Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politik merupakan hal yang tidak terlepas dari kekuasaan sehingga dalam
berpolitik dibutuhkan penguasa yang dipercaya oleh rakyat dan untuk rakyat. Politik
memiliki sistem politik yang di dalamnya yang memiliki unsur-unsur yang saling
berkaitan (interrelated) dan saling bergantung (interdependent). Sedangkan politik
berarti berbagai macam kegiatan yang terjadi di dalam suatu Negara yang berkaitan
dengan proses menetapkan tujuan dan bagaimana mencapai tujuan tersebut . Setiap
politik terdiri dari dua unsur, yaitu penguasa dan masyarakat beserta organisasi yang
dibentuknya. Proses menuju panggung politik bisa ditempuh atau dilakukan oleh siapa
saja selama memiliki kapasitas. Politik tidak hanya dijalankan atau dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki kekuasaan tetapi bisa juga dilakukan oleh para ulama.

Ulama memiliki sumber daya yang sangat luar biasa untuk mempengaruhi massa.
Politik merupakam pembahasan yang tidak terlepas dari pembentukan Negara. Negara
membutuhkan seorang pemimpin untuk menyelamatkan umat. Dalam Alquran maupun
hadis tidak ditemukan secara gamblang konsep tentang Negara. Hal ini tentu bisa
dimaklumi karena konsep Negara atau nation-state seperti sekarang ini baru muncul
pada abad ke-16 yang dikemukakan oleh Nicolo Machiavelli.

Namun demikian, bukan berarti bahwa konsep Negara itu tidak ada sama sekali
dalam Islam. Secara substantif, terdapat sejumlah ayat Alquran dan hadis yang
menunjukkan adanya pemerintahan pada umat Islam. Politik Islam memiliki corak yang
berbeda dari politik barat. Ciri umum politik ketatanegaraan Islam pada masa klasik
ditandai oleh pandangan mereka yang bersifat khalifah sentris . Kepala Negara atau
khalifah memegang peranan penting dan memiliki kekuasaan yang sangat luas. Rakyat
dituntut untuk mematuhi kepala Negara, bahkan di kalangan sebagian pemikir sunni
terkadang sangat berlebihan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik dan Politik dalam Islam


1. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional. Komponen-komponen yang Komponen-komponen
yang diperlukan diperlukan dalam politik politik yaitu :
a. Masyarakat
b. Kekuasaan
c. Negara
Fungsi Politik adalah Perumusan Perumusan kepentingan kepentingan
Pemaduan Pemaduan kepentingan kepentingan Pembuatan Pembuatan
kebijakan kebijakan umum Penerapan Penerapan kebijakan kebijakan
Pengawasan Pengawasan pelaksanaan pelaksanaan kebijakan.

2. Pengertian Politik Islam


Politik dan agama adalah sesuatu yang terpisah. Dan, sesungguhnya
pembentukan pemerintahan dan kenegaraan adalah atas dasar manfaat amaliah,
bukan atas dasar sesuatu yang lain. Jadi, pembentukan negara modern didasarkan
pada kepentingan-kepentingan praktis, bukan atas dasar agama.
Pemerintahan yang berlaku pada masa Rasulullah dan khalifah bukanlah
diturunkan Allah dari langit. Wahyu Allah hanya mengarahkan Rasul dan kaum
muslimin untuk menjamin kemaslahatan umum, tanpa merenggut kebebasan
mereka untuk memikirkan usaha-usaha menegakkan kebenaran, kebajikan, dan
keadilan.
Alquran sendiri tidak mengatur urusan politik secara khusus, tetapi hanya
memerintahkan untuk menegakkan keadilan, kebajikan, membantu kaum lemah,
dan melarang perbuatan yang tidak senonoh, tercela, serta durhaka. Alquran
hanya meletakkan garis besar pada kaum muslimin, kemudian memberikan
kebebasan untuk memikirkan hal-hal yang diinginkan dengan ketentuan tidak
sampai melanggar batas-batas yang telah ditetapkan. Islam pada dasarnya adalah
Siyasatullah fil Ardh. Maksudnya, dengan Islam inilah Allah mengatur semesta
alam, yang diperuntukan kepada manusia. Islam itu secara substantif
bersifat politis. politis. Konteks Konteks pemberian pemberian amanah kepada
manusia manusia yang dimaksud dimaksud di atas adalah Istikhlaf Istikhlaf
sebagai konsep politik. Istikhlaf berarti "menjadikan khalifah untuk mewakili dan
melaksanakan tugas yang diwakilkan kepadanya."
Islam secara substantif adalah siyasah, yaitu menghendaki agar ummat
menjalankan kepemimpinan politik.
Dalam fiqih syiyasah disebutkan bahwa garis besar fiqih syiyasah meliputi :
1. Syiyasah Dusturiyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Syiyasah Dauliyah (Politik yang mengatur hubungan antara suatu negara
Islam dengan negara Islam lain atau dengan negara sekuler lainnya.
3. Syiyasah Maaliyah ( Sistem ekonomi negara)
Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah sasayasusu-siyasah .
Yang berarti berarti (mengurusinya, (mengurusinya, melatihnya, melatihnya, dan
mendidiknya) mendidiknya) dan secara bahasa adalah cara pemerintahan Islam
mengurus pemerintahan Islam mengurus urusan rakyatnya, urusan rakyatnya,
serta urusan serta urusan negara, umat egara, umat dan rakyatnya dan rakyatnya
terkait terkait dengan negara, umat dan bangsa lain.
Urusan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan: politik, sosial, ekonomi,
pendidikan, keamanan, dll, yang mana pada masa Rasulullah SAW makna siyasah
(politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaannya. kata
tersebut digunakan dalam pengaturan pengaturan urusan-urusan urusan-urusan
manusia; manusia; dan pelaku pengurusan pengurusan urusan-urusan urusan-
urusan manusia manusia tersebut tersebut dinamai politikus (siyasiyun). Dalam
realitas bahasa Arab dikatakan bahwa ulil amri mengurusi (yasûsu) rakyatnya saat
mengurusi urusan rakyat, mengaturnya, dan menjaganya.

3. Pandangan Islam Dalam Politik


Islam adalah agama yang syammil mutakammil (sempurna dan paripurna),
islam bukan hanya mengatur masalah ritual ubudiyah saja, tapi seluruh aspek
kehidupan manusia, bahkan sampai ke hal-hal terkecil dalam kehidupan manusia.
Jika islam hanya mengatur masalahmasalah ibadah saja, tanpa mengatur masalah
sosial budaya, pendidikan, tata Negara/pemerintahan, Negara/pemerintahan, dan
sosial politik, politik, maka sama saja islam dengan agama lain, tidak ada
keistimewaan islam dibandingkan agama-agama lainnya.
Aqidah Islam bers Aqidah Islam bersifat komprehensif dan menyeluruh, ia
berbeda komprehensif dan menyeluruh, ia berbeda dari semua dari semua umat
karena umat karena konsepsinya tentang konsepsinya tentang ubudiyah.
ubudiyah. Umat Islam Umat Islam meyakini b meyakini bahwa Allah ahwa Allah
Maha Esa, dan Esa, dan meyakini meyakini bahwa Allah meliputi meliputi setiap
gerak manusia manusia dalam semua urusan. urusan. Dia adalah Pencipta
Pencipta dan Pemberi Rizki kepada hamba-Nya. Dia juga pembuat undang-
undang untuk mereka menyangkut semua aspek kehidupan. Islam tidak
membatasi ubudiyah kepada Allah hanya menyangkut aspek spiritual belaka,
sementara aspek kehidupan lainnya ditujukan kepada selain-Nya. Misalnya,
membuang nilai-nilai aturan Allah dari kehidupan politik, ekonomi, dan moral.
Islam menilai pemisahan pemisahan ini sebagai sebagai kesesatan kesesatan dan
penyesatan penyesatan terhadap terhadap umat manusia, manusia, dan
bertentangan bertentangan dengan aksiomatik islam yang hanif.

4. Politik dalam Islam


Politik dalam literasi Islam dikenal dengan istilah “siyasah” yang berarti
pengaturan masalah keummatan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak
mau tahu terhadap urusan ummat. siyasah tidak diorientasikan kepada kekuasaan
karena ia hanya berfungsi sebagai sarana menyempurna pengabdian kepada Allah
Islam dan Kekuasaan.
Tujuan Siyasah dalam Islam Islam memandang kehidupan dunia sebagai
ladang bagi kehidupan akhirat. Kehidupan dunia harus diatur seapik mungkin
sehingga manusia bisa mengabdi kepada Allah secara lebih sempurna. Tata
kehidupan di dunia tersebut harus senantiasa tegak di atas aturan-aturan dien.
Konsep ini sering dianggap mewakili tujuan Konsep ini sering dianggap mewakili
tujuan siyasah siyasah dalam Islam:
 iqamatud din (hirasatud din)
 wa siyasatud dunya (menegakkan din dan mengatur urusan dunia)

5. Hubungan antara Islam dan Politik


Islam merupakan agama yang mencakup keseluruhan sendi kehidupan
manusia (syamil). Islam bukanlah sekedar agama kerahiban yang hanya memiliki
prosesi-prosesi ritual dan ajaran kasih-sayang . Islam bukan pula agama yang
hanya mementingkan aspek legal formal tanpa menghiraukan aspek-aspek moral.
Politik, sebagai salah satu sendi kehidupan, dengan demikian juga diatur oleh
Islam. Akan tetapi, Islam tidak hanya terbatas pada urusan politik.

6. Islam Tidak Bisa Dibangun Secara Sempurna Tanpa Politik


Tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi merupakan amanah yang
harus diwujudkan. Hukum-hukum tersebut tidak akan mungkin bisa tegak tanpa
politik pada umumnya dan kekuasaan pada khususnya. Ibnu Taimiyyah
mengatakan bahwa Islam harus ditegakkan dengan dua hal : AlQur’an dan
pedang. Al-Qur’an merupakan sumber hukum-hukum Allah sedangkan pedang
melambangkan kekuatan politik atau kekuasaan yang menjamin tegaknya isi Al-
Qur’an.

7. Hasan Al-Banna
“ Sesungguhnya seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali
jika ia menjadi seorang politikus, politikus, mempunyai mempunyai pandangan
pandangan jauh ke depan dan memberikan memberikan perhatian perhatian
penuh kepada persoalan persoalan bangsanya. bangsanya. Keislaman Keislaman
seseorang seseorang menuntutnya menuntutnya untuk memberikan memberikan
perhatian perhatian kepada persoalanpersoalan bangsanya"
B. Kontribusi agama Islam dalam Kehidupan politik
Agama itu sangat penting disegala aspek kehidupan umat manusia selain itu
agama juga agama berperan untuk menenangkan jiwa dan raga. Dengan agama yg
kita yakini hidup akan lebih baik dan indah. Dengan agama kita akan lebih bijak
menyikapi sesuatu. Contohnya saja diZaman Nabi Muhammad agama berperan
penting dalam segala bidang termasuk pemerintahannya. Dizaman sekarang ini
banyak orang pinter tapi agamanya kurang selain itu pinternya pada kebelinger,
pintar bicara saja. tapi tidak ada buktinya. Makanya agama itu dibutuhkan oleh setiap
umat manusia.
Islam adalah solusi. Solusi segala permasalahan di dunia ini dengan
kesempurnaan ajarannya ( syumul ). Kesempurnaan ajaran Islam dapat ditelaah dari
sumber aslinya, yaitu Alquran dan Sunnah yang mengatur pola kehidupan manusia,
mulai dari hal terkecil hingga terbesar baik ekonomi, sosial, politik, hukum,
ketatanegaraan, budaya, seni, akhlak/etika, keluarga, dan lain-lain. Bahkan,
bagaimana cara membersihkan najis pun diatur oleh Islam.
Ajaran Islam merupakan rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta alam),
artinya Islam selalu membawa kedamaian, keamanan, kesejukan, dan keadilan bagi
seluruh makhluk hidup yang berada diatas dunia. Islam tidak memandang bentuk atau
rupa seseorang dan membedakan derajat atau martabat manusia dalam level
apapapun. Islam menghormati dan memberikan kebebasan kepada seseorang untuk
menganut suatu keyakinan atau agama tanpa memaksakan ajaran Islam tersebut
dijalankan (laa ikrahaa fiddiin).
1. Makna Ulil Amri
‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan, dari Ibnu ‘Abbas bahwa, “Wa uulil
amri minkum” (Dan Ulil Amri di antara kamu), maknanya adalah ahli fiqh dan
ahli agama. Sedangkan menurut Mujahid, ‘Atha, Al-Hasan Bashri dan Abul
‘Aliyah-begitu pula Ibnu Qayyim Al-Jauziyah-, bermakna ulama. Ibnu Katsir
menambahkan, “Yang jelas bahwa Ulil Amri itu umum mencakup setiap
pemegang urusan, baik umara maupun ulama.”
Ibnu Qayyim dalam I’lamul Muwaqi’in mengatakan, “Allah SWT
memerintahkan manusia agar taat kepada Ulil Amri, dan Ulil Amri itu tidak lain
adalah ulama, akan tetapi diartikan juga sebagai umara (pemerintah/tokoh formal
masyarakat).”
Jadi, tidaklah benar ‘Ulil Amri’ bermakna satu-satunya pemimimpin
dalam satu jamaah tertentu. Artinya taat kepada Ulil Amri ada batasannya,
berbeda dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang merupakan sesuatu yang
mutlak.
2. Larangan Taqlid pada Ulil Amri
Ibnu Qayyim meneruskan, bahwa sesungguhnya ayat yang membicarakan
tentang ketaatan kepada Ulil Amri adalah alasan yang paling kuat untuk
membantah dan memperjelas kekeliruan taqlid. Kekeliruan tersebut dapat dilihat
dari beberapa sisi:
 Pertama, perintah taat kepada Allah adalah perintah untuk melakukan
segala apa yang diperintahkannya, dan menjauhi segala apa yang
dilarangnya.
 Kedua, Ketaatan kepada Rasul SAW. Dua bentuk ketaatan ini tidak akan
dapat ditunaikan oleh seorang hamba kecuali dengan mengenal dan tahu
persis apa yang diperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mengetahui
perintah-perintah Allah dan hanya bertaqlid kepada Ulil Amri, niscaya ia
tidak mungkin mewujudkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
 Ketiga, Di dalam sebuah riwayat ditemukan larangan untuk bertaqlid
kepada Ulil Amri, sebagaimana terdapat dalam riwayat yang bersumber
dari Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Umar,
Abdullah bin Abbas dan lain-lain dari kalangan sahabat.
3. Prinsip-prinsip Dasar Sistem Politik Islam
a. Prinsip Syiyasah
Prinsip dasar syiyasah adalah :
1) musyawarah,
2) pembahasan bersama,
3) tujuan bersama, yakni untuk mencapai suatu keputusan,
4) keputusan itu merupakan penyelesaian dari suatu masalah yang
dihadapi bersama,
5) keadilan,
6) al- musaawah atau persamaan,
7) al hurriyah (kemerdekaan/kebebasan),
8) perlindungan jiwa dan harta nasyarakat.
b. Prinsip dasar Pemerintahan
 Tauhid
Pemerintahan Islam harus didasari tauhid, ketaatan kepada Allah
dan Rasul-Nya. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman diantara kamu dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa. ( Annur 24:55)
 Kedaulatan rakyat, Pemerintahan dipimpin oleh ulil amri (wakil
rakyat), yang berdasarkan Al Quran dan Hadis yang wajib ditaati oleh
pemerintah dan rakyat.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri diantara kamu “(An Nisa 4:59)
 Keadilan terhadap sesama manusia
 Kejujuran, ikhlas, tanggung jawab, dan adil dalam melaksanakan tugas
tanpa membedakan bangsa dan agama.
4. Perbedaan Antara Negara Demokratis Dengan Negara Islam
a. Negara Demokratis
 Kedaulatan di tangan rakyat artinya Keterlibatan rakyat dalam
memproduksi hukum (Lyman Tower dalam buku Contemporary
political ideology)
 Pengambilan keputusan diambil dengan musyawarah mufakat atau
dengan suara mayoritas.
 Kebebasaan beragama. Pindah-pindah agamapun hak warga negara tidak
ada sanksi.
 Ada pembagian kekuasaan (power sharing)
 Pemilu untuk memilih pemimpin mereka .
b. Negara Islam
 Kedaulatan di tangan Allah, hanya Allah yang berhak memproduksi
hukum (al. konsep Maududi).
 Kekuasaan di tangan ummat. Mereka yang memegang kekuasaan harus
dipilih oleh ummat ditunjukkan dengan bai‘at.
 Ada kebebasan beragama tetapi bagi mereka yang murtad terkena
dengan hukum bunuh.
 Dalam pengambilan keputusan Syar’i oleh para mujtahid sedangkan
pengambilan keputusan teknis diambil oleh para ahli.
 Pemilu dimulai dengan pemilihan oleh ahlu al-allâ wa al-‘aqdi.
5. Prinsip politik luar negeri dalam politik Islam
 saling hormat menghormati fakta-fakta dan traktat (Al Anfal 8:58, At
Taubah 9: 4 dan 7, An Nahl 16:91),
 menjaga kehormatan dan integrasi nasional (An Nahl16:92,
 keadilan universal (internasional) (Al Maidah 5:8),
 menjaga perdamaian abadi (Al Maaidah 5:61)
 menjaga kenetralan negara-negara lain (An Nisa 4:89-90),
 larangan terhadap ekploitasi para imperialis (Al An’am 6:92),
 memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang
hidup di negara lain (Al Anfal 8:72),
 bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (Al Mumtahanah 60:8-
9),
 kehormatan dalam hubungan internasional (Ar Rahman 55:60),
 memberikan balasan secara adil terhadap penyerang Islam (An Nahl
16:126)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan Islam atau agama dan Politik itu sangat berkaitan karena telah
dijelaskan tentang aturan dan cara-cara dalam berpolitik yang sesuai tuntunan Al
Quran dan Hadits. Oleh karena itu sistem politik Islam yang melihat
dokumendokumen dari Al-Qur‟an ini memuat prinsip-prinsip politik berupa keadilan,
musyawarah, toleransi, hak-hak dan kewajiban, amar ma’ruf dan nahi mungkar,
kejujuran, dan penegakan hukum.
Jadi dengan sistem dan peraturan-peraturan hukum yang sesuai dengan Al-
Qur‟an sudah pasti sistem politik Islam lebih baik dibandingkan dengan sistem
Politik yang lain.

Anda mungkin juga menyukai