BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber daya energi terbesar yang
paling banyak dimanfaatkan di seluruh dunia. Indonesia sebagai negara
berkembang juga membutuhkan peran sumber energi ini untuk menopang
perekonomian negara. Selain itu, sumber daya manusia guna mengeksplorasi dan
mengolah minyak dan gas bumi juga memiliki peran vital dalam membangun
Indonesia.
Seorang sarjana teknik kimia bukan hanya harus menguasai teori yang dapat
diperoleh selama masa kuliah, tetapi juga harus mengenal dunia industri yang
sesungguhnya. Dewasa ini, sarjana teknik kimia tidak hanya dituntut untuk dapat
mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan, namun juga harus memiliki
kemampuan untuk dapat bersaing menghadapi globalisasi dan perkembangan
jaman.
Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan industri, Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang
memberikan kesempatan bagi para mahasiswanya untuk merasakan dunia kerja
nyata di industri kimia dalam bentuk mata kuliah wajib kerja praktek. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman yang penting mengenai
teori dan terutama praktek pengaplikasian ilmu teknik kimia dalam dunia industri.
Hal ini merupakan upaya dari Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi
Nasional Malang dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas.
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) merupakan
perusahan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas sektor hulu (upstream) hasil
Production Sharing Contract (PSC) antara Pertamina Hulu Energi dan Petrochina
International Java Ltd. JOB P-PEJ merupakan perusahaan yang sesuai untuk
dijadikan sebagai lokasi kerja praktek bagi calon sarjana teknik kimia. Mahasiswa
akan mendapatkan banyak pengalaman dan pemahaman terutama dalam hal
aplikasi dan perkembangan proses produksi peralatan-peralatan khususnya dalam
hal proses di bagian hulu. Pemahaman tersebut tidak hanya dalam bidang teknis
semata, tetapi juga dari sisi manajemen perusahaan dan sumber daya manusia
termasuk sisi humanitasnya.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui lebih mendalam mengenai keadaan di dalam
dunia indsutri yang nantinya dapat diterapkan di dunia kerja
BAB II
PROFIL JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA
Cubic Feet per Day) gas, dan 16.258 BWPD (Barrels of Water Per Day) air
terproduksi.
Sedangkan Lapangan Sukowati dibagi menjadi dua cluster yaitu Sukowati A
dan Sukowati B. Lapangan Sukowati mulai diproduksi Juli 2004 hingga saat ini.
Berdasarkan data pada tanggal 25 Agustus 2015 jumlah sumur di lapangan
Sukowati yaitu 35 sumur produksi di dua Pad/Cluster. Berikut adalah data produksi
lapangan Sukowati pada 25 Agustus 2015 (daily production report).
a. Produksi Minyak : 15.998 BOPD
b. Produksi Air : 20.839 BWPD
c. Produksi Gas : 19.770 MMSCFD
Total produksi minyak mentah adalah + 17.491 BOPD (Barrel Oil Per Day)
dan total gasnya adalah + 20.816 MMSCFD (Million Standart Cubic Feet Per Day)
, Serta total volume air + 37.097 BWPD (barrel watter per day) dan total kondensat
+ 508 BPD. Minyak-minyak tersebut merupakan minyak yang dihasilkan dari
semua area JOB P-PEJ. Berdasarkan total produksi per lapangan, produksi minyak
dan gas paling besar dihasilkan dari lapangan sukowati.
Jumlah minyak yang diproduksi di lapangan yang dioperasikan JOB Per tamina
terus mengalami peningkatan secara kumulatif sejak awal 1998. Perincian produksi
minyak tiap lapangan dan jumlah kumulatifnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Bulu
J A V A S EA Block Tuban
Purworejo Jalan Raya
JATIROGO-1
Jenu
Sale Tambakboyo Sungai
BLIMBING-1
Paciran Lapangan Minyak
Jatirogo TUBAN
K A B. T U BAN Palang
CENTRAL JAVA
Montong Petung
Jojogan KUJUNG-1 Laren Lasem Sedayu
EAST JAVA
KB. BARU
07° 00’ 1 2 Pakah
Kesamben
West Tuban Rengel MADURA
Parengan
KAB. LAMONGAN
LAMONGAN
Bungah
Block
BOJONEGORO-1 Suko Babat
Sukodadi
Baureno
CEPU PEGAT-1 Duduksampean GRESIK
Padangan Kalitidu
Sumberejo GRIGIS BARAT-1 Bunder
BOJONEGORO Kapas Kedungpring
Sukowati Sukobendu GONDANG-1
East Tuban SURABAYA
MUDI NGIMBANG-1
NGASIN-1
FIELD Block
KAB. BOJONEGORO Bluluk
Ngimbang
Mantup
Ngasin
Bringkang
Krembangan
Wonokromo
07° 20’
DANDER-1
Sukarame
Sumberdadi KAB. GRESIK
0 10 20 LINGSIRSEPAT-1
Waru
JOINTKilometres
OPERATING BODY
PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA KAB. MOJOKERTO Kemlak
KAB. SIDOARJO
Pramban
JAKARTA - INDONESIA
MOJOKERTO SIDOARJO
PETA BATAS WILAYAH
KABUPATEN DAN PROPINSI
Jakarta JAVA SEA N
JAWA TIMUR Semarang
Surabaya
b. Produk Samping
Sweet gas
Sweet gas atau gas alam yang bersih dari pengotor dihasilkan dari proses
pengolahan gas. Sweet gas yang dihasilkan digunakan untuk bahan bakar
pembangkit listrik ( gas engine dan turbin gas ) untuk memenuhi kebutuhan
listrik plant dan sumur-sumur pengeboran.
c. Limbah Industri
Air formasi
Air formasi hasil separasi dari separator tigas fasa (PV-9700;V-
100;PV-9900) dengan kandungan zat-zat berbahaya (terutama H2S), disalurkan
ke pemanas minyak ( HT-400 ). Fungsinya sebagai fluida pemanas dalam Heat
Exchanger HT-400 kemudian ditampung pada tangki TK-8002 sebelum
diinjeksikan oleh water booster pump ke sumur injeksi yang merupakan sumur
mati. Dari hasil injeksi tersebut didapat keuntungan yaitu limbah berupa air
dengan kandungan zat-zat berbahaya tidak perlu diolah, dan dari
penginjeksikan air tersebut didapati adanya aktivitas lagi sumur-sumur lain
yang telah mati di daerah Mudi dan didapat crude oil sebanyak ± 300 bbls/hari
tambahan dari sumur mati.
Cake Sulfur
Cake Sulfur dihasilkan dari proses filtrasi pada filter press dengan umpan
hasil dari proses absorpsi dan oksidasi yang terjadi pada unit absorber PV –
1110 dan serangkaian unit oxidizer. Slurry berupa campuran sulfur padat dan
air. Cake sulfur yang terbentuk di hibahkan oleh JOB P – PEJ ke koperasi
karyawan, dan dari koperasi karyawan dijual ke industri pupuk ( petrokimia
gresik ), industri sabun, dan kosmetik.
Sour Gas
Sour Gas merupakan gas natural sejenis hidrokarbon ringan yang
mengandung H2S tinggi yang merupakan produk keluaran separator tiga fasa
dan keluaran dari stripper. Sour gas dari CPA JOB P – PEJ disalurkan ke flare.
D. Manajemen Industri
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di JOB P – PEJ dipimpin oleh seorang Field Manager yang
membawahi tiga Sr. Superitendent. Masing-masing Sr. Superitendent membawahi
beberapa Superintendent dan Superintendent tsb membawai beberapa Supervisor.
Bagan struktur organisasi ditunjukkan pada gambar 2.5.
FIELD
MANAGER
SRVICES FABRICATION
SUPV SUPV.
IT COM HEO
SUPV SUPV
CIVIL
SUPV.
2. Waktu Kerja
Jam kerja JOB P – PEJ blok Tuban yang digunakan adalah jam kerja sistem
shift yang berlaku bagi semua karyawan. Jam kerja shift dapat diatur sebagai
berikut:
1. Shift pagi : pukul 06.00 – 18.00
2. Shift malam : pukul 18.00 – 06.00
Waktu kerja karyawan menggunakan sistem 2-1 yaitu karyawan akan bekerja
selama dua minggu penuh dan akan mendapatkan waktu libur satu minggu penuh.
Pergantian karyawan yang libur dan karyawan yang kerja dilakukan setiap hari
Rabu.
3. Peraturan dan Keselamatan Kerja
JOB Pertamina – Petrochina East Java ( JOB P – PEJ ) dalam melakukan
operasionalnya di Indonesia tergolong sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan
resiko yang membahayakan lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja ( LK3 ).
JOB P – PEJ juga bertekad untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam
meningkatkan kinerja LK3 di semua bidang kegiatan, yaitu :
1. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
2. Membina kesadaran individu untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung
jawab terhadap LK3.
3. Menjalankan usaha yang bertujuan mencegah kecelakaan dan beroprasi
dengan aman.
4. Mewajibkan para kontraktor/mitra usaha di JOB P – PEJ untuk memenuhi
peraturan perusahaan tentang LK3.
5. Menerapkan suatu sistem manajemen LK3 yang berfungsi sebagai sarana
pengukur tingkat pelaksanaan secara menyeluruh dan up to date.
Untuk itu JOB P – PEJ menerapkan bebrapa aturan masuk lokasi yang harus
dipatuhi oeh semua karyawan dan tamu/mitra usaha yang akan masuk ke lokasi
terbatas (restricted area), yaitu :
1. Mengisi buku tamu di security
2. Meletakkan “log off personel” yang telah disediakan di security pada
tray/tempat untuk keperluan head count.
BAB III
DESKRIPSI PROSES PRODUKSI
A. Konsep Proses
Minyak dari sumur pengeboran dialirkan ke Central Area Processing (CPA)
Mudi Field untuk dilakukan proses separasi. CPA merupakan tempat
berlangsungnya proses sweetening oil dan sweetening gas. Pengangkutan minyak
dilakukan dengan memanfaatkan saluran pipa bawah tanah untuk lokasi Sukowati
dan Mudi.
Laju fluida yang mengalir pada pipa berasal dari Mudi mempunyai kecepatan
1496 BOPD untuk minyak, 1323 MSCFD untuk gas, dan 22416 BWPD untuk air.
Sedangkan minyak yang berasal dari Sukowati mempunyai laju 15228 BOPD dan
gas 16029 MMSCFD, dan air 23846 BWPD. Minyak yang berasal dari Mudi
dialirkan dari sumur dengan menggunakan pompa ESP (Electric Sumersible Pump)
dan minyak yang berasal dari Sukowati merupakan semburan alam.
B. Diagram Alir Proses
Diagram alir proses terlampir.
C. Deskripsi Proses
1. Deksripsi Proses Produksi
Fluida dari masing-masing sumur dialirkan ke dalam separator untuk
dipisahkan antara air, minyak, dan gas. Prinsip pemisahannya adalah berdasrkan
perbedaan densitas. Air yang paling besar densitasnya berada di bawah kolom
separator, minyak di atas air, dan gas mengisi ruang kosong di atas minyak. Antara
masing-masing fluida terdapat lapisan batas yang diamati dar perbedaan warnanya.
Didalam kolom separator terdapat masing-masing pipa untuk mengalirkan fluida.
Pipa biru untuk air, pipa hijau untuk minyak dan pipa kuning untuk gas. Tugas
operator adalah menjaga agar level masing-masing fluida berada pada kondisi yang
seharusnya sehingga tidak ada fluida yang mengalir pada pipa saluran fluida lain.
Minyak keluaran separator masuk ke dalam stripper untuk dipisahkan
kandungan H2S nya. Sweet gas dimasukkan ke dalam stripper dan mengalami
kontak dengan sour oil melalui tray-tray. Sweet gas memiliki temperatur yang lebih
rendah dari temperature sour oil. Sweet gas akan melarutkan H2S dari minyak
Minyak kemudian masuk gas boot untuk dipisahkan gas yang masih terikut
dalam minyaknya. Minyak yang bebas gas dimasukkan ke dalam tangki
penyimpanan dengan kapasitas 30000 barrel selama 12 jam. Dari tangki, minyak
dipompa ke FSO di laut melalui pipeline 8” sepanjang 37 km ke palang dan
dilanjutkan pipa bawah laut 10” sepanjang 18 km sampai FSO.
Gas keluaran separator dimasukkan ke dalam poorboy dan gas cooler untuk
diturukan temperaturnya. Media pendingin poorboy adalah air, sedangkan untuk
H 2S 1 O 2 H 2 O S (3.1)
2
Reaksi absorbsi gas dalam air:
H 2S(gas) H 2O( liq) H2S(aq) H2O(aq) (3.2)
Ionisasi:
H2S(aq) H HS (3.3)
HS H S2 (3.4)
Secara berurutan, reaksi pembentukan rantai dpat disederhanakan menjadi:
S 2Fe3 (aq) S(s) 2Fe2 (aq) (3.5)
Atau
Fe 2 S2 FeSppt. (3.11)
H 2CO3(aq) H HCO3 (3.14)
2
HCO 3 CO3 H (3.15)
Pembebasan ion H+ akan menurunkan pH larutan dan akibatnya kemampuan dalam
mengabsorbsi H2S akan menurun.
Untuk menstabilkan pH larutan, perlu ditambahkan senyawa basa seperti
KOH pada system yang bereaksi dengan CO2:
CO2(gas) H 2O(aq) H 2CO3(aq) (3.16)
Keluaran dari sumur menghasilkan gas sebesar 17352 MCFD, dari mudi
menghasilkan gas sebesar 1323 MCFD dan dari sukowati menghasilkan sebesar
16029 MCFD. Total gas keluaran sumur sebesar 11 MMSCFD, yang diproses pada
SRU hanya 5 MMSCFD, dan sisanya sebagian dijual ke gasuma sebagian lagi
digunakan untuk power plant dan kebutuhan proses di central processing area
(CPA) dan kelibihannya harus dibakar di flare. LP (low pressure) Flare untuk
membakar gas dari water gas boot, stripper dan gas boot. LLP flare untuk
membakar gas dari tangki minyak, EPS atau HP flare untuk membakar gas
kelebihan dari SRU.
2. Pengolahan Gas
Gas yang terproduksi pada semua sumur JOB P-PEJ mengandung H2S
yang sangat tinggi yaitu sekitar 2 % (20000 ppm). Oleh karena itu, diperlukan
proses untuk meminimalimalisir gas H2S yang terkandung dalam gas. Gas yang
terolah merupakan sweet gas yang mengandung H2S 1 ppm. Sweet gas yang
dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan turbin dan sebagai bahan bakar
pada gas engine yang akan menghasilkan listrik yang berguna untuk supply listrik
di CPA yang akan menghemat asupan listrik dari PLN. Selain untuk penghasil
listrik, sweet gas juga digunakan sebagai absorben pada unit stripper yang akan
menyerap kandungan H2S yang terkandung dalam minyak, serta digunakan juga
sebagai gas blanket untuk menjaga tekanan tangki penyimpanan minyak ketika
terjadi kekosongan pada saat pengeluaran minyak.
Unit pengolahan gas meliputi gas cooler, sour gas scrubber, SRU (Sulfur
Recovery Unit), dan flare.
a. Gas Cooler
Sebelum masuk ke sistem SRU, terlebih dahulu gas harus dipisahkan dari
kondensatnya untuk mencegah adanya kondensat yang bercampur dengan ferric
solution dalam absorber. Untuk memisahkan komponen yang mudah terkondensasi
dari gas, gas dimasukkan ke cooler dan mengalami penurunan temperature
sehingga terbentuk dua fase dimana fasa cair masih terlarut dalam gas. Pendingin
yang digunakan untuk menurunkan temperature gas adalah air. Gas keluaran
separator dialirkan dalam tube-tube dan direndam dalam aliran pendingin.
gas. H2S yang terlarut dalam gas akan bereaksi dengan Fe3+ menghasilkan
Fe2+ dengan reaksi sebagai berikut:
H 2Sgas 2Fe3 2H S 2Fe 2
Sweet gas keluaran absorber akan menuju sweet gas scrubber untuk
dipisahkan lagi solution yang masih terikut pada gas. Selanjutnya gas dapat
digunakan sebagai sumber energy pemutar turbin, pembangkit listrik (gas engine),
dialirkan ke stripper, dan mengisi tekanan tangki.
3. Oxidizer
Larutan Fe3+ yang telah dikontakkan dengan gas dan bereaksi dengan H2S
menjadi Fe2+ dialirkan ke oxidizer untuk mengoksidasi Fe3+ menjadi Fe2+. Di
oxidizer diinjeksikan O2 melalui blower/compressor untuk mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+.
Terdapat lima ruangan dalam oxidizer, yaitu : reaction chamber, chamber
1, chamber 2, chamber 3, dan degas chamber. Reaction chamber adalah tempat
keluaran larutan dari absorber. Selanjutnya larutan masuk ke oxidizer chamber 1,
setelah overflow solution akan pindah ke chamber 2, hingga chamber 2 overflow
selanjutnya pindah ke chamber 3. Setelah chamber 3 overflow, solution mengisi
degas chamber kemudian dipompa balik ke absoreber. Pada chamber 3 terdapat
pompa yang akan memompa larutan dan sulfur terikut ke filter press, selanjutnya
larutan akan dikembalikan lagi ke chamber 3.
Temperature oxidizer dijaga pada 120-130º F. apabila temperature
oxidizer naik di atas batas, maka larutan yang yang akan dibwa ke filter press
dilewatkan HE (solution cooler) dengan media pendingin air kemudian dimasukkan
lagi ke oxidizer. Sedangkan bila temperature oxidizer dibawah batas maka
dipanaskan dengan heater. Untuk menjaga pH di oxidizer pada kisaran 7-8, agar
tidak terlalu asam, digunakan KOH. Untuk mempercepat reaksi antara Fe3+ dengan
H2S ditambahkan katalis ARI-350.
4. Air Blower
Air blower berfungsi untuk mensupply udara ke oxidizer untuk proses
regenerasi Fe2+ menjadi Fe3+. Jumlah blower yang digunakan ada 4 yaitu CP – 1170
A/B/C/D dengan laju alir antara 2900-3700 ACFM.
yang masih mengandung H2S langsung dibakar. Tempat pembakaran gas tersebut
disebut dengan flare. Flare yang digunakan di CPA ada empat jenis, yaitu:
1. Flare LLP (Low Low Pressure) yang digunakan untuk membakar gas yang
berasal dari oil tank, water tank, dan condensate tank.
2. Flare LP (Low Pressure) yang digunakan untuk membakar gas yang berasal
dari oil gas boot, water gas boot, dan gas dari Unit SRU.
3. Flare HP (High Pressure) yang digunakan untuk membakar gas yang berasal
dari three phase separator dan stripper.
4. HTF (High Temperatur Flare) yang digunakan untuk membakar gas yang
berasal dari three phase separator dan stripper.
4. Pengolahan Minyak
Unit pengolahan minyak terdiri dari stripper, oil gas boot, oil storage tank, dan heat
exchanger.
a. Stripper
Minyak keluaran separator masuk kedalam stripper untuk dipisahkan
kandungan H2S-nya. Stripper dilengkapi dengan sekat-sekat (tray) dan
penggelembung-penggelembung gas (Bubble Cup). Minyak dialirkan dari sisi atas
sedangkan gas bersih dialirkan dari sisi bawah stripper. Pada saat minyak jatuh dari
atas akan membentur sekat-sekat sehingga gas yang terlarut akan terlepas. Gas
bersih dialirkan dari bawah, dan dilepaskan berupa gelembung-gelembung. Setelah
melewati Bubble Cup. Gas bebas dari minyak kemudian akan bertemudengan
gelembung-gelembung gas bersih.
Bentuk umum dari oil gas boot adalah trap-trap seperti anak tangga
sehingga gas yang terkandung di dalam minyak akan terurai karena benturan pada
trap-trap yang ada di dalam boot. Minyak yang sudah terpisah dari gas dialirkan ke
dalam storage tank (settling tank).
d. Heat Exchanger
Heat exchanger merupakan fasilitas produksi yang berfungsi memanaskan
kembali minyak yang berasal dari storage tank dengan memanfaatkan panas dan
air formasi yang keluar dari separator. Heat Exchanger yang digunakan yaitu HT-
4000 dengan tipe shell and tube. Minyak yang akan dipanaskan dialirkan ke bagian
shell dengan kapasitas 20.000 BOPD, sedangkan air formasi sebagai media
pemanas dialirkan ke bagian tube dengan kapasitas 35.000 BWPD.
Minyak yang mengalir ke FSO harus dipanaskan terlebih dahulu karenaa
tipe minyak dari lapangan ini adalah parafinix, yaitu minyak yang membeku apabila
emperaturnya rendah (80ºF). Temperature minyak hasil pemanasan yaitu sekitar
255 ºF.
5. Pengolahan Air
Unit pengolahan air terdiri dari water gas boot, heat exchanger, dan water storage
tank.
b. Heat Exchanger
Heat Exchanger berfungsi untuk menurunkan temperature air dengan cara
mengontakkan air dengan minyak sehingga terjadi perpindahan panas dari air ke
minyak.
Air yang dihasilkan dari separator harus diturunkan suhunya agar steam
yang terjadi di flare LP berkurang sehingga tidak mengganggu pembakaran gas di
flare.
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT
2. PV 9900
Size : 144” ID x 30’-0” T/T
Design Pressure : 286 Psig pada 250 oF
Operating pressure : 125 Psig pada 180 oF
Corrosion Allowance : 0,125 INS
Materials : A-516 GR-70
Kapasitas : 50.0000 BOPD/50.000 BWPD/40 MM
3. PV-100
Size : 108” ID x 30’-0” S/S
Design Pressure : 225 Psig
Design temperature : 200 oF
Operating pressure : 125 Psig
D. Cooler
Spesifikasi dari gas cooler (AC-3010)
Size : 8,08 ft wide 19,66 ft long
Design pressure : 100 psig
Design temperature : 250 oF
Operating temperature : 160 oF
Material : Carbon Steel SS 316 L
Kapasitas : 1,025 x 105 BTU/hr
F. Coalescing Filter
Spesifikasi coalescing filter:
Kondisi operasi
Tekanan : 4,14 barg (60 psig)
Temperature : 125 oF
Flowrate : 11 MMSCFD
Level : 0-24”
Level operasi : 4-6” (low), 21-23” (high)
Desain
Tipe : Vertikal
Size :26” OD x 9’-2’’ S/S
Tekanan : 6,9 barg
Densitas Gas : 0,37
Temperature : 200 oF
Material : Carbon steel, Corrosion allowance 0,125
G. Absorber
Spesifikasi unit absorber PV-1110 A/B:
Kondisi Operasi
Tekanan : 4,14 barg (60 psig)
Suhu : 51, 7 oC
Desain
Tekanan : 5,25 barg (80 psig)
Suhu : 65,5 oC
Material : Stainless Steel 304 L
Miss eliminator: 304 SS Mesh
I. Oxidizer
Kondisi operasi
Temperature : 54,4 oC (130 oF)
Desain
Temperature : 65,6 oC (150 oF)
Material : Stainless Steel 304 L
Jumlah unit :1
Jenis operasi : continuous
K. Flare
Spesifikasi Flare sebagai berikut:
1. Low-Low Pressure Flare
Kapasitas : 2 MMSCFD
Type : Elevated Flare
F TIP ID & High : 8’’ x 41’
Materials : A-516 GR 70
2. Low Pressure Flare
Kapasitas : 4 MMSCFD
Type : Elevated Flare
F TIP ID & High : 8’’ x 55’
Materials : A-516 GR 70
3. High Pressure Flare
Kapasitas : 24 MMSCFD
Type : Elevated Flare
F TIP ID & High : 12’’ x 83’- 0”
Materials : A-516 GR 70
Gambar 4.10 Enclosure High Temperature Flare System (EHTFS) (kiri) dan Low
Pressure Flare (kanan)
L. Stripper
1. PV- 3900
Size : 42” ID-64’ S/S (L) flexitary 25 Stage
Design pressure : 100 psig
Operating pressure : 30 psig
Design temperature : 315 oF
Operating temperature : 180 °F
Material : Carbon Steel ASME VII Div I Latest Ed.
Jumlah :1
Tipe : Bubble Cap Tray
Operasi : Continuous
Kapasitas : 30.000 BOPD
2. PV-3300
Size : 78’74”ID
Design pressure : 100 psig
Operating pressure : 30 psig
Design temperature : 250 oF
Operating temperature: 180 °F
Material : Carbon Steel ASME VII Div I Latest Ed.
Jumlah :1
Jenis tray : Sieve tray
Operasi : Continuous
Kapasitas : 30.000 BOPD
M. Gas Boot
Bentuk umum dari gas boot adalah separator vertical. Terdapat dua gas boot,
yaitu gas boot untuk minyak dan gas boot untuk air. Kedua gas boot berfungsi untuk
melepas gas yang masih terlarut di dalam cairan.
Berikut spesifikasi untuk oil gas boot TK-900:
Inside diameter (ID) : 60”
Design pressure : 14 psig
Operating pressure : 0,51 psig
Design temperature : 60 - 250 °F
Opreting temperature : 183 °F
Berat kosong : 24.997 Lbs
Material : Carbon Steel ASME VII Div I
Kapasitas : 965,56 cuft
O. Water Storage
Terdapat dua tangka penampung air formasi yaitu TK- 8002A dan TK-
8002B dengan kapasitas masing-masing 10.000 barrel. Tangki penampung air
dioperasikan secara bersamaan. Air produksi masuk ke tangka TK-8002A
mengalami proses pemisahan butiran-butan minyak secara gravitasi, sehingga
fungsi utama TK 9002-B sebagai working tank untuk mengatur suction head
dari booster pump. Berikut spesifikasi dari water storage tank, TK-8002 A/B
Outside diameter (OD) : 50 ft
Height : 30 ft
Design pressure : 1 atm
Design temperature : 250 °F
Corrosion allowance : 0,125
P. Condensate Tank
Condensate tank (TK-8006) digunakan untuk menampung kondensat yang
dihasilkan dari scrubber. Kapasitas condensate tank yaitu 2.500 barrel.\
Q. Heat Exchanger
Berikut spesifikasi dari HE-4000
Surface : 551,6 m²
Duty : 7,5 × 106 BTU/hr
Shell Side
Kapasitas : 20.000 BOPD
Design pressure : 200 psig
Operating pressure : 70 psig
Design temperature : 250°F
Operating pressure : 183°F
Corosion allowance : 3,175
Thickness : 12,7 mm
Weight erection : 29124 kg
Tube side
Kapasitas : 35.000 BOPD
Design pressure : 200 psig
Operating pressure : 70 psig
Design temperature : 250 °F
Operating pressure : 204 °F
Corosion allowance : 3,175
Thickness : 12,7 mm
Weight bundle : 17046 kg
R. Gas Compressor
Ada dua kompresor yag mempunyai aplikasi berbeda, yaitu:
1. Fuel Gas Compressor berfungsi menaikkan tekanan bahan bakar gas bersih
untuk turbin.
2. Vapour Recovery Gas Compressor berfungsi menaikkan tekanan gas buang
dari stripper untuk diproses lagi di dalam Sulphur Recovery Unit.
T. Pump
Pompa pengirim minyak berfungsi untuk mengirimkan minyak dari stasiun
pengumpul (Central Processing Area) ke kapal pengangkut (Tangker). Pompa yang
digunakan adalah dua unit pompa sentrifugal yang digerakkan oleh motor listrik
dan satu unit digerakkan dengan mesin diesel.
Minyak yang akan dikirim ke FSO di pompa dengan menggunakan booster
dan shipping pump dengan tekanan yang dihasilkan 1200 psi dan kemudian control
valve dengan tekanannya turun menjadi 480 psi. Minyak dialirkan ke heater di
Palang.
Spesifikasi Oil Booster dan Shipping Pump:
a. Oil Booster Pump PP-500 A/B/C
Model No. : ERPN 65-100
Kapasitas : 10.000 BOPD
Power : 25 HP
Voltase : 460 V
Frekuensi : 60 Hz
Discharge Pressure : 50 psig
Driver : Electric motor
b. Oil Booster Pump PP-600 A/B
Model : Centifugal Pump
Kapasitas : 880 GPM
Voltase : 460 V
Frekuensi : 60 Hz
Driver : Electric motor
c. Oil Shipping Pump PP-8400 A
Model No. : 3×10 DA
Kapasitas : 12.000 BOPD
Total head : 3500 ft
Driver : Electric motor
Voltase : 4160 V
Power : 500 HP
d. Oil Shipping Pump PP-8300 A/B
Model No. : 3×10 DA
Kapasitas : 12.000 BOPD
Pompa Injeksi Air berfungsi untuk memompakan air formasi ke sumur injeksi
air, yaitu Mudi-C6 dan Mudi C-7.
BAB V
UTILITAS
Unit utilitas merupakan unit pendukung ddari fasilitas utama yang ada di JOB
Pertamina Petrochina East Java. Unit utilitas bertanggungjawab atas penyediaan
fasilitas yang diperlukan oleh semua unit-unit proses. Keberadaan unit utilitas
dimaksudkan untuk menunjang operasi unit-unit proses dan unit pendukung lainnya
dengan mensuplai kebutuhan yang diperlukan. Hasil dari unit utilitas
disidtribusikan ke semua unit sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit.
D. Pengolahan Air
Air yang diolah terdiri dari air untuk fire water, oxidizer & absorber water, serta
air untuk cooling water. Air yang diperlukan untuk memenuhi CPA berasal dari
dalam. Air tersebut digunakan untuk proses pada Suphur Recovery Unit (SRU)
seperti absorpsi dan oksidasi. Selain untuk utilitas di CPA, air juga disediakan untuk
keperluan Fire Water Pond, Gas Cooler, Water Injection, dan Water Treatment.
Instrumen yang terlibat dalam unit pengolahan air adlah water storage tank (TK-
8004), Distribution Pump (PP-9300/9310) dan Raw Water Filter (FT-9300).
Pengolahan air digambarkan sebagai berikut:
SRU R. O. Softener
Cooling Tower
Air dari sumur dipompa untuk filtrasi lalu ditampung dalam water storage
kemudian dipompakan ke unit softener untuk menghilangkan alkali dan terakhir
dilakukan proses reverse osmosi untuk menghilangkan kadar mineral dalam
konsentrasi rendah. Hasil dari reverse osmosis tersebut, yang lolos filter dialirkan
ke unit SRU dan yang tertahan di RO masuk ke cooling tower.
1. Fire water
Fire Water adalah air disediakan sebagai air pemadam kebakaran. Air dari
water well, selain digunakan untuk unit produksi, digunakan juga sebagai fire water
yang ditampung di dalam empat unit water pond dengan kapasitas total 345.000
gallon. Jumlah fire water tersebut harus mampu bertahan selama empat jam ketika
terjadi kebakaran.
Air dari water pond tersebut didistribusikan dengan menggunakan tiga
pompa dengan kapasitas masing-masing yaitu 500 GPM. Pompa tersebut bekerja
pada tekanan 125 psia. Air yang dialirkan melalui ketiga pompa tersebut akan
didistribusikan ke unit-unit kebakaran yang ada di CPA.
3. Cooling Water
Cooling Water pada CPA digunakan pada unit poor boy sebagai media
pendingin gas sebelum masuk ke unit SRU. Cooling water yang digunakan
merupakan air presipitat dari unit RO.
E. Pengolahan Limbah
1. Air Formasi
Limbah cair yang terbentuk di JOB P-PEJ di hasilkan dari proses pemisahan
tiga fasa antara minyak, gas, dan air pada separator tiga fasa ( PV-9700; PV-900;
V-100 ).
Air formasi merupakan hasil samping dari proses antara minyak, gas, dan air
dari separator tiga fasa. Air formasi yang dihasilakn CPA sebesar 28.000 BWPD,
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 5.1 Spesifikasi air formasi separator ( PV-9700 )
Parameter Nilai
Ph 8,5
Fe 0,04 ppm
SO4 410 ppm
Chloride 8333,75 ppm
Ca 272,68 ppm
Mg 19,44 ppm
Alkalinitas 1159 ppm
HCO3- 811,9 ppm
CO3- 162,00 ppm
(Sumber : JOB P-PEJ, 2012)
3. Limbah Padat
Limbah padat utama yang dihasilkan adalah sulfur padat, hasil dari proses SRU
( Sulfur Recovery Unit ). Dalam proses di SRU terjadi proses absorpsi yang
menghasilakn H2S(aq) dalam air ( solvent ) yang terionisasi, HS- hasil ionisasi
kemudian dioksidasi dengan kation FE3+ menjadi S(s) ( sulfur solid ) yang terlarut
mengalami filtrasi bertekanan pada Unit Filter Press. Sulfur yang dihasilkan
dihibahkan ke koperasi karyawan, dan dari koperasi karyawan di jual ke pihak ke
tiga, seperti industri sabun kosmetik dan pupuk ( Pertokimia Gresik ).
Selain itu dihasilkan limbah padat lainnya yang berupa aset sisa operasi
produksi seperti perpipaan, yang disediakan oleh kontraktor, dibawa kembali oleh
kontraktor atau pihak ketiga lainnya.
Untuk limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas perkantoran seperti kertas
dan sisa makanan, ditampung terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat
pembuangan akhir di wilayah Tuban.
4. Limbah Gas
Limbah gas dihasilkan dari proses sweetening oil pada stripper ( PV-3900; V-
3300; PV-9500 ) dan keluaran tiga unit separator ( PV-9700; PV-900; V-100 )
berupa sour gas yang tidak memungkinkan untuk diolah atau dijual, ada yang
langsung dibakar HP Flare. Selain itu dari Power Plant dengan bahan bakar sweet
gas, pada pembakaran sour gas LP Flare dari gas boot dan pembakaran sour gas
pada LLP Flare dari Oil Storage Tank ( TK-8006; TK-8003 A/B) dan dari water
storage tank (TK-8002).
5. Limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan berupa senyawa-senyawa kimia, sisa keperluan
operasi, triazin, phosponate yang berperan sebagai pengikat H2S dan anti scale pada
sistem perpipaan antara CPA ke FSO. Minyak pelumas bekas keperluan pelumasan
unit-unit operasi seperti pompa, kompresor dan genset juga dihasilkan di plant
CPA. Limbah B3 yang ada ditampung di suatu gudang yang terletak di Pad B Mudi,
untuk untuk selanjutnya di serahkan kepada pihak ketiga, PPLI Cileungsi, Bogor.
LAMPIRAN