Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 6

Konsep Negara Dalam Islam


Pengertian Negara Secara Umum
dan Menurut Para Ahli

● Negara adalah suatu badan atau organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk
mengatur hal-hal yang berkaitan untuk kepentingan orang banyak serta mempunyai
kewajiban-kewajiban untuk melindungi, menyejahterakan masyarakat yang dinaunginya.
● Menurut Dr. Bonar bahwa Negara adalah suatu kesatuan hukum yang bersifat langgeng, di
dalamnya mencakup hak institusi sosial yang melaksanakan hukum secara khusus dalam
menangai masyarakat yang tinggal dalam wilayah tertentu dan Negara memiliki hak hak
kedaulatan, baik kehendak sendiri atau dengan jalan penggunaan kekuatan fisik yang
dimilikinya.
● Dr. Abdul Hamid Mutawali, Negara ialah suatu istitusi abstrak yang terwujudkan dalam
sebuah konstitusi untuk suatu masyarakat yang menghuni wilayah tertentu dan memiiki
kekuasan umum .
● J.J.Rousseau Negara merupakan hasil kontrak sosial, pemerintah yang secara representasi
dari sebuah hasil kontrak sosial memperoleh legitimasi kekuasaanya dari asosiasi
masyarakat wilayah tersebut, sehingga Negara berkewajiban untuk memenuhi kepentingan
warga negaranya .
Konsep Negara dalam Islam

Sejak zaman Rasulullah SAW, sudah muncul yang namanya


piagam Madinah sebagai konstitusi Negara Madinah dan
memunculkan hukum tata negara pertama kali. Piagam
tersebut berisi aturan tentang interaksi sosial antar
sesama muslim dan non-muslim, persatuan dan kesatuan
msyarakat Madinah yang beragam suku, hubungan muslim
dengan muslim, muslim dengan non-muslim kewajiban
dalam bela negara, serta menghormati perbedaan agama.
pembagian negara menurut beberapa Ulama yaitu menurut Jumhur
Ulama, negara dibagi menjadi 2 wilayah

01 Dar al-Islam
Dari sudut hukum yang berlaku
02 Ar al-harb
sebaliknya dalam dar al-
dalam dar al-islam hukum yang harb, hanya memenuhi salah
berlaku yakni hukum islam satu unsur pokok dar al-
yang ada didalamnya, dan juga islam wilayah dikuasai oleh
mayoritas masyarakatnya itu pemerintah non-muslim dan
adalah Islam tidak memberlakukan hukum
Islam.
01
Dar al-Islam, identitas yang dapat dilihat melalui sudut pandang negara tersebut,
seperti
• Dari sisi keamanan masyarakat menjalankan syariat Islam, dimana rasa aman tersebut
muncul saat mereka melakukan aktivitas ibadah mereka masing-masing karena sudah
dijelaskan sebelumnya pada perang madinah bahwasannya kita harus dapat menerima
perbedaan
• Dari sudut penguasa, negara yang pemerintahannya dipegang oleh umat Islam, mayoritas
penduduknya adalah Islam, dan menggunakan hukum Islam dalam penerapan undang-
undangnya, karena kemutlakan dalam kekuasaan adalah Allah. Tetapi semakin
berkembangnya dunia modern, kriteria ini telah bergeser, dapat disebut dar al-islam jika
mayoritas penduduknya Islam, meskipun tidak sepenuhnya menjalankan hukum Islam
dalam perundang-undangannya. seperti contohnya saja adalah negara Indonesia.
02
Ar al-harb
integrasi agama dan negara dalam piagam madinah sebagai konstitusi
negara Islam di Madinah. selain sebagai undang-undang tertua di dunia,
piagam madinah juga merupakan undang-undang dasar tertua di Eropa
dan Amerika pada abad ke-17 yang menjadikan adat istiadat sebagai
sumber utama karena diwarisi secara turun-temurun dari generasi ke
generasi. Maka dari itu pada tahun 1771, Amerika pun membuat undang-
undang dasar yang berlandaskan perspektif barat.
Konsep Islam Tentang Negara

Dalam sejarah perkembangan ilmu politik, konsep negara


merupakan konsep yang dominan, sehingga bila membicarakan ilmu
politik berarti membicarakan negara dan segala sesuatu yang
berhubungan denganya. Pada awalnya ilmu politik mempelajari
masalah negara. Dengan itu, pendekatan yang muncul dalam ilmu
politik adalah pendekatan legal-formal, yaitu suatu pendekatan
yang memahami ilmu politik dari sudut formal legalistic dengan
melihat lembaga-lembaga politik sebagai obyek studinya,
termasuk didalamnya masalah negara.
Dalam konsep Islam dalam negara ada 3 perspektif yaitu Islam dan
demokrasi, Pemerintah (Islam), dan Paradigma Pemikiran Politik Konsep
Negara :

1. Islam dan Demokrasi


Sebelum masa Islam, orang-orang Arab memiliki suatu
lembaga yang disebut “dewan” (nadi), di mana orang-orang
tua dari suatu suku atau suatu kota memilih kepala
pemerintah di tingkat suku maupun tingkat kota, hal
tersebut dengan tujuan untuk memusyawarahkan urusan-
urusan mereka. Lembaga inilah yang kemudian
didemokratisasikan oleh Al-Qur‟an, dengan menggunakan
istilah nadi atau syura’
Tiga model gerakan Islam yang berkembang.

1 Menolak demokrasi sebagai bagian dari Islam, model ini


beranggapan bahwa demokrasi merupakan sistem yang kufur
yang harus ditolak dan dijauhkan dari kehidupan masyarakat
Islam.

2 Menerima demokrasi dan menerima semua hasil demokrasi.

3
Menolak semua proses demokrasi namun menerima hasil demokrasi

Namun ketiga model pemikiran tadi masih sepakat bahwa sistem


Khalafaur Rasyidin yang pernah ada dan berjalan selama kurang lebih tiga
puluh tahun semenjak Rasulullah SAW wafat sebagai sistem yang paling baik,
ideal dan patut diteladani.
 
2.Pemerintahan
Pemerintahan negara harus dipimpin oleh seorang yang mampu
mengelola secara efektif mengenai persoalan-persoalan negara yang
dipimpinnya. Menurut Islam, kepala negara merupakan pusat dari segala
kekuasaan eksekutif, kekuasaan sipil dan militer, serta kekuasaan yang
secara teknis dikenal dengan istilah kekuasaan “keagamaan”. Kepala
negara memegang kekuasaan tertinggi, baik dalam urusan sipil maupun
keagamaan dan sebagai panglima tertinggi dari angkatan bersenjata
kajian-kajian tentang negara dan kaitannya dengan agama, selalu
mendapat porsi lebih khusus. Inilah yang menyebabkan munculnya
kesepakatan para ulama yang mewajibkan adanya pemerintahan, mekipun
kajian klasik dan kontemporer punya pendapat yang beragam mengenai
bentuk pemerintahan itu.
Kewajiban ini didasarkan pada :
Ijma shahabat, menolak bencana yang ditimbulkan oleh keadaan yang
kacau balau akibat tidak adanya pemerintahan,melaksanakan tugas-tugas
keagamaan, mewujudkan keadilan yang sempurna.
Dalam konsep Islam, dengan mengacu pada alQuran dan al-Hadits, tidak
ditemukan rumusan tentang negara secara eksplisit, hanya di dalam kedua
sumber hukum Islam itu terdapat prinsip-prinsip dasar dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, di antaranya adalah:
1. Keadilan
2. Musyawarah
3. Menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
4. Perdamaian dan persaudaraan
5. Keamanan
6. Persamaan
3. Paradigma Pemikiran Politik Konsep Negara Ditekankan
dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam
mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai
iman. Dalam pemikiran politik Islam konsep negara islam di
klasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok paradigma.
1

Pertama paradigma integral yakni agama dan negara


merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut Muhammad Abdul Qadir Abu Fariz, Islam
mempunyai sistem politik sendiri yang meliputi, yaitu:
1. Kedaulatan milik Allah
2. Keadilan dan persamaan
3. Taat
4. Syura‟.
2
Kedua, paradigma sekularistik, yaitu agama dan negara merupakan
sesuatu yang harus dipisahakan. Paradigma ini didasarkan atas
pandangan bahwa Islam itu murni sebagai agama yang hanya
mengatur masalah ibadah ritual saja. Tokoh utama kelompok ini
adalah ‘Ali Abd al Raziq dan Musthafa Kemal Attaruk.
Dalam kalangan Islam, pemikiran pemisahan mengenai agama dan negara yang
dipelopori oleh Ali Abd al Raziq ini bukan saja ditolak, tetapi juga bersifat
controversial karena pandangan-pandangan dan hujah-hujahnya yang dilontarkan
tidak mempunyai sumber fakta yang mendukung. Dalam bukunya yang berjudul
Al Islam Wa Usul al-Hukum mengemukakan bahwa
1 2
Syariat Islam semata-mata bercorak Islam tidak mempunyai kaitan apapun
spiritual yang tidak memiliki kaitan dengan sistem pemerintahan pada periode
dengan hukum dan praktik duniawi Nabi maupun Khulafaur Rosyidin

3 4
Kekhalifahan bukanlah sebuah sistem Kekhalifahan tidak mempunyai dasar
politik keagamaan atau keislaman, baik dalam Al-Qur‟an maupun hadits.
tetapi sebuah sistem yang duniawi
3
Ketiga, paradigma simbiotik, yakni agama dan negara
merupakan sesuatu yang saling terkait dan berhubungan,
bahwa agama membutuhkan negara agar agama dapat
berkembang dan negara membutuhkan agama agar meraih
kemajuan dalam masalah etika dan moral.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai