PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Energi tidak akan bisa lepas dari kehidupan manusia, pemanfaatan
sumber energi sudah banyak dilakukan oleh manusia, baik energi yg bisa
diperbaharui ataupun tidak bisa diperbaharui.
PT. Pertamina (Persero) UP (Unit Pengilahan) III merupakan salah satu
perusahaan yang mengelola sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat seperti bahan bakar minyak dan gas. Minyak dan Gas Bumi
sebagai sumber energi memegang peranan sangat penting didalam
menunjang perkembangan dan kemajuan industri pada saat ini. Selain dari
pada itu minyak dan gas bumi sebagai sumber devisa negara juga
memegang peranan yang tak kalah pentingnya di dalam menunjang laju
pembangunan nasional. Sektor industri migas merupakan konsumen terbesar
dalam memakai energi dibandingkan dengan sektor industri lain. Dengan
demikian biaya yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Bila tidak dapat
memanfaatkan energi dengan sebaik mungkin maka akan menimbulkan
kerugian yang sangat besar.
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri, terutama industri
yang mengelola minyak dan gas sangat membutuhkan sumber energi
penunjang yang sangat memebantu dalam kelancaran proses produksi guna
meningkatkan hasil produksinya. PT. Pertamina (Persero) UP III memiliki
beberapa bagian yang berperan sangat penting dalam kelancaran proses
produksi, salah satu dari bagian tersebut adalah bagian Utilities.
Bagian Utilities terutama unit penyedia uap merupakan suatu unit yang
tidak dapat terpisahkan dari proses utama dari suatu kilang minyak maupun
industri yang menggunakan uap sebagai sarana penunjang. Pertamina UP III
memiliki dua pembangkit tenaga uap yaitu Power Station I dan Power Station
II. Kedua pembangkit tenaga uap itu saling menunjang untuk menyediakan
uap sebagai salah satu sarana penunjang operasi. Uap bertekanan yang
dihasilkan digunakan untuk penggerak, pemanas dan membantu dalam
proses, salah satu peralatan penghasil uap yang dimiliki oleh Pertamina UP
III adalah boiler.
Boiler yang baik adalah boiler yang mempunyai efisiensi dan efektifitas
yang tinggi, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam memilih boiler untuk
kebutuhan operasional. Semakin tinggi efisiensi boiler, maka akan semakin
tinggi penghematan pemakaian bahan bakar sehingga biaya operasional
yang dikeluarkan rendah.
1.2
Tujuan Penulisan
Penulisan kertas kerja wajib ini mempunyai tujuan antara lain :
1.3
Batasan Masalah
Agar permasalahan yang diajukan tidak terlalu meluas, maka lingkup
1.4
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari Kertas Kerja Wajib adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, dan
sistematika penulisan.
b. Orientasi Umum
Berisi tentang :
Sejarah singkat Pertamina Unit Pengolahan III Plaju
Struktur Organisasi
Seksi PPTL / U terdiri dari Boiler Feed Water, Steam Generation
System, Power Generation System, dan Fuel System.
Auxiliary terdiri dari unit penyediaan air baku, unit penjernihan air,
pengadaan air pendingin, pengadaan udara bertekanan dan nitrogen
plant.
Keselamatan kerja
c. Dasar Teori
Berisi tentang dasar teori mengenai boiler dan metode perhitungan
efisiensi boiler.
d. Pembahasan
Berisi tentang data spesifikasi dan data operasional package boiler 2011
UB serta perhitungan efisiensi.
e. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran-saran hasil pengamatan / penelitian di
lapangan.
BAB II
ORIENTASI UMUM
Kerja Sama Operasi (KSO), dan setahun kemudian (1973) dibangun juga
pabrik Polypropylene. Pada tahun 1982 dibangun Proyek Aromatic Center
bersamaan dengan Proyek Kilang Musi I yang merupakan bangunan
tambahan sarana utilities untuk menunjang kehandalan operasi kilang.
Pembangunan proyek ini tidak lepas dari persetujuan Pemerintah sebagai
pemilik perusahaan, karena Pertamina merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Namun sekarang Pertamina sedang berbenah diri agar
nanti dapat menjadi suatu perusahaan yang mandiri sehingga dapat menjadi
sebuah Perseroan Terbatas (PT) murni dan mampu bersaing di zaman
globalisasi.
TA / PTA mulai beroperasi pada bulan April 1986 dengan menghasilkan
tepung PTA sebagai bahan baku pembuat tekstil dengan kapasitas 150.000
ton/tahun, karena adanya peningkatan dari produksi TA / PTA Plant dari
150.000
ton/tahun
menjadi
225.000
ton/tahun
maka
dilakukan
Kepala Auxiliary
Yang membawahi semua Pengawas Jaga yang berada di Auxiliary
Plaju dan Sei Gerong.
Asisten Chemical
Administrasi
2.3 Utilities
Sebagai unit pendukung utama operasional kilang, Utilities di harapkan
dapat beroperasi dengan baik dan handal. Untuk memenuhi kebutuhan
operasi kilang, utilities bertugas menyediakan kebutuhan seperti : air, udara
bertekanan, nitrogen, listrik, uap bertekanan dan udara instrumentasi.
Penyediaan Nitrogen
3 (tiga) buah WHRU 2010 UA, WHRU 2010 UB, dan WHRU 2010 UC
yang dapat menghasilkan uap dengan kapasitas 68 ton / jam. Panas yang
dimanfaatkan berasal dari buangan Gas Turbin Generator yang
bertemperatur 470 C. Disamping panas yang berasal dari buangan gas
turbin juga terdapat fasilitas untuk bahan bakar gas untuk menaikan
produksi. Bila beban dari boiler melebihi dari panas yang diserap dari gas
turbin maka dijalankan bahan bakar gas untuk memenuhi kekurangan
tersebut.
Selain WHRU juga terdapat 2 (dua) buah package boiler (2011 UA dan
2011 UB) yang mempunyai kapasitas 50 ton / jam dengan temperature
385 C dengan tekanan 42 kg / cm 2.
Package Boiler menggunakan dua pengapian (double firing) yang
menggunakan bahan bakar cair dan bahan bakar gas namun dengan
berbagai pertimbangan sekarang yang digunakan hanya bahan bakar gas.
Uap yang dihasilkan dari boiler tersebut berupa uap dengan tekanan
tinggi (high press) dengan tekanan 42 kg / cm2 dan temperatur 385 C. Uap
yang dihasilkan digunakan untuk :
Penggerak.
Pemanas.
Plaju berasal dari air permukaan yaitu Sungai Musi dan Sungai Komering. Air
yang di olah tersebut di gunakan untuk kebutuhan :
Air Pendingin
Air Demineralizer
Air Bakaran
Kebutuhan air bersih untuk kilang maupun perumahan dan perkantoran
menjadi tanggung jawab unit pengolahan air yang terdiri dari satu unit berada
di
PS-II dengan kapasitas 1100 ton / jam di RWC-II dan 1100 ton / jam di
RWC-I serta satu unit lagi di Sei Gerong dengan kapasitas 150 ton / jam.
Sedangkan untuk kebutuhan demin ( demineralizer ) dioperasikan 4
(empat) unit Demineralizer dengan kapasitas masing-masing 360 ton / jam
yang berada di Power Station ( PS ) II untuk keperluan air industri, sebagai
air umpan boiler juga untuk memenuhi kebutuhan air di unit TA / PTA plant
dan Polypropylene plant serta untuk kebutuhan utilities sendiri.
Disamping itu juga dioperasikan satu unit demin yang berada di Sei
Gerong dengan kapasitas 50 ton / jam.
Selain untuk kebutuhan yang telah dijelaskan di atas juga digunakan
untuk kebutuhan air pendingin (cooling water) yang mempunyai kapasitas
12.800 ton/jam. Untuk keperluan air pendingin terdapat satu unit Menara
Pendingin (2210 U) yang memiliki lima buah fan (kipas) serta 3 (tiga) unit
pompa sirkulasi jenis Non Positive Displacement ( centrifugal pump ) 2210
JAT, JC, JD dengan kapasitas 6.200 m 3/jam. Selain untuk kebutuhan diatas,
air yang ada juga digunakan untuk kebutuhan air bakaran.
udara
kempa
bagi
keperluan
kilang
dan
sistem
instrumentasi.
1 (satu) unit
1 (satu) Unit Instrument Air Receiver Tank 2026 F sebagai tempat untuk
menampung udara temperatur yang keluar dari air dryer sebelum
didistribusikan ke konsumen.
garam mineral yang terdapat di dalam air dilakukan dengan cara pertukaran
ion (ion exchange).
dalam
lingkungan
industri
migas
dituntut
mempunyai
PENGOPERASIAN BOILER
1. a. Tujuan (Minggu 1)
- Mengenal macam-macam boiler
- Memahami prinsip kerja boiler
- Memahami bagian dan fungsi boiler
b. Tujuan (Minggu 2)
- Mahasiswa dapat memahami pengoperasian boiler
- Menentukan efisiensi boiler
- Menghitung BHP
2. Alat yang Digunakan
-Seperangkat rangkaian boiler
-Thermometer
- Ember
- Stopwatch
DASAR TEORI
1. Boiler
Boiler atau Steam Generator adalah suatu bejana tertutup yang terbuat
dari baja yang digunakan untuk menghasilkan uap. Didalam dapur (furnace),
energi kimia dari bahan bakar di ubah menjadi panas melalui proses
pembakaran. Dan panas yang dihasilkan sebagian besar di berikan kepada
air yang berada di dalam boiler dan air akan berubah menjadi uap. Uap yang
dihasilkan dari sebuah boiler dapat digunakan sebagai fluida kerja atau
media pemanas untuk bermacam keperluan.
(straight tube) dan juga dapat berbentuk pengkolan (bend tube) tergantung
dari jenis boiler nya.
Tube-tube yang lurus dipasang secara paralel di dalam boiler
dihubungkan dengan dengan dua buah header. Dan header tersebut juga
dihubungkan dengan steam drum (bejana uap) yang di pasang secara
horisontal di atas susunan tube.
Susunan tube di antara kedua header mempunyai kecondongan tertentu
( 15 dari garis datar), hal ini di maksudkan agar dapat menimbulkan
sirkulasi ( peredaran ) air di dalam boiler.
3.1.3 Proses Pembentukan Uap
Jika 1 Kg air pada suhu 0 oC dimasukkan kedalam tabung silinder piston
yang tersusun dengan beban, piston dan beban menjaga tekanan didalam
silinder tetap sebesar 1 Atm (1,033 kg/cm 2). Jika air didalam tabung silinder
tersebut dipanaskan, temperaturnya akan naik terus menerus sampai
mencapai titik didihnya. Titik didih air pada tekanan 1 Atm adalah 100 oC,
tetapi titik didih itu akan naik jika tekanan dalam tabung silinder berada diatas
1 Atm. jika titik didih sudah dicapainya dan temperatur tidak berubah pada
tekanan yang konstan, maka menguaplah air didalam tabung silinder dan
mendorong piston keatas sebagai akibat terjadinya ekspansi karena
berubahnya air menjadi uap. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa
volume spesifik uap naik, temperature pada saat air mendidih atau terjadi
penguapan pada tekanan yang diberikan dikenal sebagai saturation
temperature ( suhu jenuh ), dan tekanannya dikenal sebagai saturation
pressure (tekanan jenuh).
Panas yang diserap oleh air dari titik beku sampai titik didihnya, yakni
dari 0 oC sampai 100 oC dikenal sebagai sensible heat of liquid (panas
sensible cairan). Juga disebut sebagai total heat of water. Pada tingkatan ini,
air tidak berubah menjadi uap secara keseluruhan, tetapi masih ada
beberapa partikel air dalam bentuk suspensi.
Panas yang dibutuhkan untuk merubah air pada titik didihnya sehingga
menjadi uap dikenal sebagai latent of vaporation (panas laten penguapan).
Karena panas laten yang belum diserap semuanya, maka uap yang terbentuk
belum dapat dikatakan uap kering. Jika uap basah dipanaskan lebih lanjut
pada temperatur jenuhnya, maka partikel-partikel yang tersuspensi akan
diuapkan secara sempurna. Dengan demikian uap yang terbentuk disebut dry
steam atau saturated steam (uap kering atau uap jenuh). Uap jenuh
sesungguhnya mempunyai sifat seperti gas sempurna.
Jika uap jenuh dipanaskan lebih lanjut pada tekanan konstan maka
temperaturnya akan naik, atau dengan kata lain jika uap yang temperaturnya
berada diatas temperatur jenuhnya pada tekanan tertentu maka ia disebut
uap lewat jenuh (Superheated Steam). Selama tekanannya konstan, maka
volume spesifiknya akan menjadi lebih besar dan kandungan panasnya
menjadi lebih tinggi.
3.2 Boiler feed water
Yang dimaksud boiler feed water adalah air yang dibutuhkan untuk
umpan dan dimasukkan kedalam boiler yang akan diolah menjadi uap air.
Sistem penyediaan boiler feed water adalah salah satu bagian yang penting
untuk menjaga kelancaran operasi boiler dengan hasil uap yang bermutu
baik. Terutama akibat mutu air yang kurang memenuhi syarat akan
menimbulkan gangguan operasi, kerusakan, dan penurunan performansi
boiler.
Secara umum persyaratan air yang digunakan untuk umpan boiler
adalah yang tidak akan mengendapkan beberapa zat yang berbentuk kerak,
tidak akan mengakibatkan korosi, serta tidak akan menimbulkan kesulitan
dalam operasi (seperti misalnya foaming, carryover, dan lain sebagainya).
Pada umumnya boiler feed water berasal dari hasil proses pengolahan
boiler water diluar unit boiler (eksternal treatment) dan proses pengolahan air
didalam boiler (internal treatment). Sebelum masuk kedalam boiler, boiler
feed water harus benar-benar memenuhi spesifikasi yang diijinkan untuk
menjaga faktor keamanan dan ekonomi.
3.3
Kadar abu (dapat membentuk deposit pada batu tahan api dan pada
pipa air boiler)
Kadar air (dapat membuat korosi pada pipa saluran dan tangki
penampung, panas pembakaran turun dan menurunkan efisiensi
pembakaran)
dalam kg/kg bahan bakar yang dibakar atau juga dalam kg/jam m 2 luas
permukaan panas.
Meskipun demikian, kapasitas penguapan dari dua buah boiler tidak
dapat dibandingkan jika kedua boiler tersebut tidak mempunyai kondisi yang
sama (temperature air umpan, tekanan kerja, bahan bakar dan kondisi akhir
uap). Dalam kenyataannya temperature air umpan dan tekanan kerja selalu
berubah-ubah. Dengan demikian jelas bahwa perbandingan dari dua buah
boiler menjadi sulit jika temperature umpan dan tekanan kerja yang standar
tidak ditetapkan.
Temperatur air umpan biasanya ditetapkan 100 oC dan tekanan kerja
sebagaimana tekanan normal atmosfir.
3.4.1 Package Boiler 2011 UB
Package Boiler 2011 UB di utilities PS II Pertamina UP III Plaju
termasuk boiler pipa air (Water Tube).
Beberapa kelebihan boiler pipa air dibandingkan boiler pipa api yaitu :
boiler
udara)
Hfg
Qr
Qs
Cp
Ta
Td
BB
= Bahan Bakar
Beban Boiler
Besarnya beban boiler juga dapat mempengaruhi efisiensi dari boiler
tersebut.
didih air maka nilai kalori yang dibutuhkan akan semakin kecil. Hal ini
berarti jumlah bahan bakar yang digunakan akan semakin sedikit.
boiler tersebut sudah kurang ekonomis lagi, hal yang demikian tidak disukai
oleh suatu industri komersial, oleh karena itu usaha untuk mengembalikan
efisiensi seperti semula mka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan
membuat suatu neraca panas (heat balance) pada boiler yang diteliti.
Di dalam neraca panas yang dibuat terdiri dari dua kolom besar, satu
diantaranya menunjukkan jumlah panas yang masuk (input) dan yang satu
lagi menunjukkan panas yang keluar (output).
Panas yang masuk dan panas yang keluar harus terperinci dalam
sektor-sektornya atau komponen-komponennya, dengan maksud agar dapat
dilihat dengan jelas sektor mana yang banyak mengalami kerugian panas,
sehingga tindakan selanjutnya dapat dilakukan dengan tepat.
Didalam neraca panas, jumlah panas yang keluar harus sama dengan
jumlah panas yang masuk.
PEMBAHASAN
4.1
berikut :
Manufacture
Capacity
Pressure
: 44 kg/cm2
Outlet Steam
: Superheater Outlet
Efisiensi
: 121 oC
Burner
FDF
Capacity
: 48,985 Nm3/jam
Max Capacity
: 64,44 Nm3/jam
Speed FDF
: 1.487 rpm
Driver FDF
Data Operasional
Berdasarkan data operasi yang diambil dari recorder, flow meter,
Ket
Udara
masuk
Fuel
gas
BFW
Steam
Produk
31/12/
01/01/
02/01/
Tanggal
05/01/
06/01/
2008
1
25
45,47
3,52
29,86
2,46
68,3
120,93
48,09
40,35
387,47
46,05
2009
1
25
45,32
3,55
24,57
2,46
68,28
121,10
48,52
40,65
387,19
45,16
2009
1
25
45,45
3,55
27,98
2,46
67,85
120,93
48,30
40,65
388,13
45,29
2009
1
25
45,21
3,55
27,15
2,46
68,92
121,33
48,73
42,83
387,85
44,16
Para
meter
P
T
F
P
T
F
P
T
F
P
T
F
Keterangan :
P = Tekanan (Kg/cm2)
T = Temperatur (oC)
F = Kapasitas (Ton/jam)
2009
1
25
44,39
3,56
17,86
2,45
68,70
121,10
48,04
40,04
387,19
45,83
12/01/
14/01/
2009
1
25
37,36
3,48
21,86
2,45
74,17
120,7
43,37
40,33
395,39
40,52
2009
1
25
39,25
3,54
16,95
2,33
70,11
120,53
44,80
40,65
395,11
43,50
Rat
rat
1
25
43,2
3,5
23,7
2,4
69,
120,
47,1
46,
398,
44,3
Dari data analisa laboratorium diperoleh data bahan bakar gas dan
gas buangan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Komposisi bahan bakar gas (laboratorium)
4.3
Komposisi
CH4
83,14
C2H6
6,86
C3H8
3,24
i-C4H10
0,47
n-C4H10
0,64
i-C5H12
0,24
n-C5H12
0,17
C6H14
0,04
CO2
5,20
0,6924
0,0513866
1101
995
= 89,6 oF
= 60 oF
= 74,75 oF
= 60
995 BTU
1
BTU
x
19363,024
lb
5. NHV =
SCF
lb
0,0513866
SCF
CH4
2 O2
CO2
2 H2O
100
x 4 lb/lb B.B O2
23
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x17,39 lb/lb BB
100
C2H6
3,5 O2
2 CO2
3 H 2O
100
x3,73 lb/lb BB O2
23
= 16,21 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x16,21 lb/lb BB
100
= 12,48 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Propana
C3H8
5 O2
3 CO2
4 H 2O
100
x3,63 lb/lb BB O2
23
= 15,78 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,78 lb/lb BB
100
= 12,15 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Butana
C4H10
6,5 O2
4 CO2
5 H 2O
100
x3,58 lb/lb BB O2
23
= 15,56 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,56 lb/lb BB
100
= 11,98 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Pentana
C5H12
8 O2
5 CO2
6 H 2O
72 lb/mol C5H12 : 256 lb/mol O2 220 lb/mol CO2 : 108 lb/mol H2O
1 lb/mol C5H12 : 3,56 lb/lb BB O2 3,05 lb/lb BB CO2 : 1,50 lb/lb BB H2O
100
x3,56 lb/lbBB O2
23
= 15,48 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,48 lb/lb BB
100
= 11,92 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Heksana
C6H14
9,5 O2
6 CO2
7 H 2O
86 lb/mol C6H14 : 304 lb/mol O2 264 lb/mol CO2 : 126 lb/mol H2O
1 lb/mol C6H14 : 3,53 lb/lb BB O2 3,06 lb/lb BB CO2 : 1,46 lb/lb BB H2O
100
x3,53 lb/lb BB O2
23
= 15,34 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,34 lb/lb BB
100
= 11,81 lb/lb BB
Reaksi pembakaran gas Iso Butana
i C4H10
6,5 O2
4 CO2 +
5 H2O
100
x3,58 lb/lb BB O2
23
= 15,56 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,56 lb/lb BB
100
= 11,98 lb/lb BB
Reaksi pembakaran Iso Pentana
i C5H12 +
8 O2
5 CO2 +
6 H2O
1 lb/mol C5H12 : 3,56 lb/lb BB O2 3,05 lb/lb BB Co2 : 1,50 lb/lb BB H2O
100
x3,56 lb/lb BB O2
23
= 15,48 lb/lb BB
Pembentukan N2
77
x Kebutuhan udara pembakaran bahan bakar
100
77
x15,48 lb/lb BB
100
= 11,92 lb/lb BB
No.
Komponen Bahan
Bakar Gas
Fraksi
Berat
Berat. Tot
NHV
Volume
Molekul
(Lbs)
(Btu/Lb)
(1)
(2)
(3) = 1 x 2
Metana (CH4)
0,8314
16
13,3024
Etana (C2H6)
0,0686
30
2,058
Propana (C3H8)
0,0324
44
1,4256
Butana (C4H10)
0,0064
58
0,3712
Pentana (C5H12)
0,0017
72
0,1224
Heksana (C6H14)
0,0004
86
0,0344
0,0047
58
0,2726
0,0024
72
0,1728
CO2
0,0520
44
2,2880
1,0000
20,0474
19363,024
Total
No
Komponen Bahan
Bakar Gas
CP
(Btu /
lb oF)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Metana (CH4)
Etana (C2H6)
Propana (C3H8)
Butana (C4H10)
Pentana (C5H12)
Heksana (C6H14)
Iso Butana (iC4H10)
Iso Pentana (iC5H12)
CO2
Total
Rata-rata
0,527
0,409
0,388
0,397
0,397
0,390
0,397
0,397
0,248
3,55
0,39
Keb. Udara
Keb. dara
Pembentuk
Pembentu
(Lb/Lb B.B)
(Lbs)
an CO2
kan CO2
(Lb/Lb B.B)
(Lbs)
(6)
(7) = 3 x 6
(8)
(9) = 3 x 8
17,39
16,21
15,78
15,56
15,48
15,34
15,56
15,48
-
231,33
33,36
22,5
5,77
1,89
0,53
4,24
2,67
302,29
2,75
2,93
3,00
3,03
3,05
3,06
3,03
3,05
-
36,58
6,03
4,27
1,12
0,37
0,10
0,82
0,53
2,288
52,708
302,29
20,0474
52,708
20,0474
= 15,01
= 2,63
Komponen
No
Bahan Bakar
Gas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
iC4H10
iC5H12
CO2
Total
H2O
H2O
N2
N2
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
(lb/lb BB)
(lbs)
(lb/lb BB)
(lbs)
(10)
2,25
1,80
1,63
1,55
1,50
1,46
1,55
1,50
-
(11) = 3 x 10
29,93
3,70
2,32
0,57
0,18
0,05
0,42
0,26
37,43
(12)
13,39
12,48
12,15
11,98
11,92
11,81
11,98
11,92
-
(13) = 3 x 12
178,12
25,68
17,90
4,45
1,46
0,40
3,26
2,06
233,34
Rata-rata
37,43
20,0474
233,34
20,0474
= 1,87
= 11,64
Pvapour
14,696
RH
100
18
28,85
60
18
15,1
1 0,022
= 15,44 lb
1,6028 x
Berat H2O
Berat udara basah yang di dalam udara
+1
28
44
18
0,34
(23 3) 1,6028 x
1
15,44
2,425
Jadi %excess air = Berat excess air / Berat Bahan Bakar x100%
Udara yang dibutuhkan
2,425
x100%
15,1
16,06%
Berat H2O
Berat BB
16,06
x 0,34 2,21
100
No
1
2
3
4
Komponen
Berat Komponen
Enthalpy pada
Heat
yang terbawa
yang dibentuk/Berat
Tc = 429,08 oF (Btu/lb
Content
ke cerobong
bahan bakar
yang dibentuk)
(Btu/lb BB)
asap
CO2
Udara
Uap air
N2
(1)
2,63
15,1
2,265
11,64
(2)
90
85
165
93
(3) = 1 x 2
236,7
1283,5
373,725
1082,52
Total
2976,445
Jadi:
Boiler
HV Ha Hfg Qr Qs x100%
HV Ha Hfg
16035,2
x100%
19495,7
= 82,25 %
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka kinerja Package
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA