Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT. PERTAMINA EP ASET 4 SUKOWATI FIELD

NAMA : FERNANDUS FENDY RIANTO

NIM : 191420066

PRODI : TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL “AKAMIGAS”

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan industri ini dengan
judul “Laporan Kunjugan Indsutri PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field”

Adapun maksud dan tujuan dari kunjungan industri ini adalah untuk
melengkapi kurikulum di program studi Teknik Pengolahan Migas, Politeknik Energi
dan Mineral Akamigas Cepu. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing kunjungan lapangan PEM Akamigas Cepu,
kepada pembimbing lapangan PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, kepada teman-
teman jurusan Refinery tingkat 1 dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan kunjungan industri ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan kunjungan industri ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan laporan kunjungan industri ini.
Akhirnya penulis berharap laporan kunjungan lapangan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya mahasiswa teknik pengolahan migas dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan.

Cepu, November 2019

Penulis,

Fernandus Fendy Rianto


DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN I….………………………………………………... ii

LEMBAR PENGESAHAN II ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv

DAFTAR ISI…………………… ......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2

1.3 Profil Company dan Lapangan ............................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peralatan di Lapangan ........................................................................... 1

2.2 Proses Pruduksi di Lapangan ................................................................ 2

2.3 Analisis Proses di Sulphur Recovery Unit (SRU) ................................ 2

2.4 Kegiatan di Laboratorium ..................................................................... 2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 1

3.2 Saran ..................................................................................................... 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak dan gas bumi menjadi energi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh
suatu negara termasuk Indonesia. Untuk menjamin ketahanan energi nasional maka
Indonesia harus menjamin ketersediaan bahan bakar minyak yang cukup untuk
kebutuhan masyarakat dan industri. Ini adalah tantangan bagi Indonesia dalam hal ini
PT. Pertamina sebagai induk perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Oleh sebab
itu eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi menjadi salah satu aspek yang sangat
penting dalam menjaga ketahanan energi nasional Indonesia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kunjungan industri ini adalah:
1. Melatih mahasiswa Teknik Pengolahan Migas agar memiliki pengalaman
memasuki indsutri Migas dalam memahami proses yang ada pada industry
Migas tersebut
2. Mengetahui peralatan serta fungsinya, yang terdapat pada PT. Pertamina EP
Asset 4 Sukowati Field.
3. Mengetahui dan memahami proses yang terjadi Central Procecing Area
(CPA) pada PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field
4. Mengetahui analisis proses di Sulphur Recovery Unit (SRU) pada PT. Pertamina
EP Asset 4 Sukowati Field
5. Mengetahui kegiatan laboratorium pada PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati
Field
1.3 Profil Company dan Lapangan
1.3.1 Profil sejarah Pertamina EP
PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT
Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah
melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS
(sekarang SKKMIGAS) yang berlaku surut sejak 17 September 2003 atas seluruh
Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan
berdasarkan UU Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah


Kerja (WK) PT Pertamina EP.Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga
melaksanakan penandatanganan Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina untuk
Wilayah Kerja Pertamina EP pada tanggal 17 September 2005 dengan BPMIGAS
(sekarang SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September2005.

Dengan demikian Wilayah Kerja PT Pertamina EP adalah Wilayah Kerja yang dahulu
dikelola sendiri oleh PT Pertamina (Persero) dan Wilayah Kerja yang dikelola PT
Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint
Operating Body Enhanced Oil Recovery).

 Era 1800

Kegiatan Eksploitasi Minyak Indonesia dimulai dari awal pemboran sumur minyak
pertama yang dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Lalu, Sumur
Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883 yang disusul
dengan pendirian Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada 1885.

 Era 1950

Ketika perang usai, Indonesia mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, seluruh
lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola
oleh negara. Hingga era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di
wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur.

 Era Kemerdekaan
Cikal bakal Pertamina dibentuk setelah beberapa kali perubahan, berdasarkan SK
Menteri Perindustrian No. 3177/M tanggal 15 Oktober 1957, pada 10 Desember 1957
PT PERMINA berdiri.

 Tonggak Migas

Berdasarkan UU No 8 tahun 1971, PT Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi


Negara (Pertamina) sebagai tonggak Migas di Indonesia

 Era 2000

Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan


Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001.

 Kontrak Kerjasama

Pada tanggal 13 September 2005, Pertamina (Persero) mendirikan anak perusahaan


yaitu Pertamina EP. Selanjutnya pada tanggal 17 September 2005, Pertamina EP resmi
menandatangani kontrak kerjasama dengan BP Migas (sekarang disebut SKK Migas)

 2005

Pada tanggal 13 September 2005, Pertamina (Persero) mendirikan anak perusahaan


yaitu Pertamina EP. Selanjutnya pada tanggal 17 September 2005, Pertamina EP resmi
menandatangani kontrak kerjasama dengan BP Migas (sekarang disebut SKK Migas)

1.3.2 Profil Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati


Pertamina EP Asset 4 FieldSukowati merupakan tempat produksi minyak mentah
(crude oil) yang sebelumnya dikelola oleh PT. PetroChina International. Sebelum
diambil alih, Pertamina EP mengajukan untuk mengelola Lapangan Sukowati di
wilayah kerja Tuban setelah kontrak Join Operating Body (JOB) Pertamina Hulu
Energi-PetroChina East Java (PPEJ) di WK Tuban berakhir pada tanggal 28 Februari
2019.
Sebelumnya hak partisipasi pada Lapangan Sukowati ini 75% dikuasai oleh PHE,
yaitu PHE East Tuban 50% dan PHE Tuban 25%. dan 25% lagi dikuasai oleh PT.
PetroChina International. Dasar hokum Pertamina EP mengajukan hal ini adalah
Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2015 yang menegaskan bahwa ada hak
istimewa untuk Pertamina.Dalam hal ini Pertamina mempunyai hak partisipasi
mayoritas dan Petrochina mempunyai hak partisipasi minoritas.
Setelah habis masa kontrak pada 28 Februari 2018, dan diperpanjang sementara
selama enam bulan, untuk penentuan status pengelolaan Lapangan Unitisasi Sukowati
akhirnya mencapai titik terang. Mengacu pada keputusan Menteri ESDM Nomor
2800/13/MEM.M/2018 tanggal 17 Mei 2018, Lapangan Sukowati yang sebelumnya
dioperatori oleh Joint Operating Body-Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ),
pada 20 Mei 2018 diserahkan kepada PT Pertamina EP. PT Pertamina asset 4
merupakan anak perusahaan PT. Perrtamina yang bertugas melakukan eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi. PT Pertamina asset 4 memiliki wilayah kerja
sebagaiberikut: Field Cepu di Jaa Tengah-Jaa Barat, Field Poleng Jaa Timur, Field
Papua, papua Barat, field Donggi Matindok, Sulawesi Tengah, Field Sukoati, Jaa
Timur, Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, dan unitisasi Wakamuk.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Peralatan di Lapangan

1. Manifold

Fluida produksi dari masing-masing sumur dialirkan melalui flow line dan berkumpul
pada masinng-masing Pad fluida dialirkan menuju Central Processing Area (CPA) melalui flow
line 10 inchi.

2. Separator 3 fasa

Minyak bumi berasal dari sumur-sumur hasil pengeboran dialirkan menjadi satu menuju
manifold, kemudian setelah aliran menjadi satu, minyak dan kandungan gas di dalamnya di
piisahkan berdasarkan masa jenis dari masing-masing komponen.

Separator produksi pada Lapangan Sukowati ini digunakan untuk memisahkan 3


fase benda, yaitu minyak, air, dan gas.Fluida yang masuk ke separator melalui lubang
inlet dan selanjutnya menumbur inlet diverter.Disini terjadi perubahan momentum awal
dalam pemisahan cairan dan gas. Cairan yang berisi minyak dan air turun ke bawah
bejana separator sedangkan gas akan bergerak naik ke atas dan keluar melalui outlet
gas. Untuk air akan dikeuarkan melalui outlet air di bagian bawah sedangkan minyak
akan menumpuk di bawah dan diakumulasi di ruang khusus berisi minyak dan keluar
menuju outlet minyak.

3. Stripper

Minyak hasil dari separator dialirkan menuju ke stripper untuk dipisahkan kandungan
H2S—nya menggunakan sweet gas dengan cara kontak.

4. Sulfur Recovery Unit ( SRU)

Gas hasil pemisahan dari separator langsung di alirkan menujuSRU untuk mengkonversi
gas H2S menjadi padatan sulfur. Selainn itu, gas hasil olahan yang berupa sweet gasakan
digunakan untuk memutar turbin power generatorsebagai energy utama.
5. Flare

Gas-gas buangan yang tidak digunakan lagi di Central Processing Area (CPA) akan di bakar
di flare agar menghindari terakumulasinya gas hidrokarbon. Flare juga berfungsi sebagai alat
safty untuk merelease gas-gas yang berlebih. Pada CPA ini terdapat dua jenis flare yang
pertama open flare dan yang kedua

6. Storage tank

Tangki adalah sebuah alat penampung liquid untuk keperluan penyimpanan sementara
sebelum akhirnya liquid tersebut disalurkan ke proses selanjutnya atau didistribusikan ke suatu
tujuan.
7. Heat Exchanger

Heat Exchanger merupakan alat penukar kalor (panas) antar liquid, pada proses destilasi alat іnі digunakan
untuk memanaskan minyak mentah уаng аkаn dimasukkan kе dalam kolom destilasi serta untuk mendinginkan
fraksi уаng keluar dаrі dalam kolom. Kedua zat уаng memiliki temperatur уаng berbeda dibatasi оlеh dinding
sehingga kedua zat tеrѕеbut tіdаk аkаn bercampur pada zaat terjadinya proses pertukaran panas.

8. Condensor

Kondensor merupakan alat уаng digunakan untuk mencairkan fraksi gas уаng merupakan hasil dаrі kolom
destilasi.Gas tеrѕеbut didapatkan dаrі bagian аtаѕ kolom уаng merupakan fraksi уаng memiliki titik didih
terendah. Cara kerja dаrі kondensor іnі уаіtu pertukaran panas, dеngаn cara gas аkаn dimasukkan kedalam
ruangan pada alat tersebut, diamana dі dalamnya terdapat pipa-pipa уаng berisi air ( ѕеbаgаі pendingin), gas
tеrѕеbut аkаn mengalami kontak dеngаn permukaan luar pipa sehingga panasnya (panas latent) аkаn diserap
оlеh air pendingin уаng membuat temperatur dаrі gas tеrѕеbut аkаn menurun dan аkаn terkondensasi.
9. Instrument

Instrument іаlаh sistem control уаng terdiri dаrі data-data ѕuаtu proses уаng sedang terjadi dі lapangan.
Fungsi dаrі instrument уаіtu menjaga kestabilan dan memantau ѕuаtu proses produksi sehingga proses tеrѕеbut
dараt berjalan sesuai dеngаn jalur уаng ditetapkan. Cоntоh sederhana dаrі peralatan instrumen уаіtu control
valve (katup) уаng digunakan untuk mengatur jumlah aliranan fluida dalam pipa baik іtu secara manual
maupun dеngаn kendali jarak jauh.

10. Fin fan


2.2 Proses Produksi Di Lapangan

PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field memiliki sebuah Central Processing


Area (CPA) yang berfungsi sebagai pengolahan awal fluida yang diperoleh dari sumur-
sumur produksi. Sukowati field ini memiliki sumber sumur produksi dari Mudi Pad dan
Sukowati Pad. Fluida awal yang keluar dari sumur produksi akan dimasukkan kedalam
separator test yang kemudian dilewatkan ke flow meter untuk mengukur flow produksi
fluida dari masing-masing sumur yang kemudian digunakan untuk evaluasi produksi
dari masing-masing sumur tersebut. Fluida dari sumur Mudi memiliki Pad A, B, dan C
yang kemudian dialirkan melalui sebuah pipa menuju Central Processing Area (CPA).
Fulida dari sumur Sukowati memiliki Pad A dan B yang akan dialirkan melalui 2 buah
pipa yang berukuran 10 inch dan 16 inch menuju Central Processing Area (CPA).
Fluida yang dialirkan menuju Central Processing Area (CPA) ini masih memiliki
kandungan H2S yang tinggi yaitu sekitar 1,5% - 2,0% atau 15.000 – 20.000 ppm.
Kandungan H2S yang tinggi ini tentu sangat berbahaya bagi manusia dan dapat merusak
peralatan, oleh sebab itu perlu dilakukan treatment yang dilakukan di Central
Processing Area (CPA).

Fluida yang dialirkan dari Mudi Pad dan Sukowati Pad saat masuk ke Central
Processing Area (CPA) akan masuk ke Manifold untuk mengarahkan aliran yang
bersumber dari beberapa pipe line yang kemudian akan dilakukan proses pertamakali
pada alat yang bernama Separator 3 fasa. Terdapat 3 buah separator 3 fasa pada Central
Processing Area (CPA) ini. Dari separator 3 fasa ini kemudian akan dipisahkan 3 fluida
yaitu crude oil, gas, dan air yang akan dilanjutkan ke proses yang berbeda.

1. Crude Oil
Crude oil yang dihasilkan dari separator 3 fasa ini kemudian memasuki coriolis
flow rate dan rata-rata flow rate produksi crude oil adalah 9 MBSD. Crude oil yang
dihasilkan ini masih mengandung H2S yang tinggi sehingga perlu dilakukan treatment
yang diproses di Stripper. Stripper menggunakan sweet gas dari Sulphur Recovery Unit
(SRU) untuk dikontakan melalui tray dengan crude oil sehingga kandungan H2S pada
crude oil akan berkurang drastis ke sekitar 50 – 100 ppm. Kemudian crude oil setelah
diproses di Stripper ini akan dialirkan menuju Gas Boot. Di Gas Boot ini kandungan gas
yang masih terikut akan dipisahkan dan tekanan akan diturunkan. Fraksi gas yang
terpisah dari Gas Boot ini akan dialirkan ke Flare untuk diuraikan dengan cara dibakar.
Sementara crude oil dari Gas Boot akan dialirkan ke Storage Tank yaitu TK-8006, TK-
8000A/B, dan TK-8003A/B untuk penyimpanan sementara. Dari Storage Tank ini crude
oil akan dipompakan dengan booster pump PP-5610, PP-500A/B/C/D, PP- 8210A/B,
dan PP-600A/B menuju Heat Exchanger HE-4000 untuk menaikkan temperature crude
oil agar mencegah kebuntuan pipeline selama proses transfer crude oil. Booster pump
ini juga berfungsi untuk menaikan tekanan untuk memenuhi minimum suction pressure
pompa transfer PP-8300A/B/C dan PP-8400A/B yang akan memompakan crude oil
menuju Floating Storage Offloading (FSO) dengan jarak pipeline darat (onshore) 36 km
dan pipeline laut (offshore) 22 km.

2. Gas
Gas yang telah terpisah di separator 3 fasa memiliki flowrate produksi sekitar 12
MMSCFD. Gas ini kemudian akan dibagi menjadi 3 proses, yaitu:
Proses yang pertama gas yang berlebihan dengan tekanan yang tinggi akan
dialirkan ke Knock Out Drum dan Seal Drum untuk menangkap kondesat minyak yang
masih ada dan untuk menjaga tekanan sebelum akhirnya dibakar di Flare.
Proses yang kedua gas dari separator 3 fasa sebagian akan dimasukkan ke Air
Cooler untuk menurunkan temperature dan kemudian dimasukkan ke Scrubber untuk
memisahkan kandungan minyak yang masih ada. Kandungan minyak ini kemudian
sebagian akan dialirkan langsung ke Storage Tank untuk disimpan dan sebagian akan
masuk ke Gas Boot PV-4501A untuk memisahkan kandungan gas yang masih ada yang
kemudian dibakar di Flare. Minyak dari Gas Boot ini akan dialirkan ke Storage Tank.
Sementara gas setelah melalui Scrubber akan dialirkan ke metering untuk diukur
flowratenya yang kemudian akan dijual ke PT. Gasuma. Rata-rata flowrate gas yang
dijual ke PT. Gazuma adalah 8 MMSCFD.
Proses yang ketiga adalah sour gas yang berasal dari Outlet Stripper yang telah
digunakan untuk kontak dengan Crude Oil kemudian akan dialirkan ke Vapour
Recovery Compressor CP-9550 untuk dinaikkan tekanannya yang alirannya akan dibagi
2, yaitu aliran pertama akan langsung dialirkan ke Sulphur Recovery Unit (SRU) untuk
diproses lebih lanjut. Aliran kedua gas dari Vapour Recovery Compressor CP-9550
akan bergabung dengan sour gas dari separator 3 fasa dan akan dimasukkan ke Air
Cooler untuk menurunkan temperature dan kemudian dimasukkan ke Scrubber PV-3500
untuk memisahkan kandungan minyak yang masih ada dari gas. Minyak yang terpisah
ini sebagian akan langsung masuk ke Storage Tank dan sebagian akan diproses di Gas
Boot PV-4501A. Gas dari Scrubber PV-3500 sebagian akan dialirkan ke Knock Out
Drum dan kemudian dibakar di Flare dan sebagian lainnya akan diproses lebih lanjut di
Sulphur Recovery Unit (SRU).

3. Air
Air yang terpisah dari separator 3 fasa memiliki flowrate yang cukup banyak
yaitu sekitar 52 MMSCFD. Air dari separator 3 fasa ini masih memiliki temperature
yang tinggi sehingga perlu diturunkan temperaturnya agar aman saat dimasukkan
kedalam Storage Tank air. Penurunan temperature air ini dilakukan dengan alat penukar
panas Heat Exchanger HE-4000 dengan media pendingin Crude Oil dari tanki yang
akan dialirkan ke Floating Storage Offloading (FSO). Air yang telah turun
temperaturnya ini akan masuk ke Gas Boot untuk memisahkan air dari fraksi gas yang
masih terikut. Gas ini kemudian akan dibakar di Flare. Kemudian air dari Gas Boot
akan dialirkan ke Storage Tank TK-8002A/B. Dari Storage Tank ini akan ditarik ke
Booster Oump PP-3310A/B/C untuk menaikkan tekanannya agar mencukupi minimum
suction pressure pompa PP-7000A/B/C. Dari pompa PP-7000A/B/C ini air akan
dipompakan dan dibagi menjadi 6 pipeline yang kemudian akan diinjeksikan ke sumur
injeksi untuk keperluan proses produksi pada sumur minyak.
Crude oil yang diambil dari sumur biasanya masih mengandung gas dan impurities
seperti air, lumpur, dan sulfur. Minyak bumi yang mengandung banyak impurities disebut Sour
Crude sdangkan minyak mentah yang mengandung sedikit impurities disebut Sweet crude.
Harga sweet crude lebih mahal dari pada Sour Crude sehingga Sweet Crude lebih bernilai bila
dijual dibandingkan dengan Sour Crude. Sebelum dijual dalam bentuk minyak mentah akan
diolah di kilang (refinery), dilakukan proses awal pada minyak bumi tersebut di Central
Processing Area (CPA) untuk memisahkan kandungan yang terdapat pada crude, gas, dan
impurities yang terdapat pada minyak agar tidak terjadi kerusakan atau gangguan pada saat
memproduksi minyak.

Di PT Pertamina Aset 4 Sukowati Field terdapat 3 proses utama di CPA yaitu:

A. Proses Pemisahan ( separation)


Proses ini berawal dari Liquid ( air, minyak, dan gas ) dari manifold dialirkan menuju
separator untuk dipisahkan menjadi beberapa bagian yaitu :
 Minyak dari separator dialirkan alat ke alat selanjutnya yang berupa Striper
yang berfungsi untuk menurunkan kandungan H2S yang masih terdapat pada
kangdungan minyak. Target penurunan H2Sini yaitu dibawah 100 PPM dengan
bantuan diinjeksikannya Sweet Gas masuk kedalam Striper untuk dikontak
langsungkan dengan minyak yang ada didalam Striper tersebut. Harapan
dengan dilakukannya proses ini yaitu agar dapat mengikat gas H2S yang masih
terikut dalam kandungan minyak. Selanjutnya dari Striper di lanjutkan ke alat
berikutnya yaitu Gas Boot , fungsi Gas Boot yaitu untuk mengurangi tekanan
sebelum masuk kedalam tangki. Dimana gas yang masih terkandung didalam
minyak akan dipisahkan di Gas boot yang selanjutnya akan dialorkan dan
dibakar di LP (Low Pressure) flare. Kemudian minyak akan di alirkan menuju
tangki dimana diainilah akhir dari proses pemisahannya. Yang harus
diperhatikan pada tangki yaitu harus dalam kondisi positif pressure yang
bertujuan untuk menghindari masuknya oksigen dalam tangki sebab didalam
tangki telah terdapat bahan bakar yang berupa minyak mentah dan panas.
Mengacu dari syarat benda terbakar adalah akan terjadinya Segi Tiga Api yaitu
bahan bakar, panas, dan oksigen.
 Air dari separator (air formasi) akan melewati HE ( Heat Exchanger ) untuk
digunakan sebagai pemanas minyak pada saat proses pemompaan. Setelah dari
proses pemompaan akan di lanjutkan menuju Gas Boot untuk dikurangi
tekanannya sebelum masuk pada tangki penampung.
 Gas dari separator akan dialirkan sebagai pendingin gas agar dapat terjadi
kondensasi, yang kemudian akan masuk ke scruber agar dapat diambil
kondensatnya. Kemudian setelah itu masuk pada filter coalescing untuk
disaring kotoran-kotoran yang terdapat pada gas sebelum dimasukan kedalam
Absorber untuk dikontakan dengan cairan solution (cairan kimia) yang
selanjutnya akan dikeluarkan dari absorber berupa Sweet Gas.

B. Proses pemompan ( Shiping)


 Proses pemompaan minyak
Proses ini adalah kelanjutan dari proses proses pemisahan yang dimana tempat
terakhir penyimpanannya adalah tangki. Jadi, setelah dari tangki akan dialirkan
kembali ke pompa booster yang kemudian akan dialirkan menuju Heat
Exchanger untuk dipanaskan sebelum masuk ke suction pompa besar dan di
pompa langsung menuju tangker lepas pantai. Pada proses pemompaan ini
terdapat penambahan chemical (bahan kimia) agar dapat menurunkan H2S ang
masih terapat dalam kandungan minyak dibawah 10 PPM dikarenakan pada
area tangker terdapat proses loading unloading minyak.
 Proses Pemompaan Air
Dari tangki air akan diserap oleh pompa booster untuk menjadi suction pompa
besar yang selanjutnya akan langsung dipompakan kedalam sumur lagi
(diinjeksikan/dikembalikan ke recervoir lagi).

C. Proses Sweetening Gas


Proses sweetening gas dimana proses ini untuk kandungan H2S yang masih teerkandung
dalam gas menjadi dibawa nilai 10 PPM dari 1,6% Sebagian gas dari separator sekitar
4-5 MMCFD. Hasil dari proses sweetening gas ( kandungan H2S dibawah 10 PPM) ini
di fungsikan sebagai:
 Blanketing system
 Untuk kebutuhan Striper
 Pilot Flare
 Sebagai Penggerak Trurbine

II.3 Analisis Proses di SRU


Sulphur Recovery Unit (SRU), merupakan unit untuk memurnikan gas yang
memiliki kandungan H2S tinggi (sour gas) sehingga menghasilkan gas bersih (Sweet
Gas). Sweet Gas tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar generator listrik dan
suplai gas ke Stripper.

Anda mungkin juga menyukai