1. Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk merealisasikan tauhid dalam
kehidupan kita sehari-hari, karena tauhid merupakan ajaran dasar Islam yang di atasnya dibangun syariat-syariat agama. Dalam ajaran tauhid, paling tidak ada tiga hal mendasar yang dibicarakan. Pertama, Ilahiyyat, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan, baik sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya dan hubungan antara Tuhan dan hamba-hamba- Nya. Kedua, Nubuwwat, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan para nabi yang diutus oleh Allah swt. kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan syariat-syariat-Nya kepada mereka. Ketiga, Sam’iyyat, yaitu informasi-informasi yang dibawa oleh para nabi tersebut berupa wahyu yang mereka terima dari Allah swt. untuk disampaikan kepada umat mereka masing-masing. Dalam ketiga ajaran dasar ini, termuat ajaran tentang malaikat, kitab dan takdir. Dan dari ajaran dasar inilah ditegakkan rukun-rukun Islam, berupa syahadat, salat, puasa, zakat dan haji serta ibadah-ibadah lainnya. 2. Fitrah merupakan citra manusia yang penciptaannya tidak ada perubahan, sebab jika berubah maka eksistensi manusia menjadi hilang. Adapula dalam Q.S Al-Shaffat:96 yang berisi “Allah menciptakan manusia sekalian tingkah lakunya.” Yang kedua adalah secara nasabi, makna nasabi diambil dari pemahaman beberapa ayat dan hadits Nabi. Fitrah berarti suci (al-thur). Manusia adalah makhluk yang sempurna dibandingkan makhluk lain yang terlihat di muka bumi karena manusia diberikan akal dan pikiran serta budi pekerti (akhlak), manusia mempunyai hak otonomi untuk mengatur dirinya sendiri. Allah menciptakan manusia tidak dengan cuma-cuma, tiap sesuatu yang diciptakannya mempunyai azas dan tujuan tertentu. 3. Nilai-nilai hidup yang bangun diatas jiwa tauhid meruapakan nilai positif dan, nilai kebenaran dan nilai abadi ilahi yang abadi yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. nilai mutlak dan universal ini dapat menjadikan misi agama ini sebagai rahmatan lil alaaamin, agama yang membawa kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan kebahgiaan lahir batin. Komitmen terhadap nilai-nilai universal Al-Quran menjadi syarat mutlak untuk memperoleh kebahagiaan. Roh kebahagiaan adalah jiwa tauhid yang dibangun nilai universal kemudian menjadi metode dan strategi untuk menggapai kebahgiaan. Nilai-nilai universal yang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar menjadi roh kehidupan itu adalah ash-shidiq, al-amanah, al- adalah, al- hurriyah, al-musawah, tanggung jawab sosial, at-tsamuh, kasih sayang, tanggung jawab lingkungan, tabadul ijtima, at-tarahum, dan lain-lain. a.) Al- Amanah, artinya terpercaya. Kejujuran menyebabkan seseorang terpercaya (Al-Amin) karena semua itu akan ada pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, orang diberikan amanah jabatan, kekayaan, keluarga tidak boleh semena-mena, tetapi harus hati-hati, proporsional, dan penuh tanggung jawab supaya pertanggungjawabannya diterima masyarakat dan diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan Pahala. b.) Al-Adalah, secara etimologis artinya “keadilan”. Keadilan dalam perspektif etika islam adalah adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sedangkan dalam perspektif hukum adalah Wadh`u sya`in fi mahalihi” artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dalam aplikasinya keadilan dapat berarti memberikan hukuman bagi yang melanggar norma dan hukum, serta memberikan penghargaan bagi yang melakukan ketaaatan terhadap norma dan hukum (Q.S An- Nisa/4:58). c.) Al-Hurriyah, kebebasan manusia dalam berkehendak dan mewujudkan kehendak dengan perbuatan adalah hak asasi manusia. Manusia mempunyai kebebasan untuk berfikir dan mengembangkan pemikirannya lewat i lmu, filsafat, atau pembaharuan pemahaman terhadap agama. d.) Al-Mus awah, Al-Musawa adalah kesetaraan, kesejajaran. Artinya, tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain, sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Penguasa tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran ini penting dalam suatu pemerintahan, demi menghindari hegemoni penguasa atas rakyat. Dalam perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang diberi wewenang dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil, untuk melaksanakan dan menegakkan peraturan dan undang-undang yang telah dibuat. e.) At Tsamuh, secara bahasa tasamuh artinya toleransi, tenggang rasa atau saling menghormati terhadap hak atau kepentingan orang lain. Sedangkan secara istilah tasamuh adalah satu sikap yang senantiasa saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Toleransi merupakan sebuah sikap yang sangat terpuji. Karena di dalamnya mengandung unsur-unsur persamaan hak dan kewajiban. Karena masing-masing individu atau kelompok atau bahkan masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda -beda. Dengan mengedepankan sikap tasamuh, maka akan terjalin hubungan yang positif, nyaman dan damai antar sesama manusia. f.) Tabadul Ijtima, artinya tanggung jawab sosial, siyasah tidak lepas dari tanggung jawab sosial. Secara individual, kekuasaan merupakan saran untuk mendapatkan kesejahteraan bagi pelakunya mewujudkan kesejahteraan bersama dan saling menyayangi antar sesame. g.) At- Tarahum, artinya saling menyayangi. Tidak sempurna agama seseorang jika tidak saling menyayangi antar sesamanya.