Anda di halaman 1dari 43

Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KINEMATIKA DAN DINAMIKA
PERIODE SEMESTER GASAL 2016/2017

Disusun Oleh :

1. Faustra Devanda S. (1421504687)


2. Ayesha Anjar P. (1421404656)

Telah disetujui

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Kinematika dan Dinamika

Ir.Moch Mufti, MT Ahmad Fauzan ‘Adziimaa,ST.,M.sc

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur ke hadirat Tuhan YME. akhirnya kami
dapat menyelesaikan buku laporan praktikum ini. Buku laporan ini kami susun
berdasarkan data-data yang kami dapatkan selama kami menjalankan praktikum
Kinematika dan Dinamika. Praktikum Kinematika dan Dinamika merupakan suatu syarat
salah satu kurikulum yang harus dipenuhi oleh tiap mahasiswa jurusan mesin Untag
Surabaya dimana mahasiswa diharapkan dapat membandingkan teori yang diperoleh
selama kuliah dengan praktikum yang ada di laboratium Kinematika dan Dinamika.
Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak,
praktikum ini tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir.Moh.Mufti,MT selaku Kalab. Getaran Mekanis Jurusan Teknik Mesin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
2. Bapak Ahmad Fauzan ‘Adziimaa,ST.,M.sc yang menyediakan waktu dan
membimbing serta arahan dan menyusun laporan ini
3. Para asisten praktikum Getaran Mekanis, yang telah membantu kami dalam
melaksanakan praktikum.
4. Segenap rekan – rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami sadar bahwa buku laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan,
karena itu bagi para pembaca kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi sempurnanya penulisan laporan ini.

Surabaya, 17 Mei 2017

Penulis

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………................ i
KATA PENGANTAR…………………………………………………........ ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………....... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan ..........................................…………………..
1.2 Dasar Teori .................................................................................
1.2.1 Persamaan Gerak-Frekuensi Natural .......................................
1.2.2 Getaran Bebas Teredam Karena Kekentalan ...........................
1.2.3 Penurunan Logaritma .............................................................
1.3 Langkah Percobaan ...................................................................
1.4 Gambar Sederhana Alat Percobaan ...........................................

BAB II ANALISA DATA HASIL PRAKTIKUM


2.1 Menghitung Harga K ................................................................
2.2 Menghitung Harga C ................................................................
2.3 Tabel Data dan Hasil Perhitungan ............................................

BAB III KESIMPULAN ...........................................................................

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 3


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan


Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan kali ini adalah:
 Untuk mengetahui harga K ( konstanta pegas )
 Untuk mengetahui pengaruh viskositas fluida terhadap harga redaman
(damping sistem) C
 Untuk mengetahui pengaruh variasi pegas – redaman K (lk) dan C (lc) terhadap
perilaku system (respon)

1.2. Dasar teori


1.2.1. Persamaan Gerak – Frekuensi Natural
Sistem berisolasi yang paling sederhana terdiri dari massa dan pegas
seperti ditunjukkan dalam gambar. 1 pegas yang menunjang massa dianggap
mempunyai massa yang dapat diabaikan dan kekakuan k dalam Newton per meter
simpangan. Sistem mempunyai satu derajat kebebasan karena geraknya
digambarkan oleh koordinat tunggal x.
Bila digerakkan isolasi akan terjadi pada frekuensi natural ωn yang
merupakan milik (property) sistem. Kita sekarang mengamati beberapa konsep
dasar yang dihubungkan dengan satu derajat kebebasan.
Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem.
Seperti ditunjukkan dalam gambar 1. perubahan bentuk pegas pada posisi
kesetimbangan statik dalam Δ, dan gaya pegas kΔ adalah sama dengan gaya
gravitasi w yang bekerja pada pegas m ;
kΔ = w.mg....................................................................................(1)

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 4


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Dengan mengukur simpangan x dari posisi kesetimbangan statik, maka


gaya – gaya yang bekerja pada m adalah k (Δ + x ) dan w. Dengan x yang dipilih
positif dalam arah kebawah, semua besaran gaya, kecapatan dan percepatan juga
positif dalam arah ke bawah.

Gambar. 1
Sistem pegas massa dan diagram benda bebas

Sekarang hukum Newton kedua untukgerak diterapkan pada massa m.


mx = ΣF = w k( Δ + x )

dan karena k = w, diperoleh


mx = kx ...................................................................................( 2 )
Jelaslah bahwa posisi kesetimbangan statik sebagai kesetimbangan acuan
untuk x mengeliminasi w, gaya yang disebabkan gravitasi, dan gaya pegas statik
k dari persamaan gerak hingga gaya resultant pada m adalah gaya pegas karena
simpangan x saja.

Dengan mendefinisikan frekuensi pribadi angular n sebagai :


k
ωn² = ......................................................................................( 3 )
m
Persamaan ( 2 ) dapat ditulis sebagai :
x + ωn² x = 0 ........................................................................... ( 4 )

Dan dengan membandingkan persamaan x = - ² x disimpulkan bahwa


gerak adalah harmonik. Persamaan (4), suatu persamaan diferensial linier orde
kedua yang homogen, mempunyai solusi umum sebagai berikut :
Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 5
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

x = A sin n t  B cos n t......................................................... ( 5 )


dengan A dan B adalah kedua konstanta yang perlu. Konstanta – konstanta ini
dihitung dari kondisi awal x ( 0 ) dan x ( 0 ), dan persamaan ( 5 ) dapat
ditunjukkan menjadi :
x (0)
x= sin ωn t + x ( 0 ) cos ωn t........................................... ( 6 )
n
Periodik natural osilasi dibentuk dari ωn τ = 2π, atau
m
  2 ..................................................................................( 7 )
k

dan frekuensi natural adalah


1 m
fn  ...............................................................................( 8 )
2 k

Besaran – besaran ini dapat dinyatakan dalam penyimpangan statik 


dengan mengamati persamaan ( 1 ), kΔ = mg. Jadi persamaan ( 8 ) dapat
dinyatakan dalam penyimpangan statik Δ sebagai :
1 g
fn  ........................................................…....................( 9 )
2 

dan frekuensi natural sistem dengan satu derajat kebebasan ditentukan secara unik
oleh penyimpangan statik Δ.
Satuan yang digunakan dalam persamaan diatas harus konsisten. Misalnya
bila g diberikan dalam inch/s², maka Δ harus dalam inch. Dengan menggunakan g
= 9,81 m/ s², Δ harus dalam meter. Namun lebih mudah menggunakan Δ dalam
mm, Δm = Δmm x 10-3, dalam hal ini persamaan ( 9 ) menjadi :
1 9,81 15,76
fn   ................................................( 10 )
2  mm  10 3
 mm

1.2.2. Getaran bebas teredam karen kekentalan


Bila sistem linier dengan satu derajat kebebasan dirangsang, maka
responnya akan tergantung pada jenis rancangan dan redaman yang ada. Bentuk
persamaan geraknya pada umumnya adalah :
..
m x + Fd + kx = F ( t ) .............................................................( 11 )

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 6


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

dengan F ( t ) perangsang dan Fd gaya redaman. Walaupun gambaran gaya


redaman sebenarnya sulit, dapat diasumsikan model – model redaman ideal yang
sering menghasilkan perkiraan respons yang memuaskan. Dari model – model ini,
gaya redaman karena kekentalan, yang sebanding dengan kecepatan, dan
dinyatakan oleh persamaan :
Fd = cx ......................................................................................( 12 )
Dengan c adalah konstanta redaman secara simbolik gaya ini dinyatakan
oleh peredam seperti pada gambar 2. Dari diagram benda bebas persamaan
geraknya dapat ditulis sebagai :
m x + cx + kx = F ( t ) ...........................................................( 13 )
Solusi persamaan diatas ada dua macam F(t) = 0, maka diperoleh
persamaan diferensial homogen yang solusinya sesuai dengan getaran teredam
bebas. Dengan F(t)  0, diperoleh solusi khusus yang disebabkan karena
rangsangan tanpa tergantung pada solusi homogen. Mula – mula akan diperiksa
persamaan homogen yang memberi pengertian tentang peranan redaman. Dengan
persamaan homogen :
m x + cx + kx = 0 ..................................................................( 14 )
maka pendekatan yang biasa adalah memisalkan solusi dengan betuk
x = est.........................................................................................( 15 )

Gambar. 2
Sistem pegas massa – redaman dan diagram benda bebas

Dengan s adalah konstanta. Dengan mensubtitusikan kedalam persamaan


diferensial, diperoleh :
( ms 2  cs  k )e st  0

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 7


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

yang dipenuhi untuk semua nilai t, bila :


c K
s2  s   0 .............................…......................................(16 )
m m
Persamaan ( 16 ), Yang dikenal sebagai persamaan karakteristik,
mempunyai dua akar
2
c  c  k
s1, 2       ......................................................( 17 )
2m  2 m  m

Jadi solusi umum persamaan gerak diberikan oleh persamaan


X  Ae S 1t  Be S 2t .....................................................................( 18 )
Dengan A dan B adalah konstanta yang harus dihitung dari kondisi awal
x(0) dan x(0).
Persamaan ( 17 ) yang disubtitusikan kedalam persamaan ( 18 )
menghasilkan :
x  e ( c / 2 m ) t 
 Ae
( c / 2 m ) 2  k / mt
 Be ( c / 2 m ) 2  k / mt 
 .........................( 19 )
 

Suku pertama e  ( c / 2 m ) t adalah fungsi waktu yang meluruh (decaying)


secara eksponensial. Tetapi sifat suku – suku didalam kurung tergantung pada
nilai numeric dibawah akar yaitu apakah positif , nol atau negatif.
Bila suku redaman ( c/2m)² lebih besar dari k/m, maka eksponen pada
persamaan diatas merupakan bilangan rill dan getaran tidak mungkin. Keadaan ini
disebut teredam ( overdamped ).
Bila suku redaman ( c/2m)² kurang dari k/m, maka eksponen menjadi

bilangan khayal,  i k / m  ( c / 2 m) 2 t . Karena


2 2
k / m ( c / 2 m )2 t k  c  k  c 
e  cos   t  i sin   t
m  2m  m  2m 

maka suku – suku persamaan ( 19 ) dalam kurung adalah berisolasi. Keadaan ini
disebut kurang teredam ( underdamped ).
Sebagai batas gerak berisolasi dan gerak tanpa berisolasi didefinisikan
redaman kritis sebagai nilai c yang mereduksi nilai dibawah tanda akar (radikal)
menjadi nol.

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 8


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap tiga keadaan itu dengan lebih


teliti, dengan menggunakan besaran – besaran yang dipakai dalam praktek dan
dimulai dari redaman kritis.
Redaman kritis, untuk redaman C c , radikal dalam persamaan ( 19 )
adalah :
2
 Cc  k
     n2 atauC 2  2m km  2m n ............................( 20 )
 2m  m

Nilai suatu redaman biasanya dinyatakan dalam redaman kritis oleh rasio
nondimensional
C
  ......................................................................................( 21 )
Cc

yang disebut rasio redaman, dengan mengingat bahwa,


C C
  c  n
2m 2m
akar persamaan ( 17 ), dinyatakan dalam  sehingga persamaan ( 17 ) menjadi :
 
s1, 2      2  1  n ............................................................( 22 )

dan ketiga keadaan redaman yang dibahas diatas sekarang tergantung pada apakah
 lebih besar dari, kurang dari, atau sama dengan satu.
Gambar ( 3 ) menunjukkan persamaan ( 22 ) yang digambar pada bidang
kompleks dengan  sepanjang sumbu harizontal. Bila  = 0, persamaan ( 22 )
menjadi s1, 2 /ωn = ± I sehingga akar pada sumbu khayal menunjukka keadaan
tanpa redaman. Untuk 0 ≤ ξ ≤ 1, persamaan (22) ditulis kembali menjadi :

s1, 2
   i 1 2
n

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 9


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Gambar. 3
Pertambahan nilai 

Jadi akar – akar s1 dan s 2 adalah titik – titik yang kompleks konjugasi
pada busur lingkaran yang konvergen dititik s1,2 / ωn = - 1,0 pada gambar 3. Bila
 bertambah sebelum satu maka akar – akar terpisah sepanjang sumbu horizontal

dan tetap merupakan bilangan nyata/rill. Dengan mengingat diagram ini, solusi
yang diberikan oleh persamaan ( 2 ) akan diperiksa.
Gerak berisolasi ξ < 1,0 keadaan kurang teredam. Dengan mensubtitusikan
persamaan ( 22 ) keadaaan ( 18 ), solusi umum menjadi :
e n t  
i 1 2 n t  i 1 2 n t
x =  Ae  Be  .........................................( 23 )
 

Persamaan diatas juga dapat ditulis menjadi seperti salah satu dari bentuk
berikut :
 
x = X c t sin 1   2 n t   .................................................( 24 )
n


= e  t C1 sin 1   2 n t  C 2 cos 1   2 n t ....................( 25 )
n

dengan konstanta – konstanta X , φ , atau C1 , C 2 ditentukan dari kondisi awal.
Dengan kondisi awal x ( 0 ) dan x ( 0 ), dapat ditunjukkan bahwa
persamaan ( 25 ) menjadi :
 
 nt  x(0)   n x (0) 
x c  sin 1    n t  x(0) cos 1    n t  ...( 26 )
2

n 1   2

 
Persamaan ini menunjukkan bahwa frekuensi getaran teredam adalah sama
dengan :

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 10


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

2
d    n 1   2 .............................................................( 27 )
d

Gambar 4.
Getaran teredam  < 1,0

Gerak teredam kritis ξ = 1,0. Untuk ξ = 1, diperoleh akar ganda s1 =


s 2 = ωn , dan kedua suku persamaan ( 18 ) bergabung hingga membentuk suku

tunggal
 n t
x  ( A  B )e   n t  C e ..........................................................( 28 )

yang kurang dalam jumlah konstanta yang dibutuhkan untuk memenuhiu kondisi
awal x ( 0 ) dan x (0) dapat dicari dari persamaan (26) dengan mengambil   1.

x  e nt   x(0)   n x(0)t  x(0) ..............................................( 29 )


Gambar 5 menunjukkan tiga jenis respons dengan simpangan awal x (0).
Bagian – bagian yang bergerak pada banyak meter dan instrumen adalah teredam
untuk mencegah penyimpangan yang melampaui batas osilasi.

Gambar 5.
Gerak teredam kritis  = 1,0
1.2.3. Penurunan logaritmik

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 11


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Salah satu cara untuk menentukan jumlah redaman yang ada dalam system
dengan cara mengukur laju peluruhan osilasi bebas. Makin besar redamannya,
makin besar laju peluruhannya.
Suatu getaran teredam yang dinyatakan oleh persamaan (24) yaitu :


x  Xe n t sin 1   2  n t   
yang ditunjukkan secara grafik pada gambar ( 6 ) disini dengan menggunakan
istilah pengurangan logaritmik ( logaritmic decrement ) yang didefinisikan
sebagai logaritma natural dan rasio dua amplitudo yang berurutan. Jadi
pengurangan logaritmik menjadi :

x1 e nt1 sin 1   2nt1  


  ln ln n.(t  .d )
 
 
.........( 25 )
x2 e 1
sin 1  n (t1  d )  
dan nilai –nilai dari sinusnya adalah sama, bila waktu ditambah dengan periode
redaman  d, mak hubungan diatas menjadi :

e .nt1
  ln  .n ( t1  .d )
 ln e  .n .d  .n .d ...............................( 26 )
e

Gambar.6
Laju peluruhan osilasi yang diukur dengan pengurangan logaritmik

dengan mensubtitusikan periode redaman  d = 2 / n 1  2 , maka


pengurangan logaritmik diatas menjadi :

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 12


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

2
 .................................................................................( 27 )
1 2

yang merupakan persamaan yang eksak bila  kecil, 1 2  1 , dan diperoleh
persamaan pendekatan :
  2

Gambar dibawah ini menunjukkan diagram nilai – nilai  yang eksak maupun
pendekatannya sebagai fungsi 

Gambar 7.
Pengurangan logaritmik sebagai fungsi 

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 13


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

1.3. Langkah Percobaan


Percobaan kekakuan pegas:
Pasang pegas pada tempatnya
Ukur dan catat panjang pegas mula – mula tanpa pembebanan
Pasang beban F (buah timbangan) pada pegas, untuk harga beban N: 10 N; 12,5 N;
15 N; 17,5 N; 20 N (ambil harga g = 10 m/s2)
Catat perpindahan (displacement) pegas pada tiap perubahan beban
Percobaan redaman:
1. Siapkan peralatan, pasang ball point & kertas grafik pada tempatnya
2. Pasang beban F (buah timbangan) pada pegas untuk harga beban N; 1 kg, 1,25
kg, 1,5 kg, 1,75 kg dan 2 kg (sambil harga g = 10 m/s2)
3. Catat perpindahan (displacement) pegas pada tiap perubahan beban.
4. Pasang pegas dan redaman dengan fluida pelumas mesran MS-40 pada
tempatnya dan ukur posisi masing – masing lc = 0,2 m dan lk = 0,6 m
5. Hidupkan motor pemutar kertas grafik.
6. Berikan simpangan pada ujung poros sebesar X = 30 mm kemudian lepaskan
7. Ukur X1 dan X2 dari grafik yang diperoleh
8. Lakukan langkah 4 dengan merubah lc = 0,4 m
9. Lakukan langkah 5,6, dan 7
10. Lakukan langkah 4 dengan merubah lc = 0,6 m
11. Lakukan langkah 5,6, dan 7
12. Pasang pegas dan redaman dengan fluida pelumas mesran minyak tanah pada
tempatnya dan ukur posisi masing – masing lc = 0,6 dan lk = 0,4
13. Hidupkan motor pemutar kertas grafik.
14. Berikan simpangan pada ujung poros sebesar X = 30 mm kemudian lepaskan
15. Ukur X1 dan X2 dari grafik yang diperoleh
16. Lakukan langkah 12 dengan merubah lk = 0,6 dengan lc tetap
17. Lakukan langkah 14 s/d 15
18. Lakukan langkah 12 dengan merubah lk = 0,8 dengan lc tetap
19. Lakukan langkah 13 s/d 15

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 14


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

20. Pasang pegas dan redaman dengan fluida minyak tanah pada tempatnya dan
ukur posisi masing – masing dengan lc = 0,6 m dan lk 0,6 m

1.4. Kontruksi Alat Uji

Gambar 8. Alat uji praktikum

1.5. Gambar sederhana alat percobaan.

Pegas
Redaman c k

lc

lk

Gambar 9. Skema alat uji praktikum

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 15


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

BAB II
ANALISA DATA HASIL PRAKTIKUM

2.1. Menghitung harga K ( Konstanta pegas 1 ) D 1 = 1,8 mm M= 0,55 Kg, L=


102Cm= 1,02m

Gaya F l0 l1 x = l1-l0 F
k 
No. x
(N) (m) (m) (m) (N/m)
1. 10 0,147 0,156 0,009 1111,1
2. 12,5 0,147 0,16 0,013 961,5
3. 15 0,147 0,161 0,014 1071,4
4. 17,5 0,147 0,163 0,016 1093,7
5. 20 0,147 0,165 0,018 1111,1
Rata Rata 1069,7
N
K = Σ KI Ki / N = 1069,7 N/m
i=1

dimana N = jumlah pengamatan = 5x

2.2. Tabel data dan hasil pengamatan redaman ( damping ) Pegas 1


No Fluida Lc Lk X1 X2  = ln = n = C = 2m. K
peredam (m) (m) (m) (m) n.  (N/m)
 X1   3k .Lk
SAE   4 2 m.L
X2 

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 16


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 s 
( I /dt )  N. 
 m

1 SAE 40 0,2 0,6 0,024 0,012 1069,7


2 SAE 40 0,4 0,6 0.016 0,003 1069,7
3 SAE 40 0,6 0,6 0,022 0 1069,7
1 SAE 40 0,6 0,2 0,015 0 1069,7

2 SAE 40 0,6 0,4 0,018 0 1069,7


1069,7
1 MT 0,2 0,6 0,024 0,016

1069,7
2 MT 0,4 0,6 0,019 0,008

1069,7
3 MT 0,6 0,6 0,021 0,004

1 MT 0,6 0,2 0,027 0 1069,7


1069,7
2 MT 0,6 0,4 0,025 0

2.3. Menghitung harga C ( koefisien peredaman )untuk tiap – tiap fluida redaman
a ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,2 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,2 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,024 m
X 2 = 0,012 m
L =1,02 m 0
m = 0,55 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X1
 δ = ln X
2

= ln 0.024
0,012
= 0,6

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 17


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

δ
 ξ=
4π 2

0,6
= ( 4).(3,14) 2

= 0,1

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1069,7).(0,6)
= (0,55).(0,147)

= 154,3

C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,55 ).( 154,3 ).( 0,1 )
= 16,9 N.s/m
 K = 1069,7 N/m

b ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,4 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,4 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,016 m
X 2 = 0,003 m
L = 1,02 m
m = 0,55 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X1
 δ = ln X
2

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 18


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 0,016 
= ln  
 0,003 

= 1,6
δ
ξ=
4π 2

1,6
= ( 4).(3,14) 2

= 0,2

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1069,7).(0,6)
= (0,55).(0,147)

= 154,3

C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,55 ).( 154,3).( 0,2)
= 33,9 N.s/m
 K = 1069,7 N/m

c ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,6 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,022 m
X2 =0m
L = 1,02
m = 0,55 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 19


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

X1
 δ = ln X
2

 0,022 
= ln 
 0 

= tak terhingga
δ
 ξ=
4π 2

1,5
= ( 4).(3,14) 2

1,5
= 39,43

= 0,19
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1199 ,3).(0,6)
= (1,25).(1)

2158,7
= 1,25

= 41,6 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 41,6 ).( 0,19 )
= 19,76 N.s/m
 K = 1199,3 N/m

d ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,6 ; Lk = 0,2


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,2 m
X 1 = 0.027 m

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 20


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

X2 =0m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,027 
= ln 
 0 

=0
δ
 ξ=
4π 2

0
= ( 4).(3,14) 2

0
= 39,43

=0
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1199 ,3).(0,2)
= (1,25).(1)

719,58
= 1,25

= 24 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 24 ).( 0 )
= 0 N.s/m
 K = 1199,3 N/m

e ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,6 ; Lk = 0,4


Data :

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 21


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Lc = 0,6 m
Lk = 0,4 m
X 1 = 0,031 m
X 2 = 0,005 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,031 
= ln  
 0,005 

= 1,82

 ξ=
4 2

1,82
= ( 4).(3,14) 2

1,82
= 39,43

= 0,21
3k .Lk
ωn = m.L0

3.(1199,3).(0,4)
= (1,25).(1)

1439,16
= 1,25

= 33,93 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 33,93).( 0,21 )
= 17,81 N.s/m
 K = 1199,3 N/m

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 22


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

f ) Fluida peredam MT Lc =0,2 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,2 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,019 m
X 2 = 0,018 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,019 
= ln  
 0,018 

= 0,05

 ξ=
4 2

0,05
= ( 4).(3,14) 2

0,05
= 39,43

= 0,03
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1199 ,3).(0,6)
= (1,25).(1)

2158,7
= 1,25

= 41,6 dt
C = 2m.ωn.ξ

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 23


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

= ( 2 ).( 1,25 ).( 41,6).( 0,03)


= 3,85 N.s/m

 K = 1199,3 N/m
g ) Fluida peredam MT Lc =0,4 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,4 m
Lk = 0,6 m
X ı = 0,023 m
X 2 = 0,013 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,023 
= ln  
 0,013 

= 0,57

 ξ=
4 2

0,57
= ( 4).(3,14) 2

0,57
= 39,43

= 0,12
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1199 ,3).(0,6)
= (1,25).(1)

2158,7
= 1,25

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 24


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

= 41,6 dt

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 41,6).( 0,12)
= 12,50 N.s/m
 K = 1199,3 N/m
h) Fluida peredam MT Lc =0,6 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X ı = 0,020 m
X 2 = 0,007 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,020 
= ln  
 0,007 

= 1,04

 ξ=
4 2

1,04
= ( 4).(3,14) 2

1,04
= 39,43

= 0,16
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1199 ,3).(0,6)
= (1,25).(1)

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 25


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

2158,7
= 1,25

= 41,6 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 41,6).( 0,16)
= 16,96 N.s/m
 K = 1199,3 N/m
i. Fluida peredam MT Lc =0,6 ; Lk = 0,2
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,2 m
X ı = 0,030 m
X2 =0m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,03 
= ln  
 0 
=0
δ
 ξ=
4π 2

0
= ( 4).(3,14) 2

0
= 39,43

=0
3k .Lk
 ωn = m.L0

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 26


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

3.(1199 ,3).(0,2)
= (1,25).(1)

719,58
= 1,25

= 24 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 24 ).( 0 )
= 0 N.s/m
 K = 1199,3 N/m
j) Fluida peredam MT Lc =0,6 ; Lk = 0,4
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,4 m
X ı = 0,030 m
X 2 = 0,008 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,030 
= ln  
 0,008 

= 1,32

 ξ=
4 2

1,32
= ( 4).(3,14) 2

1,32
= 39,43

= 0,18

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 27


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

3k .Lk
ωn = m.L0

3.(1199,3).(0,4)
= (1,25).(1)

1439,16
= 1,25

= 33,93 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 33,93).( 0,18 )
= 15,53 N.s/m
 K = 1199,3 N/m

2.4. Tabel data dan hasil perhitungan pengamatan redaman ( damping ) Pegas 1
n = C = 2m.
 = ln =
Fluida
Lc Lk X1 X2 n.  K
No peredam 3k .Lk
(m) (m) (m) (m)  X1   (N/m)
  m.L  s 
SAE 4 2  N. 
X2   m
( I /dt )
0,02
1 SAE 40 0,2 0,6 0,018 0,3 0,1 41,6 10,4 1199,3
5
0.01
2 SAE 40 0,4 0,6 0,009 0,7 0,1 41,6 10,4 1199,3
9
0,02
3 SAE 40 0,6 0,6 0,006 1,5 0,19 41,6 19,76 1199,3
6
0,02
1 SAE 40 0,6 0,2 0 0 0 24 0 1199,3
7
0,03
2 SAE 40 0,6 0,4 0,005 1,82 0,21 33,93 17,81 1199,3
1
0,01
1 MT 0,2 0,6 0,018 0,05 0,03 41,6 3,85 1199,3
9
0,02
2 MT 0,4 0,6 0,013 0,57 0,12 41,6 12,50 1199,3
3

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 28


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

0,02
3 MT 0,6 0,6 0,007 1,04 0,16 41,6 16,96 1199,3
0
0,00
1 MT 0,6 0,2 0 0 0 24 0 1199,3
3
0,03
2 MT 0,6 0,4 0,008 1,32 0,18 33,93 15,53 1199,3
0

2.5. Menghitung harga K ( Konstanta pegas 2 ) D 2 = 2,2 mm, M= 1,25 Kg, L= 1Cm=
1m
No. Gaya F l0 l1 x = l1-l0 F
k 
x
(N) (m) (m) (m)
(N/m)
1. 10 0,151 0,159 0,008 1250
2. 12,5 0,151 0,16 0,009 1388,8
3. 15 0,151 0,164 0,013 1153,8
4. 17,5 0,151 0,165 0,014 1250,8
5. 20 0,151 0,167 0,016 1250
Rata - rata 1258,5

/ N = 722,47 N/m
N
K = Σ KI
Ki
i=1

dimana N = jumlah pengamatan = 5x


2.6. Tabel data dan hasil pengamatan redaman ( damping ) Pegas 2
No Fluida Lc Lk X1 X2  = ln = n = C = 2m. K
peredam (m) (m) (m) (m) n.  (N/m)
 X1   3k .Lk
SAE   4 2 m.L
X2 

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 29


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 s 
( I /dt )  N. 
 m

1 SAE 40 0,2 0,6 0,022 0,013 722,47


2 SAE 40 0,4 0,6 0,018 0,009 722,47
3 SAE 40 0,6 0,6 0,018 0,005 722,47
1 SAE 40 0,6 0,2 0,038 0 722,47
2 SAE 40 0,6 0,4 0,032 0,004 722,47

1 MT 0,2 0,6 0,019 0,016 722,47

2 MT 0,4 0,6 0,018 0,008 722,47

3 MT 0,6 0,6 0,022 0,008 722,47

1 MT 0,6 0,2 0,030 0 722,47

2 MT 0,6 0,4 0,033 0.009 722,47

2.7. Menghitung harga C ( koefisien peredaman )untuk tiap – tiap fluida redaman
a ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,2 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,2 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,022 m
X 2 = 0,013 m
L = 100 cm = 1m 0
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X1
 δ = ln X
2

= ln 0.022
0,013
=0,52

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 30


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

δ
 ξ=
4π 2

0,52
= ( 4).(3,14) 2

0,52
= 39,43

= 0,11
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,6)
= (1,25).(1)

1300,45
= 1,25

= 32,25 dt
C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 32,25 ).( 0,11 )
= 8,87 N.s/m
 K = 722,47 N/m
b ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,4 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,4 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,018 m
X 2 = 0,009 m
L = 100 cm = 1m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X1
 δ = ln X
2

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 31


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 0,018 
= ln  
 0,009 

= 0,69
δ
ξ=
4π 2

0,69
= ( 4).(3,14) 2

0,69
= 39,43

= 0,13
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,6)
= (1,25).(1)

1300,45
= 1,25

= 32,25 dt
C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 32,25 ).( 0,13 )
= 10,68 N.s/m
 K = 722,47 N/m
c ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,6 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,018 m
X 2 = 0,005 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 32


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

X1
 δ = ln X
2

 0,018 
= ln  
 0,005 

= 1,28
δ
 ξ=
4π 2

1,28
= ( 4).(3,14) 2

1,28
= 39,43

= 0,18
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,6)
= (1,25).(1)

1300,45
= 1,25

= 32,25 dt
C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 32,25 ).( 0,18 )
= 14,53 N.s/m
 K = 722,47 N/m

d ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,6 ; Lk = 0,2


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,2 m
X 1 = 0.038 m
X2 =0m

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 33


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,038 
= ln 
 0 

=0
δ
 ξ=
4π 2

0
= ( 4).(3,14) 2

0
= 39,43

=0
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,2)
= (1,25).(1)

433,48
= 1,25

= 18,62 dt
 C = 2m .ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 18,62).( 0 )
= 0 N.s/m
 K = 722,47 N/m

e ) Fluida peredam SAE 40 Lc =0,6 ; Lk = 0,4


Data :
Lc = 0,6 m

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 34


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Lk = 0,4 m
X 1 = 0,032 m
X 2 = 0,004 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,032 
= ln  
 0,004 

= 2,07

 ξ=
4 2

2,07
= ( 4).(3,14) 2

2,07
= 39,43

= 0,22
3k .Lk
ωn = m.L0

3.(722,47).(0,4)
= (1,25).(1)

866,96
= 1,25

= 26,33 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 26,33).( 0,22 )
=14,48 N.s/m
 K = 722,47 N/m

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 35


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

f ) Fluida peredam MT Lc =0,2 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,2 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 0,019 m
X 2 = 0,016 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,019 
= ln  
 0,016 

= 0,17

 ξ=
4 2

0,17
= ( 4).(3,14) 2

0,17
= 39,43

= 0,06
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,6)
= (1,25).(1)

1300,45
= 1,25

= 32,25 dt
C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 32,25 ).( 0,06 )

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 36


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

= 5,32 N.s/m
 K = 722,47 N/m
g ) Fluida peredam MT Lc =0,4 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,4 m
Lk = 0,6 m
X ı = 0,018 m
X 2 = 0,008 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,018 
= ln  
 0,008 

= 0,81

 ξ=
4 2

0,81
= ( 4).(3,14) 2

0,81
= 39,43

= 0,14
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,6)
= (1,25).(1)

1300,45
= 1,25

= 32,25 dt
C = 2m.ωn.ξ
Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 37
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

= ( 2 ).( 1,25 ).( 32,25 ).( 0,14 )


= 11,28 N.s/m
 K = 722,47 N/m

h) Fluida peredam MT Lc =0,6 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X ı = 0,022 m
X 2 = 0,008 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,022 
= ln  
 0,008 

= 1,01

 ξ=
4 2

1,01
= ( 4).(3,14) 2

1,01
= 39,43

= 0,16
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(722,47).(0,6)
= (1,25).(1)

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 38


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

1300,45
= 1,25

= 32,25 dt
C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 32,25 ).( 0,16 )
= 12,91 N.s/m
 K = 722,47 N/m
i) Fluida peredam MT Lc =0,6 ; Lk = 0,2
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,2 m
X ı = 0,03 m
X2 =0m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,03 
= ln  
 0 
=0

 ξ=
4 2

0
= ( 4).(3,14) 2

0
= 39,43

=0
3k .Lk
 ωn = m.L0

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 39


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

3.(722,47).(0,2)
= (1,25).(1)

433,48
= 1,25

= 18,62 dt
 C = 2m .ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 18,62).( 0 )
= 0 N.s/m
 K = 722,47 N/m

j) Fluida peredam MT Lc =0,6 ; Lk = 0,4


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,4 m
X ı = 0,033 m
X 2 = 0,009 m
L = 100 cm = 1 m
m = 1,25 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran yaitu 5
mm dari tepi kertas )
X 
 δ = ln  X 1 
 2
 0,033 
= ln  
 0,009 

= 1,29

 ξ=
4 2

1,29
= ( 4).(3,14) 2

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 40


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

1,29
= 39,43

= 0,18
3k .Lk
ωn = m.L0

3.(722,47).(0,4)
= (1,25).(1)

866,96
= 1,25

= 26,33 dt
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 1,25 ).( 26,33).( 0,18 )
=11,94N.s/m
 K = 722,47 N/

2.8. Tabel data dan hasil perhitungan pengamatan redaman ( damping ) Pegas 2
n = C = 2m.
 = ln =
Fluida
Lc Lk X1 X2 n.  K
No peredam 3k .Lk
(m) (m) (m) (m)  X1   (N/m)
  m.L  s 
SAE 4 2  N. 
X2   m 
( I /dt )
1 SAE 40 0,2 0,6 0,022 0,013 0,52 0,11 32,25 8,87 722,47
2 SAE 40 0,4 0,6 0,018 0,009 0,69 0,13 32,25 10,68 722,47
3 SAE 40 0,6 0,6 0,018 0,005 1,28 0,18 32,25 14,53 722,47
1 SAE 40 0,6 0,2 0,038 0 0 0 18,62 0 722,47
2 SAE 40 0,6 0,4 0,032 0,004 2,07 0,22 26,33 14,48 722,47

1 MT 0,2 0,6 0,019 0,016 0,17 0,06 32,25 5,32 722,47

2 MT 0,4 0,6 0,018 0,008 0,81 0,14 32,25 11,28 722,47

3 MT 0,6 0,6 0,022 0,008 1,01 0,16 32,25 12,91 722,47

1 MT 0,6 0,2 0,030 0 0 0 18,62 0 722,47

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 41


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

2 MT 0,6 0,4 0,033 0.009 1,29 0,18 26,33 11,94 722,47

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 42


Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum ini adalah:


1. Viskositas fluida mempengaruhi harga redaman C. Makin besar harga viskositas
maka harga redaman akan semakin besar atau dengan kata lain semakin baik efek
redamannya.
2. Variasi posisi pegas dan redaman sangat mempengaruhi perilaku sistem (respon).
Untuk posisi yang berbeda akan menghasilkan harga redaman yang berbeda.

Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 43

Anda mungkin juga menyukai