Anda di halaman 1dari 50

Kuliah Agama Islam II

Masyarakat
Madani
Mochammad Yuwono
Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga
Pengertian Masyarakat Madani
 Mengacu pada masyarakat yang dibentuk
Nabi Muhammad SAW di Madinah.
 Terjemahan dari bahasa Arab mujtama’

madani
 Kata “madani” berarti civil atau civilized

(beradab atau peradaban)


 Tidak identik dengan “civil society” yang

diterapkan di Negara Barat.


 Kata kunci: egaliteran(kesederajatan),

menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi


dan musyawarah.
Masyarakat kota Madinah merupakan prototype
masyarakat ideal produk Islam
Masjid Nabawi (saat ini)
Raudhah (taman surga): Luasnya 22 x 15 meter
Masyarakat Madani
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
masyarakat madani diartikan sebagai:

Masyarakat sipil yang menjunjung


tinggi norma, nilai-nilai dan hukum
yang ditopang oleh penguasaan
teknologi yang berpereradaban, yang
didasarkan oleh iman dan ilmu.”
Masyarakat Madani
 Membangun kehidupan masyarakat yang
beradab di atas akhlakul karimah,
masyarakat adil, terbuka dan demokratis
dengan landasan ketaqwaan
 Kualitas manusia bertaqwa secara essensial

adalah manusia yang memelihara hubungan


dengan Allah SWT (habl min Allah) dan
hubungannya dengan sesama manusia (habl
min al-nas).
Civil Society vs Masyarakat Madani
 Di negara barat telah berkembang “Civil
Society”
 Civil Society adalah Masyarakat modern

yang mendambakan sebuah sistem


kehidupan dimana elemen-eleman dalam
masyarakat mempunyai peranan yang
dominan dalam menata kehidupan yang
mereka inginkan.
Civil Society
 Lahir di Barat pada abad ke-18
 Pencetus: John Locke dan Montesquieu
 Kekuasaan negara sangat terbatas dan tidak bisa

mengintervensi hak-hak individu namun sangat


kuat dalam bidang pelaksanaan hukum.
Lahirnya Civil Society
 Bersamaan dengan konsep negara modern
 Tujuan civil society di Barat

a. untuk menghindari lahirnya negara


absolut yang muncul sejak abad ke-16
di Eropa
b. untuk mengontrol kekuasaan negara.
Konsep Civil Society
 Moral diyakini sangat penting untuk
mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara, walaupun aspek moral itu tidak
ditransendenkan kepada Tuhan
 Mereka mengabaikan peran Tuhan yang

dipandang sudah tidak cocok lagi untuk


dunia modern.
 Mereka yakin agama hanya berperan sebagai

masa transisi antara dunia mitos dan dunia


modern.
Ciri Civil Society modern
(Tidak sesuai dengan ajaran Islam)
 Sekularisme  beranggapan bahwa agama hanya
berhak mengatur kehidupan individual manusia,
dan sama sekali tidak boleh mengatur kehidupan
sosial manusia, sehingga konsekwensinya adalah
liberalisme, demokrasi dan kebebasan mutlak.
 Humanisme, yang menjadikan manusia dan
keuntungan dirinya sebagai pokok dalam segala
bidang.
 Norma dan pengetahuan bersifat relatif  tidak
ada pengetahuan yang benar secara mutlak,
kendatipun bersandarkan pada akal budi manusia
dan atau agama.
Menurut Ajaran Islam
 Umat diwajibkan mematuhi ketentuan-
ketentuan Allah, rasul-Nya dan para
pemegang kekuasaan (Q.S Ali Imran: 59)
 Tetapi umat juga berkewajiban untuk
melakukan kontrol sosial (amr ma'ruf nahy
munkar), termasuk terhadap penguasa.
 Umat memiliki hak untuk mengekspresikan
pendapatnya dan melakukan aktivitasnya
dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Kewajiban dan hak ini menjadikan warga
(rakyat) memiliki peran yang mandiri di luar
kekuasaan negara dalam hal kontrol sosial
 Islam memberlakukan undang-undang tanpa
mengenal posisi seseorang, baik dia pemimpin
umat maupun rakyat biasa.
 "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta
huruf seorang rasul di antara mereka untuk
membacakan keterangan-keterangan Tuhan
kepada mereka, membersihkan mereka dan
mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka"--
(QS Jum'ah, ayat ke-2).
 Teladan Rasul: Seandainya Fatimah, putri
kesayangan Beliau, melakukan kejahatan, maka
beliau akan menghukumnya sesuai dengan
ketentuan
 Prinsip Islam  keseimbangan
Wujud Masyarakat Madani
 Masyarakat peradaban di atas asas keadilan,
keterbukaan, dan musyawarah dengan landasan
ketakwaan kepada Allah dan taat kepada ajaran-Nya.
 Semangat ketakwaan jika dilaksanakan secara tulus dan
sejati  memancar dalam berbagai bentuk hubungan
pergaulan yang penuh budi luhur.

Merupakan tugas suci Rasulullah


“aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” .
“Sesungguhnya yang paling mulia dari kalian di sisi Tuhan adalah
yang paling bertakwa" (QS hujurat 13).
Masyarakat Madani meliputi Aspek:
 Ketuhanan (al-rabbâniyah),
 Kemanusiaan (al-insâniyyah),
 Komprehensifitas (al-syumûliyah),
 Kemoderatan (al-wasathiyah),
 Realitas (al-wâqi`iyah),
 Kejelasan (al-wudhûh), dan
 Kohesi antara stabilitas dan fleksibelitas (al-

jam’ bayna al-tsabât wa al-murûnah).


Karakteristik Masyarakat Madani
 Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum
yang ditopang oleh iman dan teknologi.
 Mempunyai peradaban yang tinggi

(beradab).
 Mengedepankan kesederajatan dan

transparansi (keterbukaan).
 Masyarakat sebagai warga negara memiliki

akses penuh terhadap setiap kegiatan


publik dan melakukan kontrol sosial
Karakteristik Masyarakat Madani
 Toleransi dan Pluralisme
◦ sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap
tulus bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu
bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan.
 Supremasi hukum
◦ Hukum ditegakkan dan masyarakat memiliki hak,
kewajiban dan kesadaran hukum
 Spiritualitas
 Kepedulian sosial (melalui zakat, Infaq dan

Shodaqoh)
 Agama menjadi rujukan
‫َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َو اْلُم ْؤ ِم َناُت َبْع ُضُهْم َأْو ِلَياُء َبْع ٍض َيْأُم ُروَن‬
‫ِباْلَم ْع ُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُيِقيُم وَن الَّص اَل َة َو ُيْؤ ُتوَن‬
‫َّن‬ ‫ُهَّللا‬ ‫ُه‬ ‫ْر‬ ‫َك‬ ‫َل‬ ‫و‬‫ُأ‬
‫الَّز َك اَة َو ُيِط يُعوَن َهَّللا َو َر ُسوَلُه ِئ َسَي َح ُم ُم ِإ َهَّللا‬
]71 :‫َع ِز يٌز َحِكيٌم [التوبة‬
 “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan
perempuan, sebagian mereka menjadi penolong
bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat,
dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan
diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (at-Taubah: 71)
Penerapan konsep Masyarakat
Madani
 Dimulai dari diri sendiri  penanaman keimanan
dan ketakwaan diperlukan untuk melahirkan
pribadi-pribadi yang memiliki wawasan etis dan
moral yang kuat.
 Komitmen pribadi yang berupa niat atau iktikad
baik itu harus dibuktikan menjadi tindakan amal
saleh:
◦ Bergaul dengan sesama atas dasar ketakwaan
◦ Peduli terhadap permasalahan bangsa/umat dan ikut
berperanserta untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan tersebut.
 Allah SWT menegaskan: "Dan akhirat itu lebih baik
bagi mereka yang bertakwa, apakah kamu tidak
mengerti?" (QS Al A'raf 169).
Penerapan konsep Masyarakat Madani

 Dalam Islam, hidup adalah ibadah.


 Kehidupan di dunia harus diisi dengan

kegiatan yang diniatkan untuk mengabdi


kepada Allah.

 Dalam Islam kehidupan dunia adalah ladang


amal dan bekerja, bukan alam pembalasan.
Sebaliknya, kehidupan akhirat adalah alam
pembalasan bukan ladang untuk bekerja.
Penerapan konsep Masyarakat Madani
 Iman yang merupakan landasaan ideal dan spiritual
dari sebuah masyarakat.
 Setiap mukmin harus saling mengasihi,
menyayangi, tolong menolong dalam kebaikan
◦ berlandaskan akidah (tauhid), kesamaan
pedoman hidup (al-Qur’an dan sunnah), dan
tujuan hidup (meraih keridhaan Allah, bahagia di
dunia dan akhirat)
◦ Pancaran kasih sayang (rahmah), empati (Ihtimam
bilghair), tidak egoistis (ananiyah) akan
menjadikan kehidupan semakin berarti dan
menjadi indah.
Bagaimana menurut Anda
Peran Masyarakat Profesi ?
Strategi
Rasulullah Saw
Membangun Kota
Madinah
Madinah Sebelum Hijrah Nabi SAW
 Nama kota madinah  Yatsrib
◦ Suatu daerah yang subur dan berkebun
(penghasil kurma, anggur dan delima)
 Penduduk kota Madinah:
◦ Warga yahudi (profesi bertani, berternak)
◦ Warga Arab yang berasal dari Yaman (terdiri
dari dua kabilah yaitu kabilah Aus dan kabilah
Khojraj)
 Akibat hasutan yahudi, kabilah Aus dan
kabilah Khojraj saling berseteru.
◦ Perseteruan terakhir adalah perang "Buath",
lima tahun sebelum hijrah Rasulullah SAW.
Strategi Rasulullah Membangun
Kota Madinah
 Sesampai Nabi di kota hijrah, yaitu Nama kota
Yatsrib (Yunani: Yethroba)  diganti
Madinah.
 Dalam rangka membangun masyarakat

Madinah, Nabi melakukan tiga hal:


1. Membangun masjid
2. Mempersaudarakan antara muslim
pendatang
(Muhajirin) dan muslim pribumi (Ansar)
3. Membuat Piagam Madinah
1. Membangun Masjid
 Masjid sebagai pusat kegiatan dan pertemuan
ummat Islam.
 Masjid sebagai tempat pembinaan mental-

spiritual umat.
 Pembangunan masjid ini merupakan ciri

umum umat Islam yang lebih mendahulukan


pembangunan spiritual, sebelum membangun
fisik.
Keutamaan Masjid
 Tersebarnya ikatan persaudaraan sesama
muslim
 Tersebarnya prinsip persamaan dan keadilan

sesama kaum muslimin di semua aspek 


terhapusnya perbedaan pangkat, kedudukan,
kekayaan, egoisme dan keangkuhan
2. Mempersaudarakan kaum
mukminin
 Untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
 Kelompok kaum mukminin dipersaudarakan

atas dasar aqidah yang intinya adalah kasih


sayang dan kerja sama.
 Dengan cara itu mereka semakin kokoh

karena tidak ada lagi perbedaan antara


pendatang (muhajirin) dan pribumi (Anshor).
Bahkan ikatan mereka melebihi ikatan
kekeluargaan.
 Negara manapun tidak akan berdiri tegak
tanpa adanya kesatuan dan dukungan
umatnya.
 Kesatuan dan dukungan tidak akan lahir

tanpa adanya saling bersaudara dan kasih-


sayang. Tetapi persaudaraan harus didahului
dengan aqidah.
 Jika prinsip saling tolong-menolong dan

dukungan dilaksanakan sesuai prinsip


keadilan dan persamaan  lahir masyarakat
adil dan sejahtera
Persaudaraan
Kaum Anshor dan Muhajirin
 Al-Qur'an menggambarkan bahwa: "Mereka
(kaum Anshor) mengutamakan (kaum
Muhajirin) atas diri mereka, sekalipun mereka
membutuhkan (apa yang mereka berikan
itu)." (Q. S. Al-Hasyr: 9).
Sesungguhnya orang-orang
Mu'min adalah bersaudara
karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan
bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat
rahmat."
(Q. S. Al-Hujurat: 10).
 Rasulullah SAW menempatkan penduduk
Madinah menjadi tiga bagian.
 Pertama kelompok kaum Mukminin (terdiri
dari kaum Anshor dan Muhajirin)
 Kedua  kelompok munafikin yang tergolong
kelompok ini adalah mereka yang ragu-ragu
terhadap Islam dan terkadang cenderung
kepada musuh Islam (hipokrit),
 Ketiga  Kelompok Yahudi.
 Semua warga menjadi satu komunitas baru
dan membentuk negara Islam pertama yang
oleh sebagian sejarawan disebut sebagai City
State (Negara Kota). Kemudian, dari negara
inilah lahirnya peradaban Islam.
3. Piagam Madinah
 Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan
kalangan Yahudi agar mereka sebagai warga
negara ikut menjaga keutuhan Madinah dan
menjaga keutuhan bersama.
 Perjanjian itu disebut "Piagam Madinah"
 Piagam Madinah sebagai pengikat yang
menyatukan antara semua warga, baik
muslim maupun non-muslim untuk hidup
aman, damai, tertib, dan bersama dalam
membangun dan mempertahankan negara di
bawah kekuasaan Nabi SAW.
Isi Piagam Madinah

Muqadimah.

Bab I : Pembentukan Ummat; berisi satu pasal.

Bab II : Hak Asasi Manusia; berisi 9 pasal.

Bab III : Persatuan Seagama; berisi 5 pasal.

Bab IV : Persatuan Segenap Warganegara; berisi 9
pasal.

Bab V : Golongan Minoritas; berisi 12 pasal.

Bab VI : Tugas Warganegara; berisi 3 pasal.

Bab VII : Melindungi Negara; berisi 3 pasal.

Bab VIII: Pemimpin Negara; berisi 3 pasal.

Bab IX : Politik Perdamaian; berisi 2 pasal.

Bab X : Penutup; berisi satu pasal.
 Perjanjian itu kemudian dikhianati oleh warga
Yahudi.
 Bani Qoinuqo merasa kesal atas kemenangan
ummat Islam dalam perang Badar, sehingga
salah seorang dari mereka membunuh wanita
muslimah saat sedang berbelanja, maka
seorang warga Muslim membunuh orang
Yahudi itu, dan serta merta warga Yahudi
membunuh muslim itu, karena itu Rasulullah
SAW mengusir mereka.
Tauladan Rasulullah
 Nabi SAW telah merintis dan memberi teladan
kepada umat manusia dalam membangun
masyarakat madani, yaitu masyarakat yang
berperadaban (bermadaniyah) karena tunduk
dan patuh kepada ajaran kepatuhan (din)
yang dinyatakan dalam supremasi hukum dan
peraturan.
Tauladan Rasulullah
 Tulus tanpa pamrih dalam belajar, bekerja,
dan beramal. Ketulusan inilah yang
merupakan nilai kemanusiaan yang tertinggi,
karena ia berada dalam klasifikasi motivasi
intrinsik, motivasi yang termulia dan terkuat
melekat dalam diri manusia.
 Berkata, bersikap benar, jujur serta menepati
janji.
 setiap kaum yang beriman harus selalu
bersikap benar.
 Kesabaran, keuletan, serta ketegaran.
Tatkala wajah nabi bercucuran darah karena
diserang musuh, para sahabat memohon agar
Rasulullah berdoa supaya musuh-musuh
dikutuk. Tapi jawaban beliau:
, "Tidak..., aku dijadikan utusan Allah bukan
untuk mengutuk melainkan untuk mengajak
mereka dengan penuh kasih sayang."
 Keberanian.
 Berpihak kepada kaum lemah.
 Pemaaf.
Kalaulah seandainya suatu penduduk negeri itu
beriman dan bertakwa niscaya akan kami
bukakan kepada mereka keberkatan kami dari
langit dan bumi. Namun dikarenakan
keingkaran mereka maka kami timpakan
bencana terhadap mereka sesuai dengan apa
yang mereka (penduduk negeri) itu lakukan.
(Q.S. Al-'A'raf: 96)

Anda mungkin juga menyukai