ABSTRAK
Sediaan effervescent merupakan metode pengobatan yang nyaman dan menyenangkan. Kulit
Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) mengandung antioksidan dan asam amino sitrulin.
Sitrulin terbukti mampu menurunkan glukosa. Pemanfaatan kulit putih semangka dianggap
perlu guna menunjang pengobatan diabetes yang membosankan di masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kental putih semangka menjadi sediaan granul
effervescent dengan kombinasi sumber asam yang stabil secara fisik. Kulit putih semangka
diekstraksi dengan metode infusa dan dilanjutkan pengentalan dengan destilasi vakum.
Penyari yang digunakan aquadest. Infusa kulit putih semangka dibuat dalam sediaan granul
effervescent dengan konsentrasi 10% tiap formula dan diformulasikan dengan kombinasi
sumber asam dari asam sitrat dan asam tartrat dengan konsentrasi 30%, 31% dan 32%. Setelah
dilakukan pembuatan, dilanjutkan uji mutu fisik meliputi kecepatan alir, sudut diam, waktu
larut, pH, ketinggian buih, uji tanggapan rasa, bau dan kejernihan. Dari hasil uji fisik didapat
rata-rata ketiga formula memiliki kecepatan alir kisaran 7,27-9,21 detik yang memenuhi
syarat, sudut diam 11,30°-15,94° menyatakan baik, waktu larut yang memenuhi syarat yakni 2
menit 16 detik-2 menit 25 detik, ketinggian buih yang meningkat kisaran 5-9,5 cm dan pH dari
formula I sampai III mengalami penurunan 6,17-5,41. Dari segi tanggapan rasa, bau dan
kejernihan formula yang disukai oleh panelis adalah formula II. Maka dari hasil ini
menunjukkan Infusa kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) dapat diformulasikan
menjadi sediaan granul effervescent dengan kombinasi sumber asam yang memenuhi syarat.
Kata kunci: Kulit putih semangka, asam sitrat, asam tartrat.
lupa dan menghindar. Dari pernyataan kulit putih semangka ialah granul
partisipan di atas menyatakan kebosanan effervescent. Menciptakan sediaan
minum obat dan beralih mengonsumsi effervescent umumnya sama seperti tablet,
jamu, banyak di masyarakat memanfaatkan tapi bahan baku penting untuk effervescent
sayur dan buah yang dipercaya dapat dibanding dengan bahan tablet ialah
mengobati diabetes melitus. Salah satunya kandungan kelembabannya
buah semangka yang merupakan buah terbatas, eksipien,
segar yang mana sebenarnya dapat termasuk perasa dan pemanis.
langsung dikonsumsi tanpa pengolahan. (Agoes 2008) Kekhawatiran penderita DM
Berdasarkan penelitian Diaz, et al akan pemanis pun bisa diganti dengan
( 2 0 11 ) s e m a n g k a a d a l a h s u m b e r pemanis non kalori. M i s a l n y a
antioksidan, dan memiliki kandungan yang Aspartam
serupa antara daging dan kulitnya Namun, merupakan salah satu pemanis non
kulit memiliki kandungan antioksidan kalori yang banyak dipakai dewasa ini dan
fenolat dan kandungan asam amino sitrulin pada penelitian Rinda dkk (2014), aspartam
yang jauh lebih tinggi. Antioksidan pun memberikan efek penurunan LDL dan
dapat membantu mencegah penyakit peningkatan HDL pada tikus jantan yang
diabetes dan membantu proses pengobatan mengalami diabetes.
diabetes terutama untuk mencegah Pada Penelitian granul effervescent
terjadinya komplikasi yang menyertai dilakukan Anam, dkk (2013) didapatkan
penyakit diabetes (Irmawati, 2014). Dari formulasi granul effervescent buah beet
hasil penelitian Sugiyanta (2011), dengan kombinasi asam sitrat dan asam
Pemberian infusa kulit putih semangka tartrat dengan metode granulasi basah
dapat menurunkan kadar glukosa serum dengan pemanis aspartam, memiliki waktu
pada tikus putih jantan. larut yang baik dan memenuhi syarat,
Kulit semangka menawarkan sumber namun kombinasi asam menggunakan
alami antioksidan dan asam amino dan konsentrasi masing-masing 15%.
sudah dibuat menjadi sediaan kosmetik. Berdasarkan Ansel (1989) perbandingan
Penelitian lebih lanjut diperlukan pada kombinasi asam yang baik ialah 1:2.
ekstraksi dari kulit semangka untuk sediaan Dengan perubahan konsentrasi asam yang
farmasi yang baik dan memiliki manfaat disesuaikan dengan teori Ansel diharapkan
baru dengan klaim kesehatan yang valid diperoleh waktu larut yang baik pada
(Diaz et al 2011). Salah satu bentuk sediaan formulasi granul dengan metode granulasi
lain yang dapat dikembangkan dari ekstrak basah, maka peneliti berminat melakukan
yang diperoleh ini dapat menentukan (Lachman, 1994). Hal ini diduga dapat
bahwa waktu yang dihasilkan menunjukan dipengaruhi oleh kandungan lembab yang
seberapa baik granul mengalir. Hal ini besar dapat menyebabkan gaya kohesif
disebabkan granul effervescent yang yang besar pula. Suatu granul yang tidak
dibuat dengan metode granulasi basah kohesif akan mengalir baik, menyebar
memiliki kandungan lembab yang lebih membentuk timbunan yang rendah
besar dibanding granul yang dihasilkan sehingga membentuk sudut yang lebih
dengan metode granulasi kering gaya kecil. Dan besar kecilnya sudut diam yang
gesek antar partikel akan meningkat dihasilkan dapat dipengaruhi oleh
seiring besarnya kandungan lembab. Gaya banyaknya granul, ukuran granul, diameter
gesek antar partikel yang lebih kuat yang corong, cara penuangan dan pengaruh
menyebabkan turunnya mobilitas granul getaran.
untuk mengalir, dengan demikian Tabel 3. uji mutu sifat granul effervescent
kecepatan alir akan semakin rendah. kulit putih semangka (Citrullus vulgaris
S.) lainnya.
Selain itu pada proses pembuatan granul
effervescent sangat sulit sekali menjaga Uji granul FI FII FIII
suhu dan kelembaban udara sehingga Waktu larut (menit, 2,22 2,17 7,89
detik)
kualitas granul yang dihasilkan menjadi
Ketinggian buih
5,16 7,5 9
lembab. Dikarenakan faktor inilah (cm)
pH 6,17 5,87 5,49
kecepatan alir granul penelitian ini
menjadi menurun.
Waktu larut
Sudut diam
Dari hasil pengamatan rata-rata
Dari hasil formulasi terhadap nilai
waktu larut granul effervescent pada
sudut diam granul formula I (11,56o) dan
formula I (2 menit 22,3 detik), formula II (2
o
formula II (13,13 ) dan formula III menit 17,6 detik) dan formula III (2 menit
(15,68°), hasil pengukuran yang diperoleh 18,6 detik), waktu larut yang yang
pada ketiga formula, masuk dalam diperoleh pada ketiga formula, sama
kategori Aulton (2002). Berarti sudut diam dengan rentang waktu Wehling and Fred
ketiga formula memenuhi syarat. (2004).
Disebutkan bila sudut diam lebih Terjadinya waktu larut yang cepat
kecil atau sama dengan 30° menunjukkan disebabkan reaksi antara asidulan dengan
bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila bikarbonat menghasilkan karbondioksida
sudut lebih besar atau sama dengan 40° yang secara langsung melarutkan zat-zat
biasanya daya mengalirnya kurang baik lain (Hui, 1992). Reaksi ini dikehendaki
terjadi secara spontan ketika effervescent dihasilkan akan sedikit. Begitu pula
dilarutkan dalam air (Harler, 1997). Selain sebaliknya jika waktu yang diperlukan
itu menurut Lewis (1987) kelarutan serbuk untuk mencapai kondisi jenuh lambat,
dipengaruhi oleh komposisi, kondisi proses maka gelembung akan terus berakumulasi
selama pengeringan, suhu pelarut dan menjadi buih, sehingga buih yang
metode pencampuran. Kemudian dihasilkan sebanding dengan waktu larut.
penggunaan asam sitrat juga mem-
pengaruhi kecepatan larut. Asam sitrat pH
cepat larut dalam air dingin daripada dalam Perbedaan konsentrasi sumber asam
air hangat (Kumalaningsih dkk., 2005). pada tiga formula pembuatan granul
Pada saat granul effervescent effervescent dapat mempengaruhi nilai pH
dilarutkan dalam air, dibutuhkan bantuan pada minuman effervescent, nilai pH
pengadukan manual, karena masih adanya terendah diperoleh formula ke-III (5,49)
bagian asidulan dan bikarbonat yang dan nilai pH formula ke-II (5,87) disusul
terjebak/belum larut sehingga membantu formula ke-I (6,17). Rentang nilai pH yang
waktu larut menjadi lebih cepat. Lieberman diperoleh pada ketiga formula , sama
et al (1994) menyatakan bahwa kelarutan dengan rentang nilai pH Winarno (1995).
merupakan banyaknya zat terlarut tertentu Dalam penelitian Kusnadhi (2003), bahwa
yang akan melarut ke dalam suatu larutan. terbentuknya CO 2 pada saat reaksi
Kelarutan bergantung pada gaya tarik effervescent dalam air yang sebagian akan
partikel zat terlarut dengan partikel larut membentuk asam karbonat akan
pelarutnya. Dalam proses pelarut, molekul mengurangi ion H+ dalam larutan sehingga
dari pelarut menarik molekul zat terlarut menyebabkan keasaman pada larutan dan
menjauh dari satu dengan yang lain. Proses berakibat nilai pH akan rendah. Selain itu
ini berjalan hingga tercapai suatu keadaan perasa yang digunakan pada granul
dimana molekul pelarut tidak mampu effervescent ini yaitu perasa jeruk yang
memisahkan molekul zat terlarut atau biasa mana diketahui terdapat sumber asam yang
disebut dengan kondisi jenuh dan dapat mendukung meningkatkan
meninggalkan endapan. Waktu yang keasaman.
diperlukan untuk mencapai kondisi jenuh Ketinggian buih
dari penelitian berbeda-beda. Ketika suatu Hasil rata-rata tinggi buih yang
perlakuan mencapai kondisi jenuh dengan diperoleh dari granul effervescent infusa
cepat, maka gelembung akan berhenti kulit putih semangka antara 5-9 cm. tinggi
memproduksi buih, sehingga buih yang buih formula I (5,16 cm), formula II (7,5
cm) dan formula III (9 cm). Hasil tinggi 1. Uji Tanggapan rasa dan bau
buih terbaik merupakan yang memiliki Ketiga formula yang telah diuji ke 30
selisih terkecil dengan standar effervescent responden, granul effervescent memiliki
dipasaran sekitar 3 cm . rasa dan bau yang enak. Granul
Brayant (1970) menjelaskan bahwa effervescent yang dihasilkan memiliki rasa
buih terdiri atas ribuan gelembung kecil yang enak dengan skor rata-rata mendekati
yang bersumber dari cairan dan terbentuk 2 dengan persentase 1,93 responden
dari hasil reakasi kimia (asidulan dan menyatakan formula ketiganya enak.
karbonat) atau perlakuan secara mekanik Kemudian uji tanggapan bau didapatkan
(pengadukan). Ketika gelembung skor rata-rata mendekati 2 dengan
bertumbuh dan berakumulasi dengan cepat persentase yang sama 1,93 untuk formula II
pada permukaan cairan maka ketika itulah dan III sedangkan 1,86 untuk formula I.
buih terbentuk. Dan Kualitas rasa dan bau granul
terjadinya buih yang banyak pada effervescent memegang peranan penting
penelitian ini disebabkan sifat asam tartrat karena berkaitan langsung dengan
yang mana dalam perbandingan acceptability terhadap konsumen. Hasil ini
pembentukan karbondioksida menunjuk- menunjukkan bahwa rasa enak pada granul
kan hasil yang terbanyak dibanding asam- e ff e r v e s c e n t d i p e n g a r u h i a d a n y a
asam lain, akan tetapi memiliki waktu kombinasi asam yang bereaksi dengan basa
disintegrasi lebih lama. dan membentuk gas CO2, selain itu dengan
Granul effervescent yang telah larut variasi bahan-bahan lain untuk pembuatan
membentuk larutan yang jernih dengan granul effervescent serta memperhatikan
residu/endapan dari bahan-bahan yang keadaan
tidak terlarut seminimal mungkin sekitar seperti suhu dan kelembaban udara
(Lindberg, 1992). Pada penelitian ini yang rendah sehingga didapat hasil granul
larutan effervescent menurut sebagian effervescent yang baik.
responden menyatakan tidak jernih karena DAFTAR PUSTAKA
adanya residu/endapan yang tersisa karena Agoes, G., 2008. Pengembangan Sediaan
tidak ikut larut sempurna, selain itu dapat F a r m a s i . I n s t i t u t Te k n o l o g i
juga dipengaruhi penggunaan dekstrin Bandung, Bandung, Indonesia
sebagai pengisi menyebabkan hal ini dapat Anam, dkk., 2013. Kajian karakteristik
terjadi. Dekstrin merupakan bahan yang fisik dan sensoris serta aktivitas
didapat dari hidrolisis pati, didalam pati antioksidan dari granul effervescent
terdapat kandungan amilopektin yang tidak buah beet (beta vulgaris) dengan
larut dalam air. perbedaan metode granulasi dan
kombinasi sumber asam. Universitas
KESIMPULAN Sebelas Maret, Surakarta.
Kulit putih semangka (Citrullus Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk
vulgaris S.) dengan kombinasi sumber S e d i a a n F a r m a s i E d i s i I V.
asam dapat dibuat menjadi sediaan granul Terjemahan Oleh: F. Ibrahim,
effervescent dengan metode granulasi Universitas Indonesia, Jakarta
basah. Ansel, H. C., Popovich, N. G. dan Allen L.
Granul effervescent infusa kulit putih V. Jr., 1995. Pharmaceutical Dosage
semangka formula satu merupakan yang Forms and Drug Delivery System. 6th
terbaik dan sudah memenuhi persyaratan edition, Philadelphia: Lea &
sesuai standar farmaseutik dan literature &febiger, p. 213-216.
lainnya dalam hal uji fisik granul meliputi Aulton, M.E., 2002. Pharmacuetics. The
waktu larut, pH, dan tinggi buih dan paling Science of Dosage From Design
disukai oleh responden. Second Edition. Churchill
Livingstone, London, 298.
SARAN Brayant, J. 1970. Anti-foam Agens In :
Perlunya dilakukan formulasi Methods in microbiology, vol 2.
granul effervescent infusa kulit putih Academic press London.
semangka (Citrullus vulgaris S.) dengan Diaz, T., dkk. 2011. Bioactive Compound
from Flesh and by-product of fleshcut Lindberg, N., Engfors, H., Ericsson, T.,
watermelon cultivar. Journal of the 1992, Encyclopedia of pharmaceu-
science of food and agriculture tical Technology,
Volume 91 Number 5. John Wiley & Effervescent Pharmacetical in Swarbricck,
Sons, Ltd. J., Boylan, J.C., Vol 5,45-71, Marcel
Harler. 1997. Tea Manufacturing. Oxford Dekker, Inc., New York
University Press. London Purba, dkk., 2008. Pengalaman
Hui, Y.H., 1992. Encyclopedia of Food Ketidakpatuhan Pasien Terhadap
Science and Technology. Jhon Penatalaksanaan Diabetes Mellitus,
Wiley and Sons Inc. New York Dalam Jurnal Keperawatan
Irmawati, S.Si., Apt. 2014. Indonesia, Volume 12. No.2Hal 8490
“Keajaiban Antioksidan” .Penerbit Sugiyanta.,2010, Pengaruh Pemberian
Padi. Infusa Kulit Semangka (Citrullus
Kumalaningsih, S., Suprayogi, dan Beni Y. vulgaris S.) Terhadap Kadar Glukosa
2005. Membuat Makanan Siap Saji. Dan Trigliserida serum Tikus Putih
Trubus Agrisaran. Surabaya. (Rattus novergicus) yang Diinduksi
Kusnadhi, F.F. 2003. Formulasi Produk Streptozotosin. Airlangga University
Minuman Instan Lingzhi-Jahe Library Surabaya.
Effervescent. Skripsi. Fakultas Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan
Teknologi pertanian. IPB. Bogor Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Lachman, L.,Lieberman, H.A., 1994. Jakarta.
Teori dan Praktek Farmasi industri edisi III.
UI press, Jakarta. 644645,651, 681-
687.
Lewis, M.J. (1987). Physical Properties of
Food and Food Processing Systems.
Ellis Horwood Ltd. Chichests.
England.