BAB IX
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Imam (pemimpin). Jadi orang yang menganggap bahwa Islam tidak memberi
penjelasan tentang politik atau politik bukan bidang pembahasannya, maka ia
mengkhianati dirinya dan juga mengkhianati Islam.
2.3. Nilai-Nilai Dasar Sistem Politik Islami
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan
5
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(Q.S. An-Nisa: 59)”.
e. Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat
Islam.
6
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya.Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya
akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).(Q.S. al-Anfal: 60)”.
i. Keharusan menepati janji.
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
7
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah.Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.(Q.S. al-Hasyr: 7)”.
l. keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum dalam hal:
Menyedikitkan beban (taqlil al-takalif)
Berangsur-angsur (al-tadaruj)
Tidak menyulitkan (adam al-haraj)
2.4. Penguasa dan Rakyat
8
multidimensional yang berkepanjangan, penguasa harus siap untuk menderita
bersama-sama rakyat dan bersama-sama berusaha bangkit dari krisis.
Begitu juga ketika meraih kemenangan dan kesenangan. Penguasa
harus dapat membaginya secara adil kepada seluruh rakyatnya. Sehingga,
rakyat dapat ikut merasakan dan menikmati jerih payah mereka. Apabila
penguasa dan rakyat dapat menyadari peran dan tanggung jawabnya masing-
masing, tentunya kemakmuran akan dapat terwujud. Tentunya kemakmuran
yang diharapkan adalah yang adil, merata, dapat dinikmati oleh seluruh rakyat.
Penguasa juga harus dapat mencerna aspirasi rakyat yang dapat memajukan
bangsa, meski datangnya dari rakyat kalangan bawah sekalipun. Penguasa
harus peka dan segera mengambil kebijakan yang mengutamakan
kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dalam posisi
tersebut penguasa jangan sampai ragu-ragu dalam mengambil tindakan selama
tindakannya masih dalam jalur yang benar.
Sikap transparan dari penguasa pun sangat dibutuhkan supaya rakyat
dapat melihat kinerja penguasa, dan sekaligus dapat mengingatkan ketika
penguasa sudah keluar dari aturan yang benar. Kedekatan dan tenggang rasa
antara penguasa dan rakyatnya seperti inilah yang akan menjadikan suatu
bangsa menjadi adil dan makmur.
2.5. Demokrasi Dalam Pandangan Islam
9
dengan cita-cita politik Qur’ani, sekalipun ia tidak selalu identik dengan
praktik demokrasi barat.
Adapun dasar-dasar musyawarah sebagaimana yang sudah digariskan
oleh Al-qur’an dapat dijumpai dalam surah Ali-Imran ayat 159, yang berbunyi
sebagai berikut. “maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjatuhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membetulkan tekad,
maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang
yang bertawakal kepada-Nya. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 159.
Kemudian di dalam surah Asy-Syuura ayat 38 Allah berfirman: “Dan
(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka.”
BAB III
KESIMPULAN
Politik Islam dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mempengaruhi anggota
masyarakat, agar berprilaku sesuai dengan ajaran Allah menurut sunah rasulnya.
Prinsip dasar politik Islam diantaranya adalah Musyawarah (syura),Keadilan
,Kebebasan ,Persamaan, dan Pertanggungjawaban dari Pemimpin Pemerintah
tentang Kebijakan yang diambilnya. Sistem pemerintahan dalam Islam adalah
sistem Khilafah. Ijmak sahabat telah menyepakati kesatuan khilafah, kesatuan
daulah dan ketidakbolehan baiat kecuali kepada seorang khalifah. Seluruh imam
madzhab, para mujtahid dan fukaha sepakat dengan hal itu.
10