NIM : 191420066
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan industri ini dengan
judul “Laporan Kunjugan Indsutri PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field”
Adapun maksud dan tujuan dari kunjungan industri ini adalah untuk
melengkapi kurikulum di program studi Teknik Pengolahan Migas, Politeknik Energi
dan Mineral Akamigas Cepu. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing kunjungan lapangan PEM Akamigas Cepu,
kepada pembimbing lapangan PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, kepada teman-
teman jurusan Refinery tingkat 1 dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan kunjungan industri ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan kunjungan industri ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan laporan kunjungan industri ini.
Akhirnya penulis berharap laporan kunjungan lapangan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya mahasiswa teknik pengolahan migas dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan.
Penulis,
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari kunjungan industri ini adalah:
1. Melatih mahasiswa Teknik Pengolahan Migas agar memiliki pengalaman
memasuki indsutri Migas dalam memahami proses yang ada pada industry
Migas tersebut
2. Mengetahui peralatan serta fungsinya, yang terdapat pada PT. Pertamina EP
Asset 4 Sukowati Field.
3. Mengetahui dan memahami proses yang terjadi Central Procecing Area
(CPA) pada PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field
4. Mengetahui analisis proses di Sulphur Recovery Unit (SRU) pada PT. Pertamina
EP Asset 4 Sukowati Field
5. Mengetahui kegiatan laboratorium pada PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati
Field
1.3 Profil Company dan Lapangan
1.3.1 Profil sejarah Pertamina EP
PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT
Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah
melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS
(sekarang SKKMIGAS) yang berlaku surut sejak 17 September 2003 atas seluruh
Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan
berdasarkan UU Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Dengan demikian Wilayah Kerja PT Pertamina EP adalah Wilayah Kerja yang dahulu
dikelola sendiri oleh PT Pertamina (Persero) dan Wilayah Kerja yang dikelola PT
Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint
Operating Body Enhanced Oil Recovery).
Era 1800
Kegiatan Eksploitasi Minyak Indonesia dimulai dari awal pemboran sumur minyak
pertama yang dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Lalu, Sumur
Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883 yang disusul
dengan pendirian Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada 1885.
Era 1950
Ketika perang usai, Indonesia mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, seluruh
lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola
oleh negara. Hingga era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di
wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur.
Era Kemerdekaan
Cikal bakal Pertamina dibentuk setelah beberapa kali perubahan, berdasarkan SK
Menteri Perindustrian No. 3177/M tanggal 15 Oktober 1957, pada 10 Desember 1957
PT PERMINA berdiri.
Tonggak Migas
Era 2000
Kontrak Kerjasama
2005
PEMBAHASAN
1. Manifold
Fluida produksi dari masing-masing sumur dialirkan melalui flow line dan berkumpul
pada masinng-masing Pad fluida dialirkan menuju Central Processing Area (CPA) melalui flow
line 10 inchi.
2. Separator 3 fasa
Minyak bumi berasal dari sumur-sumur hasil pengeboran dialirkan menjadi satu menuju
manifold, kemudian setelah aliran menjadi satu, minyak dan kandungan gas di dalamnya di
piisahkan berdasarkan masa jenis dari masing-masing komponen.
3. Stripper
Minyak hasil dari separator dialirkan menuju ke stripper untuk dipisahkan kandungan
H2S—nya menggunakan sweet gas dengan cara kontak.
Gas hasil pemisahan dari separator langsung di alirkan menujuSRU untuk mengkonversi
gas H2S menjadi padatan sulfur. Selainn itu, gas hasil olahan yang berupa sweet gasakan
digunakan untuk memutar turbin power generatorsebagai energy utama.
5. Flare
Gas-gas buangan yang tidak digunakan lagi di Central Processing Area (CPA) akan di bakar
di flare agar menghindari terakumulasinya gas hidrokarbon. Flare juga berfungsi sebagai alat
safty untuk merelease gas-gas yang berlebih. Pada CPA ini terdapat dua jenis flare yang
pertama open flare dan yang kedua
6. Storage tank
Tangki adalah sebuah alat penampung liquid untuk keperluan penyimpanan sementara
sebelum akhirnya liquid tersebut disalurkan ke proses selanjutnya atau didistribusikan ke suatu
tujuan.
7. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan alat penukar kalor (panas) antar liquid, pada proses destilasi alat іnі digunakan
untuk memanaskan minyak mentah уаng аkаn dimasukkan kе dalam kolom destilasi serta untuk mendinginkan
fraksi уаng keluar dаrі dalam kolom. Kedua zat уаng memiliki temperatur уаng berbeda dibatasi оlеh dinding
sehingga kedua zat tеrѕеbut tіdаk аkаn bercampur pada zaat terjadinya proses pertukaran panas.
8. Condensor
Kondensor merupakan alat уаng digunakan untuk mencairkan fraksi gas уаng merupakan hasil dаrі kolom
destilasi.Gas tеrѕеbut didapatkan dаrі bagian аtаѕ kolom уаng merupakan fraksi уаng memiliki titik didih
terendah. Cara kerja dаrі kondensor іnі уаіtu pertukaran panas, dеngаn cara gas аkаn dimasukkan kedalam
ruangan pada alat tersebut, diamana dі dalamnya terdapat pipa-pipa уаng berisi air ( ѕеbаgаі pendingin), gas
tеrѕеbut аkаn mengalami kontak dеngаn permukaan luar pipa sehingga panasnya (panas latent) аkаn diserap
оlеh air pendingin уаng membuat temperatur dаrі gas tеrѕеbut аkаn menurun dan аkаn terkondensasi.
9. Instrument
Instrument іаlаh sistem control уаng terdiri dаrі data-data ѕuаtu proses уаng sedang terjadi dі lapangan.
Fungsi dаrі instrument уаіtu menjaga kestabilan dan memantau ѕuаtu proses produksi sehingga proses tеrѕеbut
dараt berjalan sesuai dеngаn jalur уаng ditetapkan. Cоntоh sederhana dаrі peralatan instrumen уаіtu control
valve (katup) уаng digunakan untuk mengatur jumlah aliranan fluida dalam pipa baik іtu secara manual
maupun dеngаn kendali jarak jauh.
Fluida yang dialirkan dari Mudi Pad dan Sukowati Pad saat masuk ke Central
Processing Area (CPA) akan masuk ke Manifold untuk mengarahkan aliran yang
bersumber dari beberapa pipe line yang kemudian akan dilakukan proses pertamakali
pada alat yang bernama Separator 3 fasa. Terdapat 3 buah separator 3 fasa pada Central
Processing Area (CPA) ini. Dari separator 3 fasa ini kemudian akan dipisahkan 3 fluida
yaitu crude oil, gas, dan air yang akan dilanjutkan ke proses yang berbeda.
1. Crude Oil
Crude oil yang dihasilkan dari separator 3 fasa ini kemudian memasuki coriolis
flow rate dan rata-rata flow rate produksi crude oil adalah 9 MBSD. Crude oil yang
dihasilkan ini masih mengandung H2S yang tinggi sehingga perlu dilakukan treatment
yang diproses di Stripper. Stripper menggunakan sweet gas dari Sulphur Recovery Unit
(SRU) untuk dikontakan melalui tray dengan crude oil sehingga kandungan H2S pada
crude oil akan berkurang drastis ke sekitar 50 – 100 ppm. Kemudian crude oil setelah
diproses di Stripper ini akan dialirkan menuju Gas Boot. Di Gas Boot ini kandungan gas
yang masih terikut akan dipisahkan dan tekanan akan diturunkan. Fraksi gas yang
terpisah dari Gas Boot ini akan dialirkan ke Flare untuk diuraikan dengan cara dibakar.
Sementara crude oil dari Gas Boot akan dialirkan ke Storage Tank yaitu TK-8006, TK-
8000A/B, dan TK-8003A/B untuk penyimpanan sementara. Dari Storage Tank ini crude
oil akan dipompakan dengan booster pump PP-5610, PP-500A/B/C/D, PP- 8210A/B,
dan PP-600A/B menuju Heat Exchanger HE-4000 untuk menaikkan temperature crude
oil agar mencegah kebuntuan pipeline selama proses transfer crude oil. Booster pump
ini juga berfungsi untuk menaikan tekanan untuk memenuhi minimum suction pressure
pompa transfer PP-8300A/B/C dan PP-8400A/B yang akan memompakan crude oil
menuju Floating Storage Offloading (FSO) dengan jarak pipeline darat (onshore) 36 km
dan pipeline laut (offshore) 22 km.
2. Gas
Gas yang telah terpisah di separator 3 fasa memiliki flowrate produksi sekitar 12
MMSCFD. Gas ini kemudian akan dibagi menjadi 3 proses, yaitu:
Proses yang pertama gas yang berlebihan dengan tekanan yang tinggi akan
dialirkan ke Knock Out Drum dan Seal Drum untuk menangkap kondesat minyak yang
masih ada dan untuk menjaga tekanan sebelum akhirnya dibakar di Flare.
Proses yang kedua gas dari separator 3 fasa sebagian akan dimasukkan ke Air
Cooler untuk menurunkan temperature dan kemudian dimasukkan ke Scrubber untuk
memisahkan kandungan minyak yang masih ada. Kandungan minyak ini kemudian
sebagian akan dialirkan langsung ke Storage Tank untuk disimpan dan sebagian akan
masuk ke Gas Boot PV-4501A untuk memisahkan kandungan gas yang masih ada yang
kemudian dibakar di Flare. Minyak dari Gas Boot ini akan dialirkan ke Storage Tank.
Sementara gas setelah melalui Scrubber akan dialirkan ke metering untuk diukur
flowratenya yang kemudian akan dijual ke PT. Gasuma. Rata-rata flowrate gas yang
dijual ke PT. Gazuma adalah 8 MMSCFD.
Proses yang ketiga adalah sour gas yang berasal dari Outlet Stripper yang telah
digunakan untuk kontak dengan Crude Oil kemudian akan dialirkan ke Vapour
Recovery Compressor CP-9550 untuk dinaikkan tekanannya yang alirannya akan dibagi
2, yaitu aliran pertama akan langsung dialirkan ke Sulphur Recovery Unit (SRU) untuk
diproses lebih lanjut. Aliran kedua gas dari Vapour Recovery Compressor CP-9550
akan bergabung dengan sour gas dari separator 3 fasa dan akan dimasukkan ke Air
Cooler untuk menurunkan temperature dan kemudian dimasukkan ke Scrubber PV-3500
untuk memisahkan kandungan minyak yang masih ada dari gas. Minyak yang terpisah
ini sebagian akan langsung masuk ke Storage Tank dan sebagian akan diproses di Gas
Boot PV-4501A. Gas dari Scrubber PV-3500 sebagian akan dialirkan ke Knock Out
Drum dan kemudian dibakar di Flare dan sebagian lainnya akan diproses lebih lanjut di
Sulphur Recovery Unit (SRU).
3. Air
Air yang terpisah dari separator 3 fasa memiliki flowrate yang cukup banyak
yaitu sekitar 52 MMSCFD. Air dari separator 3 fasa ini masih memiliki temperature
yang tinggi sehingga perlu diturunkan temperaturnya agar aman saat dimasukkan
kedalam Storage Tank air. Penurunan temperature air ini dilakukan dengan alat penukar
panas Heat Exchanger HE-4000 dengan media pendingin Crude Oil dari tanki yang
akan dialirkan ke Floating Storage Offloading (FSO). Air yang telah turun
temperaturnya ini akan masuk ke Gas Boot untuk memisahkan air dari fraksi gas yang
masih terikut. Gas ini kemudian akan dibakar di Flare. Kemudian air dari Gas Boot
akan dialirkan ke Storage Tank TK-8002A/B. Dari Storage Tank ini akan ditarik ke
Booster Oump PP-3310A/B/C untuk menaikkan tekanannya agar mencukupi minimum
suction pressure pompa PP-7000A/B/C. Dari pompa PP-7000A/B/C ini air akan
dipompakan dan dibagi menjadi 6 pipeline yang kemudian akan diinjeksikan ke sumur
injeksi untuk keperluan proses produksi pada sumur minyak.
Crude oil yang diambil dari sumur biasanya masih mengandung gas dan impurities
seperti air, lumpur, dan sulfur. Minyak bumi yang mengandung banyak impurities disebut Sour
Crude sdangkan minyak mentah yang mengandung sedikit impurities disebut Sweet crude.
Harga sweet crude lebih mahal dari pada Sour Crude sehingga Sweet Crude lebih bernilai bila
dijual dibandingkan dengan Sour Crude. Sebelum dijual dalam bentuk minyak mentah akan
diolah di kilang (refinery), dilakukan proses awal pada minyak bumi tersebut di Central
Processing Area (CPA) untuk memisahkan kandungan yang terdapat pada crude, gas, dan
impurities yang terdapat pada minyak agar tidak terjadi kerusakan atau gangguan pada saat
memproduksi minyak.