Nim : G1B119078
*MATERI 1*
c. Pengertian amal
Menurut istilah. "amal Saleh" ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat
kepada pelakunya di dunia dan dapat balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya.
Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang
yang berilmu dapat terkontrol dari sifat egoisma pribadi (kelompok, bangsa),
sombong dan semena-mena yang berakhir menjadi berakibat rusaknya tatanan
hidup sosial kemasyarakatan dan meruntuhkan peradaban yang telah susah
payah dibangun manusia.
Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Mereka bersatu padu. Satu sisi ada dan satu sisi lainnya tidak ada, begitu
sebaliknya, maka dia tidak berharga sama sekali. Iman tanpa Amal Sholeh juga
dapat diibaratkan pohon tanpa buah.
Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah
pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal yang lurus dan berkembang
bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai
dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya,
sebagai mana sebuah hadits Rasul saw yang artinya:
*MATERI 2*
*MATERI 3*
A. Pengertian teknologi
pengertian teknologi yaitu ilmu terapan yang menekankan pada penerapan
sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.
- Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan saling
menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain.
- Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk sama-sama
membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Allah SWT.
A. Jihad
a. Pengertian jihad
Secara harfiah, kata jihad berasal dari bahasa Arab jahada –yajhadu -juhdan –
jihad yang berarti berjuang, bersungguh-sungguh, memberikan yang terbaik,
mengerahkan tenaga untuk mencapai tujuan.
Secara istilah jihad berarti melakukan yang terbaik untuk menegakkan hukum
Allah,membangun, dan menyebarkannya (M. Haniff Hassan, 2007).
b. Landasan jihad
- Q.S Al-Ankabut : 6
“barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah
dirinya sendiri, sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam”( Q.S Al-Ankabut : 6)
- Jihad konsektual
(Menurut Al-Raghib dalam Albanna(2006), ada tiga macam : berjuang
melawan musuh yang kelihatan, bnerjuang melawan setan, dan berjuang
melawan hawa nafsu. )
B. Radikalisme
a. Radikalisme umat beragama
radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan
atau perubahan social, dan politik secara drastic dengan menggunakan sikap
yang ekstrem. Radikalisme bukan ciri ajaran islam karena islam dalam
menyiarkan agama menggunakan cara berdebat yang dilandasi saling
hormat-menghormati.
b. Mengapa sebuah kelompok layak disebut sebagai islam radikal
- Pertama, mereka masih sering menunjukan mentalitas perang salib.
- Kedua, penegakkan hukum islam yang juga kerap diupayakan dengan
keras oleh kalangan “revivalis” dan “fundamentalis” muslim tidak lagi
dianggap sebagai sebuah jalan alternative melainkan sudah menjadi
suatu keharusan.
- Ketiga, terdapat sebuah kecendrungan untuk melakukan perlawanan
terhadap pemerintah berikut system-sistemnya yang mapan tapi
diangga tidak sah, khususnya karena kurangnya perhatian terhadap
masalah penyakit social masyarakat yang mereka identifikasi sebagai
maksiat da kemungkaran.
- Keempat, semangat untuk menegakkan agama sebagai lambing
supremasi kebenaran ajaran tuhan didunia dengan jalan jihad dengan
sendirinya mendapat tempat yang sangat terhormat
- Kelima, dengan pengalaman menyaksikan hubungan antara islam dan
yahudi dalam persengketaan antara kelompok muslim dan yahudi
dikawasan palestina yang kian hari semakin memburuk, dan masalah
pertentangan dan pertikaian antara islam dan Kristen yang masih kuat
dibeberapa kawasan, termasuk Indonesia serta isu klasik kristenisasi,
hubungan antara islam dan Kristen ini secara signifikan mempengaruhi
persepsi kelompok-kelompok islam radikal.
c. Upaya menanggulangi radikalisme
- Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara barat terhadap
negara-negara muslim didunia. Sudah saatnya dan sudah
semestinya umat islam di dunia tidak diposisikan sebagai lawan
barat paska berakhirnya era perang dingin. Namun, sebaliknya,
umat islam didunia harus diperlakukan sebagai sahabat dan partner
dalm bidang kehidupan secara bermartabat dan tidak diskriminatif.
- Mengurangi dan menghapuskan kesenjangan social, ekonomi,
politik, pendidikan, dan kebudayaan di tingkat nasional, regional,
dan internasional.
- Reorentasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit
menjadi pemahaman yang konstektual, fleksibel, dan terbuka.
- Melakukan modenisasi kehidupan umat secara selektif, dengan
mengakomodir sisi positifnya dan mengelimir sisi negatifnya
- Menanamkan kesadaran” setuju untuk tidak setuju” dalam
menyikapi fluralisme social, budaya, dan agama yang berkembang
ditengah-tengah masyarakat dan bangsa. Perlu disemaikan pula
kesadaran umat beragama di era globalisasi ini untuk dapat hidup
bersatu di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara meski
tidak harus melebur menjadi satu.
C. Islam moderat
Kata moderat merupakan sikap yang selalu menghindari yang berlebih-lebihan.
Moderat merupakan pandangan atau sikap seseorang yang cenderung kearah
pengambilah sikap dengan menggunakan jalan tengah (salim,2002) . dengan
demikian muslim moderat dapat didefinikan sebagai pandangan seorang muslim
atau umat islam terhadap suatu persoalan dengan selalu menghindarkan
praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengan
mengambil jalan tengah (moderat).
Kemoderatan islam (moderatisme islam ) merupakan gabungan antara
kerohanian dan jasmani, komninasi wahyu dan akal, kitab yang tertulis dan kitab
yang terhampar dialam semesta. karena itulah, umat islam tak boleh ragu,
sebab islam sedari awal memang moderat. Sementara dalam islam yang
moderat itu, kita mensintesakan atau menggabungkan antara akal dengan
wahyu.
*Materi 6*
PERNIKAHAN
(IKHTIAR MEWUJUDKAN KELUARGA BERKAH)
A. Pengertian pernikahan
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974, pernikahan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
B. Cinta manusia untuk menikah
Menurut ajaran islam, perasaan cinta akan membawa kebaikan pada manusia
bila disalurkan hanya dalam bingkai pernikahan. Hal ini dikarenakan dalam
pernikahan, hampir semua bentuk interaksi antara laki-laki dan perempuan
menjadi halal, bahkan bernilai pahala bila dilakukan karena Allah.
C. Fitrah manusia untuk menikah
Setiap manusia wajar menginginkan memiliki pasangan. Dorongan tersebut
biasanya terjadi saat seseorang mencapai kedewasaannya dan menyalurkannya
ke dalam berbagai bentuk hubungan. Islam mensyariatkan dijalinnya pasangan
tersebut dalam bingkai pernikahan. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al
Rum:21 yang artinya “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berpikir”.
Hukum menikah :
a. Wajib b. Sunnah c. Makruh
d. Khilaful aula e. haram
D. Hikmah pernikahan
Tujuan pernikahan :
- Memelihara keberlangsungan manusia
- Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh
- Mengontrol hawa nafsu
Keluarga berkah adalah keluarga baik, membawa kebaikan pada diri mereka dan
orang lain, keluarga sakinah (tenang, tentram), mawaddah (penuh cinta), dan
rahmah (diliputi kasih).
2. Upaya meraih keluarga berkah
a. Sebelum menikah :
menata niat menikah tidak berpacaran memilih calon yang sesuai
menyiapkan diri.
b. Saat akad nikah :
- menjaga agar niat tetap lurus
- minta didoakan orang tua dan orang – orang sholeh
- memenuhi syarat dan rukun pernikahan
c. Saat menjalani kehidupan rumah tangga :
- mempertahankan motivasi menjalani pernikahan yang beribadaha
- Menjadikan ridho Allah sebagai pedoman
- Nafkah yang halal
- Bersikap toleransi pada pasangan
- Membiasakan bersikap sabar dan syukur
H. Ragam pernikahan kontroversial
1. Poligami
2. Nikah mut’ah
3. Pernikahan beda agama
*MATERI 7*
A. Pengertian korupsi
Korupsi diartikan sebagai tindak pemanfaatan dana publik seharusnya untuk
kepentingan umum dipakai secara tidak sah untuk memenuhi kebutuhan
pribadi.
B. Ghulul (penggelapan)
- ghulul merupakan istilah untuk penggelapan harta rampasan perang
sebelum dibagikan kepada yang berhak. Khianat disebut ghulul karena
memasukkan harta yang bukan miliknya secara tersembunyi dan samar
dari jalan yang halal (Ridha, 1990:175) larangan penggelapan ini tertera
dalam Q.S. Ali Imran:161)
- Risywah (suap)
Orang yang menyuap disebut al-raasyii sedangkan orang yang
mengambil atau menerima suap disebut al-murtasyii
- Haddyah (gratifikasi)
Hadiyyah (hadiah) dalam fikih islam juga disebut hibah, yaitu pemberian
sesuatu kepada orang lain atas dasar kerelaan dan tanpa mengharap
sesuatu apapun selain ridha Allah SWT.
- Sariqah (pencurian)
karena pada hakikatnya korupsi adalah mencuri atau “ngemplang” uang
negara, uang perusahaan, uang organisasi, atau uang orang lain tanpa
alasan sah.
- Khiyanah (khianat/kecurangan)
Khiyanah (khianat) adalah perbuatan tidak jujur, melanggar janji,
melanggar sumpah, atau melanggar kesepakatan.
C. Hukum korupsi dalam pandangan islam
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
hartamu itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada
harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188).
Dalil Hadits Tentang Korupsi Dalam Islam
Hadits Sahih Riwayat Imam Lima Nabi bersabda, “Rasulullah melaknat penyuap
dan penerima suap dan yang terlibat di dalamnya.”
D. Motif-motif korupsi