BAB I
PENDAHULUAN
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena
memiliki beberapa keuntungan. Penggunaan motor induksi dipilih karena
mempunyai sifat mudah dioperasikan dan tidak menimbulkan polusi suara
dibanding dengan penggunaan tenaga motor diesel atau motor bakar. Motor
induksi digunakan untuk menggerakkan beban atau sebagai penggerak
pengangkatan beban.
1
kali dari arus nominal kerja motor beban penuh, terutama untuk motor
berdaya besar.
2
2. Mengetahui jenis perawatan yang dapat di lakukan agar electrical motor
dapat bekerja dengan baik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Misi
4
dari Pertamina. Saat ini Pertamina Bunyu dioprasikan oleh operator produksi
migas yaitu Pertamina EP yang tergabung dalam Pertamina Hulu Indonesia
Subholding Upstream Region 3 kalimantan.
5
2.4 Jadwal Kerja
Jadwal kerja tetap PT. PERTAMINA HULU ENERGI REGION 3 ZONA
10 BUNYU FIELD dibagi atas dua kelompok yaitu
a. Shift Pagi jam kerja 08.00 – 20.00
b. Shift malam jam kerja 20.00 – 08.00
c. Non shift jam kerja 08.00 – 16.00
2.5 Lingkup kerja perusahaan
Ruang ringkup kerja perusahaan PT.PERTAMINA terdiri dari hulu dan
hilir. Bisnis sektor hulu meliputi eksporasi dan produksi minyak, gas, dan
panas bumi yang dilakukan di dalam negeri maupun diluar negeri, sedangkan
pada sektor hilir, bisnis yang dilakukann berupa kegiatan pengelolaan minyak
mentah (refinery), pemasaran dan niaga produk-produk hasil minyak dan
petrokimia, serta bisnis perkapalan terkait pendistribusian produk-produk
perusahaan.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
Wawancara dilakukan sebagai upaya dalam pengumpulan infor mas i
dan data yang berhubungan dengan aspek-aspek yang dipelajar i.
Wawancara dilakukan dengan Pembimbing Lapangan maupun
Operator yang sedang bertugas.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung kinerja dan kondisi
electrical motor saat beroperasi..
4. Dokumentasi
Menumpulkan segala bentuk dokumen yang beraitan dengan electrica l
motor dan sistem control yang digunakan pada bagian produksi.
5. Penulisan Laporan Akhir
Setelah data yang diperlukan telah diperoleh maka penulis segera
menyelesaikan penulisan laporan akhir.
3.4 Flowchart Alur Kerja Praktek
8
3.5 Dasar Teori
1. Motor Listrik
9
5.Dapat start dengan mudah tidak seperti motor sinkron yang harus
diparalelkan pada sistem terlebih dahulu
Kerugiannya :
1.Pengaturan putarannya sulit
2.Seperti motor dc shunt, putaran akan turun bila beban bertambah
3.Torsi start kecil dibandingkan dengan motor dc
a. stator merupakan bagian yang diam pada kompen motor. Pada stator
memiliki kumparan yang pada ujung kumparannya terdapat lilita n
yang dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan pada saat
penyambungan dengan supply voltage. Pada stator terdapat juga
kutub-kutub yang akan menentukan kecepatan motor. Jumlah kutub
yang semaki banyak membuat kecepatan motor akan berkurang.
10
ini sama dengan belitan stator namun belitannya selalu dihubungka n
secara bintang. Pada tiga buah lilitan phase tepatnya pada bagian
ujung-ujung lilitan dihubungkan ke cincin seret yang terletak pada
poros rotor. Kecepatan motor dapat diatur dengan cara mengatur
tahanan belitan rotor lilit ini. Dalam kondisi normal sikat karbon yang
berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Tiap motor
induksi yang menggunakan rotor lilit ini dikenal dengan sebutan motor
induksi slipring atau motor induksi rotor lilit.
c. Box Terminal
Merupakan sebuah kotak kecil yang menempel pada badan motor
listrik, biasanya akan berada di atas atau di bawah bagian dari motor
listrik, terminal box ini berfungsi sebagai tempat disambungka n
kabel-kabel yang berasal dari power suplai ke kabel-kabel milik
motor.
d. Data Nameplate
Name plate pada motor listrik induksi adalah label yang terpasang
pada bodi motor yang berisi informasi penting mengenai spesifikas i
dan karakteristik dari motor tersebut. Informasi ini meliputi data
seperti daya listrik, tegangan, frekuensi, jenis rotor, daya yang
dihasilkan, dan lainnya. Name plate ini sangat penting untuk
memastikan bahwa motor dipilih dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi teknis yang diperlukan. Dengan membaca
name plate secara benar, teknisi, insinyur, dan operator dapat
memastikan bahwa motor bekerja dengan optimal dan aman.
Ns = 120 . f / p
11
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :
Dimana :
E2S = adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulka n
gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor
yang cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. Tegangan induksi timbul oleh karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
tegangan teriduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (NS) dengan kecepatan putaran rotor (NR). Perbedaan
kecepatan putaran NR dan NS disebut slip (S) dinyatakan dengan :
s = (ns-nr)/ns x 100 %
Bila NR = NS, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
padakumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motorakan ditimbulkan apabila NR lebih kecil dari NS.
Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor
takserempak atau asinkron.
Berubah-ubahnya kecepatan rotor (NR)mengakibatkan berubahnya
harga slip dari 100 % pada saat start sampai 0 %pada saat motor diam (NS =
NR).
4. Sistem Starting
a. Starting Langsung/ Direct On Line
12
Metode ini biasa juga disebut full- voltage starter karena tegangan
yang dimasukkan pada motor adalah tegangan yang sesuai dengan
tegangan nominal dari motor.
Strating DOL ini digunakan bila power supply yang tersedia cukup
besar dan pengaruh torsi awal tidak membahayakan beban yang
digerakkan.
Motor dilengkapi dengan pengaman beban lebih (OL), dimana
kontak-kontaknya dihubungkan seri dengan coilnya kontaktor.
Rangkain Kontrol ini bisa dikembangkan dengan pengontrolan dari
beberapa tempat, atau motor diberi pengaman yang lebih banyak, dengan
memasang seri kontak-kontaknya dalam rangkaian kontrol.
Starting DOL sederhana, yang memerlukan perawatan ringan dan
memiliki torsi asut yang tinggi. Starting ini digunakan bila torsi asut yang
tinggi tidak akan menyebabkan kerusakan pada beban dan bila sistem
daya keseluruhan tidak terpengaruh lonjakan arus motor yaitu, sampai
tujuh kali lipat arus beban penuh.
Kelebihan dari strating DOL
a. Efektifitas biaya awal
b. Rangkaian dan cara kerja yang sederhana
Kelemahan dari Strating DOL
a. Hanya bisa dipakai bagi motor yang berukuran lebih kecil bila
ukuran suplai membutuhkan pemakaiannya
b. Arus dan torsi maksimum pada saat stratingan (bisa juga
dimasukkan kedalam faktor kelebihan)
b. Starting Wye-Delta
Starting wye-delta digunakan untuk mengurangi arus asut dan torsi
asut. Sebuah kumparan motor induksi pertama-tama dihubungkan dalam
bentuk rangkain wye dan selanjutnya dihubung delta. Untuk melakukan
hal ini, motor harus memiliki enam ujung kumparan stator yang dibawa
menuju terminal-terminal motor.
13
Kegunaan Starting wye-delta bila adanya kebutuhan terhadap waktu
akselerasi yang panjang dan asutyang sering. Aplikasi praktis khusus
tersebut mencakup beban kelembaman yang tinggi seperti pada unit air
conditioning centrifugal.
Kelebihan:
1.Metode stratingan yang lebih murah dibandingkan metode Soft
Starting, Autotransformer
2.Karakteristik kecepatan/arus/torsi yang baik
3.Cocok untuk berbagai jenis motor
4.Mudah dipasang dalam berbagai situasi
Kelemahan:
1.Motor harus memiliki enam ujung koil, dalam hal ini, enam
terminal
2. torsi awal yang dihasilkan tidak akan maksimum/ rendah
3.Pada jenis transisi terbuka, menghasilkan arus transient
14
Gambar 3.3 Motor Circuit Control Pada GS 1 PT. Pertamina Hulu
Energy Zona 3 Region 10 Bunyu Field.
15
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance
4. Running Maintenance
5. Breakdown Maintenance
6. Emergency Maintenance
16
diterapkan pada mesin-mesin yang harus beroperasi terus dalam kegiatan
produksi.
17
BAB IV
ANALISA DATA
18
Gambar 4.2 Spesifikasi Electrical Motor
4.3 Hasil pemeriksaan dan perawatan
19
Gambar 4.4 Tabel Pemeriksaan Electrical Motor
20
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktik
adalah sebagai berikut :
5.2 Saran
1. Pada pemeliharahan ini harus di periksa dan membuat jadwal
secara rutin untuk monitoring motor induksi 3 fasa
2. Harus menemukan adanya gejala kerusakan pada alat sebelum
mengalami kerusakan sangat fatal.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
L
23
24
25
26
27
28
29