Anda di halaman 1dari 13

MANUSKRIP

PENGUKURAN EFEKTIVITAS MESIN MENGGUNAKAN


METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN
SIX BIG LOSSES PADA MESIN DOUBLE CUTTER 05 DI PT.
INDAH KIAT PULP & PAPER, Tbk.

Diajukan oleh :

Irvan Aji Pramono

20170201074

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2022
PENGUKURAN EFEKTIVITAS MESIN MENGGUNAKAN
METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN
SIX BIG LOSSES PADA MESIN DOUBLE CUTTER 05 DI PT.
INDAH KIAT PULP & PAPER, Tbk.

Mukhamad Abduh1, Irvan Aji Pramono2


2
Jurusan Teknik Industri, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebon Jeruk Jakarta
Irvanajipramono99@gmail.com

Abstrak
Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan suatu pengukuran kinerja mesin yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sebuah peralatan dalam sebuah sistem produksi. OEE terdiri dari tiga rasio utama
yaitu Avaliability, Performance Efficiency, dan Rate of Quality Product. Metode OEE merupakan cara
terbaik untuk mengidentifikasi performansi proses dan mencari pada bagian mana titik tertinggi atau
rendahnya efektivitas dari mesin. PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. merupakan perusahaan yang
memproduksi kertas, dalam produksinya tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan mesin atau
peralatan. Untuk mendapatkan persentase nilai OEE dibutuhkan perkalian dari hasil rasio Avaliability,
Performance Efficiency, dan Rate of Quality. Nilai OEE dari mesin Double Cutter 05 yang tertinggi
terdapat pada bulan April dengan persentase sebesar 89%. Sedangkan nilai OEE terendah berada pada bulan
Juli yaitu sebesar 82%. Faktor Six Big Losses yang paling mempengaruhi terhadap rendahnya efektivitas
mesin Double Cutter 05 yaitu Equipment Failures Loss dengan total time losses sebesar 215,8 jam.

Kata Kunci : Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, Equipment Failures Loss.

Abstact
Overall Equipment Effectiveness (OEE) is a machine performance measurement used to evaluate the
effectiveness of an equipment in a production system. OEE consists of three main ratios, namely
Avaliability, Performance Efficiency, and Rate of Quality Product. The OEE method is the best way to
identify process performance and find out where the highest or lowest point of machine effectiveness is.
PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. is a company that produces paper, in its production can not be separated
from problems related to machines or equipment. To get the percentage of OEE value, it is necessary to
multiply the results of the ratio of Avaliability, Performance Efficiency, and Rate of Quality. The highest
OEE value of the Double Cutter 05 machine was in April with a percentage of 89%. Meanwhile, the lowest
OEE value was in July at 82%. The Six Big Losses factor that most influences the low effectiveness of the
Double Cutter 05 machine is Equipment Failures Loss with a total time losses of 215.8 hours.

Keywords : Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, Equipment Failures Loss.

Pendahuluan perusahaan. Bersamaan dengan kenaikan aktifitas


Pada jaman globalisasi perkembangan mesin dalam suatu kegiatan produksi dalam suatu
manusia terus menjadi besar. Kenaikan permintaan perusahaan, lambat laun pastinya akan memiliki
konsumen semakin tinggi. Sehingga produksi juga dampak pada kinerja mesin ialah terbentuknya
semakin bertambah. Untuk memproduksi produk penyusutan kinerja mesin
yang banyak pastinya memerlukan alat yang bisa Untuk menghindari perihal itu terjadi
membantu serta mempercepat proses produksi yaitu dibutuhkan perhatian terhadap keadaan mesin
mesin. Mesin dibutuhkan dalam proses produksi tersebut yakni dengan melaksanakan perawatan
tidak hanya kapasitasnya yang besar dalam pada mesin produksi, hal ini butuh dilakukan untuk
menciptakan suatu benda dan kemampuan alasan memelihara keefektivitasan dari suatu mesin.
keberadaannya sangat diperlukan oleh industri (Herwindo,, 2017).
dalam mendukung proses produksi. Keberadaannya
menjadi suatu kebutuhan yang wajib untuk setiap
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ialah salah Landasan Teori
satu industri yang bergerak dalam bidang penyedia OEE merupakan ukuran menyeluruh yang
kertas terbesar di Indonesia. Perusahaan ini diidentifikasikan tingkatan produktiviitas
mempunyai beberapa mesin salah satunya mesin mesin/peralatan dan kinerjanya secara teori.
Double Cutter, dimana fungsi mesin tersebut ialah Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui
memotong kertas dari Jumbo roll menjadi kertas area mana yang perlu ditingkatkan produktivitasnya
dimensi Big Sheet. Pada gambar 1. merupakan data ataupun efisiensi mesin atau peralatan. Formula
downtime yang terjadi selama Januari 2020 - matematis dari OEE dirumuskan sebagai berikut:
Agustus 2020.
OEE = Availability x Performance x Quality x 100% (1)

Perhitungan nilai OEE dibagi menjadi


dalam 3 variable ; availability ratio, performance
ratio, dan quality ratio. Perhitungan untuk ketiga
variabel tersebut adalah sebagai berikut ini :
Availability ratio
Nakajima (1998) menyatakan bahwa
Availability diukur dari total waktu dimana
Gambar 1. Jumlah Waktu Downtime Mesin Double Cutter peralatan dioperasikan setelah dikurangi waktu
kerusakan alat dan waktu persiapan dan
Bersumber pada gambar tersebut penyesuaian mesin yang juga mengindikasikan
membuktikan mesin DU 05 mempunyai downtime rasio aktual antara Operating Time terhadap waktu
lebih besar dibanding mesin yang lain. Salah satu operasi yang tersedia (Loading Time).
pemicu mesin tersebut antara lain kertas kerap 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝐴𝑣𝑎𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑥100% (2)
kusut, pelumasnya kurang, dll. Untuk menambah 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

efisensi mesin tersebut dibutuhkan metode yang Dimana ;


dapat melakukan kenaikan kinerja peralatan yang
lebih maksimal. Salah satu pendekatan yang 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 − 𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 (3)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒𝑃𝑙𝑛𝑎𝑛𝑒𝑑 𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 (4)
digunakan ialah mengggunakan metode OEE. OEE 𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛  𝑆𝑒𝑡 𝑈𝑝 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (5)
mengukur efektivitas secara total (complete,
inclusive, whole) dari kinerja suatu peralatan dalam Performance ratio
melaksanakan suatu pekerjaan yang telah Performance ratio merupakan hasil
direncanakan, diukur dari data aktual terkait dengan perkalian dari operation speed rate dan net
availability rate, peformance efficiency, serta operation rate, atau rasio kuantitas produk yang
quality of product. (Williamson, 2006). Tujuan dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya
penelitian ini adalah : terhadap waktu yang tersedia yang melakukan
proses produksi (operation time) (Nakajima, 1998).
1. Mengetahui nilai Availability, Performance Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk
Ratio, Rate of Quality Products serta nilai menghitung performance ratio :
Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada
mesin Double Cutter 05 di PT. Indah Kiat Pulp 1. Ideal Cycle Time (standar kecepatan mesin
& Paper, Tbk menghasilkan output)
2. Mengetahui faktor Six Big Losses yang paling 2. Processed amount (jumlah produk yang
berpengaruh terhadap Overall Equipment diproses)
Effectiveness (OEE) pada mesin Double Cutter 3. Operation time (waktu operasi mesin)
05 di PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk
3. Memberikan usulan kegiatan yang dapat
meningkatkan efektivitas dan mengatasi Rumus performance adalah :
masalah Six Big Losses di PT. Indah Kiat Pulp
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
& Paper, Tbk. 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = (6)
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
Quality ratio Metode Penelitian
Difokuskan pada kerugian kualitas berupa Penelitian di perusahaan ini dilaksanakan
berapa banyak produk yang rusak yang terjadi mengikuti tahapan alir seperti disajikan pada
berhubungan dengan peralatan, yang selanjutnya gambar 2.
dikonversi menjadi waktu dengan pengertian
seberapa banyak waktu peralatan yang dikonsumsi
untuk menghasilkan produk yang rusak tersebut
(Nakajima, 1998).
Rumus quality adalah :
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡  𝐷𝑒𝑓𝑎𝑐𝑡 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = (7)
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡

Six big Losses


Terdapat 6 parameter dalam perhitungan six
big losses. Diantaranya sebagai berikut ini :

Downtime terdiri dari 2 parameter, yaitu :


1. Equipment failure atau breakdowns
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100% (8)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

2. Setup and adjustment


𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100% (9)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

Speed Losses terdiri dari 2 parameter, yaitu :

1. Idling and Minor stopages


𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑑 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 = 𝑥100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

.............(10)
2. Reduced Speed Loss Gambar 2. Kerangka Metode Penelitian
𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒−𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 Total Product Process
𝑥 100% Pembahasan
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
.............(11) Pengolahan data didasarkan pada data yang
didapatkan dari proses pengumpulan data.
Defect Losses terdiri dari 2 parameter, yaitu : Perhitungan OEE dan six big losses adalah sebagai
berikut ini :
1. Yield / Scrap Loss (Defact)
Perhitungan Availability Ratio
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝐷𝑒𝑓𝑎𝑐𝑡
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100% .............(12) Data yang diperlukan dalam pengukuran nilai
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
availability adalah Available time, Planned
2. Rework Loss downtime, Loading time, Downtime dan Operating
time. Perhitungan nilai availability ratio pada mesin
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑅𝑒𝑗𝑒𝑐𝑡 double cutter 05 dapat dilihat pada Tabel 1.
𝑅𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100% .............(13)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

Alat-alat yang dipergunakan dalam mengevaluasi


akar penyebab tidak idealnya kinerja mesin adalah
pareto chart dan cause and effect diagram.
Contoh perhitungan availability mesin double cutter
05 bulan januari :

Loading time = 34.560 – 480 = 34.080 Menit

Operating time = 34.080 – 2.900 = 31.180 Menit


31.180
Availability = 𝑥100% = 91%
34.080
Tabel 1.Perhitungan Availability Ratio
Planned Loading
Available Downtime Operating Availability
Bulan Downtime Time
time (Menit) (Menit) Time (Menit) (%)
(Menit) (Menit)
Januari 34.560 480 34.080 2.900 31.180 91%
Februari 33.600 480 33.120 2.671 30.449 92%
… … … … … … …
Agustus 34.080 480 33.600 2.324 31.276 93%
Rata - rata 92%

Perhitungan Performance Ratio


Data yang diperlukan dalam pengukuran Contoh perhitungan performance mesin double
nilai performance adalah Proccesed amount, Ideal cutter 05 bulan januari :
Cycle Time, Operating Time. Perhitungan nilai
performance ratio pada mesin double cutter 05 1.251.042 𝑥 0,024
Performance = = 0,96 = 96%
dapat dilihat pada Tabel 2. 31.180

Tabel 2. Perhitungan Performance Ratio

Ideal Cycle Time Performance


Bulan Proccesed Amount Operating Time
(Kg) (Min/Kg) (Menit) (%)
Januari 1.251.042 0,024 31.180 96%
Februari 1.206.081 0,024 30.449 95%
… … … … …
Agustus 1.091.776 0,024 31.276 96%
Rata - rata 95%

Perhitungan Quality Ratio Contoh Perhitungan quality mesin double cutter


Pengukuran quality ratio adalah jumlah 05 bulan jauari :
input produksi (total product proccesed) dan
jumlah defect. Perhitungan nilai quality ratio pada 1.251.042 − 33.347
Quality = = 0.97 = 97%
mesin double cutter 05 dapat dilihat pada Tabel 3. 1.251.042

Tabel 3. Perhitungan Quality Ratio

Total Product Proccesed


Bulan Defect (Kg) Quality (%)
(Kg)
Januari 1.251.042 33347 97%
Februari 1.206.081 27152 98%
… … … …
Agustus 1.091.776 24327 98%
Rata - rata 97%

Perhitungan OEE
Setelah nilai ketiga ratio utama diperoleh Contoh Perhitungan quality mesin double cutter 05
yaitu, availability, performance dan quality. bulan jauari :
Barulah nilai OEE dapat dihitung. Perhitungan
nilai OEE pada mesin double cutter 05 dapat OEE = 91% 𝑥 96% 𝑥 97% = 86%
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan OEE

Bulan Availability Performance Quality OEE


Januari 91% 96% 97% 86%
Februari 92% 95% 98% 85%
… … … … …
Agustus 90% 96% 98% 85%
Rata - rata 85%

Perhitungan Downtime Losses Perhitungan Speed Losses


Downtime losses adalah waktu mesin Speed losses memiliki 2 kategori yaitu Idling
berhenti atau beroprasi sebagaimana mestinya. and Minor Stoppage dan Reduced Speed Loss.
1. Equipment Failures Loss 1. Idling and Minor Stoppage
1841 955
𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 30.808 𝑥 100% = 5,4% Idling and Minor = 𝑥100% = 2,8%
34.080
Tabel 7. Perhitungan Idling And Minor Stoppage
Tabel 5. Perhitungan Breakdown Loss
Idling
Loading Waktu Non Loading and
Breakdown Breakdown
Bulan Time Bulan Produktif Time Minor
(Menit) Loss (%)
(Menit) (Menit) (Menit) Stoppage
Januari 1841 34080 5,4% Loss (%)
Februari 1473 33120 4,4% Januari 955 34.080 2,8%
... ... ... ... Februari 1.303 33.120 3,9%
Agustus 1902 30240 6,3% ... ... ... ...
2. Setup / Adjustment Loss Agustus 830 30.240 2,7%
1.020
Setup Loss = 34.080
𝑥100% = 3%
2. Reduced Speed Loss
Tabel 6. Perhitungan Setup / Adjustment Loss 31.180−0,024 𝑥 1.251.042
Reduced Speed = 𝑥 100%
34080

Setup & Loading Setup


= 3,4%
Bulan Adjusment Time Loss
(Menit) (Menit) (%)

Januari 1.020 34.080 3,0%


Februari 1.096 33.120 3,3%
... ... ... ...
Agustus 1.080 30.240 3,6%
Tabel 8. Perhitungan Reduce Speed Loss

Total Product Reduced


Loading Time Operating Cycle Time Total Time
Bulan Processed Speed Loss
(Menit) Time (Menit) (Menit) Loss (Menit)
(Kg) (%)

Januari 34.080 31.180 0,0240 1.251.042 1.155 3,4%


Februari 33.120 30.449 0,0240 1.206.081 1.503 4,5%
... ... ... ... ... ... ...
Agustus 30.240 27.233 0,0240 1.091.776 1.030 3,4%
Total 11.003

Perhitungan Defect Loss 1. Yield / Scrap Loss


Defect Loss memiliki 2 kategori yaitu Yield 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝐷𝑒𝑓𝑎𝑐𝑡
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100%
/ Scrap Loss (Defact) dan Rework Loss (Reject). 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

2. Rework Loss
0,024𝑥33.347
Rework Loss = 34.080
𝑥 100% = 2,35%

Tabel 9. Perhitungan Rework Loss

Loading Time Cycle Time Total Reject Total Time Loss Rework Loss
Bulan
(Menit) (Menit) (Kg) (Menit) (%)

Januari 34.080 0,024 33347 800 2,35%


Februari 33.120 0,024 27152 652 1,97%
... ... ... ... ... ...
Agustus 30.240 0,024 24327 584 1,93%
Total 6.025

Pengaruh Six Big Losses Terhadap OEE Tabel 10. Total Time Loss
dengan Diagram Pareto Total
Untuk melihat lebih jelas six big losses yang Time Presentase
Six Big Losses
mempengaruhi efektivitas mesin, maka akan Loss (%)
(Jam)
dilakukan perhitungan total time loss untuk
masing-masing faktor dalam six big losses Equipment Failures Loss 215,8 27,3%
tersebut, dengan semua data waktu dari menit Setup/Adjustment Loss 134,7 17,0%
diubah menjadi jam, berikut hasil perhitungan Idling & Minnor Stoppage Loss 156,7 20%
presentase total time loss : Reduced Speed Loss 183,4 23,2%
Rework Loss 100,4 12,7%
Yield/Scrap Loss 0 0%
Total 791,0 100%

Jika dilihat dari tabel diatas, dari keenam six


big losses ada lima faktor yang mempengaruhi
berkurangnya efektivitas mesin Double Cutter 05
di PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. Yaitu ada Analisa hasil perhitungan Overall
Equipment Failures Loss, Setup/Adjustment Loss, Equipment Effectiveness di PT. Indah Kiat Pulp
Idling and Minnor Stoppage Loss, Reduced Speed and Paper, Tbk dilakukan untuk mengukur
Loss, dan Rework Loss. Sedangkan pada mesin seberapa besar tingkat efektivitas mesin Double
Double Cutter 05 ini tidak terdapat permasalahan Cutter 05 pada bulan Januari 2020 hingga bulan
Yield/Scrap Loss. Dari presentasi diatas, dapat Agustus 2020.
dilihat bahwa faktor Equipment Failures Loss 1. Pada periode bulan Januari 2020 hingga bulan
merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam Agustus 2020 diperoleh hasil persentase dari
OEE six big losses dengan total time loss sebesar perhitungan nilai Overall Equipment
215,8 jam, dan persentasenya yaitu sebesar Effectiveness (OEE) yang berkisar antara
27,3%. 82% - 89%. Dan dari sekian data hasil
perhitungan nilai OEE, diperoleh rata-ratanya
Diagram Pareto yaitu sebesar 85%.
Diagram pareto dibuat berdasarkan hasil 2. Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)
dari perhitungan six big losses. Dari diagram pareto yang tertinggi yaitu berada pada bulan April
ini kita dapat melihat faktor apa yang memiliki dengan persentase sebesar 89%. Nilai OEE
nilai terbesar yang menyebabkan nilai OEE yang tertinggi ini disebabkan oleh minimnya waktu
tidak sesuai standar. Diagram pareto berdasarkan non produktif disertai banyaknya produk yang
six big losses pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper, diproses, dengan nilai Avaliability bulan April
Tbk seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini : sebesar 93%. Nilai Performance Efficiency
bulan April sebesar 97%.
3. Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)
yang terendah yaitu berada pada bulan Juli
dengan persentase sebesar 82%. Nilai ini
dianggap wajar namun masih banyak ruang
untuk dilakukan improvement.

Analisa Diagram Sebab Akibat (Fishbone)


Dengan diagram sebab akibat ini akan
terlihat apa saja penyebab sekunder yang
kemudian berpengaruh pada penyebab utama dan
berakibat kepada Equipment Failures Loss.
Gambar 3. Diagram Pareto Berikut adalah gambaran diagram sebab akibat
(fishbone) pada penyebab tingginya faktor
Hasil Dan Pembahasan Equipment Failures Loss:
Analisa Hasil Perhitungan Overall Lingkungan Material Mesin
Kertas kusut
Equipment Effectiveness Area mesin
Supplier terlalu cepat
mengirim material
Kualitas strach
kurang bagus
Komponen
cutter rusak
Hasil perhitungan dari nilai Overall kotor
Profil rol pemasakan Roll bermasalah
Equipment Effectiveness (OEE) pada mesin tidak rata strach kurang
optimal komponen aus/
Double Cutter 05 dapat dilihat pada tabel 11. Cleaning sisa
material kurang
butuh pembaruan Tension mesin
tidak stabil
Rol aus/cacat
berikut ini: baik
Idling and minnor
Tabel 11. Perhitungan Overall Equipment Evectiveness stoppage loss

Operator bergantung Lamanya waktu downtime


Bulan Availability Performance Quality OEE pada teknisi Ketelitian operator sebelum mesin ditangani
berkurang

Januari 91% 96% 97% 86% Belum ada


indikator kerusakan
pada mesin
Februari 92% 95% 98% 85% Pengetahuan adjustment
hanya dimiliki teknisi Teknisi kesulitan
Kelelahan dan jenuh
mencari tahu
... ... ... ... ... penyebab kerusakan
Manusia Metode
Agustus 90% 96% 98% 85%
Gambar 4. Fishbone Diagram Equipment Failures Loss
Rata-Rata 92% 95% 97% 85%
Berdasarkan hasil analisa dari Diagram  Tension tidak stabil
Fishbone pada faktor Equipment Failures Loss Tension yang tidak stabil juga dapat
ialah sebagai berikut : menimbulkan kecacatan jenis wavy. Tension
merupakan tegangan permukaan kertas, jika
1. Manusia tegangan permukaan kertas terlalu kendor
 Ketelitian Operator Berkurang maka maka dapat menyebabkan kecacatan
Pada hal ini kurangnya ketelitian pada kertas yaitu wavy. Maka dari itu tension
operator disebabkan dari beberapa faktor harus dijaga stabil agar sifat propertis kertas
yaitu, kelelahan, masalah pribadi dan lainnya, sesuai dengan standar.
sehingga membuat pengecekan mesin dan 4. Metode
berbagai macam komponennya menjadi  Lamanya Waktu Downtime Sebelum Mesin
kurang optimal sehingga mengakibatkan Ditangani
mesin produksi mengalami hambatan yang Lamanya waktu downtime sebelum
seharusnya tidak terjadi. mesin yang rusak ditangani sering terjadi
 Operator Bergantung Pada Teknisi dikarenakan teknisi kesulitan mencari tahu
Ketergantungan operator dikarenakan penyebab kerusakan mesin. Belum adanya
minimnya pengetahuan operator terkait indikator pada mesin yang mengalami
adjustment atau pengaturan terhadap mesin. kerusakan juga menghambat proses
2. Material perbaikan.
 Kualitas strach kurang bagus 5. Lingkungan
Salah satu faktor yang menyebabkan  Area Mesin Kotor
cacat/reject yaitu kualitas starch yang Kebersihan lingkungan tempat kerja
digunakan tidak dalam kondisi bagus, hal ini sangat penting demi kenyamanan dan
dikarenakan terlalu lama menyimpan starch kecepatan operator dalam kelancaran
(pati) di gudang. Terlalu cepatnya supplier produksi, sisa-sisa proses pelepasan material
dalam mengirimkan barang adalah salah satu dari mesin sering kali membuat area disekitar
faktor penyebab dari rusaknya kualitas starch. operator menjadi kurang bersih dan
Penyebab yang lain yaitu karena proses mengganggu kenyaman operator dalam
pemasakan yang kurang optimal, sehingga beroperasi.
viskositas pada starch tidak stabil dan dapat
menyebabkan moisture pada kertas tinggi. Usulan Perbaikan Dengan Metode
 Profil rol tidak rata 5W+1H
Kondisi rol profil yang tidak rata, kondisi Hasil perhitungan Overall Equipment
rol yang tidak rata dapat disebabkan oleh rol Effectiveness (OEE) Six Big Losses di PT.
yang aus atau cacat. Posisi susunan rol yang Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk digunakan
tidak selaras juga dapat menimbulkan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
kecacatan. berpengaruh terhadap rendahnya efektivitas
3. Mesin mesin Double Cutter 05 yang akan menjadi
 Komponen cutter rusak prioritas utama dalam perbaikan. Pada
Dalam proses produksi PT.IKPP selalu diagram pareto mengenai Six Big Losses telah
menggunakan mesin cutter untuk memotong diperoleh hasil yang memberikan pengaruh
kertas dari ukuran jumbo rol menjadi kertas. terbesar dalam rendahnya efektivitas mesin
Maka komponen cutter yang menjadi alat Double Cutter 05 yaitu pada Equipment
untuk memotong memiliki batas usia Failures Loss dan kemudian menganalisa
pemakaian menjadi aus atau rusak sebelum penyebab-penyebab Equipment Failures Loss
waktu yang sudah ditentukan. menggunakan Fishbone Diagram. Oleh
 Kertas kusut karena itu, masalah ini harus segera diperbaiki
Kertas kusut yang disebabkan oleh rol sebagai langkah awal dalam usaha
yang bermasalah, dikarenakan pemasangan meningkatkan efektivitas mesin Double
kertas tidak pas pada rol. Cutter 05 yaitu dengan menggunakan metode
5W+1H. Usulan perbaikan dengan
menggunakan 5W+1H dapat dilihat pada tabel
12. berikut ini:

Tabel 12. Usulan Perbaikan Dengan Metode 5W+1H

Why What Where When Who ? How ?

Penyebab Dimana Kapan


Faktor Mengapa perlu Apa rencana Siapa PIC Bagaimana cara
Dominan perbaikan perbaikan
diperbaiki ? perbaikannya? perbaikan ? perbaikan ?
dilakukan ? dilakukan ?

Untuk Melakukan Melakukan


Mesin Double
meningkatkan maintenance perbaikan
Cutter 05 di
Equipment efisiensi,efektifitas dan program 13 Maret Departemen secara
Six Big Losses PT. Indah
Failures loss dan mengurangi perbaikan 2021 maintenance menyeluruh
Kiat Pulp And
waktu non mesin double terhadap mesin
Paper, Tbk
produktif mesin cutter 05 double cutter 05

Memberikan
himbauan untuk
memaksimalkan
Untuk waktu istirahat
Operator
meningkatkan dan
mesin Double Seluruh
Ketelitian produktivitas Memotivasi memberikan
Cutter 05 di 13 Maret operator
operator operator dan karyawan insentif
PT. Indah 2021 mesin Double
berkurang memaksimalkan dalam bekerja terhadap target
Kiat Pulp And Cutter 05
waktu istirahat yang diberikan
Paper, Tbk
operator. karyawan untuk
memotivasi
Faktor
kinerja
Manusia
karyawan

Memberikan
Untuk Operator
Melakukan pelatihan
meningkatkan mesin Double Seluruh
Operator program terhadap
pengetahuan Cutter 05 di 13 Maret operator
bergantung pelatihan operator untuk
operator agar tidak PT. Indah 2021 mesin Double
pada teknisi kepada melakukan
selalu bergantung Kiat Pulp And Cutter 05
operator perawatan
pada teknisi Paper, Tbk
dengan baik

Melakukan
Mesin Double
Supaya mesin pengecekan
Melakukan Cutter 05 di
Komponen dapat melakukan 13 Maret Departemen secara rutin
preventive PT. Indah
cutter rusak produksi secara 2021 maintenance untuk
maintenance Kiat Pulp And
maksimal memastikan
Paper, Tbk
kondisi cutter
Membuat
gambar
Melakukan Mesin Double petunjuk
Departemen
Agar hasil kertas pengecekan Cutter 05 di pemasangan rol
13 Maret maintenance
Faktor Mesin Kertas kusut sesuai standar saat PT. Indah dan melakukan
2021 dan operator
perusahaan pemasangan Kiat Pulp And pelatihan untuk
mesin
rol Paper, Tbk pemasangan
yang baik dan
benar

Tension harus
Tension tidak Mesin Double
dijaga stabil
stabil dapat Melakukan Cutter 05 di
Tension tidak 13 Maret Departemen agar sifat
menimbulkan preventive PT. Indah
stabil 2021 maintenance propertis kertas
cacat wavy / maintenance Kiat Pulp And
sesuai dengan
gelombang Paper, Tbk
standar

supaya kertas Tidak Material Menggunakan


Kualitas Operator dan
Faktor tidak menyimpan mesin Double 13 Maret sistem FIFO
strach kurang supplier strach
Material menghasilkan material Cutter 05 di 2021 untuk material
bagus (pati)
cacat / riject terlalu lama PT. Indah dan melakuan
dan Kiat Pulp And pemasakan
melakukan Paper, Tbk strach yang
proses lebih optimal
pemasakan
strach (pati)
yang lebih
optimal

Material dan Melakukan


Pengecekan mesin Double Operator pengecekan
Profil roll menghindari cacat rol sebelum Cutter 05 di 13 Maret mesin dan secara rutin
tidak rata jenis wavy dilakukan PT. Indah 2021 dept. untuk
produksi Kiat Pulp And maintenance memastikan
Paper, Tbk kondisi rol

Memberikan
program
pelatihan secara
berkala, selain
Untuk Memberikan Teknisi mesin
Teknisi itu teknisi harus
meningkatkan program Double Cutter
kesulitan mempelajari
kemampuan dan pelatihan 05 di PT. 13 Maret
Faktor Metode mencari Teknisi mesin indikator jika
pengetahuan terhadap Indah Kiat 2021
penyebab mesin
terhadap teknisi mesin Pulp And
kerusakan mengalami
breakdown mesin secara berkala Paper, Tbk
breakdown agar
waktu
downtime bisa
diminimalisir

Penjelasan usulan perbaikan mengenai 2. Faktor Mesin


masalah yang ada pada mesin Double Cutter 05 a. Komponen cutter rusak.
berdasarkan hasil yang didapat dari tabel sebab Seringnya penggunaan cutter dapat
akibat dan metode 5W+1H adalah sebagai berikut: membuat mesin mengalami breakdown.
1. Faktor Manusia Melakukan perawatan secara rutin yaitu
a. Kelelahan dan ketelitian operator berkurang. pengecekan atau penggantian komponen
Kurangnya ketelitian operator secara berkala membuat bagian tersebut selalu
disebabkan dari beberapa faktor, kelelahan, dalam pengawasan sehingga dapat
masalah pribadi dan lainnya, maka atasan memperkecil resiko kerusakan pada mesin.
harus melakukan himbauan baik lisan maupun b. Kertas kusut.
tulisan untuk memotivasi operator untuk Agar kualitas kertas sesuai dengan
bekerja secara professional dan menggunakan standar perusahaan maka perlu perhatian atau
waktu istirahat yang cukup karena perusahaan menjaga suapa mesin berjalan sebagaimana
telah menyiapkan tempat istirahat yang mestinya. Membuat gambar petunjuk
nyaman bagi operator untuk mengurangi pemasangan rol lalu meletakannya disekitar
tingkat kelelahan dan kejenuhan man power. mesin agar operator dapat dengan mudah
Memberikan insentif terhadap target yang mengikuti prosedur pemasangan sesuai
diberikan karyawan untuk memotivasi kinerja dengan SOP yang berlaku, serta memberikan
karyawan. pelatihan tentang pemasangan rol yang sesuai
b. Operator bergantung pada teknisi. standar perusahaan sehingga dapat
Kurangnya pengetahuan para operator memperkecil resiko kertas kusut.
tentang adjustment atau pengaturan mesin c. Tension tidak stabil.
juga sering menghambat proses produksi Tension yang tidak stabil juga dapat
terutama saat mesin mengalami kerusakan. menimbulkan kecacatan jenis wavy. Tension
Operator cenderung menunggu teknisi datang merupakan tegangan permukaan kertas, jika
untuk memperbaiki dan itu menghabiskan tegangan permukaan kertas terlalu kendor
waktu yang cukup lama. Pelatihan terhadap maka maka dapat menyebabkan kecacatan
operator untuk mengetahui permasalahan dan pada kertas yaitu wavy. Maka dari itu tension
cara perawatan mesin sangat penting agar harus dijaga stabil agar sifat propertis kertas
mereka tidak selalu bergantung pada teknisi. sesuai dengan standar.
3. Faktor Material (1) Diperoleh hasil persentase dari perhitungan
a. Kualitas strach kurang bagus. nilai Avaliability berkisar antara 90% - 93%,
Salah satu faktor yang menyebabkan sedangkan hasil persentase dari perhitungan nilai
cacat/reject yaitu kualitas starch yang Performance Efficiency berkisar antara 93% -
digunakan tidak dalam kondisi bagus, hal ini 97%, kemudian hasil dari perhitungan Rate of
dikarenakan terlalu lama menyimpan starch Quality Product berkisar antara 96% - 98%. Lalu
(pati) di gudang. Terlalu cepatnya supplier diperoleh hasil persentase dari perhitungan nilai
dalam mengirimkan barang adalah salah satu Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang
faktor penyebab dari rusaknya kualitas starch. berkisar antara 82% - 89%, dengan rata-rata nilai
Penyebab yang lain yaitu karena proses OEE pada bulan Januari hingga Agustus 2020 yaitu
pemasakan yang kurang optimal, sehingga sebesar 85%; (2) Faktor yang paling berpengaruh
viskositas pada starch tidak stabil dan dapat pada rendahnya efektivitas mesin Double Cutter 05
menyebabkan kelembaban pada kertas tinggi. dengan menggunakan analisa metode OEE
Dengan melakukan sistem FIFO pada material (Overall Equipment Effectiveness) yaitu terdapat
dan pemasakan yang lebih optimal dapat pada faktor Equipment Failures Loss. Nilai OEE
mengurangi kualitas yang tidak baik. (Overall Equipment Effectiveness) yang tertinggi
b. Profil rol tidak rata. yaitu berada pada bulan April dengan persentase
Kondisi rol yang tidak rata dapat sebesar 89%. Sedangkan nilai OEE terendah
disebabkan oleh rol yang aus atau cacat. Posisi berada pada bulan Juli yaitu sebesar 82%. Hal ini
susunan rol yang tidak selaras juga dapat disebabkan oleh banyaknya waktu yang terbuang
menimbulkan kecacatan. Operator harus sia-sia karena waktu non produktif dari mesin yang
selalu mengecek kondisi rol sebelum dipasang tidak banyak melakukan operasi serta banyaknya
ke mesin supaya hasil dari produksi dapat downtime dan reject; (3) Usulan perbaikan unuk
lebih maksimal. meminimalkan Equipment Failures Loss dengan
4. Faktor Metode cara menerapkan autonomous maintenance
a. Teknisi kesulitan mencari tahu penyebab (Pemeliharaan Mandiri) yang bertujuan agar
kerusakan. operator memiliki pengetahuan mengenai mesin
Pada saat mesin mengalami kerusakan sehingga mereka mampu memahami, mengelola,
(breakdown), teknisi sering kali kesulitan dan memperbaiki proses pada mesin Double Cutter
mencari penyebab permasalahannya. Belum 05 yang berada di area tanggung jawab mereka
adanya indikator jika mesin mengalami agar mesin selalu berada pada performa terbaiknya.
kerusakan menjadi salah satu penyebabnya. Selanjutnya operator juga perlu diberikan pelatihan
Memberikan program pelatihan secara (Training) terhadap masalah yang ada dan
berkala serta mempelajari indikator jika ada melakukan evaluasi secara berkala agar dapat
mesin yang mengalami breakdown harus melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai
dilakukan oleh para teknisi agar waktu dengan prosedur yang telah diterapkan perusahaan.
downtime bisa diminimalisir.
5. Faktor Lingkungan Daftar Pustaka
a. Cleaning sisa material kurang baik. Almeanazel, O. T. 2010. Total Productive
Memberikan briefing harian kepada Maintenance Review and Overall
operator untuk menghimbau agar selalu Equipment Effectiveness Measurement.
membersihkan sisa material secara Jordan Journal of Mechanical and
menyeluruh dan melakukan pengawasan Industrial Engineering , 4 (4), 517-522.
berkala oleh atasan. Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan
Operasi (Revisi ed.). Jakarta: Lembaga
Kesimpulan Penerbit FE UI.
Setelah melakukan pengolahan data dan Dawood, L. M., & Abdullah, Z. H. 2018. Study
menganalisa mesin Double Cutter 05 di PT. Indah Impact of Overall Equipment and
Kiat Pulp and Paper, Tbk dengan menggunakan Resource Effectiveness onto Cement
metode OEE (Overall Equipment Effectiveness), Industry. Journal of University of Babylon,
pada bulan Januari 2020 hingga Agustus 2020, Engineering Sciences , 26 (3), 187-198.
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Erni N, Maulana A. 2012. Pengukuran Kinerja
Mesin Produksi Dengan Metode Overall
Equipment Efectiveness Pada PT. Cahaya Sudrajat, A. 2011. Pedoman Praktis Manajemen
Biru Sakti Abadi. Jakarta: Universitas Esa Perawatan Mesin Industri. Bandung: PT.
Unggul. Refika Aditama.
Febriyanti, D., & Fatma, E. 2018. Analisis Supriyadi, Ramayanti, G., & Afriansyah, R. 2017.
Efektivitas Mesin Produksi Menggunakan Analisis Total Productive Maintenance
Pendekatan Failure and Mode Effect dengan Metode Overall Equipment
Analysis dan Logic Tree Analysis. Journal Effectiveness dan Fuzzy Failure Mode and
of Industrial Engineering and Management Effects Analysis. SINERGI , 21 (3), 165-
Systems, 11 (1), 39-47. 172.
Fahmi, A., Rahman, A., & Efranto, R. Y. 2012. Teoh, Y. S., & Ito, T. 2017. Invisibility of Impact
Implementasi Total Productive From Customer Demand and Relations
Maintenance Sebagai Penunjang Between Process in Overall Equipment
Produktivitas Dengan Pengukuran Overall Effectiveness (OEE). Journal of Advanced
Equipment Effectiveness Pada Mesin Mechanical Design, Systems, and
Rotary KTH-8. Program Studi Teknik Manufacturing , 11 (5), 1-11.
Industri Universitas Brawijaya , 1 (1), 1- Tobe, A. Y., Yuliati, L., & Widhiyanuriyawan, D.
10. 2017. The Intergration Of Overall
Fam, S. F., Loh, S. L., Haslinda, M., Yanto, H., & Equipment Effectiveness (OEE) Method
Mei, L. 2018. Overall Equipment and Lean Manufacturing Concept To
Efficiency (OEE) Enhancement in Improve Production Performance (Case
Manufacture of Electronic Components & Study: Fertilizer Producer). Journal Of
Boards Industry through Total Productive Engineering and Management , 5 (2), 102-
Maintenance Practices. MATEC Web of 108.
Conferences , 2 (150), 1-5. Williamson, R.M. 2006. Using Overall Equipment
Hendradi, C. T. 2006. Statistik Six Sigma Dengan Effectiveness : the Metric and the
Minitab. Jakarta: Andi Offset. Measures, Reports of Strategic Work
Herwindo, Rahman,A., & Yuniarti, R. 2017. Systems, Inc.
Pengukuran Overall Equipment
Effectiveness (OEE) Sebagai Upaya
Meningkatkan Nilai Efektivitas Mesin
Carding Studi kasus: PT. XYZ). Jurnal
Brawijaya, 919-928.
Langi, I. I., & Felicia. 2017. Penjadwalan
Perawatan Mesin Paku Di PT. Prima Waru
Industri. Jurnal Petra , 5 (2), 293-298.
Maideen, N. C., & Budin, S. 2017. Synthesizing
the Machine’s Availability in Overall
Equipment Effectiveness (OEE). Journal
of Mechanical Engineering , 4 (3), 89-99.
Nakajima, S. (1988). Introduction to Total
Productive Maintenance (TPM).
Productivity Press Inc, Cambridge, MA.
Oktaria, S. 2011. Perhitungan dan Analisa Nilai
OEE Pada Proses Awal Pengolahan
Kelapa Sawit Di PT. X Depok. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Purnama, A. 2018. Analisis Nilai Overall
Equipment Effectiveness (OEE) Untuk
Meningkatkan Efektivitas Mesin Heavy
Duty Di PT. Tembaga Mulia Semanan,
Tbk. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Anda mungkin juga menyukai