Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan dengan baik
Kertas Kerja Wajib (KKW) yang berjudul “PREDIKSI KEBUTUHAN
REFUELLER DI DPPU HUSEIN SASTRANEGARA”. KKW ini disusun
sebagai salah satu persyaratan kelulusan Diploma II pada program studi Logistik
Migas/Konsentrasi Pemasaran dan Niaga di Sekolah Tinggi Energi dan Mineral -
Akademi Minyak dan Gas (STEM - Akamigas) Tahun Akademik 2016/2017.
KKW ini disusun berdasarkan rangkuman teori kuliah dan hasil praktik
kerja lapangan yang dilaksanakan di DPPU Husein Sastranegara pada tanggal 6
Maret sampai dengan 16 Maret 2017. Dapat diselesaikan juga berkat dorongan,
saran, serta bantuan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc, selaku Ketua STEM-Akamigas
2. Bapak Drs. Suhardjito, M.M., selaku Ka. Program Studi Logistik Migas
3. Ibu Andian Ari Istiningrum, S.E., M.Com, selaku dosen pembimbing
penulisan KKW
4. Bapak Sigit Andrianto, selaku Operation Head DPPU Husein
Sastranegara
5. Bapak Okky Yuliawan, selaku pembimbing lapangan di DPPU Husein
Sastranegara
6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis
mengikuti pelajaran di STEM Akamigas.
7. Orangtua, keluarga, dan teman-teman yang tiada henti memberikan doa
dan semangat
Akhir kata penulis memohon maaf atas kekurangan dalam penulisan KKW
ini. Penulis berharap semoga ke depan KKW ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri, para pembaca, dan pihak-pihak yang terkait pada KKW ini.
i
INTISARI
PT Pertamina (Persero) memiliki unit bisnis di bidang Pemasaran dan Niaga yang
salah satu kegiatannya adalah menyediakan Bahan Bakar Minyak Penerbangan
(BBMP) Avtur/Jet A-1 bagi sektor penerbangan dalam negeri dan luar negeri
yang dikenal dengan Pertamina Aviation. Pertamina Aviation memiliki 56 Depot
Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di seluruh wilayah Indonesia dan Timor Leste.
Pertamina Aviation memegang komitmen untuk memenuhi persyaratan pelanggan
dan industri penerbangan sebagai pemasar dan penyedia bahan bakar penerbangan
dan bensin penerbangan dengan jaringan global. Dalam penyediaan produk dan
layanan BBMP Avtur/Jet A-1, Pertamina Aviation harus selalu menjamin
ketepatan waktu dalam kegiatan pengisian BBMP Avtur/Jet A-1 ke pesawat.
DPPU Husein Sastranegara merupakan salah satu DPPU milik Pertamina Aviation
yang berada di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region
III yang terletak di Ibukota Jawa Barat, Bandung. DPPU Husein Sastranegara
menerima suplai BBMP dari Soekarno Hatta Fuel Terminal and Hydrant
Installation (SHAFTHI) dengan menggunakan bridger. BBMP tersebut
disalurkan kepada konsumen penerbangan antara lain ke Airliner, Polri, TNI-AU,
PT Dirgantara Indonesia, dan Bandung Pilot Academy (BPA) secara into plane
menggunakan refueller. Perkembangan kota Bandung yang pesat serta sebagai
Ibukota Jawa Barat merupakan faktor meningkatnya frekuensi penerbangan dan
kebutuhan Avtur/Jet A-1 di DPPU Husein Sastranegara. Oleh karena itu, DPPU
Husein Sastranegara harus siap melayani kebutuhan pengisian BBMP tersebut
dengan memiliki armada pengisian refueller yang mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan sekarang dan di masa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
INTISARI ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah .................................................................................... 3
1.4. Sistematika Penulisan ............................................................................ 4
iii
IV. PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Efektivitas Operasi Pengisian Pesawat Udara ..................... 29
4.1.1 Persyaratan dan Prosedur Pengemudi ...................................... 29
4.1.2 Tugas Pengawas dan Operator Pengisian Pesawat Udara ........ 30
4.1.3 Penempatan pada Area Pesawat Udara yang Akan Diisi ......... 31
4.1.4 Prosedur Sebelum Pengisian Pesawat Udara ........................... 34
4.1.5 Prosedur Pengisian Pesawat Udara .......................................... 36
4.1.6 Prosedur Setelah Pengisian Pesawat Udara .............................. 37
4.1.7 Evaluasi Efektivitas Operasi Pengisian Pesawat Udara ........... 38
4.2 Prediksi Kebutuhan Refueller pada Tahun 2021................................ 39
4.2.1 Prediksi Kebutuhan Penjualan Avtur Beberapa Tahun
Mendatang ................................................................................ 40
4.2.1.1 Persamaan Tren Linier ................................................. 41
4.2.1.2 Kesalahan Absolute Rata-rata/AAE
(Average Absolute Error) Tren Linier ........................ 42
4.2.1.3 Persamaan Tren Eksponensial ...................................... 43
4.2.1.4 Kesalahan Absolute Rata-rata/AAE
(Average Absolute Error) Tren Eksponensial .............. 44
4.2.2 Analisis Kebutuhan Refueller di DPPU Husein Sastranegara .. 46
4.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 48
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 49
5.2 Saran .................................................................................................. 50
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN
usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Salah satu bisnis di sektor
adalah pemasar dan penyedia bahan bakar penerbangan dan bensin penerbangan
penerbangan regional selama lebih dari 50 tahun dan memainkan peran penting
Pengisian Pesawat Udara (DPPU) yang berdiri di dekat setiap bandara. Saat ini
(Persero) Marketing Operation Region III yang terletak di Ibukota Jawa Barat,
Bandung. Dalam rangka mewujudkan penerbangan yang cepat dan aman melalui
Sastranegara memegang peran yang penting dan vital. Sehubungan dengan hal
Salah satu hal penting dalam kegiatan operasi pengisian BBMP di DPPU
pengisian BBMP harus tepat dan sesuai dengan jadwal untuk menghindari
kacaunya jadwal penerbangan di bandara dan komplain dari customer. Salah satu
cara yang dilakukan untuk menjamin ketepatan waktu tersebut adalah dengan
melakukan pengisian telah mencukupi kebutuhan pengisian BBMP pada saat ini
digunakan tiga refueller untuk kegiatan pengisian sehingga terdapat idle capacity
dari refueller yang tersedia. Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk memilih
2
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan KKW ini dibagi menjadi tujuan khusus dan tujuan
Sastranegara
2021.
studi logistik, konsentrasi pemasaran dan niaga di Sekolah Tinggi Energi dan
2016/2017.
yang ada saat ini sudah mencukupi atau perlu ditambah seiring dengan
refueller yang perlu diketahui hanya keefektifan pada operasi penyaluran tidak
3
termasuk operasi penerimaan dan penimbunan. Kegiatan penyaluran meliputi
pengisian.
Pembahasan penulisan KKW ini dibagi menjadi lima bab dan setiap bab
terdiri dari sub bab. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam hal
Bab I : Pendahuluan
organisasi, tugas da fungsi terkait, serta sarana dan fasilitas yang ada di
Husein Sastranegara.
Bab IV : Pembahasan
untuk lima tahun ke depan berdasarkan data kebutuhan avtur lima tahun
4
Bab V : Penutup
5
II. ORIENTASI UMUM
pada tahun 1995 oleh Pertamina diatas tanah seluas 12.000 m2 milik TNI-AU.
Lokasi DPPU Husein Sastranegara terletak di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat,
Bandung, di Jalan Pajajaran No. 154 area Lanud Husein Sastranegara, pada posisi
06054”LS dan 10034’LT dengan elevasi ketinggian 720,09 meter dari permukaan
Penerbangan (BBMP) yaitu Avtur dari Soekarno Hatta Fuel Terminal and
kapasitas total 900 Kl. Sistem pendistribusian avtur di DPPU Husein Sastranegara
dilakukan dengan dua cara yaitu into plane dan not into plane. Penyaluran into
menggunakan armada pengisian yaitu refueller milik DPPU. Penyaluran not into
Sebagai salah satu bagian Supply & Distribution Region III PT Pertamina
(Persero), DPPU Husein Sastranegara memiliki beberapa tugas pokok, antara lain:
dan aman.
bertanggung jawab atas ketepatan waktu, mutu, jumlah, dan suplai BBMP ke
konsumen
penyaluran BBMP.
7
2.3 Struktur Organisasi DPPU Husein Sastranegara
2.1.
Operation
Head
DPPU
TKJP Regu
PPP
8
DPPU Husein Sastranegara didukung oleh sumber daya manusia
tenaga sekuriti. Adapun data pekerja di DPPU Husein Sastranegara disajikan pada
tabel 2.1.
1 Operation Head 1
2 Penerimaan, Penimbunan, Penyaluran 18
3 Pemeliharaan 4
4 Administrasi 1
5 Keamanan 8
Jumlah 32
Sumber : Fungsi Administrasi/Layanan Jual (General Affairs)
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
jawab atas penyediaan Avtur/Jet A-1 yang memenuhi QCDSM/Five Zero. Fungsi
A-1) dari Soekarno Hatta Fuel Terminal and Hydrant Installation (SHAFTHI)
9
2.3.2. Pemeliharaan (Maintenance)
bertujuan untuk memeriksa semua peralatan secara rutin dan dicatat secara cermat
sebagai bahan pertimbangan jika terjadi kerusakan peralatan. Bagian ini diawasi
pengembangan SDM untuk mencapai sasaran kinerja DPPU. Fungsi ini juga
ataupun dengan pihak ketiga, dan melayani keperluan pekerja, seperti pengurusan
Sastranegara dari ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari pihak
10
SDM nya. Juga terlaksananya hubungan baik dengan lingkungan sekitar maupun
Sastranegara.
Husein Sastranegara dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas serta pegawai
yang berkompeten dalam menjalankan tugas agar Avtur / Jet A-1 aman dalam
penangananya dan tetap dalam keadaan on spec. Berikut merupakan sarana dan
tangki dan peralatan bongkar muat BBM Penerbangan. Sarana dan fasilitas
loading/discharge arm, coupling, pipa, strainer, dan filter water separator, dan
dua buah collector tank berkapasitas 300 liter dan 1000 liter. Hanya satu loading
arm yang aktif digunakan pada saat ini di DPPU Husein Sastranegara, karena
11
2.4.2 Sarana dan Fasilitas Penimbunan
Sastranegara terdiri dari lima buah tangki timbun Avtur/Jet A-1. Satu buah tangki
vertikal dengan kapasitas 500 Kl, dan empat buah tangki horizontal masing-
masing berkapasitas 100 Kl. Terdapat juga tangki solar untuk own use dengan
kapasitas 500 L dan dua collector tank dengan kapasitas 300 L dan 1000 L. Data
tangki timbun Avtur/Jet A-1 dapat dilihat pada tabel 2.2, dan gambar tangki
12
2.4.3 Sarana dan Fasilitas Penyaluran ke Refueller
topping up, dilakukan berdasarkan jumlah ruang kosong (ullage) pada tangki
refueller, hal ini dilakukan agar persediaan pada tangki refueller selalu dalam
2. Loading/Discharge Point
3. Loading arm
Loading arm merupakan saluran berupa pipa yang dapat digerakkan dan
4. Bottom coupling
13
5. Meter arus (2:77)
Meter arus merupakan alat yang digunakan untuk pengukuran volume BBMP
dari bulk meter, register dan bila diperlukan dilengkapi ticket printer.
6. Strainer (2:45)
aliran BBMP.
Air eliminator Berfungsi untuk membuang udara yang terjebak dalam vessel
9. Pipa penyaluran
14
2.4.4 Sarana dan Fasilitas Penyaluran ke Pesawat Udara
udara. Data refueller yang ada di DPPU Husein Sastranegara terdapat pada tabel
2.3.
15
III. TINJAUAN PUSTAKA
penyerap panas (heat sink) dan pendingin badan sayap dari gesekan dengan udara,
pendingin komponen mesin dan pelumas, dan sebagai pelumas untuk melumasi
Avtur/Jet A-1 harus dijaga mutunya, memenuhi spesifikasi pada saat dibuat
sifat Avtur/Jet A-1 harus bagus (on specification) pada saat diuji. Avtur / Jet A-1
di indonesia memenuhi standar spesifikasi dari Direktur Jendral Minyak dan Gas
Bahan Bakar Minyak jenis Avtur / Jet A-1 yang dipasarkan dalam negeri
(lampiran 2) dan aslinya berasal dari Departemen Pertahanan Inggris yaitu British
dengan metode dan peralatan standar agar cocok untuk penggunaan dan aman
Penerbangan ada kaitan maknanya dengan kinerja mesin karena apabila tidak
tinggi (thermal stability), adanya kontaminan gum (existent gum), sifat pemisahan
(lubricity).
1. Hydrant System adalah suatu sistem pengisian bahan bakar pesawat udara
hydrant pit.
2. Mobile System adalah suatu sistem pengisian bahan bakar pesawat udara
17
3.2.1 Refueller
dan juga topping. Refueller juga harus di lakukan pemeliharaan rutin secara
Penentuan jam operasi mesin dapat digunakan hour meter yang ada
18
3.2.2 Hydrant Dispenser
terdiri dari tangki dan dilengkapi peralatan pengisian bahan bakar ke pesawat
19
Defuelling adalah pengurangan produk BBM Penerbangan dari tangki
pesawat karena suatu hal, seperti over loading dan kecelakaan pesawat. Proses ini
kegiatan ini adalah mengosongkan isi tangki pesawat, self loading adalah over
pemeriksaan milipore test. Refueller terdiri dari beberapa bagian yaitu : trucktive,
penjelasannya:
3.3.1 Trucktive
kabin, chasis, engine, dan kaki-kaki. Biasanya trucktive kendaraan dibuat oleh
Tangki terbuat dari bahan aluminium atau stainless steel 300 series yang
Setiap collector tank dan tangki refueller harus dilengkapi saluran drain sump
pada titik terendah dengan kemiringan menurun ke katup yang dapat dikunci dan
tertutup yang terletak di posisi untuk akses yang aman. Hal ini berlaku juga untuk
bagian tangki tidak boleh terdapat bagian yang penyok yang disebabkan oleh
20
pabrikasi dari tangki, yang dapat menjebak air di dalam tangki; tidak ada kantung
air yang tersisa didalam tangki setelah penurasan. Tangki dilengkapi dengan
filtrasi, deadman control dan pressure control, intake sistem, meter, kontrol panel,
sistem selang, pompa, pneumatic system, fuelling platform , dan sistem hidrolik.
1. Pompa
2. Vessel Filter
3. Kerangan (Valve)
aliran.
21
a. Input Valve
b. Draining Valve
pengambilan contoh.
4. Meter Arus
Meter arus berfungsi sebagai alat takar terhadap bahan bakar yang
pemerintah Indonesia.
5. Selang (Hose)
a. Underwing Coupling
umumnya.
22
b. Overwing Nozzle
7. Hose Reel
refueller.
8. Platform
23
11. Bonding Cable
Sight glass berupa tabung yang terbuat dari kaca dilengkapi penutup
Power take off (PTO) berfungsi memberikan tenaga dari mesin kendaraan
ke pompa.
dan menyimpan contoh (sample) Avtur/Jet A-1 dari dalam tangki refueller
24
Avtur/Jet A-1 tersebut. Dalam refueller ada beberapa titik-titik penurasan
(draining), yaitu :
a. Low Point
b. Inlet Filter
c. Outlet Filter
d. Drain Tank
1. Interlock System
strangler).
25
2. Emergency Fuel Stop
Tombol emergency fuel stop (warna merah) harus disediakan pada sisi
operasi pengisian.
Alat pemadam api merupakan alat pemadam api ringan yang sewaktu–
4. Alarm Mundur
5. Safety Cone
Ganjal ban (wheel choked) digunakan pada bagian depan & belakang ban.
7. Spill Kit
26
dan safety glove yang berguna untuk mengatasi ceceran/tumpahan minyak
Kebutuhan Avtur pada tahun yang akan datang dapat diprediksi dengan
mutlak rata – rata atau Average Absolute Error (AAE) di antara keduanya yang
mempunyai nilai terkecil. Data beberapa tahun sebelumnya dapat dijadikan dasar
dalam perhitungan.
Tren linier adalah suatu tren yang kenaikan atau penurunan nilai
yang akan diramalkan baik naik atau turun secara linier dan deret waktu jika
digambarkan dengan plot mendekati garis lurus. Menentukan garis tren yang
mempunyai jumlah terkecil dari kuadrat selisih data asli dengan data pada
garis trennya.
| |
AAE (Average Absolute Error)
27
3.4.2 Tren Eksponensial
sebagai pangkat. Untuk mencari nilai a dan b dari data Y dan X digunakan
| |
AAE (Average Absolute Error)
Keterangan :
Tm : Tahun Median
Y : Data rill
28
IV. PEMBAHASAN
sesuai dengan SOP atau belum. Evaluasi dilakukan dengan membuat checklist
No Prosedur Ya Tidak
prosedur pengemudi sepenuhnya efektif karena masih ada satu prosedur untuk
Dapat juga disebabkan karena jarak DPPU ke apron yang sangat dekat, sehingga
No Prosedur Ya Tidak
30
No Prosedur Ya Tidak
diwajibkan.
No Prosedur Ya Tidak
31
No Prosedur Ya Tidak
32
No Prosedur Ya Tidak
Penempatan pada area pesawat udara yang akan diisi telah dilaksanakan
penempatan pada area pesawat udara sudah 100% efektif. Dapat dilihat posisi
penempatan pada area pesawat udara yang baik dan benar pada gambar 4.1.
33
4.1.4 Prosedur Sebelum Pengisian Pesawat Udara
No Prosedur Ya Tidak
34
No Prosedur Ya Tidak
Pemeriksaan visual pada coupling ujung selang tidak dilakukan. Hal ini dapat
digunakan telah dalam kondisi yang baik sehingga tidak dilakukan pemeriksaan
35
lagi. Disarankan agar operator pengisian selalu memeriksa kondisi setiap alat yang
akan digunakan agar terhindar dari kejadian yang dapat menghambat kegiatan
pengisian.
No Prosedur Ya Tidak
36
No Prosedur Ya Tidak
No Prosedur Ya Tidak
37
No Prosedur Ya Tidak
karena masih ada satu prosedur yang belum dilakukan. Operator tidak berjalan
mengelilingi kendaraan pengisian bahan bakar setelah pengisian selesai. Hal ini
dan. Operator tidak menyadari bahaya yang dapat terjadi jika masih ada alat yang
belakang refueller. Maka dari itu operator perlu mengelilingi refueller dan
memeriksa lagi bahwa semua alat sudah tersimpan dengan baik dan tidak ada
pengisian udara sudah cukup baik dan sebagian besar sudah memenuhi prosedur.
38
1. Pengemudi tidak mengenakan sabuk pengaman saat mengemudikan
kendaraan pengisian
ujung selang
udara juga harus mengutamakan safety atau keamanan dan keselamatan kerja agar
39
4.2.1 Prediksi Kebutuhan Penjualan Avtur Beberapa Tahun Mendatang
peningkatan. Data penjualan avtur pada tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel
4.1.
dipergunakan adalah data 5 tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 sampai dengan
2016.
40
4.2.1.1 Persamaan Tren Linier
Tahun X Y XY X²
41
4.2.1.2 Kesalahan absolute rata – rata/AAE (Average Absolute Error) Tren
Linier
| |
AAE Linier
42
4.2.1.3 Persamaan Tren Eksponensial
43
4.2.1.4 Kesalahan absolute rata – rata/AAE (Average Absolute Error) Tren
Eksponensial
| |
AAE
AAE Tren Linear AAE Tren Eksponensial, maka yang dipergunakan untuk
kesalahan mutlak rata – rata lebih kecil. Maka penyaluran kebutuhan avtur
44
Tabel 4.2 Perkiraan Kebutuhan Penjualan Avtur/Jet A-1
Lima Tahun Mendatang
Periode (kiloliter)
2017 64.627,9222
2018 71.551,0388
2019 78.474,1554
2020 85.397,272
2021 92.320,3886
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa dari tahun 2012
kebutuhan penjualan avtur untuk tahun 2017 sampai 2021 juga mengalami
Penjualan (Kiloliter)
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
45
4.2.2 Analisis Kebutuhan Refueller di DPPU Husein Sastranegara
membagi total penjualan avtur dalam suatu tahun dengan total kapasitas refueller
dalam satu tahun dan jam standar operasional DPPU yaitu delapan jam. Dari enam
operasional harian hanya tiga armada refueller yang digunakan secara bergantian,
drastis di waktu tertentu. Hal ini dilakukan karena tiga refueller per hari masih
occupancy pada tahun 2021. Berikut merupakan occupancy refueller pada tahun
2016 dan 2021. Perhitungan berikut dilakukan dengan asumsi bahwa ketiga
refueller yang digunakan setiap harinya adalah kapasitas refueller terkecil yaitu
46
1. Occupancy Refueller pada tahun 2016
= x 100%
= x 100%
= 0,5029 x 100%
= 50,29%
2. Occupancy Refueller pada tahun 2021
= x 100%
= x 100%
= 0,8782 x 100%
= 87,82%
occupancy refueller. Pada tahun 2016, occupancy refueller sebesar 50,29%, dan
occupancy pada tahun 2021 menunjukkan bahwa refueller yang ada pada saat ini
masih mampu men-cover kebutuhan throughput pada tahun 2021. Hal ini
yang akan datang, karena armada yang ada pada saat ini masih mencukupi
47
4.3 Keterbatasan Penulisan
dapat mempengaruhi hasil akhir dari penelitian yang dilakukan, antara lain:
TNI-AU.
48
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
prosedur yang belum ditaati. Prosedur yang belum ditaati antara lain :
occupancy refueller pada lima tahun yang akan datang yaitu tahun
cukup signifikan dalam rentang waktu lima tahun tetapi masih berada
50
DAFTAR PUSTAKA
13.42 WIB.
Jakarta.
3. Fathoni, Ahmad Zuhdan, Dr, Ir, 2013, “Aviation Turbine Fuels (Avtur) JET A-1”
Jakarta.
51
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3 Lanjutan
Lampiran 4 Lanjutan
Lampiran 5
Lampiran 6 Lanjutan
Lampiran 7 Lanjutan