Dosen Pengampu:
Agustianda, M.Pem.I
Kelompok 9:
Alfin Fikri(0403222289)
Sabrina Rahma(0403222104)
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat Dan hidayahNya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan Mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dengan judul “ MASYARAKAT MADANI DAN PENEGAKAN HUKUM ”.
Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Masyarakat Madani dan Demokrasi Indonesia. Kami sadar tulisan ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak, Agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
Pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
berdemokrasi Pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Kelomp
ok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................2
C. Tujuan masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
1. Kesimpulan...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masyarakat Madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Istilah masyarakat
madani pertama kali Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim,
mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat
madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat.Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginan individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat Madani ?
C.Tujuan Masalah
1.Untuk Mengetahui tentang Masyarakat Madani.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masyarakat Madani
1
H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation), 2002 hal. 5.
kebebasan, mempunyai sistem ekonomi pasar dan timbulnya asosiasi-
asosiasi masyarakat yang mandiri serta satu sama lain saling menopang.
c. Hikam (Supriatna) berpendapat secara institusional diartikan sebagai
pengelompokan anggota-anggota masyarakat sebagai warga Negara yang
mandiri, yang dapat dengan bebas bertindak aktif dalam wacana dan
praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah
kemasyarakatan pada umumnya.
3
d. Menurut Quraish shihab,masyarakat Muslim awal disebut umat sifat-sifat yang
menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan hal-hal yang dianggap baik oleh
masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah(al-ma’ruf) dan mencegah
kemungkaran.Selanjutnya,kaum Muslim awal menjadi “khairu ummah”
karena amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.1Perujukan
terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal masyarakat ideal bukan pada
peniruan struktur masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat yang ideal ini. Seperti,
pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar yang sejalan dengan petunjuk Ilahi,
maupun persatuan yang kesatuan yang ditunjuk oleh ayat sebelumnya
(lihat, QS. Ali Imran [3]: 105)
ٰۤ ُ
ِ ول ِٕىكَ لَهُ ْم َع َذابٌ ع
َظ ْي ٌم ُ اختَلَفُوْ ا ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْالب َي ِّٰن
ت ۗ َوا ْ ۙ َواَل تَ ُكوْ نُوْ ا َكالَّ ِذ ْينَ تَفَ َّرقُوْ ا َو
Artinya:Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai
berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas.
Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.
Adapun cara pelaksanaan amar ma’ruf nahi mungkar yang direstui Ilahi
adalah dengan hikmah, nasehat, dan tutur kata yang baik sebagaimana yang
tercermin dalam QS an-Nahl [16]:125).
َ َّ ۗنُ اِ َّن َربxالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َسxxِ ا ِد ْلهُ ْم بxنَ ِة َو َجx ِة ْال َح َسxَ ِة َو ْال َموْ ِعظxك بِ ْال ِح ْك َم
َ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْنxُك ه
َّل ع َْنxض َ ِّع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب
ُ اُ ْد
ََسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين
2
Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani.Jakarta: ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation, 2006, hal. 302-325.
e. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-
masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
f. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-
rejim totaliter.
g. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri
sendiri.
h. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial
dengan berbagai ragam perspektif.
i. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang
beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan
sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.
Dengan kata lain, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam
proses mewujudkan masyarakat madani (lihat DuBois dan Milley, 1992). Rambu-
rambu tersebut dapat menjadi jebakan yang menggiring masyarakat menjadi
sebuah entitas yang bertolak belakang dengan semangat negara-bangsa
diantaranya :
B. Penegakan Hukum
4
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
lalulintas atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Ditinjau dari sudut subyeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan
oleh subyek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum
itu melibatkan semua subyek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja
yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti
dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subyeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu,
4
Juhaya S. Praja, Teori Hukum dan Aplikasinya, Cetakan Kesatu, Pustaka Setia, Bandung, 2011
apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk
menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu
dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang
luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pada nilai-nilai
keadilan yang terkandung didalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai
keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tatapi dalam arti sempit, penegakan
hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
Karena itu, “Penegakan Hukum” dalam arti luas dapat pula digunakan istilah
“Penegakan Peraturan” dalam arti sempit. Pembedaan antara formalita aturan
hukum yang tertulis dengan cakupan nilai keadilanya tetapi bukan dalam artinya
yang formal, melainkan mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya. Karena itu,5 bahwa pada hakikatnya pemerintahan suatu negara hukum
modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah sebaliknya adalah
5
Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan,
Cetakan Kedua, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.
yang dimaksudkan sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan hukum
sekedar sebagai alat kekuasaan belaka.
6
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa penegakan hukum itu
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam artian
formal yang sempit maupun dalam arti materil yang luas, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subyek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas
dan kewenangan oleh Undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dari
pengertian yang luas itu, pembahasan kita tentang penegakan hukum dapat kita
tentukan sendiri batas-batasnya Apakah kita akan membahas keseluruhan aspek
dan dimensi penegakan hukum itu, baik dari segi subyeknya maupun obyeknya
atau kita batasi hanya membahas hal-hal tertentu saja, misalnya hanya menelaah
aspek-aspek subyektif saja.
6
Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum, Buku Rujukan
Berkarier Di Bidang Hukum, Hakim-JaksaPolisi-Advokat, Cetakan Pertama, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2015
a. Menciptakan lingkungan yang aman
b. Menegakkan hukum dengan adil
c. Menciptakan perdamaian
d. Pengadilan memberikan vonis yang tepat pada pelaku kejahatan.
e. Pihak berwajib mengusut tuntas sebuah kasus
f. Adanya sanksi yang tegas bagi orang yang melanggar hukum
g. Pihak berwajib menjatuhkan hukuman sesuai dengan Undang-Undang
Polisi membantu masyarakat untuk menangkap pencuri yang meresahkan
masyarakat.
h. Polisi menilang pengendara yang melanggar lalu lintas
i. Masyarakat menyerahkan pelaku tindakan kriminal kepada polisi
j. Pengadilan mencabut hak politik kepada terdakwa kasus korupsi
k. Pihak berwajib membantu mengurus kasus semua masyarakat tanpa
dibedakan.
l. Memberikan hukuman berat bagi pelaku kejahatan seperti pembunuhan
dan kekerasan serta pelecehan seksual.7
10
Seperti yang kita ketahui penegakan ataupun perlindungan hukum ialah harus
tetap dikerahkan agar norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku itu harus tetap
berdampak pada kehidupan Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum
adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, damai yang sejahtera
dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya seperti
pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya.
Penegakan hukum dan hak asasi manusia di Indonesia saat ini merupakan
suatu masalah yang sangat menarik untuk dikaji, karena dalam banyak kasus
ternyata memberikan citra yang kurang baik atau bahkan buruk dimata
masyarakat pada umumnya. Banyak kalangan baik yang awam, maupun yang
bergelut dalam bidang hukum, sering berpendapat bahwa hukum seakan tidak
7
Viswandro, Maria Matilda dan Bayu Saputra, Mengenal Profesi Penegak Hukum, Buku Rujukan
Berkarier Di Bidang Hukum, Hakim-JaksaPolisi-Advokat, Cetakan Pertama, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2015
mempunyai makna dan manfaat dalam rangka memberikan jaminan bagi tujuan
utamanya yakni terciptanya ketertiban, keamanan, kesejahteraan dan keadilan
serta kepastian hukum.
Hukum telah kehilangan jati dirinya sebagai instrument penting dalam menata
atau mengatur kehidupan masyarakat. Ironis memang, jika kita cermati dan
renungkan secara mendalam berbagai peristiwa atau kasus dalam bidang hukum
dimana proses-proses penegakannya memperlihatkan adegan-adegan yang kurang
terpuji atau boleh dikatakan menjijikan dan mengerikan.
Penegakan hukum dan hak asasi manusia akan lebih bermakna, jika hal itu
diikuti dengan berbagai instrument dan elemen pendukung yang patut mendapat
perhatian yang serius dari pihak pemerintah atau penguasa. Banyak kasus hukum
dan hak asasi manusia yang muncul kepermukaan dan melibatkan para aparatur
penegak hukum, sehingga sorotan utama hanya tertuju pada Polisi, Jaksa, Hakim
juga Pengacara yang terlibat langsung. Pada akhirnya masyarakat, baik secara
individu atau kelompok memberikan penilaian terhadap aparatur penegak hukum,
menurut versi masing-masing.
Patut diketahui dan dipahami dalam proses penegakan hukum dan hak asasi
manusia aparatur penegak hukum hanya merupakan salah satu bagian penting dari
sejumlah komponen lain yang mempunyai fungsi dan peran penting antara lain ;
aturan hukum, sarana dan prasarana, budaya hukum dan masyarakat sendiri.
Terkait dengan itu maka sebelum dilakukan Sidang Klasis Kota Ambon, Panitia
Pelaksana di Jemaat Bethel bekerja sama dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Jemaat Bethel, telah berupaya untuk melakukan survei
kecil, terkait dengan masalah hukum dan hak asasi manusia dilingkup klasis Kota
dengan tujuan utama adalah mendapatkan informasi riil dari jemaat.
Langkah ini ternyata mempunyai nilai tambah karena dengan survei kecil itu
tergambar bagi kita bahwa selama ini hampir semua orang berbicara tentang
hukum dan hak asasi manusia, namun dalam kenyataan masih banyak orang
( jemaat ) maupun para pejabat baik struktural maupun fungsional, belum
sepenuhnya memahami secara baik dan benar tentang hukum dan hak asasi
manusia tersebut.
Hasil temuan sementara ini menarik untuk dikaji, karena bagaimana mungkin
orang ( anggota jemaat ) memperjuangkan hak-haknya secara baik, padahal hak-
hak itu belum sepenuhnya dipahami. Bagaimana mungkin seorang anggota jemaat
menuntut penegakan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia, padahal lembaga
yang menanganinya saja tidak diketahui secara pasti.
8
Penegakan hukum pidana melalui beberapa tujuan khusus. beberapa tahap
seperti upaya rasional atau proses yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan
tertentu. Tahap-tahap ini adalah:
11
a. Tahap Formulasi
9
Adapun Faktor yang Menjadi pengamat dalam penegakan hukum
Menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:
12
1. Faktor Perundang-undangan
Ada beberapa asas dalam hukum, yang tujuannya adalah agar hukum memberikan
pengaruh positif. Artinya, agar hukum dapat secara efektif mencapai tujuannya
dalam kehidupan masyarakat.
9
Raja Grafindo Persada, , Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum ,Jakarta, 2016.
Penegak hukum mempunyai kedudukan dan peranan. Penegak hukum merupakan
salah satu pilar terpenting dalam proses penegakkan hukum, sering melakukan
berbagai tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum sehingga
menimbulkan berbagai masalah.
4. Faktor Masyarakat
5. Faktor Budaya
13
Seperti halnya penegakan hukum di indonesia ini seperti yang kita ketahui
bahwasanya blom bisa di katakan efektif dan efesien karena masih banyak
kelalaian dalam penegakan hukum tersebut Dalam hal ini seharusnya penegakan
hukum tidak pandang pilih dan harus memberikan rasa keadilan bagi semua
masyarakat. Penegakan hukum juga seharusnya bisa bertanggung jawab, memberi
kepastian kepada setiap masyarakat, tidak memihak dan tidak mudah di
intervensi. Salah satu penyebab lemahnya penegakan hukum di Indonesia adalah
kualitas para penegak hukum. Masih rendahnya moralitas mengakibatkan
profesionalisme kurang dan terjadi ketidakmauan pada penegak hukum. Moralitas
ini berkaitan pula dengan korupsi yang dilakukan oknum penegak hukum (judicial
corruption)
14
Terlepas dari itu ada tiga macam cara untuk menegakkan hukum di tengah
masyarakat Menurut ahli sosiologi dan hukum Soerjono Soekanto, faktor yang
memengaruhi penegakan hukum adalah faktor hukumnya, penegak hukumnya,
sarana atau fasilitas pendukungnya, masyarakat lingkungan berlakunya hukum,
serta kebudayaan, seperti dikutip dari Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia
di Era Otonomi Daerah oleh Johan.Dan juga masyarakat harus berupaya untuk
menjalankan penegakan hukum seperti halnya:
Cara dan upaya kita untuk tetap menggunakan konsep melindungi dan
menegakkan hukum dengan Cara pertama melindungi dan menegakkan hukum di
Indonesia yaitu dengan melakukan sosialisasi sejak dini mengenai hukum dan
peraturan yang terdapat didalamnya. Hal itu dilakukan guna menambah
pengetahuan mengenai hukum di negara sendiri.Oleh karena itu, ada beberapa
cara untuk meningkatkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat sebagai
berikut:
15
Dari uraian uraian di atas sudah sangat jelas bahawasanya hubungan antara
masyarakat madani dan penegakan hukum itu jelas harus bersandingan
maksudnya penegakan hukum itu harus menerapkan apa saja yang ada di dalam
konsep konsep masyarakat madani agar penegakan hukum bisa berjalan lancar
dan sejahtera selain daripada itu para institut yang berwenang dalam lph (lembaga
penegak hukum )juga harus mengerti dan memiliki pengetahuan akan bagaimana
tata cara menegakkan hukum yang benar dan tepat sesuai ajaran dan konsep
masyarakat madani tersebu.10
Seperti penegakan hukum ini terlebih lagi di indonesia harus bersifat luas ,
toleran , sportif , adil ,bijakasana dan saling membantu satu sama lain dan tidak
hanya memberlakukan oknum oknum saja harus dengan aturan dan norma norma
juga .Kita juga sebagai masyarakat harus ingin berperan dan akan menyampaikan
peran agar terhubungnya masyarakat madani sebagaimana onsep masyarakat
madani yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yaitu keadilan, demokrasi,
toleransi, pluralisme, sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam, karena Islam
sendiri mengajarkan prinsip persamaan dalam berbagai hal, tidak • ada dominasi
minoritas atau mengedepankan keadilan.
Selain daripada itu kita juga harus berusaha untuk mewujudkan masyarakat
madani dengan cara:
16
10
Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM dan
Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 126-128.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA