2 (2022) 75-82
JURNAL APTEK
p-ISSN 2085-2630
Artikel Ilmiah Aplikasi Teknologi e-ISSN 2655-9897
homepage: http://journal.upp.ac.id/index.php/aptek
75
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
76
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
mempergunakan mesin/ peralatan sehingga lebih handal. Segala kelemahan dari segi desain
kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Dalam harus di desain ulang agar meningkatkan
usaha untuk dapat menggunakan terus mesin/ kehandalan peralatan maupun komponen.
peralatan agar kontinuitas produksi dapat
terjamin, maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan d. Maintenance prevention
dan perawatan yang meliputi : pengecekan, Jenis maintenance ini berdasarkan sistem dan
meminyaki (lubrication), perbaikan dan desain mesin yang memungkinkan komponen
penggantian komponen. mudah untuk di akses sehingga perawatan dan
perbaikan dengan mudah untuk dilakukan. Dalam
2.2. Jenis – jenis Maintenance
hal ini dari segi sistem dan desain mesin
Ada beberapa jenis maintenance yang berbeda diharapkan tidak terlalu memerlukan perawatan.
terlibat dalam TPM, yaitu; breakdown
maintenance, preventive maintenance terdiri dari 2.3. Total Productive Maintenance (TPM)
periodic maintenance dan predictive Yang pertama kali memperkenalkan dan
maintenance, corrective maintenance, serta sukses menerapkan TPM adalah Nippon Denso
maintenance prevention [1]. Co. Ltd tahun 1971 di Jepang. Melalui lembaga
Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM),
a. Breakdown maintenance
TPM berkembang pesat di Jepang dengan sistem
Biasanya tipe maintenance ini dilakukan pada
pemberian penghargaan atas penerapan TPM.
mesin-mesin yang memiliki cadangan di tempat
Kemudian berkembangan hingga ke Eropa
tersebut, atau pada mesin yang tidak terlalu
bahkan dunia sebagai program pengembangan
berpengaruh terhadap jalannya produksi.
dalam maintenance.
Perawatan dilakukan ketika mesin sudah
Tujuan dari TPM [1] adalah mengurangi
mengalami kegagalan dan diperbaiki berdasarkan
terhentinya proses produksi, kecelakaan kerja,
perintah kerja.
masalah kualitas produk, biaya produksi, dan
perawatan tak terencana. Selain itu sistem
b. Preventive maintenance
maintenance menjadi berkembang membuat
Perawatan pada mesin dilakukan saat mesin
perusahan dapat berkompetisi. Terdapat delapan
masih beroperasi untuk mencegah terjadinya
pilar dalam TPM, yang diumpamakan seperti
kegagalan. Ini dilakukan pada mesin-mesin yang
tiang pada sebuah bangunan yaitu perawatan
penting dalam produksi dan menghasilkan
terencana, focus improvement, pengembangan
kerugian tinggi bila produksi terhenti. Preventive
keahlian, perawatan mandiri, manajemen kualitas,
maintenance terbagi atas predictive maintenance
desain perawatan preventif, dokumen dan
dan periodic maintenance. Predictive
stabilisasi, dan keselamatan kerja.
maintenance melakukan prediksi perawatan yang
dibutuhkan terhadap mesin berdasarkan analisis 2.4. Overall Equipment Effectiveness (OEE)
sejarah kerusakan, pemeriksaan dan melakukan
Overall Equipment Effectiveness atau
perawatan sebelum terjadinya kegagalan seperti
disingkat dengan OEE adalah indikator baiknya
waktu sebelumnya. Sedangkan periodic
keseluruhan peralatan produksi sebagai alat untuk
maintenance melakukan perawatan berdasarkan
mengukur kinerja mesin produksi. OEE adalah
jadwal rutin yang telah ditetapkan untuk
ukuran persentase waktu setiap mesin produksi
memperpanjang umur pakai mesin.
dalam menghasilkan produk berkualitas [1].
Pengukuran Kinerja dengan OEE terdiri dari tiga
c. Corrective maintenance
komponen utama pada mesin produksi yaitu
Adalah bentuk sistem perawatan yang dilakukan
Availability (waktu kesediaan mesin),
setelah terjadinya kegagalan atau kondisi darurat
Performance (jumlah unit yang diproduksi) dan
pada mesin. Pengembangan dilakukan terhadap
Quality (mutu yang dihasilkan). Hasil perhitungan
peralatan atau komponen yang mengalami
OEE adalah dalam bentuk Persentase (%).
kegagalan sehingga preventive maintenance dapat
Perhitungan OEE didasarkan pada pengukuran
tidak perlu dilakukan karena peralatan menjadi
tiga rasio yaitu :
77
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
78
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
berulang–ulang atau mesin beroperasi tanpa mengerti dengan kegiatan proses produksi yang
menghasilkan produk. dihasilkan.
Broke losses
Non ProductiveTime
Reduce yield losses x100% ………..
Idling Minor Stoppages x100% (8) Loading time
Loadingtime
(11)
Kerugian Karena Penurunan Kecepatan Operasi 2.6. Diagram Sebab Akibat (Fishbone/Cause and
(Reduced Speed Losses/RSL) Effect Diagram)
Menurunnya kecepatan produksi timbul jika
kecepatan operasi aktual kecil dari kecepatan Diagram sebab akibat adalah gambar
mesin / peralatan yang telah dirancang beroperasi pengubahan dari garis dan simbol yang didesain
dalam kecepatan normal. Untuk menghitung RSL untuk mewakili hubungan yang bermakna antara
dengan persamaan sebagai berikut akibat dan penyebabnya. Dikembangkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 dan terkadang
Operation Time - (IdealCy cleTime x Total Product ) dikenal dengan diagram Ishikawa.
RSL x100%
Loading time Diagram sebab akibat adalah suatu
pendekatan terstruktur yang memungkinkan
(9) analisis yang lebih terperinci untuk menemukan
penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian dan
Kerugian Karena Produk Cacat Maupun
kesenjangan yang ada. Diagram sebab akibat
Karena Kerja Produk Diproses Ulang (Process
dapat digunakan apabila pertemuan sisi diskusi
Defect Losses)
dengan menggunakan brainstorming untuk
Produk cacat yang dihasilkan akan
mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi.
mengakibatkan kerugian material, mengurangi
Diperlukan analisis lebih terperinci dari suatu
jumlah produksi, limbah meningkat dan biaya
masalah karena terdapat kesulitan untuk
untuk pengerjaan ulang (rework). Kerugian akibat
memisahkan penyebab dan akibat.
pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga kerja dan
waktu yang dibutuhkan untuk mengolah dan
mengerjakan kembali ataupun memperbaiki cacat
produk cuma sedikit akan tetapi kondisi seperti ini
bisa menimbulkan masalah yang semakin besar.
Perhitungan rework loss dilakukan dengan
menggunakan rumus :
79
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
terakhir (2016 -2017). Setiap tahun terbagi atas Quartal 2 80.175,14 76.728,17 3.446,97 4,5%
empat quartal (quartal 1 bulan Januari – Maret, Quartal 3 52.814,20 49.322,32 3.491,88 7,1%
Quartal 4 87.948,23 82.480,36 5.467,87 6,6%
qurtal 2 April – Juni, quartal 3 Juli – September
dan quartal 4 Oktober – Desember) . Contoh data
produksi seperti terlihat pada tabel 1.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
2016 Quartal 4 14,1 13,5 19,5 47,0 226,6 100,7 18,0 4,6 444,0
2017 Quartal 4 5,3 12,8 0,0 53,8 134,8 3,3 7,1 3,3 220,4
Quartal 1 79.330,27 75.536,18 3.794,09 5,0% Dimana:
80
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
81
Sepfitrah, dkk /APTEK, Vol. 14, No. 2, (Juli 2022) Hal. 75 - 82
DAFTAR PUSTAKA
82