Anda di halaman 1dari 14

Bab 1 Konsep Pendidikan Agama di Indonesia

Agama diturunkan jauh sebelum manusia diciptakan. Artinya, tuhan telah mempersiapkan "rule of
game" bagi manusia untuk melangsungkan kehidupannya di dunia. Aturan yang dimaksud adalah
wahyunya yang diturunkan kepada Nabi agar umat manusia tidak tersesat ketika hidup di dunia. Aturan
atau norma ini termaktub dalam sebuah kitab suci yang disebut agama. Untuk itu agama adalah
pedoman hidup jika ingin selamat dunia dan akhirat.

A. Agama Islam

Pengertan agama Islam adalah suatu agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan Tuhan kepada manusia
melalui Nabi Muhammad SAW. Asal usul agama Islam yaitu muncul berdasarkan "kegelisahan dan
kekhawatiran" seorang Nabi melihat realitas sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Tentu saja,
keprihatinan dalam diri nabi tersebut lahir akibat realitas yang tidak sesuai dengan nurani, nilai-nilai
luhur dan moral dalam kacamata seorang Nabi. Dalam posisi inilah, Nabi Muhammad SAW berada di
garda terdepan menentang penindasan yang dilakukan bangsawan Mekkah terhadap para budak,
menyerukan menyembah Allah SWT bukan berhala dan berjuang membela yang lemah. Dampak
perjuangan Nabi Muhammad :

1. Nabi Muhammad SAW mampu msngguncangkan dan mematahkan "sayap" para bangsawan Mekkah
yang kejam.

2. Membuminya ajaran-ajaran tentang keadilan Mekkah.

3. Agama Islam menjadi agama besar dan agama frontal. Sehingga islam disebut sebagai agama
universal

Indikasi Universalisme Islam:

1. Islam sebagai rahmat bagi alam semesta (agama rahmatan lil alamin)

2. Doktrin Islam sesuai dengan segala zaman, sepanjang waktu dan dari generasi ke generasi.

3. Allah memberikan mandat kesempurnaan bagi agama Islam dalam rangka melengkapi "kelemahan"
agama-agama yang ada sebelumnya.

B. Pendidikan Agama Islam

Telah banyak dilakukan upaya defensif dan preventif untuk mengatasi masalah dunia pendidikan guna
memberikan solusi terhadap krisis nilai keagamaan tersebut. Jika dipandang secara ontologi pendidikan
seharusnya pendidikan agama Islam mengantarkan manusia kepada sikap humanisasi dengan cara
manusiawi menunju nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Pendidikan agama yang dimaksud, tidak saja
dalam pengertian pendidikan agama yang hanya berpusat pada penanaman nilai secara normatif-
dogamtis yang justru akan mempersempit ruang gerak pendidikan agama. Suatu aktivitas pendidikan
juga memberikan pengayaan kultural yang tetap bertolak dari suatu kerangka nilai. Karena bahasan
mengenai pendidikan agama pada dasarnya adalah membicarakan mengenai pemberdayaan peran
agama dalam konteks perubahan.

C. Pendidikan Agama: dari Kontroversi ke Rekonstruksi pengatar

Agama ssbagai masalah dan solusi. Secara umum ada tiga tipologi untuk melihat agama sebagai sumber
"masalah" dalam diri kita. Ketiga tipologi yang dimaksud adalah "keyakinan", "pemikiran", dan
"penemuan". Kalau peka terhadap realitas dan fakta kemanusiaan, secara jelas kita akan bisa
menemukan bahwa da orang-orang yang berbuat baik atau sebaliknya, dapat kita temukan dalam tiga
realitas kemanusiaan.

Bab 2 Islam dan Sifat Dasarnya

A. Islam dan penamaannya

Akar penamaan Islam bukan berasal dari Nabi Muhammad SAW, tetapi mandat langsung dari Tuhan.
Sehingga sebutan yang pas dan tepat terdapat agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW
khususnya adalah Islam, bukan Mohammedanism, dan ketegasan sebutan itu merupakan ketetapan
Allah sendiri dalam ungkapan suci firman-Nya.

B. Islam dan pengertiannya

Islam secara istilah adalah agama yang diturunkan Allah SWT yang mengajarkan dan mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta,
yang meliputi pokok-pokok kepercayaan dan aturan-aturan hukum yang di bawa oleh Nabi Muhammad
SAW.

C. Sifat dasar Islam

Pertama, bersifat universal; kedua, ajarannya rasional dan praktis; ketiga, sebuah cara hidup yang
lengkap; keempat, kesatuan antara materi dan kerohanian; kelima, keseimbangan antara pribadi dengan
masyarakat; keenam, ketetapan dan perubahan; ketujuh, Al Quran  sebagai pedoman suci umat Islam
tetap terjaga keaslian dan kemurniannya

D. Kerangka Dasar-Dasar Agama

1. Aqidah

Aqidah dipahami sebagai suatu keimanan, kepercayaan, dan keyakinan. Sebagai suatu keyakinan, maka
aqidah hanya bersemayam di dalam hati setiap manusia.

2. Syariah

Secara etimologis syariah berarti jalan lurus yang harus ditempuh. Karena syariah merupakan hukum
yang ditetapkan Allah, maka tingkat kebenarannya bersifat mutlak. Syariah dapat di bagi dalam 2 yaitu :
Pertama ibadah, yaitu aturan tentang hubungan manusia dengan Allah

Kedua muamalah, yaitu aturan tentang hubungan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan atau
kebutuhan hidupnya.

3. Akhlak

Akhlak merupakan "lalu lintas" bagi manusia dalam mengatur kehidupannya. Sifat ajaran akhlak Islam
adalah Universal, eterna, absolut.

E. Metode Pemahaman Studi Islam

Jenis pendekatan yang telah dipergunakan untuk memahami ajaran Islam yaitu:

1. Prespektif Dalil Naqli/wahyu

Metode dalil naqli adalah metode dengan langsung merujuk kepada harfiah atau makna tekstual Al
Quran dan sunnah tanpa memberikan peranan kepada akal dan hasil pemikiran lainnya.

2. Prespektif Dalil Aqli/akal

Metode yang cenderung pada model pemahaman Islam dengan pendekatan pada rasionalitas dan
spekulatif.

3. Prespektif Kasyfi/ Mistis

Pendekatan mistik adalah metode yang dipergunakan oleh para sufi untuk memperoleh pengetahuan
atau ma'rifah secara langsung dari Allah dengan intuisi sebagai instrumennya, bukan melalui nalar.

Bab 3 Manusia dan Agamanya

A. Agama: pengertian dan Istilah

Dalam KBBI agama dikatakan sebagai kepercayaan kepada kesaktian ruh nenek moyang, dewa dan
Tuhan.

Hakikat agama adalah bagaimana hubungan manusia dengan Tuhannya, tentu saja dengan status
hubungan manusia mampu mencapai puncak superior kepada tuhannya

Religi secara etimologis berasal dari religere yang berarti membaca atau mengumpulkan. Pendapat lain
mengatakan religi berasal dari kata religare yang berarti ikatan. Ikatan disini dimaknai ikatan manusia
dengan Tuhan, sehingga manusia terbebaskan dari segala bentuk ikatan-ikatan atau dominasi oleh
sesuatu yang derajatnya lebih rendah dari manusia sendiri.

Al Din berasal dari bahasa Arab, berarti hutang yakni sesuatu yang mutlak harus dipenuhi. Dalam bahasa
Semit, induk bahasa Arab, diartikan sebagai undang-undang atau hukum. Secara bahasa din diartikan
undang-undang atau hukum yang harus dipenuhi oleh manusia, dan pengabdianya terhadapnya
menjadikan hutang baginya, jika tidak dipenuhi akan berakibat datangnya hukuman atasnya.

B. Cara manusia beragama

Pertama, cara mistisme adalah salah satu cara manusia menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.

Kedua, cara penalaran atau pikiran. Cara ini penekanannya adalah pada aspek rasionalitas dari sebuah
ajaran agama.

Ketiga, cara amal shaleh. Lebih menekankan pada penghayatan dan pengamalan agama pada aspek
peribadatan, baik ritual formal maupun aspek pelayanan social keagamaan.Keempat, cara sinkretisme.
Berasal dari bajasa Yunani (synkretismos) yaitu penggabungan ajaran dan pengalaman negara yang
berbeda satu sama lain.

C. Urgensi Agama bagi Manusia

Pada hakikatnya, manusia sejak mulanya sudah mempunyai fitrah dan kecendrungan untuk beragama
yang di dasarkan pada perasaan dan kesadarannya.

D. Proses keberagamaan Manusia

Ada dua teori yang dikemukaan oleh para ahli :

Pertama, teori wahyu. Disebutkan bahwa agama berasal dari Tuhan Pencipta yang diturunkan kepada
manusia bersamaan dengan penciptaan manusia pertama (Adam) dan sekaligus sebagai nabi pertama.

Kedua, teori antropologis.

E. Bentuk-Bentuk Agama

Pertama, agama kebudayaan (cultural religion) atau agama tabii atau agama ardhi yaitu agama yang
bukan berasal dari Tuhan dengan diwahyukan, tetapi merupakan hasil proses antropologis yang
terbentuk dari adat istiadat dan selanjutnya melembaga dalam bentuk agama formal.

Kedua, agama samawi atau agama wahyu (revealed religions) yaitu agama yang diwahyukan dari Tuhan
melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang dipilih dari manusia. Agama samawi juga disebut dienul
haq, dan disebut agama full fledged, yaitu agama yang mempunyai Nabi dan Rasul, mempunyai kitab
suci dan mempunyai umat (Yahudi, Nasrani, dan Islam)

Bab 4 Sumber-Sumber Ajaran Dasar Agama Islam.

A. Al Quran
Secara etimologis Al Quran mengandung arti bacaan yang dibaca. Lahfadz Al Quran  berbentuk isim
mashdar dengan isim maful. Lafadz Al Quran dengan arti bacaan dapat dilihat pada firman Allah yang
artinya :

"Janganlah, engkau menggerakkan lidahmu untuk terburu-buru membacanya. Sesungguhnya menjadi


tanggungan-Ku mengimpulkan dan membacanya. Maka apabila kami membacanya, maka ikutilah
pembacaannya" (QS Al-Qiyamah: 16-18).

B. Posisi Al Quran dalam Studi Keislaman

Al Quran dalam kerangka urutan dalil-dalil hukum atau sumber ajaran Islam adalah menempati
kedudukan yang paling tinggi.

C. Sunnah

Al sunnah berarti al thariqah (jalan), baik yang terpuji atau pun yang tercela. Pemakaian al sunnah
didasarkan kepada sabda nabi berikut :

"Barangsiapa mengadakan atau membuat sunnah (jalan) yang terpuji maka baginya pahala sunnah itu
dan pahala orang lain yang mengamalkannya hingga hari kiamat. Dan barangsiapa menciptakan sunnah
yang buruk maka baginya dosa atas sunnah yang buruk itu dan menanggung dosa orang yang
mengikutinya hingga hari kiamat" (Muttafaq alaih)

D. Ijtihad

Secara bahasa ijtihad berasal dari kata jahada. Disampaikan oleh al-Fahyumi, ijtihad adalah pengerahan
kesanggupan dan kekuatan dalam melakukan pencarian suatu upaya sampai kepada ujung yang
ditujunya.

Bab 5 Agama di Tengah Modernitas

A. Arah pemikiran Islam

Pembaruan pemikiran Islam. Istilah pembaruan berasal dari kata baru artinya sesuatu yang belum
pernah ada, tidak petnah terlihat, tidak pernah diketahui atau didengar sebelumnya. Maka pembaruan
mengandung makna memperbaiki supaya menjadi baru, atau mengganti dengan yang baru.

Harapan dari pembaruan pemikiran Islam. Ada 4 hal yang dibutuhkan dari gagasan pembaruan
pemikiram Islam dalam rangka pembangunan berwawasan pengembangan SDM. Pertama, perlunya
pemahaman Islam secara lebih intelektual dan rasional. Kedua, pemahaman yang lebih modern
terhadap Islam itu sendiri yang tidak sadar elektisisme (tambal sulam), yang menempatkan agama hanya
sebagai "pelengkap penderita" di samping modernitas (sekularistik) sebagai sibjeknya. Ketiga, agar
setiap gagasan pembaruan pemikiran itu tetap menjafikan Al Quran dan hadits sebagai darah, nafas, dan
jantungnya. Keempat, hendaknya penggarapan pembaruan, tidak hanya dalam pemikiran saja, tetapi
juga semacam pembagian tugas.

Yang diberikan terhadap pembangunan bangsa, yang pertama, pentingnya pemahaman agama yang
rasional. Kedua, pembaruan pemikiran Islam menawarkan kesadaran pluralistik secara tulus. Ketiga,
pembaruan pemikiran Islam menekankan dengan kuat sekali dinamika manusia, tidak menyerah pada
nasib melainkan manusia mempunyai peran besar dalam kehidupannya. Keempat, pembaruan
pemikiran Islam menekankan penguasaan teknologi, bahkan menganjurkan pengadopsian secara
selektif atau peminjaman prestasi keilmuan dari berbagai bangsa tanpa dibatasi negara, agama dan
etnis. Kelima, gagasan pembaruan memiliki akar teologis yang jelas dalam kitab suci agama.

B. Islam dan Fundamental

Fundamentalisme merupakan gerakan reaksi terhadap pola peradaban yang timbul dari proses
industrialisasi dan urbanisasi. Jadi fundamentalisme muncul untuk menentang modernisme yang
menerima perubahan sosial sebagai hukum sosial yang tak terhindarkan.

C. Intelektual Rabbani Indonesia

Dalam Al Quran ditekankan intelektual rabbani dapat dipahami sebagai intelektual atau orang terpelajar
yang memfungsikan akalnya dalam memikirkan, menganalisis, merenungkan fenomena alam dan
kehidupan serta dalam mencari pemecahan setiap masalah yang dihadapinya dan masyarakatnya dan
tetap berketuhanan. Di Indonesia intelektual rabbani secara terminologis di sebut sebagai cendekiawan
muslim. Bahkan wadah yang digunakan di Indonesia dalam sebutan organisasi ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia).

Bab 6 Membumikan Akhlak Islam

A. Pengertian Akhlak dan Ilmu Akhlak

Dalam pemikiran Islam, akhlak pada hakikatnya adalah cerminan dalam jiwa manusia sebagai dorongan
keimanan dan keyakinannya dalam melahirkan sesuatu perbuatan. Dengan demikian, secara subtansi
akhlak sudah melekat dalam diri manusia yang diwujudkannya dalam etik perbuatan antara sesama
manusia, hewan, dan Tuhannya.

Pengertian Ilmu Akhlak, Menurut ahmad Amin, Ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang sepatutnya diperbuat sebagai orang kepada lainnya dalam pergaulan,
menjelaskan tujuan yang sepatutnya di tuju manusia dan menunjukkan jalan apa yang selayaknya
diperbuat.

B. Asal Usul Istilah


1. Etika, berasal dari bahasa Yunani Kuno. Etika adalah ilmu yang berkenaan dengan suatu hal yang biasa
dilakukan atau adat kebiasaan mesyarakat manusia.

2. Moral, berasal dari bahasa Latin, Mos (tunggal) dan mores (jamak). Secara harfiah artinya sama
dengan etika yaitu adat kebiasaan.

3. Hati Nurani, merupakan sebagai salah satu bentuk penghayatan baik atau buruk dalam prespektif
tingkah laku manusia.

4. Mataetika, berasal dari bahasa Yunani, meta berarti melebihi, melampaui. Artinya secara implikatif
makna yang terkandung didalamnya mengindikasikan bagaimana ucapan-ucapan manusia di bidang
moralitas.

C. Hubungan Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Lainnya

1. Ilmu Jiwa, sasarannya mengungkapkan peranan dalam perilaku manusia yaitu suara hati (dhamir),
kemauan (iradah), daya (ingatan), hafalan dan pengertian secara kecenderungan-kecenderungan
manusia.

2. Ilmu Logika, termasuk hal fundamental dalam kaidah berfikir secara benar. Disebut juga ilmu manthiq.

3. Ilmu Estetika, adalah ilmu yang membicarakan tentang sesuatu keindahan.

4. Ilmu sosiologi, memfokuskan kepada nilai sosial. Atau dapat diartikan suatu ilmu bagaimana
seseorang mampu betadaptasi, bersosialisasi, dan membaur dalam bermasyarakat dengan perinsip-
perinsip kebersamaan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

D. Ruang Lingkul Pembahasan Ilmu Akhlak

1. Perasaan Akhlak

Perasaan menekankan suatu kekuatan bagaimana seseorang dapat mengetahui suatu perilakunya
apakah sudah berakhlak atau tidak.

2. Motivasi akhlak

Motivasi di sini sebagai daya pendorong (stimulant).

3. Ukuran dan Tujuan Akhlaku buruk

Yang dapat mengukur atau menimbang perbuatan manusia adalah faktor-faktor yang datang dari luar
diri manusia. Jika dipersempit maknanya adalah ada dua indicator penilaian yaitu akal dan budaya yang
sudah betkembang dalam suatu masyarakat.

E. Peranan Akhlak Dalam Dunia Modern


Dalam konteks pemikiran keindonesiaan masalah akhlak (moral dan etika) terasa menjafi sangat penting
dan mendesak serta relevan. Pertama, masyarakat Indonesia hidup dalam suatu komunitas masyarakat
yang sangat pluralistik sehingga kesatuan tatanan normatif nyaris hilang dipermukaan. Kedua, manusia
pada zaman ini dihadapkan pada masa transformasi masyarakat yang luar biasa.

Bab 7 Manusia dan Takdir

A. Pengertian Takdir

Dari segi bahasa takdir mengandung arti ukuran, ketentuan, kemampuan dan kepastian. Sehingga takdir
disini dimaknai ketentuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga manusia harus bisa menerimanya apa
adanya terhadap keputusan dirinya yang telah ditakdirkan Tuhan.

B. Macam-Macam Takdir

1. Takdir Tuhan yang berlaku pada fenomena alam fisika sebagaimana diisyaratkan oleh kutipan ayat Al
Quran.

2. Takdir yang berkenaan dengan hukum sosial (sunnatullah) yang berlakunya dengan melibatkan
manusia hadir di dalamnya.

3. Takdir dalam hukum kepastian Tuhan yang berlaku secara time respons-nya lebih jauh lagi setelah
manusia memasuki alam akhirat.

C. Kepastian Absolut dan kepastian Relatif.

Kepastian hanyalah konstruksi akal manusia setelah mengamati keajegan fenomena alam.

D. Pengaruh Takdir atas Manusia

Pengertian takdir dapat kita maknai sebagai sesuatu yang belum tertutup atau serba final, tetapi
mengindikasikan sebuah dinamika yang selalu terbuka untuk kemungkinan hal-hal yang baru.

E. Fungsi Ikhtiar dan Doa

1. Ikhtiar

Pada dasarnya manusia dalam konteks kehidupannya merupakan makhluk musayyar dan makhayyar.
Perbuatan manusia merupakan ikhtiar dari manusia itu sendiri.

2. Doa

Doa dalam segi bahasa berarti permohonan yang dipersembahkan kepada Allah SWT. Doa muncul
akibat dalam diri manusia terkandung naluri cemas dan harapan.

F. Hikmah Iman Kepada Takdir.


1. Dapat mendorong manusia untuk mengadakan penelitian-penelitian terhadap benda-benda dan
hukum-hukum Allah yang terdapat dalam Al Quran.

2. Akan dapat mendorong manusia untuk berusaha dan beramal sungguh-sungguh mencapai kehidupan
baik di dunia dan akhirat, mengikuti hukum kausalitas yangbtelah digariskan Allah.

3. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah

4. Mendorong manusia untuk menanamkan sikap tawakal.

5. Mendorong manusia mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup bagi manusia karena
semua berasal dari kehendak Allah.

G. Kebebasan Manusia dan Agama

Adanya ruang kebebasan yang dimiliki manusia bisa saja ditafsirkan bahwa Tuhan demikian menghargai
kualitas dan posisi manusia untuk tumbuh sebagai makhluk yang dewasa dan merdeka dengan bekal
akal dan nuraninya.

Bab 8 Masalah Etos Kerja Manusia

A. Definisi Etos Kerja

Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan kegiatan uang bertujuan
mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan. Jadi umat Islam tidak cukup hanya melakukan ibadah
kepada Allah dan Rasul saja, tetapi juga dituntut untuk melakukan amal perbuatan berupa bekerja
sebagaimana yang ditentukan Allah SWT.

B. Tujuan Etos Kerja Muslim

Tuladan dan pandangan atau etos kerja yang dilakukan Rasululah SAW yang patut ditiru :

1. Bekerja sampai tuntas

2. Bekerja dengan Ikhlas

3. Bekerja dengan jujur

4. Bekerja menggunakan teknologi

5. Bekerja dengan berkelompok

6. Bekerja keras

7. Bekerja sebagai bentuk pelayanan

C. Prinsip-Prinsip Etos Kerja


Bangsa Indonesia harus mulai memupuk prinsip rasa tanggungjawab moral yang tinggi jika tidak mau
ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Oleh sebab itu, perlu di ada yang diperbaiki. Pertama, tanamkan
bahwa kerja merupakan sarana ibadah. Kedua, kerja merupakan kemajuan dan perubahan budaya, baik
pribadi maupun golongan. Ketiga, kerja merupakan simbolisasi sebuah pengabdian kepada bangsa dan
negara.

Komitmen sebagai dasar kerja. Komiteman dapat dikonotasikan dengan niat. Niat ini dapat kita lihat
dalam hadis Nabi Muhammad SAW bahwa nilai setiap bentuk kerja tergantung kepada niat pelakunya.

Bab 9 Konsep Sukses Dalam Perspektif Agama

A. Perlunya Hidup Sukses

Hakikat kesuksesan di dunia dan akhirat memang perlu di gelorakan untuk umat Islam di Indonesia.
Karena Nabi adalah pribadi yang sukses, beliau menjadi pemimpin yang amanah dan jujur, beliau
menjadi pedagang yang sukses dan menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan beliau orang yang berilmu.
Inilah teladan bagi umat Islam.

B. Menjadi Manusia Terbaik

Menjadi manusia terbaik dapat disamakan dengan menjadi pribadi yang unggul, unggul dalam ibadah
dan unggul pula dalam berusaha dan beramal. Ada 3 hal yang harus di perhatikan untuk menjadi
manusia terbaik, yaitu :

1. Berpenampilan terbaik (posisi tubuh, ekspresi wajah, cara berpaikan, dan mengucapkan kata-kata
yang terbaik)

2. Sikap terbaik (bersikap positif, dan proaktif)

3. Prestasi terbaik (menjadi pribadi yang mampu berprestasi diatas rata-rata, dan menjadi pribadi yang
luar biasa)

C. Cara meraih sukses

Meraih sukses fengan selalu berpikir positif dan kekuatan mental. Didalam diri kita terdapat 2 bentuk
keyakinan, yaitu keyakinan yang menguatkan dan yang tidak menguatkan. Hal-hal menyebabkan jita
tidak yakin, tidak percaya diri sehingga menghambat meraih sukses adalah komposisi manusia yang
secara dasar terdiri atas 4 bagian, yaitu : fisik, mental, emosi, dan spiritual.

Ada 7 penyebab secara psikologis membatasi kekuatan, yang melemahkan mental untuk meraih sukses,
yaitu :

1. Saya terlalu sibuk

2. Saya tidak Pandai


3. Saya tidak berbakat

4. Saya tidak cantik/ganteng

5. Saya tidak beruntung

6. Saya tidak kaya

7. Saya orang biasa-biasa saja

Selain itu ada 2 faktor lingkungan uang dapat mempengaruhi kesuksesan yaitu : salah memilih teman,
dan lingkungan yang buruk.

D. Konsepsi Kekayaan dan Kemiskinan

Hakikat memelihara ukhuwah islamiah, ukhuwah artinya persaudaraan. Dibegi menjadi tiga yaitu
persaudaraan berdasarkan garis keturunan, berdasarkan kepentingan keduniaan, dan berdasarkan
kesamaan akidah. Ukhuwah Islamiah berarti memelihara persaudaraan sesama umat Islam.

Hakikat menafkahkan Harta di Jalan Allah. Menafkahkan di jalan Allah dapat diartikan sebagai upaya
untuk turut menyebarkan dan meratakan karunia yang telah diterimanya dari pemilih harta sebelumnya
yaitu Allah guna kemaslahatan umat manusia secara sempurna. Karena mengekuarkan harta dijalan
Allah merupakan salah satu penyebab turunnya rahmat Allah.

E. Kemuliaan Seorang Pemimpin

Islam memandang seorang pemimpin itu adalah mulia. Allah berfirman :

"Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu
atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pwngampun
lagi Maha Penyayang" (QS 6:165)

Bab 10 Islam dan Pendidikan Karakter

A. Historisitas Pendidikan Karakter

Latar belakang pemikiran karakter karena pendidikan karakter merupakan suatu gerakan, langkah baru
menuju kesempurnaan perilaku manusia sebagai warga, masyarakat, bangsa dan negara yang mandiri,
tangguh, ulet dan loyal terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan karakter di Indonesia bukan hal yang baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Sebut saja
misalnya R.A. Kartini, Ki Hajar Dewantara, Bung Karno dan Bung Hatta, Tan Malaka, Mohammat Natsir,
dsb. Mereka semua telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai bentuk
kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang mereka alami. Sehingga kita
harus menatap masa depan dunia pendidikan.

B. Arti dan masalah Karakter

Asal kata karakter berasal dari bahasa Yunani karasso (cetak biru, format dasar, sidik, seperti dalam sidik
jari). Karakter seseorang kita hanya bisa menilai apakah manusia itu memiliki karakter kuat atau lemah.

Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Karakter :

1. Karakter dalam bentuk psiko-motorik yang menggerakkan seseorang untuk bertindak.

2. Manusia mengukuhkan karakternya melalui setiap keputusan yang diambilnya.

3. Seseorang yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih cara-
cara yang baik bagi pembentukan dirinya.

4. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu.

Metodologi pendidikan karakter yaitu mengajarkan, memberikan keteladanan, menentukan sebuah


prioritas, dan refleksi pemikiran.

C. Arti dan masalah pendidikan karakter

Pendidikan senantiasa terarahpada sebuah objek yang disebut dengan manusia dan kemanusiaan.

Urgensi pendidikan karakter sagat penting guna mengahadapi situasi sosial, kuktural, bangsa Indonesia
yang akhir-akhir ini memang tidak dapat kita pungkiri sangat menghawatirkan dalam berbagai lini
kehidupan.

Tujuan pendidikan karakter semestinya memikiki tujuan jangka panjang yang mendasarkan diri pada
tanggapan aktif kontekstual individu atas natural sosial yang diterimanya yang pada gilirannya semakin
mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri terus menerus.

Guru dan dosen memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai lokomotif pendidik karakter baik
didalam kelas maupun diluar kelas.

Bab 11 Paradigma Kecerdasan Spiritual

A. Pengertian kecerdasan spiritual

Secara bahasa (etimologi) kecerdasan berkonotasi dengan intelektualitas. Intelektualitas mengandung


arti cerdas, cendekia, pintar, dan mempunyai keilmuan. Sedangkan spiritual dapat kita pandang sebagai
sebuah wujud batiniah atau penjiwaan seseorang dalam memaknai sebuah arti hidup dan kehidupan
dalam kaitannya dengan Tuhan.
B. Pentingnya kecerdasan Spiritual bagi manusia.

Dalam ayat Al Quran  ditegaskan bahwa spiritualitas merupakan misi, visi dan tugas pokok dari risalah
para nabi dan rasul. Sebuah tujuan hidup yang utama bagi orang yang bertaqwa, dan padanya
bergantung keselamatan dan kesengsaraan manusia di dunia dan di akhirat dalam pandangan Tuhan.

C. Kecerdasan Spiritual dan Hidup Bahagia

Tujuan hidup manusia sesungguhnya adalah mencapai tingkat tertinggi yaitu kebahagiaan baik lahir
maupun batin. Faktor yang membuat orang hidup bahagia yaitu uang, materi, kesehatan, spiritual, dan
beramal.

D. Krisis Spiritualitas Masyarakat Modern

Disebabkan oleh manusia yang tidak mau mengisi ruang spiritual itu dengan hal-hal positif dalam
kehidupan mereka. Sehingga dalam dunia yang semakin maju ini, manusia malah kehilangan visi dan
misi ketuhanan yang sejati. Sehingga perbuatan yang buruk pun menjadi terbiasa dan bisa dilakukan
dalam ranah kehidupan.

Bab 12 Islam dan Historisitas Studi Agama

A. Islam dan Studi Agama

Islam memiliki akar tradisi yang kuat dan terus berkembang dibanding agama lain. Upaya terkait dengan
kebutuhan untuk menemukan pemahaman baru terhadap Islam ini tidak bisa dipisahkan dari
karakteristik Islam sendiri sebagai agama yang terbuka untuk didekati dengan berbagai macam
pemahaman. Sementara itu, kehadiran Islam yang senantiasa berdialog dengan persoalan yang dihadapi
masyarakat selanjutnya mengantarkan di apresiasinya secara kritis nilai-nilai lokalitas dari budaya dan
masyarakat beserta karakteristik yang mengiringi nilai-nilai itu. Selama nilai tersebut sejalan dengan
semangat yang dikembangkan oleh islam, selama itu pula diapresiasi secara positif namun kritis. Kondisi
ini menyebabkan Islam dan pemikiran yang dikembangkan oleh suatu masyarakat di wilayah tertentu
bisa berlainan bentuk ekspresi dan karakteristiknya dari masyarakat di wilayah yang lain.

B. Signifikan studi Agama

Agama adalah ibarat manusia. Untuk mengetahui perihal manusia, harus dipergunakan dua cara :

Pertama membaca ide dan pemikiran yang bersangkutan yang tertuang dalam berbagai karangan,
pernyataan dan pekerjaannya. Serta kedua, mempelajari biograginya. Begitupula dengan agama, untuk
mengenal agama harus dilakukan dengan cara mempelajari ide-idenya serta biografinya.

C. Tumbuh kembangnya Studi Islam

Studi Islam secara etimologis dapat dipadankan dengan Dirasah Islamiyah dalam bahasa arab dan
Islamic Studies dalam bahasa Inggris. Berbeda dengan semangat implementasi dari aktivitas-aktivitas
keagamaan yang menjadi bagian dari upaya pembentukan peradaban Islam seperti majelis taklim,
misalnya yang bersifat doktriner dan bertujuan untuk meningkatkan kegamaan seseorang dalam tataran
kognotif dan praktis, studi Islam atau Islamologi ini "tidak bertanggung jawab" terhadap keagamaan
individu. Islamologi mempelajari dan mengkaji Islam hanya sebatas Islam sebagai ilmu pengetahuan.

D. Institusi Studi Islam di Indonesia

Kajian Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang dari realita historis yang kosong; ia hadir secara
kronologis dalam konteks ruang dan waktu yang jelas, sebagai respon sejarah atas sejumlah persoalan
keagamaan yang dialami umat Islam di negeri ini. Secara substabsif kajian islam sebenarnya sudah
dimulai sejak agama ini datang ke Indonesia pada abad ke 13 dan mencapai momentum spiritualnya
pada abad 17. Dilakukan oleh pemimpin sufi dan ulama terutama di lembaga pendidikan tradisional
seperti pesantren. Lalu seiring dengan berjalannya waktu terbentuklah sekolah tinggi Islam dan beralih
status menjadi Universitas seperti Universitas Islam Indonesia yang ada di Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai