Anda di halaman 1dari 14

MORAL DAN HUKUM untuk tujuan-tujuan sosial dan

Disusun Oleh : menciptakan ekuilibrium


(keseimbangan) masyarakat.
ARA DIE TUAH
(225425010027) Berdasarkan fenomena
tersebut, tujuan daripada penelitian
ABSTRAK ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana efektifitas konsep
Nada, Achmad Musyafa’ moral yang di tawarkan Emile
Durkheim di tinjau dari perspektif
Fathun. 2015. Konsep
pendidikan Islam.
Moral Menurut Emile
Durkheim Dalam Untuk menjawab
Perspektif Pendidikan peratanyaan di atas peneliti
Islam. Skripsi, Jurusan menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian
Tarbiyah, Program Studi
kepustakaan (library research).
Pendidikan Agama Islam, Dengan teknik pengumpulan data
Sekolah Tinggi Agama literer yaitu penggalian bahan-
Islam Negeri (STAIN) bahan pustaka yang koheren
Ponorogo. Pembimbing dengan obyek pembahasanyang di
Kadi M.Pd.I. maksud. Sedangkan analisis data
yang dipakai adalah metode
Kata Kunci: Moral Dan Hukum analisis deskriptif.

Gagasan Emile Durkheim Dari hasil penelitian ini


tentang konseptualisasi pendidikan ditemukan bahwa; (1) Konsep
lebih difokuskan pada pendidikan moral menurut Emile Durkheim
moral yang rasional dan tidak yaitu, kesepakatan manusia
memasukan unsur-unsur Agama (masyarakat), yang menjunjung
didalamnya. Durkheim menggagas tinggi nilai-nilai luhur yang
realitas moralitas sekuler yang dihormati oleh manusia. Moral
ingin mendasarkan moral pada dalam segala bentuknya tidak
masyarakat dan sebaliknya dapat hidup kecuali dalam
menolak agama sebagai titik pijak masyarakat. Menurut Durkheim
moral. Menurutnya tujuan moral moralitas bersifat duniawi
adalah segala sesuatu yang kemasyarakatan dan tidak
berobyekkan pada masyarakat, bersangkut paut dengan sesuatu
ranah moral akan berkembang yang adikodrati (Tuhan). (2)
bersamaan dengan ranah sosial Konsepsi moralitas Emile
yang merefleksikan kepentingan Durkheim bila di tinjau dari
bersama. Dengan demikian tujuan perspektif pendidikan Islam
pendidikan moral menurut Emile memiliki kesamaan dalam hal
Durkheim adalah upaya moral sebagai kesepakatan
membentuk manusia menciptakan manusia (masyarakat) yang
makhluk baru yang mempunyai menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
rasa solidaritas tinggi, disiplin yang dihormati oleh masyarakat.
Sedangkan perbedaanya adalah
yang menjadi dasar moral Emile BAB I
Durkheim hanyalah masyarakat, PENDAHULUAN
tidak ada sangkut pautnya sama
sekali dengan yang adikodrati
(Tuhan). Sedangkan dasar moral 1.1 Latar Belakang
Islam adalah al-Qur‟an dan al- Manusia adalah makhluk
Hadis, tidak hanya kebaikan moral.untuk menjadi makhluk social
antar sesama manusia, akan tetapi
ridho Allahlah yang di harapkan yang baik serta bermoral tidak secara
sebagai tujuan akhir dari perilaku otomatis. Perlu suatu usaha yang di
moral. Unsur- unsur moralitas
menurut Emile Durkheim bila sebut pendidikan. Pendidikan tidak
diaplikasikan pada pendidikan hanya secara formal namun juga non
moral dalam pendidikan Islam,
tujuan tersebut hanya berdasarkan formal. Mulai dari lahir hingga
pada bidang sosial (mu’amalah), dewasa manusia sudah menerima
sedangkan pendidikan Islam
merujuk pada bidang sosial dan pendidikan. Pendidikan dari orang
keagamaan (tauhid). tuanya sendiri. Menurut Ki Hajar
Dewantoro, pendidikan ialah upaya
untuk mengajukan perkembangan
budi pengerti (kekuatan batin),
pikiran intelek, dan jasmani (slamet
sutrisno,1983, 26). Perkembangan
seseorang tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan social budaya
tempat tumbuh dan berkembangnya
seseorang.
Kebutuhan hidup manusia
selain ada kesamaan juga terdapat
banyak perbedaan bahkan
ketentangan antara satu dengan yang
lain dalam bermasyarakat, maka
diperlukan adanya suatu aturan
norma atau kaidah yang harus di
patuhi setiap warga masyarakat. Oleh
sebab itu di Indonesia , kehidupan PEMBAHASAN
manusia dalam bermasyarakat di atur
oleh norma-norma agama, kesusilaan 1. Pengertian Manusia,
dan kaidah-kaidah lainnya. Moralitas dan Hukum
1.1 Manusia
1. Rumusan Masalah 1.1.1 Pengertian Manusia
2. Apa pemahaman dari
Apabila berbicara tentang asal
manusia, nilai,moralitas dan
hukum ? muasal manusia, orang segera
3. Bagaimana hubungan teringat dengan Charles Darwin
keterikatan antara manusia pencetus teori evolusi kejadian
dengan lingkungannya dalam
Teori Eksistensisme ? manusia dalam bukunya On The
4. Bagaimana proses Origin Of Species. Menurut Charles
terbentuknya Darwin, manusia berasal dari kera
nilai,moralitas,dan hukum
hasil perkembangan evolusioner
dalam kehidupan manusia?
selama jutaan tahun. Namun, setelah
2. Tujuan diuji secara ilmu pengetahuan dan
1. Mengetahui lebih dalam
teknologi, manusia sangat berbeda
pengertian tentang manusia
2. Mengetahui lebih dalam dengan monyet, baik dari segi
pengertian dan pemahaman fisiologis, anatomis, maupun
tentang nilai dalam biologis. Dengan kata lain, manusia
kehidupan manusia beserta
macam-macam nilai dan ciri- adalah manusia, monyet adalah
cirinya monyet, manusia lain sama sekali
3. Mengetahui lebih dalam dengan monyet . Teori Charles
konsep moral serta etika
Darwin tidak dapat diterima.
moral dalam diri manusia
Secara bahasa, manusia berasal
dari kata “manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk ang
berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau lingkungan sekitarnya sebagai dunia
realitas, sebuah kelompok (genus) yang mengagumkan dan
atau seorang individu. Dalam mengungkapkannya kembali dalam
hubungannya dengan lingkungan, karya lukisan, tarian dan nyanyian
manusia merupakan suatu oganisme yang indah.
hidup (living organism). Pada taraf kehidupan etis,
manusia meningkatkan taraf
1.1.2 Teori Eksistensialisme kehidupan estetis ke dalam tingkatan
Teori eksistensialisme manusiawi dalam bentuk-bentuk
memandang manusia itu secara keputusan bebas dan
konkret seperti yang kita saksikan pertanggungjawaban pada taraf Sang
dalam kehidupan sehari-hari. Pencipta. Semakin dekat seseorang
Eksistensi manusia dalam konteks dengan Tuhan, semakin sekat pula
kehidupan konkret adalah manusia dia menuju kesempuranaan dan
makhluk alamiah yang terikat semakin jauh dia dibebaskan dari
dengan lingkungannya (ekologi), rasa kekhawatiran.
memiliki sifat-sifat alamiah, dan
tunduk pada hukum alamiah pula. 1.2 Nilai
Keterikatan dengan 1.2.1 Pengertian Nilai
lingkungan itu tercermin pada Nilai dapat diartikan sebagai
kehidupan sosial dan tingkah laku sifat atau kualitas dari sesuatu yang
etisnya. Untuk memenuhi bermanfaat bagi kehidupan manusia
kebutuhannya. Manusia harus baik lahir maupun batin. Bagi
berkerja keras dan mencipta. Kerja manusia nilai dijadikan sebagai
keras dan ciptaan merupakan cermin landasan, alasan atau motivasi dalam
kualitas dan martabat manusia. bersikap dan bertingkah laku, baik
Kierkegaard menyatakan disadari maupun tidak.
bahwa manusia mempunyai 3 taraf, Nilai adalah sesuatu yang
yaitu estetis, etis dan religius. Pada berharga, bermutu, menunjukkan
taraf kehidupan estetis, manusia kualitas dan berguna bagi manusia
mampu menangkap dunia dan berkaitan dengan cita-cita,
harapan, keyakinan dan hal-hal lain b. Nilai memiliki sifat normatif,
yg bersifat batiniah sebagai pedoman artinya nilai mengandung harapan
manusia bertingkah laku. Perumusan cita-cita, dan suatu keharusan
Pancasila sebagai ideologi terbuka sehingga nilai memiliki sifat ideal.
terdapat dalam pembukaan UUD c. Nilai berfungsi sebagai daya
1945 alinea ke 4 sesuai penegasan dorong atau motivator dan manusia
ideologi terbuka yang terdiri dari adalah pendukung nilai.
nilai dasar dan nilai instrumental.
Nilai dasar tidak dapat diubah  Macam-macam Nilai
dan berubah betapapun pentingmya Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam
nilai dasar yg tercantum dalam tiga macam, yaitu:
pembukaan UUD ‘45 itu sifatnya a. Nilai logika adalah nilai benar
belum operasional. Karena nilai-nilai atau salah.
dasar yang terkandung didalamnya b. Nilai estetika adalah nilai indah
memerlukan penjabaran lebih lanjut, tidak indah.
maka penjabaran itulah yang c. Nilai etika/moral adalah nilai
dinamakan Nilai Instrumental. Nilai naik buruk.
instrumental tetap mengacu pada
nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Notonegoro (dalam Kaelan, 2000)
menyebutkan
1.2.2 Ciri – Ciri dan Macam adanya 3 macam
– Macam nilai nilai:
 Ciri-ciri Nilai a. Nilai material, yaitu segala sesuatu
Sifat-sifat nilai menurut Bambang yang berguna bagi kehidupan
Daroeso jasmani manusia atau kebutuhan
(1986) adalah ragawi manusia.
sebagai b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu
berikut: yang berguna bagi manusia untuk
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan dapat mengadakan kegitan atau
ada dalam kehidupan manusia aktivitas.
misalnya kejujuran.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sikap,perbuatan,kewajiban,dan
sesuatu yang berguna bagi rohani sebagainya.
manusia. Nilai kerohanian meliputi: Moral adalah nilai ke-
 Nilai kebenaran yang absolutan dalam kehidupan
bersumber pada akal bermasyarakat secara utuh. Penilaian
(rasio, budi, cipta) terhadap moral diukur dari
manusia. kebudayaan masyarakat setempat.
 Nilai keindahan atau Moral adalah perbuatan/tingkah
nilai estetis yang laku/ucapan seseorang dalam ber
bersumber pada unsure interaksi dengan manusia. apabila
perasaan (emotion) yang dilakukan seseorang itu sesuai
manusia. dengan nilai rasa yang berlaku di
1.3 Moralitas masyarakat tersebut dan dapat
1.3.1 Konsep Moral diterima serta menyenangkan
Moral berasal dari kata lingkungan masyarakatnya, maka
bahasa Latin “mores” yang berarti orang itu dinilai mempunyai moral
adat kebiasaan. Kata mores ini yang baik, begitu juga sebaliknya.
mempunyai sinonim mos, moris, Moral adalah produk dari budaya dan
manner mores atau manners, morals. Agama. Jadi, moral adalah tata
Dalam bahasa Indonesia, kata moral aturan norma-norma yang bersifat
berarti akhlak (bahasa Arab) atau abstrak yang mengatur kehidupan
kesusilaan yang mengandung makna manusia untuk melakukan perbuatan
tata tertib batin atau tata tertib hati tertentu dan sebagai pengendali yang
nurani yang menjadi pembimbing mengatur manusia untuk menjadi
tingkah laku batin dalam hidup. Kata manusia yang baik.
moral ini dalam bahasa Yunani sama
dengan ethos yang menjadi etika. 1.3.2 Etika Moral / Kodrat Budaya
Secara etimologis, etika adalah Ada 2 jenis hubungan dalam
ajaran tentang baik buruk, yang kehidupan manusia, yaitu hubungan
diterima masyarakat umum tentang manusia dengam Tuhan Sang
Pencipta dan hubungan sesama
manusia dalam bermasyarakat. bentuk kesepakatan (produk
Dalam hubungan manusia dengan budaya) yang dipatuhi oleh
Tuhan Sang Pencipta, Tuhan adalah semua individu anggota
sebab dan manusia adalah akibat. kelompoknya (masyarakat).
Tuhan Maha Sempurna, Etika /Moral yang bersumber
diturunkannya sifat sempurna itu dari manusia (masyarakat)
kepada manusia yang diciptakannya, disebut etika/moral Budaya.
artinya manusia dibekali dengan Etika/moral kodrat adalah
etika/moral yang mengandung sifat kebiasaan berperilaku atau
baik, benar, jujur dan adil dalam berbuat baik dan benar
bersikap dan berbuat terhadap bermanfaat bagi semua orang
manusia lain dalam hidup karena kodrat manusia sebagai
bermasyarakat. Dalam hubungan makhluk ciptaan Tuhan yang
antara sesama manusia, individu paling sempurna. Apa yang
adalah sebab dan sikap/perbuatan dilakukan diharapkan hasilnya
etis/moral terhadap orang lain adalah adalah nilai kebaikan, dan
akibat. kebenaran, nilai kemanfaatan
Berdasarkan pernyataan tersebut, bagi diri sendiri dan orang lain
dapat dikemukakan 2 jenis sumber (masyarakat). Etika/moral kodrat
etika/moral. Kedua jenis sumber bersifat asasi dan berlaku umum
etika/moral tersebut adalah: (universal).
a. Tuhan Sang Pencipta
Yang menurunkan etika/moral 1.4 Hukum
kepada manusia mahluk budaya 1.4.1 Pengertian Hukum
ciptaan-Nya. Etika/Moral yang Disamping adat istiadat
bersumber dari Tuhan Sang tadi, ada kaidah yang mengatur
Pencipta disebut etika/moral kehidupan manusia yaitu
kodrat. hukum, yang biasanya dibuat
b. Manusia dengan sengaja dan mempunyai
Yang menurunkan etika/moral sanksi yang jelas. Hukum dibuat
kepada kelompoknya dalam dengan tujuan untuk mengatur
kehidupan masyarakat agar dilakukan dan dilaksanakan pada
terjadi keserasian diantara wrga khususnya apabila seseorang
masyarakat dan system social berhubungan dengan orang lain,
yang dibangun oleh suatu dinamakan social organization.
masyarakat.Pada masyarakat
modern hukum dibuat oleh 1.4.2 Tujuan Hukum
lembaga – lembaga yang Pada umumnya hukum
diberikan wewenang oleh bertujuan menjamin adanya
rakyat. kepastian hukum dalam
masyarakat.Namun tiap perkara
Keseluruhan kaidah harus diputuskan oleh hakim
dalam masyarakat pada intinya berdasarkan dengan ketentuan yang
adalah mengatur masyarakat sedang berlaku.
agar mengikuti pola perilaku Banyak teori atau pendapat
yang disepakati oleh system mengenai tujuan hukum. Berikut
social dan budaya yang berlaku teori-teori dari para ahli :
pada masyarakat tersebut. 1. Prof. Subekti, SH : Hukum
itu mengabdi pada tujuan negara
Pola-pola perilaku yaitu mencapai kemakmuran dan
merupakan cara-cara masyarakat kesejahteraan rakyatnya dengan
bertindak atau berkelakuan yang cara menyelenggarakan keadilan.
sama dan harus diikuti oleh semua Keadilan itu menuntut bahwa
anggota masyarakat tersebut.Setiap dalam keadaan yang sama tiap
tindakan manusia dalam masyarakat orang mendapat bagian yang sama
selalu mengikuti pola-pola perilaku pula.
masyarakat tadi.Pola perilaku 2. Prof. Mr. Dr. LJ. van
berbeda dengan kebiasaan. Apeldoorn : Tujuan hukum adalah
Kebiasaan merupakan cara bertindak mengatur hubungan antara sesama
seseorang yang kemudian diakui dan manusia secara damai. Hukum
mungkin diikuti oleh orang lain. Pola menghendaki perdamaian antara
perilaku dan norma-norma yang sesama. Dengan menimbang
kepentingan yang bertentangan sosial yang baru di dalam masyarakat
secara teliti dan seimbang. saat ini. Perkembangan yang
3. Geny : Tujuan hukum demikian ini membawa serta peranan
semata-mata ialah untuk mencapai dan pengaturan melalui berbagai
keadilan. Dan ia kepentingan daya bidang, umumnya di bidang
guna dan kemanfaatan sebagai moralitas dan di bidang hukum
unsur dari keadilan. secara khusus.
4. Roscoe Pound berpendapat
bahwa hukum berfungsi sebagai Permasalahan-permasalahan
alat merekayasa masyarakat (law is sosial selalu ada dalam suatu
tool of social engineering). masyarakat ataupun negara. Bahkan
5. Muchtar Kusumaatmadja sejak jaman dahulu sampai jaman
berpendapat bahwa tujuan pokok sekarang permasalahan-
dan utama dari hukum adalah permasalahan sosial itu akan tetap
ketertiban. Kebutuhan akan selalu ada di dalam masyarakat dan
ketertiban ini merupakan syarat negara. Untuk mengatasi
pokok bagi adanya suatu permasalahan-permasalahan sosial
masyarakat manusia yang teratur. tersebut dibutuhkanlah yang
2. Proses Terbentuknya Nilai, dinamakan dengan moralitas dan
Moral dan Hukum dalam hukum, baik moralitas dan hukum
Kehidupan Manusia dalam artian masing-masing maupun
moralitas dan hukum sebagai satu
Dengan semakin banyaknya kesatuan.
permasalahan-permasalahan sosial
dewasa ini, yang banyak diwarnai Dalam artian moralitas dan
dengan masalah pertumbuhan hukum sebagai satu kesatuan maka
penduduk yang demikian cepat, di kenal suatu istilah yang
revolusi industri, perkembangan dinamakan Hukum Moral. Hukum
tekhnologi serta modernisasi, secara moral ini berbeda dengan hukum-
tidak langsung telah menimbulkan hukum yang lainnya. Umumnya,
suatu tatanan baru atau gambaran hukum moral dimengerti sebagai
“tatanan pengarah” kegiatan manusia kegagalan-kegagalan sehingga
untuk mencapai tujuan yaitu manusia dapat memperbaiki diri.
ketertiban dan keadilan. Hukum Kelima, Membagikan pengalaman
moral sendiri meliputi rangkaian supaya bisa tercipta tingkah laku
aturan permanen, seperti kewajiban personal dan sosial. Hukum moral
menghormati kontrak antar pribadi ada untuk melayani cinta kasih dan
(kontrak sosial), peraturan hidup, berada di bawah cinta kasih dan
larangan untuk melakukan tindakan membantu untuk menuntun manusia
yang merugikan orang-orang lain. menuju kebaikan secara otentik.

Terdapat 5 (lima) fungsi Supaya hubungan manusia


perumusan hukum moral antara lain : dalam masyarakat dan negara
Pertama, mewariskan himpunan terlaksana sebagaimana yang
kebijakan dari jaman dulu kepada diharapkan, maka diciptakanlah
generasi sekarang dan yang akan norma-norma yang bersumber pada
datang. Sebagai individu dan nilai-nilai dan moral masyarakat
makhluk sosial, manusia selalu melalui tahapan sebagai berikut, (1).
mempertimbangkan dampak Cara (usage) yaitu menunjuk pada
tindakan yang diperbuatnya. Kedua, suatu kegiatan. (2). Kebiasaan
Mengusahakan keamanan secara (folkways) yaitu perbuatan yang
psikologis dan sosial. diulang-ulang dalam bentuk yang
Secara sosial, hukum ini sama. (3). Tata kelakuan (mores)
membantu tatanan hidup masyarakat yaitu kebiasaan yang dianggap
untuk menghadapi kekuatan- sebagai cara berperilaku dan diterima
kekuatan “khaotik” dan “anarkis”. norma-norma pengatur. (4). Adat
Ketiga, membantu manusia dalam istiadat (custom) yaitu tata kelakuan
pengambilan keputusan dan yang kekal seta kuat integrasinya
mencegah terjadinya “paralisis dengan pola-pola masyarakat,
moral”. Keempat, membantu disertai dengan sanksi tertentu
manusia untuk mengenal
kekurangan-kekurangan dan
3. Perwujudan Nilai, Moral dan kelompok serta hubungan baik
Hukum dalam Masyarakat dengan mereka yang diberi
dan Negara wewenang untuk menerapkan
A. Compliance kaidah-kaidah hukum tersebut tetap
Diartikan sebagai suatu terjaga. Daya tarik untuk patuh
kepatuhan yang didasarkan pada adalah keuntungan yang diperoleh
harapan akan suatu imbalan dan dari hubungan-hubungan tersebut,
usaha untuk menghindarkan diri dari sehingga kepatuhan pun tergantung
hukuman atau sanksi yang mungkin pada baik-buruknya interaksi tadi.
dikenakan apabila seseorang Walaupun seseorang tidak menyukai
melanggar ketentuan hukum, baik penegak hukum akan tetapi proses
hukum formal/ positif ataupun identifikasi terhadapnya berjalan
hukum berdasarkan normas-norma terus dan mulai berkembang
masyarakat (sanksi sosial). perasaan-perasaan positif
Kepatuhan ini sama sekali tidak terhadapnya. Hal ini disebabkan, oleh
didasarkan pada suatu keyakinan karena orang yang bersangkutan
pada tujuan kaidah hukum yang berusaha untuk mengatasi perasaan-
bersangkutan, dan lebih didasarkan perasaan kekhawatirannya terhadap
pada pengendalian dari pemegang kekecewaan tertentu, dengan jalan
kekuasaan. Sebagai akibatnya, menguasai obyek frustasi tersebut
kepatuhan hukum akan ada apabila dengan mengadakan identifikasi.
ada pengawasan yang ketat terhadap Penderitaan yang ada sebagai akibat
pelaksanaan kaidah-kaidah hukum pertentangan nilai-nilai diatasinya
tersebut. dengan menerima nilai-nilai penegak
hukum.
B. Identification
C. Internalization.
Terjadi bila kepatuhan
Pada tahap ini seseorang
terhadap kaidah-kaidah hukum ada
mematuhi kaidah-kaidah hukum
bukan karena nilai instrinsiknya,
dikarenakan secara intrinsik
akan tetapi agar keanggotaan
kepatuhan tadi mempunyai imbalan.
Isi kaidah-kaidah tersebut adalah kaidah-kaidah hukum tersebut telah
sesuai dengan nilai-nilainya dari meresap dalam diri
pribadi yang bersangkutan atau oleh masyarakat.Terdapat 4 (empat)
karena dia mengubah nilai-nilai yang indikator kesadaaran hukum, yang
semula dianutnya. Hasil dari proses masing-masing merupakan suatu
tersebut adalah suatu konformitas tahapan bagi tahapan berikutnya,
yang didasarkan pada motivasi secara yaitu :
intrinsik. Titik sentral dari kekuatan 1. Pengetahuan Hukum.
proses ini adalah kepercayaan orang 2. Pemahaman Hukum.
tadi terhadap tujuan dari kaidah- 3. Sikap Hukum.
kaidah yang bersangkutan, terlepas 4. Pola Perilaku Hukum.
dari pengaruh atau nilai-nilainya
terhadap kelompok atau pemegang 4. Keadilan, Ketertiban, dan
kekuasaan maupun pengawasannya. Kesejahteraan Masyarakat
Sebagai Wujud Masyarakat
D. Society Interest. yang Bermoral dan Mentaati
Maksudnya ialah Hukum.
kepentingan-kepentingan para warga
masyarakat terjamin oleh wadah Disepakati bahwa
hukum yang ada.Kesadaran hukum manusia adalah makhluk sosial, yaitu
berkaiatan dengan nilai-nilai yang mahluk yang selalu berintraksi dan
tumbuh dan berkembang dalam suatu membutuhkan bantuan dengan
masyarakat. Dengan demikian sesamanya. Dalam konteks
masyarakat menaati hukum bukan hubungan sesama seperti itulah perlu
karena paksaan, melainkan karena adanya keteraturan sehinga setiap
hukum itu sesuai dengan nilai-nilai individu dapat berhubungan secara
yang ada dalam masyarakat itu harmonis dengan individu lain
sendiri. disekitarnya,untuk terciptanya
Dalam hal ini telah terjadi keteraturan tersebut diperlukan
internalisasi hukum dalam aturan yang disebut oleh kita hukum.
masyarakat yang diartikan bahwa Hukum dalam masyarakat
merupakan tuntutan, mengingat BAB III
bahwa kita tidak mungkin PENUTUP
menggambarkan hidupnya manusia
tampa atau diluar masyarakat. Maka, 3.1 KESIMPULAN
manusia, masyarakat dan hukum Demikianlah penjelasan
merupakan pengertian yang tidak mengenai manusia,moral dan hukum,
dapat dipisahkan, sehingga pameo “ dari semua itu dapat ditarik
Ubi Societas Ibi Ius “ (dimana ada kesimpulan bahwa manusia
masyarakat disana ada hukum adalah merupakan makluk yang sempurna
tepat) yang di beri anugrah oleh tuhan
Hukum diciptakan berupa kemampuan untuk berpikir
dengan tujuan yang berbeda- dan akal untuk menentukan seseuatu
beda,ada juga yang menyatakan baik atau tidak baik bagi mereka.
kegunaan, ada yang menyatakan Selain itu manusia juga harus
kepastian hukum, dll. Akan tetapi menjalin hubungan baik dengan dua
dalam kaitan dengan masyarakat, hal. Hubungan tersebut adalah
tujuan hukum yang utama dapat hubungan dengan TuhanNya dan
direduksi untuk ketertiban (order), hubungan dengan manusia lainya,hal
merupakan fakta objektif yang ini yang menyebabkan manusia
berlaku bagi segala masyarakat disebut makhluk sosial.
manusia dalam segala bentuknya Karena untuk menjalin
Untuk mencapai ketertiban hubungan yang baik setiap manusia
dalam masyarakat ini, harus memiliki nilai-nilai yang
diperlukan adanya kepastian dijadikan landasan untuk bertindak,
dalam pergaulan antar manusia serta moral yang baik agar tujuan
dalam masyarakat. hubungan yang harmonis juga
tercapai.
Selain nilai dan moral,
manusia harus menaati peraturan
yang berlaku atau yang biasa kita
sebut dengan hukum. Tujuanya agar
semua berjalan sesuai dengan aturan
dan tidak menyalahi hak manusia
lainnya. Manusia yang tidak bisa
menyeimbangkan ketiga hal ini baik
nilai,moral dan hukum berarti belum
bisa menobatkan dirinya sebagai
manusia yang baik bagi dirinya atau
orang lain.

3.2 PENUTUP
Semoga makalah ini bisa
berguna bagi penulis atau pembaca.
Kami mohon maaf jika ada
kesalahan baik dalam pemilihan kata
atau penulisan makalah.
Sesungguhnya kesempurnaan hanya
milik ALLAH SWT dan kekurangan
merupakan milik hambaNya.

3.3 DAFTAR PUSTAKA


 Buku ISBD Baru Oleh Dr.H
Misno A Lathief, Mpd

Anda mungkin juga menyukai