dalam
menjalankan usahanya sebagai perusahaan Jasa superintending ini pada dasarnya
meliputi kegiatan perusahaan pemeriksaan dan pengawasan untuk barang-barang
11
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
12
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
13
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Akurasi
Akurasi mengacu pada kedekatan nilai yang diukur dengan nilai standar
atau yang dikenal. Misalnya, jika di laboratorium Anda mendapatkan pengukuran
berat 3,2 kg untuk zat tertentu, tetapi berat aktual atau dikenal adalah 10 kg, maka
pengukuran tidak akurat. Dalam hal ini, pengukuran ini tidak dekat dengan nilai
yang dikenal. Presisi mengacu pada kedekatan dua atau lebih pengukuran satu
sama lain.
Salah satu cara penilaian Akurasi yaitu dengan studi "Recovery" yaitu
dengan melakukan pemeriksaan bahan sampel yang telah ditambah analit murni,
kemudian hasil dihitung terhadap hasil yang diharapkan:
14
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Presisi
Presisi adalah ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran satu sama
lain. Pengukuran yang tepat sangat mudah direproduksi (atau diulang ditempat
yang lain), bahkan jika pengukuran tidak dekat dengan nilai yang benar. Nilai
presisi menunjukan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan
berulang dengan sampel yang sama. Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai
koefesien variasi(%KV atau % CV).
𝑆𝐷 𝑥 100
𝐾𝑉 (%) =
𝑋
SD = Standar deviasi
Xb=Rata-rata hasil pemeriksaan
Semakin kecil nilai KV(%) semakin teliti sistem/metode tersebut dan
sebaliknya.Kesalahan yang berhungan dengan nilai presisi adalah kesalahan Acak
(Random error).
Akurasi vs Presisi
Ilustrasi di bawah ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara
akurasi dan presisi. Dalam ilustrasi ini, pengukuran berulang diibaratkan dengan
anak panah yang menembak target beberapa kali. Akurasi menggambarkan
kedekatan panah panah dengan pusat sasaran. Panah yang menancap lebih dekat
dengan pusat sasaran dianggap lebih akurat. Semakin dekat sistem pengukuran
terhadap nilai yang diterima, sistem dianggap lebih akurat.
Jika sejumlah besar anak panah ditembakkan, presisi adalah ukuran
kedekatan dari masing-masing anak panah dalam kumpulan tersebut. Semakin
menyempit kumpulan anak panah tersebut, sistem dianggap semakin presisi.
15
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Gambar3.1Akurasi
tinggi tetapi presisi
rendah
Gambar 3.2
Hubungan antara akurasi dan presisi dalam uji metode dapat terjadi dalam empat
hal :
Rehabilitas data (keandalan suatu data) merupakan syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh suatu laboratorium analisa. Suatu laboratorium yang berkualitas
harus dapat mengeluarkan data-data yang andal dan dapat dipercaya (memiliki
akurasi dan presisi tinggi). Dalam skala industri, laboratorium bertugas sebagai
“pabrik” yang memproduksi data, kemudian data ini akan diteruskan kepada
16
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
pihak proses yang memproduksi barang yang sebenarnya. Dan tentu saja mereka
akan memproduksi barang sesuai dengan data-data yang dikeluarkan laboratorium
(misalnya farmasi) salah? Bias jadi obat yang akan diproduksi akan tidak sesuai
dengan fungsinya.
2. Validasi Metode
17
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
a. Ketepatan ( Accuracy )
b. Presisi
Presisi adalah ukuran dari seberapa dekat serangkaian pengukuran satu sama
lain. Pengukuran yang tepat sangat mudah direproduksi (atau diulang ditempat
yang lain), bahkan jika pengukuran tidak dekat dengan nilai yang benar.
Merupakan jumlah analit terkecil yang masih bias dideteksi namun tidak perlu
dapat terukur. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
batas deteksi tergantung pada jenis metode analisis apakah metode analisis
instrumental atau noninstrumental. Batas kuantitasi merupakan parameter pada
analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang
masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Penentuan batas deteksi
suatu metode analisis itu menggunakan instrument atau tidak. Pada analisis
yang tidak menggunakan instrument batas tersebut ditentukan dengan
mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis
instrument batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko.
d. Sensitivitas
Sensitivitas merupakan rasio antara perubahan respon alat ukur terhadap
perubahan konsentrasi analit yang diukur. Sensivitas suatu teknik ditentukan
dari kemiringan (slope) grafik kalibrasi. Sensitivitas dikatakan baik apabila
grafik atau persamaan regresi yang dihasilkan mempunyai nilai kuadrat
koefisien korelasi (r2) yang lebih besar atau sama dengan 0,99.
18
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
A. Pengertian Batubara
Batubara adalah bahan bakar hydro karbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh panas serta
tekanan yang berlangsung lama sekali. Batubara juga adalah batuan atau mineral
yang secara kimia dan fisika bersifat heterogen yang mengandung Carbon,
Oksigen dan Hidrogen sebagai unsur utama, serta Sulfur dan Nitrogen sebagai
unsur tambahan.
Batubara juga merupakan batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Batubara
merupakan sisa tumbuhan dari zaman prasejarah yang berubah bentuk yang
awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Penimbunan danau dan sedimen
lainnya, bersama dengan pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran
tektonik) mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang
sangat dalam. Dengan penimbunan tersebut, material tumbuhan terkena suhu dan
tekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggi menyebabkan tumbuhan
mengalami proses perubahan fisika dan kimia dan mengubah tumbuhan tersebut
menjadi gambut dan kemudian batubara.
Kondisi yang baik pada proses pembentukan batubara adalah lingkungan
yang berawa dangkal. Kondisi tersebut terdapat pada cekungan sedimen yang
terbentuk sepanjang pantai, daerah delta dan danau. Batubara terbentuk oleh
adanya perubahan secara fisik dan kimia yang dipengaruhi oleh bakteri pengurai,
tekanan, temperatur, serta waktu.
19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Teori Insitu
Proses pembentukan batubara terjadi ditempat asal tumbuhan tersebut
berada. Tumbuhan yang telah mati akan langsung tertimbun lapisan sedimen dan
kemudian mengalami proses pembatubaraan tanpa mengalami proses perpindahan
tempat. Batubara yang dihasilkan dari proses ini memiliki kualitas yang baik.
Penyebaran batubara jenis ini sifatnya merata dan luas, bisa dijumpai di wilayah
Muara Enim, Sumatera Selatan.
Teori Drift
Berdasarkan teori ini, batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan itu
berada. Tumbuhan yang telah mati akan terangkut air hingga terkumpul di suatu
tempat dan mengalami proses sedimentasi dan pembatubaraan.Kualitas batubara
yang dihasilkan dari proses ini tergolong kurang baik karena tercampur material
pengotor pada saat proses pengangkutan. Penyebaran batubara ini tidak begitu
luas, namun dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di lapangan batubara delta
Mahakam Purba, Kalimantan Timur.
20
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada zaman permian, kira-kira 270 juta
tahun lalu, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan
bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke zaman
tersier (70 - 13 juta tahun lalu) di berbagai belahan bumi lain.
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode
Pembentukan Karbon atau Batubara) dikenal sebagai zaman batubara pertama
yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari
setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya gambut
berubah menjadi lignit (batubara muda) atau brown coal (batubara coklat). Ini
adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan
batubara jenis lainnya, batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari
hitam pekat sampai kecoklat-coklatan. Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang
terus menerus selama jutaan tahun, batubara muda mengalami perubahan yang
secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda
menjadi batubara sub-bituminus. Perubahan kimia dan fisika terus berlangsung
hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk
bituminus atau antrasit. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik
yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Tingkat perubahan yang dialami batubara dalam proses pembentukannya,
dari gambut sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan memiliki
hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut sebagai tingkat mutu
batubara. Batubara dengan mutu yang rendah, seperti batubara muda dan sub-
bituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram
seperti tanah. Batubara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan
kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya
rendah. Batubara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat
dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batubara dengan mutu
yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat
kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak.
21
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
22
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat
menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan
pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat
dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
5. Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah
mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi
inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.
D. Klasifikasi Batubara
1. Faktor-Faktor Dalam Pembentukan Batubara
Faktor-Faktor dalam pembentukan batubara sangat berpengaruh terhadap
bentuk maupun kualitas dari lapisan batubara. Beberapa faktor yang berpengaruh
dalam pembentukan batubara adalah :
a. Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun
yang lalu, yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona
fisiografi dengan iklim clan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri amat
sangat berpengaruh terhadap tipe dari batubara yang terbentuk.
b. Proses dekomposisi, yakni proses transformasi biokimia dari material dasar
pembentuk batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang
terendapkan akan mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.
c. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan
berapa lama material dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk
material yang diendapkan dalam skala waktu geologi yang panjang, maka
proses dekomposisi yang terjadi adalah fase lanjut clan menghasilkan
batubara dengan kandungan karbon yang tinggi.
d. Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu
lapisan batubara dari :
1. Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan lapisan
batubara yang terbentuk.
2. Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil,
lipatan atau patahan.
23
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
24
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
d. Lignit (C70OH5O25 ) atau batubara coklat (brown coal) adalah batubara yang
sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
e. Gambut (C60H6O34) berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai
kalori yang paling rendah.
25
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
26
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
F. Sifat-Sifat Batubara
Sifat - sifat batubara digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu sifat
fisika dan sifat kimia. Sifat fisika dari batubara tergantung pada susunan kimia
yang membentuknya. Sifat - sifat dari batubara saling berkaitan. Sifat - sifat fisika
tersebut meliputi:
a. Berat jenis
Berat jenis batubara berkisar 1.25 g/cm3, pertambahanya sesuai dengan
peningkatan derajat batubara. Tetapi berat jenis batubara dari batubara
jenis lignite (1,5 gcm3) sampai batubara jenis bitumine (1,25 g/cm3) kemudian
naik pada butubara jenis antrasit (1,59 g/cm3).
b. Kekerasan
Kekerasan batubara tergantung pada struktur batubara, keras atau lemahnya
batubara juga tergantung pada komposisi dan jenis batubara.
c. Warna
Warna batubara bervariasi dari coklat dari pada lignite menjadi hitam logam
pada antrasit. Hampir seluruh batubara jenis bitumine merupakan perselingan
antara batubara terang dan kusam.
d. Goresan
Goresan batubara berkisar antara terang sampai coklat tua. Lignitemempunyai
goresan hitam keabu-abuan dan batubara jenis bituminemempunyai warna
goresan hitam.
27
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
f. Serpihan
Serpihan batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dari sifat
memecahnya. Hal ini memperlihatkan sifat dan mutu dari suatu batubara.Sifat
kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dangan peningkatan derajat
batubara tersebut baik senyawa organik maupun anorganik. Sifat kimia dari
batubara meliputi:
1. Karbon
Bentuk atom karbon murni dalam alam dapat berupa intan, grafit, dan
amorf. Bentuk karbon amorf di peroleh dari minyak gas alam atau bahan
bakar minyak bumi lain yang terbakar dalam udara terbatas. Karbon
terdapat dalam suatu batubara, bertambah sesuai dengan peningkatan
derajat batubaranya. Karbon bertambah sesuai dengan naiknya derajat
batubara dan kira-kira 60% sampai 100%. Karbon digunakan sebagai
standar bobot atom. Karbon juga digunakan untuk memurnikan logam dan
dalam pembuatan baterai.
2. Hydrogen
Senyawa hydrogen yang penting adalah air (H2O). Hydrogen bebas dan
banyak terdapat pada tambang batubara yang dapat menimbulkan ledakan.
Kandungan hydrogen dalam batubara jenislignite berkisar antara 5% dan
6% sekitar 4,5% sampai 5,5% dalam batubara jenis bitumine dan sekitar
3% sampai 3,5% dalam batubara jenis antrasit. Hydrogen sering
digunakan dalam beberapa senyawa karena hydrogen merupakan
pereduksi yang sangat baik.
3. Oksigen
28
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
4. Nitrogen
Nitrogen yang banyak terdapat dalam batubara berupa senyawa organik.
Nitrogen terbentuk hampir seluruhnya dari protein tanaman asalnya.
Jumlahnya sekitar 0.5% sampai 3%. Batubara bitumine biasanya
mengandung nitrogen lebih banyak dari pada batubara jenis lignite dan
antrasit.
5. Sulfur
Sulfur dalam batubara terdapat sebagai sulfida besi yang sering disebut
sebagai senyawa pyritic sulphur. Sulfur dalam batubara biasanya dalam
jumlah kecil dan kemungkinan berasal dari protein tanaman pembentuk
dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Kehadiran sulfur dalam batubara
biasanya lebih kecil 4% tetapi dalam beberapa hal mempunyai
konsentrasi yang lebih tinggi. Kehadiran sulfur dapat membahayakan
dalam proses pembakaran karena dapat megakibatkan polusi.
G. Tinjauan Khusus
1. Sampling
Sampling adalah suatu proses pengambilan contoh batubara yang mewakili
dan representatif dari 1 lot batubara sesuai dengan standar yang dipakai/diminta.
Sampling bertujuan untuk mempersiapkan contoh untuk dianalisa/tes
dilaboratorium untuk diketahui kualitas batubara tersebut berdasarkan sifat fisika
dan kimia yang dimiliki.
2. Preparasi
Preparasi adalah salah satu kegiatan lanjutan untuk contoh yang telah
disampling dimana kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan contoh batubara
yang akan dianalisa dengan melakukan pengaduka (homogenisasi), penggilingan,
pembagian, dan penghalusan, sehingga akan di dapat contoh yang siap dianalisa
yang mewakili contoh yang disampling.
29
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
H. Pengertian Sulfur
30
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Sulfur piritik
31
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Secara umum sebagian besar sulfur dalam batubara berupa sulfur syngenetik
yang keterdapatan dan distribusinya dikontrol oleh kondisi fisika dan kimia
selama proses pembentukan gambut. Sulfur organic dalam batubara dapat berasal
dari material kayu dan pepohonan. Di samping itu sebagian sulfur juga mungkin
terjadi sisa-sisa organisme yang hidup selama perkembangan gambut.
32
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
organik, yang pembentukannya berjalan lebih lambat pada lingkungan yang basah
atau jenuh air (A.C Cook, 1982).
Unsur sulfur, hidrogen sulfida dan ion sulfida dapat bereaksi dengan unsur
atau molekul organic dari gambut menjadi sulfur organic. Unsur sulfur (S)
kemungkinan muncul dari proses oksidasi hidrogen sulfida yang terkena kontak
dengan oksigen terkarut dalam kisi-kisi air, dismping itu S juga bisa muncul
karena adanya aktivitas bakteri. Unsur sulfur (S) dapat bereaksi dengan asam
humik yang terbentuk selama proses penggabutan (Meyers, 1982).
Sulfur sulfat
Sulfat dalam batubara umumnya ditemui dalam bentuk sulfat besi, kalsium
dan barium. Kandungan sulfat tersebut biasanya rendah sekali atau tidak ada
kecuali jika batubara telah terlapukan dan beberapa mineral pirit teroksidasi akan
menjadi sulfat. ( Meyers, 1982 and Kasrai er.al, 1996 ).
Sulfur sulfat juga dapat berasal dari reaksi garam laut atau pir payau yang
mengisi lapisan dasar yang jaraknya tidak jauh dan berada diatas atau dibawah
33
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
lapisan batubara. Pada umumnya kandungan sulfur organik lebih tinggi pada
bagian bawah lapisan, sedangkan kandungan sulfur piritik dan sulfat akan tinggi
pada bagian atas dan bagian bawah lapisan batubara.
I. Total Sulfur
Sulfur yang terdapat dalam batubara terdiri dari mineral carbonaceous atau
berupa bagian dari mineral-mineral seperti sulfat dan sulfida. Gas sulfur dioksida
(SO2) yang terbentuk selama pembakaran merupakan polutan yang dapat
mengganggu ekosistem di bumi. Kandungan sulfur dalam coking coal tidak
diinginkan karena akan berakumulasi di dalam cairan panas sehingga memerlukan
proses desulphurisasi. Sulfur dalam batubara terdapat dalam 3 bagian. Bagian-
bagian tersebut adalah:
a. Sulphate Sulphur.
b. Pyritic Sulphur.
c. Organic Sulphur.
Kandungan sulfur dalam batubara terbagi dalam pyritic sulfur, sulfate sulfur
dan organic sulfur. Namun secara umum, penilaian kandungan sulfur dalam
batubara dinyatakan dalam Total Sulfur (TS). Kandungan sulfur berpengaruh
terhadap tingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada elemen pemanas udara,
terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari pada titik embun sulfur, disamping
berpengaruh terhadap efektivitas penangkapan abu pada peralatan electrostatic
precipitator.
34
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
35
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
Tabung Pembakar
Tube Furnace
boat
Boat Place
Magnesium Perchlorate
Setting Flow Saklar
Leco S-144
DR
Peralatan yang digunakan untuk analisis sulfur pada sampel batubara adalah
S-144 DR (LECO) terdiri dari:
1. Neraca analitik
2. Saklar ON OFF pada alat sulfur analyzer berfungsi untuk menyalakan dan
mematikan alat.
3. Tungku pemanas listrik (electricat heated) yang dapat memanaskan pipa
pembakaran dengan daerah panas sepanjang 150-165 mm pada suhu minimal
13500C.
4. Tabung pembakar (Combustion tube), dari porselin diameter dalam 23 mm,
tebal dinding 3 mm, panjang 450 mm, tempat gas hasil pembakaran menuju
cell infrared.
5. Tempat sampel (boat/ketel) dari mika dengan ukuran yang sesuai dengan alat.
36
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
7. Setting flow berfungsi sebagai pengatur laju alir oksigen menuju pembakaran.
37
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
B. Pengoperasian Alat
1. Menghidupkan computer
- Menekan tombol power pada CPU
- Setelah tampilan windows computer terbuka, menekan dua kali pada mouse
bagian sebelah kiri untuk tampilan S-144 DR. Akan tampil worksheet
pengerjaan total sulfur.
2. Menghidupkan Determinator
- Memindahkan saklar dari posisi OFF ke ON
- Menunggu sampai ambient monitor pada diagnostic display stabil sampai
setting temperature tercapai.
3. Menganalisa Contoh
- Mengenakan APD sebelum memulai pekerjaan, menggunakan kacamata
hitam uv protect untuk melindungi mata dari pijaran furnace dan boat. Baju
laboratorium dan sepatu safety.
- Memilih metode yang sesuai dengan analisa yang akan dilakukan. Sulfur
dan sulfit. Metode LOW atau HIGH.
- Melakukan analisa dimulai dengan inhouse standard kemudian Sample.
- Meletakkan sampel boat pada timbangan, menekan tombol tare untuk
membuat tampilan 0.0000 g pada layar timbangan.
- Memasukkan sampel seberat 0.20000 + 0.0010 g dan mencatat pada layar
computer.
- Mengalirkan gas oksigen dengan menekan tombol diagnostic, click pada
pump/oksigen inlet.
38
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
C. Mekanisme Pengujian
Sampel yang telah dipreparasi dan siap untuk diuji, ditimbang sebanyak
0.2000 g + 0.0010 g pada boat/ketel menggunakan neraca analitik. Kemudian
menyalakan alat sulfur analyzer dan menaikkan temperaturnya secara bertahap
39
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
pada layar monitor komputer hingga furnace temperatu mencapai suhu 13500 C
dan oven temperatur sebesar 480C + 10C. Setelah semua temperatur tercapai,
maka sampel siap untuk diuji. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan satu
persatu ke dalam tube furnace dengan cara didorong melewati pipa hingga terasa
pada ujung pipa, maka akan terbaca pada layar monitor komputer kandungan total
sulfur yang terdapat pada sampel. Setelah pembacaan pada layar komputer
terhenti, sampel kemudian dikeluarkan kemudian dilanjutkan dengan sampel
berikutnya dan begitu seterusnya.
40
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
E. Hasil Pengamatan
Date 23/09/19
Sample ID LOT 1 LOT 2 LOT 3
Mass Of Sample g 0.2002 0.2000 0.2003 0.2000 0.2001 0.2002
Total Sulfur % ad 0.1788 0.1794 0.1805 0.1823 0.1791 0.1802
Average % ad 0.179 0.181 0.179
Date 23/09/19
Sample ID LOT 4 COMP.
Mass Of Sample g 0.2004 0.2000 0.2003 0.2001
Total Sulfur % ad 0.1808 0.1794 0.1885 0.1873
Average % ad 0.180 0.188
F. PEMBAHASAN
41
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
pencucian. Sedangkan organik sulfur terdapat pada seluruh material karbon dalam
batubara dan jumlahnya tidak dapat dikurangi dengan teknik pencucian.
S + O2 SO2
Senyawa ini dapat bereaksi dengan uap air di udara sehingga membentuk
H2SO4 (asam sulfat)
42
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Batubara merupakan mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap dan berubah bentuk akibat proses fisika
dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun, sehingga akhirnya
membentuk fosil. Karena pengaruh waktu, suhu dan tekanan fosil tersebut
membentuk sedimen organic yang di sebut Batubara.
4) Kandungan sulfur dalam batubara yang telah diuji pada lima varian sampel
pada umumnya bersifat homogen karena diambil dalam satu seam batubara
yang sama.
B. Saran
43
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
44
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sucofindo.co.id/id/sejarah-singkat-sucofindo
http://laporananalisabatubara.blogspot.com/2014/laporan-prakerin-analisa-
batubara.html?m=1
https://www.scribd.com/doc/301205899/Laporan-Tetap-Analisa-Sulfur-Pada-
Batubara
http://laporananalisabatubara.blogspot.com/2014/08/laporan-prakerin-analisa-
batubara.html
http://rismayantianalisabatubara.blogspot.com/2012/02/laporan-analisa-batubara-
di-ptjembayan.html
http://ierjeck.blogspot.com/2013/06/analisis-proximate-dan-total-sulfur.html
45
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
LAMPIRAN
46
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
47
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
NERACA ANALYTIC
48
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR
49