Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Simulasi Komputasi Tambang

Simulasi Komputasi sebetulnya bisa diartikan sebagai cara untuk

menemukan pemecahan masalah dari data input dengan menggunakan

suatu algoritma. Hal ini ialah apa yang disebut dengan teori komputasi,

suatu sub-bidang dari ilmu komputer dan matematika. Pengertian

Simulasi adalah merupakan meniru proses riil yang disebut sistem

dengan sebuah model untuk memahami bagaimana sistem tersebut

bekerja. Jadi yang dimaksud dengan Simulasi dengan komputasi

tambang adalah merupakan cara untuk menemukan pemecahan masalah

dari data input dengan menggunakan suatu algoritma dan model

dievaluasi secara numerik, dan data yang dikumpulkan untuk

mengestimasi karakteristik yang sebenarnya dari model pembuatan

perencanaan tambang.
Gambar 2.1 Sistem, Model dan Teknik Simulasi

II.2 Pemodelan Sistem Simulasi Komputasi Tambang

Pemodelan Sistem Simulasi Komputasi Tambang bertujuan untuk :


3
1. Sebagai alat dalam memecahkan berbagai persoalan (real world)

termasuk perencanaan kegiatan.

2. Sebagai pendukung Riset operasi dan analisis sistem untuk

pengambilan keputusan yang komplek, masalah besar, dan

kemungkinan jangka panjang yang tidak dapat diperhitungkan.

3. Sistem Simulasi adalah suatu sistem yang dipergunakan untuk

menguraikan persoalan persoalan real world yang penuh ketidak

pastian, dimana model menjadi lebih sederhana agar mampu

dianalisis secara komputasi matematis.


Gambar 2.2 Pemodelan Sistem dan Simulasi

Pemodelan Sistem dalam simulasi komputasi tambang dibagi menjadi 3

hal yaitu :

1. Sistem yang memodelkan symbol (identitas) permasalahan secara

simbolik

2. Sistem identitas semu, dimana kondisi dari luar diberikan secara rekaan.

Misalnya simulasi sistem pertahanan yang mempergunakan data

serangan dari luar secara rekaan.

3. Sistem laboratorik, dipergunakan berbagai komponen seperti adanya

operator, software, hardware, komputer, prosedur operasi, fungsi

matematis, statistik, dan lain-lain. 4

II.3 Jenis-jenis dan metode pada Simulasi Komputasi Tambang


Dalam Komputasi dan Simulasi Tambang terdapat beberapa metode-

metode antara lain :

1. Metode Antrian

2. North West Corner

3. Overall Equipment Effectiveness

4. Qualty Control Circle

II.4 Overall equipment effectiveness atau efektivitas peralatan secara

keseluruhan merupakan istilah yang diciptakan oleh Seiichi Nakajima pada

tahun 1960 untuk mengevaluasi seberapa efektif operasi manufaktur digunakan.

Hal ini didasarkan pada cara berpikir Harrington Emerson mengenai efisiensi

tenaga kerja.

Pengertian Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu perhitungan

yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keefektifan suatu mesin

atau peralatan yang ada. OEE merupakan salah satu metode yang ada dalam

Total Produktive Mentenance (TPM). Umumnya, OEE digunakan sebagai

indikator performasi suatu mesin atau peralatan.

A. Pengertian Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Menurut Para Ahli

 Nakajima (1988)
Menurut Nakajima, Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu

metode pengukuran tingkat efektifitas pemakaian suatu peralatan atau

sistem dengan mengikutsertakan beberapa sudut pandang dalam proses

perhitungan tersebut.

 Davis (1995:35)

Menurut Davis, Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat

keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan

memperhitungkan availability, performance efficiency dan rate of quality

product.

 Rizkia (2015)

Menurut Rizkia, Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu

pengukuran efektivitas pemakaian suatu mesin/peralatan dengan

menghitung ketersediaan mesin, performansi dan kualitas produk yang

dihasilkan.

B.Tujuan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Tujuan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yaitu sebagai alat ukur

performa suatu sistem maintenance, dengan menggunakan metode ini maka

bisa diketahui ketersediaan mesin atau peralatan, efesiensi produksi dan

kualitas output mesin/peralatan.


C.Manfaat Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Menurut Muwajih (2015) penggunaan OEE sebagai performance indicator,

mengambil periode basis waktu tertentu, seperti: shiftly, harian, mingguan,

bulanan, maupun tahunan. Pengukuran OEE lebih efektif digunakan pada

suatu peralatan produksi. OEE bisa digunakan di beberapa jenis tingkatan

pada lingkungan perusahaan, diantaranya yaitu:

 OEE bisa digunakan sebagai Benchmark untuk mengukur rencana

perusahaan dalam performasi.

 Nilai OEE, perkiraan dari suatu aliran produksi, dapat digunakan untuk

membandingkan garis performasi melintang dari perusahaan, maka akan

terlihat aliran yang tidak penting.

 Jika proses permesinan dilakukan secara individual, OEE bisa

mengidentifikasi mesin mana yang memiliki performansi buruk, bahkan

mengidentifikasi fokus dari sumber daya TPM.

Secara umum, manfaat OEE (Overall Equipment Effectiveness)

diantaranya yaitu:

 Menentukan starting point dari perusahaan ataupun peralatan/mesin.

 Mengidentifikasi kejadian bottleneck di dalam peralatan/mesin.

 Mengidentifikasi kerugian produktivitas (true productivity losses).

 Menentukan prioritas dalam usaha untuk meningkatkan OEE dan

peningkatan produktivitas.
D.Pengukuran dan Perhitungan Overall Equipment

Effectiveness (OEE)

Seperti yang diketahui, pengertian OEE (Overall Equipment Effectiveness)

adalah perhitungan yang digunakan untuk menentukan tingkat produktivitas

dan efektivitas peralatan. Rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness):

OEE (%) = Availability (%) x Performance efficiecy (%) x Rate of

Quality Product (%)

Berdasarkan penghargaan yang pernah diberikan Japan Institute of Plant

Maintenance, kondisi ideal OEE yaitu (Nakajima, 1988):

 Availability > 90%

 Performance Efficiency > 95%

 Quality Product > 99%

Sehingga OEE yang ideal yaitu: 0,90 x 0,95 x 0,99 = 85%

Terdapat 3 (tiga) elemen produktivitas dan efektivitas peralatan yang bisa

diukur yaitu availability, performance efficiency dan rate of quality product.

 Availability

Availability adalah rasio dari lama waktu suatu mesin pada suatu pabrik

digunakan terhadap waktu yang ingin digunakan (waktu tersedia).

Availability merupakan ukuran sejauh mana mesin tersebut bisa berfungsi.


Availability ratio adalah tingkat efektivitas beroperasinya suatu

mesin/peralatan. Availability ratio merupakan perbandingan antara waktu

operasi dan waktu persiapan. Parameter ini menentukan tingkat kesiapan

alat yang ada dan bisa digunakan. Ketersediaan yang rendah mencerminkan

pemeliharaan yang buruk, sehingga untuk melakukan perhitungan nilai

Availability diperlukan operation time, loading time dan downtime. Rumus

Availability yaitu:

Keterangan:

Operation time, yaitu hasil yang didapatkan dari pengurangan loading time

dengan waktu downtime mesin.

Downtime mesin, yaitu waktu proses yang seharusnya digunakan mesin tapi

karena adanya gangguan pada mesin/peralatan mengakibatkan tidak ada

output yang dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat

kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan, pelaksanaan prosedur

setup dan adjustment dan lain sebagainya.

Loading time, yaitu waktu yang tersedia per hari atau perbulan dikurang

dengan waktu downtime mesin direncanakan.

 Performance Efficiency
Performance efficiency adalah rasio dari apa yang sebenarnya dengan yang

seharusnya pada periode tertentu atau bisa dikatakan perbandingan tingkat

produksi aktual dengan yang diharapkan.

Menurut Nakajima (1988), performance efficiency adalah hasil perkalian

dari operation speed rate dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk

yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu

yang tersedia untuk melakukan proses produksi. Rumus Performance

Efficiency yaitu:

Operating speed rate adalah perbandingan antara kecepatan ideal

mesinberdasarkan kapasitas mesin sebenarnya dengan kecepatan aktual

mesin.

Net operation time berfungsi menghitung rugi yang diakibatkan oleh minor

stoppage dan menurunnya kecepatan produksi. Tiga faktor penting yang

diperlukan dalam menghitung performance efficiency, yaitu:


 Ideal cycle (waktu siklus ideal).

 Processed amount (Jumlah produk yang diproses).

 Operation time (waktu operasi mesin).

 Rate of Quality Product

Menurut Nakajima (1988), rate of quality product adalah rasio jumlah

produk yang baik terhadap total produk yang diproses. Rate of Quality

Product menunjukkan produk yang bisa diterima per total produk yang

dihasilkan. Rate of quality product ini memperhatikan dua faktor,

diantaranya yaitu:

 Processed amount (jumlah yang diproduksi).

 Defect amount (jumlah produk yang cacat).

Rumus Rate of quality product yaitu:


II.4. Studi Kasus

a. OPTIMALISASI PERALATAN TAMBANG DENGAN METODA

OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PIT 1

PENAMBANGAN BATUBARA BANKO BARAT PT BUKIT ASAM

(PERSERO) TBK TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

Oleh BENTI JUL SOSANTRI

Batubara merupakan salah satu sumber energi yang sangat

potensial dalam pemanfaatannya. Batubara banyak dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan produksi mulai dari industri kecil hingga

besar dan sebagian besar batubara di Indonesia telah diekspor

hampir ke seluruh dunia antara lain ke negara-negara Asia dan

Eropa. Salah satu tambang batubara yang ada di Indonesia yaitu PT

Bukit Asam (Persero) Tbk. Proses produksi batubara PT Bukit Asam

tepatnya pada Pit 1 Banko Barat menggunakan alat gali muat

excavator Komatsu PC 400 LC serta alat angkut dump truck Scania

P360 dengan tujuan untuk dapat meningkatkan hasil produksi yang

maksimal secara konsisten, tetapi kondisi aktual dilapangan tidak

tercapainya target produksi yang telah ditetapkan setiap bulannya

karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti manusia, lingkungan,

peralatan, dan sistem, dengan demikian perlu dilakukannya

peningkatan produksi dengan melakukan perbaikan terhadap

beberapa faktor tersebut. Salah satu metoda yang bisa digunakan

adalah metoda Overall Equipment Effectiveness (OEE).Penelitian ini


difokuskan pada penambangan batubara. Proses produksi batubara

PT Bukit Asam tepatnya pada Pit 1 Banko Barat menggunakan alat

gali muat excavator Komatsu PC 400 LC serta alat angkut dump

truck Scania P360 dengan tujuan untuk dapat meningkatkan hasil

produksi yang maksimal secara konsisten.

b. ANALISIS PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT

EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN PACKING UNTUK

MENINGKATKAN NILAI AVAILABILITY MESIN

Oleh Ida Nursanti dan Yoko Susanto

Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi

peralatan, adalah dengan meningkatkan utilitas peralatan yang ada

seoptimal mungkin dan memperpanjang umur ekonomisnya. Utilisasi dari

peralatan pada rataan industri manufaktur adalah sekitar setengah dari

kemampuan mesin yang sesungguhnya (Nakajima, 1988). Pada praktiknya,

seringkali usaha perbaikan yang dilakukan tersebut hanya pemborosan,

karena tidak menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Hal ini

disebabkan tim tidak mendapatkan dengan jelas akar permasalahan yang

terjadi dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga dalam upaya mengatasi

masalah ini tim tidak efektif dalam mengatasinya. Untuk itu diperlukan

suatu metode yang mampu mengungkapkan permasalahan dengan jelas

agar dapat dilakukan peningkatan terhadap kinerja mesin dan peralatan

secara optimal (Jonsson dan Lesshammar, 1999).


PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman

besar di Indonesia yang memproduksi banyak jenis produk dengan beberapa

ukuran packing yang berbeda juga. Hal ini berarti, PT. XYZ harus

meningkatkan utilitas mesin-mesin yang ada salah satunya yaitu mesin

packing yang digunakan untuk mengemas produk ABC pada unit 3 line 2.

Target perusahaan untuk nilai OEE mesin tersebut adalah 80%. Tapi dalam

kenyataannya target tersebut sering kali tidak terpenuhi. Untuk itu perlu

dilakukan perhitungan dan analisis terhadap nilai Overall Equipment

Effectiveness.

c. PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL

EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE): STUDI KASUS DI PG

KREBET BARU II

Designing Overall Equipment Effectiveness (OEE) Measurement

Application:Case Study in PG Krebet Baru II Oleh Lu’lu Ul Maknunah*,

Retno Astuti, dan Mas’ud Effendi

PG Krebet Baru II Malang belum memiliki alat ukur yang dapat

membantu menganalisis kinerja mesin-mesin yang ada di pabrik

tersebut. Cara efektif untuk menganalisis kinerja mesin adalah dengan

pengukuran OEE yang didasarkan pada pengukuran Availability ratio,

Performance ratio, dan Quality ratio. Penelitian ini bertujuan

menghasilkan aplikasi pengukuran OEE yang dapat memberikan hasil

OEE secara cepat dan akurat. Perancangan aplikasi pengukuran OEE


dilakukan dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai

bahasa pemrograman, Microsoft Access 2007 sebagai basis datanya dan

menggunakan metode pendekatan prototipe. Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan prototipe yang diberi nama COPRA (Computation

of OEE Process Rapidly and Accurately). Prototipe COPRA memiliki

menu utama yang terdiri dari Home, Input Data dan data OEE. Prototipe

COPRA juga memiliki menubar yang terdiri dari System (memiliki dua

sub menu yaitu hapus data dan keluar aplikasi), File (memiliki tiga sub

menu yaitu data mesin, data operator dan laporan OEE) dan Help

(memiliki tiga sub menu yaitu user guide, contact person dan about).

Hasil uji verifikasi dan uji validasi memberikan kesimpulan bahwa

prototipe COPRA telah terverifikasi dan valid. Aplikasi COPRA

dinyatakan lulus uji coba dan siap untuk digunakan berdasarkan hasil uji

coba yang menghasilkan selisih hasil COPRA dan manual yang kurang

dari 0.15%.

d. Suatu Tinjauan pada Peningkatan Keseluruhan peralatan

efektivitas oleh Chetan Patel , Vivek Deshpande

Evaluasi kinerja global Abstrak adalah yang paling penting di bidang

terus-menerus meningkatkan proses produksi. Secara keseluruhan

Peralatan Efektivitas adalah salah satu metode evaluasi kinerja yang

paling umum dan populer di industri produksi. Keseluruhan Peralatan

Efektivitas (OEE) memainkan peran penting di mana kinerja dan

kualitas produk sangat penting untuk organisasi. The OEE dimaksudkan


untuk meminimalkan kerusakan, meningkatkan kinerja dan tingkat

kualitas dan dengan demikian meningkatkan efektivitas mesin / sistem.

Tingkat ketersediaan tingkat mesin, kinerja mesin dan kualitas tingkat

produk yang dianggap sebagai parameter utama untuk memaksimalkan

Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari sistem manufaktur. Hal ini

ditemukan bahwa tingkat kinerja yang buruk memberikan kontribusi

lebih dari tingkat ketersediaan dan tingkat kualitas. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk meningkatkan efektivitas peralatan secara

keseluruhan (OEE) di perusahaan manufaktur.

e. THE INTEGRASI PENGUKURAN (OEE) METODE DAN LEAN

MANUFACTURING KONSEP MENINGKATKAN KINERJA PRODUKSI

(STUDI KASUS: PUPUK PRODUSEN)

Oleh Adi Yermia Tobe , Denny Widhiyanuriyawan Lilis Yuliati

downtime mesin tinggi dan sejumlah besar produk ditolak masih

menjadi masalah besar bagi perusahaan sebagai objek penelitian dalam

penelitian ini. Keseluruhan Peralatan Efektivitas (OEE) adalah salah satu

metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas mesin dengan tiga

faktor pengukuran, yaitu; tingkat ketersediaan, tingkat kinerja, dan

tingkat kualitas. Integrasi pengukuran dan analisis lean manufacturing

metode OEE digunakan untuk meningkatkan sistem produksi di

perusahaan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai tingkat


ketersediaan adalah 88,82%, tingkat kinerja 93,70%, dan tingkat kualitas

98,20%; maka nilai OEE diperoleh 81,73%. Akar penyebab diselidiki

dengan menggunakan FMEA (Failure Mode dan Analisis Efek) Metode

terutama dari RPN (Risk Priority Number).

Anda mungkin juga menyukai