Anda di halaman 1dari 24

MASYARAKAT MADANI DAN PENEGAKAN HUKUM

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu:

Agustianda, M.Pem.I

Kelompok 9:

Yarsha Ardana Harahap(0403221051)

Alfin Fikri(0403222289)

Elpi Dayanti Siregar(0403222122)

Sabrina Rahma(0403222104)

PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat Dan hidayahNya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan Mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dengan judul “ MASYARAKAT MADANI DAN PENEGAKAN HUKUM ”.
Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Masyarakat Madani dan Demokrasi Indonesia. Kami sadar tulisan ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak, Agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
Pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
berdemokrasi Pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Minggu , 10 Mei 2023

Kelomp
ok 9
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................2
C. Tujuan masalah......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

1. Pengertian masyarakat madani .............................................................3


2. Pengertian penegakkan hukum..............................................................8
3. Hubungan masyarakat madani dengan penegakkan hukum.................14

BAB III PENUTUPAN...................................................................................16

1. Kesimpulan...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Masyarakat Madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Istilah masyarakat
madani pertama kali Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim,
mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat
madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat.Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginan individu.

Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses


penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama.
Dawam menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan dan
integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri
dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam
suatu persaudaraan.Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multi makna,
yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas,
transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten
memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral,
mengakui, emansipasi, dan hak asasi.

penegakan hukum adalah upaya menjalankan ketentuan hukum


sebagaimana yang telah diatur dan ditetapkan.Penegakan hukum juga ialah suatu
usaha kita dalam melakukan sesuatu perbuatan tertentu agar perbuatan tersebut
memiliki dampak hukum dan hukum tersebut harusnya dapat di tegakkan.Dalam
arti luas, penegakkan hukum yang mencakup pada nilai-nilai keadilan yang di
dalamnya terkandung bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang ada

dalam bermasyarakat. Dalam arti sempit, penegakkan hukum itu hanya


menyangkut penegakkan peraturan yang formal dan tertulis.

Dalam makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai


Masyarakat Madani Dan Penegakan Hukum .

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat Madani ?

2. Apakah yang dimaksud dengan Penegakan Hukum?

3. Bagaimanakah Hubungan Antara Masyarakat Madani dengan Penegakan


Hukum?

C.Tujuan Masalah
1.Untuk Mengetahui tentang Masyarakat Madani.

2.Untuk Mengetahui tentang Penegakan Hukum

3.Untuk Mengetahui tentang hubungan Masyarakat Madani dengan Penegakan


Hukum
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masyarakat Madani

1.Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi


warga negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan
masyarakat madani dapat dikatakan sebagai tiang utama kehidupan politik yang
demokratis.Sebab masyarakat madani tidak saja melindungi warga negara dalam
berhadapan dengan negara, tetapi juga merumuskan dan menyuarakan aspirasi
masyarakat.1 Adapun pegertian masyarakat madani menurut para ahli saling
mengemukakan pendapat dan pandangannya yang tentunya berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya adalah sebagai serikut :

a. Gallner (Supriatna), menunjuk konsep sebagai masyarakat yang terdiri


atas berbagai institusi non-pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk
mengimbangi Negara.
b. Victor Perez-Diaz, menyatakan lebih menekankan pada keadaan
masyarakat yang telah mengalami pemerintahan yang terbatas, memiliki

1
H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation), 2002 hal. 5.
kebebasan, mempunyai sistem ekonomi pasar dan timbulnya asosiasi-
asosiasi masyarakat yang mandiri serta satu sama lain saling menopang.
c. Hikam (Supriatna) berpendapat secara institusional diartikan sebagai
pengelompokan anggota-anggota masyarakat sebagai warga Negara yang
mandiri, yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam wacana dan
praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah
kemasyarakatan pada umumnya.

3
d. Menurut Quraish shihab,masyarakat Muslim awal disebut umat sifat-sifat yang
menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan hal-hal yang dianggap baik oleh
masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah(al-ma’ruf) dan mencegah
kemungkaran.Selanjutnya,kaum Muslim awal menjadi “khairu ummah”
karena amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.1Perujukan
terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal masyarakat ideal bukan pada
peniruan struktur masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat yang ideal ini. Seperti,
pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar yang sejalan dengan petunjuk Ilahi,
maupun persatuan yang kesatuan yang ditunjuk oleh ayat sebelumnya
(lihat, QS. Ali Imran [3]: 105)
ٰۤ ُ
ِ ‫ول ِٕىكَ لَهُ ْم َع َذابٌ ع‬
‫َظ ْي ٌم‬ ُ ‫اختَلَفُوْ ا ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْالب َي ِّٰن‬
‫ت ۗ َوا‬ ْ ‫ۙ َواَل تَ ُكوْ نُوْ ا َكالَّ ِذ ْينَ تَفَ َّرقُوْ ا َو‬
Artinya:Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai
berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas.
Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.

Adapun cara pelaksanaan amar ma’ruf nahi mungkar yang direstui Ilahi
adalah dengan hikmah, nasehat, dan tutur kata yang baik sebagaimana yang
tercermin dalam QS an-Nahl [16]:125).

َ َّ‫ ۗنُ اِ َّن َرب‬x‫الَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس‬xxِ‫ ا ِد ْلهُ ْم ب‬x‫نَ ِة َو َج‬x‫ ِة ْال َح َس‬xَ‫ ِة َو ْال َموْ ِعظ‬x‫ك بِ ْال ِح ْك َم‬
َ ‫ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬xُ‫ك ه‬
‫ َّل ع َْن‬x‫ض‬ َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب‬
ُ ‫اُ ْد‬
َ‫َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬

Artinya:Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran


yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
2
Dalam rangka membangun “masyarakat madani modern”, meneladani Nabi bukan
fisik belaka, tapi sikap yang beliau peragakan saat sesama umat Islam ataupun
dengan umat lain, seperti menjaga Islam, menghormati dan tidak meremehkan
kelompok lain, berlaku adil kepada siapa saja, tidak melakukan pemaksaan
agama, dan sifat-sifat luhur lainnya. Kita juga harus meneladani sikap kaum
Muslim awal yang tidak mendikotomikan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Mereka tidak meninggalkan dunia untuk akhiratnya dan tidak meninggalkan akhirat
untuk

dunianya.Mereka bersikap seimbang (tawasut) dalam mengejar kebahagiaan dunia dan


akhirat. Jika sikap yang melekat pada masyarakat Madinah mampu diteladani umat Islam
saat ini, maka kebangkitan Islam hanya menunggu waktu saja.

Konsep masyarakat madani adalah sebuah gagasan yang menggambarkan


masyarakat beradab yang mengacu pada nila-nilai kebajikan dengan
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip interaksi sosial yang kondusif
bagi tatanan demokratis dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Masyarakat madani merupakan padanan dari konsep masyarakat sipil yang lahir
di Barat pada abad ke-18 dengan tokohnya John Locke atau Montesquieu.

2.Karakteristik Masyarakat Madani

a. Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:


b. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sossosial .
c. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang
mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan- kekuatan
alternatif.
d. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh
negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

2
Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani.Jakarta: ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation, 2006, hal. 302-325.
e. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-
masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
f. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-
rejim totaliter.
g. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri
sendiri.
h. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial
dengan berbagai ragam perspektif.
i. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang
beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan
sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.

j. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu


maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
k. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang
dapat mengurangi kebebasannya.
l. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa
terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
m. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
n. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki
kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan untuk umat manusia.
o. Berakhlak mulia.

Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat


madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari
akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang
seluas-luasnya bagi kreativitas warga negara untuk mewujudkan program-
program pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani
bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for granted.
Masyarakat madani adalah konsep yang cair yang dibentuk dari proses sejarah
yang panjang dan perjuangan yang terus menerus.3

Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-


lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan
sosial, Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan
kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar
mereka secara teratur, terbuka dan terpercaya. Tanpa prasyarat tersebut maka
masyarakat madani hanya akan berhenti pada jargon. Masyarakat madani akan
terjerumus pada masyarakat “sipilisme” yang sempit yang tidak ubahnya dengan
paham militerisme yang anti demokrasi dan sering melanggar hak asasi manusia.

Dengan kata lain, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam
proses mewujudkan masyarakat madani (lihat DuBois dan Milley, 1992). Rambu-
rambu tersebut dapat menjadi jebakan yang menggiring masyarakat menjadi
sebuah entitas yang bertolak belakang dengan semangat negara-bangsa
diantaranya :

 Sentralisme versus lokalisme. Masyarakat pada mulanya ingin mengganti


prototipe pemerintahan yang sentralisme dengan desentralisme. Namun
yang terjadi kemudian malah terjebak ke dalam faham lokalisme yang
mengagungkan mitos-mitos kedaerahan tanpa memperhatikan prinsip
nasionalisme, meritokrasi dan keadilan sosial.

Pluralisme versus rasisme. Pluralisme menunjuk pada saling penghormatan


antara berbagai kelompok dalam masyarakat dan penghormatan kaum
mayoritas terhadap minoritas dan sebaliknya, yang memungkinkan mereka
mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa prasangka dan permusuhan.
Ketimbang berupaya untuk mengeliminasi karakter etnis, pluralisme budaya
3
Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM dan
Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 126-128.
berjuang untuk memelihara integritas budaya. Pluralisme menghindari
penyeragaman. Karena, seperti kata Kleden (2000:5), “... penyeragaman
adalah kekerasan terhadap perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat dan
terhadap potensi manusia.” Sebaliknya, rasisme merupakan sebuah ideologi
yang membenarkan dominasi satu kelompok ras tertentu terhadap kelompok
lainnya. Rasisme sering diberi legitimasi oleh suatu klaim bahwa suatu ras
minoritas secara genetik dan budaya lebih inferior dari ras yang dominan.
Diskriminasi ras memiliki tiga tingkatan: individual, organisasional, dan
struktural. Pada tingkat individu, diskriminasi ras berwujud sikap dan perilaku
prasangka. Pada tingkat organisasi, diskriminasi ras terlihat manakala
kebijakan, aturan dan perundang-undangan hanya menguntungkan kelompok
tertentu saja. Secara struktural, diskriminasi ras dapat dilacak manakala satu
lembaga sosial memberikan pembatasan-pembatasan dan larangan- larangan
terhadap lembaga tersebut.

B. Penegakan Hukum

1.Pengertian Penegakan Hukum

4
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
lalulintas atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Ditinjau dari sudut subyeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan
oleh subyek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum
itu melibatkan semua subyek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja
yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti
dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subyeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu,

4
Juhaya S. Praja, Teori Hukum dan Aplikasinya, Cetakan Kesatu, Pustaka Setia, Bandung, 2011
apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk
menggunakan daya paksa.

Ada beberapa pengertian penegakan hukum menurut para Ahli :

a. Menurut Jimmly Asshadique, penegakan hukum juga merupakan suatu


proses usaha untuk meneguhkan atau secara nyata menuntun norma-norma
hukum dalam lalu lintas tingkah laku atau hubungan-hubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
b. Menurut penulis, hukum pidana adalah hukum yang mencakup semua
hukum yang mengandung ancaman pidana. Kejahatan adalah akibat yang
dilakukan terhadap orang yang dengan sendirinya menyebabkan sebab
atau kejahatan itu. Penyebab datang dengan berbagai cara yang
menyebabkan kerugian bagi sebagian orang, sehingga pengguna dapat
membawa akal untuk menerima akibat dari apa yang dilakukan
(hukuman).

Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu
dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang
luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pada nilai-nilai
keadilan yang terkandung didalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai
keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tatapi dalam arti sempit, penegakan
hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
Karena itu, “Penegakan Hukum” dalam arti luas dapat pula digunakan istilah
“Penegakan Peraturan” dalam arti sempit. Pembedaan antara formalita aturan
hukum yang tertulis dengan cakupan nilai keadilanya tetapi bukan dalam artinya
yang formal, melainkan mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya. Karena itu,5 bahwa pada hakikatnya pemerintahan suatu negara hukum
modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah sebaliknya adalah

5
Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan,
Cetakan Kedua, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.
yang dimaksudkan sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan hukum
sekedar sebagai alat kekuasaan belaka.

6
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa penegakan hukum itu
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam artian
formal yang sempit maupun dalam arti materil yang luas, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subyek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas
dan kewenangan oleh Undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dari
pengertian yang luas itu, pembahasan kita tentang penegakan hukum dapat kita
tentukan sendiri batas-batasnya Apakah kita akan membahas keseluruhan aspek
dan dimensi penegakan hukum itu, baik dari segi subyeknya maupun obyeknya
atau kita batasi hanya membahas hal-hal tertentu saja, misalnya hanya menelaah
aspek-aspek subyektif saja.

Sedangkan penegak hukum itu adalah pihak-pihak yang langsung maupun


tidak langsung terlibat dalam penegakan hukum mulai dari Polisi, Jaksa, Hakim,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Penasehat Hukum (Advokat) dan hingga
petugas-petugas sipir pemasyarakatan.Penegakan hukum juga berpotensi untuk
memutuskan suatu hal misalnya seperti contoh-contoh di atas yang harus
mengambil keputusan secara adil dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
Hukum sendiri adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat
yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.Hukum juga dipahami sebagai
undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat.

2. Tujuan Penegakan Hukum

Ada beberapa tujuan penegakan hukum, antara lain:

6
Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum, Buku Rujukan
Berkarier Di Bidang Hukum, Hakim-JaksaPolisi-Advokat, Cetakan Pertama, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2015
a. Menciptakan lingkungan yang aman
b. Menegakkan hukum dengan adil
c. Menciptakan perdamaian
d. Pengadilan memberikan vonis yang tepat pada pelaku kejahatan.
e. Pihak berwajib mengusut tuntas sebuah kasus
f. Adanya sanksi yang tegas bagi orang yang melanggar hukum
g. Pihak berwajib menjatuhkan hukuman sesuai dengan Undang-Undang
Polisi membantu masyarakat untuk menangkap pencuri yang meresahkan
masyarakat.
h. Polisi menilang pengendara yang melanggar lalu lintas
i. Masyarakat menyerahkan pelaku tindakan kriminal kepada polisi
j. Pengadilan mencabut hak politik kepada terdakwa kasus korupsi
k. Pihak berwajib membantu mengurus kasus semua masyarakat tanpa
dibedakan.
l. Memberikan hukuman berat bagi pelaku kejahatan seperti pembunuhan
dan kekerasan serta pelecehan seksual.7
10

Seperti yang kita ketahui penegakan ataupun perlindungan hukum ialah harus
tetap dikerahkan agar norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku itu harus tetap
berdampak pada kehidupan Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum
adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, damai yang sejahtera
dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya seperti
pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya.

Penegakan hukum dan hak asasi manusia di Indonesia saat ini merupakan
suatu masalah yang sangat menarik untuk dikaji, karena dalam banyak kasus
ternyata memberikan citra yang kurang baik atau bahkan buruk dimata
masyarakat pada umumnya. Banyak kalangan baik yang awam, maupun yang
bergelut dalam bidang hukum, sering berpendapat bahwa hukum seakan tidak

7
Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum, Buku Rujukan
Berkarier Di Bidang Hukum, Hakim-JaksaPolisi-Advokat, Cetakan Pertama, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2015
mempunyai makna dan manfaat dalam rangka memberikan jaminan bagi tujuan
utamanya yakni terciptanya ketertiban, keamanan, kesejahteraan dan keadilan
serta kepastian hukum.

Hukum telah kehilangan jati dirinya sebagai instrument penting dalam menata
atau mengatur kehidupan masyarakat. Ironis memang, jika kita cermati dan
renungkan secara mendalam berbagai peristiwa atau kasus dalam bidang hukum
dimana proses-proses penegakannya memperlihatkan adegan-adegan yang kurang
terpuji atau boleh dikatakan menjijikan dan mengerikan.

Dalam proses penegakan hukum, sebenarnya banyak pihak mempunyai peran


baik pemerintah ( aparatur penegak hukum ; Polisi, Jaksa, Hakim ) termasuk
masyarakat sendiri yang merupakan bagian integral atau tidak bisa dilepas
pisahkan. Peran dan tanggung jawab penegakan hukum, sering dilimpahkan
sepenuhnya kepada aparatur penegak hukum saja, pada hal dalam sebuah negara
hukum yang demokratis rakyat atau masyarakat mempunyai fungsi, peran dan
tanggung jawab yang sangat penting dan menentukan.

Penegakan hukum dan hak asasi manusia akan lebih bermakna, jika hal itu
diikuti dengan berbagai instrument dan elemen pendukung yang patut mendapat
perhatian yang serius dari pihak pemerintah atau penguasa. Banyak kasus hukum
dan hak asasi manusia yang muncul kepermukaan dan melibatkan para aparatur
penegak hukum, sehingga sorotan utama hanya tertuju pada Polisi, Jaksa, Hakim
juga Pengacara yang terlibat langsung. Pada akhirnya masyarakat, baik secara
individu atau kelompok memberikan penilaian terhadap aparatur penegak hukum,
menurut versi masing-masing.

Patut diketahui dan dipahami dalam proses penegakan hukum dan hak asasi
manusia aparatur penegak hukum hanya merupakan salah satu bagian penting dari
sejumlah komponen lain yang mempunyai fungsi dan peran penting antara lain ;
aturan hukum, sarana dan prasarana, budaya hukum dan masyarakat sendiri.
Terkait dengan itu maka sebelum dilakukan Sidang Klasis Kota Ambon, Panitia
Pelaksana di Jemaat Bethel bekerja sama dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Jemaat Bethel, telah berupaya untuk melakukan survei
kecil, terkait dengan masalah hukum dan hak asasi manusia dilingkup klasis Kota
dengan tujuan utama adalah mendapatkan informasi riil dari jemaat.

Langkah ini ternyata mempunyai nilai tambah karena dengan survei kecil itu
tergambar bagi kita bahwa selama ini hampir semua orang berbicara tentang
hukum dan hak asasi manusia, namun dalam kenyataan masih banyak orang
( jemaat ) maupun para pejabat baik struktural maupun fungsional, belum
sepenuhnya memahami secara baik dan benar tentang hukum dan hak asasi
manusia tersebut.

Hasil temuan sementara ini menarik untuk dikaji, karena bagaimana mungkin
orang ( anggota jemaat ) memperjuangkan hak-haknya secara baik, padahal hak-
hak itu belum sepenuhnya dipahami. Bagaimana mungkin seorang anggota jemaat
menuntut penegakan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia, padahal lembaga
yang menanganinya saja tidak diketahui secara pasti.

3.Tahap-Tahap Penegakan Hukum Pidana

8
Penegakan hukum pidana melalui beberapa tujuan khusus. beberapa tahap
seperti upaya rasional atau proses yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan
tertentu. Tahap-tahap ini adalah:

11

a. Tahap Formulasi

Tahap dimana pembuat undang-undang menerapkan hukum pidana secara


abstrak dan mengambil langkah-langkah untuk menyeleksi yang sesuai dengan
kondisi dan situasi sekarang dan yang akan datang kemudian merumuskannya
dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang terbaik yang dirasa cocok
dengan persyaratan keadilan dan efisiensi. Tahap ini disebut sebagai tahap
legislasi.
8
Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum, Buku Rujukan
Berkarier Di Bidang Hukum, Hakim-JaksaPolisi-Advokat, Cetakan Pertama, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2015
b. Tahap Aplikasi

Tahap penerapan hukum pidana oleh aparat kepolisian (fase aplikasi


pidana) dari kepolisian ke pengadilan. Oleh karena itu, tugas penegak hukum
adalah mengawasi dan menegakkan peraturan perundang-undangan pidana yang
telah ditetapkan oleh parlemen, dan dalam memenuhi tugas tersebut, penegak
hukum harus berpegang pada nilai-nilai keadilan dan kemanfaatan. Tahap ini
disebut tahap percobaan.

c.. Tahap Eksekusi

Tahap pelaksanaan undang-undang dan khususnya melalui instrumen


penegakan pidana. Tugas aparat kepolisian pada tahap ini adalah memenuhi
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh parlemen dengan
menerapkan sanksi pidana yang telah ditetapkan dalam putusan pengadilan.

Oleh karena itu, pengadilan memerintahkan proses pelaksanaan hukuman,


perangkat pelaksanaan hukuman harus berpedoman pada peraturan perundang-
undangan pidana yang disusun oleh pembuat undang-undang, serta oleh hukum
efisiensi dalam memenuhi tugasnya.

4.Faktor Faktor Penghambat Penegakan Hukum

9
Adapun Faktor yang Menjadi pengamat dalam penegakan hukum
Menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:

12

1. Faktor Perundang-undangan

Ada beberapa asas dalam hukum, yang tujuannya adalah agar hukum memberikan
pengaruh positif. Artinya, agar hukum dapat secara efektif mencapai tujuannya
dalam kehidupan masyarakat.

2. Faktor Penegak Hukum

9
Raja Grafindo Persada, , Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum ,Jakarta, 2016.
Penegak hukum mempunyai kedudukan dan peranan. Penegak hukum merupakan
salah satu pilar terpenting dalam proses penegakkan hukum, sering melakukan
berbagai tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum sehingga
menimbulkan berbagai masalah.

3. Faktor Sarana atau Fasilitas

Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakkan hukum penegakkan hukum


tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa adanya faktor sarana atau fasilitas.
Fasilitas tersebut meliputi staf yang terlatih dan profesional, organisasi yang baik,
peralatan yang memadai, dan dana yang memadai.

4. Faktor Masyarakat

Penegakan hukum berasal dari masyarakat. Hal ini bertujuan untuk


mencapai perdamaian dalam masyarakat sehingga masyarakat dapat
mempengaruhi hukum dari sudut pandang tertentu.

5. Faktor Budaya

Budaya hukum suatu masyarakat merupakan proses internalisasi nilai-nilai yang


bertujuan untuk memahami hukum dan berusaha menerapkannya secara benar
untuk kepentingan bersama. Kebudayaan pada dasarnya terdiri dari nilai-nilai
yang mendasari hukum-hukum yang ada, nilai-nilai yang merupakan konsep
abstrak tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

13

C. Hubungan Masyarakat Madani Dengan Penegakan Hukum


Hubungan antara masyarakat madani dengan penegakan hukum ialah
selalu bersandingan ,dimana masyarakat madani memiliki model dan konsep yang
bersikap baik dan ideal sesuai pada ajaran dan pengalaman pada zaman nabi
Muhammad yaitu bermasyarakat dan berdemokrasi dan berkepemimpinan yang
penuh tanggung jawab adil dan sejahtera dalam melakukan semua perbuatan yang
dan keputusan untuk mencapai suatu tujuan.Oleh sebab itu,penegakan hukum ini
juga harus memiliki konsep yang sama hal nya dengan konsep tersebut dan harus
memahami dan memberikan kontribusi yang sama dalam konsep tersebut harus
adil demokratif toleransi dan kerja sama saling memahami dan memberikan
dorongan yang kuat atas apa yang telah diemban.

Seperti halnya penegakan hukum di indonesia ini seperti yang kita ketahui
bahwasanya blom bisa di katakan efektif dan efesien karena masih banyak
kelalaian dalam penegakan hukum tersebut Dalam hal ini seharusnya penegakan
hukum tidak pandang pilih dan harus memberikan rasa keadilan bagi semua
masyarakat. Penegakan hukum juga seharusnya bisa bertanggung jawab, memberi
kepastian kepada setiap masyarakat, tidak memihak dan tidak mudah di
intervensi. Salah satu penyebab lemahnya penegakan hukum di Indonesia adalah
kualitas para penegak hukum. Masih rendahnya moralitas mengakibatkan
profesionalisme kurang dan terjadi ketidakmauan pada penegak hukum. Moralitas
ini berkaitan pula dengan korupsi yang dilakukan oknum penegak hukum (judicial
corruption)

Menurut ahli sosiologi dan hukum Soerjono Soekanto, faktor yang


memengaruhi penegakan hukum adalah faktor hukumnya, penegak hukumnya,
sarana atau fasilitas pendukungnya, masyarakat lingkungan berlakunya hukum,
serta kebudayaan, seperti dikutip dari Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia
di Era Otonomi Daerah oleh Johan.

14

Terlepas dari itu ada tiga macam cara untuk menegakkan hukum di tengah
masyarakat Menurut ahli sosiologi dan hukum Soerjono Soekanto, faktor yang
memengaruhi penegakan hukum adalah faktor hukumnya, penegak hukumnya,
sarana atau fasilitas pendukungnya, masyarakat lingkungan berlakunya hukum,
serta kebudayaan, seperti dikutip dari Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia
di Era Otonomi Daerah oleh Johan.Dan juga masyarakat harus berupaya untuk
menjalankan penegakan hukum seperti halnya:

a. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.


b. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga
peradilan.
c. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang
sedang berlangsung.
d. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan
jaminan keadilan.

Agar terciptanya penegakan hukum kita juga memiliki unsur-unsur tersebut


diantaranya menurut Sudikno Mertokusumo, dan A. Pitlo, terdapat tiga unsur
yang harus selalu diperhatikan dalam melaksanakan penegakan hukum, yaitu:
kepastian hukum , kemanfaatan hukum dan keadilan hukum.

Cara dan upaya kita untuk tetap menggunakan konsep melindungi dan
menegakkan hukum dengan Cara pertama melindungi dan menegakkan hukum di
Indonesia yaitu dengan melakukan sosialisasi sejak dini mengenai hukum dan
peraturan yang terdapat didalamnya. Hal itu dilakukan guna menambah
pengetahuan mengenai hukum di negara sendiri.Oleh karena itu, ada beberapa
cara untuk meningkatkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat sebagai
berikut:

a. Menanamkan Kesadaran Hukum Sejak Kecil.


b. Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesadaran Hukum.
c. Meningkatkan Pemahaman Hukum.
d. Melakukan Sosialisasi Mengenai Kesadaran Hukum.
e. Meningkatkan Ketaatan terhadap Hukum.

15

Dari uraian uraian di atas sudah sangat jelas bahawasanya hubungan antara
masyarakat madani dan penegakan hukum itu jelas harus bersandingan
maksudnya penegakan hukum itu harus menerapkan apa saja yang ada di dalam
konsep konsep masyarakat madani agar penegakan hukum bisa berjalan lancar
dan sejahtera selain daripada itu para institut yang berwenang dalam lph (lembaga
penegak hukum )juga harus mengerti dan memiliki pengetahuan akan bagaimana
tata cara menegakkan hukum yang benar dan tepat sesuai ajaran dan konsep
masyarakat madani tersebu.10

Seperti penegakan hukum ini terlebih lagi di indonesia harus bersifat luas ,
toleran , sportif , adil ,bijakasana dan saling membantu satu sama lain dan tidak
hanya memberlakukan oknum oknum saja harus dengan aturan dan norma norma
juga .Kita juga sebagai masyarakat harus ingin berperan dan akan menyampaikan
peran agar terhubungnya masyarakat madani sebagaimana onsep masyarakat
madani yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yaitu keadilan, demokrasi,
toleransi, pluralisme, sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam, karena Islam
sendiri mengajarkan prinsip persamaan dalam berbagai hal, tidak • ada dominasi
minoritas atau mengedepankan keadilan.

Selain daripada itu kita juga harus berusaha untuk mewujudkan masyarakat
madani dengan cara:

a. Menerapkan demokratisasi pendidikan.


b. Meningkatkan kebebasan mengemukakan pendapat.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Menumbuhkan keberanian moral yang tinggi

Adapun peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani, yaitu


dengan cara menciptakan kerukunan antar umat beragama, menumbuhkan sikap
saling toleransi antar umat beragama, saling pengertian antara umat beragama,
serta menumbuhkan sikap demokratis.

16

10
Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM dan
Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 126-128.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan


sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan
memaknai kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa arab yang
artinya civil atau civilized (beradab).Istilah masyarakat madani pertama kali
istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil
perdana menteri Malaysia.Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani
merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat.

Penegakan hukum itu merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan


hukum, baik dalam artian formal yang sempit maupun dalam arti materil yang
luas, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para
subyek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang
resmi diberi tugas dan kewenangan oleh Undang-undang untuk menjamin
berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.Penegakan hukum memiliki 3 tahapan yaitu :Tahap
Formulasi,Tahap Aplikasi dan Tahap Eksekusi.
17

DAFTAR PUSTAKA

H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford
Foundation), 2002
Juhaya S. Praja, Teori Hukum dan Aplikasinya, Cetakan Kesatu, Pustaka Setia,
Bandung, 2011.
Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani.Jakarta: ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia
Foundation, 2006
Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan
Kejahatan, Cetakan Kedua, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.
Raja Grafindo Persada, , Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum ,Jakarta, 2016.
Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan
SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum,
Buku Rujukan Berkarier Di Bidang Hukum, Hakim-JaksaPolisi-Advokat, Cetakan
Pertama, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2015
18

Anda mungkin juga menyukai