Anda di halaman 1dari 15

POLITIK DALAM ISLAM

PENGERTIAN POLITIK ISLAM

▪ Politik Islam bahasa Arab adalah Politik di dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah siyasah. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para
ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah. Dalam Al Muhith, siyasah
berakar kata sâsa - yasûsu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusuha
siyasatan bererti Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha
(mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya). Bila dikatakan sasa al
amra ertinya dabbarahu (mengurusi / mengatur perkara). Bererti
secara ringkas maksud Politik Islam adalah pengurusan atas segala
urusan seluruh umat Islam.
TUJUAN POLITIK ISLAM

Firman Allah dalam surah al-Syura: 13 1. Menegakkan agama dan


“Allah telah menerangkan kepada kamu – di antara perkara-perkara merealisasikan perhambaan
kepada Allah Tuhan
agama yang Ia tetapkan hukumnya – apa yang telah semesta alam
diperintahkanNya kepada Nabi Nuh, dan yang telah Kami (Allah)
wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), dan juga yang telah Kami
perintahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa serta Nabi Isa, iaitu:
“Tegakkanlah pendirian agama, dan janganlah kamu berpecah belah
atau berselisihan pada dasarnya”. Berat bagi orang-orang musyrik
(untuk menerima ugama tauhid) yang engkau seru mereka
kepadanya. Allah memilih serta melorongkan sesiapa yang
dikehendakiNya untuk menerima agama tauhid itu, dan memberi
hidayah petunjuk kepada agamaNya itu sesiapa yang rujuk kembali
kepadaNya (dengan taat).”
(Surah al-Syura: 13)
2. Menegakkan Menegakkan Negara Islam ataupun masyarakat Islam itu
keadilan bukan merupakan tujuan itu sendiri. Tujuannya adalah untuk
mewujudkan satu umat yang berdiri di atas kebaikan dan
keadilan, iaitu umat yang mampu membenarkan yang benar
dan mampu membatil yang batil. Melindungi orang ramai
daripada kezaliman serta menegakkan keadilan di atas muka
bumi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh risalah
Islam dari segi kemasyarakatan.
Hukum islam tidak semata-mata hanya kepemimpinan yang
membawa kepada penyatuan orang islam saja, tetapi ia 3. Memperbaiki
bertanggung jawab dalam memperbaiki keadaan manusia keadaan
dalam bebagai sektor. manusia
Jika benar-benar sistem politik Islam dan undang-undang
diamalkan, maka akan didapati sistem politik yang mempunyai
tiga tujuan yaitu: Menyekat kerusakan, menarik kebaikan dan
bergerak di atas landasan “makrim al-akhlaq” yaitu budi pekerti
yang mulia. Jadi dengan menegakkan sistem politik Islam dan
syariah Allah, ketiga-tiga tujuan di atas akan dapat
direalisasikan dan akan membawa kebaikan kepada seluruh
manusia.
Hakikat Tujuan Politik
 Pertama, politik ialah usaha-usaha yang ditempuh warga negara
untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama.

 Kedua, politik merupakan segala hal yang berkaitan dengan


penyelenggara negara dan pemerintahan.

 Ketiga, politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk


mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat.
Keempat, politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Kelima, politik
sebagai konflik dalam rangka mencari atau mempertahankan
sumber-sumber yang dianggap penting.
PRINSIP POLITIK ISLAM
Dalam setiap pemerintahan Islam harus mendasarkan pada prinsip-
prinsip politik dan perundang-undangan pada kitab al Qur’an dan as
Sunnah yang kedua-duanya menjadi sumber pokok dari
perundangundangan yaitu pokok pegangan dalam segala aturan yang
menyangkut seluruh aspek kehidupan setiap muslim. Karena itu setiap
bentuk peraturan perundang-undangan yang diterapkan oleh pemerintah
mengikat setiap muslim untuk mentaatinya.
Prinsip-prinsip dasar politik islam sebenarnya sudah ada dalam Al
Qur’an yakni surah Al-Nisa (4): 58-59.
1. Prinsip Menunaikan Amanat

Prinsip ini adalah prinsip yang mengandung setiap orang yang


beriman agar menunaikan amanat yang menjadi tanggung
jawabnya, baik itu amanat dari Tuhan ataupun amanat dari
sesama manusia. Secara khusus hal ini menyatakan kewajiban
para pejabat untuk menunaikan amanat yang diberikan kepada
mereka, yaitu amanat politik. Dari sini pula dapat dikatakan
bahwa ayat ini memperkenalkan prinsip pertanggungjawaban
kekuasaan politik.
2. Prinsip Keadilan

Prinsip ini bukan hanya dituntut untuk sebuah kelompok,


golongan tertentu ataupun umat Islam saja, tetapi mencakup
seluruh umat manusia bahkan seluruh makhluk hidup yang ada
di muka bumi ini. Keadilan memandang kepemimpinan sebagai
perjanjian ilahi yang melahirkan tanggung-jawab menentang
kezaliman dan menegakkan keadilan. Kepemimpinan dalam
pandangan islam tidak hanya merupakan hubungan dengan
sesama manusia, tetapi juga menjadi hubungan atau perjanjian
antara Allah dan sang pemmpin untuk mempertanggung-
jawabkannya dengan berbuat keadilan.
3. Prinsip Ketaatan kepada Allah,
Rasul dan Ulil Amri

Ungkapan ulul amri merupakan frase nominal yang terdiri


dari dua kata yaitu ulu dan al-amr. Ulu berarti pemilik dan
al-amr berarti perintah, tuntutan untuk melakukan sesuatu
dan keadaan pemilik kekuasaan atau hak untuk memberi
perintah. Kedua makna ini sejalan, karena siapa yang
memiliki kekuasaan berarti ia berhak memberi perintah.
Dari sini terihat bahwa pengertian ini lebih luas karena
mencakup setiap pribadi yang memegang kendali urusan
kehidupan, besar atau kecil seperti negara atau keluarga.
4. Prinsip merujuk kepada Allah dan Rasul
jika terjadi kesalahan.

Prinsip ini mengisyaratkan adanya kemungkinan terjadi


perselisihan di antara umat islam tentang sesuatu dan
mereka saling menyalahkan. Jika dalam keaadan demikian,
maka perselisihan tersebut wajib diselesaikan dengan
mengembalikan persoalannya kepada Al Qur’an dan
Sunnah. Prinsip ini juga mengisyaratka adanya penggunaan
musyawarah sebagai metode pembinaan hokum dan
pengambilan keputusan politik.
KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERPOLITIKAN
NASIONAL

Kekuasaan tanpa landasan moral, cepat atau lambat dipastikan akan


berdampak buruk bagi tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Upaya untuk
membangun dan memelihara kebersa¬maan tinggal sekadar retorika, yang
mencuat justru ego ego berkedok kemunafikan. Posisi dalam struktur
pemerintahan, tidak lagi dianggap sebagai amanah buat memperjuangkan
nasib rakyat, melainkan lahan basah untuk memanjakan hasrat priba¬di atau
kepentingan golongan.

Anda mungkin juga menyukai