Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK

JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber daya energi terbesar yang
paling banyak dimanfaatkan di seluruh dunia. Indonesia sebagai negara
berkembang juga membutuhkan peran sumber energi ini untuk menopang
perekonomian negara. Selain itu, sumber daya manusia guna mengeksplorasi dan
mengolah minyak dan gas bumi juga memiliki peran vital dalam membangun
Indonesia.
Seorang sarjana teknik kimia bukan hanya harus menguasai teori yang dapat
diperoleh selama masa kuliah, tetapi juga harus mengenal dunia industri yang
sesungguhnya. Dewasa ini, sarjana teknik kimia tidak hanya dituntut untuk dapat
mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan, namun juga harus memiliki
kemampuan untuk dapat bersaing menghadapi globalisasi dan perkembangan
jaman.
Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan industri, Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang
memberikan kesempatan bagi para mahasiswanya untuk merasakan dunia kerja
nyata di industri kimia dalam bentuk mata kuliah wajib kerja praktek. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman yang penting mengenai
teori dan terutama praktek pengaplikasian ilmu teknik kimia dalam dunia industri.
Hal ini merupakan upaya dari Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi
Nasional Malang dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas.
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) merupakan
perusahan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas sektor hulu (upstream) hasil
Production Sharing Contract (PSC) antara Pertamina Hulu Energi dan Petrochina
International Java Ltd. JOB P-PEJ merupakan perusahaan yang sesuai untuk
dijadikan sebagai lokasi kerja praktek bagi calon sarjana teknik kimia. Mahasiswa
akan mendapatkan banyak pengalaman dan pemahaman terutama dalam hal
aplikasi dan perkembangan proses produksi peralatan-peralatan khususnya dalam
hal proses di bagian hulu. Pemahaman tersebut tidak hanya dalam bidang teknis

JURUSAN TEKNIK KIMIA 1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

semata, tetapi juga dari sisi manajemen perusahaan dan sumber daya manusia
termasuk sisi humanitasnya.

B. Tujuan Kerja Praktek


Kerja praktek yang dilaksanakan di JOB Pertamina – Petrochina East Java
bertujuan untuk:
1. Mengetahui secara umum profil perusahaan agar mahasiswa mendapatkan
wawasan mengenai perusahaan yang bergerak di bidang energi di
Indonesia.
2. Mengetahui secara nyata dan langsung penerapan teknologi dan proses
industri yang dipelajari di bangku kuliah teknik kimia dan
membandingkannya dengan keadaan di lapangan.
3. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja profesional di lapangan, dengan
harapan dapat memiliki pengalaman dan belajar dari pengetahuan tersebut.
4. Menambah wawasan mengenai aplikasi ilmu teknik kimia dalam industri,
khususnya aplikasi proses industri kimia, alat indusri kimia, dll dalam
industri perminyakan secara nyata
5. Terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan pada masalah
teknis maupun non-teknis dalam bidang proses (bidang teknik kimia) untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi seorang Process Engineer yang
berkualitas.
C. Manfaat Kerja Praktek
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai referensi mengenai perkembangan industri di Indonesia maupun
proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan oleh pihak yang
membutuhkan.
2. Bagi perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek menjadi
bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan
perusahaan di masa yang akan datang.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 2


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui lebih mendalam mengenai keadaan di dalam
dunia indsutri yang nantinya dapat diterapkan di dunia kerja

D. Ruang Lingkup Kerja Praktek


Penulis akan membahas hasil observasi yang dilakukan selama 1 bulan di
lapangan dan laboratorium yang berada pada lokasi mudi, tuban.selama kerja
praktek ini penulis mengamati kegiatan yang ada dalam CPA (Central Processing
Area) dan juga kegiatan dalam laboratorium
E. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek di JOB Pertamina-Petrochina East Java dilaksanakan pada 1
Agustus 2016 - 31 Agustus 2016 (1 bulan)

JURUSAN TEKNIK KIMIA 3


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

BAB II
PROFIL JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

A. Sejarah Perkembangan JOB Pertamina Petrochina East Java


Pengelola migas di lapangan Tuban Block mengalami beberapa perubahan.
Pada tanggal 29 Februari 1988 PetromerTrend International Ltd. menandatangani
kontrak bagi hasil dengan Pertamina, sehingga terbentuk JOB Pertamina-
PetromerTrend Tuban. Tanggal 31 Agustus 1993 perusahaan ini mengalami
peralihan kepemilikan dari JOB Pertamina-PetromerTrend Tuban menjadi JOB
Pertamina-Santa Fe Tuban. Pada tanggal 02 Juli 2001, terjadi perubahan
manajemen dari JOB Pertamina-Santa Fe menjadi JOB Pertamina–Devon Tuban,
dan kemudian terhitung mulai tanggal 1 Juli 2002 berubah menjadi JOB Pertamina-
Petrochina East Java.
Petrochina International Companies di Indonesia adalah Production Sharing
Contractor yang bekerja sama dengan Pertamina. Petrochina International
Companies in Indonesia beroprasi antara lain di Tuban ( Jawa Timur ), Sorong
(Papua), dan Jabung (Jambi) dan kantor pusat di China. JOB Pertamina –
Petrochina East Java mempunyai jenis kontrak PSC – JOB ( Production Sharing
Contract – Join Operating Body ) dengan masa kontrak selama 30 tahun. Awal
wilayah kontraknya seluas : 7,391 km2, kemudian berubah hingga sekarang seluas
1,478 km2 ( blok Tuban bagian barat dan bagian timur ).

JURUSAN TEKNIK KIMIA 4


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 2.1 Peta sejarah JOB P - PEJ


Wilayah operasi ini meliputi 6 kabupaten yaitu Tuban, Bojonegoro, Lamongan,
Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto. Lapangan Mudi JOB Pertamina-Petrochina East
Java ditemukan pada bulan april 1994 setelah pengeboran sumur Mudi. Lapangan
Mudi JOB P-PEJ terletak di kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa
Timur. Lokasinya berjarak sekitar 34 km dari kota Tuban atau 17 km dari Kota
Bojonegoro. Lapangan Mudi dibagi menjadi tiga cluster yaitu Pad A, Pad B, dan
Pad C. Pada Pad A terdapat Central Processing Area ( CPA ) yang berfungsi sebagai
tempat proses sweetening oil dan sweetening gas.
Lapangan Mudi dibagi menjadi tiga cluster yaitu Pad A, Pad B, dan Pad C.
Pada Pad A terdapat Central Processing Area ( CPA ) yang berfungsi sebagai
tempat proses sweetening oil dan sweetening gas. Berdasarkan data pada tanggal
24 Agustus 2015 jumlah sumur yang sudah dibor di lapangan Mudi sebanyak 25
sumur dengan perincian: 22 sumur menggunakan metode ESP (Electrical
Submergible Pump), 3 sumur sebagai sumur Water injection, dengan 13 sumur yang
sudah tidak di produksikan lagi. Produksi yang dihasilkan dari lapangan mudi yaitu
minyak 1.493 BOPD (Barrels of Oil per Day), 1.046 MMSCFD (Million standard

JURUSAN TEKNIK KIMIA 5


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Cubic Feet per Day) gas, dan 16.258 BWPD (Barrels of Water Per Day) air
terproduksi.
Sedangkan Lapangan Sukowati dibagi menjadi dua cluster yaitu Sukowati A
dan Sukowati B. Lapangan Sukowati mulai diproduksi Juli 2004 hingga saat ini.
Berdasarkan data pada tanggal 25 Agustus 2015 jumlah sumur di lapangan
Sukowati yaitu 35 sumur produksi di dua Pad/Cluster. Berikut adalah data produksi
lapangan Sukowati pada 25 Agustus 2015 (daily production report).
a. Produksi Minyak : 15.998 BOPD
b. Produksi Air : 20.839 BWPD
c. Produksi Gas : 19.770 MMSCFD
Total produksi minyak mentah adalah + 17.491 BOPD (Barrel Oil Per Day)
dan total gasnya adalah + 20.816 MMSCFD (Million Standart Cubic Feet Per Day)
, Serta total volume air + 37.097 BWPD (barrel watter per day) dan total kondensat
+ 508 BPD. Minyak-minyak tersebut merupakan minyak yang dihasilkan dari
semua area JOB P-PEJ. Berdasarkan total produksi per lapangan, produksi minyak
dan gas paling besar dihasilkan dari lapangan sukowati.
Jumlah minyak yang diproduksi di lapangan yang dioperasikan JOB Per tamina
terus mengalami peningkatan secara kumulatif sejak awal 1998. Perincian produksi
minyak tiap lapangan dan jumlah kumulatifnya dapat dilihat pada grafik berikut:

JURUSAN TEKNIK KIMIA 6


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 2.2 Sejarah Produksi Minyak JOB PPEJ


B. Tata Letak Pabrik
1. Lokasi JOB Pertamina-Petrochina East Java
Central Processing Area ( CPA ) JOB Pertamina – Petrochina East Java terletak
di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur.
Nerjarak 34 Km dari kota Tuban atau 17 km dari Kota Bojonegoro.
 
111° 40’ 112° 00’  112° 20’ LEGEND :
FSO Location 
06° 40’ Lat. 6° 47’ 15’’ S
Kragan  Long. 112° 09’ 20’’ E
 Batas Propinsi
 
 Batas Kabupaten

Bulu
J A V A S EA Block Tuban
Purworejo Jalan Raya
JATIROGO-1
 Jenu
Sale Tambakboyo Sungai
BLIMBING-1
 Paciran Lapangan Minyak
Jatirogo TUBAN

K A B. T U BAN Palang
CENTRAL JAVA

Montong Petung
Jojogan KUJUNG-1 Laren Lasem Sedayu
EAST JAVA


KB. BARU
07° 00’ 1 2  Pakah
  Kesamben
West Tuban Rengel MADURA
Parengan
KAB. LAMONGAN
LAMONGAN
Bungah

Block
BOJONEGORO-1 Suko Babat
Sukodadi
 Baureno
CEPU  PEGAT-1 Duduksampean GRESIK
Padangan Kalitidu 
Sumberejo GRIGIS BARAT-1 Bunder
BOJONEGORO Kapas Kedungpring
Sukowati Sukobendu GONDANG-1
 East Tuban SURABAYA
MUDI NGIMBANG-1

NGASIN-1
FIELD  Block
KAB. BOJONEGORO Bluluk
Ngimbang
Mantup
Ngasin
Bringkang
Krembangan
Wonokromo

07° 20’
DANDER-1

Sukarame
Sumberdadi KAB. GRESIK
0 10 20 LINGSIRSEPAT-1
 Waru
JOINTKilometres
OPERATING BODY
PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA KAB. MOJOKERTO Kemlak
KAB. SIDOARJO
Pramban

JAKARTA - INDONESIA
MOJOKERTO SIDOARJO
PETA BATAS WILAYAH
KABUPATEN DAN PROPINSI
Jakarta JAVA SEA N
JAWA TIMUR Semarang
Surabaya

JOB P-DT October 2002 INDIAN OCEAN


PRI batas_kab.ppt

Gambar 2.3 Wilayah kerja JOB P - PEJ

JURUSAN TEKNIK KIMIA 7


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

2. Pertimbangan Pemilihan Lokasi


Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan tempat ditemukannya sumur produksi yang pertama yaitu Mudi
A#1, sehingga dari segi ekonomi akan lebih effisien.
2. Merupakan daerah eksplorasi minyak dan gas yang berpotensial.
3. Dekat dengan palang station yang merupakan tempat pemanasan minyak
sebelum ke FSO ( Floating Stronge and Offloading ) Cinta Natomas.

Gambar 2.4 Peta lokasi blok Tuban


C. Bahan Baku dan Produk
1. Bahan Baku
Bahan baku yang di proses di CPA JOB P – PEJ berupa minyak mentah
yang berasal dari Mudi Field dan Sukowati Field dengan kandungan impuritis yang
tinggi. Karakteristik umum minyak Sukowati Field, Mudi Field, dan campuran dari
kedua field tersebut ditunjukkan dari tabel berikut:

JURUSAN TEKNIK KIMIA 8


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Tabel 2.1 Karakteristik crude oil


Parameter Satuan Nilai
Specific gravity 60/60 ºF [ ] 0.8430
API gravity at 60 ºF [ ] 36.4
Kinematic viscosity pada 100 ºF [cSt] 3.951
Kinematic viscosity pada 122 ºF [cSt] 3.137
Kinematic viscosity pada 140 ºF [cSt] 2.652
Pour Point [ºC] 27
Flash Point "ABEL" [ºC] Below 0
Reid vapor pressure at 100 ºF [psi] 1.3
Water content [%vol] Nil
Water and sediment [%vol] 0
Salt content sebagai NaCl [%wt] 0.0021
Salt content sebagai NaCl [lb/1000 bbl] 6
Total acid number [mg KOH/g] 0.152
Strong acid number [mg KOH/g] Nil
Total base number [mg KOH/g] 0.457
Gross heat of combustion MJ/kg 45.102
Sulfur content [%wt] 0.295
Asphaltene content [%wt] 0.145
Wax content [%wt] 18.12
Congealing point of petroleum wax [ºC] 52
Conradson carbon residue [%wt] 0.770
Ash content [%wt] 0.001
Hydrogen sulfide [mg/kg] 15.62
Mercaptane [mg/kg] 57.28
Total nitrogen [%wt] 0.056
Characterization factor, KUOP [ ] 11.9
Metal content:
- Vanadium [mg/kg] 1.50
- Nickel [mg/kg] 0.76
(Sumber: CPA laboratory JOB P-PEJ, 2013)
2. Produk
a. Produk Utama
 Sweet Oil
Sweet oil yang dihasilkan berupa minyak mentah dengan kandungan
pengotor yang rendah. Sweet oil tersebut disalurkan ke FSO Cinta Natomas
untuk didistribusikan ke plant-plant pengolahan minyak mentah di dalam negeri
maupun luar negeri.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 9


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

b. Produk Samping
 Sweet gas
Sweet gas atau gas alam yang bersih dari pengotor dihasilkan dari proses
pengolahan gas. Sweet gas yang dihasilkan digunakan untuk bahan bakar
pembangkit listrik ( gas engine dan turbin gas ) untuk memenuhi kebutuhan
listrik plant dan sumur-sumur pengeboran.
c. Limbah Industri
 Air formasi
Air formasi hasil separasi dari separator tigas fasa (PV-9700;V-
100;PV-9900) dengan kandungan zat-zat berbahaya (terutama H2S), disalurkan
ke pemanas minyak ( HT-400 ). Fungsinya sebagai fluida pemanas dalam Heat
Exchanger HT-400 kemudian ditampung pada tangki TK-8002 sebelum
diinjeksikan oleh water booster pump ke sumur injeksi yang merupakan sumur
mati. Dari hasil injeksi tersebut didapat keuntungan yaitu limbah berupa air
dengan kandungan zat-zat berbahaya tidak perlu diolah, dan dari
penginjeksikan air tersebut didapati adanya aktivitas lagi sumur-sumur lain
yang telah mati di daerah Mudi dan didapat crude oil sebanyak ± 300 bbls/hari
tambahan dari sumur mati.
 Cake Sulfur
Cake Sulfur dihasilkan dari proses filtrasi pada filter press dengan umpan
hasil dari proses absorpsi dan oksidasi yang terjadi pada unit absorber PV –
1110 dan serangkaian unit oxidizer. Slurry berupa campuran sulfur padat dan
air. Cake sulfur yang terbentuk di hibahkan oleh JOB P – PEJ ke koperasi
karyawan, dan dari koperasi karyawan dijual ke industri pupuk ( petrokimia
gresik ), industri sabun, dan kosmetik.
 Sour Gas
Sour Gas merupakan gas natural sejenis hidrokarbon ringan yang
mengandung H2S tinggi yang merupakan produk keluaran separator tiga fasa
dan keluaran dari stripper. Sour gas dari CPA JOB P – PEJ disalurkan ke flare.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 10


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

D. Manajemen Industri
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di JOB P – PEJ dipimpin oleh seorang Field Manager yang
membawahi tiga Sr. Superitendent. Masing-masing Sr. Superitendent membawahi
beberapa Superintendent dan Superintendent tsb membawai beberapa Supervisor.
Bagan struktur organisasi ditunjukkan pada gambar 2.5.

FIELD
MANAGER

FIELD ADMIN F.S & E


SUPERINTENDENT SUPERINTENDENT

MATERIAL EH & SAFETY GENERAL CONTRUCTION


FIELD AREA PRODUCTION OFFSHORE
SUPT. SUPT. ADMIN MAINTENANCE
ENGINEER SUPT SUPT.
SUPT. SUPT.

HRD ELECTRIC WELL


MEDIC
SUPV SUPV. SUPV.

ENVIRONMENT ACCOUNTING MECHANIC CPA


SUPV SUPV. SUPV

FIRE COST CONTROL INSTRUMEN


INSPECTURE SUPV SUPV.

SRVICES FABRICATION
SUPV SUPV.

IT COM HEO
SUPV SUPV

CIVIL
SUPV.

Gambar 2.5 Struktur Organisasi JOB Pertamina Petrochina East Java

JURUSAN TEKNIK KIMIA 11


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

2. Waktu Kerja
Jam kerja JOB P – PEJ blok Tuban yang digunakan adalah jam kerja sistem
shift yang berlaku bagi semua karyawan. Jam kerja shift dapat diatur sebagai
berikut:
1. Shift pagi : pukul 06.00 – 18.00
2. Shift malam : pukul 18.00 – 06.00
Waktu kerja karyawan menggunakan sistem 2-1 yaitu karyawan akan bekerja
selama dua minggu penuh dan akan mendapatkan waktu libur satu minggu penuh.
Pergantian karyawan yang libur dan karyawan yang kerja dilakukan setiap hari
Rabu.
3. Peraturan dan Keselamatan Kerja
JOB Pertamina – Petrochina East Java ( JOB P – PEJ ) dalam melakukan
operasionalnya di Indonesia tergolong sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan
resiko yang membahayakan lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja ( LK3 ).
JOB P – PEJ juga bertekad untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam
meningkatkan kinerja LK3 di semua bidang kegiatan, yaitu :
1. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
2. Membina kesadaran individu untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung
jawab terhadap LK3.
3. Menjalankan usaha yang bertujuan mencegah kecelakaan dan beroprasi
dengan aman.
4. Mewajibkan para kontraktor/mitra usaha di JOB P – PEJ untuk memenuhi
peraturan perusahaan tentang LK3.
5. Menerapkan suatu sistem manajemen LK3 yang berfungsi sebagai sarana
pengukur tingkat pelaksanaan secara menyeluruh dan up to date.
Untuk itu JOB P – PEJ menerapkan bebrapa aturan masuk lokasi yang harus
dipatuhi oeh semua karyawan dan tamu/mitra usaha yang akan masuk ke lokasi
terbatas (restricted area), yaitu :
1. Mengisi buku tamu di security
2. Meletakkan “log off personel” yang telah disediakan di security pada
tray/tempat untuk keperluan head count.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 12


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

3. Dilarang membawa korek api dan handphone.


4. Wajib mengikuti briefing safety dan H2S.
5. Kendaraan berbahan bakar bensin dilarang masuk.
6. Semua tamu dan bekerja wajib menggunakan alat pelindung diri (minimum
helm dan safety boots ).
7. Wajib membuat izin kerja sesuai klasifikasi pekerjaan jika akan
melanjutkan pekerjaan pada daerah terbatas (restricted area).
8. Larangan merokok di seluruh daerah terbatas kecuali daerah yang telah
ditentukan sebagai daerah untuk merokok.
9. Larangan memakai dan membawa narkotika dan minuman keras serta
larangan praktik perjudian di lingkungan perusahaan JOB P - PEJ.
10. Menjaga kebersihan lingkungan perusahaan JOB P – PEJ.
Bahaya yang terdapat di lingkungan JOB P – PEJ antara lain kebakaran/
ledakan, gas beracun ( H2S, SO2, CO, dll ) dan berbahaya masalah LK3, sehingga
bahaya-bahaya yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Sebagai contoh sistem
pendekatan dini kebocoran gas H2S dan deteksi kebakaran, sistem proteksi
kebakaran dan pencemaran, dan kesiapan tanggap darurat
4. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, perusahaan menyediakan berbagai
sarana dan prasarana, yaitu :
a. Transportasi
Perusahaan menyediakan mobil untuk antar jemput karyawan.
b. Balai Kesehatan
Perusahaan membangun sebuah balai kesehatan ( klinik ) yang melayani
karyawan secara cuma – cuma.
c. Masjid
Perusahaan membangun sarana peribadatan yaitu Masjid Al – Amal di area
Field Office
d. Asuransi
Perusahaan menyediakan asuransi bagi karyawan. Setiap karyawan
ditanggung oleh asuransi selama jam kerja.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 13


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

BAB III
DESKRIPSI PROSES PRODUKSI
A. Konsep Proses
Minyak dari sumur pengeboran dialirkan ke Central Area Processing (CPA)
Mudi Field untuk dilakukan proses separasi. CPA merupakan tempat
berlangsungnya proses sweetening oil dan sweetening gas. Pengangkutan minyak
dilakukan dengan memanfaatkan saluran pipa bawah tanah untuk lokasi Sukowati
dan Mudi.
Laju fluida yang mengalir pada pipa berasal dari Mudi mempunyai kecepatan
1496 BOPD untuk minyak, 1323 MSCFD untuk gas, dan 22416 BWPD untuk air.
Sedangkan minyak yang berasal dari Sukowati mempunyai laju 15228 BOPD dan
gas 16029 MMSCFD, dan air 23846 BWPD. Minyak yang berasal dari Mudi
dialirkan dari sumur dengan menggunakan pompa ESP (Electric Sumersible Pump)
dan minyak yang berasal dari Sukowati merupakan semburan alam.
B. Diagram Alir Proses
Diagram alir proses terlampir.
C. Deskripsi Proses
1. Deksripsi Proses Produksi
Fluida dari masing-masing sumur dialirkan ke dalam separator untuk
dipisahkan antara air, minyak, dan gas. Prinsip pemisahannya adalah berdasrkan
perbedaan densitas. Air yang paling besar densitasnya berada di bawah kolom
separator, minyak di atas air, dan gas mengisi ruang kosong di atas minyak. Antara
masing-masing fluida terdapat lapisan batas yang diamati dar perbedaan warnanya.
Didalam kolom separator terdapat masing-masing pipa untuk mengalirkan fluida.
Pipa biru untuk air, pipa hijau untuk minyak dan pipa kuning untuk gas. Tugas
operator adalah menjaga agar level masing-masing fluida berada pada kondisi yang
seharusnya sehingga tidak ada fluida yang mengalir pada pipa saluran fluida lain.
Minyak keluaran separator masuk ke dalam stripper untuk dipisahkan
kandungan H2S nya. Sweet gas dimasukkan ke dalam stripper dan mengalami
kontak dengan sour oil melalui tray-tray. Sweet gas memiliki temperatur yang lebih
rendah dari temperature sour oil. Sweet gas akan melarutkan H2S dari minyak

JURUSAN TEKNIK KIMIA 14


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

sehingga minyak keluaran stripper memiliki kandungan H2S yang rendah,


sedangkan sweet gas akan keluar stripper sebagai sour gas. Sweet gas akan melucuti
fraksi-fraksi ringan yang terikut dalam minyak seperti H2S.

Gambar 3.1. Bagan proses Produksi Minyak, Gas, dan Air

Minyak kemudian masuk gas boot untuk dipisahkan gas yang masih terikut
dalam minyaknya. Minyak yang bebas gas dimasukkan ke dalam tangki
penyimpanan dengan kapasitas 30000 barrel selama 12 jam. Dari tangki, minyak
dipompa ke FSO di laut melalui pipeline 8” sepanjang 37 km ke palang dan
dilanjutkan pipa bawah laut 10” sepanjang 18 km sampai FSO.
Gas keluaran separator dimasukkan ke dalam poorboy dan gas cooler untuk
diturukan temperaturnya. Media pendingin poorboy adalah air, sedangkan untuk

JURUSAN TEKNIK KIMIA 15


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

gas cooler digunakan kipas. Penurunan temperature menyebabkan fluida yang


terkandung dalam gas mengalami kondensasi sehingga terbentuk kondensat. Gas
kemudian dimasukkan ke dalam scrubber untuk dipisahkan kondensatnya.
Kondensat yang terbentuk disimpan dalam tangki kondensat sementara gasnya
dimasukkan kedalam coalescing filter untuk dipisahkan liquid dan partikel-partikel
yang masih terikut. Prinsip pemisahannya adalah dengan melewatkan gas pada
filter dimana kondensat yang tidak terikut akan turun ke bagian bawah kolom dan
dimasukkan ke tangki kondensat. Gas hasil pengolahan sebagian dijual ke pihak
luar dan sebagian lagi diolah lagi untuk kepentingan sendiri (pembangkit listrik dan
SRU)
Gas keluaran coalescing filter dimasukkan ke dalam absorber yang berisi
larutan Fe3+. Ion logam terlaru dalam air yang dapat dioksidasi oleh oksigen dalam
udara ambient atau dalam proses aliran gas, dan memiliki elektropotensial untuk
mengoksidasi ion sulfide menjadi sulfur. Atau dengan kata lain mampu
memisahkan electron dari ion sulfide (S2-) untuk membentuk sulfur (S) dan dapat
memberikan electron pada oksigen (O2) dalam proses regenerasi. Ion besi dipilih
untuk proses ini karena tidak mahal dan tidak beracun. Gas yang mengandung H2S
akan dikontakkan dengan larutan Fe3+ sehingga reaksi antara keduanya
menghasilkan sulfur (S). proses yang digunakan adalah LO-CAT II yang
merupakan modifikasi dari reaksi Claus:

H 2S  1 O 2  H 2 O  S (3.1)
2
Reaksi absorbsi gas dalam air:
H 2S(gas)  H 2O( liq)  H2S(aq)  H2O(aq) (3.2)

Ionisasi:
H2S(aq)  H  HS (3.3)

HS  H   S2  (3.4)
Secara berurutan, reaksi pembentukan rantai dpat disederhanakan menjadi:
S  2Fe3 (aq)  S(s)  2Fe2 (aq) (3.5)

JURUSAN TEKNIK KIMIA 16


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Sehingga, Reaksi Absorpsi Keseluruhan:


(3.6)
H2S(gas)  2Fe3 (aq)  2H  S(s)  2Fe2 (aq)

Sulfur (S) yang terbentuk akan melayang-layang dalam larutan, sulfur


yang melayang-layang dalam larutan dapat terbawa aliran dan mengakibatkan
penyumbatan pada peralatan seperti scrubber. Karena ini sulfur yang diendapkan di
dasar kolom dengan menginjeksikan suatu surfaktan ARI-600 yang akan
membasahi sulfur sehingga sulfur tenggelam. Karena absorber merupakan kolom
bertekanan, maka surfaktan diinjeksikan pada tekanan tinggi ke dalam absorber
agar surfaktan dapat mengalir ke dalam kolom absorber. Surfaktan yang
diinjeksikan harus dijaga karena kelebihan injeksi surfaktan akan menyebabkan
foaming.
Agar dapat bereaksi lagi dengan H2S maka Fe2+ harus diregenerasi menjadi
Fe3+. Regenerasi Fe2+ menjadi Fe3+ berlangsung di oksidizer. Pada kolom oxidizer
ditambhakna oksigen yang dapat mengoksidasi Fe2+ kembali menjadi Fe3+.
Absorbsi
1 O2  H 2O  1 O2  H 2O (3.7)
2 (gas) 2 (aq)
Regenerasi ion Ferrous (Fe2+) :
1 O2  H 2O  2Fe2   2OH-  2Fe3 (3.8)
2 (aq)
Reaksi regenerasi keseluruhan :
1 O2  H 2O  2Fe2   2OH-  2Fe3 (3.9)
2 (gas)
Pada keseluruhan reaksi, ion besi dapat memindahkan elektron dari sisi
absorber pada sisi regenerasi , dan setidaknya diperlukan dua atom besi untuk setiap
atom S yang terbentuk. Pada keadaan ini, ion besi adalah reagen. Ion besi tidak
terkonsumsi pada keseluruhan reaksi, bertindak sebagai katalis untuk reaksi H2S
dan oksigen. karena kedua fungsi ini, ion besi kompleks didefisinikan sebagai
catalytic reagent.
Ion ferrous maupun ferric tidak stabil dalam larutan dan membentuk
endapan sebagai ferric hidroksida atau ferrous sulfida:

JURUSAN TEKNIK KIMIA 17


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Fe 3  3OH   FeOH3ppt. (3.10)

Atau
Fe 2  S2  FeSppt. (3.11)

Untuk mencegah terbentuknya presitipasi (endapan) dikembangkan


sisteam chelating agent untuk menstabilkan besi dalam larutan rentang pH yang
besar. Chelating agent adalah senyawa organik yang membungkus ion-ion logam
untuk membentuk ikatan kimia antara dua atau lebih atom non-logam dan ion
logam. Campuran besi dan chelate diformulasikan meliputi catalytic reagent S-
9118 dan S-9118.
Dalam proses LO-CAT II, pH dari larutan sirkulasi merupakan variabel
operasi penting karena jumlah H2S yang dapat terserap ke dalam larutan adalah
proporsional dengan pH larutan.
Karena reaksi (3.2) sampai (3.4) berada pada kesetimbangan, peningkatan
konsentrasi H+ akan memacu reaksi berjalan ke arah kiri dan mereduksi jumlah H2S
yang dapat diserap dalam larutan. Sebaliknya peningkatan konsentrasi OH- akan
memisahkan ion H+ dari larutan dengan membentuk ion (OH-+H+→H2O), yang
akan memacu reaksi kearah kanan dan meningkatkan jumlah H2S yang diserap
dalam larutan.
Persamaan (3.1) mengindikasikan tidak terbentuknya ion H+ maupun OH-
sehingga pH dari larutan tidak akan berubah. Namun beberapa reaksi samping
terbentuk dalam batas yang luas dan membutuhkan penambahan senyawa basa
untuk menjaga pH larutan yang relatif konstan agar H2S berlangsung baik. Reaksi
samping dapat terbentuk:
2
2HS   2O 2  S2 O 3  H2O (3.12)
Apabila reaksi tersebut bergabung dengan reaksi ionisasi persamaan (3.3
dan 3.4) jelas akan tebentuk ion H+ kapanpun ion thiosulfat (S2O32-) terbentuk.
Treatment dari aliran sour gas dengan konsentrasi CO2 tinggi, terutama pada
tekanan rendah merumitkan persoalan dengan adanya konsentrrasi bikarbonat
(HCO3-) dan ion karbonat (CO32-) yang tebentuk dari kelarutan CO2 dalam larutan:
CO2(gas)  H 2O(aq)  H 2CO3(aq) (3.13)

JURUSAN TEKNIK KIMIA 18


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA


H 2CO3(aq)  H   HCO3 (3.14)
 2
HCO 3  CO3  H (3.15)
Pembebasan ion H+ akan menurunkan pH larutan dan akibatnya kemampuan dalam
mengabsorbsi H2S akan menurun.
Untuk menstabilkan pH larutan, perlu ditambahkan senyawa basa seperti
KOH pada system yang bereaksi dengan CO2:
CO2(gas)  H 2O(aq)  H 2CO3(aq) (3.16)

H 2CO3(aq)  2KOH  K 2CO3  H 2O (3.17)

K 2 CO3  H 2 CO3  KHCO3 (3.18)


Umumnya harga pH dalam basa lembut berkisar antara 8.0 dan 8.5 adalah
memuaskan untuk kebanyakan aplikasi. Namun terkadang dibutuhkan pH yang
lebih tinggi untuk mendapatkan efisiensi.
Operasi pada pH yang tinggi terlalu sering akan mendorong pembentukan
ion thiosulfat, mereduksi penyerapan oksigen dan menghalangi pertumbuhan
sulfur, operasi pada pH yang terlalu rendah mencegah penyerapan H2S. harus
ditekankan bahwa pH harus selalu dikontrol. Harga pH berubah-ubah dengan
perubahan temperature dan harus diukur pada 23ºC (73.4ºF).
Pada absorber pH yang beroperasi yaitu pada pH 8.4 – 8.7 sedangkan pada
oxidizer beroperasi pada pada pH 8.0 – 8.3. Larutan absorber dan oxidizer
mengalami sirkulasi, dimana sejumlah tertentu sulfur dari kolom oxidizer akan di
pompa ke filter press untuk dipisahkan filter cake nya. Sweet gas keluaran dari
absorber akan dialirkan ke scrubber untuk dipisahkan kandungan larutan yang
masih terikutnya, larutan dimasukkan kembali di dalam oxidizer sedangkan gas
dibagi untuk dialirkan lagi ke flare, tangki, dan fuel gas scrubber.
Gas digunakan untuk mengisi kekosongan ruangan di tangki, sehingga
tekanan dalam tangki tetap terjaga. Setelah pasokan minyak ditambahkan ke dalam
tangki, gas akan dikeluarkan dari tangki dan di bakar di flare. Gas yang masuk ke
fuel gas scrubber digunakan untuk membangkitkan energi di power generator dan
turbin.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 19


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Keluaran dari sumur menghasilkan gas sebesar 17352 MCFD, dari mudi
menghasilkan gas sebesar 1323 MCFD dan dari sukowati menghasilkan sebesar
16029 MCFD. Total gas keluaran sumur sebesar 11 MMSCFD, yang diproses pada
SRU hanya 5 MMSCFD, dan sisanya sebagian dijual ke gasuma sebagian lagi
digunakan untuk power plant dan kebutuhan proses di central processing area
(CPA) dan kelibihannya harus dibakar di flare. LP (low pressure) Flare untuk
membakar gas dari water gas boot, stripper dan gas boot. LLP flare untuk
membakar gas dari tangki minyak, EPS atau HP flare untuk membakar gas
kelebihan dari SRU.
2. Pengolahan Gas
Gas yang terproduksi pada semua sumur JOB P-PEJ mengandung H2S
yang sangat tinggi yaitu sekitar 2 % (20000 ppm). Oleh karena itu, diperlukan
proses untuk meminimalimalisir gas H2S yang terkandung dalam gas. Gas yang
terolah merupakan sweet gas yang mengandung H2S 1 ppm. Sweet gas yang
dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan turbin dan sebagai bahan bakar
pada gas engine yang akan menghasilkan listrik yang berguna untuk supply listrik
di CPA yang akan menghemat asupan listrik dari PLN. Selain untuk penghasil
listrik, sweet gas juga digunakan sebagai absorben pada unit stripper yang akan
menyerap kandungan H2S yang terkandung dalam minyak, serta digunakan juga
sebagai gas blanket untuk menjaga tekanan tangki penyimpanan minyak ketika
terjadi kekosongan pada saat pengeluaran minyak.
Unit pengolahan gas meliputi gas cooler, sour gas scrubber, SRU (Sulfur
Recovery Unit), dan flare.
a. Gas Cooler
Sebelum masuk ke sistem SRU, terlebih dahulu gas harus dipisahkan dari
kondensatnya untuk mencegah adanya kondensat yang bercampur dengan ferric
solution dalam absorber. Untuk memisahkan komponen yang mudah terkondensasi
dari gas, gas dimasukkan ke cooler dan mengalami penurunan temperature
sehingga terbentuk dua fase dimana fasa cair masih terlarut dalam gas. Pendingin
yang digunakan untuk menurunkan temperature gas adalah air. Gas keluaran
separator dialirkan dalam tube-tube dan direndam dalam aliran pendingin.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 20


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

b. Sour Gas Scrubber


Fasa kondensat yang masih terlarut dalam gas dipisahkan dari gasnya di
sour gas scrubber. System pemisahannya adalah berdasarkan gravity settling. Sour
gas scrubber adalah suatu bejana separator dua fasa umumnya berupa tabung tegak,
tetapi ada juga yang horizontal dan hanya digunakan untuk tujuan tertentu.
Gas scrubber terdiri dari:
1. Gas Inlet
2. Deflector
3. Demister
4. Gas Outlet
5. Liquid Outlet
6. Level Control
7. Pressure Gauge
8. Drain
9. Shut Down Valve
Aplikasi gas scrubber:
1. Up Stream dari suatu unit yang menggunakan dessicant basah atau kering,
yang akan menurunkan effisiensi.
2. Down Stream suatu peralatan yang menimbulkan cairan kondensat.
3. Up Stream adari suatu peralatan mekanik seperti compressor yang dapat
merusak peralatan tersebut.
c. SRU (Sulfur Recovery Unit)
SRU merupakan bagian terpenting dalam pengolahan gas di CPA. Proses
yang digunakan adalah LO-CAT II yang merupakan modifikasi dari reaksi Claus.
LO-CAT II terdiri dari proses absorpsi dan proses regenerasi. Pada SRU ini terjadi
proses pemisahan H2S dari gas yang di produksi di JOB-PPEJ. Gas yang keluar dari
SRU mengandung kadar H2S 1 ppm dari kadar awal yaitu sebesar 2 %. Unit LO-
CAT II ini di desain untuk memproses 7,639 SCFM dengan effisiensi removal
99,97%. Adapun fungsi dari penggunaan SRU adalah :
1. Mengurangi resiko bahaya H2S pada peralatan, manusia dan lingkungan

JURUSAN TEKNIK KIMIA 21


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

2. Menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pada


peralatan pembangkit tenaga listrik. Dengan beroperasinya SRU akan
mengurangi penggunaan minyak diesel hingga 95%. Yang berarti
mengurani biaya pembelian bahan bakar yang merupakan salah satu item
biaya produksi
3. Menghasilkan gas yang dapat dugunakan dalam unit pemurnian minyak.
Dimana dengan beroperasinya SRU akan mengurangi produksi bahan kimia
dalam unit pemurnian minyak hinga 50%. Ini juga berarti mengurangi biaya
produksi (production cost).
SRU terdiri dari coalescing filter, gas absorber, oxidizer, air blower, solution cooler
dan heater, sweet gas scrubber, dan sulfur filter press.
1. Coalescing filter
Pemisahan kondensat dari gasnya dilanjutkan di coalescing filter.
Pemisahan di coalescing filter ini dilakukan dengan bantuan agglomelator,
pengumpul tetes kondensat. Gas kering keluar lewat atas dan kondensat yang masih
terikut keluar lewat bawah. Kondensat ini akan diambil secara manual oleh operator
lapangan untuk disimpan dalam tangki kondensat.
2. Gas absorber
Absorber system digunakan untuk proses ionisasi gas yang dialirkan dari
coalescing filter PV-1100, dengan cara mensirkulasikan larutan kiia
(solution) dengan metode couter current (aliran terbaik) antara gas dengan
larutan tersebut. dimana gas masuk kedalam bejana absorber PV-1110 dari
bawah sedankan larutan kimia dimasukkan dari atas. Gas H2S yang masuk
ke dalam absorber dikontakkan dengan solution dari arah yang berlawanan,
hal ini bertujuan memperpanjang waktu terjadinya reaksi sehinnga dapat
berjalan sempurna. Gas H2S direaksikan didalam absoerber dimaksudkan
untuk mengurangi impuritis yang paling besar dan berbahaya adalah H2S
Gas kering masuk ke bagian bawah kolom absorber melalui pipa-pipa kecil
dan keluar dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Kolom absorber berisi
larutan Fe3+ yang akan mengalami kontak dengan gelembung-gelembung

JURUSAN TEKNIK KIMIA 22


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

gas. H2S yang terlarut dalam gas akan bereaksi dengan Fe3+ menghasilkan
Fe2+ dengan reaksi sebagai berikut:
H 2Sgas  2Fe3  2H   S  2Fe 2

Sweet gas keluaran absorber akan menuju sweet gas scrubber untuk
dipisahkan lagi solution yang masih terikut pada gas. Selanjutnya gas dapat
digunakan sebagai sumber energy pemutar turbin, pembangkit listrik (gas engine),
dialirkan ke stripper, dan mengisi tekanan tangki.
3. Oxidizer
Larutan Fe3+ yang telah dikontakkan dengan gas dan bereaksi dengan H2S
menjadi Fe2+ dialirkan ke oxidizer untuk mengoksidasi Fe3+ menjadi Fe2+. Di
oxidizer diinjeksikan O2 melalui blower/compressor untuk mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+.
Terdapat lima ruangan dalam oxidizer, yaitu : reaction chamber, chamber
1, chamber 2, chamber 3, dan degas chamber. Reaction chamber adalah tempat
keluaran larutan dari absorber. Selanjutnya larutan masuk ke oxidizer chamber 1,
setelah overflow solution akan pindah ke chamber 2, hingga chamber 2 overflow
selanjutnya pindah ke chamber 3. Setelah chamber 3 overflow, solution mengisi
degas chamber kemudian dipompa balik ke absoreber. Pada chamber 3 terdapat
pompa yang akan memompa larutan dan sulfur terikut ke filter press, selanjutnya
larutan akan dikembalikan lagi ke chamber 3.
Temperature oxidizer dijaga pada 120-130º F. apabila temperature
oxidizer naik di atas batas, maka larutan yang yang akan dibwa ke filter press
dilewatkan HE (solution cooler) dengan media pendingin air kemudian dimasukkan
lagi ke oxidizer. Sedangkan bila temperature oxidizer dibawah batas maka
dipanaskan dengan heater. Untuk menjaga pH di oxidizer pada kisaran 7-8, agar
tidak terlalu asam, digunakan KOH. Untuk mempercepat reaksi antara Fe3+ dengan
H2S ditambahkan katalis ARI-350.
4. Air Blower
Air blower berfungsi untuk mensupply udara ke oxidizer untuk proses
regenerasi Fe2+ menjadi Fe3+. Jumlah blower yang digunakan ada 4 yaitu CP – 1170
A/B/C/D dengan laju alir antara 2900-3700 ACFM.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 23


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

5. Solution Cooler dan Heater


Solution cooler dan solution heater berfungsi untuk menjaga temperature
larutan kimia (solution) agar sesuai dengan setting yang dikehendaki.
6. Sweet gas scrubber
Sweet gas scrubber berfungsi untuk memisahkan antara gas dan larutan
yang terbawa. Diantaranya adanya kontak gas dan larutan di dalam absorber.
Larutan yang tersaring akan dikembalikan lagi ke dalam oxidizer, sedangkan sweet
gas yang dihasilkan dialirkan ke stripper, fuel gas scrubber, dan sebagian dibakar
pada low pressure flare.
7. Fuel Gas Scrubber
Fuel gas scrubber berfungsi untuk mengondisikan gas agar sesuai untuk
menjadi bahan bakar pada gas engine dan sebagai penggerak turbin gas. Pada fuel
gas scrubber dipisahkan dari liquid yang masih terbawa sehingga gas yang
dihasilkan cukup kering.
8. Sulfur Filter Press
Sulfur filter press berfungsi untuk memisahkan sulfur cake yang terbentuk
dari cairan yang berasal dari oxidizer. Alat yang digunakan untuk menyaring sulfur
ini adalah VERTIPRESS VPC FILTER : MODEL VPC-100-3. Verti-press vpc
filter ini didesain untuk memisahkan konsentrasi padatan-padatan yang sangat kecil
dari fasa liquid dan mencucinya secara efisien sebelum membentuk sulfur cake.
Slurry yang berasal dari oxidizer akan dialirkan ke filter press dengan
menggunakan hydraulic pump dengan laju alir 8 GPM. Filter press yang digunakan
mempunyai tiga chamber dengan menggunakan udara tekan dengan pressure 2,75
bar untu mengepres antar chamber. Sulfur padat yang dihasilkan yaitu 15 ton/hari,
kemudian dikumpulkan di storage yang kemudian dijual kepada indusri yang
membutuhkan.
9. Flare
Produksi gas diperoleh tidak dapat diakomodir secara keseluruhan,
sehingga gas yang tidak dimanfaatkan harus segera dibakar agar tidak
menimbulkan pencemaran udara. Dari 25 MMSCFD gas yang diproduksi JOB-
PPEJ hanya 5 MMSCFD yang diproses di unit SRU, sedangkan 20 MMSCFD gas

JURUSAN TEKNIK KIMIA 24


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

yang masih mengandung H2S langsung dibakar. Tempat pembakaran gas tersebut
disebut dengan flare. Flare yang digunakan di CPA ada empat jenis, yaitu:
1. Flare LLP (Low Low Pressure) yang digunakan untuk membakar gas yang
berasal dari oil tank, water tank, dan condensate tank.
2. Flare LP (Low Pressure) yang digunakan untuk membakar gas yang berasal
dari oil gas boot, water gas boot, dan gas dari Unit SRU.
3. Flare HP (High Pressure) yang digunakan untuk membakar gas yang berasal
dari three phase separator dan stripper.
4. HTF (High Temperatur Flare) yang digunakan untuk membakar gas yang
berasal dari three phase separator dan stripper.

4. Pengolahan Minyak
Unit pengolahan minyak terdiri dari stripper, oil gas boot, oil storage tank, dan heat
exchanger.
a. Stripper
Minyak keluaran separator masuk kedalam stripper untuk dipisahkan
kandungan H2S-nya. Stripper dilengkapi dengan sekat-sekat (tray) dan
penggelembung-penggelembung gas (Bubble Cup). Minyak dialirkan dari sisi atas
sedangkan gas bersih dialirkan dari sisi bawah stripper. Pada saat minyak jatuh dari
atas akan membentur sekat-sekat sehingga gas yang terlarut akan terlepas. Gas
bersih dialirkan dari bawah, dan dilepaskan berupa gelembung-gelembung. Setelah
melewati Bubble Cup. Gas bebas dari minyak kemudian akan bertemudengan
gelembung-gelembung gas bersih.

b. Oil Gas Boot


Alat pemisah gas (degassing boot) ditempatkan setelah stripper untuk
mengurangi kadar H2S yang masih tersisa dalam minyak. Oil gas boot yang
digunkan yaitu TK-900, PV-960 dan TK-1000. Gas yang keluar dari puncak gas
boot disalurkan ke flare LP (low pressure). Flare ini dilengkapi dengan falme
arrestor untuk mencegah berbaliknya api dari flare masuk ke gas boot.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 25


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Bentuk umum dari oil gas boot adalah trap-trap seperti anak tangga
sehingga gas yang terkandung di dalam minyak akan terurai karena benturan pada
trap-trap yang ada di dalam boot. Minyak yang sudah terpisah dari gas dialirkan ke
dalam storage tank (settling tank).

c. Oil Storage Tank


Oil storage tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan minyak sementara
sebelum didistribusikan ke FSO. Storage tank yang digunakan berjumlah empat
tangki yaitu TK-8100A/B dan TK-8003A/B dengan kapasitas 30.000 barrel.
Keempat tangki tersebut dioperasikan secra bergantian, dua tangki sebgai tangki
produksi dan tangki yang lain sebagai tangki shipping setiap periode 12 jam.
Di dalam storage tank ini terjadi pemisahan antara minyak dengan air dan
gas yang masih tersisa di dalam minyak karena adanya waktu tinggal di dalam
tangki (settling time). Air yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui drainase valve
pada bagiaan bawah tangki, sedangkan gas akan dikeluarkan melalui bagian atas
tangki yang kemudian dialirkan ke flare LLP (Low Low Pressure).

d. Heat Exchanger
Heat exchanger merupakan fasilitas produksi yang berfungsi memanaskan
kembali minyak yang berasal dari storage tank dengan memanfaatkan panas dan
air formasi yang keluar dari separator. Heat Exchanger yang digunakan yaitu HT-
4000 dengan tipe shell and tube. Minyak yang akan dipanaskan dialirkan ke bagian
shell dengan kapasitas 20.000 BOPD, sedangkan air formasi sebagai media
pemanas dialirkan ke bagian tube dengan kapasitas 35.000 BWPD.
Minyak yang mengalir ke FSO harus dipanaskan terlebih dahulu karenaa
tipe minyak dari lapangan ini adalah parafinix, yaitu minyak yang membeku apabila
emperaturnya rendah (80ºF). Temperature minyak hasil pemanasan yaitu sekitar
255 ºF.
5. Pengolahan Air
Unit pengolahan air terdiri dari water gas boot, heat exchanger, dan water storage
tank.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 26


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

a. Water gas boot


Hampir sama dengan minyak, air yang sudah dipanaskan di separator
langsung menuju water gas boot untuk dipisahkan dari gas sisa yang terbawa dalam
air. Air formasi yang keluar dari gas boot akan dialirkan ke heat exchanger untuk
dimanfaatkan panas yang terkandung untuk memanaskan minyak.

b. Heat Exchanger
Heat Exchanger berfungsi untuk menurunkan temperature air dengan cara
mengontakkan air dengan minyak sehingga terjadi perpindahan panas dari air ke
minyak.
Air yang dihasilkan dari separator harus diturunkan suhunya agar steam
yang terjadi di flare LP berkurang sehingga tidak mengganggu pembakaran gas di
flare.

c. Water Storage Tank


Water storage tank berfungsi sebagai settling tank yang digunakan untuk
memisahkan gas dan minyak yang masih terbawa dalam air formasi. Water storage
tank yang digunakan ada dua yaitu TK-8002 A/B. Berbeda dengan oil storage tank,
water storage tank dioperasikan secara bersamaan. Air formasi yang masuk ke TK-
8002A/B mengalami proses pemisahan butiran-butiran minyak secra gravitasi. Air
formasi yang keluar dari storage tank akan menuju ke booster pump yang kemudian
akan diinjeksikan kembali ke injection well (Water Dispossal Well M#7) yang
berada di Mudi Pad C.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 27


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

BAB IV
SPESIFIKASI ALAT

A. Well head dan Sumur Minyak


Sumur minyak di Mudi terdiri dari casing, pipa, dan well head dengan
kedalaman sumur 2000-3000 m. Di dalam well head terdapat choke yang berfungsi
mengatur laju aliran produksi minyak.

B. Flowline, Manifold, dan Gathering Line System


Flowline adalah system pemipaan fluida dari sumur ke manifold. Adapun
manifold adalah sistem pengatur aliran dari beberapa sumur yang terdiri atas header
pipa untuk produksi. Gathering Line system merupakan sistem pemipaan yang
mengalirkan fluida dari kumpulan sumur-sumur minyak dalam satu cluster (pad).

Gambar 4.1 Manifold

C. Three Phase Separator


Berikut spesifikasi unit separator tiga fasa:
1. PV-9700
Size : 136” ID x 36’-0” T/T
Design Pressure : 250 Psig pada 200 oF

JURUSAN TEKNIK KIMIA 28


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Operating pressure : 100 Psig pada 160 oF


Corrosion Allowance : 0,125 INS
Materials : A-516 GR-70
Kapasitas : 20.0000 BOPD/20.000 BWPD/GOR 278

Gambar 4.2 Three Phase Separator PV-9700

2. PV 9900
Size : 144” ID x 30’-0” T/T
Design Pressure : 286 Psig pada 250 oF
Operating pressure : 125 Psig pada 180 oF
Corrosion Allowance : 0,125 INS
Materials : A-516 GR-70
Kapasitas : 50.0000 BOPD/50.000 BWPD/40 MM

JURUSAN TEKNIK KIMIA 29


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.3 Three Phase Separator PV – 9900

3. PV-100
Size : 108” ID x 30’-0” S/S
Design Pressure : 225 Psig
Design temperature : 200 oF
Operating pressure : 125 Psig

JURUSAN TEKNIK KIMIA 30


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.4 Three Phase Separator V – 100

D. Cooler
Spesifikasi dari gas cooler (AC-3010)
Size : 8,08 ft wide 19,66 ft long
Design pressure : 100 psig
Design temperature : 250 oF
Operating temperature : 160 oF
Material : Carbon Steel SS 316 L
Kapasitas : 1,025 x 105 BTU/hr

JURUSAN TEKNIK KIMIA 31


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.5 Gas cooler AC – 3010

E. Sour Gas Scrubber


Berikut spesifikasi Sour Gas Scrubber:
1. PV 3500
Size : 64’’ ID x 15’-0’’ S/S
Design pressure : 100 psig
Design temperature : 220 oF
Corrosion Allowance : SA 516,70
Kapasitas : 8 MMSCFD
2. PV 3700
Size : 96’’ ID x 16’-0’’ S/S
Design pressure : 100 psig
Design temperature : 220 oF
Corrosion Allowance : SA 516,70
Kapasitas : 24 MMSCFD

JURUSAN TEKNIK KIMIA 32


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.6 Sour Gas Scrubber PV – 3700

F. Coalescing Filter
Spesifikasi coalescing filter:
Kondisi operasi
Tekanan : 4,14 barg (60 psig)
Temperature : 125 oF
Flowrate : 11 MMSCFD
Level : 0-24”
Level operasi : 4-6” (low), 21-23” (high)
Desain
Tipe : Vertikal
Size :26” OD x 9’-2’’ S/S
Tekanan : 6,9 barg
Densitas Gas : 0,37

JURUSAN TEKNIK KIMIA 33


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Temperature : 200 oF
Material : Carbon steel, Corrosion allowance 0,125

Gambar 4.7 Coalesing Filter PV – 1100 A/B

G. Absorber
Spesifikasi unit absorber PV-1110 A/B:
Kondisi Operasi
Tekanan : 4,14 barg (60 psig)
Suhu : 51, 7 oC
Desain
Tekanan : 5,25 barg (80 psig)
Suhu : 65,5 oC
Material : Stainless Steel 304 L
Miss eliminator: 304 SS Mesh

JURUSAN TEKNIK KIMIA 34


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.8 Absorber PV – 1110 A/B

H. Oxidizer Air Blower


Berikut spesifikasi dari Oxidizer Air Blower CP-1170 A/B/C/D:
Kondisi Operasi
Tekanan : 0,48 barg (7 psig)
Kapasitas : 3629 Nm3/h (2254 SCFM)
Desain
Tekanan : 0,63 barg (9,1 psig)
Kapasitas : 3533 Nm3/h (2194 SCFM)
Motor : 112 kW (150 HP); 480 V/3PH/60 Hz
Material : Corrosion Allowance

JURUSAN TEKNIK KIMIA 35


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

I. Oxidizer
Kondisi operasi
Temperature : 54,4 oC (130 oF)
Desain
Temperature : 65,6 oC (150 oF)
Material : Stainless Steel 304 L
Jumlah unit :1
Jenis operasi : continuous

Gambar 4.9 Oxidizer TK – 1110 A/B


J. Filter Press
Spesifikasi Filter press sebagai berikut:
Desain
Temperature : 70-130 oF

JURUSAN TEKNIK KIMIA 36


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Tekanan : 10,55 kg/cm2g


Material : Stainless Steel
Operasi
Tekanan : 0,70 kg/cm2g
Temperature : 70-130 oF

K. Flare
Spesifikasi Flare sebagai berikut:
1. Low-Low Pressure Flare
Kapasitas : 2 MMSCFD
Type : Elevated Flare
F TIP ID & High : 8’’ x 41’

Materials : A-516 GR 70
2. Low Pressure Flare
Kapasitas : 4 MMSCFD
Type : Elevated Flare
F TIP ID & High : 8’’ x 55’
Materials : A-516 GR 70
3. High Pressure Flare
Kapasitas : 24 MMSCFD
Type : Elevated Flare
F TIP ID & High : 12’’ x 83’- 0”
Materials : A-516 GR 70

JURUSAN TEKNIK KIMIA 37


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.10 Enclosure High Temperature Flare System (EHTFS) (kiri) dan Low
Pressure Flare (kanan)

L. Stripper
1. PV- 3900
Size : 42” ID-64’ S/S (L) flexitary 25 Stage
Design pressure : 100 psig
Operating pressure : 30 psig
Design temperature : 315 oF
Operating temperature : 180 °F
Material : Carbon Steel ASME VII Div I Latest Ed.
Jumlah :1
Tipe : Bubble Cap Tray
Operasi : Continuous
Kapasitas : 30.000 BOPD

JURUSAN TEKNIK KIMIA 38


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.11 Stripper PV – 3900

2. PV-3300
Size : 78’74”ID
Design pressure : 100 psig
Operating pressure : 30 psig
Design temperature : 250 oF
Operating temperature: 180 °F
Material : Carbon Steel ASME VII Div I Latest Ed.
Jumlah :1
Jenis tray : Sieve tray
Operasi : Continuous
Kapasitas : 30.000 BOPD

JURUSAN TEKNIK KIMIA 39


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.12 Stripper PV – 3300


3. PV- 9500
Size : 78’74”ID
Design pressure : 100 psig
Operating pressure : 30 psig
Design temperature : 250 oF
perating temperature : 180 °F
Material :Carbon Steel ASME VII Div I Latest Ed.
Jumlah :1
Jenis tray : Flexy valve tray
Operasi : Continuous
Kapasitas : 30.000 BOPD

JURUSAN TEKNIK KIMIA 40


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.13 Stripper PV – 9500

M. Gas Boot
Bentuk umum dari gas boot adalah separator vertical. Terdapat dua gas boot,
yaitu gas boot untuk minyak dan gas boot untuk air. Kedua gas boot berfungsi untuk
melepas gas yang masih terlarut di dalam cairan.
Berikut spesifikasi untuk oil gas boot TK-900:
Inside diameter (ID) : 60”
Design pressure : 14 psig
Operating pressure : 0,51 psig
Design temperature : 60 - 250 °F
Opreting temperature : 183 °F
Berat kosong : 24.997 Lbs
Material : Carbon Steel ASME VII Div I
Kapasitas : 965,56 cuft

JURUSAN TEKNIK KIMIA 41


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.14 Gas Boot TK – 900


N. Oil Storage Tank
Spesifikasi untuk oil storage tank
1. TK-8001 A/B
Kapasitas : 30.000 barrels
Size : 24820 ID x 10300 High
Design Presure : API 650 Atmospheric Tank
2. TK-8003 A/B
Kapasitas : 30.000 barrels
Size : 49,87” OD x 29,94” High
Design Presure : Atmospheric Tank

JURUSAN TEKNIK KIMIA 42


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.15 Oil Storage Tank TK – 8001 B

O. Water Storage
Terdapat dua tangka penampung air formasi yaitu TK- 8002A dan TK-
8002B dengan kapasitas masing-masing 10.000 barrel. Tangki penampung air
dioperasikan secara bersamaan. Air produksi masuk ke tangka TK-8002A
mengalami proses pemisahan butiran-butan minyak secara gravitasi, sehingga
fungsi utama TK 9002-B sebagai working tank untuk mengatur suction head
dari booster pump. Berikut spesifikasi dari water storage tank, TK-8002 A/B
Outside diameter (OD) : 50 ft
Height : 30 ft
Design pressure : 1 atm
Design temperature : 250 °F
Corrosion allowance : 0,125

JURUSAN TEKNIK KIMIA 43


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Material : Carbon Steel ASME V


Kapasitas : 10.000 BOPD
Tipe : silinder vertical
Jumlah :2

P. Condensate Tank
Condensate tank (TK-8006) digunakan untuk menampung kondensat yang
dihasilkan dari scrubber. Kapasitas condensate tank yaitu 2.500 barrel.\

Q. Heat Exchanger
Berikut spesifikasi dari HE-4000
Surface : 551,6 m²
Duty : 7,5 × 106 BTU/hr
Shell Side
Kapasitas : 20.000 BOPD
Design pressure : 200 psig
Operating pressure : 70 psig
Design temperature : 250°F
Operating pressure : 183°F
Corosion allowance : 3,175
Thickness : 12,7 mm
Weight erection : 29124 kg
Tube side
Kapasitas : 35.000 BOPD
Design pressure : 200 psig
Operating pressure : 70 psig
Design temperature : 250 °F
Operating pressure : 204 °F
Corosion allowance : 3,175
Thickness : 12,7 mm
Weight bundle : 17046 kg

JURUSAN TEKNIK KIMIA 44


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.16 Heat Exchanger

R. Gas Compressor
Ada dua kompresor yag mempunyai aplikasi berbeda, yaitu:
1. Fuel Gas Compressor berfungsi menaikkan tekanan bahan bakar gas bersih
untuk turbin.
2. Vapour Recovery Gas Compressor berfungsi menaikkan tekanan gas buang
dari stripper untuk diproses lagi di dalam Sulphur Recovery Unit.

S. Power Generator (Turbin Gas)


Dari 4 unit turbin generator 500 kW, dihasilkan sebagian tenaga listrik yang
digunakan untuk proses operasi produksi di Central Processing Area dan Sulphur
Recovery Unit, serta tenaga listrik untuk proses produksi di sumur sebagai tenaga
penggerak Electric Submergile Pump di Pump di Central Processing Area (CPA).

T. Pump
Pompa pengirim minyak berfungsi untuk mengirimkan minyak dari stasiun
pengumpul (Central Processing Area) ke kapal pengangkut (Tangker). Pompa yang

JURUSAN TEKNIK KIMIA 45


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

digunakan adalah dua unit pompa sentrifugal yang digerakkan oleh motor listrik
dan satu unit digerakkan dengan mesin diesel.
Minyak yang akan dikirim ke FSO di pompa dengan menggunakan booster
dan shipping pump dengan tekanan yang dihasilkan 1200 psi dan kemudian control
valve dengan tekanannya turun menjadi 480 psi. Minyak dialirkan ke heater di
Palang.
Spesifikasi Oil Booster dan Shipping Pump:
a. Oil Booster Pump PP-500 A/B/C
Model No. : ERPN 65-100
Kapasitas : 10.000 BOPD
Power : 25 HP
Voltase : 460 V
Frekuensi : 60 Hz
Discharge Pressure : 50 psig
Driver : Electric motor
b. Oil Booster Pump PP-600 A/B
Model : Centifugal Pump
Kapasitas : 880 GPM
Voltase : 460 V
Frekuensi : 60 Hz
Driver : Electric motor
c. Oil Shipping Pump PP-8400 A
Model No. : 3×10 DA
Kapasitas : 12.000 BOPD
Total head : 3500 ft
Driver : Electric motor
Voltase : 4160 V
Power : 500 HP
d. Oil Shipping Pump PP-8300 A/B
Model No. : 3×10 DA
Kapasitas : 12.000 BOPD

JURUSAN TEKNIK KIMIA 46


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Total head : 3500 ft


Driver : Electric motor
Voltase : 4160 V
Power : 450 HP
e. Oil Shipping Pump PP-8300 B dan PP-8400 C
Model No. : 3×10 DA
Kapasitas : 12.000 BOPD
Total head : 3500 ft
Driver : Diesel engine

Pompa disposal air berfungsi untuk memompakan air formasi ke sumur


disposal air, yaitu daerah mudi.
Selain itu, terdapat beberapa pompa yang digunakan untuk memompa
solution ke oxidizer dan untuk memompa sulfur cake ke filter press. Berikut
spesifikasi pompa yang ada:
a. Solution Sirculation Pump PP-1150 A/B/C/D
Kondisi Operasi:
Debit : 597 m³/hr (2627 GPM)
Head : 52,1 m
Design:
Debit : 651 m³/hr (2866 GPM)
Head : 53,3 m
Voltase : 460 V
Power : 187 kW (250 HP)
Frekuensi : 60 Hz
Material : Stainless Steel 316 Wetted Paris
b. Filter Feed Pump PP-1160 A/B
Kondisi Operasi:
Debit : 1300 GPM
Head : 116 TDH
Design:

JURUSAN TEKNIK KIMIA 47


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Debit : 1700 GPM


Head : 132 TDH
Power : 100 HP
Material : Stainless Steel 316 Wetted Paris

Pompa Injeksi Air berfungsi untuk memompakan air formasi ke sumur injeksi
air, yaitu Mudi-C6 dan Mudi C-7.

Gambar 4.17 Booster Pump

JURUSAN TEKNIK KIMIA 48


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Gambar 4.18 Oil Shipping Pump

JURUSAN TEKNIK KIMIA 49


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

BAB V
UTILITAS
Unit utilitas merupakan unit pendukung ddari fasilitas utama yang ada di JOB
Pertamina Petrochina East Java. Unit utilitas bertanggungjawab atas penyediaan
fasilitas yang diperlukan oleh semua unit-unit proses. Keberadaan unit utilitas
dimaksudkan untuk menunjang operasi unit-unit proses dan unit pendukung lainnya
dengan mensuplai kebutuhan yang diperlukan. Hasil dari unit utilitas
disidtribusikan ke semua unit sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit.

A. Pengolahan Udara tekan


Kebutuhan udara tekan di Central Processing Area (CPA) disuplai dari
serangkaian unit kompresor CP 9400 yang terletak di CPA. Udara tekan tersebut
diperlukan untuk instrument pneumatis, seperti control panel dan pneumatic valve.
Terdapat tiga compressor CP-9400 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Tekanan maksimum/normal : 10 bar/9.5 bar
Kecepatan : 180 L/s
Motor Power : 75 kW/460 V/60 Hz
Kebutuhan daya pada kinerja tekanan normal : 84,9 kW
Kebutuhan daya tanpa fluida : 13 kW
Kompressor tersebut didukung dengan Unit Wet Air Receiver PV-9340 yang
berfungsi menampung udara yang dikompresi dari compressor, dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Kapasitas : 6.000 L
Tekanan operasi : 150 psig/100F
Tekanan Desalinasi :180 psig/100F
Tekanan Hidrotes : 327,4 psig
Material : Coreosion Allowancr 0,0625/ Brand SSB

JURUSAN TEKNIK KIMIA 50


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

B. Penyediaan Gas Cooler


Sumber air pendingin di CPA berasal dari udara. Proses pendinginan gas di gas
cooler dengan menggunakan dua fan yang mengalirkan udara melewati tubes
tempat gas mengalir.

C. Penyediaan Tenaga Listrik


Kebituhan listrik dipenuhi dari pemanfaatan gas hasil proses di SRU untuk
menggerakkan turbin gas dan gas engine. Beban listrik yang dibutuhkan adalah 8,5
MW. Sistem kelistrikan terdiri dari dua, yaitu untuk memenuhi kebutuhan CPA dan
memenuhi kebutuhan sumur-sumur minyak di Lapangan Sukowati dan Lapangan
Mudi. Untuk kebutuhan CPA, digunakan empat unit turbin gas yang masing-
masing berkapasitas 0,5 MW dan sebagai sumber cadangan, tersedia diesel engine
0,5 MW dan Onan Diesel Engine 1,2 MW.
Gas engine digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik sumur-sumur
pengeboran minyak dan shipping pump untuk menyalurkan minyak dari CPA ke
Floating Storagae and Offloading (FSO). Gas engine yang digunakan terdiri dari
empat unit yang masing-masing berkapasitas 1 MW dan satu unit Cent adapun
turbin gas tersedia dengan kapasitng 2,5 MW.

D. Pengolahan Air
Air yang diolah terdiri dari air untuk fire water, oxidizer & absorber water, serta
air untuk cooling water. Air yang diperlukan untuk memenuhi CPA berasal dari
dalam. Air tersebut digunakan untuk proses pada Suphur Recovery Unit (SRU)
seperti absorpsi dan oksidasi. Selain untuk utilitas di CPA, air juga disediakan untuk
keperluan Fire Water Pond, Gas Cooler, Water Injection, dan Water Treatment.
Instrumen yang terlibat dalam unit pengolahan air adlah water storage tank (TK-
8004), Distribution Pump (PP-9300/9310) dan Raw Water Filter (FT-9300).
Pengolahan air digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.1 Diagram Blok Proses Pengolahan Air

JURUSAN TEKNIK KIMIA 51


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Water Well Filter Water Storage


Tank

SRU R. O. Softener

Cooling Tower

Gambar 5.1 Diagram Blok Proses Pengolahan Air

Air dari sumur dipompa untuk filtrasi lalu ditampung dalam water storage
kemudian dipompakan ke unit softener untuk menghilangkan alkali dan terakhir
dilakukan proses reverse osmosi untuk menghilangkan kadar mineral dalam
konsentrasi rendah. Hasil dari reverse osmosis tersebut, yang lolos filter dialirkan
ke unit SRU dan yang tertahan di RO masuk ke cooling tower.

1. Fire water
Fire Water adalah air disediakan sebagai air pemadam kebakaran. Air dari
water well, selain digunakan untuk unit produksi, digunakan juga sebagai fire water
yang ditampung di dalam empat unit water pond dengan kapasitas total 345.000
gallon. Jumlah fire water tersebut harus mampu bertahan selama empat jam ketika
terjadi kebakaran.
Air dari water pond tersebut didistribusikan dengan menggunakan tiga
pompa dengan kapasitas masing-masing yaitu 500 GPM. Pompa tersebut bekerja
pada tekanan 125 psia. Air yang dialirkan melalui ketiga pompa tersebut akan
didistribusikan ke unit-unit kebakaran yang ada di CPA.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 52


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

2. Oxidizer &Absorber water


Oxidizer dan Absorber Water adalah air yang disediakan untuk proses pada
unit oxidizer dan absorber. Air ini berasal dari water well yang ditreatment terlebih
dahulu dengan menggunakan RO (Reverse Osmosis) sehingga tidak mengandung
mineral (demin water).

3. Cooling Water
Cooling Water pada CPA digunakan pada unit poor boy sebagai media
pendingin gas sebelum masuk ke unit SRU. Cooling water yang digunakan
merupakan air presipitat dari unit RO.

E. Pengolahan Limbah
1. Air Formasi
Limbah cair yang terbentuk di JOB P-PEJ di hasilkan dari proses pemisahan
tiga fasa antara minyak, gas, dan air pada separator tiga fasa ( PV-9700; PV-900;
V-100 ).
Air formasi merupakan hasil samping dari proses antara minyak, gas, dan air
dari separator tiga fasa. Air formasi yang dihasilakn CPA sebesar 28.000 BWPD,
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 5.1 Spesifikasi air formasi separator ( PV-9700 )
Parameter Nilai
Ph 8,5
Fe 0,04 ppm
SO4 410 ppm
Chloride 8333,75 ppm
Ca 272,68 ppm
Mg 19,44 ppm
Alkalinitas 1159 ppm
HCO3- 811,9 ppm
CO3- 162,00 ppm
(Sumber : JOB P-PEJ, 2012)

JURUSAN TEKNIK KIMIA 53


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

Air Formasi tersebut kemudian dialirkan ke water storage untuk


menurunkan kadar minyaknya. Lalu sebanyak 20.000 BWPD ke dalam sumur Mudi
#7 (Disposal Well) dengan kadar minyak di bawah 25 ppm. Air formasi juga
terdapat di FSO Cinta Natomas dari aliran Crude Oil CPA melalui jalur pipa dalam
tanah. Crude Oil tersebut ditampung di Compartment, setelah settling beberapa
lama, air terpisah dari minyak dan ditampung di Slope Tank. Air tersebut kemudian
dibuang ke laut setelah melalui pengendapan dan pemanasan sampai memiliki oil
content di bawah 50 ppm melalui saluran pemisah dengan sistem batch sesuai
kondisi operasi harian dengan jumlah pembuangan ke laut 2000-4000 bbls/hari.

2. Limbah cair domestik


Limbah cair domestik dihasilkan dari aktivitas pekerja di Block Tuban. Limbah
tersebut ditampung dalam septic tank yang sudah diperhitungkan sesuai dengan
jumlah pekerja dan setiap berkala dilakukan pengurasan terhadap septic tank yang
ada melalui kerjasama dengan Dinas kebersihan setempat atau dengan pihak ketiga
lainnya

3. Limbah Padat
Limbah padat utama yang dihasilkan adalah sulfur padat, hasil dari proses SRU
( Sulfur Recovery Unit ). Dalam proses di SRU terjadi proses absorpsi yang
menghasilakn H2S(aq) dalam air ( solvent ) yang terionisasi, HS- hasil ionisasi
kemudian dioksidasi dengan kation FE3+ menjadi S(s) ( sulfur solid ) yang terlarut
mengalami filtrasi bertekanan pada Unit Filter Press. Sulfur yang dihasilkan
dihibahkan ke koperasi karyawan, dan dari koperasi karyawan di jual ke pihak ke
tiga, seperti industri sabun kosmetik dan pupuk ( Pertokimia Gresik ).
Selain itu dihasilkan limbah padat lainnya yang berupa aset sisa operasi
produksi seperti perpipaan, yang disediakan oleh kontraktor, dibawa kembali oleh
kontraktor atau pihak ketiga lainnya.
Untuk limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas perkantoran seperti kertas
dan sisa makanan, ditampung terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat
pembuangan akhir di wilayah Tuban.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 54


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

4. Limbah Gas
Limbah gas dihasilkan dari proses sweetening oil pada stripper ( PV-3900; V-
3300; PV-9500 ) dan keluaran tiga unit separator ( PV-9700; PV-900; V-100 )
berupa sour gas yang tidak memungkinkan untuk diolah atau dijual, ada yang
langsung dibakar HP Flare. Selain itu dari Power Plant dengan bahan bakar sweet
gas, pada pembakaran sour gas LP Flare dari gas boot dan pembakaran sour gas
pada LLP Flare dari Oil Storage Tank ( TK-8006; TK-8003 A/B) dan dari water
storage tank (TK-8002).

5. Limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan berupa senyawa-senyawa kimia, sisa keperluan
operasi, triazin, phosponate yang berperan sebagai pengikat H2S dan anti scale pada
sistem perpipaan antara CPA ke FSO. Minyak pelumas bekas keperluan pelumasan
unit-unit operasi seperti pompa, kompresor dan genset juga dihasilkan di plant
CPA. Limbah B3 yang ada ditampung di suatu gudang yang terletak di Pad B Mudi,
untuk untuk selanjutnya di serahkan kepada pihak ketiga, PPLI Cileungsi, Bogor.

JURUSAN TEKNIK KIMIA 55


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK
JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

LAMPIRAN

JURUSAN TEKNIK KIMIA 56


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

Anda mungkin juga menyukai