Oleh :
Cepu, 2017
KATA PENGANTAR
i
INTISARI
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
INTISARI............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 2
iii
3.3.1.2 Evaporation Loss Dari Tangki Timbun Floating Roof Tank ...... 21
3.3.1.2.1 Standing Storage Loss ................................................................. 21
3.3.1.2.2 Withdrawal Loss .......................................................................... 23
3.3.1.2.3 Total Loss .................................................................................... 24
IV. PEMBAHASAN
4.1 Evaporation Loss Tangki Timbun T-01 TBBM Boyolali ........... 25
4.1.1 Breathing Loss Tangki Timbun T-01 TBBM Boyolali ............... 26
4.1.2 Working Loss Tangki Timbun T-01 TBBM Boyolali ................. 28
4.2 Potensi Masalah Penyebab Terjadinya Evaporation Loss ........... 30
4.2.1 Aspek Sarana dan Fasilitas .......................................................... 30
4.2.2 Aspek Produk Yang Ditimbun .................................................... 30
4.2.3 Aspek Sumber Daya Manusia ..................................................... 31
4.3 Upaya-upaya mengurangi Evaporation Loss .............................. 31
4.3.1 Aspek Sarana dan Fasilitas .......................................................... 31
4.3.2 Aspek Produk Yang Ditimbun .................................................... 32
4.3.3 Aspek Sumber Daya Manusia ..................................................... 33
4.3.4 Pengendalian Vapor Produk Dengan Floating Roof Tank .......... 33
4.3.5 Pengendalian Vapor Produk Dengan Vapor Recovery Unit........ 35
V. PENUTUP
5.1 Simpulan........................................................................................... 36
5.2 Saran ................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi TBBM Boyolali .............................................. 5
Gambar 2.2 Tangki Timbun Produk BBM ......................................................... 8
Gambar 2.3 Pompa Penyaluran Produk .............................................................. 10
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Daftar Tangki Timbun Produk BBM ............................................... 9
Tabel 3.1 Fraksinasi Produk BBM ................................................................... 12
Tabel 4.1 Breathing Loss Tangki Timbun T-01 ............................................... 27
Tabel 4.2 Working Loss Tangki Timbun T-01 ................................................. 29
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN
terbagi dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir. Pertamina sektor hilir memiliki unit
bisnis di bidang Pemasaran dan Niaga, salah satu kegiatannya adalah menyediakan
bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan bermotor. Terminal Bahan Bakar
Minyak (TBBM) Boyolali adalah salah satu penyelenggara kegiatan operasi Supply
& Distribusi milik Pertamina yang berada di wilayah kerja Sales Region II. TBBM
menggunakan New Gantry System. Visi dari TBBM Boyolali adalah “Menjadi Unit
penimbunan, dan pendistribusian BBM, secara aman, tepat mutu, jumlah, dan
TBBM Boyolali merupakan salah satu terminal BBM modern yang dimiliki
Pertamina saat ini dimana semua prosesnya sudah dijalankan secara otomatis.
TBBM Boyolali mulai beroperasi sejak 24 Oktober 2008 dan diresmikan oleh
Gubernur Jawa Tengah saat itu H. Bibit Waluyo. TBBM Boyolali memiliki tugas
(Pertamax, Premium, dan Solar) untuk masyarakat (230 SPBU, industri), PT KAI
dan TNI/POLRI.
1
Dengan urairan diatas, penulis tertarik memilih judul Evaluasi Evaporation
Loss Tangki Timbun T-01 Di PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Boyolali”
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini sebagai evaluasi mengenai
Evaporation Loss pada tangki timbun T-01, juga sarana dan fasilitas (sarfas) yang
digunakan dalam proses penimbunan produk BBM di tangki timbun T-01 di TBBM
Boyolali secara tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, serta aman.
Penulis membatasi masalah pada Kertas Kerja Wajib ini hanya pada
evaluasi evaporation loss pada tangki timbun T-01 di TBBM Boyolali serta sarana
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini terbagi atas lima bab, yaitu :
I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah
2
II. ORIENTASI UMUM
Bab ini berisi sejarah singkat, profil, struktur organisasi dan garis besar
Bab ini berisi landasan teori yang berkaitan dengan dasar pelaksanaan
IV. PEMBAHASAN
V. PENUTUP
3
II. ORIENTASI UMUM
Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Boyolali adalah salah satu terminal
BBM yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) yang berlokasi di Jl. Raya Solo –
TBBM Boyolali dilaksanakan pada tahun 2002 yang dikerjakan PT. Metaepsi
dan baru diresmikan pada 24 Oktober 2008 oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu H.
Bibit Waluyo. Proper yang diperoleh TBBM boyolali adalah hijau serta
menggunakan New Gantry System. Produk yang dipasarkan di TBBM Boyolali ada
Banyubiru), Purwodadi dan Wilayah Jawa Timur (Pacitan, Ngawi dan Magetan).
TBBM Boyolali dioperasikan oleh 105 pekerja yang terdiri atas 18 pekerja
organik Pertamina dan 87 pekerja dari mitra Pertamina. Bagian teknik merupakan
bagian yang membidangi maintenance alat-alat yang ada di TBBM Boyolali. Area
4
logistik merupakan penyedia logistik. Bagian operasi merupakan bagian dimana
serta administrasi perusahaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.1.
Transit Lomanis (TTL) Cilacap dan diterima oleh TBBM Boyolali diterima
melalui jalur Pipeline Cilacap – Boyolali (CY-II). Produk BBM yang diterima
ada lima jenis yaitu Premium, Pertamax, Solar dari Cilacap sedangkan FAME
masing-masing.
5
Produk BBM dari tangki timbun kemudian disalurkan menuju
Filling Shed yang memiliki empat titik pengisian untuk didistribusikan kepada
pelanggan.
tepat mutu yang bertujuan menjaga kualitas produk tetap dalam keadaan on
specs.
ditinjau saat melakukan quality control antara lain: Density, Flash Point, Oktane
Health, Safety, Security and Environment (HSSE) atau keselamatan kerja. HSSE
Pelaporannya. Bila diperhatikan HSSE terdiri dari 4 unsur, yaitu unsur Health,
6
unsur Safety, unsur Security, dan unsur Environment, dimana keempat unsur ini
Sarana dan Fasilitasnya antara lain. Semua sarana dan fasilitas di TBBM Boyolali
Produk BBM diterima oleh TBBM Boyolali melalui jalur Pipeline CY-II
menggunakan sarana dan fasilitas penerimaan antara lain adalah densitometer I &
II. Adapun penerimaan FAME dari PT. Wilma Nabati Gresik menggunakan mobil
tangki.
BBM. Tangki timbun BBM terletak di Tank yard yang terdiri dari 11 unit tangki
diterima melalui Jalur Pipeline CY-II dan telah terintegrasi dengan control room.
7
Tangki timbun produk BBM seluruhnya bertipe Fixed Roof Tank dan tinggi pondasi
± 100 cm. Tangki timbun produk BBM didesain menggunakan standard API 650.
Ada 5 jenis produk BBM yang ditimbun antara lain premium, pertalite,
pertamax, solar, dan FAME, beberapa tangki timbun berisi jenis BBM yang sama
karena kebutuhan tersebut sangat besar sehingga membutuhkan jumlah yang lebih
Tangki timbun produk BBM dilengkapi dengan sarana dan fasilitas antara
lain Roof Manhole, Shell Manhole, PV valve, Foam Chamber, Automatic Tank
Gauging (ATG), Spiral stairway, Diphole, Water Sprinkler, Tank Table, dll.
8
Kapasitas
No Nama tangki Tipe Tangki Jenis Produk
Tangki (KL)
1 T-01 Fixed Roof Tank Premium 13429
2 T-02 Fixed Roof Tank Premium 13383
3 T-03 Fixed Roof Tank Pertamax 13394
4 T-04 Fixed Roof Tank Pertalite 5311
5 T-05 Fixed Roof Tank Pertamax 5151
6 T-06 Fixed Roof Tank Pertamax 5150
7 T-07 Fixed Roof Tank Solar 14852
8 T-08 Fixed Roof Tank Solar 14833
9 T-09 Fixed Roof Tank Solar 14846
10 T-10 Fixed Roof Tank Fame 594
11 T-11 Fixed Roof Tank Fame 584
Kapasitas Total 101528
penyaluran berjumlah 11 unit dengan kapasitas total sebesar 10.000 GPM. Pompa
produk BBM ini telah terintegrasi dengan control room sehingga pemompaan
dilakukan melalui control room secara otomatis menuju filling shed. Pompa
9
Gambar 2.3 Pompa Penyaluran Produk
10
III. TINJAUAN PUSTAKA
karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak bumi tidak
dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari
fosil.
kemungkinan besar berasal dari laut. Minyak bumi mentah, atau biasa disebut
minyak mentah pada umumnya terdiri dari campuran rumit senyawa alifatik dan
aromatis serta sedikit senyawa sulfur dan nitrogen. Sejauh ini telah ditemukan
sedikitnya 500 senyawa yang terkandung dalam cuplikan minyak bumi. Minyak
bumi memiliki komposisi yang berbeda-beda dalam setiap sumur, meski secara
umum sama.
mentah menjadi siap guna rupanya terjadi dalam alur yang cukup panjang. Minyak
mentah yang terdiri dari berbagai bahan awalnya dipisahkan melalui proses
destilasi. Destilasi (sering pula disebut fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-
fraksi dalam minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi
11
biasanya dilakukan pada sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi
suhu 370°C.
didih masing-masing fraksi minya bumi. Cara distilasi ini lebih kenal sebagai
Kelompok-kelompok produk hidrokarbon antara lain dapat dilihat pada tabel 3.1.
Titik Didih
Fraksi Jumlah Atom C Kegunaan
(°C)
Gas C1 - C4 < -30 Bahan bakar pemanas
Petroleum C5- C7 70-140 Pelarut (Solvent)
eter
Bensin C6 - C12 80-170 Bahan Bakar kendaraan
Kerosene C10 - C15 180-250 Bahan bakar pesawat,
kompor
Solar C16 - C20 270-350 Bahan Bakar diesel
Pelumas >C20 350 - 500 Pelumas mesin
Aspal >C25 >525 Pelapis jalan
12
3.2 Penimbunan Produk BBM
timbun memiliki ukuran yang bervariasi dan digunakan untuk tekanan tertentu.
Dalam industri BBM, tangki timbun biasa terletak di Refinery Unit (RU), Terminal
BBM, Bunker Kapal, dll. Jumlah dan kapasitas tangki yang ada pada umumnya
didasarkan pada pola suplai dan distribusi, jenis transportasi, jumlah konsumsi
jenis produk yang ditampung dan tekanan operasional. Standar API 650 telah
mengatur tentang standar material, desain, fabrikasi & percobaan tanki timbun
silindris vertical yang dibangun diatas permukaan tanah untuk minyak bumi dan
produk BBM, yang beroperasi pada tekanan internal tidak lebih daripada berat tutup
fungsinya atau jenis fluida yang ditimbun. Tangki timbun menggunakan alat bantu
Tangki timbun untuk minyak bumi telah diatur oleh standar nasional
maupun internasional. Tangki timbun yang digunakan di Industri BBM diatur oleh
API standard, ASTM, ASME, dll. Untuk jenis tangki berdasarkan atapnya
diantaranya adalah Fixed Roof Tank, Floating Roof Tank, dan Spherical Tank.
13
3.2.1.1 Fixed Roof Tank
Tangki jenis fixed roof adalah tangki silinder dengan konfigurasi atapnya
bersatu dengan dindingnya. dari bentuk atapnya dapat berbentuk cone (kerucut)
atau dome (kubah). Tangki ini biasanya digunakan untuk fluida bertekanan rendah
dan dirancang dengan Appendix F of the API Standard 650. Beberapa tipe fixed
Tangki jenis floating roof adalah tangki jenis silinder yang mempunyai
kontruksi yang berbeda dari pada fixed roof. Atap pada floating roof tidak menyatu
dengan dinding (shell). Atap ini dapat bergerak naik atau turun tergantung dari level
fluida didalamnya. Tangki timbun ini akan berada diatasnya jika isi fluida
didalamnya tinggi ( high ) dan akan berada dibawah ketika level fluida didalamnya
rendah (low). Floating roof tank dirancang dengan Appendix C of the API Standard
14
b. pontoon floating roof type
a. pan type
d. bulkhead type
e. pontoon type
f. double-deck type
Spherical tank ini juga disebut juga tangki bola karena kontruksinya yang
menyerupai bola. Tangki ini biasanya digunakan untuk menampung gas seperti
butana, propana, gas alam, asam sulfat dan lain sebagainya. Dilihat dari
kontruksinya yang seperti bola maka bisa disimpulkan bahwa tangki ini digunakan
untuk fluida gas yang bertekanan tinggi. Beberapa tipe spherical tank antara lain :
15
3.2.2 Klasifikasi Tangki Timbun Menurut NFPA
Tangki Atmosferis
tekanan sampai dengan 0,5 psig. Tangki Atmosferis ini biasanya dipakai untuk
tegak atau silinder horizontal. Untuk Tangki silinder tegak dirancang menurut
tekanan antara 0,5 sampai dengan 15 psig, tekanan ini dimaksud diukur pada
puncak tangki. Tekanan rendah ini dipakai untuk menyimpan LPG dingin
Pressure Vessel, dapat berbentuk bola, silinder tegak, silinder horizontal dan
16
3.3 Losses
Losses adalah kuantitas dari produk BBM yang dilaporkan hilang pada saat
Evaporation loss adalah keadaan dimana terdapat produk yang hilang yang
dalam industri minyak bumi. Penguapan adalah fenomena alami dimana terjadinya
perubahan fasa cair menjadi gas. Cairan akan cenderung menguap bergantung pada
Untuk tangki timbun fixed roof tank, evaporation loss terbagi menjadi dua,
yaitu breathing loss dan working loss. Sedangkan untuk tangki timbun floating roof
tank, evaporation loss terbagi menjadi standing storage loss dan withdrawal loss.
17
3.3.1.1 Evaporation Loss Dari Tangki Timbun Fixed Roof Tank
Fixed roof tank adalah tangki timbun yang mengalami evaporation loss saat
“bernafas” dan pengisian. Umumnya fixed roof tank berisi cairan dan vapor yang
Pada saat tangki terpapar sinar matahari maka cairan akan mengalami
pemuaian sehingga vapor akan keluar dari tangki (venting), sedangkan saat malam
hari cairan akan mengalami penyusutan sehingga udara dari luar akan masuk
kedalam tangki. Sirkulasi losses akibat pemuaian dan penyusutan karena pengaruh
didalam tangki sehingga vapor akan keluar dari tangki (venting), begitu juga pada
tangki sehingga udara luar akan masuk kedalam tangki. Sirkulasi losses akibat
Losses dari produk BBM akibat pengaruh suhu harian dan terjadi tanpa
perubahan level cairan dalam tangki. nilai Kc=1,0 digunakan untuk produk bensin
seperti nafta. Sedangkan nilai Kc=0,4 digunakan untuk produk crude oil(7:335).
Losses akibat breathing loss dapat terjadi akibat beberapa faktor, antara lain :
a) Faktor produk
18
c) Diameter tangki
𝟎,𝟔𝟖
𝟐𝟒 𝑷
𝑳𝒚 = 𝑲𝒄 ( )( ) 𝑫𝟏.𝟕𝟑 𝑯𝟎,𝟓𝟏 𝑻𝟎,𝟓𝟎 𝑭𝒑 𝑪
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟒, 𝟕 − 𝑷
Kc = Faktor produk
P = True Vapor Pressure pada temperature cairan (psia) (lampiran 1). Rata-
rata suhu cairan dapat dilihat pada recorder alat ukur atau diestimasikan
H = Tinggi ruang kosong termasuk koreksi volume atap (ft). Volume cone roof
setara dengan silinder yang memiliki diameter sama dan sepertiga tinggi
kerucutnya.
Fp = Faktor cat tangki, ditentukan dari hasil tes lapangan atau diestimasikan
19
C = Faktor pengaturan untuk tangki berdiameter kecil (lampiran 2).
Working loss adalah evaporation loss produk BBM dari perubahan level
cairan akibat aktivitas penerimaan dan penyaluran. Losses yang disebabkan oleh
c) Faktor turnover
d) Annual Throughput
𝟐, 𝟐𝟓 𝑷𝑽
𝑭= 𝑲𝑻
𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎
P = True Vapor Pressure pada temperature cairan (psia) (lampiran 1). Rata-
rata suhu cairan dapat dilihat pada recorder alat ukur atau diestimasikan
𝟏𝟖𝟎 + 𝑵
𝑲𝑻 =
𝟔𝑵
20
𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏𝒂𝒏
𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 =
𝑲𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑻𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊
Floating roof pada hakikatnya mengeliminasi breathing loss dan filling loss.
Ada dua jenis evaporation loss pada tangki timbun floating roof tank yaitu standing
menganjurkan floating roof tank untuk produk BBM yang mudah menguap
(volatile) dengan true vapor pressure lebih dari 1,5 psia dan kurang dari 11 psia.
Standing loss terjadi pada segel yang digunakan untuk menutup ruang
antara floating roof dengan dinding tangki. Standing loss adalah sumber losses
21
Standing loss dapat diestimasikan melalui persamaan :
𝑳𝑺 = 𝑲𝑺 𝑽𝒏 𝑷∗ 𝑫 𝑴𝑽 𝑲𝑪
𝑷
(𝑷𝒂)
𝑷∗ =
𝑷 𝟎,𝟓
[𝟏 + (𝟏 − 𝑷𝒂) ]𝟐
𝐾𝑐 = Faktor Produk
𝑳𝒔 ( 𝒍𝒃⁄𝒚𝒓 )
𝑳𝒔 (𝑩𝑩𝑳⁄𝒚𝒓) =
𝟒𝟐(𝑾𝒗)
22
3.3.1.2.2 Withdrawal Loss
seperti lapisan film di dinding tangki saat atap floating turun. Withdrawal loss
(𝟎, 𝟗𝟒𝟑) 𝑸 𝑪 𝑾𝑳
𝑳𝑾 =
𝑫
𝑔𝑎𝑙⁄
Angka konstanta 0,943 memiliki dimensi [1000 𝑓𝑡 3 x ( 𝑏𝑏𝑙 2 )]. Untuk
𝑳𝑾 ( 𝒍𝒃⁄𝒚𝒓 )
𝑳𝑾 (𝑩𝑩𝑳⁄𝒚𝒓) =
𝟒𝟐(𝑾𝑳)
23
3.3.1.2.3 Total Loss
Total loss adalah jumlah losses dari standing storage loss dan withdrawal
loss. Total loss dalam lb/yr dan bbl/yr dapat diestimasikan dari persamaan:
𝐿𝑇 = Total Loss
𝐿𝑊 = Withdrawal Loss
24
IV. PEMBAHASAN
bertipe fixed roof tank sehingga evaporation loss yang terjadi pada tangki ini adalah
breathing loss dan working loss. Produk yang ditimbun pada tangki timbun T-01
pada tangki timbun T-01, berikut adalah data yang dibutuhkan untuk melakukan
perhitungan :
volume cairan dalam tangki, volume penerimaan, dan nilai Reid Vapor Pressure
(RVP) dari produk premium dari laboratorium quality control TBBM Boyolali.
25
4.1.1 Breathing Loss Tangki Timbun T-01 TBBM Boyolali
Breathing loss pada tangki timbun T-01 dapat diketahui melalui persamaan
𝟐𝟒 𝑷 𝟎,𝟔𝟖
:𝑳𝒚 = 𝑲𝒄 (𝟏𝟎𝟎𝟎) (𝟏𝟒,𝟕−𝑷) 𝑫𝟏.𝟕𝟑 𝑯𝟎,𝟓𝟏𝑻𝟎,𝟓𝟎 𝑭𝒑 𝑪
tangki timbun T-01 pada tanggal 6 Maret 2017, adalah sebagai berikut :
𝟐𝟒 𝑷 𝟎,𝟔𝟖
𝑳𝒚 = 𝑲𝒄 (𝟏𝟎𝟎𝟎) (𝟏𝟒,𝟕−𝑷) 𝑫𝟏.𝟕𝟑 𝑯𝟎,𝟓𝟏𝑻𝟎,𝟓𝟎 𝑭𝒑 𝑪
𝟐𝟒 𝟔,𝟒 𝟎,𝟔𝟖
𝐋𝐲 = (𝟏, 𝟎) ( )( ) (𝟏𝟐𝟏, 𝟎𝟐)𝟏,𝟕𝟑 (𝟑𝟏, 𝟕𝟗)𝟎,𝟓𝟏
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟒,𝟕− 𝟔,𝟒
𝑳𝒚 = (𝟏, 𝟎) (𝟎, 𝟎𝟐𝟒) (𝟎, 𝟖𝟑𝟖) (𝟒𝟎𝟏𝟏, 𝟖𝟑𝟑) (𝟓, 𝟖𝟑𝟔𝟕) (𝟑)
𝑳𝒚 = 𝟏. 𝟒𝟏𝟐, 𝟖𝟐 𝒃𝒃𝒍/𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝑳𝒚 = 𝟑, 𝟗 𝒃𝒃𝒍/𝒉𝒂𝒓𝒊
𝟑,𝟗
𝑳𝒚 = × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, 𝟎𝟏%
𝟐𝟖𝟔𝟓𝟑
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa breathing loss
yang terjadi pada produk premium di tangki timbun T-01 tanggal 6 Maret 2017
sebesar 3,9 BBL atau sebesar 0,01% dari volume cairan 28653 BBL.
tanggal 6 Maret 2017 – 12 Maret 2017 dapat dilihat pada tabel 4.1 sedangkan tabel
26
Breathing Loss Tangki Timbun T-01
Perubahan
True Vapor Diameter Level Ullage
Temperatur Breathing Loss
No. Tanggal Pressure (P) Tangki (D) (H)
Rata-Rata (T)
kPa psia m ft m ft °C °F KL BBL %
1 06-Mar-17 44 6,4 36,91 121,02 9,69 31,79 5 9 0,5 3,9 0,01
2 07-Mar-17 48 7,0 36,91 121,02 11,08 36,35 6 11 0,6 5,1 0,03
3 08-Mar-17 52 7,6 36,91 121,02 11,87 38,95 8 14 0,8 6,7 0,07
4 09-Mar-17 44 6,4 36,91 121,02 11,25 36,90 7 13 0,6 5,0 0,03
5 10-Mar-17 41 6,0 36,91 121,02 8,46 27,77 7 13 0,5 4,0 0,01
6 11-Mar-17 42 6,1 36,91 121,02 7,13 23,38 8 14 0,5 3,9 0,01
7 12-Mar-17 44 6,4 36,91 121,02 8,61 28,25 7 13 0,5 4,4 0,01
Kumulatif 3,4 33,0 0,02
Rata-Rata 0,6 4,7 0,03
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa breathing loss yang terjadi di tangki
timbun T-01 pada tanggal 6 Maret 2017 hingga 12 Maret 2017. Breathing loss
tertinggi terjadi pada tanggal 8 Maret 2017 sebesar 6,7 BBL atau 0,07% dari volume
cairan, sedangkan breathing loss terendah terjadi pada tanggal 6 Maret 2017 dan
11 Maret 2017 sebesar 3,9 BBL atau 0,01% dari volume cairan. Secara kumulatif
breathing loss yang terjadi di tangki timbun T-01 sebesar 33,0 BBL atau 0,02% dari
volume cairan, sedangkan breathing loss rata-rata yang terjadi sebesar 4,7 BBL atau
0,03% dari volume cairan. Nilai batas losses yang diizinkan oleh TBBM Boyolali
sebesar 0,1% dari volume cairan sehingga losses yang terjadi pada tangki timbun
27
4.1.2 Working Loss Tangki Timbun T-01 TBBM Boyolali
𝟐, 𝟐𝟓 𝑷𝑽
𝑭= 𝑲𝑻
𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎
produk premium tangki timbun T-01 pada tanggal 9 Maret 2017, adalah sebagai
berikut :
𝟐, 𝟐𝟓 𝑷𝑽
𝑭= 𝑲𝑻
𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎
𝟐, 𝟐𝟓 (𝟔, 𝟒) (𝟏𝟏𝟏𝟖𝟎)
𝑭= (𝟏, 𝟎)
𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎
𝑭 = 𝟏𝟔, 𝟏 𝒃𝒃𝒍
𝟏𝟔,𝟏
𝑭= × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, 𝟏𝟒%
𝟏𝟏𝟏𝟖𝟎
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa working loss
yang terjadi pada produk premium di tangki timbun T-01 tanggal 9 Maret 2017
sebesar 16,1 BBL atau sebesar 0,14% dari volume cairan 11180 BBL. Untuk
perhitungan working loss produk premium di tangki timbun T-01 tanggal 6 Maret
2017 – 12 Maret 2017 dapat dilihat pada tabel 4.2 sedangkan tabel perhitungan
28
Working Loss Tangki Timbun T-01
Volume Cairan
True Vapor Faktor
yang Working loss
No. Tanggal Pressure (P) Turnover
Dipompakan (V)
(Kt)
kPa psia KL BBL KL BBL %
1 06-Mar-17 44 6,4 0 0 1 0,0 0,0 0,00
2 07-Mar-17 48 7,0 0 0 1 0,0 0,0 0,00
3 08-Mar-17 52 7,6 0 0 1 0,0 0,0 0,00
4 09-Mar-17 44 6,4 1333 11180 1 1,9 16,1 0,14
5 10-Mar-17 41 6,0 4624 38776 1 6,2 52,3 0,14
6 11-Mar-17 42 6,1 0 0 1 0,0 0,0 0,00
7 12-Mar-17 44 6,4 0 0 1 0,0 0,0 0,00
Kumulatif 8,1 68,4 0,14
Rata-rata 1,2 9,8 0,04
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa working loss yang terjadi di tangki
timbun T-01 pada tanggal 6 Maret 2017 hingga 12 Maret 2017. Working loss terjadi
hanya pada tanggal 9 Maret 2017 dan 10 Maret 2017 dikarenakan pada saat itu ada
kegiatan penerimaan BBM ke tangki timbun T-01. Working loss tertinggi terjadi
pada tanggal 10 Maret 2017 sebesar 52,3 BBL sedangkan working loss terendah
terjadi pada tanggal 9 Maret 2017 sebesar 16,1 BBL dimana keduanya sama-sama
memiliki persentase 0,14% dari volume cairan. Secara kumulatif sebesar 68,4 BBL
atau 0,14% dari volume cairan, sedangkan working loss rata-rata yang terjadi
sebesar 9,8 BBL atau 0,04% dari volume cairan. Nilai batas losses yang diizinkan
oleh TBBM Boyolali sebesar 0,1% dari volume cairan sehingga losses yang terjadi
pada tangki timbun T-01 tersebut tidak melebihi batas dan masih dapat ditoleransi.
29
4.2 Potensi Masalah Penyebab Evaporation Loss
Evaporation loss yang terjadi pada tangki timbun tidaklah terjadi tanpa
tersebut dapat terjadi. Ada beberapa aspek yang dapat menyebabkan terjadinya
evaporation loss antara lain aspek sarana dan fasilitas, aspek produk yang ditimbun,
operasi dan losses untuk semua bahan bakar khususnya bahan bakar yang mudah
menguap seperti premium. Penggunaan tangki yang tepat dan standar akan dapat
mempengaruhi losses operasi. Tangki timbun yang bertipe fixed roof tank yang
kurang tepat digunakan untuk produk premium yang memiliki tekanan uap atau
RVP tinggi.
akibat dari sarana dan fasilitas yang masih kurang mendukung yaitu losses karena
Produk BBM yang ditimbun di tangki timbun T-01 adalah produk premium
yang didalam spesifikasinya memiliki nilai reid vapor pressure (RVP) 45 – 69 kPA.
Hal ini menjadi salah satu aspek yang menyebabkan evaporation loss produk
30
menjadi tinggi. Spesifikasi premium telah ditentukan oleh Dirjen Migas yang dapat
mempengaruhi.
Evaporation loss yang terjadi pada tangki timbun tidak dapat dihilangkan
tetapi dapat dikurangi. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
akibat losses tidak menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan industri
minyak bumi. Evaporation loss juga dapat dikurangi dengan menggunakan metode
seperti pengendalian vapor produk dengan floating roof tank dan instalasi vapour
a) Pengecekan rutin kondisi tangki meliputi kondisi atap dan dinding tangki
jika terjadi bocoran maka segera diperbaiki agar vapor produk tidak keluar.
31
b) Pengecekan dan pemeliharaan kondisi cat pada tangki, baik atau buruknya
kondisi cat tangki juga menjadi salah satu factor terjadinya evaporation loss.
keseluruhan.
dioperasikan.
terkalibrasi.
a) Melakukan quality control terutama pada tekanan uap produk supaya tetap
32
4.3.3 Aspek Sumber Daya Manusia
dapat dilihat di lampiran 6, produk premium yang ditimbun di tangki timbun T-01
dengan celah pinggir yang kecil. Pada kondisi normal atap tangki akan mengapung
secara rata dan terpusat pada dinding tangki. Sehingga tidak ada ruang vapor
dibawah floating roof tersebut. Jumlah vapor produk yang mungkin dapat
maupun gas yang tidak dapat dimampatkan terperangkap dalam jumlah besar,
stabilitas apung dari floating roof dapat terpengaruh. Kondisi ini sebaiknya
33
Penting untuk memahami bagaimana cara kerja floating roof dan mengapa
detail dari desainnya juga penting. Penelitian tentang emisi evaporasi dari tangki
menghilangkan emisi ini telah terfokus secara luas tentang analisis, lapangan, dan
(API).
Telah dibuktikan bahwa emisi penguapan dari fixed roof tank dapat
berkurang hingga lebih dari 98% melalui penggunaan floating roof tank dengan
desain yang tepat dan terkendali, dengan anggapan pruduk yang sama pada kondisi
ruang(9:-).
tangki timbun T-01 TBBM boyolali untuk menimbun produk yang yang memiliki
jumlah vapor yang banyak seperti premium. Dalam kasus ketika produk
dipompakan masuk kedalam tangki adalah pada kondisi yang menyebabkan produk
menguap, vapor yang terjadi akan berada dibawah floating roof. Evaporation
losses akan tetap terjadi dari celah pinggir, fitting, produk yang menempel di
dinding tangki, dan operasi tangki yang memerlukan tangki untuk dikosongkan
seperti cleaning tangki dan membuat floating roof bertumpu pada tiang
penyangganya.
34
4.3.5 Pengendalian Vapor Produk Dengan Vapor Recovery Unit
produk dengan cara memasangnya pada tangki timbun yang berisi produk dengan
tekanan uap tinggi seperti premium. VRU merupakan sistem yang relatif sederhana
yang dapat menangkap sekitar 70 MSCFD – 300 MSCFD(5:-) atau 95 persen dari
BTU vapor untuk dijual ataupun untuk bahan bakar operasi (4:-). Meskipun VRU
telah terbukti dapat mengurangi losses tetapi tetap memiliki kelebihan dan
1. Ramah lingkungan
2. Meningkatkan produksi
4. Effisiensi biaya
6. Mudah dipasang
offshore(6:3).
minyak bumi untuk mengurangi tingkat evaporation loss yang terjadi pada tangki
timbun khususnya tangki timbun T-01 TBBM Boyolali yang berisi produk
premium.
35
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Maret 2017 sampai 15 Maret 2017 , dapat diambil simpulan sebagai berikut : bahwa
evaluasi mengenai evaporation loss pada tangki timbun T-01 masih dalam batas
toleransi yang diizinkan yaitu 0,1% juga sarana dan fasilitas (sarfas) yang
Boyolali terawat dengan baik sehingga kegiatan operasi depot dapat berjalan secara
5.2 Saran
Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Boyolali, saran yang dapat diberikan agar
1. Pemasangan floating roof pada tangki timbun T-01 yang dapat mengurangi
2. Pemasangan Vapor Recovery Unit (VRU) pada tangki timbun T-01 yang dapat
36
4. Meningkatkan quality control terhadap produk yang ditimbun agar tetap
memenuhi spesifikasi.
keakuratan ATG dapat dipakai sebagai alat ukur untuk dasar perhitungan
37
DAFTAR PUSTAKA
35: pp. 3.
2017.
Lampiran 1. True Vapor Pressure of Refined Petroleum Stocks
Lampiran 2. Adjustment Factor for Small-Diameter Tanks
Lampiran 3. Paint Factors
Lampiran 4. Suhu Lingkungan Kec. Teras Kab. Boyolali Maret 2017
Jenis Kapasitas Tangki Reid Vapor Pressure True Vapor Pressure (P)
No. Tanggal Tipe Tangki
Produk
KL BBL kPa psi kPa psia
1 06-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 52 7,6 44 6,4
2 07-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 57 8,3 48 7,0
3 08-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 57 8,3 52 7,6
4 09-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 52 7,6 44 6,4
5 10-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 49 7,1 41 6,0
6 11-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 50 7,3 42 6,1
7 12-Mar-17 Fixed Roof Tank Premium 13429 112616 52 7,6 44 6,4
Volume Cairan yang Faktor
Throughput Harian Working loss
Dipompakan (V) Turnover/tahun Turnover
KL BBL KL BBL (Kt) KL BBL %
0 0 1275 10692 23,81 1 0,0 0,0 0,00
0 0 1696 14225 23,81 1 0,0 0,0 0,00
0 0 0 0 23,81 1 0,0 0,0 0,00
1333 11180 0 0 23,81 1 1,9 16,1 0,14
4624 38776 0 0 23,81 1 6,2 52,3 0,14
0 0 1762 14775 23,81 1 0,0 0,0 0,00
0 0 1416 11871 23,81 1 0,0 0,0 0,00
Kumulatif 8,1 68,4 0,14
Rata-Rata 1,2 9,8 0,04