PELITA INDUSTRI
Homepage jurnal: jurnal.pelitabangsa.ac.id
Abstraksi
Page 1 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
dengan menggunakan metode
root cause analysis (RCA) ?
4. Bagaimana usulan total
productive maintenance (TPM)
untuk mencegah terjadinya
kerusakan ?
5. Berapa perkiraan peningkatan
nilai overall equipment
effectiveness (OEE) berdasarkan
usulan perbaikan ?
Gambar 1. Pencapaian Efisiensi Dari permasalahan tersebut,
Line 1,2,3,5, dan 6 Finishing Periode penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mendapatkan nilai overall
equipment effectiveness (OEE)
mesin cutting dari periode Maret
2016 Sampai dengan Mei 2016.
2. Untuk mendapatkan faktor yang
meyebabkan kerusakan mesin
cutting pada line 6 fininshing
berdasarkan analisa six big
losses.
Gambar 2. Efisiensi Mesin Cutting 3. Menghasilkan rekomendasi
Line 6 Finishing perbaikan berdasarkan metode
root cause analysis (RCA).
Tingkat efeisisensi mesin 4. Memberikan usulan dengan total
cutting pada line 6 finishing yang productive maintenance (TPM)
rendah, menyebabkan kerugian untuk mencegah terjadinya
waktu pada proses produksi yang kerusakan.
mengakibatkan tidak tercapainya 5. Mendapatkan perkiraan
target produksi. Permasalahan pada peningkatan nilai overall
penelitian ini adalah : equipment effectiveness (OEE)
berdasarkan usulan perbaikan.
1. Berapa nilai overall equipment
effectiveness (OEE) mesin
2. Metodologi
cutting line 6 finishing dari
periode Maret 2016 sampai 2.1. Maintenance
dengan Mei? Maintenance adalah konsep
2. Faktor apa saja yang dari sebuah aktivitas yang
menyebabkan rendahnya nilai dibutuhkan untuk menjaga dan
overall equipment effectiveness mempertahankan dari sisi kualitas
(OEE) berdasarkan analisis six atau mesin agar berfungsi dengan
big losses ? baik seperti kondisi yang
3. Bagaimana cara untuk diinginkan.[1].
meningkatkan nilai overall
equipment effectiveness (OEE) Pemeliharaan yang baik adalah
sistem manufaktur produktif yang
Page 2 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
mengacu pada total productive seberapa efektifitas dan efisien
maintenance (TPM) adalah sebuah sebuah mesin sedang berjalan.
pendekatan alternatif untuk Meskipun definisi mengatakan bahwa
pemeliharaan peralatan, OEE adalah ukuran dari mesin
performance, quality yang berupaya tertentu, tetapi juga bisa digunakan
untuk mencapai zero breakdown untuk mengukur efisiensi produk,
dan zero defect [2]. bagian dari tanaman atau bahkan
seluruh pabrik. Berikut merupakan
Lima jenis maintenance yang gambar prosedur perhitungan OEE.
digunakan yaitu: [2].
1. Preventive maintenance Faktor yang digunakan untuk
Pekerjaan perawatan yang menghitung nilai OEE adalah :
memiliki tujuan mencegah 1. Availability efficiency
terjadinya kerusakan saat operasi Availability effeciency
berlangsung. Perawatan yang merupakan suatu rasio yang
dilakukan secara terjadwal sesuai menggambarkan pemanfaatan
dengan kondisi peralatan dan umur waktu yang tersedia untuk
peralatan. kegiatan operasi mesin atau
2. Corrective maintenace peralatan. Availability merupakan
Pekerjaan perawatan yang rasio dari operation time, dengan
dilakukan untuk memperbaiki mengeliminasi downtime peralatan,
peralatan dan meningkatkan kondisi terhadap loading time.
faasilitas guna mencapai standar Faktor utama dalam
yang sudah ditentukan. perhitungan nilai avaiibility pada
3. Predictive maintenance mesin atau peralatan, dapat dilihat
Dilakukan untuk mengetahui dalalam tabel :
adanya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi Tabel 1. Faktor Perhitungan
dari sebuah sistem pemeliharaan. Availability [3]
4. Breakdown maintenance
Perawatan yang direncanakan Variabel Deskripsi
untuk memperbaiki kerusakan. Total availability –
Pekerjaan yang dilakukan setelah Loading time Planned downtime
terjadi kerusakan dan (Jam)
memperbaikinya dengan cara Downtime
Lama trobel mesin + set
mempersiapkan suku cadang, (loss
up mesin (Jam)
availability)
material, alat-alat, dan tenaaga
Loading time –
kerja. Operating
Downtime (loss
5. Pemeliharaan berjalan time
availability)
Pemeliharaan yang dilakukan Operating
disaat mesin atau peralatan dalam waktu proses aktual
time
kondisi beroperasi. Downtime waktu yang terbuang
Planned waktu berhenti yang
2.2. OEE (Overall Equipment downtime direncanakan
Effectiveness) Total waktu kerja yang
OEE adalah pengukuran yang availability tersedia
digunakan untuk menentukan
Page 3 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
Dengan demikian formula 2. Performance efficiency
yang digunakan untuk mengukur Performance efficiency
availability ratio adalah: merupakan suatu rasio yang
menggambarkan kemampuan dari
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 peralatan dalam menghasilkan
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 barang. Rasio ini merupakan hasil
dari ideal cycle time dan aktual.
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 − 𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 Operation time peralatan mengacu
= 𝑥 100% kepada perbedaan antara
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
kecepatan ideal (berdasarkan
Loading time adalah waktu desain peralatan) dan kecepatan
yang tersedia (availability) per hari operasi aktual. Net operation time
atau per bulan dikurang dengan mengukur pemeliharaan dari suatu
waktu downtime mesin kecepatan selama periode tertentu.
direncanakan (planned downtime). Dengan kata lain, mengukur apakah
suatu operasi tetap stabil dalam
Loading time = Total availability – periode selama peralatan
Planned beroperasi pada kecepatan rendah.
downtime.........................(2.3) Formula pengukuran rasio ini
Planned downtime adalah adalah:
waktu downtime direncanakan 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
untuk pemeliharaan (scheduled 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑠𝑝𝑒𝑒𝑑 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
maintenance) atau kegiatan 𝑥 100%
manajemen lainnya. Operating time
merupakan hasil pengurangan 𝑁𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
loading time dengan waktu x 100%
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
downtime mesin (non-operation
time), dengan kata lain operating
Net operation rate merupakan
time adalah waktu operasi tesedia
perbandingan antara jumlah produk
(availability time) setelah waktu
yang diproses (processes amount)
downtime mesin keluarkan dari total
dikali ideal cycle time dengan
availability time yang direncanakan.
operation time. Net operation time
Downtime mesin adalah
berguna untuk menghitung kerugian
waktu proses yang seharusnya
yang diakibatkan oleh minor
digunakan mesin akan tetapi karena
stoppage losses dan menurunnya
adanya gangguan pada mesin atau
kecepatan produksi (reduced
peralatan (equipment failures)
speed).
mengakibatkan tidak ada output
Perhitungan tingkat
yang dihasilkan. Downtime meliputi
Performance Efficiency mesin atau
mesin berhenti beroperasi akibat
peralatan mempunyai beberapa
kerusakan mesin atau peralatan,
faktor ada pada pada tabel 2.
pergantian jig, pelaksanaan
prosedur setup dan adjustment dan
lainnya.
Page 4 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
Tabel 2. Faktor Perhitungan TPM mereduksi rugi mesin atau
Performance Efficiency peralatan, dengan cara
meningkatkan availibility rasio,
Variabel Deskripsi performance efficiency dan rate of
Operating Loading time – Downtime quality product. Sejalan dengan
time (loss availability) meningkatnya ketiga faktor yang
Operating terdapat dalam OEE maka
Waktu proses aktual
time keuntungan perusahaan juga
Procces Jumlah produk yang meningkat.
amount dihasilkan Berdasarkan Pengalaman
Ideal cycle Waktu siklus ideal/waktu perusahaan yang sukses
time standar menerapkan TPM dalam perusahaan
mereka nilai OEE yang ideal atau
standar diharapkan adalah :
Perfomance efficiency dapat a. Availibility ≥ 90%
dihitung sebagai berikut : b. Performance efficiency ≥ 95%
c. Rate of quality product ≥ 99%
Performance efficiency = Net Overall Equipment Effectiveness
operating x Operating cycle time dapat dihitung sebagai berikut:
Page 5 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
downtime losses, speed losses, quality sebelumnya. Speed losses dapat
losses. Berikut pengelompokan enam dibangi menjadi 2 macam, yaitu:
kerugian six big losses: a. Idle and Minor Stoppage Losses
Merupakan salah satu kerugian
1. Downtime Losses yang disebabkan mesin berhenti
Downtime losses adalah waktu sesaat. Faktor tersebut diantaranya
yang terbuang. Kerugian waktu material datang terlambat, dan
dimana proses produksi tidak gejala yang lain yang tidak bisa
berjalan dengan normal yang dideteksi. Berikut merupakan
biasanya diakibatkan kerusakan perhitungan untuk mengetahui nilai
mesin. Downtime dibagi menjadi dari idle and minor stoppage losses
dua kategori yaitu: yang dapat dilihat dibawah ini:
a. Breakdown Losses
Kerugian yang diakibatkan Idle and minor stoppage losses =
pada kerusakan mesin atau
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡−𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖) 𝑥 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
peralatan. Kerusakan yang sering 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
x
terjadi adalah mesin mati secara 100%
tiba-tiba yang berakibat proses
produksi berhenti. Berikut ini b. Reduce Speed Losses
merupakan perhitungan equipment Kerugian yang disebabkan
failure losses : karena adanya penurunan kecepatan
mesin sehingga tidak dapat bekerja
Breakdown Losses = secara optimal. Berikut merupakan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
x 100% perhitungan dari reduce speed
losses:
b. Setup and Adjusment Losses Reduce speed losses =
Merupakan kerugian yang 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 − (𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠)
𝑥100
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
terjadi pada saat set up mesin
dilakukan. Hal tersebut biasa terjadi 3. Quality Losses
pada saat ganti model, ganti tools, Quality losses adalah suatu
setelah terjadi perbaikan mesin. kondisi dimana produk yang
Berikut merupakan rumus untuk dihasilkan tidak sesuai dengan
mengetahui nilai pada set up and spesifikasi yang sudah ditetapkan
adjusment losses: sebelumnya. ada 2 macam dalam
quality losses, yaitu:
𝑆𝑒𝑡 𝑢𝑝 & 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 = a. Rework and Quality Defect
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡 𝑢𝑝 & 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 Kerugian yang disebabkan
𝑥 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑚𝑒 karena hasil produksi memiliki
2. Speed Losses kekurangan (cacat) baik dari, segi
Speed losses adalah kondisi bentuk atau ukuran. Berikut
dimana kecepatan proses produksi merupakan rumus perhitungan dari
terganggu, sehingga produk yang rework losses:
diharapkan tidak dapat tercapai
sesuai dengan diharapkan
Rework and quality defect =
Page 6 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
(𝑅𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒) perhitungan availability,
x 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 performance efficiency, rate of
quality dan nilai overall equipment
b. Yield Losses effectiveness (OEE).
Yield losses adalah kerugian pada 2. Menganalisa six big losses.
saat awal waktu produksi untuk 3. Menetaptkan faktor yang paling
mencapai kondisi yang normal. Hal dominan dari analisa six big losses
tersebut biasanya terjadi dimana dengan diagram pareto.
produk yang dihasilkan belum sesuai 4. Melakukan analisa penyebab akar
dengan standar, karena perbedaan masalah dengan menggunakan
kualitas pada saat proses pertama metode root cause analysis (RCA)
dengan proses yang sudah normal. serta melakukan langkah
Berikut cara untuk mengetahui nilai perbaikan.
dari yield losses adalah: 5. Memberikan usulan perbaikan
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑠𝑐𝑟𝑎𝑝
dengan konsep TPM untuk
Yield losses = 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑥100% meningkatkan efisiensi mesin.
6. Menghitung nilai OEE
2.5 Root Cause Analysis (RCA) berdasarkan usulan perbaikan.
Root cause analysis (RCA)
adalah suatu metode yang terstruktur 2.6 Desain dan Pendekatan Metode
untuk pemecahan masalah yang Penelitian
berguna untuk menidentifikasi akar Metode yang digunakan adalah
penyebab masalah yang ada. RCA metode penelitian kombinasi
memberikan petunjuk bagaimana cara (sequental explanatory), yang lebih
untuk mengidentifikasi penyebab mengutamakan pada ide maupun
kegagalan sebuah masalah hingga usulan untuk memecahkan masalah
pada tahap yang menjadi penyebab yang lebih sempit dan lebih fokus.
kritisnya sebuah masalah [5] Metode ini merupakan gabungan dari
Tahapan proses root cause metode kualitatif dimana akan lebih
analysis (RCA) sebagai berikut: mengutamakan metode kuantitatif.
1.Pengumpulan data. Peneliti membutuhkan data yang
2.Rekonstruksi faktor penyebab. bersumber dari laporan produksi di
3.Identifikasi akar penyebab. line 6 finishing dari bulan Maret
Rekomendasi dan implementasi sampai dengan Mei Data tersebut
perbaikan. meliputi :
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Data target produksi
mengukur tingkat efektifitas dan 2. Data aktual produksi yang
efisiensi mesin dengan overall dihasilkan
equipment effectiveness (OEE) di line 3. Data jam operasi mesin.
6 finishing agar dapat memberikan 4. Data waktu berhenti mesin yang
usulan perbaikan dari masalah yang disebabkan karena adanya
terjadi pada proses produksi rotor. kerusakan mesin maupun
Langkah untuk mencapai tujuan pergantian model pada produk
penelitian diantaranya: yang dikerjakan.
1. Mengukur tingkat efisiensi yang 5. Data quantity repair.
digunakan dengan cara 6. Data quantity defect.
Page 7 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
7. Data lain yang dibutuhkan untuk Berikut ini merupakan data-data
penelitian. yang akan di pergunakan dalam
Analisis data pada penelitian ini pembahasan penelitian ini.
dilakukan untuk penyusunan data
secara sistematis yang diperoleh dari Tabel 3. Data Produksi Mesin
pengumpulan data pada mesin cutting Cutting Line 6 Finishing Bulan
di line 6 finishing. Melalui data-data Maret Sampai Mei
Process
Target Repair Reject
tersebut, selajutnya dilakukan analisa Periode
(Pcs)
Amount
(Pcs) (Pcs)
(Pcs)
sesuai dengan metode yang Mat 69.335 56.995 324 216
digunakan untuk mengetahui Apr 71.494 59.385 309 139
Mei 66.884 55.017 270 177
permasalahan yang paling dominan Total 207.733 171.397 903 532
dan mendapatkan pemecahan Sumber : Data Perusahaan
masalah yang terjadi. Analisa
pemecahan masalah dalam penelitian Tabel 4. Data Breakdown, Quality
ini dibagi menjadi beberapa bagian, Problem, Set Up Mesin Cutting Line 6
yaitu: Finishing Bulan Maret Sampai Mei
Break Quality Part Set Down
1. Analisa overall equipment Periode Down Problem Delay Up Time
effectiveness (OEE). (Jam) (Jam) (Jam) (Jam) (Jam)
2. Analisa six big losses. Mar 35,98 1,99 3,97 28,04 69,98
Apr 36,07 1,91 2,21 28,18 68,37
3. Analisa diagram pareto. Mei 35,18 1,66 3,16 26,96 66,96
4. Root cause analysis (RCA). Tota 107,23 5,56 9,34 83,18
205,31
l
5. Langkah perbaikan Sumber : Pengolahan Data
Usulan total productive maintenance
(TPM). Tabel 5. Data Loading Time,
Downtime, Operating Time Mesin
3. Hasil dan Pembahasan cutting Line 6 Finishing Bulan Maret
Mesin yang digunakan sebagai Sampai Mei
objek adalah Mesin cutting line 6 Loading
Down
Operating
Periode Time
finishing di PT. XYZ. Sasaran dari Time (Jam)
(Jam)
Time (Jam)
penelitian ini adalah menigkatkan Mar 426,16 69,98 356,18
Apr 441,67 68,37 373,30
nilai efisiensi, sehingga penggunaan Mei 411,06 66,96 344,10
mesin bisa maksimal. Sehingga Total 1.278,89 205,31 1073,58
diperlukan pengukuran untuk Sumber : Pengolahan Data
mengetahui nilai efisiensi mesin Tabel 6. Perhitungan Cycle Time
cutting dengan menggunakan analisa Line 6 Finishing
overall equipment effectiveness Cycle
Loadin
(OEE) dan analisa six big losses. Period Target Time
g Time Pcs/Jam
e (Pcs) (Detik/Pcs
Untuk melakukan analisa, maka (Jam)
)
diperlukan data-data dari mesin Mar 69.355 426,16
162,7
22,12
4
cutting line 6 finishing dan data-data 161,8
Apr 71.494 441,67 22,24
lain yang dibutuhkan untuk 7
162,7
menetahui akar masalah, sehingga Mei 66.884 411,06
1
22,13
Page 8 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
3.1 Perhitungan Nilai Overall Performance Efficiency =
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
Equipment Effectiveness (OEE) 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
x 100%
Availability ratio merupakan
perhitungan yang menjelaskan Tabel 8. Performance Efficiency
tentang pemanfaatan waktu yang Mesin Cutting Line 6 Finishing dari
tersedia untuk kegiatan operasi mesin Bulan Maret Sampai dengan Mei
Cycle Operat Perform
atau peralatan. Untuk mendapaktan Perio
Process
Time ing ance
Amount
nilai hasil pengukuran availibility de
(Pcs)
(Detik/P Time Efficienc
cs) (Jam) y (%)
ratio, maka digunakan rumus sebagai Mar 56.995 22,12 356,18 98,32
berikut: Apr 59.385 22,24 373,30 98,28
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 Mei 55.017 22,13 344,10 98,26
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100% Rata 57.132,3
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 22,16 357,86 98,29
-rata 3
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 − 𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 Sumber : Pengolahan Data
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Page 9 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
Rata-rata nilai rate of quality perhitungan dari big losses sebagai
product adalah 99,16 %. berikut:
Menunjukkan bahwa nilai dari rate of 1. Breakdown Losses
quality product sudah memenuhi
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
standar word of class manufacturing Breakdown Losses = 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
x
(WCM) yaitu ≥ 99 %. 100%
OEE = Availability x performance
efficiency x rate of quality product x Tabel 11. Perhitungan Nilai
100% Persentase Breakdown Losses Bulan
Nilai overall equipment Maret Sampai Bulan Mei
Loading Break Breakdown
effectiveness (OEE) dari bulan Maret Periode Time Down losses (%)
sampai dengan Mei dapat dilihat (Jam) (Jam)
Mar 426,16 35,98 8,44
pada tabel 9. Apr 441,67 36,07 8,17
Mei 411,06 35,18 8,56
Total 1.278,89 107,23 25,17
Tabel 10. Overall Equipment
Sumber : Pengolahaan Data
Effectiveness (OEE) Mesin Cutting
Bulan Maret Sampai Bulan Mei
Availa Rate OEE 2. Set Up and Adjustment
Performance
Periode
bility
Efficiency
Of (%) Set up and ajustment = -
(%) Qualit 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡 𝑢𝑝 𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
(%)
y (%) 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
x 100 %
Mar 83,58 98,32 99,05 81,40
Apr 84,52 98,28 99,25 82,44 Tabel 12. Persentase Set Up and
Mei 83,71 98,26 99,19 81,59
Rata- 83,94 99,16 81,81 Adjustment Bulan Maret Sampai
98,29
rata Bulan Mei
Sumber : Pengolahan Data Loading Set Set Up and
Periode Time Up Adjustment
(Jam) (Jam) (%)
Dari tabel perhitungan nilai Mar ‘16 426,16 28,04 6,58
OEE masih dibawah standar word Apr ‘16 441,67 28,18 6,38
Mei ‘16 411,06 26,96 6,56
class manufacturing (WCM) yaitu ≥ Total 1.278,89 83,18 19,52
85 %. Meskikupn nilai dari Sumber : Pengolahan Data
performance efficiency dan nilai rate
of quality memenuhi standar, tetapi 3. Idle and Minor Stoppage Losses
nilai dari availability tidak memenuhi 𝐼𝑑𝑙𝑒 & 𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑠𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
standar. Sehingga nilai OEE tidak 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦
= x 100 %
memenuhi standar word class 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
manufacturing (WCM).
Tabel 13. Nilai Persentase Idling
3.2 Perhitungan Nilai Six Big Losses and Minor Stoppage Bulan Maret
Analisis big losses Sampai Bulan Mei
Loading Delay Idling and
merupakan salah satu metode yang Periode Time (Jam) Stopage losses
digunakan untuk mengetahui tingkat (Jam) (%)
Mar 426,16 3,97 0,93
kerugian pada mesin atau peralatan. Apr 241,67 2,21 0,50
Dalam analisa ini, yield losses dan Mei 411,06 3,16 0,77
Total 1.278,89 9,34 2,20
rework tidak dilakukan perhitungan,
karena quality rate sudah memenuhi Sumber : Pengolahan Data
standar yaitu >99 % dan tidak terlalu
mempengaruhi dari rendahnya nilai
OEE tersebut. Berikut ini merupakan
Page 10 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
4. Reduce Speed Losses
Reduce speed =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒−(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 Aktual)
𝑥100%
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Page 11 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
Tabel 17. Jenis-jenis Breakdown 7. Waktu istirahat operator di rumah
Losses kurang.
Waktu Breakdown 8. Operator meninggalkan pekerjaan
Masala Periode Maret -Mei Total
No % sesaat.
h (Jam) (Jam)
Maret April Mei 9. Proses produksi yang dilakukan
1 Mesin 61,76 57,60
Stop
20,06 18,45 23,25 merupakan 1 alur dengan mesin
2 Konve 40,08 37,38 yang rusak.
yor 13,42 16,47 10,19
macet Dari akar penyebab tersebut,
3 Other 2,5 1,15 1,74 5,39 5,03 maka perlu dilakukan untuk
Total 35,98 36,07 35,18 107,23 100
perbaikan. langkah perbaikan yang
Sumber : Pengolahan Data
dilakukan adalah:
Tabel 18. Jenis-jenis Set Up and 1. Penerapan disiplin kerja pada
Adjusment perusahaan lebih ditingkatkan lagi.
Waktu Set Up and Agar saat masuk kerja sesuai
Adjusment Periode
Maret -Mei 2016 Total dengan waktu yang sudah
No Masalah %
(Jam) (Jam) ditetapkan dan meeting pagi haru
Me
Maret April
i tepat waktu, agar jam produksi
1 Pergantian
14,76 14
15,
44,16 53,09 tidak berkurang dan tepat waktu.
Jig Lama 40
2 Setting 9,0 35,02 42,10 2. Penyampaian informasi saat
12, 78 13,18
Mesin 6 metting lebih dipersingkat lagi.
3 Other 0,5 1 2,5 4 4,81
26, 83,18 100 Hal-hal yang tidak pelu dan tidak
Total 28,04 28,18
96 berhubugan dengan perusahaan
Sumber : Pengolahan Data tidak disampaian dalam meeting.
Berikut ini merupakan akar 3. Atasan atau penanggung jawab
masalah penyebab tingginya mengontrol terhadap kelengkapan
breakdown. peralatan mesin yang digunakan.
Mesin stop disebabkan metting Agar peralatan yang ada di line
awal produksi yang dilakukan tidak tidak hilang dan tetap terjaga,
tepat waktu, Clamp tool rusak, over sehingga operator tidak kesulitan
heat, tidak ada loading pada mesin, mencari peralatan ketika
power off. Akar penyebab masalah membutuhkan.
pada mesin stop adalah: 4. Melakukan evaluasi kualitas
1. Kurang kesadaran dan disiplin terhadap clamp yang digunakan
terhadap peserta metting. pada mesin. Clamp yang baik
2. Adanya informasi yang bersifat adalah clamp yang sesuai standar
kurang penting disampaikan pada ISO, berikut ini merupakan
saat metting. gambar dari clamp tool yang
3. Tidak dilakukan pengontrolan rusak:
terhadap peralatan mesin.
4. Kualitas clamp yang digunakan
kuranng baik.
5. Jadwal preventine pada pendingin
panel tidak dilakukan. Gambar 4. Tools Clamp Rusak
6. Kipas pendingin panel terlalu
kecil.
Page 12 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
5. Lakukan preventive pada panel gambar dari baut yang hilang
pendingin mesin, lakukan dapat dilihat pada dibawah ini:
penngecekan pendinginn panel
setiap hari.
6. Ganti kipas pendingin panel
dengan yang lebih besar, agar
paner tidak mengalami over heat.
7. Operator perlu dirolling. Agar
tidak jenuh dengan pekerjaan dan Gambar 5. Kover Konveyor
pergantian operator ketika Sumber : Pengolahan Data
mengantuk perlu dilakukan. Agar
mesin tetap loading. 2. Melakukan rekomendasi terhadap
8. Perlunya perbaikan mesin lain manajemen untuk melakukan
dalam 1 line tersebut. Agar penambahan karyawan petugas
breakdown mesin tidak terjadi lagi scrap di bagian produksi. Agar
dan line berjalan dengan normal. kerja petugass bisa melakukan
pengonntrolan pada area produksi
Konveyor macet disebabkan yang lebih maksimal.
oleh Scrap Menyangkut, Rantai 3. Dibuatkan SOP untuk pelumasan
konveyor kendor, Banyak debu pada pada rantai konveyor. Agar rantai
konveyor, Motor konveyor slip. Akar konveyor tidak cepat aus dan
penyebab masalah konveyor macet rusak.
adalah: 4. Lubang penghisap debu perlu
1. Baut pengunci cover pada dibesarkan, agar kerja penghisap
konveyor tidak ada. debu lebih maksimal. Berikut ini
2. Tidak ada penambahan petugas adalah gambar dari lubang
scrap pada departemen produksi. penghisap debu.
3. Pemasangan kunci baut yang 5. Diibuat jarak antara konveyor
kurang tepat dan benar. dengan mesin, ketika melakukan
4. SOP untuk pelumasan pada rantai pembersihan tidak kesulitan dan
konveyor tidak dibuat. mudah dijangkau.
5. Lubang vakum penghisap debu 6. Motor pada konveyor daiganti
terlalu kecil. yang lebih besar dayanya. Agar
6. Area konveyor yang sangat tidak terjadi slip ketika beban yang
sempit. diterima oleh motor besar.
7. Daya motor pada konveyor kecil.
Dari akar penyebab tersebut, Terkait dengan set up and
maka perlu dilakukan untuk adjusment. Berikut ini merupakan
perbaikan. langkah perbaikan yang akar masalah penyebab tingginya set
dilakukan adalah: up adjustment, akar penyebab
1. Diberikan baut pengunci pada masalah pergantian jig lama.
konveyor dan pemasangan baut Pergantian jig lama disebabkan oleh
pengunci dilakukan dengan benar. Kemampuan yang dimiliki operator
Agar baut pengunci tidak hilang masih kurang, Pergantian jig
atau lepas. Berikut ini merupakan dilakukan dengan 1 orang, Pergantian
jig dilakukan dengan 1 orang,
Page 13 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
Peralatan produksi yang digunakan untuk permintaan kelengkapan
untuk melakukan pergantian jig tidak terhadap peralatan mesin. Agar
lengkap. Akar penyebab dari operator tidak kesulitan untuk
pergantian jig lama adalah: mencari peralatan tersebut. Berikut
1. Tidak ada jadwal training untuk ini adalah gambar dari peralatan
memotivasi operator. yang digunakan saat proses
2. Operator baru. produksi berlangsung, dapat
3. Operator lain sibuk dengan dilihat pada gambar dibawah ini:
pekerjaan masing-masing.
4. Operator tidak melakukan
konfirmasi terhadap atasan ketika
ada pergantian jig.
5. Tidak ada pengajuan untuk
permintaan pada peralatan Gambar 7. Peralatan Mesin Cutting
produksi.
Penyebab masalah setting mesin
Dari akar penyebab tersebut,
adalah adanya pergantian produk,
maka perlu dilakukan untuk
ganti tools, Produk yang dihasilkan
perbaikan. langkah perbaikan yang
tidak sesuai dengan standar. Untuk
dilakukan adalah:
penyebab tetang adanya pergantian
1. Diadakan jadwal training terhadap produk tidak dilakukan perbaikan
semua karyawan perusahaan, agar karena faktor yang tidak bisa dirubah
motivassi kerja tetap tingggi. ketetapannya walaupun nilai losses
2. Pergantian jig dilakukan 2 orang. tinggi.. Akar penyebab dari setting
Dengan adanya 2 spindel yang mesin adalah:
berdampingan, memungkinkan 1. Pendingin tools pada mesin tidak
pergantian jig bisa dilakukan ada.
dengan 2 orang. Berikut 2. kualitas tools yang digunakan
merupakan gambar dari spindle kurang baik.
mesin cutting. 3. Jadwal preventive mesin tidak ada.
Dari akar penyebab tersebut,
maka perlu dilakukan untuk
perbaikan. langkah perbaikan yang
dilakukan adalah:
1. Buatkan aliran angin yang
mengarah ke tools serta aliran
angina pendingin yang mengarah
Gambar 6. Spindel Mesin Cutting ke tools pada saat tidak terjadi
3. Lakukan konfirmasi terhadap proses produksi. Berikut ini
atasan atau penanggung jawab merupakn gambar aliran angin
ketika ada pergantian jig. Agar yang sudah dipasang pada mesin
atasan atau penanggung jawab cutting sebagai berikut :
tahu dan ikut berkontribusi dalam
pergantian jig.
4. Atasan atau penanggung jawab
segera melakukan pengajuan
Page 14 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
b. Seiton (Rapi) : meletakkan
peralatan yang digunakan seperti
kunci, setelah pemakaian
diletakkan sesuai dengan
Gambar 8. Pipa Saluran Angin temaptnya.
c. Seiso (Resik) : membersihkan
2. Evaluasi ulang untuk tools yang mesin, peralatan serta lingkungan
digunakan. Evaluasi tersebut setelah menyelesaikan pekerjaan
tujuannya untuk mengatahui pada akhir produksi.
kualitas tools yang digunakan d. Seiketsu (Rawat) : lakukan
sesuai dengan standar atau tidak. perawatan pada mesin setiap hari
Standar penggunaan tools yang seperti memberi pelumasan
baik bahan dan tools yang terhadap mesin.
digunakan sesuai dengan standar e. Shitsuke (Rajin) :
ISO. mempertahankan kegiatan yang
3. Diadakan jadwal preventive mesin sudah dilakukan dan memberi
dan preventative mesin lebih inovasi yang baru.
ditingkatkan lagi agar masalah- Tujuan dari penerapan 55 adalah:
masalah yang kecil terhadap a. Menjaga kebersihan mesin
mesin bisa diminimalisir. cutting serta lingkungan kerja
disekitarnya agar saat melakukan
3.3 Usulan Total Productive aktifitas merasa nyaman.
Maintenance (TPM) b. Meningkatkan efisiensi kerja
Masalah yang terbesar pada yang lebih maksimal terhadap
penelitian ini adalah tingginya pengaturan yang diterapkan pada
breakdown dan set up adjustment. 5S.
Rekomendasi yang diberika tentang c. Meminimalisir bahaya yang di
penerapan preventive maintenance lokasi tempat kerja.
dan autonomous maintenance yang d. Mengurangi waktu pemborosan
bertujuan untuk mencegah terjadinya di tempat kerja.
kerusakan lebih dini dan memberikan
pengetahuan operator agar bisa 2. Pengembangan standar
melakukan pengawasan serta pembersihan dan pelumasan.
perawatan kecil sehingga dapat Setelah melakukan
memberikan aktifitas yang pembersihan dini, kemudian
memberikan nilai tambah. ditetapkan standar pemeliharaan
Langkah-langkah yang yang efektif dan efisien untuk
dilakukan untuk meningkatkan mencegah kerusakan yang lebih
efisiensi mesin adalah: fatal akibat dari permasalahan
1. Pembersihan Dini. tersebut. Cara untuk melakukan
Langkah yang dilakukan adalah pengembangan standar pembersihan
dengan menerapkan 5S sebagai dan pelumaasan sebagai berikut:
berikut: a. Melakukan pembersihan dan
a. Seiri (Ringkas) : pemilahan tools pengecekan terhadap mesin
yang sudah dipakai dengan tools setiap hari.
yang belum dipakai.
Page 15 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
b. Membuat jadwal pelumasan dan a. Membuat sebuah format laporan
lakukan pelumasan sesuai dengan sederhana yang dapat menciptakan
jadwal tersebut. motivasi untuk meningkatkan
c. Membuat sebuah penandaan pada efisiensi dan mengevaluasinya.
pelumasan yang berupa tempat b. Membuat sebuah visual
yang perlu dilakukan pelumasaan monitoring board yang dapat
dan jenis pelumasan yang diakses oleh semua orang.
digunakannya. Sehingga dapat menumbuhkan
d. Memberikan training dan motivasi kerja yang lebih baik lagi.
pelatihan kepada karyawan yang c. Menerapkan pendekatan mengenai
bersangkutan mengenai pemecahan masalah pada masalah
pembersihan dan pelumaasan serta yang ada dan diselesaikan secara
training lain yang menunjang tepat dan mencegahnya.
kemampuan karyawan. d. Mengadakan diskusi pencapaian
3. Pengecekan keseluruhan. dan abnormal yang dilakukan saat
a. Mengadakan pelatihan tentang metting sebelum awal produksi.
mesin cutting. Tujuan dari penerapan
b. Mengadakan pengecekan autonomous maintenance adalah:
keseluruhan mesin pada awal a. Mencegah dan mengurangi waktu
produksi. downtime pada mesin
c. Lakukan perbaikan sebelum b. Mengurangi terjadinya quality
terjadi kerusakan yang sulit defect dari proses mesin.
diinspeksi dengan tujuan untuk c. Mecegah terjadinya kerusakan
mengurangi waktu downtime. terhadap mesin yang lebih parah.
d. Operator belajar dan d. Mempercepat penanganan saat
mempraktekkan apa yang sudah terjadi kerusakan terhadap mesin.
dipelajari, agar menambah skill e. Mejaga kondisi mesin selalu dalam
dalam bekerja. kondisi terawat.
e. Operator belajar bagaimana f. Umur mesin lebih lama.
mengatasi kerusakan kecil pada g. Meningkatkan skill operator
mesin dan cara memperbaikinya berupa pemahaman mesin,
serta pengecekan mesin dengan perawatan dasar mesin, dan
tujuan untuk menjaga kondisi mengurangi resiko kecelakaan
mesin tetap baik. kerja.
f. Melaporkan hasil pemeriksaan
mesin, melaporkan hal yang 3.4 Nilai OEE Berdasarkan
abnormal dari mesin tersebut, agar Penerapan Usulan Perbaikan
segera diatasai. Berdasarkan usulan perbaikan
4. Penerapan autonomous yang diajukan penulis terhadap
maintenance serta peningkatan permasalahan yang ada, perkiraan
efisiensi yang berkesinambungan. waktu yang dapat dikurangi adalah:
Melalui aktifitas yang
dilakukan, harapan operator mampu
melakukan perawatan secara mandiri,
untuk mencapai perawatan secara
mandiri perlu diperhatikan adalah:
Page 16 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
Tabel 19. Penurunan waktu terhadap Tabel 20. Penurunan Waktu
Breakdown Losses Terhadap Set Up and Adjusment
Total
No Akar Masalah Total
(Jam) No Akar Masalah
1 Kurang kesadaran dan 9 (Jam)
disiplin terhadap peserta
metting. 1 Tidak ada jadwal
training untuk motivasi 6,4
2 Adanya informasi yang 5,15
operator.
bersifat kurang penting
disampaikan pada saat 2 Operator baru. 4,26
metting. 3 Operator sibuk dengan 18,5
3 Tidak dilakukan 5,75 pekerjaan masing-
pengontrolan terhadap masing.
peralatan mesin. 4 Operator tidak 9
4 Kualitas clamp yang 6,5 melakukan konfirmasi
digunakan kuranng baik. terhadap atasan ketika
ada pergantian jig.
5 Jadwal preventive pada 21
pendingin panel tidak 5 Tidak ada pengajuan 6
ada. untuk permintaan pada
peralatan produksi.
6 Waktu istirahat operator 2
dirumah kurang. 6 Pendingin tools pada 8
mesin tidak ada.
7 Operator meninggalkan 3,5
pekerjaan sesaat. 7 kualitas tools yang 4,5
digunakan kurang baik.
8 Prosess produksi yang 6,36
dilakukan merupakan 1 8 Jadwal preventive 11
alur dengan mesin yang mesin tidak ada.
rusak. Total 67,66
9 Baut pengunci cover pada 8,5
konveyor tidak ada. Dari perkiraan waktu yang
10 Tidak ada penambahan 11,63 dapat diturunkan jika usulan
petugas scrap pada perbaikan tersebut diterapkan, maka
departemen produksi. OEE yang didapat adalah sebesar:
11 Pemasangan pengunci 2,95
baut yang kurang tepat Tabel 21. Hasil Perhitungan OEE
dan benar. Availa Perfor Rate OEE
12 SOP untuk pelumasan 6 bility mance of (%)
pada rantai konnveyor Periode
(%) Efficien Qualit
tidak dibuat. cy (%) y (%)
13 Lubang penghisap debu 3 Mar 96,14 98,54 99,18 93,96
terlalu kecil. Apr 97,01 98,50 99,34 94,92
14 Area konveyor yang 3 Mei 96,34 98,77 99,30 94,48
sangat sempit. Rata- 96,49 99,27 94,45
98,60
15 Daya motor pada 2,5 rata
konveyor terlalu kecil
99,34 Untuk melihat berapa
Total peningkatan antara nilai OEE
sebelum ada usulan dengan nilai
OEE perkiraan jika usulan terssebut
Page 17 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i
diterapkan, dapat dilihat pada tabel dini, pengembangan standar
berikut: pembersihan dan pelumasan,
pengecekan keseluruhan.
Tabel 22. Peningkatan Nilai OEE 5. Dari usulan perbaikan tersebut,
Perio
OEE OEE
Peningkata
rata-rata nilai OEE dapat
Sebel Sesud meningkat sebesar 12,64 % dari
de n(%)
um ah rata-rata 0EE 94,45 % dengan
Mare 81,40 93,96 12,56 OEE sebelumya yaitu 81,81 %.
t
April 82,44 94,92 12,48 Referensi
Mei 81,59 94,48 12,89 [1] Ansori, N., & Mustajib., M. I.
Sistem Perawatan Terpadu
4. Kesimpulan (Integrated Maintenance
Berdasarkan penelitian yang sudah System). Yogyakarta: Graha
dilakukan, maka didapat kesimpulan Ilmu, (2013).
sebagai berikut: [2] Rajput, H. S., & Jayaswal, P. A
International Journal of Modern
1. Hasil perhitungan nilai OEE pada Engineering Research (IJMER).,
mesin cutting line 6 finishing Rata- Vol.2,nnIssue.6, Nov-Dec.
rata OEE (overall equipment (2012) pp-4383-4386.
effectiveness) adalah 81,81 %. [3] Ansori, N., & Mustajib., M. I.
Faktor yang mempengaruhi “Sistem Perawatan Terpadu
rendahnya OEE (overall (Integrated Maintenance
equipment effectiveness) adalah System).” Graha Ilmu,
nilai availability dengan rata-rata Yogyakarta, (2013).
83,94 % yang masih dibawah [4] Alvira, D., Helianty, Y., &
standar WCM (word class Prassetiyo, H.”Usulan
manufacturing). Peningkatan Overall Equipment
2. Faktor yang memiliki persentase Effectiveness (OEE) Pada Mesin
terbesar dai perhitungan big losses Tapping Manual Dengan
adalah breakdown losses dan set Meminimumkan Six Big Losses.
up and adjustment. Dengan Jurnal Online Istitut Teknologi
presntase sebesar 49,16 % dan Nasional, 3(3), 2338-5081
38,13 %. (2015)
3. Dengan menggunakan metode [5] Trisnal, P., Sugiharto., & Nurul,
root cause analysis (RCA). Dapat L. H. “Analisis Implementasi
diketahui penyebab dari tingginya Lean Manufacturing dengan
breakdown dan set up and Lean Asseesment dan Roor
adjustment adalah mesin stop, Cause Analysis Pada PT. XYZ.
konveyor macet, pergantian jig Jurnal Teknik Industri FT USU,
lama, setting mesin. 3(3), (2013), 8-14.
4. Usulan total productive
maintenance (TPM) dengan
penerapan autonomous
maintenance, preventive
maintenance yang, pemeriksaan
Page 18 | J u r n a l P e l i t a I n d u s t r i