Anda di halaman 1dari 12

KEHIDUPAN POLITIK

Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalammasyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan Komponen dalam politik  
keputusan,khususnya dalam negara.  Masyarakat
Pengertian ini merupakan upaya  Kekuasaan
penggabunganantara berbagai definisi yang  Negara
berbeda mengenai hakikat politik yang
dikenaldalam ilmu politik.
Fungsi Politik

Perumusan kepentingan
Pemaduan kepentingan
Content Here

Pembuatan kebijakan umum


Content Here

Penerapan kebijakan
Content Here

Pengawasan pelaksanaan kebijakan


Politik Islam

Pembentukan negara modern didasarkan pada kepentingan kepentingan praktis, bukan atas
dasar agama asan untuk memikirkan hal-hal yang diinginkan dengan ketentuan tidak sampai
melanggar batas-batas yang telah ditetapkan. Islam pada dasarnya adalah Siyasatullah fil
Ardh. Maksudnya, dengan Islam inilah Allah mengatur semesta alam, yang diperuntukan
kepada manusia. Islam itu secara substantif bersifat politis. Konteks pemberian amanah
kepada manusia yang dimaksud di atas adalah Istikhlaf sebagai konsep politik. Istikhlaf berarti
"menjadikan khalifah untuk mewakili dan melaksanakan tugas yang diwakilkan kepadanya."
Amanah Yang diberikan Allah SWT kepada Manusia

 Ubudiyah, yaitu untuk beribadah, penghambaan kepada Allah.


 Amanah Kekhalifahan

Pendekatan dalam agenda perubahan (secara berurut):

 Pendekatan secara kultural


 Pendekatan secara struktural
Pilar-pilar dasar dalam
Mabes Angkatan Bersenjata
pemerintahan Politik Islam
 Kedaulatan di Tangan Syara‟
 Kekuasaan di Tangan Umat  Departemen Keamanan Dalam Negeri

 Hanya Khalifah yang Berhak  Departemen Luar Negeri


 Departemen Perindustrian
Mengadopdi Hukum
 Wajib Membai‟at Satu Khalifah  Departemen Kehakiman

 Struktur Pemerintahan dan  Departemen Penerangan


 Kemaslahatan Publik
Administrasi dalam sistem Khalifah
 Baitul Mal (rumah penyimpan harta)
Politik Islam : Khalifah
 Mu‟awin Tafwidh/Mentri tapi tidak  Majelis Ummah/Dewan Perwakilan

berhak membuat UU (Pembantu Rakyat

Khalifah Bidang Pemerintahan)


 Mu‟awin Tanfidz (Pembantu Khalifah
Bidang Administrasi)
 Wali/Kepala Daerah
 Amir Jihad
Sistem Politik dalam Negeri Khilafah

Menerapkan syariat Islam kepada


1 3 Memberikan hak dan kewajiban yang
sama kepada setiap warga negara,
seluruh rakyat, Muslim maupun Non- Muslim dan Non-Muslim, kecuali yang
Muslim menjadi kekhususan masing-masing

Memberikan kebebasan kepada rakyat


Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Non-Muslim menjalankanibadah,
dan umat Islam dalam satunegara,
makan, minum, tatacara berpakaian,
dengan akidah yang sama, yaitu akidah

2 4
dan menikah menurutagama dan
Islam
keyakinan mereka
 
Sistem Politik luar Negeri Khilafah

 Mengemban Islam kepada seluruh bangsa, negara dan umat lain


 Menerapkan syariat Islam kepada bangsa, negara dan umat lain
yang berhubungan dengan Khilafah
 Berjihad dalam rangka membebaskan penghambaan manusia
oleh manusia („ibadat al‟ibad) untuk menyembah Rabb al‟Ibad

Jaminan Penerapan Syariat Islam, di Dalam dan


Luar Negeri

 Ketakwaan individu, rakyat dan aparatur negara


 Kontrol masyarakat (umat dan partai politik) yang mempunyai
kesadaran ideologis
 Penerapan Islam secara kaffah, adil dan konsekuen oleh negara
kepadaseluruh rakyat
Fungsi Organisasi dan Partai Dalam Sistem Khilafah

 Edukasi: Mendidik umat dan masyarakat agar memahami Islam dengan benar
 Agregasi: Menghimpun umat dan masyarakat berdasarkan ikatan Islam
 Artikulasi: Menyampaikan aspirasi umat dan masyarakat yang sesuai dengan Islam, dan
mengoreksi kebijakan yang bertentangan dengannya Organisasi dan partai seperti
ini hukumnya Fardu Kifayah
SISTEM POLITIK ISLAM DI MASA RASULULLAH SAW
Sejarah Politik Masa Nabi SAW. dan Khulafa’ al-Rāsyidîn

Pemerintahan Islam sejak dari masa Nabi Muhammad SAW di Madinah pada 622 M hingga Khulafa al-Rāsyidîn
yang berakhir pada sekitar 656 M merepresentasikan sebuah upaya penegakan kebajikan dimuka bumi.
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah kepemimpinan moral yang sangat peduli pada perwujudan keadilan
dan kesejahteraan masyarakat. Seperti dicatat dalam sejumlah riwayat, pemerintahan Nabi di Madinah adalah
pemerintahan yang toleran. Dokumen tentang toleransi dapat dibaca dalam Piagam Madinah yang berintikan antara
lain: penghormatan pada pemeluk agama yang berbeda, hidup bertetangga secara damai, kerja sama dalam
keamanan, dan perlindungan bagi pihak pihak yang teraniaya. Isi Piagam di Madinah tersebut dicatat sebagai
dokumen politik pertama dalam sejarah yang mengadopsi prinsip-prinsip toleransi. Selain itu, Piagam di Madinah di
lihat dari kacamata teori politik, di anggap memiliki gagasan-gagasan HAM modern meskipun lahir di masa
pramodern
Nilai-Nilai Politik Dalam al-Qur’an

Al-Qur‟an bukanlah kitab politik. Ia hanya memberikan prinsip-prinsipnya saja dan bukan mengajari cara-
cara berpolitik praktis. Menurut Muhammad Asad, al-Qur'an memberikan jawaban komprehensif untuk
persoalan tingkah laku yang baik bagi manusia sebagai perorangan dan sebagai anggota masyarakat
dalam rangka menciptakan suatu kehidupan yang berimbang di dunia ini dengan tujuan terakhir
kebahagiaan di akhirat. Al-Qur'an sendiri mengajarkan bahwa kehidupan di duniamerupakan prasyarat bagi
kebahagiaan hidup yang akan datang sepertidinyatakan dalam al-Qur'an, ” Barang siapa buta
di dunia ini, maka akan buta di akhirat, dan bahkan lebih sesat lagi perjalanannya” (terj. Q.s., al-
Ahzāb 72) Bagi seorang mukmin, al-Qur'an merupakan manifestasi terakhir bagi rahmat Allah swt. kepada
manusia, di samping sebagai prinsip kebijaksanaan yang terakhir pula. Jadi, jangan menjadikan al-Qur‟an
dan pemerintahan Nabi untuk instrument politik.
Business Plan

Thank You

Anda mungkin juga menyukai