Anda di halaman 1dari 14

Keimanan dalam Islam memang dimulai dari akal. Hal tersebut bisa dilihat dari perintah bersyariat.

Sebab itulah bayi tidak dibebankan syariat, dan hanya dikhususkan pada saat akil baligh(akalnya
sudah terbentuk. Keimanan dalam Islam itu dimulai dari akal yang artinya ketika anda berimana
harus menggunakan akal, menurut prof Hamid.

‫َفاعْ لَم اَ َّن ٗه ٓاَل ا ِٰله ِااَّل هّٰللا‬


ُ َ ْ

“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah.” (QS Muhammad: 19)

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa syahadat harus dimulai dengan ilmu dan memahami apa
yang diucapkan bukan sekedar hanay mengucap tanpa makna dan penghayatan. “Al quran adalah
kitab suci yang memerintahkan kita untuk berpikir. Banyak ayat-ayat Al Quran seperti afana ta’qilun.
Banyak juga ayat-ayat kauniyah dalam Al Quran, supaya apa, supaya kita berpikir bahwa ala mini
adalah ciptaan Tuhan,” ujar Prof Hamid.

Orang yang memahami alam semesta dan mengaitkan dengan Tuhan, dia kaan mendapatkan derajat
yang tinggi. Hanya orang-orang seperti itu yang bisa memahami manfaat dari ciptaan Tuhan di muka
bumi. Itu karena ada kombinasi tadabbur dan tafakkur.

“orang akan lebih tinggi derajatnya dalam Islam apabila dia mempunyai dua hal iman dan ilmu. Lebih
tinggi dari mana-mana, lebih tinggi dari orang kaya. Orang yang beriman dan memiliki ilmu yang
mendorong bertambahnya iman, itulah yang tinggi derajatnya,” tutur Prof Hamid.

Jadi puncak dari beradab adalah kombinasi dari berislam dengan syariatnya yang kaffah, beriman
dengan cabang iman yang lengkap, dan sampai pada puncak keislaman yakni ihsan.

“Ihsan itu ketika seseorang berpikir, berkata, berbuat, merasa, melihat, semuanya disertai
muraqabah dan musyahadah. Muraqbah artinya merasa dilihat oleh Tuhan atau anda merasa melihat
Tuhan,” ucap prof Hamid.

Pengertian Adab dan Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut civilization. Peradaban asal kata adab artinya akhlak,
kesopanan, atau kehalusan budi pekerti.

Peradaban juga terbentuk dengan konsep nilai moral, etika, di masyarakat dipakai untuk menyebut
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah misalnuya : kesenian, ilmu
pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan atau sistem
teknologi, dan seni bangunan.

Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other
species. Artinya: Pengelompokan sosial tertinggi orang dan tingkat identitas budaya terluas yang
dimiliki orang kurang dari apa yang membedakan manusia dari spesies lain.

Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari
bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.

Adab erat hubungannya dengan:

 Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan

 Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu

yang baik atau salah.

 Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi

pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia.

 Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, kesatuan,

keselarasan dan kebalikan.

Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial,

kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk sistem IPTEK dan

pemerintahnya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. Pendidikan

2. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Sedangkan Wujud Peradaban Moral adalah:

1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar

atau salah, baik atau buruk.

3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan

dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.

4. Estetika: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup

kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi

aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan

yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan

sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,

ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia
beradab.

Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal

antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap

orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap

orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian

keinginan manusia untuk mewujudkan keinginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk

pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan

manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya

tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota

masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal

antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

3. Hubungan Manusia dan Peradaban

Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena manusia itu

memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan perkembangan

pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Nah, dari hal itulah kebudayaan akan

mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai peradaban. Contoh : zaman dahulu,

manusia menanam karet dan hanya menunggu hasil berdasarkan kemampuan alam untuk

memproduksi. Tetapi sekarang tidak lagi karena ada perkembangan seperti pupuk, dan itu

akan menumbuhkan karet dengan cepat.

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui

akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu

yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui

jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu

yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di

masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah

rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang

dianutnya.

Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara

keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya.
Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya factor

manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi atau berubah sesuai

dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan

pada kehidupan social. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang

terjadi di masyarakat.

Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan

santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian

sebagai makna hakiki manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang

ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, maka

kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban untuk mengetahui tentang

pengertian adab dan peradaban, mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab

dan masyarakat adab, mengetahui pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan

peradaban, mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial, mengetahui apa saja

wujud dari peradaban, mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani,

mengetahui pengertian ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna

hakiki manusia beradab, dan mengetahui problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban” adalah

perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia

pendukungnya.[2]

Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi,

politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis,

sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni

diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan masyarakat.

Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga sebagai

makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai makhluk

Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Kholik, sebagai makhluk

individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial
budaya manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain dalam kehidupan yang

selaras dan saling membantu.

Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya

mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat melangsungkan

hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang bertanggungjawab

adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut

norma umum.

Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi

aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan

yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan

sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,

ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia

beradab.[4]

Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal

antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap

orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap

orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian

keinginan manusia untuk mewujudkan keinnginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk

pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan

manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya

tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota

masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal

antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Abstrak

Manusia dilahirkan dengan berbagai potensi yang senantiasa selalu berupaya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, salah satu cara dalam mengembangkan potensi tersebut
adalah dengan cara pendidikan sepanjang hayat dan berfilsafat, pendidikan itu diberikan atau
diselengarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Karena
dengan kita senantiasa mengembangkan diri niscaya kita akan menjadi manusia seutuhnya dengan
berbagai potensi yang kita miliki. Pada hakikatnya manusia memerlukan pengetahuan dalam
berkehidupan. Pengetahuan sendiri memiliki berbagai macam bentuknya berupa pengetahuan biasa,
pengetahuan dengan makhluk lainnya berupa ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu manusia
senantiasa dapat membedakan antarqa baik dan buruk, benar dan salah dan lain sebagainya. sudah
semestinya mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik. Filsafat dan agama esensinya dua
ranah yang berbeda, bahkan sering adanya perbedaan pendapat antara keduanya, tetapi sebenarnya
kedua merupakan hal yang saling berhubungan dan berkombinasi untuk mengetahui terkait hakikat
keilmuan dalam keduanya.

Fungsi Ilmu Pengetahuan.

Fungsi ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Dapat mengetahui berbagai pengetahun yang telah disusun secara sistematis berdasar syarat-
syarat dan metode untuk dapat menjadi ilmu pengetahuan.

2) Dapat berfungsi secara fungsional dalam suatu sistem, artinya yang terdiri dari bagian-bagian dan
antar bagian saling berhubungan satu sama lain.

3) Dapat membuat hipotesa yang akan diuji kebenarannya.

4) Dapat mengendalikan berbagai hal berdasarkan teori-teori dalam ilmu pengetahuan.

Menurut R.B.S Fudyartanto, Dosen Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, menyebutkan ada
empat macam fungsi ilmu pengetahuan, yaitu:

1) Fungsi deskriptif: Menggambarkan, melukiskan dan memaparkan suatu objek atau masalah
sehingga mudah dipelajari oleh peneliti.

2) Fungsi pengembangan: melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu
pengetahuan yang baru.

3) Fungsi prediksi: Meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia
dapat mengambil tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.

4) Fungsi kontrol: Berusaha mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.10

Jika kita melihat bahwa umat islam sedang menunjukan tanda-tanda kemerosotan akhlak bukan
karena mereka kurang ilmu, tetapi karena manusia jauh dari adab yang dicontohkan oleh Nabi, maka
Pendidikan adab dalam pembelajaran menjadi sangat penting. Kejahatan, korupsi penyalahgunaan
kekuasaan, dan pembunuhan bahkan dilakukan orang terpelajar. Dalam Bahasa Arab adab diartikan
moral, cara. Dalam arti luas, adab adalah sebuah tingkah laku atau cara hidup yang memiliki budi
pekerti, atau akhlak. Salah satu ciri manusia beradab adalah selalu hidup dengan aturan dan norma.
Sangat penting bagi kita memiliki adab sampai Allah menempatkannya dalam urutan yang paling
penting. Karena tanpa adab, orang pintar tidak ada artinya.pengetahuan tidak dibumbui dengan
adab akan menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain.

Ilmu bertindak sebagai cahaya yang menerangi semua jalan kehidupan, adakalnya ilmu, yang
membuat jalan kehidupan menjadi lebih terang. Sebaliknya, kehidupan orang bodoh akan gelap. Jadi
tanpa ketrampilan kerja kalian akan tersesat
Ada seorang filosuf bernama Al-Kindi, salah seorang filosuf awal abad pertengahan yang mengatakan
bahwa orang barat di satu sisi memiliki tingkat kecerdasan yang mampu menghasilkan berbagai ilmu
pengetahuan, baik ilmiah maupun teknis tetapi mereka sombong, tidak peduli dengan akhlak.
Menurutnya, abad ke-21 akan menjadi abad kemerosotan moral, manusia akan hilang kendali
atasAllah sebagai tuhan, sehingga melahirka tiga ciri diantaranya :

Pertama, nilai kemanusiaan tanpa tuhan (humanisme). Yang lain dikorbankan untuk keuntungan
pribadi dan kelompok. Bahkan agamapun dihancurkan. Isu-isu global seperti emansipasi, gender,
demokrasi, isu HAM dibahas. Kedua, nilai material yang tidak sakral (materialisme). Tidak ada lagi
batas antara halal dan haram di Kawasan ini, dan kita memasuki di era tujuan umum. (persivimisme),
dimana orang dibunuh untuk harta benda. Nafsu menjadi primadona, serakah dan rakus, hingga
alam/bumi dirusak oleh ulah mausia.

Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam

Vol. XIV, No 2: 56-76. April 2023. ISSN: 1978-4767 (Cetak), ISSN: 2549-4171 (Online)

Terakreditasi Nasional. SK. No.21/E/KPT/2019

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. CC
BY SA

58

Ketiga, perbuatan fasik (Atheisme). zaman ini akan menghasilkan tipe orang dengan karakter
„firaunime, Namruzisme, Qarunisme yang akan menjadi satu-satunya pengusa bumi ini. Dan pada
diriya sebagai penguasa tunggal di atas muka bumi ini. Tetapi model orang yang seperti ini akhirnya
akan dihancurkan oleh Allah SWT sebagaimana tokoh-tokoh penentang Allah terdahulu yang
dikisahkan dalam Al-Qur‟an.

Kata adab sering di samping ilmu pengetahuan. Istilah adab memilikibanyak arti antara alain akhlak,
etika, pendiidkan, ilmu pengetahuan,sastra dal lain-lain. Dari sudut pandang Islam, jika adab berarti
akhlak maka tidak terlepas dari ajaran yang terkandung dalam al-Qur‟an dan Hadis. Oleh karena itu,
penulis ingin mengupas ilmu dan adab dalam islam.

Tentunya kita juga belajar dari semangat para sahabat Rasulullah SAW yang setiap hari haus akan
ilmu, “ setiap hari yang aku lalui tanpa menambah ilmu yang mendekatkanku kepada Allah, maka
tidak berkahlah bagiku terbitnya matahari hari itu.” Berikut adalah beberapa adab menuntut ilmu:

1. Semata-mata ikhlas kerena Allah.


Allah berfirman:
ٰ َّ ‫صلَ ٰ َو َة َويُْؤ توُ ۟ا‬ ۟ ‫دين ُح َن َفٓا َء َو ُيقِيم‬ َ ۟ ‫ومٓا أ ِ ُمرُو ۟ا اَّل لِيعْ ُبد‬
‫ك دِيننُ ْٱل َقي َمن ِة‬
َ ِ‫ٱلز َك ٰ َو َة َو َذل‬ َّ ‫ُوا ٱل‬ َ ِ‫ُوا ٱل ََّّل م ُْخلِص‬
َ ‫ين لَ ُه ٱل‬ َ ‫ٓ ِإ‬ َ َ
“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah (hanya) kepada Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya”. (QS. Albayyinah: 5)

Tidak boleh menuntut ilmu untuk mencari keuntungan dunia seperti menuntut ilmu agama agar
dapat jabatan, pekerjaan dengan gaji tinggi dll. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(Artinya): “Barang siapa yang menuntut suatu ilmu seharusnya karena Allah, lalu dia tidak
menuntutnya kecuali untuk mendapatkan tujuan dunia maka ia tidak dapat mencium bau surga”.

2. Bersungguh-sungguh tidak bermalas-malasan.

Seorang penuntut ilmu dituntut untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang ia miliki, siap
berkorban harta, waktu dan memanfaatkan masa sehat semaksimal mungkin. Bila tidak maka ia tidak
akan mendapatkan ilmu itu kecuali secuil saja. Al Qadhi Abu yusuf berkata:”ilmu ini adalah sesuatu
yang tidak akan memberikanmu separuh dari dirinya sampai engkau memberikannya dirimu
seluruhnya”.

3. bertaqwa dan senantiasa takut kepada Allah.

Penuntut ilmu hendaknya bertaqwa kepada Allah dan takut kepada-Nya dengan cara menjalankan
segala perintah Allah dan menjauhkan diri dari

Keutamaan Ilmu dan Adab dalam Persefektif Islam

www.ejournal.annadwahkualatungkal.ac.id 44 | P a g e

larangan-Nya. Dengan rasa takut yang ada seorang penuntut ilmu akan terdorong untuk
mengamalkan ilmunya dan hanya orang yang berilmulah yang memiliki rasa takut kepada Allah.
Imam Ahmad berkata: “pondasi dari ilmu adalah rasa takut kepada Allah”. Allah Ta’ala berfirman:
ٰ
‫ك ِإ َّن َما َي ْخ َشى ٱل َََّّل مِنْ عِ َبا ِد ِه ٱ ل ُعلَ ََٰٓم ُؤ ۟ا ِإنَّ ٱل َََّّل َع ِزي ٌز‬
َ ِ‫ب َوٱَأْل ْن ٰ َع ِم م ُْخ َتلِفٌ َأ ْل ََٰو ُنهۥُ َك َذل‬ ِ ‫َوم َِن ٱل َّن‬
ِ ‫اس َوٱلد ََّوٓا‬
‫َغفُو ٌر‬

(Artinya): “ Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”. (QS. Fathir.28)

4. Rendah hati (tawadhu’) dan tidak sombong.

Penuntut ilmu harus bersifat rendah hati, siap menghinakan diri dihadapan kemuliaan ilmu, tunduk
pada kebenaran dan menghormati guru, tidak bersikap lancang di hadapannya, tidak angkuh dan ego
untuk menimba ilmu dari yang lebih kecil dan menjauhkan diri dari segala bentuk sikap yang
menunjukkan kesombongan.

Allah Ta’ala berfirman:

َ ‫ك لِ َم ِن ٱ َّت َب َع‬
‫ك م َِن ٱ لمُْؤ ِمنِين‬ ْ ‫َو‬
َ ‫ٱخفِضْ َج َن‬
َ ‫اح‬
(Artinya): “dan rendahkanlah dirimu (Muhammad) terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu
orang-orang yang beriman” (Asy-Syu’ara’: 215).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ُ
ِ ‫غَمط ال َّن‬
‫اس‬ ‫الكِب ُر َب َط ُر ال َح ِق َو‬

“kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim)

Keutamaan Ilmu dan Adab dalam Persefektif Islam

www.ejournal.annadwahkualatungkal.ac.id 45 | P a g e

Demikian beberapa adab utama yang perlu kita perhatikan dalam menuntut ilmu, dan tentunya
masih banyak adab-adab yang lain yang bisa kita baca langsung dari kitab-kitab para ulama. Semoga
Allah memberi taufiq kepada kita dalam menuntut ilmu dan memberi keberkahan pada ilmu tersebut

Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang telah dianugerahi akal, jasmani dan rohani dalam
mengatur dan mengurusi kehidupan di bumi. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir
menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri
maupun sesama manusia yang lain. Pada jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisiknya
melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya. Sedangkan rohaninya manusia dituntut untuk
senantiasa menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Manusia juga merupakan makhluk yang selalu didorong rasa keingintahuan terhadap segala sesuatu.
Sehingga membuat manusia untuk selalu mencari dengan fisiknya dan akalnya sehingga
merenungi,berpikir, dan menelaah terhadap apa yang ingin diungkap dan diteliti agar memperoleh
jawaban atas apa yang dipikirkan. Jawaban tersebut melahirkan sebuah istilah pengetahuan yang
diperoleh dari aktivitas fisik dan akalnya manusia. Pengetahuan akan menjadi ilmu pengetahuan , jika
pengetahuan tersebut terbukti dan terseleksi secara metode ilmiah.

Namun pada dasarnya manusia memiliki banyak kelemahan untuk menelah suatu ilmu pengetahuan,
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Aktivitas manusia dalam menelaah
ilmu pengetahuan pada dasarnya berdasarkan dengan kemampuan fisik dan akal yang diatur
berbagai disiplin ilmu yang dimiliki. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia juga tidak dapat
mencapai pengetahuan yang sempurna dan mutlak. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
dimiliki oleh Allah SWT.

Allah SWT telah mengutus para nabi dan rasulnya sebagai pebimbing umat manusia dengan berbagai
risalahnya(wahyu) yang menjadi pedoman dan pembimbing kehidupan manusia. Hal ini juga sebagai
salah satu pelengkap dan juga sumber ilmu pengetahuan tidak bisa didapatkan oleh fisik dan akal.
Selain itu juga untuk meluruskan pandangan manusia akan sebuah kesalahan dan kekeliruan dalam
ilmu pengetahuan.

Para Nabi dan Rasulnya juga membimbing manusia tentang adab pada segala aktivitas kehidupannya.
Adab sangat penting karena manusia memiliki ilmu tidaklah cukup karena terjadinya berbagai
penyalahgunaan ilmu yang dapat merugikan manusia. Pada hakikatnya ilmu dicari untuk
memudahkan dan membantu segala aktivitas manusia. Sangat penting adab dalam kehidupan
manusia Karena tanpa adab, pengetahuan akan menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain.
Pandangan mengenai ilmu dan adab di dalam dunia Islam merupakan prasyarat utama dalam
memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Bisa dikatakan sebab kemunduran
peradaban Islam saat ini adalah karena krisisnya ilmu dan adab dalam tubuh Islam, dan paling hebat
lagi rapuhnya iman akibat kesesatan yang berasal dari filsafat dan ilmu pengetahuan yang telah
dikuasai oleh peradaban barat. Selain itu pada dasarnya pandangan ilmu menurut Islam berbeda
secara diametral dengan pandangan ilmu menurut pandangan Barat.

Hal ini memuncul kesadaran di kalangan umat Islam bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
membawa implikasi negatif, munculnya krisis yang sifatnya global. Ilmu pengetahuan dan teknologi
pada satu sisi hanya memberi kebahagian semu, dan pada sisi lain memberi kontribusi bagi
munculnya krisis ekologi, krisis kemanusiaan, krisis akhlak dan kondisi dunia yang tidak nyaman.
Solusi satu-satunya untuk rekonstruksi ilmu pengetahuan melalui proyek besar Islamisasi ilmu
pengetahuan. Upaya tersebut juga menegakkan dan mengembalikan peradaban Islam, dan juga
upaya mengintegrasi kembali ilmu pengetahuan dengan agama yang sudah dikotomi oleh peradaban
barat.

Ilmu bisa dijadikan alat yang sangat halus dan tajam bagi menyebarluaskan cara dan pandangan
hidup yang akan melahirkan sebuah peradaban bagi manusia. Hal inilah yang terjadi dimana ilmu
pengetahuan telah dikuasai barat telah mempengaruhi peradaban manusia pada masa kini. Sehingga
upaya mengerahkan kembali pemikiran atau pola pikir manusia agar sejalan dengan prinsip-prinsip
dalam Islam. Peradaban Islam bukanlah dengan upaya pembangunan prasarana fisik yang diberi label
Islam, tetapi ia adalah membangun kembali pola berpikir umat Islam.

Dalam hal ini, penulis akan mencoba menjelaskan berbagai permasalahan yang ada diatas dan juga
mengenai konsep ilmu yang disusun melalui makalah ini.

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia
dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut
untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan
tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya
manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya
saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban
timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya factor manusianya yang melaksanakan
peradaban tersebut. Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi atau
berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu
perubahan pada kehidupan social. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi
yang terjadi di masyarakat.

Manusia dilahirkan dengan berbagai potensi yang senantiasa selalu berupaya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, salah satu cara dalam mengembangkan potensi tersebut
adalah dengan cara pendidikan sepanjang hayat dan berfilsafat, pendidikan itu diberikan atau
diselengarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Karena
dengan kita senantiasa mengembangkan diri niscaya kita akan menjadi manusia seutuhnya dengan
berbagai potensi yang kita miliki. Pada hakikatnya manusia memerlukan pengetahuan dalam
berkehidupan. Pengetahuan sendiri memiliki berbagai macam bentuknya berupa pengetahuan biasa,
pengetahuan dengan makhluk lainnya berupa ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu manusia
senantiasa dapat membedakan antarqa baik dan buruk, benar dan salah dan lain sebagainya. sudah
semestinya mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik. Filsafat dan agama esensinya dua
ranah yang berbeda, bahkan sering adanya perbedaan pendapat antara keduanya, tetapi sebenarnya
kedua merupakan hal yang saling berhubungan dan berkombinasi untuk mengetahui terkait hakikat
keilmuan dalam keduanya.

Peradaban Islam yang berjaya pada 650-1000M, mampu membangun peradaban Islam yang
berpengaruh besar terhadap peradaban modern Barat saat ini. Perkembangan terjadi dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik bidang agama maupun nonagama. Pada masa ini lahirlah
para ilmuwan seperti: Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam al-Asy’ari, al-Kindi, al-Farabi. Dan beberapa
ilmuwan lain seperti Ibnu al-Haysam, al-Khawarizmi,al-Razi dan ulama-ulama besar lain. Namun,
pada 1250-1800M umat Islam mulai mengalami kemunduran diberbagai aspek kehidupan politik,
ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan yang diikuti kekalahan dalam kehidupan intelektual,
moral, kultural, budaya, dan ideologi.1

Setelah kemunduran peradaban Islam, Barat mengalami perkembangan dalam bidang keilmuan
sesudah terjadinya pencerahan di Eropa. Hampir keseluruhannya dipelopori oeh ahli sains dan
cendikiawan Barat. Akibatnya, ilmu yang berkembang dibentuk dari pemikiran falsafah Barat yang
dipengaruhi oleh sekularisme, utilitarianisme, dan materialisme yang menjadikan pengetahuan
modern menjadi kering dan kehilangan kesakralannya (terpisah dari nilai-nilai tauhid dan teologis).
Ilmu Pengetahuan modern melihat alam dan manusia hanya sebagai material dan insidental yang
eksis tanpa interfensi Tuhan.2

Dari latar belakang tersebut, maka muncullah sebuah ide untuk mempertemukan alam fisik dengan
metafisik, sehingga lahir keilmuan baru yang modern tetapi tetap bersifat religius dan bersandarkan
tauhid, yang dikenal dengan istilah "Islamisasi Ilmu Pengetahuan".

Ide ini menjadi popular sejak awal dicanangkannya, yaitu pada awal tahun 80-an. Ide ini pertama kali
dicetuskan oleh Syed Naquib al-Attas dan dipopulerkan oleh Ismail Ragi al-Faruqi yang hingga
sekarang masih menjadi pembicaraan di kalangan umat Islam. Hal ini menjadi alasan penulis tertarik
untuk mengkaji lebih jauh mengenai islam dan ilmu pengetahuan, sejarah dan tujuan islamisasi serta
Islamisasi ilmu pengetahuan.

Berhubungan Satu sama lain sebagaimana sabda rasulullah berikut:

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda

‫أكم ُل المؤمنين إيما ًنا أحس ُنهم ُخل ًقا‬

“Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no.
1162, ia berkata: “hasan shahih”).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫الفاحش البذي َء‬


َ ُ‫ِن يو َم القيام ِة ُخلُ ٌق ح َسنٌ وإنَّ هللاَ يُبغِض‬
ِ ‫ميزان المؤم‬
ِ ‫إنَّ أث َق َل ما وُ ضِ ع في‬
“Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang Mu’min adalah akhlak yang
baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor” (HR. At Tirmidzi no. 2002, ia
berkata: “hasan shahih”).

Renaisans dan Reconquista awal kebangkitan peradaban eropa.

Kata Renaisans secara harfiah berarti kelahiran kembali, dimana pada masa ini para filsuf meyakini
bahwa akal merupakan kekuatan manusia yang paling penting. Pada masa itu eksistensi gereja mulai
runtuh, dan muncul semangat untuk melepaskan diri dari dogma-dogma agama yang telah lama
mengungkung pemikiran manusia. Di dalam Renaisans, orang-orang kembali kepada sumber- sumber
yang murni, yaitu ilmu pengetahuan. Ciri utama Renaisans adalah humanisme, individualisme, dan
lepas dari agama.

Pembebasan ilmu dari agama disebabkan bahwa ilmu pengetahuan harus dilandasi oleh agama. Oleh
sebab itu munculah pembatasan-pembatasan dalam mengembangkan pemikiran maupun ilmu
pengetahuan. Anggapan ini menyebabkan gereja mendominasi seluruh aspek kehidupan seperti
bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya. Gereja mempengaruhi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga raja tidak memiliki kekuasaan dalam kegiatan
pemerintahan.

Seluruh kegiatan masyarakat atau rakyat dilakukan untuk kepentingan gereja. Kegiatan tersebut akan
berjalan baik jika sesuai dengan kehendak gereja. Jika ada hal yang dianggap merugikan kepentingan
gereja, maka akan mendapat balasan yang setimpal dengan apa yang diperbuat. Sebagai contoh:
pemberian hukuman kepada Nicolaus Copernicus (1473-1543) yang menyebutkan matahari adalah
pusat tata surya, hal ini bertentangan dengan ajaran gereja sehingga Copernicus dijatuhi hukuman
mati.

Doktrinasi dan dominasi gereja di Eropa pada abad pertengahan dianggap merugikan sehingga
kemudian muncullah suatu gerakan yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan dan terbebas dari
belenggu kekuasaan gereja. Gerakan inilah yang disebut Renaissance. Disamping latar belakang
diatas, juga ada latar belakang ekonomi, dimana sebelum Renaissance di Eropa berlaku sistem
ekonomi tertutup. Sistem ekonomi yang mana penguasa perekonomian hanya golongan penguasa.
Kondisi ini menyebabkan kehidupan masyarakat terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak
sebagai manusia.

Para pemikir Renaisans menggagas pemikiran tentang emansipasi yang berarti lepasnya
ketergantungan manusia terhadap dogma agama serta rasa takut akan hal-hal tabu. Karena itu,
pencerahan juga mendorong proses sekularisasi, yakni dibebaskannya bidang-bidang
kemasyarakatan dari simbol-simbol keagamaan. Ilmu pengetahuan yang paling berkembang cepat
pada masa ini adalah astronomi dan ilmu alam.
Roger Bacon mengatakan bahwa pengalaman empiris menjadi landasan utama bagi awal dan akhir
semua ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menurut Bacon adalah penelitian yang bersifat empiris
(indrawi) dan dapat menguji kebenaran. Knowledge is power merupakan semboyan Bacon yang
berarti, melalui pengetahuan inderawi, manusia bisa menguasai segalanya. Karena pengetahuan
empiris bersifat fungsional dan dapat digunakan untuk memajukan kehidupan manusia. Sedangkan
kuasa diartikan sebagai kuasa atas alam. Dasar ilmu pengetahuan, menurut Bacon terdiri dari tiga
kemampuan, yaitu ingatan (memoria), daya khayal (imagination) dan akal (raso).

Para filsuf Perancis memberikan reaksi kritis secara intelektual tampil dalam bentuk materialisme dan
pemujaan ilmu-ilmu alam. Karena ilmu alam memberikan janji kesejahteraan dunia melalui
penemuan teknologi dan industri. Dalam hal moralitas, Pierrer Bayle berpendapat bahwa moralitas
haruslah lepas dari semua pertimbangan religius karena motif dan keyakinan agama tidak diperlukan
untuk membentuk sebuah moralitas. Hal ini diamini pula oleh D'Alembert yang mengatakan etika
harus dipisahkan dari teologi dan teologi juga harus dipisahkan dari metafisika. Alasannya, karena
moralitas menunjukkan kesesuaian antara kepentingan diri manusia dan kewajiban manusia kepada
sesama.

Reconquista adalah gerakan upaya pembebasan kembali andalusia(spanyol) kepada pihak kristen
dari tangan umat Islam. Pada masa itu umat Islam telah menguasai spanyol, dimulai dari penaklukan
oleh Thariq bin Ziyad melawan raja Visgoth dan membangun peradaban disana. Sampai terusirnya
umat Islam setelah direbutnya granada dari raja Ferdinand V dan Isabella I.

Sejumlah sumber sejarah menggambarkan Reconquista (Upaya penaklukan kembali Andalusia oleh
pihak Kristen) sedemikian dramatis sehingga menimbulkan pesan bahwa setiap kali sebuah provinsi
atau daerah dikuasai maka secara otomatis keberadaan Islam, orang Islam, dan kebudayaan Islam
berakhir secara drastis. Dalam kenyataannya, penaklukan kembali dan proses mengembalikan
Andalusia menjadi wilayah Kristen memerlukan waktu yang panjang dan proses yang sangat
kompleks (Siregar, 2013).

Pada awalnya Islam bagi para penguasa Kristen adalah “musuh yang sangat besar tetapi pada saat
yang sama adalah sumber utama kebudayaan material dan intelektual. Maka penguasa Kristen mulai
hilang akan ketergantungan mereka terhadap Muslim dan juga pada masa itu juga umat islam
sedang kondisi lemah dan terpecah belah. Sehingga banyak berbagai kemengan yang diraih oleh
umat kristen dan juga merebut berbagai kota-kota yang terkenal akan peradaban majunya seperti
toledo, cordoba, dan sebagainya.

Banyak sekali ilmu dan juga peninggalan dari peradaban Islam yang telah diadopsi dan di
terjemahkan oleh ilmuwan kristen.Hal itu juga sesuai dengan pendapat Ibn Khaldun, bahwa sebuah
bangsa dengan kebudayaan yang lebih rendah pasti terpesona dan akan mengadopsi secara perlahan
kebudayaan yang lebih maju, dan hal ini berlaku universal sebagai sebuah hukum dasar interaksi
sosial.

Kejatuhan konstantinopel oleh pasukan Islam telah membuat bangsa eropa melakukan berbagai
pelayaran dalam mencari rempah-rempah sekaligus melakukan kolonialisme dan juga penyebaran
pengaruhnya. Hal itu dimulai Pada tahun 1492, Kerajaan Spanyol juga memulai ekspedisi mencari
rempah-rempah karena Turki Usmani memblokade jalur perdagangan dari Asia menuju Eropa dan
sebaliknya seusai jatuhnya konstatinopel. Arti dari hancurnya pemerintahan Islam di Semenanjung
Iberia adalah keberhasilan dari Reconquista dan juga kemenangan pasukan Salib dalam mengusir
Islam dari tanah Eropa sekaligus lahirnya awal kolonialisme.

Latar belakang terjadinya Renaissance


Untuk menjelaskan latar belakang terjadinya Renaissance, kita harus tahu bagaimana keadaan Eropa
pada periode Dark Age atau abad kegelapan. Mengapa disebut abad kegelapan? Hal ini disebabkan
pada masa ini berkembang anggapan bahwa ilmu pengetahuan harus dilandasi oleh agama. Oleh
sebab itu munculah pembatasan-pembatasan dalam mengembangkan

pemikiran maupun ilmu pengetahuan. Anggapan ini menyebabkan gereja mendominasi seluruh
aspek kehidupan seperti bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya. Gereja
mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga raja tidak memiliki
kekuasaan dalam kegiatan pemerintahan.

Seluruh kegiatan masyarakat atau rakyat dilakukan untuk kepentingan gereja. Kegiatan tersebut akan
berjalan baik jika sesuai dengan kehendak gereja. Jika ada hal yang dianggap merugikan kepentingan
gereja, maka akan mendapat balasan yang setimpal dengan apa yang diperbuat. Sebagai contoh:
pemberian hukuman kepada Nicolaus Copernicus (1473-1543) yang menyebutkan matahari adalah
pusat tata surya, hal ini bertentangan dengan ajaran gereja sehingga Copernicus dijatuhi hukuman
mati.

Doktrinasi dan dominasi gereja di Eropa pada abad pertengahan dianggap merugikan sehingga
kemudian muncullah suatu gerakan yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan dan terbebas dari
belenggu kekuasaan gereja. Gerakan inilah yang disebut Renaissance. Disamping latar belakang
diatas, juga ada latar belakang ekonomi, dimana sebelum Renaissance di Eropa berlaku sistem
ekonomi tertutup. Sistem ekonomi yang mana penguasa perekonomian hanya golongan penguasa.
Kondisi ini menyebabkan kehidupan masyarakat terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak
sebagai manusia.

Sejumlah sumber sejarah menggambarkan Reconquista (Upaya penaklukan kembali Andalusia oleh
pihak Kristen) sedemikian dramatis sehingga menimbulkan pesan bahwa setiap kali sebuah provinsi
atau daerah dikuasai maka secara otomatis keberadaan Islam, orang Islam, dan kebudayaan Islam
berakhir secara drastis. Dalam kenyataannya, penaklukan kembali dan proses mengembalikan
Andalusia menjadi wilayah Kristen memerlukan waktu yang panjang dan proses yang sangat
kompleks (Siregar, 2013).

Anda mungkin juga menyukai