Anda di halaman 1dari 30

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Listrik merupakan sumber kehidupan bagi kita, diera globalisasi seperti
ini peran listrik sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, kesejahteraan dan
kebutuhan manusia yang semakin meningkat disegala bidang baik di daerah
perkotaan maupun didaerah pedesaan. Hal ini disebabkan karena tenaga
listrik mudah untuk ditransfortasikan dan dikonversikan kedalam bentuk
tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan
tenaga listrik. Berdasarkan Standar Perusahaan Negara (SPLN), sistem dapat
dikatakan efektif bila drof tegangannya tidak melebihi + 5 % dan – 10 % dari
teganggan nominal rugi-rugi daya serta dari daya yang disalurkan.

Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena
memiliki beberapa keuntungan. Penggunaan motor induksi dipilih karena
mempunyai sifat mudah dioperasikan dan tidak menimbulkan polusi suara
dibanding dengan penggunaan tenaga motor diesel atau motor bakar. Motor
induksi digunakan untuk menggerakkan beban atau sebagai penggerak
pengangkatan beban.

Motor-motor induksi sangat penting penggunaanya sebagai alat bantu


penggerak peralatan lain seperti pada industri perakitan alat-alat transportasi,
perakitan alat berat maupun pada industri pertambangan motor induksi juga
sangat dibutuhkan, paling banyak digunakan dalam industri dengan skala
besar maupun kecil dan di dalam rumah tangga alasannya adalah bahwa
karakteristiknya hampir sesusai dengan kebutuhan dunia industri, pada
umumnya dalam kaitannya dengan harga, kesempurnaan, pemeliharaan, dan
kestabilan kecepatan. Motor induksi tiga fase mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu kokoh dan kuat, murah dan dapat diandalkan, efisiensi yang
tinggi pada keadaan kerja normal, dan perawatanya mudah, sedangkan
kelemahanya berupa arus pengasutan awal yang mencapai lima hingga tujuh

1
kali dari arus nominal kerja motor beban penuh, terutama untuk motor
berdaya besar.

Untuk menjaga Kontinunitas Electrical Motor, maka perlu diadakannya


perawatan peralatan listrik yang direncanakan untuk memastikan peralatan
listrik selalu dalam kondisi kerja yang baik. Kegiatan perawatan electrical
motor bertujuan mencegah kerusakan yang fatal daripada memperbaikinya.
Dalam dunia industri, penghentian produksi yang tidak terjadwal tidak dapat
ditoleransi karena akan memangkas waktu produksi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan masalah di atas maka penulis merumuskan di dalam kerja
praktek ini sebagai berikut:

1. Bagaimana cara Pemeliharaan electrical motor serta sistem control


sehingga tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan terjadinya
kerusakan.
2. Apa saja jenis perawatan electrical motor dan sistem control yang dapat
dilakukan agar electrical motor dapat bekerja dengan baik.

1.3. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Hanya membahas mengenai Electrical Motor Dan Sistem Control pada


PT. Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field.
2. Hanya membahas mengenai perawatan Electrical Motor Dan Sistem
Control pada PT. Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu
Field.
3. Data yang menjadi acuan hanyalah data dari tanggal 17 juli 2023 – 26
agustus 2023.

1.4. Tujuan Kerja praktek


1. Untuk mengetahui cara pemeliharaan electrical motor sehingga
terhindar dari kerusakan.

2
2. Mengetahui jenis perawatan yang dapat di lakukan agar electrical motor
dapat bekerja dengan baik.

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui langsung bagian – bagian pada electrical motor PT.
Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field.
2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja yang
sesungguhnya.
3. Memberikan tambahan ilmu khususnya pada electrical motor PT.
Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field.
4. Memberikan tambahan pengetahuan langsung tentang kelistrikan di PT.
Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika pembahasan dalam penyusunan laporan kerja praktek
lapangan ini adalah:

1. Bab I Pendahuluan: Latar Belakang, perumusan masalah, tujuan kerja


praktek, batasan masalah, manfaat kerja praktek, dan sistematika
penulisan.
2. Bab II Data Umum Perusahaan: Tinjauan umum perusahaan, lingkup
pekerjaan perusahaan, dan lingkup pekerjaan yang dilakukan.
3. Bab III Metodologipenelitian: Waktu dan tempat pelaksanaan,
formulasi tujuan & permasalahan, dan Flowchart alur kerja praktek.
4. Bab IV Analisa Data: Analisa Data.
5. Bab V Penutup: Kesimpulan dan saran.
6. Daftar Pustaka dan Lampiran.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi

“Menjadi perusahaan migas kelas dunia”.

b. Misi

“Mengelola bisnis dan portofolio sektoe Hulu Minyak dan Gas


Bumi secara pofesional dan menguntungkan serta memberikan nilai
tambah bagi pemangku kepentingan”.

2.2 Sejarah Singkat Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT. Pertamina EP

Cikal bakal Pertamina Bunyu dalam memproduksi minyak dan gas


diawali oleh pengeboran pada tahun 1901 dengan operator produksi minyak
Belanda, Bataafsche Petroleum Company (BPM). Pada tahun 1922
Nederlancsh-Indische Aardolie Maatschappij (NIAM), perusahaan patungan
BPM dan pemerintahan Hindia Belanda, mengambil alih lapangan minyak
Bunyu. Eksploitaasi minyak di Bunyu dimulai. Sekitar tahun 1922-1937
NIAM menoperasikan 16 sumur, lalu kegiatan pengeboran dihentikan akibat
perang dunia II pada tahun 1937-1952. Sumur ke-17 selesai dibor dan
menjadi sumur pertama di Bunyu yang memproduksi minyak dan gas.
Sehingga pada tahun 1952 ekspor dilakukan NIAM yang sebagian besar
sahamnya telah dimiliki oleh perusahaan Amerika Serikat. Pada taun 1959
NIAM menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (PERMINDO), separuh
sahammya milik pemerintah, sisanya milik Belanda. Permindo cikal-bakal

4
dari Pertamina. Saat ini Pertamina Bunyu dioprasikan oleh operator produksi
migas yaitu Pertamina EP yang tergabung dalam Pertamina Hulu Indonesia
Subholding Upstream Region 3 kalimantan.

2.3 Struktur Organisasi


Menciptakan kondisi kerja yang serasi dan selaras akan menimbulka n
dampak yang baik pada produktifitas para karyawan dan pekerjanya, oleh
karena itu dibutuhkan suatu struktur yang tersusun baik serta peran dan fungs i
yang jelas dari setiap struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi yang ada
di PT.PERTAMINA Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field adalah
organisasi garis, kariawan dengan keahilan dan tugas yang berbeda-beda
sehingga membutuhkan koordinasi yang baik untuk menghasilkan kerja yang
efektif dan produktifitas yang maksimal. Berikut pada gambar 2.2 merupakan
bagan struktur dari organisasi PT.PERTAMINA Hulu Energy Region 3 Zona
10 Bunyu Field.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA Hulu Energy Region


3 Zona 10 Bunyu Field

5
2.4 Jadwal Kerja
Jadwal kerja tetap PT. PERTAMINA HULU ENERGI REGION 3 ZONA
10 BUNYU FIELD dibagi atas dua kelompok yaitu
a. Shift Pagi jam kerja 08.00 – 20.00
b. Shift malam jam kerja 20.00 – 08.00
c. Non shift jam kerja 08.00 – 16.00
2.5 Lingkup kerja perusahaan
Ruang ringkup kerja perusahaan PT.PERTAMINA terdiri dari hulu dan
hilir. Bisnis sektor hulu meliputi eksporasi dan produksi minyak, gas, dan
panas bumi yang dilakukan di dalam negeri maupun diluar negeri, sedangkan
pada sektor hilir, bisnis yang dilakukann berupa kegiatan pengelolaan minyak
mentah (refinery), pemasaran dan niaga produk-produk hasil minyak dan
petrokimia, serta bisnis perkapalan terkait pendistribusian produk-produk
perusahaan.

2.6 Ruang Lingkup Pekerjaan Yang Dilakukan


Cakupan kerja yang dilakukan penulis meliputi :
a. Mengamati dan mempelajari jenis-jenis starting pada electrical motor
b. Mengamati dan mempelajari sistem control pada electrical motor, dan
c. Maintenance electrical motor

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Kerja Praktek


kerja praktek dilakukan selama satu bulan tehitung sejak tanggal 27 juli
2023 hingga 26 agustus 2023 di PT. Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona
10 Bunyu Field. Jadwal kerja praktek dilakukan dari hari senin sampai jum’at
pukul 08.00–16.00 dan untuk hari sabtu dan minggu off day.

3.2 Formulasi Tujuan Dan Permasalahan


Studi Literatur
Studi literature adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus
atau permaslahan yang ditemukan pada PT. Pertamina Hulu Energy Region 3
Zona 10 Bunyu Field. Studi literatur yang dilakukan penulis adalah
melakukan pencarian terhadap berbagai sumber terulis baik berupa buku-
buku arsip, artikel/jurnal atau dokkumen-dokumen yang relevan dengan
permasalahan yang dikaji, referensi tersebut memuat hal-hal seperti berikut:
1. Meningkatkan reability, availability, dan effiency.
2. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerrusakan pada
peralatan di PT. Pertamina Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu
Field.
3. Meningkatkan keawatan asset.
4. Memangkas biaya perbaikan.

3.3 Pengumpulan data


Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapangan adalah
pengamataan di lapangan, wawancara, praktek langsung, dan telaah pustaka.
1. Studi Literatur
Langkah ini dilakukan dengan mempelajari dan memahami berbagai
sumber mengenai perawatan electrical motor di PT. Pertamina Hulu
Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field.
2. Wawancara Dan Diskusi

7
Wawancara dilakukan sebagai upaya dalam pengumpulan infor mas i
dan data yang berhubungan dengan aspek-aspek yang dipelajar i.
Wawancara dilakukan dengan Pembimbing Lapangan maupun
Operator yang sedang bertugas.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung kinerja dan kondisi
electrical motor saat beroperasi..
4. Dokumentasi
Menumpulkan segala bentuk dokumen yang beraitan dengan electrica l
motor dan sistem control yang digunakan pada bagian produksi.
5. Penulisan Laporan Akhir
Setelah data yang diperlukan telah diperoleh maka penulis segera
menyelesaikan penulisan laporan akhir.
3.4 Flowchart Alur Kerja Praktek

Gambar 3.1 Flowchart

8
3.5 Dasar Teori
1. Motor Listrik

Motor listrik adalah alat yang digunakan untuk mengubah energy


listrik menjadi energy mekanik. . Perubahan ini dilakukan dengan mengubah
tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub dari magnet yang senama akan
tolak-menolak dan kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka dapat
memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah
poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan
yang tetap.

Gambar 3.2 Electrical Motor Di Gatering Station 1 PT. Pertamina


Hulu Energy Region 3 Zona 10 Bunyu Field.

Motor induksi 3 phasa paling banyak ditemukandi industri MIGAS.


Keuntungan:
1.Sangat sederhana, konstruksinya sangat kuat, terutama motor
induksi jenis rotor sangkar tupai(squirrel cage rotor).
2.Harganya relatif murah dan keandalannya tinggi
3.Efisiensinya relatif tinggi pada keadaan nominal, tidak ada sikat
maka rugi gesekan kecil, dan pf-nya relatif baik
4.Pemeliharaan motor ini hampir tidak diperlukan

9
5.Dapat start dengan mudah tidak seperti motor sinkron yang harus
diparalelkan pada sistem terlebih dahulu
Kerugiannya :
1.Pengaturan putarannya sulit
2.Seperti motor dc shunt, putaran akan turun bila beban bertambah
3.Torsi start kecil dibandingkan dengan motor dc

2. Komponen-Komponen Motor Listrik

a. stator merupakan bagian yang diam pada kompen motor. Pada stator
memiliki kumparan yang pada ujung kumparannya terdapat lilita n
yang dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan pada saat
penyambungan dengan supply voltage. Pada stator terdapat juga
kutub-kutub yang akan menentukan kecepatan motor. Jumlah kutub
yang semaki banyak membuat kecepatan motor akan berkurang.

b. Rotor tedapat dua jenis atau type, yaitu:


Rotor sangkar
Memilki bentuk yang sederhana sehingga banyak digunakan pada
motor induksi dari pada rotor lilit. Batang-batang penghantar melilit
rotor yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini
terbuat dari bahan dasar tembaga atau alumunium. Pada ujung-ujung
batang penghantar dihubungkan oleh cincin penghubung sehingga
berbentuk seperti sangkar burung. Maka setiap motor induksi yang
menggunakan jenis rotor ini sering disebut motor induksi rotor
sangkar. Bushing Bushing merupakan sarana penghubung antara
belitan dengan jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank trafo.

Rotor lilit (wound rotor)


Jenis rotor lilit ini terdiri atas lilitan phase atau kawat yang banyak
dan belitan ini dimasukkan ke dalam alur-alur inti rotor. Belitan rotor

10
ini sama dengan belitan stator namun belitannya selalu dihubungka n
secara bintang. Pada tiga buah lilitan phase tepatnya pada bagian
ujung-ujung lilitan dihubungkan ke cincin seret yang terletak pada
poros rotor. Kecepatan motor dapat diatur dengan cara mengatur
tahanan belitan rotor lilit ini. Dalam kondisi normal sikat karbon yang
berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Tiap motor
induksi yang menggunakan rotor lilit ini dikenal dengan sebutan motor
induksi slipring atau motor induksi rotor lilit.

c. Box Terminal
Merupakan sebuah kotak kecil yang menempel pada badan motor
listrik, biasanya akan berada di atas atau di bawah bagian dari motor
listrik, terminal box ini berfungsi sebagai tempat disambungka n
kabel-kabel yang berasal dari power suplai ke kabel-kabel milik
motor.

d. Data Nameplate
Name plate pada motor listrik induksi adalah label yang terpasang
pada bodi motor yang berisi informasi penting mengenai spesifikas i
dan karakteristik dari motor tersebut. Informasi ini meliputi data
seperti daya listrik, tegangan, frekuensi, jenis rotor, daya yang
dihasilkan, dan lainnya. Name plate ini sangat penting untuk
memastikan bahwa motor dipilih dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi teknis yang diperlukan. Dengan membaca
name plate secara benar, teknisi, insinyur, dan operator dapat
memastikan bahwa motor bekerja dengan optimal dan aman.

3. Prinsip Kerja Motor Induksi


Apabila sumber tegangan tiga fasa disambungkan pada ujung kumparan
stator maka akan timbul medan putar dengan kecepatan:

Ns = 120 . f / p

11
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :

E2s = 4,44. F2.Nr.Φm x 10-8 volt

Dimana :
E2S = adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar

Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulka n
gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor
yang cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. Tegangan induksi timbul oleh karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
tegangan teriduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (NS) dengan kecepatan putaran rotor (NR). Perbedaan
kecepatan putaran NR dan NS disebut slip (S) dinyatakan dengan :

s = (ns-nr)/ns x 100 %

Bila NR = NS, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
padakumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motorakan ditimbulkan apabila NR lebih kecil dari NS.
Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor
takserempak atau asinkron.
Berubah-ubahnya kecepatan rotor (NR)mengakibatkan berubahnya
harga slip dari 100 % pada saat start sampai 0 %pada saat motor diam (NS =
NR).

4. Sistem Starting
a. Starting Langsung/ Direct On Line

12
Metode ini biasa juga disebut full- voltage starter karena tegangan
yang dimasukkan pada motor adalah tegangan yang sesuai dengan
tegangan nominal dari motor.
Strating DOL ini digunakan bila power supply yang tersedia cukup
besar dan pengaruh torsi awal tidak membahayakan beban yang
digerakkan.
Motor dilengkapi dengan pengaman beban lebih (OL), dimana
kontak-kontaknya dihubungkan seri dengan coilnya kontaktor.
Rangkain Kontrol ini bisa dikembangkan dengan pengontrolan dari
beberapa tempat, atau motor diberi pengaman yang lebih banyak, dengan
memasang seri kontak-kontaknya dalam rangkaian kontrol.
Starting DOL sederhana, yang memerlukan perawatan ringan dan
memiliki torsi asut yang tinggi. Starting ini digunakan bila torsi asut yang
tinggi tidak akan menyebabkan kerusakan pada beban dan bila sistem
daya keseluruhan tidak terpengaruh lonjakan arus motor yaitu, sampai
tujuh kali lipat arus beban penuh.
Kelebihan dari strating DOL
a. Efektifitas biaya awal
b. Rangkaian dan cara kerja yang sederhana
Kelemahan dari Strating DOL
a. Hanya bisa dipakai bagi motor yang berukuran lebih kecil bila
ukuran suplai membutuhkan pemakaiannya
b. Arus dan torsi maksimum pada saat stratingan (bisa juga
dimasukkan kedalam faktor kelebihan)

b. Starting Wye-Delta
Starting wye-delta digunakan untuk mengurangi arus asut dan torsi
asut. Sebuah kumparan motor induksi pertama-tama dihubungkan dalam
bentuk rangkain wye dan selanjutnya dihubung delta. Untuk melakukan
hal ini, motor harus memiliki enam ujung kumparan stator yang dibawa
menuju terminal-terminal motor.

13
Kegunaan Starting wye-delta bila adanya kebutuhan terhadap waktu
akselerasi yang panjang dan asutyang sering. Aplikasi praktis khusus
tersebut mencakup beban kelembaman yang tinggi seperti pada unit air
conditioning centrifugal.

Kelebihan:
1.Metode stratingan yang lebih murah dibandingkan metode Soft
Starting, Autotransformer
2.Karakteristik kecepatan/arus/torsi yang baik
3.Cocok untuk berbagai jenis motor
4.Mudah dipasang dalam berbagai situasi

Kelemahan:
1.Motor harus memiliki enam ujung koil, dalam hal ini, enam
terminal
2. torsi awal yang dihasilkan tidak akan maksimum/ rendah
3.Pada jenis transisi terbuka, menghasilkan arus transient

5. Motor Circuit Control


Motor circuit center (MCC) adalah pusat operasi motor listrik, sebagai
pusat pengontrolan harus mampu mengonrol operasi motor secara
bersamaan. Yang dimaksud dengan MCC adalah kumpulan dari beberapa
kmponen yang berfungsi untuk mengendalikan motor-motor dengan
berbagai jenis motor starter mulai dari starter DOL (direct on line), SDS (star
delte starter) dll. Busbar dan peralatan control semuanya berfungsi untuk
melakukan pengontrolan operasi electrical motor dan menempatka
kompnen-komponen tersebut dalam suatu panel-panel yang terintegrasi.

14
Gambar 3.3 Motor Circuit Control Pada GS 1 PT. Pertamina Hulu
Energy Zona 3 Region 10 Bunyu Field.

3.6 Pemeliharaan (Maintenance) Electrical Motor


Pemeliharaan electrical motor adalah serangkaian tindakan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya
gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan electrica l
motor tegangan tinggi adalah untuk menjamin kontinyunitas kegiatan
produksi dan menjamin keandalan.

Dalam pemeliharaan electrical motor kita membedakan antara


pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam
keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting
serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.

Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau


petugas patrol setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja.
Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.

Ada 6 macam pemeliharaan pada elctrical motor yang paling banyak


dilakukan antara lain:
1. Preventive Maintenance

15
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance
4. Running Maintenance
5. Breakdown Maintenance
6. Emergency Maintenance

3.6.1 Preventive Maintenance


Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara
rutin/berskala dan terjadwal, dimana pada umumnya meliputi, inseksi,
perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian.
Preventive Maintenance mencegah terjadinya kerusakan alat
produksi dengan cara memperbaiki kerusakan kecil yang ditemukan saat
pemeriksaan.

3.6.2 Predictive Maintenance


Predictive Maintenance adalah metode pemeliharaan mesin dengan
menggunaann tenlgi untuk memprediksi kerusakan maupun kegagalan
sebelum terjadi pada mesin. Pada metode ini menggunakan pengumpula n
dan analisis sensor serta managemen sistem informasi yang berkitan
dengan kinerja mesin, sehingga dapat mengidentifikasi pola yang dapat
menunjukan kondisi mesin.

3.6.3 Corrective Maintenance


Corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan ataupun
kelainan pada fasilitas atau peralatan, sehingga tidak dpat berfungsi dengan
baik.

3.6.4 Running Maintenance


Running maintenance adalah perawatan yang dilakukan pada saat
peralataan dalam keadaan kerja. Perawatan dalam ondisi berjalan

16
diterapkan pada mesin-mesin yang harus beroperasi terus dalam kegiatan
produksi.

3.6.5 Breakdown Maintenance


Breadown mainenanvce adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjjadinya kerusakan atau kelainan pada
fasilitas peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.

3.6.6 Emergency Maintenance


Pekerjaan perbaikan yang segera dilauka karena terjadinya
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Perawatan darurat ini
trmasuk cara perawatan yang tidak direncanakan (unplanned emergency
maintenance).

17
BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Pemeriksaan Nameplate Electrical Motor


Sebelum pekerjaan pemeliharaan electrical motor dilaksanakan, prosedur
pelaksanaan pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikas i
teknis dari electrical motor tersebut dengan mengamati nameplate.

Gambar 4.1 Namplate Electrical Motor Di GS 1 PT. Pertamina Hulu


Energy Zona 3 Region 10 Bunyu Field

Pemeriksaan secara visual pemeriksaan fisik electrical motor melip uti


pemeriksaan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kondisi rangka/body electrical motor dari kerusakan
ataupun benturan.
2. Pemeriksaan thermometer.
3. Pemeriksaan konsumsi ampere
4. Pemeriksaan kekuatan rpm motor
5. Pemeriksaan vibration motor

4.2 Spesifikasi Electrical Motor

18
Gambar 4.2 Spesifikasi Electrical Motor
4.3 Hasil pemeriksaan dan perawatan

VENDOR PT. DURAQUIPT MOTOR


NAME CEMERLANG MANUF ABB
FOR PERTAMINA EP -FIELD
CUSTOMER BUNYU PHASE 3 PHASE
LOCATION GS – 1 RPM 2469
SO.No. 22100019 KW 37
PO/WO.No AMP / AMP SF 68.5
MODEL/SIZE 3GGP201430 - ADD HZ 50 Hz
Tag.No P – 105 VOLT 380
Serial.No 3GIF2229658545 FRAME M3GP200MLC

Gambar 4.3 Cek List Pemeriksaan Electrical Motor

19
Gambar 4.4 Tabel Pemeriksaan Electrical Motor

Kegiatan perawatan dan pemeriksaan Motor Circuit Control yang


dilakukan yaitu pemeriksaan dan pembersihan kontaktor, memeriksa koneksi
starter, periksa kotak terminal pada motor untuk mencegah koneksi yang
longgar, dan inpeksi visual secara keseluruhan.

Pada pemeriksaan electrical motor di PT. Pertamina Hulu Energy Zona 3


Region 10 Bunyu Field dapat dilihat bahwa electrical motor pada saat di
periksa dalam keadaan normal, suhu pada electrical motor bekerja dalam
keadaan stabil, pengecekan getaran dalam keadaan normal, sistem motor
control circuit dalam keadaan bersih dan normal.

Gambar 4.5 pemindahan electrical motor

20
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktik
adalah sebagai berikut :

1. Pemeliharaan atau maintenance adalah kombinasi dari berbagai


tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu aset dan memperbaik inya
agar selalu dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan prduktivitas
secara efektif dan efisien sesuai dengan standar.

2. Menemukan suatu tingkatan yang menunjukkan gejala kerusakan


sebelum alat - alat produksi mengalami kerusakan yang fatal.

3. Pengukuran menggunakan alat ukur multimeter atau tang


ampere, jika arus kerja motor masih dibawah arus nominal yang tertera
pada name plate maka motor masih dalam keadaan baik.

4. Ada 6 macam pemeliharaan pada elctrical motor yang paling


banyak dilakukan antara lain: Preventive Maintenance, Predictive
Maintenance,Corrective Maintenance, Running Maintenance,
Breakdown Maintenance, Emergency Maintenance

5.2 Saran
1. Pada pemeliharahan ini harus di periksa dan membuat jadwal
secara rutin untuk monitoring motor induksi 3 fasa
2. Harus menemukan adanya gejala kerusakan pada alat sebelum
mengalami kerusakan sangat fatal.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aji, B. S. (2019). PERAWATAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA PADA


WINDLASS. 1-23.
Sitorus, H. N., Armansyah, & R, H. (2022). Pemeliharaan Motor Induksi 3 Fasa
Tegangan 380 V. Electrical Tecnology, 119-123.

22
L

23
24
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai