Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGANTAR PENGENDALIAN MUTU PRODUK


MIGAS
PENENTUAN FOSFAT DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Dr. Oksil Venriza S.Si., M.Eng.

Disusun Oleh:
Zizi Aida

NIM : 201450020
Kelompok : III (Tiga)
Kelas : Logistik 1B
Asisten Lab : Ichsan Rayazen
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS


PEM AKAMIGAS

Cepu,Maret 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................3

1.3 Manfaat Praktikum...................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

2.1 ASTM D 1091..........................................................................................4

2.1.1 Ruang Lingkup........................................................................................4

2.1.2 Ringkasan Metode Pengujian..................................................................4

2.1.3 Signifikasidan Penggunaan.....................................................................4

2.1.4 Lingkup...................................................................................................5

2.1.5 Perhitungan.............................................................................................5

2.2 Fosfat........................................................................................................5

2.3 Pelumas.....................................................................................................7

2.4 Spektrofotometri.......................................................................................8

2.5 Spektrofotometer UV-Vis.........................................................................9

2.5.1 Bagian-bagian Spektrofotometri UV-Vis........................................13

2.6 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis.....................................................13

2.7 Koefisien Korelasi..................................................................................14

2.8 Kegunaan Koefisien Korelasi.................................................................15

BAB III METODOLOGI...................................................................................16

3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................16

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


i
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................16

3.3 Cara Kerja...............................................................................................17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................18

4.1 Hasil Praktikum......................................................................................18

4.2 Pembahasan............................................................................................19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................21

5.1 Kesimpulan.............................................................................................21

5.2 Saran.......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk praktikum kali ini asam sulfat pekat (H 2SO4), pottasium
dihydrogen phospate (KH2PO4), ammonium molybdate tetrarhydrate
((NH4)6Mo7O24.4H2O), ammonium vanadate (NH4VO3), asam nitrat (HNO3),
aquades dianalisa agar dapat menentukan fosfat dengan menggunakan
spectrometer UV-Vis. Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Fosfat dalam perairan terdapat dalam bentuk
senyawa anorganik terlarut dan senyawa organik. Ada berbagai macam
metode untuk menentukan fosfat dalam bahan makanan bahkan produk
migas. Diantaranya adalah dengan metode spektrofotometri UV-Vis.

Fosfat merupakan hidrokarbon yang terkandung dalam pelumas.


Adanya ASTM D1091 yaitu untuk menentukan kandungan fosfat yang ada
dalam minyak pelumas dan pelumas zat aditif minyak dengan konsentratnya.
Di dalam ASTM ini dijelaskan reagen dan juga prosedur kerja untuk
menetukan kandungan fosfat yang ada dalam minyak pelumas.

Ada banyak pereaksi kimia yang digunakan saat menentukan fosfat


dalam minyak pelumas. Ada aquades, aquades merupakan air dari hasil
penyulingan atau biasa disebut dengan proses distilasi atau biasa juga disebut
dengan air murni. Kemudian ada H2SO4, yaitu merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Ada
asam nitrit, adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna. Lalu ada
ammonium molybdate, senyawa anorganik yang rumus kimianya (NH₄)
₇Mo₇O₂₄, biasanya dijumpai sebagai tetrahidrat. Ada juga amonium fanadet.
Dan ada pereaksi kimia selanjutnya adalah potassium dihidrogen fosfat adalah
senyawa anorganik dengan rumus KH₂PO₄. Bersama dengan kalium fosfat
sering digunakan sebagai pupuk, aditif makanan, dan zat penyangga.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


1
Dalam ASTM D1091 juga dijelaskan prosedur atau langkah kerja saat
menentukan kandungan fosfat yang ada dalam minyak pelumas dan pelumas
zat aditif minyak dengan konsentratnya yaitu pertama timbang potassium
dihidrogen phospat 0,25 gr. Kemudian larutkan fosfat ke dalam labu ukur 25
ml denngan aquades. Langkah selanjutnya yaitu masukkan larutan fosfat
kedalam labu ukur 110 ml sesuai konsetrasinya ( 0, 0.5, 1, 2, 5, 10).
Selanjutnya yaitu tambahkan ammonium vanadate dan ammonium
molybadate 2,5 ml. Kemudian tambahkan H2SO4 sampai batas labu ukur,
selanjutnya tunggu hingga 45-60 menit. Langkah terakhir yaitu memasukkan
larutan ke alat spektofotometer UV-Vis.

Spektofotometri ini merupakan metode dalam kimia analisis yang


memanfaatkan interaksi antara materi dan cahaya untuk menentukan
komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan juga kulitatif. Biasanya,
cahaya yang diserap oleh materi akan diukur. Sebutannya adalah Transmitans
atau juga Absorbans. Jadi dalam Spektrofotometri sendiri, hasil yang diolah
sudah pasti memiliki pengukuran yang berbeda. Itu semua tergantung dari
bagaimana cahaya yang diserap oleh materi lalu kemudian diukur.Adapun alat
yang digunakan saat melakukan spektofotometri yaitu spektofotometer.
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan metode khusus, melewatkan cahaya pada panjang gelombang tertentu
pada suatu obyek dari kaca atau kuarsa. Obyek ini dikenal juga dengan istilah
kuvet.

Saat ini teori yang dipelajari dalam perkuliahan memang sangat


penting, namun harus tetap melakukan praktikum. Dilaksanakannya
praktikum ini yaitu untuk menentukan fosfat dalam produk migas. Kegiatan
itu dapat dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis. Praktikum menetukan
fosfat ini merupakan sebuah hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga
mutu dari suatu produk terutama minyak dan gas yang harus memiliki
kemurnian tinggi. Menentukan fosfat secara spektrofotometri ini dapat
mengetahui menggunakan metode spektrofotometri dengan menggunakan alat
spekfotometer UV-Vis sehingga dapat mengetahui bagaimana cara kerja

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


2
spektrofotometer UV-Vis, bagaimana cara menghitung konsentrasi
kandungan hidrokarbon fosfat dalam produk migas serta apa saja komponen-
komponen dalam spektrofotometer UV-Vis dan juga membandingkan apakah
teori yang dipelajari saat di kelas sesuai atau tidak dengan praktikum yang
akan dilaksanakan.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat Spektrofotometer UV-Vis.
3. Untuk mengetahui cara menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis.
4. Untuk mengetahui kandungan fosfat dalam suatu larutan.
5. Untuk mengetahui koefisien korelasi

1.3 Manfaat Praktikum


1. Dapat mengetahui kandungan fosfat dalam produk migas.
2. Dapat mengetahui cara kerja spectrometer UV-Vis
3. Dapat menentukan konsentrasi kandungan fosfat dalam produk migas
menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
4. Dapat mengetahui nilai ketelitian dalam sebuah percobaan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASTM D 1091


2.1.1 Ruang Lingkup

Metode pengujian ini mencakup penentuan fosfor


dalam minyak pelumas yang tidak digunakan dan aditif
minyak pelumas dan konsentratnya. Metode uji tidak
dibatasi berkenaan dengan jenis senyawa fosfor yang
mungkin ada misalnya, senyawa fosfor trivalen atau
pentavalen, fosfin, fosfat, fosfonat, fosfat sulfida, dan
sebagainya karena semuanya dikonversikan secara
kuantitatif ke larutan encer ion ortofosfat dengan oksidasi
sampel selama analisis.
2.1.2 Ringkasan Metode Pengujian

Bahan organik dalam sampel dihilangkan dan fosfor


diubah menjadi ion fosfat melalui oksidasi dengan asam
sulfat, asam nitrat, dan hidrogen peroksida. Salah satu dari
prosedur ini kemudian diikuti. Metode fotometrik
digunakan di mana kandungan fosfor diperkirakan di bawah
2%, dan metode gravimetri digunakan untuk konten fosfor
2% atau lebih.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


4
2.1.3 Signifikasidan Penggunaan

Pengetahuan tentang kandungan fosfor, dan dengan


demikian aditif yang mengandung fosfor, dalam oli
pelumas atau aditif dapat digunakan untuk memprediksi
karakteristik kinerja. Metode pengujian ini cocok untuk
sebagian besar aplikasi yang membutuhkan penentuan
fosfor.
2.1.4 Lingkup

Metode pengujian ini mencakup prosedur untuk


menghilangkan bahan organik dan konversi fosfor menjadi
ion fosfat selanjutnya dalam sampel minyak pelumas yang
tidak digunakan, aditif minyak pelumas, dan konsentratnya

2.1.5 Perhitungan

Adapun perhitung persentase fosfor sebagai berikut:

Fosfor, massa% 5 - Ps 2 Pb! 3 D 3 100! / ~ 1000 3 S!

dimana:

Ps = miligram fosfor dalam spesimen uji dibaca dari kurva


standar

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


5
Pb = miligram fosfor secara keseluruhan kosong dibaca dari
kurva standar

D = faktor pengenceran, jika alikuot digunakan

S = massa spesimen uji.


2.2 Fosfat

Asam fosfat adalah salah satu unsur hara makro yang


essensial dalam budidaya tanaman. Asam fosfat biasa digunakan
sebagai bahan pembuatan pupuk. Tujuan dari pemupukan adalah
menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah atau untuk
menggantinya karena sebagian dari unsur tersebut diangkut keluar
dari lahan pertanian bersama hasil panen. Dalam intensifikasi
pertanian, penggunaan pupuk terutama pupuk kimia semakin marak
karena pengurangan unsur-unsur hara dari lahan juga semakin
intensif. Berdasarkan dari data statistik, kebutuhan asam fosfat di
Indonesia terus mengalami peningkatan. Produksi asam fosfat di
Indonesia yang belum mencukupi, mengakibatkan Indonesia masih
harus mengimpor asam fosfat dari luar negeri.

Dalam kimia, fosfat adalah anion, garam, gugus fungsi atau


ester yang berasal dari asam fosfat. Fosfat paling sering berarti
ortofosfat, turunan dari asam ortofosfat H3SO4. Ion fosfat atau yang
biasa disebut juga dengan ortofosfat [PO4]3-berasal dari asam fosfat
dengan menghilangkan tiga proton H+. Penghapusan satu atau dua
proton menghasilkan ion dihydrogen fosfat [H2SO4]- dan ion

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


6
hidrogenfosfat [HPO4]2-. Nama-nama ini juga biasa digunakan
untuk garam anion tersebut, seperti ammonium dihidrogen fosfat
dan trisodium fosfat.

Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan


oleh tumbuhan. Fosfat dalam perairan terdapat dalam bentuk
senyawa anorganik terlarut dan senyawa organik, Senyawa fosfat
ini mengalami hidrolisis menjadi bentuk ortofosfat (PO4) yang
dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton atau algae. Fosfat tidak
bersifat membahayakan, namun jika diiringi dengan kelebihan
kadar nitrogen, dapat menstimulir ledakan algae (algae bloom),
sehingga menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari.
Keberadaan fosfat berhubungan erat dengan tingkat kesuburan
perairan. Perairan dengan tingkat kesuburan sedang memiliki kadar
ortofosfat  0,011 – 0,03 mg/liter. Fosfor di dalam air laut berada
dalam bentuk senyawa organic dan anorganik. Dalam bentuk
senyawa organic fosfor berupa gula fosfat sedangkan dalam bentuk
senyawa anorganik fosfat pada umumnya berada dalam bentuk ion
(orto) asam fosfat (H3PO4).Ortofosfat sangat penting di antara
berbagai fosfat karena peran kunci mereka dalam bookimia,
biogeokimia, dan ekologi, dan kepentingan ekonomi mereka untuk
pertanian dan industri.

Kegunaan fosfat yang kita ketahui hanya sebagai


pupuk .Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan
unsur hara dalam tanah atau untuk menggantinya karena sebagian
dari unsur tersebut diangkut keluar dari lahan pertanian bersama

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
hasil panen mungkin senyawa ini memiliki maanfaat lain yang
belum kita ketahui untuk menghentikan rasa penasaran , kami akan
menguji apa saja kandungan yang ada didalam fosfat dengan
meggunakan alat instrumen Spektrofotometer Uv-vis .
2.3 Pelumas

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang


diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya
gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang
memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan.

Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian


bahan-bahan organik (sel-sel jaringan hewan/tumbuhan laut) yang
tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah
daratan maupun di daerah lepas pantai. Minyak bumi bergerak
perlahan-lahan ke atas, jika gerakan ini terhalang oleh batuan yang
tidak berpori terjadi penumpukkan (akumulasi) minyak dalam
batuan tersebut. Minyak mentah (crude oil) sebagian besar
tersusun dari senyawasenyawa hidrokarbon jenuh (alkana),
ataupun hidrokarbon tak jenuh (Alkana, alkuna dan alkediena)
sangat sedikit dikandung oleh minyak bumi, sebab mudah
mengalami adisi menjadi alkana. Minyak bumi yang berasal dari
fosil organisme akan mengandung senyawa logam dalam jumlah
yang sangat kecil. Minyak mentah dipisahkan menjadi sejumlah
fraksi-fraksi melalui proses distilasi (penyulingan) yaitu cara

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dan berbagai
komponen yang menyusun campuran. Minyak pelumas mineral
memiliki keunggulan sebagai berikut :

a. Teruji keandalannya dalam kondisi pemakaian normal

b. Mampu memenuhi semua unsur perlindungan yang diperlukan

mesin

c. Harga yang lebih murah dibandingkan minyak pelumas sintetis.


2.4 Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran


kuantitatif dalam kimia analisis terhadap sifat refleksi atau
transmisi cahaya suatu materi sebagai fungsi dari panjang
gelombang.Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat
yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang.
Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


9
optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu.
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah
cahaya. Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan
panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan
struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi
suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma
gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang
gelombang mikro. Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra
ungu dan sinar tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa
pita absorbsi yang lebar, semua molekul 4 dapat menyerap radiasi
dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung
electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat
dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada
waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron
terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen
tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau
panjang gelombang pendek, diperlukan eksitasinya.
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa
metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan
kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang diperoleh
cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh
detector dan tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik
yang sudah diregresikan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


10
2.5 Spektrofotometer UV-Vis

Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi


yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan
sinar tampak dengan menggunakan instrumen spektrofotometer.
Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar
tampak untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar
(ground state) ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated).
Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang
digunakan untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah
tampak. Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara
spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah
sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber
cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis
akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang
terdapat dalam larutan tersebut. Semua metode spektrofotometri
berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan,
sinar yang digunakan adalah sinar yang semonokromatis mungkin.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu
dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometeri UV-Visible dapat digunakan untuk
penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas, dan uap.
Spektrofotometri adalah teknik analisis kimia yang memakai
sumber REM ( radiasi elektromagnetik ) / panjang gelombang

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


11
pada daerah ultraviolet yakni 190 - 380 nm dan sinar tampak 380 -
780 nm dengan memakai instrumen spektrofotometer. Untuk
sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa
persyaratan pelarutan yang dipakai antara lain:

1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna,

2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap


terkonjugasi pada struktur molekulnya tidak mengandung
ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak
berwarna,

3. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis,


dan

4. Kemurniannya tinggi.

Spektrofotometer mengacu pada hukum Lambert-Beer yaitu


jumlah radiasi yang diserap proporsional dengan ketebalan sel (b),
konsentrasi analit (c), dan koefisien absorptivitas molekuler (a)
dari suatu spesi (senyawa) pada suatu panjang gelmbang. Semakin
banyak sinar diabsorbsi oleh sampel organik pada panjang
gelombang tertentu, semakin tiggi absorban.

Spektrum UV-Vis digambarkan dalam bentuk dua dimensi,


dengan absis merupakan panjang gelombang dan ordina
merupakan absorban (serapan).Umumnya spektrum UV-Vis

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


12
berbentuk pita lebar, pita melebar dari spektrum UV-Vis
disebabkan karena energi yang diabsorbsi selain menyebabkan
transisi elektronik terjadi pula transisi rotasi elektron dan vibrasi
elektron ikatan dalam molekul.Jika konsentrasi (c) diekspresikan
sebagai molaritas (mol/L) dan ketebalan sel (b) dinyatakan dalam
centimeter (cm), koefisien absorptivitas molaritas ( ) dan
memiliki satuan [L/(mol.cm)]. Kriteria hukum Lambert-Beer
terpenuhi apabila:

1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa
sinar dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).

2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam


larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang ada di dalam
larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada
bersama dalam suatu larutan.

3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas


penampang (tebal kuvet) yang sama.

4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor


artinya larutan yang diukur harus benar-bear jernih agar tidak
terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau
suspensi yang ada di dalam larutan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


13
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi
akan menganggu kelineran grafik absorbansi versus
konsentrasi (Harvey, D., 2000).

Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang


cukup besar saat analisis, sehingga spektrofotometer UV/Vis lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.
Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm)
oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron dari
orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan
tereksitasi berenergi lebih tinggi. Detektor dapat mengukur
intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya
yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang
terbentuk. Detektor merekam dalam bentuk spektrum yang
dinyatakan sebagai panjang gelombang dan absorbansi, sesuai
dengan jenis elektron yang terdapat dalam molekul yang dianalisis.
Makin mudah elektron bereksitasi makin besar panjang gelombang
yang diabsorbsi, makin banyak elektron yang bereksitasi makin
tinggi absorban. Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar
tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi
elektron bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat
dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul.
2.5.1 Bagian-bagian Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometer UV-VIS terdiri dari 4 bagian utama, yaitu :

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


14
1. Sumber Cahaya Sebagai sumber radiasi UV digunakan lampu Hidrogen
(H) atau lampu Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi tampak yang
juga menghasilkan sinar Infra Merah (IR) dekat menggunakan lampu
filament tungsten yang dapat menghasilkan tenaga radiasi 350-3500
nm.
2. Monokromator Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi
adalah sinar polikromatis (banyak panjang gelombang). Monokromator
berfungsi untuk mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis sesuai
yang diinginkan. Monokromator terbuat dari bahan optic yang
berbentuk prisma.
3. Tempat Sampel Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap)
dikenal dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung
(silinder) tapi ada juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat
dijadikan kuvet adalah tidak menyerap sinar yang dilewatkan sebagai
sumber radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel dan pelarut.
4. Detektor Detektor berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi
arus listrik atau peubah panas lainnya dan biasanya terintegrasi dengan
pencatat (printer). Tenaga cahaya yang diubah menjadi tenaga listrik
akan mencatat secara kuantitatif tenaga cahaya tersebut
2.6 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis umum digunakan karena kemampuannya


dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam
hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.
Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar saat
analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibanding kualitatif. Pada instrument yang sudah lebih canggih
sumber cahaya tidak lagi menggunakan dua sumber cahaya yang berbeda,
namun menggunakan satu sumber cahaya dengan jangkauan Panjang
gelombang yang lebar.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


15
Prinsip Kerja Spektrofotometri Spektrum elektromagnetik dibagi
dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau
molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan
struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu
daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek
berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah
2012).
2.7 Koefisien Korelasi

Korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan


hubungan antarvariabel. Analisis korelasi adalah cara untuk mengetahui ada
atau tidak adanya hubungan antarvariabel. Kekuatan hubungan antar variabel
dapat dilihat dari hasil nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi (KK)
merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan
(kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antarvariabel.

Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukan kuat/tidaknya


hubungan linier antar dua variabel. Koefisien korelasi biasa dilambangkan
dengan huruf r dimana nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang
mendekati -1 atau +1 menunjukan hubungan yang kuat antara dua variabel
tersebut dan nilai r yang mendekati 0 mengindikasikan lemahnya hubungan
antara dua variabel tersebut. Sedangkan tanda + (positif) dan  – (negatif)
memberikan informasi mengenai arah hubungan antara dua variabel tersebut.
Jika bernilai + (positif) maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang
searah. Dalam arti lain peningkatan X akan bersamaan dengan peningkatan Y
dan begitu juga sebaliknya. Jika bernilai – (negatif) artinya korelasi antara
kedua variabel tersebut bersifat berlawanan. Peningkatan nilai X akan
dibarengi dengan penurunan Y.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


16
2.8 Kegunaan Koefisien Korelasi

Memahami koefisien korelasi dapat mengetahui apakah ada hubungan


antara dua variabel dan bila ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan
seberapa besar hubungan antarvariabel. dapat memotivasi kerja terhadap
produktivitas variabel, dapat menemukan kualitas dengan layanan, dapat
melakukan tingkatan inflasi pada variabel yang tertentu.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


17
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Senin, 22 Februari 2021, 13.30-17.10 WIB
Tempat : Laboratorium Quality Control, PEM Akamigas

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1. Neraca analitik
2. Labu ukur 250 ml, 100 ml dan 25 ml
3. Spatula
4. Pipet tetes
5. Pipet ukur 1 ml, 5ml, 10 ml
6. Pipet gondok 10 ml, 1 ml
7. Gelas ukur 100 ml
8. Gelas beaker
9. Bulb
10. Corong
11. Stopwatch
12. Kuvet
13. Kaca arloji

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1. Asam Sulfat pekat (H2SO4)


2. Pottasium Dihydrogen Phospate (KH2PO4)
3. Ammonium Molybdate Tetrarhydrate ((NH4)6Mo7O24.4H2O)
4. Ammonium Vanadate (NH4VO3)
5. Asam Nitrit (HNO3)

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


16
6. Aquades

3.3 Cara Kerja

1. Membuat larutan Ammonium Molybdate Tetrarhydrate dengan larutan


12,5 g Ammonium Molybdate Tetrarhydratedalam 250 ml air dan di
saring saat dimasukkan di gelas sample.
2. Membuat larutan Ammonium Vanadate dengan larutkan 0,625 g
Ammonium Vanadate dalam 250 ml air panas dan tambahkan 5 ml HNO 3.
Dan disaring saat dimasukan di gelas sample.
3. Membuat larutan Asam Sulfat. Sebelumnya mencari konsentrasinya
terlebih dahulu menggunakan rumus pengenceran, setelah itu dilarutkan di
dalam 500 ml.
4. Membuat larutan Pottasium Dihydrogen Phospate dengan melarutkan
100 ppm dalam 250 ml air dan mengencerkan ke 10 ppm dalam 250 ml
air.
5. Membuat deretan standar 0; 0,4; 0,8; 1,6; 2,4 ; 4,0 dari Pottasium
Dihydrogen Phospate setelah itu membuat larutan standarnya
menggunakan rumus pengenceran.
6. Setelah mendapat 5 larutan standar dari deretan standar di atas kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml dan memulai membuat larutan
sample.
7. Dengan larutan standar, dalam pembuatan larutan sample masing-masing
larutan standar di tambahkan 2,5 ml larutan Ammonium Molybdate
Tetrarhydrate dan 2,5 ml Ammonium Vanadate dengan larutan Asam
Sulfat sebagai pelarut dalam labu ukur.
8. Larutan sample telah selesai, diamkan selama 45 menit sampai 60 menit
dan tidak lebih dari itu untuk mengembang kan warnanya. Perubahan
warna yang terjadi yaitu hijau hingga orange.
9. Kemudian di uji dengan Spektrofotometri Uv-Vis dimana sample
dimasukkan terlebih dahulu kedalam kuvet di daerah sinar tampak

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


17
(Visible) dengan rentang serapan cahaya 400-800 nm dengan cahaya yang
di absorbansi.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


a. Table hasil praktikum
NO Konsentrasi Absorbansi

1 0,00 -0,0021

2 0,50 0,0278

3 1,00 0,0233

4 2,00 0,0289

5 5,00 0,1019

6 10,00 0,2894

7 20,00 0,1312

b. Perhitungan Koefisien Korelasi


NO X Y X2 Y2 XY
1 0,00 -0,0021 0,00 0,0000044 0
1
2 0,50 0,0278 0,25 0,0007728 0,0139
4
3 1,00 0,0233 1,00 0,0005428 0,0233
9
4 2,00 0,0289 4,00 0,0008352 0,0578
1
5 5,00 0,1019 25,00 0,0103836 0,5095
1
6 10,00 0,2894 100,00 0,0837523 2,894
6
Jumlah 18,5 0,4692 130,25 0,0962913 3,4985
2

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


18
n (∑ xy )−( ∑ x )−(∑ y)
r= 2 2 2
√ n ( ∑ x )−(∑ x)²( n ( ∑ y ) −( ∑ y ) )
6 ( 3,4985 ) −( 18,5 )−(0,4692)
r= 2
√ 6 ( 130,25 )−(18,5)² (6 ( 0,09629132 )−( 0,4692 ) )
20,991−18,5−0,4692
r=
√ 781,5−342,25 (0,577748−0,220149)
2,0218
r=
√ 781,5−122,3882
2,0218
r=
√ 659,1118
2,0218
r=
25,6731
r =0,07875

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu “Penentuan Fosfat dengan
Spektrofotometri UV-Vis” kita menguji Pottasium Dihydrogen Phospate
dengan menggunakan beberapa konsentrasi standar 0; 0,5; 1; 2; 5 ; 10.
Saat menguji itu dapat diketahui nilai absorbansi dari setiap larutan yang
digunakan. Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui
konsentrasi 0 memiliki nilai absorbansi -0,0021. Konsentrasi 0,5 memiliki
nilai absorbansi 0,0278. Konsentrasi 1 memiliki nilai konsentrasi 0,0233.
Konsentrasi 2 memiliki nilai absorbansi 0,0289. Konsentrasi 5 memiliki
nilai absorbansi 0,1019. Konsentrasi 10 memiliki nilai absorbansi 0,2894.
Dari beberapa konsentrasi yang digunakan telah membuktikan akan
menghasilkan nilai absorbansi yang berbeda. Praktikum ini menghasilkan
hasil yang tidak linear antara nilai konsentrasi dengan nilai
absorbansi,karena adanya nilai yang lebih besar dari konsentrasi yang
sedikit dibandingkan dengan konsentrasi yang besar, contohnya pada
konsentrasi 0,5 dengan 1,0 dan 10,0 dengan 20,0.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


19
Results Data/Graph
0.35

0.3

0.25

0.2
f(x) = 0.03 x − 0.05
R² = 0.64
0.15

0.1

0.05

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-0.05

Kurva kalibrasi larutan standar merupakan bentuk dari data yang


digambarkan dalam bentuk gravik linier. Dari praktikum ini dapat dilihat
bahwa grafik menunjukan ( R2 = 0,4028) grafik tersebut juga dapat
menunjukan adanya tinggi puncak, tingkat ketelitian, absorbansi,
konsentrasi, dan intercept dalam bentuk: y = 0,0089x + 0,0371.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan kami dapat disimpulkan
bahwa nilai konsentrasi dengan nilai absorbansi berbanding lurus. Itu artinya
semakin tinggi nilai konsentrasi maka semaki tinggi juga nilai absorbansi
yang dihasilkan. Nilai konsentrasi dan absorbansi yang berbanding lurus itu
sesuai dengan kriteria yang seharusnya yaitu menghasilkan hasil yang linear
antara nilai konsentrasi dengan nilai absorbansi.Namun, untuk pratikum ini
hasil yang kami dapat tidak seperti yang diinginkan.Dimana ada beberapa
konsentrasi yang rendah dengan nilai obserbansinya tilebih tinggi dari pada
konsentrasi yang tinggi tetapi obserbansi nya rendah.

Dengan praktikum ini juga kita dapat meningkatkan ketelitian saat


menguji suatu mutu produk. Dapat menjaga mutu produk tersebut agar tidak
terkontaminasi dan tidak kotor. Ketelitian praktikum akan mempengaruhi
bentuk kurva ataupun grafik yang didapatkan, oleh karena itu dalam
praktikum ini sangat dibutuhkan tingkat ketelitian, ketepatan, dan tingkat hati-
hati yang tinggi agar hasil yang didapatkan sesuai dan benar.

5.2 Saran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan praktikum,
sebisa mungkin harus dapat menghindari kesalahan ataupun tindakan yang
dapat membuat salah perhitungan dan mempengaruhi hasil akhir praktikum
sehingga sesuai dengan kriteria yang seharusnya yaitu menghasilkan hasil
yang linear antara nilai konsentrasi dengan nilai absorbansi. Berikut beberapa
hal yang harus dilakukan:

1. Tingkatkan ketelitian dalam melakukan praktikum.


2. Menjaga produk yang akan diuji agar tidak terkontaminasi oleh produk
lain atau kotoran.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


21
3. Bekerja dengan cepat dan akurat sehingga sesuai dengan waktu yang
ditentukan
4. Kerja sama yang baik dalam tim.
5. Mencatat hasil sesuai dengan data yang didapatkan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


22
DAFTAR PUSTAKA

DBpedia. (2019, April 14). Definisi Fosfat. Retrieved from Fosfat

Rohman. (2018, Juni 10). Jenis Spektrofotometer. Retrieved from


Spektrofotometer

Rumhayati, B. (2010). Studi Senyawa Fosfat dalam Sedimen dan Air


menggunakan Teknik. 161.

SiPayauJi. (2018, Maret 24). Deskripsi Fosfat. Retrieved from Fosfat

Suhartati, T. (2017, Januari 3). lppm.unila. Retrieved Februari 11, 2021, from
Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrofotometri massa

Iskandar, D. (2017). PERBANDINGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


UV-VIS DAN IODIMETRI. 67.

Jayadi, R. (2020, 11 07). PERALATAN UV-Vis Spektrofotometer . Retrieved from


Balai Teknologi Polimer

Jumriani. (2019, 04 09). Spektrofotometri Uv-Vis. Retrieved from Andaru Persada


Mandiri

Kusyadi, M. (2018). Koefisien Korelasi . Parameterd, 12-16.


Pratiwi, N. (2020, 10 01). Retrieved from Fosfat

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


23

Anda mungkin juga menyukai