Anda di halaman 1dari 21

OLEH: KELOMPOK 8

Nama: Gita Alviani (08061281722026)


Milinia Rahma Sarri (08061181722020)
Nopita Eka Rizna (08061381722084)
POLITIK ISLAM DI INDONESIA Nur Hidayatillah (08061281722038)
Taufiqurrahman (08061381621062)
PENGERTIAN POLITIK ISLAM
Politik Islam di dalam bahasa Arab Al-siyasah juga berarti mengatur,
dikenal dengan istilah siyasah. Oleh mengendalikan, mengurus, atau
sebab itu, di dalam buku-buku para membuat keputusan, mengatur kaum,
ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah. memerintah, dan memimpinya. Secara
Dalam Al Muhith, siyasah berakar tersirat dalam pengertian siyasah
kata sâsa - yasûsu. Dalam kalimat Sasa terkandung dua dimensi yang berkaitan
addawaba yasusuha satu sama lain, yaitu:
siyasatan berarti Qama ‘alaiha wa
radlaha wa adabbaha (mengurusinya, 1. “Tujuan” yang hendak di capai
melatihnya, dan mendidiknya). melalui proses pengendalian,
2. “Cara” pengendalian menuju tujuan
tersebut
PENGERTIAN POLITIK ISLAM
Secara istilah politik islam adalah Pandangan politik menurut syara’,
pengurusan kemaslahatan umat realitanya pasti berhubungan dengan
manusia sesuai dengan syara’. masalah mengatur urusan rakyat baik
Pengertian siyasah lainya oleh Ibn A’qil, oleh negara maupun rakyat. Sehingga
sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu definisi dasar menurut realita dasar ini
Qayyim, politik Islam adalah segala adalah netral. Hanya saja tiap ideologi
perbuatan yang membawa manusia (kapitalisme, sosialisme, dan Islam)
lebih dekat kepada kemaslahatan dan punya pandangan tersendiri tentang
lebih jauh dari kemafsadatan, sekalipun aturan dan hukum mengatur sistem
Rasullah tidak menetapkannya dan politik mereka. Dari sinilah muncul
(bahkan) Allah SWT tidak pengertian politik yang mengandung
menentukanya. pandangan hidup tertentu dan tidak lagi
“netral”.
SEJARAH PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
Dalam ajaran Islam, masalah politik Sistem pemerintahan Islam sudah dimulai
termasuk dalam kajian fiqih siyasah. sejak masa Rasulullah SAW.
Fiqih siyasah adalah salah satu disiplin
ilmu tentang seluk beluk pengaturan Dua tahun setelah hijrah dari Mekkah ke
kepentingan umat manusia pada Madinah, tepatnya pada tahun 622 M,
umumnya, dan negara pada khususnya, Rasulullah SAW bersama seluruh
berupa hukum, peraturan, dan kebijakan komponen masyarakat Madinah
yang dibuat oleh pemegang kekuasaan memaklumkan piagam yang disebut
yang bernafaskan ajaran islam. Piagam Madinah.
DALIL BERPOLITIK DALAM ISLAM
Rasulullah sendiri menggunakan kata politik (siyasah) dalam sabdanya :"Adalah Bani
Israil, mereka diurusi (siyasah) urusannya oleh para nabi (tasusuhumul anbiya). Ketika
seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku,
namun akan ada banyak para khalifah." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Jelaslah bahwa politik atau siyasah itu bermakna adalah mengurusi urusan
masyarakat. Rasulullah bersabda :"Siapa saja yang bangun di pagi hari dan dia
hanya memperhatikan urusan dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa di
sisi Allah; dan barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka
dia tidak termasuk golongan mereka (iaitu kaum Muslim). (Hadis Riwayat Thabrani)
POLITIK DALAM PANDANGAN CENDEKIAWAN DAN
ULAMA
Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Siyasah as- Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa kekuasaan
Syar’iyyah, hal 168 menjelaskan:“Wajib penguasa merupakan tanggung jawab yang
diketahui bahwa mengurusi dan melayani harus dipenuhi dengan baik. Penguasa
kepentingan manusia merupakan kewajiban harus mengurusi rakyatnya seperti yang
terbesar agama dimana agama dan dunia tidak dilakukan pengembala yang dilakukan
bisa tegak tanpanya. Sungguh bani Adam tidak kepada gembalaanya. Penguasa disewa
akan lengkap kemaslahatannya dalam agama rakyatnya agar bekarja untuk kepentingan
tanpa adanya jamaah dan tidak ada jamaah meraka, kewajiban timbal balik kepada kedua
tanpa adanya kepemimpinan. Nabi bersabda: belah pihak menjadikan perjanjian dalam
‘Jika keluar tiga orang untuk bersafar maka bentuk kemitraan.
hendaklah mereka mengangkat salah satunya
sebagai pemimpin’ (HR. Abu Daud). Nabi
mewajibkan umatnya mengangkat pemimpin
bahkan dalam kelompok kecil sekalipun dalam
rangka melakukan amar ma’ruf nahi munkar,
melaksanakan jihad, menegakkan keadilan,
menunaikan haji, mengumpulkan zakat,
mengadakan sholat Ied, menolong orang yang
dizalimi, dan menerapkan hukum hudud.”
POLITIK DALAM PANDANGAN CENDEKIAWAN DAN
ULAMA
Pendapat Ibnu Aqil seperti yang dikutip Al Ghazali melukiskan hubungan antara
Ibnu Qayyim mendefinisikan: “Siyasah agama dengan kekuasaan politik
syar’iyyah sebagai segala perbuatan dengan ungkapan : ”Sultan (disini
yang membawa manusia lebih dekat berarti kekuasaan politik) adalah wajib
kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari untuk ketertiban dunia; ketertiban dunia
kerusakan, sekalipun Rasul tidak wajib untuk ketertiban agama;
menetapkan dan Allah tidak mewahyukan. ketertiban agama wajib bagi
Siyasah yang merupakan hasil pemikiran keberhasilan di akhirat. Inilah tujuan
manusia tersebut harus berlandaskan sebenarnya para Rasul.. Jadi wajib
kepada etika agama dan memperhatikan adanya imam merupakan kewajiban
prinsip-prinsip umum syariah agama dan tidak ada jalan untuk
meninggalkannya.”
TUJUAN POLITIK ISLAM
Tujuan sistem politik Islam adalah untuk membangunkan sebuah sistem pemerintahan
dan kenegaraan yang tegak di atasdasar untuk melaksanakan seluruh hukum syariat
Islam. Tujuan utamanya ialah menegakkan sebuah negara Islam atau Darul Islam
TUJUAN POLITIK ISLAM
Para fuqahak Islam telah menggariskan 10 perkara penting 1. Melancarkan jihad terhadap golongan yang
sebagai tujuan kepada sistem politik dan pemerintahan menentang Islam
Islam:
2. Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan
1. Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang sedekah sebagaimana yang ditetapkan syarak
telah disepakati oleh ulama ksalaf dari pada
kalangan umat Islam 3. Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan
dari pada perbendaharaan negara agar tidak
2. Melaksanakan proses pengadilan dikalangan rakyat digunakan secara boros atau kikir.
dan menyelesaikan masalah dikalangan orang-orang
yang berselisih 4. Melantik pegawai-pegawai yang cakap dan jujur bagi
mengawal kekayaan negara dan menguruskan hal-
3. Menjaga keamanan daerah-daerah Islam agar ehwalpentadbiran negara
manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan
damai 5. Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yang rapi
dalam hal-ehwalawam demi untuk memimpin negara
4. Melaksanakan hukuman-hukuman yang telah dan melindungi Ad-Din
ditetapkan syarak demi melindungi hak-hak manusia
5. Menjaga perbatasan negara dengan berbagai
persenjataan bagi menghadapi kemungkinan serangan
dari pada pihak luar
ASAS-ASAS DALAM POLITIK ISLAM
Hakimiyyah Ilahiyyah Risalah
Hakimiyyah atau memberikan kuasa Risalah berarti bahawa kerasulan beberapa
orang lelaki di kalangan manusia sejak Nabi
pengadilan dan kedaulatan hukum Adam hingga kepada Nabi Muhammad
tertinggi dalam sistem politik Islam S.A.W adalah suatu asas yang penting
hanyalah hak mutlak Allah. dalam sistem politik Islam.
Dalam sistem politik Islam, Allah telah
memerintahkan agar manusia menerima
segala perintah dan larangan Rasulullah
S.A.W. Manusia diwajibkan tunduk kepada
perintah-perintah Rasulullah S.A.W dan tidak
mengambil selain dari pada Rasulullah
S.A.W untuk menjadi hakim dalam segala
perselisihan yang terjadi di antara mereka.
ASAS-ASAS DALAM POLITIK ISLAM
Khilafah
Khilafah berarti perwakilan. Kedudukan
manusia di atas muka bumi ini adalah
sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan
kekuasaan yang telah diamanahkan ini,
maka manusia hendaklah melaksanakan
undang-undang Allah dalam batas yang
ditetapkan.
PRINSIP-PRINSIP DASAR POLITIK ISLAM
Musyawarah Keadilan
Asas musyawarah yang paling utama adalah Prinsip ini adalah berkaitan dengan
berkenaan dengan pemilihan ketua negara keadilan sosial yang dijamin oleh sistem
dan orang-orang yang akan menjawab tugas- sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam
tugas utama dalam pentadbiran ummah.
pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan
Asas musyawarah yang kedua adalah yang terkandung dalam sistem politik Islam
berkenaan dengan penentuan jalan dan cara meliputi dan merangkumi segala jenis
pelaksanaan undang-undang yang telah perhubungan yang berlaku dalam kehidupan
dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-
Sunnah. manusia, termasuk keadilan di antara rakyat
dan pemerintah, di antara dua pihak yang
Asas musyawarah yang seterusnya ialah bersengketa di hadapan pihak pengadilan,
berkenaan dengan jalan-jalan bagi di antara pasangan suami isteri dan di
menentukan perkara-perkara baru yang
timbul di kalangan ummah melalui proses antara ibu bapak dan anak-anaknya.
ijtihad.
PRINSIP-PRINSIP DASAR POLITIK ISLAM
Hak menghisab pihak
Kebebasan pemerintah
Kebebasan yang dipelihara oleh sistem
politik Islam ialah kebebasan yang
makruf dan kebajikan yang sesuai Prinsip ini berdasarkan kepada
dengan Al–Qur’an dan Hadist. kewajipan pihak pemerintah untuk
Menegakkan prinsip kebebasan yang melakukan musyawarah dalam hal-hal
sebenarnya adalah tujuan terpenting yang berkaitan dengan urusan dan
bagi sistem politik dan pemerintahan pentadbiran negara dan ummah.
Islam serta menjadi asas-asas utama
bagi undang-undang perlembagaan
negara Islam.
PRINSIP-PRINSIP DASAR POLITIK ISLAM
Diwajibkan untuk memperkuat Kedaulatan tertinggi atas alam
semesta dan hukumnya hanya
tali silaturahmi berada di tangan Allah semata.

Dikalangan kaum muslimin di dunia dan Dasar kekuatan politik Islam yang
untuk mencegah semua kecenderungan pertama adalah Allah SWT, tidak ada
sesat yang didasarkan pada seorang pun yang memiliki kekuasaan
mutlak.
perbedaan ras, bahasa, ras, wilayah
ataupun semua pertimbangan Selain prinsip-prinsip dasar negara
materealistis lainya serta untuk yang konstitusinya berdasar syari’ah,
melestarikan dan memperkuat ada juga prinsip-prinsip tambahan
kesatuan Millah Al-Islamiyyah (subsider) yaitu Badan Legislatif,
Eksekutif, dan Yudikatif.
NILAI-NILAI DASAR SISTEM POLITIK DALAM AL-
QURAN
a).Keharusan mewujudkan persatuan dan kesatuan umat.

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku
adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.” (Q.S. al-Mukminun: 52)”.
b).Kemestian bemusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyah.

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Asy Syura : 38)”.
c).Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” ( Q.S. an-Nisa: 58)”.

d).Kemestian mentaati Allah dan Rasulullah serta Ulil Amri (pemegang kekuasaan).
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S. An-Nisa:
59)”.
e).Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam.

“Dan jika dua golongan daripada orang Mukmin berperang,


maka damaikanlah antara kedua-duanya. Maka jika salah satu
daripada kedua-duanya berbuat aniaya terhadap yang lain,
maka perangilah yang berbuat aniaya itu sehingga kembali
kepada perintah Allah. Maka jika telah kembali, damaikanlah
antara kedua-duanya dengan adil.Dan hendaklah berlaku adil,
sesungguhnya Allah menyukai orang yang berlaku adil”.Dan
kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya.”(Q.S.
al-Hujurat:9)”.
SYARAT KEPEMIMPINAN POLITIK DALAM ISLAM
Kepemimpinan politik dalam Islam harus memenuhi syarat-syarat yang telah
digariskan oleh ajaran agama. Penjelasan itu terdapat dalam surat An-Nisa’,(4):58-
59. Pada ayat itu disimpulkan bahwa terdapat beberapa syarat kepemimpinan
politik dalam Islam antara lain:
1. Amanah yaitu bertanggung jawab dengan tugas dan kewenangan yang diemban
2. Adil yaitu mampu menempatkan segala sesuatu secara tepat dan proporsional
3. Taat kepada Allah dan Rasul
4. Menjadikan quran dan sunnah sebagai referensi utama.
POLITIK ISLAM DI INDONESIA
Sejarah mencatat bahwa perjalanan Hal ini yang kemudian memunculkan
Bangsa Indonesia tidak terlepas dari pemberontakan dan pergolakan di
peran umat Islam. Seperti ketika masa berbagai daerah di Indonesia seperti
penjajahan kolonial Belanda. Umat Islam Perang Jawa yang di pimpin oleh
Indonesia yang diwakili Para Ulama, Pangeran Diponegoro (1825-1830),
kyai, santri dan rakyat dengan gigihnya perang Padri di Sumatera Barat yang di
berusaha mempertahankan akidah dan pimpin oleh Imam Bonjol (1821-1837)
melawan penindasan serta dan perang Aceh yang di pimpin Oleh
ketidakadilan yang mereka terima dari panglima Polim (1873-1904).
para penjajah.
POLITIK ISLAM DALAM PEMBENTUKKAN NEGARA
PADA MASA KEMERDEKAAN
Dalam pembahasan mengenai dasar negara Untuk mengatasi permasalahan ini
Indonesia merdeka terdapat dua golongan dibentuklah “Panitia Sembilan”. Panitia ini
yang saling bertentangan yakni golongan terdiri atas lima orang dari golongan
Islam dan nasionalis Sekuler. Salah satu nasionalis sekuler dan empat orang dari
kepentingan umat Islam ketika itu adalah golongan Islam. Berdasarkan keputusan dari
menjadikan Islam sebagai dasar negara. “Panitia Sembilan” pada tanggal 22 Juni
Tuntutan ini menimbulkan reaksi dari 1945 dicapai kesepakatan menambah tujuh
kelompok nasionalis sekuler, sosialis, dan kata dalam sila pertama pancasila menjadi
nasrni yang pada masa itu merupakan “ Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
mayoritas dalam BPUPKI. Kelompok tersebut syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
mengajukan pancasila sebagai dasar Konsep ini kemudian disebut Piagam
negara. Jakarta. Piagam ini adalah sebuah
kompromi politis ideologis antara golongan
yang beraspirasi Islam dan kelompok
nasionalis yang sebagian besar juga
beragama Islam, akan tetapi menolak ide
negara berdasarkan Islam.
“Syukron Jazakumullahu Khoiron”
(Terimakasih semoga Allah membalas kalian
dengan kebaikan)

Anda mungkin juga menyukai