Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua


Making Higher Education Open to All

Masyarakat Beradab, Peran Umat Beragama,


Hak Asasi Manusia, dan Demokrasi
Tujuan

Pada akhir kegiatan ini, peserta dapat:

1.Mahasiswa dapat menjelaskan masyarakat beradab dan sejahtera

2.Mahasiswa dapat menjelaskan peran umat beragama dalam mewujudkan


masyarakat beradab dan sejahtera

3.Mahasiswa dapat menjelaskan hak asasi manusia dan demokrasi


Masyarakat Beradab dan Sejahtera

 Pengertian Masyarakat
• Masyarakat dari bahasa arab bermakna “bersama”
• Secara terminologis, masyarakat merupakan salah satu bahan kajian sosiologi.
• Masyarakat tidak dipandang sebagai kumpulan individu atau penjumlahan dari individu-
individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena itu hidup
bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari
anggotanya.
• Muhammad Amin Al-Misri, mengatakan bahwa masyarakat adalah jalinan kesatuan yang
terdiri dari hubungan-hubungan sosial.

• Untuk dapat memahami konsep masyarakat, adapun ciri-ciri dari masyarakat:


• Manusia yang hidup bersama. Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama itu ada
dua orang. Dalam sosiologi, tidak ada ukuran mutlak angka yang pasti untuk menentukan
berapa jumlah manusia yang harus ada.
• Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
• Adanya kesadaran bahwa setiap manusia yang menjadi anggotanya merupakan bagian dari
suatu kesatuan.
Kesimpulan

 Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama


dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu
yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri
anggotanya sebagai satu kesatuan.
Asal Usul Pembentukan Masyarakat
• Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun dalam proses kehidupan
yang selanjutnya, manusia membutuhkan manusia lain, hal tersebut yang
menunjukan manusia adalah makhluk sosial, yaitu manusia yang hidup bersama.

• Jati diri manusia terbentuk setelah ia bersama orang lain. “ Manusia baru menjadi
manusia setelah manusia itu hidup dengan manusia lainnya,” kata Bouman.

• Keinginan manusia untuk bersama dengan orang lain atau membutuhkan orang
lain merupakan fitrah

• Menurut Thabatahaba'i, manusia adalah makhluk bermasyarakat menurut


wataknya, sehingga kehendak bermasyarakat telah merupakan fitrahnya.

• Manusia yang mengasingkan diri, brarti telah melakukan pengingkaran terhadap firah yaitu
pengingkaran hakikat sosial manusia.
Ayat Al-Qur'an yang menunjukan fitrah manusia sebagai makhluk sosial dan dari fitrah tersebut
kemudian melahirkan masyarakat:

Artinya :
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya
Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau
perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-
orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku,
yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka
dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik".(Q.S. Ali
Imran : 195)
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujuraat : 13)

•Asal usul pembentukan pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia untuk bersama orang, lalu
terbentuklah hubungan sasioal yang melahirkan aturan atau norma.
•Ada btiga unsur pokok pembentuk masyarakat : individu-individu yang membangun kelompok, hubungan
sosial dan aturan.
•Terjadi nya perubahan sosial, sebagai goyahnya cara-cara hidup yang sudah ada karena bebagai pengaruh
yang menyertainya.

•Dalam sosiologi untuk masyarakat bisa dilihat dari dua sudut :


1.Sudut struktur masyarakat/struktur sosial : keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yg pokok yakni,
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial.
•Sudut dinamika sosial : apa yang disebut dg proses sosial & perubahan-perubahan sosial.
MASYARAKAT BERADAB & SEJAHTERA

• Masyarakat beradab & sejahtera, diterjemahkan dari bahasa / istilah civil society &
masyarakat madani. Untuk memahami konsep masyarakat beradab & sejahtera, berarti
harus memahami terlebih dahulu konsep civil society & masyarakat madani.

1. Civil Society
• Muncul awal perkembangan kapitalisme modern, yg merupakan implikasi dari penerapan
ekonomi Adam Simth dg karya nya The Welth of Nation.

• Pandangan ini mendorong perkembangan kewirausahaan Inggris, yang dalam proses


nya terbentur kepada pembatasan-pembatasan oleh pemerintah karena adanya
merkantilisme negara, dimana pemerintah terlibat langsung dalam setiap praktik ekonomi
sehingga menyulitkan para pengusaha untuk berkembang.

• Masyarakat meminta ruang kebebasan kepada negara sehingga terwujud civil society,
yg merupakan penengah antara kekuasaan (pemerintah) dan rakyat umum.

1. Civil Society bercirikan kebebasan serta keterlepasan dari keterbatasan-keterbatasan


oleh kekuasaan.

• Civil Society, dalam wacana kontemporer lenih kuat tekanannya sebagai lembaga
masyarakat dimana lembaga-lembaga ini bebas dari cengkeraman kekuasaan negara
untuk mengekspresikan hak-haknya sbg warga negara.
LANJUTAN

2. Masyarakat Madani

•Merujuk pada masyarakat madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di
Madinah.

•Nabi mengubah kota Yatrsib menjadi Madinah, dg tujuan mendeklarasikan terbentuknya


suatu masyarakat yang bebas dari kezaliman tirani & taat hanya kepada hukum & aturan
untuk kesejahteraan bersama.

•Semua aturan dan hukum harus berdasarkan musyawarah dimana semua warga merasa
ikut memberikan gagasannya secara terbuka mengenai apa yang menjadi aspirasinya
yang diputuskan secara bersama.

•Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil, terbuka
dan demokratis,dengan landasan takwa kepada Allah taat kepada ajaran-Nya. Takwa
kepada Allah dilandasi dengan berbudi luhur & akhlak mulia.

•Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudi luhur mengacu kepada kehidupan
masyarakat yang berkualitas dan beradab.

Kedua konsep tersebut, memiliki semangat yang sama, yaitu suatu masyarakat yang
adil, terbuka, demokratis, dan sejahtera dengan kualitas keadaban warganya.
PRINSIP-PRINSIP MASYARAKAT BERADAB & SEJAHTETA
PTJJ VS TATAP MUKA
• Masyarakat madani pada hakikatnya merupakan refornasi terhadap segala praktik yg
merendahkan nilai-nilai universal manusia. Pada zaman nabi, merupakan reformasi terhadap
masyarakat Jahiliyyah (ketidakadilan, pengingkaran terhadap harkat & martabat manusia).
Hukum ditentukan oleh para elite bangsawan yg menguasai sumber politik & sumber
ekonomi.

• Dalam konteks Indonesia, masyarakat madani merupakan respon & reformasi terhadap
pemerintahan Orde Baru yg dianggap otoriter, dimana hak-hak rakyat dlm bidang politik,
ekonomi, & sosial di abaikan melalui slogan stabilisasi.

• Masyarakat Madani pd hakikatnya adalah sebuah masyarakat berperadaban yang


disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan untuk kebaikan bersama.

• Untuk mencapai masyaratat yang beradab & sejahtera, masyarakat madani harus
menegakan prinsip-prinsip, sbb:
1. Keadilan
• Menegakan keadilan merupakan kemestian yg bersifat fitrah yg harus di tegakan oleh setiap
individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primodial di mana manusia mengakui Allah
sebagai Tuhanyna.
• Keadilan merupakan Sunnatullah, Allah menciptakan alam semesta dg prinsip keadilan &
keseimbangan.
• Dalam Al-Qur'an keadilan disebut sebagai hukum keseimbangan yg menjadi hukum jagat
raya. keadilan sesungguhnya dekat dengan takwa.
2. Supremasi Hukum
•Menegakan hukum yang adil merupakan amanah yg diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yg berhak.
Contoh: tdk pandang bulu dlm menegaan keadilan. Sebagaimana dlm Q.S. An-Nisaa':28

3. Egalitarianisme (persamaan)
•Masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll. melainkan atas prestasi
(takwa). Sehingga terwujud keterbukaan, dimana seluruh masyarakat berpartisipasi untuk menentukan
pemimpinnya & dlm menentukan kebijakan-kebijakan publik.

4. Pluralisme
•Pluralisme : sikap dimana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima. Pluralisme bukan hanya
mengakui masyarakat plural, tapi harus disertai dg sikap tulus bahwa keberagaman merupakan karunia dari
Allah & Rahmatnya karena akan memperkaya budaya. Implementai pluralisme : bersikap toleran & saling
menghormati di antara sesama anggota yang berbeda baik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa maupun
agama.

5. Pengawasan Sosial
•Fitrah manusia adalah baik & suci, kejahatan bukan karna inheren di dalam dirinya tapi karna
faktor dari luar yang mempengaruhi. Agar manusia dan warga tetap berada dalam kebaikan
sebagaimana fitrahnya, maka di perlukan adanya pengawasan sosial. Pengawasan sosial ini
penting, ketika kekuatan uang maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng sehingga
perwujudan masyarakat beradab & sejahtera hanya slogan.

Anda mungkin juga menyukai