0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan demokrasi dalam Islam. Politik dalam Islam terkandung dalam fiqih siasah yang mengatur sistem kekuasaan dan pemerintahan dengan prinsip dasar seperti musyawarah, keadilan, kebebasan dan persamaan. Demokrasi juga sejalan dengan konsep musyawarah dalam Islam meskipun terdapat perbedaan pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip dasar demokrasi seperti musyawar
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan demokrasi dalam Islam. Politik dalam Islam terkandung dalam fiqih siasah yang mengatur sistem kekuasaan dan pemerintahan dengan prinsip dasar seperti musyawarah, keadilan, kebebasan dan persamaan. Demokrasi juga sejalan dengan konsep musyawarah dalam Islam meskipun terdapat perbedaan pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip dasar demokrasi seperti musyawar
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan demokrasi dalam Islam. Politik dalam Islam terkandung dalam fiqih siasah yang mengatur sistem kekuasaan dan pemerintahan dengan prinsip dasar seperti musyawarah, keadilan, kebebasan dan persamaan. Demokrasi juga sejalan dengan konsep musyawarah dalam Islam meskipun terdapat perbedaan pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip dasar demokrasi seperti musyawar
Dalam terminologi politik Islam, politik itu identik dengan siasah, yang secara kebahasaan artinya mengatur. Politik sendiri artinya segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasah, dan sebagainya) mengenai pemerintahan suatu negara, dan kebijakan suatu negera terhadap negara yang lain. Politik juga dapat diartikan sebagai kebijakan atau cara bertindak suatu negara dalam menghadap atau menangani suatu masalah. Dalam ajaran Islam politik termasuk kedalam fiqih siasah. Fiqih siasah adalah aspek ajaran Islam yang mengatur sistem kekuasaan dan pemerintahan. Terdapat garis besardalam fiqih siasah yang meliputi sebagai berikut: 1. Siasah Dusturiyyah (tata negara dalam Islam) 2. Siasah Dauliyyah (hubungan antara suatu negara dengan negara lain) 3. Siasah Maaliyyah (sistem ekonomi negara) Dalam konsep Islam, kekuasaan tertinggi adalah Allah swt. Ekpresi kekuasaan dan kehendak Allah tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu, penguasa tidaklah memiliki kekuasaan mutlak, ia hanyalah wakil (Khalifah) Allah dimuka bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan nyata. Disamping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan kepada orang-orang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah menggunakan kekuasaan itu dengan sebaik- baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Sunnah Rasul. Islam sebagai ajaran yang komplek memberikan prinsip-prinsip dasar dalam sistem politik yaitu sebagai berikut; 1. Musyawarah Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan tentang pembahsan bersama mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan negara agar terciptanya keputusan bersama. 2. Keadilan Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah. Kewajipan berlaku adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah di antara asas utama dalam sistem sosial Islam, maka menjadi peranan utama sistem politik Islam untuk memelihara asas tersebut. 3. Kebebasan Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang berdasarkan kepada makruf dan kebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenarnya adalah tujuan terpenting bagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama bagi undang-undang perlembagaan negara Islam. 4. Persamaan Persamaan di sini terdiri dari pada persamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan persamaan berada di bawah kuat kuasa undang-undang. 5. Hak mengkritik pemerintah Hak rakyat untuk mengkritik pihak pemerintah dan hak mendapat penjelasan terhadap tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajiban setiap anggota dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Islam sebagai sebuah ajaran yang mencakup persoalan spiritual dan politik memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kehidupan politik di Indonesia. Pertama ditandai dengan munculnya partai-partai berasaskan Islam serta pro aktif tokoh- tokoh politik Islam dan umat Islam terhadap keutuhan negara kesatuan Replublik Indonesia sejak awal kemerdekaan sampai jaman reformasi. Umat Islam Indonesia dapat menyetujui Pancasila dan UUD 1945 setidak-tidaknya atas dua pertimbangan. Pertama. Nilai-nilainya dibenarkan oleh ajaran Islam. Kedua. Fungsinya sebagai nuktah-nuktah kesepakatan antar berbagai golongan untuk mewujudkan kesatuan politik bersama. B. Demokrasi dalam Islam Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu Demos yang berarti rakyat dan Kratos yang berarti kekuasaan. Demokrasi bermakna pemerintahan atau kekuatan rakyat (power of strength of the people). Demokrasi mengandung nilai-nilai, yaitu adanya unsur keperacayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat, adanya pertanggungjawaban bagi seorang pemimpin. Konsep demokrasi pada hakekatnya sama hampir dengan konsep musyawarah dalam Islam. Namun, terdapat beber apa perbedaan diantara keduanya yang menyebabkan sebagian masyarakat masih belum dapat menerima konsep demokrasi. Ada dua hal yang mendasari perbedaan tersebut, di antaranya: (1) demokrasi berasal dari negara Barat, sedangkan musyawarah dalam Islam berasal dari negara timur; (2) pengambilan keputusan dalam sistem demokrasi lebih menekankan pada suara terbanyak, sedangkan keputusan musyawarah diambil berdasarkan kesepakan dan kesepahaman bersama walaupun pendapat berasal dari sekelompok tokoh masyarakat. Namun terlepas dari dua pemahaman tersebut, demokrasi dan musyawarah memiliki tujuan yang sama yaitu menghasilkan keputusan yang dapat diterima oleh setiap kalangan mayoritas dan kalangan minoritas. Dalam Islam, prinsip demokrasi sudah diajarkan oleh Rasulullah. Contohnya, pada saat Perang Badar beliau mendengarkan saran dari sahabatnya mengenai lokasi perang walaupun itu bukan pilihan yang diajukan olehnya. Dan pada saat ini, banyak Negara Islam ataupun Negara yang mayoritasnnya muslim terutama Negara Indonesia turut mengadaptasi system Demokrasi, adapula Negara Islam lain yang meninggalkan system pemerintahan sebelumnya dan menganggap bahwa demokasi adalah islam itu sendiri, namun walaupun prinsip demokrasi sudah diajarkan oleh Rasulullah akan tetapi demokrasi itu sendiri tidak pernah dicontohkan Rasulullah dalam pemerintahannya. Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (Syura), persetujuan (ijma) dan penilaian interpretatif yang mandiri (ijtihad). Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia. Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam Al-Quran surat 42:28, yang isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk menyelesaikan urusan yang mereka pimpin dengan cara bermusyawarah. Di samping musyawarah ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi, yaitu konsesus atau ijma. Konsesus memainkan peranan yang menentukan dalam perkembangan hukum Islam dan memberikan sumbangan sangat besar pada korpus atau tafsir hukum. Selain syura dan ijma, ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi Islam yaitu Ijtihad. Bagi para pemikir muslim upaya ini merupakan langkah kunci menuju penerapan perintah Tuhan disuatu tempat dan waktu. Musyawarah, ijma dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat penting bagi artikulasi demokrasi Islam dalam kerangka keesaan Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun istilah-istilah ini banyak diperdebatkan maknanya, namun lepas dari ramainya perdebatan maknanya di dunia Islam, istilah-istilah ini memberikan landasan efektif untuk memahami hubungan antara Islam dengan demokrasi di dunia kontempoler. Kesimpulan yang dapat kita pahami dari kajian ini; Pertama, Islam mengedepankan kemaslahatan dalam kehidupan, begitu pula dalam berpolitik. Kedua, yang paling esensial adalah pemimpin menjadi sosok yang dapat dijadikan uswah hasanah. Ketiga, simbol bukan harga baku, namun esensi demokrasi adalah untuk dapat mewujudkan kalimat utama dalam Islam, yakni rahmatan li al-alamin.