OLEH :
KELOMPOK 6 - MANAJEMEN A :
1
PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN
1
perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila
dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak didapatkan atau diperoleh komponen
yang sama dengan yang dibutuhkan.
c. Kegiatan produksi (Production), kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang
sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara
fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan
inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan servis dan perminyakan (lubrication).
Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera
jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d. Kegiatan administrasi (Clerical Work), pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan,
laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah dikerjakan. Waktu
dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen
(spareparts) yag tersedia di bagian pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini termasuk
penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau
diperiksa, diminyaki atau di servis dan direparasi.
e. Pemeliharaan bangunan (housekeeping), kegiatan ini merupakan kegiatan untuk
menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.
B. Keandalan
Merupakan probabilitas bahwa bagian mesin dapat bekerja sebagaimana mestinya
dalam waktu dan kondisi tertentu. Terdapat dua cara untuk meningkatkan kinerja dari
keandalan, cara ini tidak hanya dapat diterapkan pada suatu proses tetapi dapat diterapkan
untuk keseluruhan sistem. Tujuannya untuk menjaga agar sistem berjalan dengan baik.
2
lain (setiap komponen berdiri sendiri). Dipakai metode perhitungan keandalan sistem (Rs)
sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan hasil kali dari keandalan individu
sebagai berikut:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn
Contoh Soal :
Terdapat suatu sistem yang terdiri dari 3 komponen yang memiliki keandalan masing-masing
yaitu 0,90; 0,80 dan 0,99.
Keterandalan juga sanggup diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu yang
telah ditentukan. Satuan dasar untuk pengukuran keandalan yakni tingkat kegagalan produk
(product failure rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering
menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.
Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat kegagalan
produk yaitu :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛
FR (%) = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖 𝑐𝑜𝑏𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛
FR (N) =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑎𝑛
Selain itu juga memakai waktu rata-rata antara kegagalan (mean time between failures
/ MTBF), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen, mesin,
proses, atau produk yang berikutnya. Adapun rumusnya yaitu:
1
MTBF =
𝐹𝑅(𝑁)
3
Contoh Soal :
Dua puluh sistem pengaturan suhu yang dirancang untuk digunakan dalam suatu pabrik
dioperasikan selama 1.000 jam. Dua sistem mengalami kegagalan dalam masa pengujian, satu
sistem mengalami kegagalan setelah diuji selama 200 jam dan lainnya setelah 600 jam.
Solusi :
(1) Persentase Kegagalan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛
FR (%) = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖 𝑐𝑜𝑏𝑎
2
= x 100%
20
= 10 %
(2) Jumlah kegagalan dalam setiap satu jam operasi
Dimana :
Total waktu = 1.000 jam x 20 unit = 20.000 unit-jam
Waktu ketika tidak beroperasi = 800 jam (untuk kegagalan pertama) + 400 jam (untuk
kegagalan kedua)
= 1.200 unit-jam
Waktu pengoperasian = total waktu – waktu ketika tidak beroperasi = 20.000 – 1.200
= 18.800 umit-jam
Jadi,
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛
FR (N) =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑎𝑛
2
=
18.800
= 0,000106 kegagalan / unit-jam
= 9.434 jam
Jadi, karena tingkat kegagalan terlalu tinggi maka harus dilakukan peningktaan dari
keandalan setiap komponen dan sistemnya atau dengan memasang beberapa unit proses
pengaturan suhu cadangan. Unit cadangan ini akan menyediakan redundansi.
4
b. Menyediakan Redundansi
Untuk meningkatkan keandalan sistem, maka ditambahkan redundansi. Redundasi yakni
menambahkan satu komponen ke dalam komponen utama untuk meningkatkan keandalan.
Teknik ini dipakai untuk “mendukung” komponen dengan komponen embel-embel
(cadangan). Hal ini dilakukan dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan taktik
administrasi operasi standar.
Redundansi diberikan untuk memastikan bahwa bila sebuah komponen gagal, maka sistem
mempunyai sumber daya yang lain. Sebagai contoh anggap saja keandalan sebuah komponen
adalah 0,80 dan komponen tersebut didukung oleh komponen lain dengan keandalan 0,8.
Keandalan yang dihasilkan adalah kemungkinn komponen pertama bekerja ditambah dengan
kemungkinan dari komponen cadangan atau paralel yang bekerja, dikalikan dengan
kemungkinan diperlukannya komponen cadangan (1-0,8= 0,2).
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan (Maintenance) adalah semua kegiatan yang berkaitan untuk
mempertahankan peralatan sistem dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem pemeliharaan
yang baik akan menghilangkan variabilitas sistem. Taktik pemeliharaan yakni :
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada tiga unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan, prosedur pemeliharaan, serta monitor
dan penyesuaian. Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang
dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor
penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk
meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan
pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
5
a. Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank data
(bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala jenis
mesin dalam sistem manufaktur.
b. Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan,
perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan
pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan
adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari
korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan
pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan
panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.
Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan secara
kontinu dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sistem monitor yang baik akan mampu
melakukan penyesuaian yang diperlukan. Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan
(maintenance) antara lain :
1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen
operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin
yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka
nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus
disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan
yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah.
Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena
proses pengerjaan ulang.
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas
adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan
output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama
baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
6
Jenis – Jenis Pemeliharaan
Jenis pemeliharaan secara garis besar terbagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Pemeliharaan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance)
Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat atau
breakdown/emergency. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk
beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan/direncanakan
sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unschedule maintenance. Ciri-ciri
jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai rusak dan ketika rusak
barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan cara ‘penggantian’.
2. Pemeliharaan Terencana (Scheduled Maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan
pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yng telah ditentukan
Pemeliharaan terencana terdiri dari :
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance (PM) adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap
alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, melalui pemeriksaan,
deteksi dan pencegahan kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown). Dua aktivitas dasar
pada PM adalah:
- Pengecekan berkala pada peralatan.
- Perbaikan secara terencana pada kerusakan
Corrective Maintenance
Pemeliharaan Korektive adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu
bagian mesin (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi
suatu kondisi yang bisa diterima. Kegiatan corrective maintenance sendiri terbagi menjadi
beberapa kegiatan diantaranya:
- Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan-perbaikan kecil
pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan),
terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan
- Overhoul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara
serentak atau keseluruhan (juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua
tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi)
7
Predictive Maintenance
Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai
dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk
statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang
akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada
proses-proses yang berbahaya.
Selain keenam kerugian yang disebutkan diatas, keuntungan lain penerapan Total
Productive Maintenance (TPM) adalah dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya.
8
Banyak perusahaan telah beralih ke konsep-konsep manajemen kualitas total dalam
implementasi pemeliharaan preventif dengan sebuah pendekatan yang dikenal sebagai
pemeliharaan produktif total (Total Productive Maintenance-TPM). Hal ini melibatkan konsep
pengurangan variabilitas melalui keterlibatan karyawan dan pemeliharaan catatan yang
sempurna.
Selain itu, pemeliharaan produktif total meliputi hal-hal berikut :
Perancangan mesin andal, mudah dioperasikan, dan mudah pemeliharaannya.
Penekanan pada biaya kepemilikan total saat membeli mesin, hingga biaya pelayanan
dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya pembelian tersebut.
Pembuatan rencana pemeliharaan preventif yang memanfaatkan praktik terbaik dari
para operator, departemen pemeliharaan, dan dapat layanan.
Pelatihan pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.
Pemanfaatan fasilitas yang tinggi, penjadwalan yang ketat, persediaan yang rendah, dan
kualitas yang konsisten menuntut keandalan. Pemeliharaan produktif total menjadi kunci untuk
mengurangi variabilitas dan meningkatkan keandalan.
9
Bagi seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi dibuat langkah-langkah
sebagai berikut :
- Menentukan masalah
- Memperkenalkan variabel penting yang disertai dengan masalah yang dihadapi
- Membuat model angka / matematiknya
- Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
- Melakukan percobaan
- Mempertimbangkan hasil (memodifikasi model atau mengubah input data)
- Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.
2. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan
(aturan-aturan tentang sifat dari suatu unsur masalah) fakta dan teknik inferensi untuk masalah
yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli. Dapat digunakan untuk membantu
karyawan mengisolasi dan memperbaiki berbagai kesalahan pada peralatan dan pemesinan.
Pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar terdiri dari kaidah-kaidah atau
informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur persoalan. Kaidah-kaidah biasanya
memberikan deskripsi kondisi yang diikuti oleh akibat dari persyaratan tersebut.
Tujuan perancangan sistem pakar adalah untuk mempermudah kerja atau bahkan
mengganti tenaga ahli penggabungan ilmu dan pengalaman dari tenaga ahli. Training tenaga
ahli baru menyediakan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek yang tidak memiliki atau
tidak mampu membayar tenaga ahli.
Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukanlah merupakan pekerjaan
yang mudah, apalagi untuk mereka yang mempunyai keahlian yang berbeda. Untuk itulah
sistem pakar dirancang dengan fungsi menyimpan dan menggunakan ilmu serta pengalaman
dari satu atau berbagai tenaga ahli.
10
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry. 2011. Manajemen Operasi Edisi 9 – Buku 2. Jakarta : Salemba
Empat.
Ikhsan Wibowo. 2011. Jenis – Jenis Pemeliharaan di https://muzaffarikhsanwibowo.\
wordpress.com/2011/12/14/jenis-jenis-pemeliharaan (diakses 20
November 2019)
Yesika Yulian. 2012. Manajemen Operasi di https://www.slideshare.net/mobile/
YesicaYulianAdicondr/pemeliharaan-dan-keandalan-in-bahasa-
makalah (diakses 19 November 2019)
11