13.11
MECHANICAL ENGINEERING
No comments
2. Dikuas
3. Dicelup
Jika kita akan menggunakan teknik semprot sebaiknya jarak penyemprotan adalah
25 30 cm dari benda kerja. Lamanya waktu penetrasi harus sesuai dengan tabel
T-672
Aplikasi developer
Evaluasi
Crack bisa teridentifikasi dari perbedaan warna, biasanya warna merah akan
keluar dari dalam crack ketika setelah diangkat oleh developer. Bentuk crack yang
biasanya memanjang. Jika penerangan selama pengetesan kurang memadai maka
hal tersebut bisa menyebabkan indikasi crack tidak terbaca, tingkat keterangan
cahaya minimal adalah 100 fc. Apabila ada permukaan yang tidak sempurna dari
machining dan permukaan benda kerja yang kurang bersih bisa menimbulkan
indikasi palsu, pengalaman dan ketelitian sangat dibutuhkan dalam pengetesan ini
Ket :
A > Pada gambar A terlihat bahwa material yang sudah dibersihkan disemprot
secara merata dengan penetran dipermukaan materian tersebut, biarkan penetran
masuk kedalam celah material biarkan selama 5 -10 menit (Dwell Time).
B > Setelah itu bersihkan penetran dengan kain, namun semprotkan terlebih
dahulu cleaner pada kain agar penetran yang menempel pada permukaan lebih
bersih. Jadi penetran yang tersisa hanya pada celah apabila terdapat retak.
C > Kemudian setelah itu semprotkan developer pada permukaan material
tersebut dan diamkan beberapa saat.
D > Apabila terdapat indikasi keretakan maka cairan penetran yang yang masuk
kedalam celah tersebut akan terlihat dikarenakan daya kapilaritas, dalam hal ini
berat jenis developer lebih ringan dari pada penetran jadi cairan developer akan
mengisi pada celah tersebut sedangkan cairan penetran akan naik keatas
permukaan.
PROSEDUR ASME V
ARTICLE 6
- T-621 Written Procedure Requirements Table T-621
- T-642 Surface Preparation / Cleaning
- T-643 Drying after Cleaning
- T-671 Penetrant Application T-672 Dwell Time Table T-672
- T-673 Excess Penetrant Removal
- T-674 Drying after Excess Penetrant Removal
- T-675 Developing
- T-676 Interpretation
- T-680 Evaluation
- T-690 Documentation
- T-652 Technique Standard Temperature
- T-653 - Technique Standard Temperature
- T-654 Restriction
Kelebihan
- Pengoperasiannya mudah
- Metode terbaik untuk surface breaking cracks di non-ferrous metals.
- Quantative.
Kekurangan
- Terbatas hanya untuk cacat permukaan terbuka.
- Kurang sensitivity
NOTE :
Tingkat kebersihan dari permukaan benda kerja berpengaruh terhadap daya desak
penetrant. Untuk permukaan yang kasar seperti pada casting bisa terlebih dahulu
digerinda agar rata. Area permukaan benda kerja kurang lebih sejauh 25.4 mm
dari tempat pengetesan harus bebas dari semua kotoran, grease, sisa benang kain,
scale, welding flux, spatter las, cat, oli, dan bahan-bahan lain yang dapat
mempengaruhi indikasi adanya crack
http://khairulamriengineering.blogspot.co.id/2012/01/penetran-test.html
Bersihkan
permukaan
material
Permukaan uji dibersihkan terlebih dahulu agar kotoran, cat, minyak, atau
gemuk tidak menimbulkan indikasi yang tidak relevan atau palsu.
Metode
kering,
dan
bebas
dari
kontaminasi.
Penetran test ini kemudian diterapkan pada permukaan material bahan yang
diuji. Penetran sebaiknya diberikan "waktu tunggu" untuk meresap ke dalam
setiap kemungkinan-kemungkinan cacat yang ada (biasanya 5 sampai 30 menit).
Waktu tunggu terutama tergantung pada penetran yang digunakan, bahan yang
diuji dan ukuran kekurangan dicari. Seperti yang diharapkan, kekurangan kecil
membutuhkan waktu lebih lama dalam penetrasinya. Karena sifat yang tidak
kompatibel mereka harus berhati-hati untuk tidak menerapkan pelarut berbasis
penetran ke permukaan yang akan diperiksa dengan penetran yang telah dicuci.
3.
Bersihkan
Sisa-sisa
penetran
kemudian
sisa
dihapus
penetrant:
dari
permukaan.
Metode
penghapusan dikendalikan oleh jenis penetran digunakan. Air-dicuci, pelarutremovable, lipofilik pasca-diemulsikan, atau hidrofilik pasca-diemulsikan adalah
kering,
sampel
harus
dikeringkan
sebelum
aplikasi,
sedangkan
pengembang larut dan suspendable diterapkan dengan bagian masih basah dari
langkah sebelumnya. NAWD tersedia secara komersial dalam kaleng semprot
aerosol, dan dapat menggunakan aseton , alkohol isopropil , atau propelan yang
merupakan kombinasi dari dua. Pengembang harus membentuk semi-transparan,
bahkan lapisan pada permukaan.
luas, selain untuk memeriksa sambungan las dan surface pada benda kerja, metode
uji penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi kerusakan retakan yang terjadi pada
komponen mesin seperti crank shaft, roda gigi, dll.
II. DASAR TEORI
Pengujian ini mempergunakan sifat kapiler benda cair yang dipergunakan
adalah cairan tidak kental dan mempunyai tegangan permukaan kecil, yang
biasanya berwarna sebagai penetrant. Material uji dicelup atau disemprot dengan
cairan ini, karena sifat kapilernya , maka cairan masuk kedalam retakan, celah
atau pori-pori pada perukaan material uji tersebut sampai ke bagian yang paling
dalam.
Setelah permukaan dibersihkan dipakai detektor untuk menyerap
penetran , sehingga terlihat bekas yang jelas pada retakan, celah atu pori-pori.
Pemeriksaan dengan penetran ini dilakukanunuk cacat permukaan ( caca
retak) dan dapat digunakan untuk material metal atau non metal (keramik dan
plastik). Sedangkan untuk cacat yang tidak sampai kepermukaan cara ini tidak
dapat dipakai :
1. Benda yang diperiksa permukaannya harus bersih terhadap segala macam kotoran,
minyak, olie, parafin dan lain sebagainya. Dimana kotoran-kotoran tersebut akan
menutupi cacat yang diperiksa
2. Benda yang diperiksa harus dalam keadaan kering dan tidak keropos(porous)
3. Jika permukaan benda dicat, maka hilangkan cat tersebut dengan kertas gosok.
Sebagai bahan pembersih untuk membersihkan benda yang akan diperiksa
dapatdigunakan minyak bensin, acctone atau bahan kimia lain yang bersifat
serupa denganbahan pebersih diatas. Sedangkan bahan pembersih kedua yang
fungsinya untuk membersihkan penetran yang menempel pada benda yang
diperiksa adalah cairan pembersih (cleaner) dan biasanya dijual bersama satu set
dengan penetran dan developer, tetapi dapat juga dipakai air hangat, minya bensin
atau acetone atau cairan lain yang murah harganya. Tidak merusak benda yang
diperiksa ( menyebabkan karat) dan tidak beracun.
1.
III.
IV.
1.
2.
3.
V.
2.
VI.
KRITERIA PENERIMAAN
Indikasi linear relevant
Indikasi rounded relevant yang ukurannya >3/16 Inchi (5mm)
4 atau harus lebih indikasi rounded relevanyang jaraknya kurang dari 1/16 Inchi
(1.5mm)
Dimana:
1. Indikasi linear relevan adalah indikasi
ALAT DAN BAHAN
1. Spesimen uji atau benda uji
Cairan penetran ada yang bewarna (merah 0 atau berpendar (fluerseent ) pada
cahaya lampu ulra violet
3. Cleaner (pembersih)
4. Developer, berbentuk serbuk atau cairan.
ANALISA DATA
Setelah melakukan test uji penetrant, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan test uji penetrant. Diantaranya adalah prosedur
pelaksanaan dan accepted criteria (kriteria penerimaan)
VIII.
IX.
KESIMPULAN
Dari hasil penetran test terhadap material tipe SA -36, Kami tarik
kesimpulan bahwa uji penetran test hanya bisa mendeteksi diskoninuitas
dipermukaan saja seperti crack dan porosity.
Uji penetran ini, bisa digunakan untuk menguji material yang
permukaannya tidak berpori. Teknik pengujian menggunakan penetrant test ini
meliputi 3 cara, yaitu solvent removable, water-washable dan post emulsifer yang
mana kita bisa memilih metode itu berdasarkan keperluan bagian-bagian mana
saja yang perlu diuji.
DAFTAR PUSTAKA
ASME V / Artikel 6 tentang uji penetrant.
M.Munir, Moh, dan Moh horiq. 2000. Modul Praktek Uji Bahan.
a)
f)
Interpretasi cacat
Interpretasi cacat yang timbul harus dilakukan sesegera mungkin setelah
terlihat adanya indikasi pada zat pengembang. Untuk mendapatkan hasil
interpretasi yang baik pada pemeriksaan dengan metode penetran cair jenis
fluorescent harus dilakukan pda ruangan yang gelap dengan bantuan lampu
ultraviolet (black light).
Penetrant Test
adalah dengan timbulnya bercak-bercak merah (liquid penetrant) yang keluar dari
dalam diskontinyuitas
Diskontinyuitas yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah
diskontinyuitas yang bersifat terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada
Gambar 4.1. Deteksi diskontinyuitas dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran,
bentuk arah diskontinyuitas, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid
penetrant dapat meresap kedalam celah diskontinyuitas yang sangat kecil.
Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi kedalaman dari diskontinyuitas.
Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface
cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan bahan, dll. Penggunaan uji liquid
penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja tetapi juga pada
ceramics, plastic, gelas, dan benda-benda hasil powder metalurgi.
Liquid penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila disinar UV Fluorescent
penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap
cahaya ultra violet yang lemah pada ruangan yang gelap.
Evaluasi Indikasi
Indikasi akan dinyatakan oleh retensi penetrant partikel. Semua
indikasi seperti itu tidak selalu sempurna, tetapi bila permukaan yang kasar sangat
banyak, penetrant akan merembes ke HAZ, dll. Hal tersebut dapat menghasilkan
indikasi yang serupa. Indikasi yang tidak sempurna mungkin akan menjadi lebih
besar. Namun ukuran indikasi merupakan dasar untuk penerimaan evaluasi. Hanya
indikasi yang memiliki dimensi yang lebih besar dari 1/16 inchi akan dianggap
relevan. Indikasi apapun yang di pertanyakan atau meragukan akan dikaji ulang
untuk menentukan apakah relevan atau tidak relevan.
Standart penerimaan
Dalam pengujian penetrant dapat dinyatakan bahwa material tersebut dapat
diterima apabila permukaannya bebas dari :
1. Relevant linier indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier dan akan direject apabila pada cacat
tersebut memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya dan yang besarnya lebih dari
1
/16 in. (1,6 mm).
tidak ada kemungkinan penetrant terbasuh oleh air. Penetrant jenis ini
dilarutkan dalam oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat
penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier dibiarkan pada permukaan
benda kerja, harus dibatasi waktunya agar penetrant yang berada di dalam
keretakan tidak menjadi water washable agar tidak ikut terbasuh
7. The Solvent Removeable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah yang sempit pada
permukaan benda kerja yang penyelidikannya dilakukan di lapangan.
Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan benda kerja ini
dari lapangan ke tempat penyelidikan adalah relatif mahal. Untuk situasi
seperti ini solvent removable system digunakan pada saat pembersihan
pendahuluan (pracianing) dan pembasuhan penetrant. Proses seperti ini
sesuai dan sangat luas digunakan untuk inspeksi lapangan. Penetrant jenis
ini larut dalam oli. Pembersihan pelarut secara optimum dapat dicapai
dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari penetrant dengan lap
yang dibasuhi solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain
kering. Penetrant dapat pula dibasuh dengan cara membanjiri permukaan
benda kerja dengan solvent. Cara ini diterapkan pada benda kerja yang
besar. Tetapi pelaksanaannya harus berada dalam keretakan tidak ikut
tebasuh. Proses seperti ini biasanya dilakukan untuk aplikasi yang khusus,
karena prosesnya memakan tenaga yang relatif banyak dan tidak praktis
untuk diterapkan sebagai inspeksi pada hasil produksi. Proses ini
merupakan proses liquid penetrant inspection yang paling sensitive bila
dilakukan dengan cara yang baik.
F Kalsifikasi liquid penetrant berdasarkan pengamatannya
Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu :
1) Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan
pada penampilannya yang kontras terhadap latar belakang warna
developernya. Proses ini tidak membutuhkan cahaya ultraviolet, tetapi
membutuhkan cahaya putih yang cukup untuk pengamatan. Walaupun
sensitivitas penetrant jenis ini tidak setinggi jenis fluorecent, tetapi cukup
memadai untuk berbagai kegunaan.
8. 2) Fluorecent Penetrant
Liquid penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat berkilau bila
disensitivitas. Fluorecent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk
menampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet yang lemah pada ruangan
gelap. Ada tiga tingkatan sensitivitas, yaitu :
a. Sensitivtas normal (cahaya normal)
b. Sensitivitas tinggi (cahaya gelap)