Oleh:
1.Ermallah Maharani Mujitabah P (190541100043)
2.Septyana Pamuji Parijatha (190541100044)
3.Jessy Arbinesia Habibah (190541100062)
4.Ratih Putri Happy Sujari (190541100074)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat dengan judul “Ilmu dan Moral”.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari ilmu dan moral
b. Mengetahui hubungan dari ilmu dan moral
c. Mengehatui ruang lingkup tanggung jawab sosial ilmuan
BAB II
PEMBAHASAN
Merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat
berhutang kepada ilmu. Berkat ilmu maka pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan
secara lebih cepat dan lebih mudah disamping penciptaan berbagai KemudahanDalam
bidang- bidang seperti kesehatan, pengangkutan, pemukiman, pendidkan, dan komunkasi.
Dihadapkan dengan masalah moral dalam menghadapi ekses ilmu yang bersifat
merusak ini para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat. Golongan pertama
menginginkan bahwa ilmuharus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu secara
ontologis maupun aksiolois. Dalam hal ini tuugasilmuwan adalah menemukan
pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya. Golongan kedua
berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada
metafiskkeilmuwan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan obyek
peneitian, maka kegiatan keilmuwan harusberlandaskan asas-asas moral. Tahap tertinggi
dalam kebudayaaanmoral manusia, ujar Charles Darwin adalah kompilasi kita memahami
bahwa kita seyogyanya mengendalikan pikiran kita.
Dalam hal ini, berarti ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan harus
memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem,
bertanggung jawab pada kepentingan umum, kepentingan generasi mendatang dan
bersifat universal kanena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan
dan memperkokoh eksistensi manusia bukan untum menghancurkan eksistensi manusia.
Jadi jelaslah bahwa ilmu dan moral memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Seperti
yang telah diutarakan diatas bahwa ilmu bisa menjadi malapetaka kemanusiaan jika
seseorang memanfaatkannya tidak bermoral atau paling tidak mengindahkan nilai-nilai
moral yang ada. Tetapi, sebaliknya ilmu akan menjadi rahmat bagi kehidupan manusia
jika dimanfaatkan secara benar dan tepat serta mengindahkan aspek moral. Dengan
demikian kekuasaan ilmu ini mengharuskan seorang ilmuwan memiliki landasan moral
yang kuat. Tanpa landasan dan pemahaman terhadap nilai-nilai moral seorang imuwan
bisa menjadi "monster" yang setiap saat bisa menerkam manusia, artinya bencana
kemanusiaan bisa setiap saat terjadi. Kejahatan yang dilakukan oleh orang yang berilmu
itu jauh lebih jahat dan membahayakan dibandingkan dengan kejahatan orang yang tidak
berilmu.
Di bidang etika tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi memberikan
informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil di depan bagaimana caranya bersifat
obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian
yang dianggapnya benar, dan kalau perlu berani mengakui kesalahan. Pengetahuan yang
dimilikinya merupakan kekuatan yang akan memberinya keberanian. Demikian juga dalam
masyarakat yang sedang membangun maka dia harus bersikap sebagai seorang pendidik
dengan memberikan suri teladan (Suriasumantri Jujun S, 2000: 244).
Jadi bila kaum ilmuwan konsekuen dengan pandangan hidupnya, baik secara intelektual
maupun secara moral , maka salah satu penyangga masyarakat modern akan berdiri dengan
kukuh. Berdirinya pilar penyangga keilmuan itu merupakan tanggung jawab sosial seorang
ilmuwan.
Tanggung jawab juga menyangkut penerapan nilai-nilai etis setepat-tepatnya bagi ilmu
di dalam kegiatan praktis dan upaya penemuan sikap etis yang tepat, sesuai dengan ajaran
tentang manusia dalam perkembangan ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulam
ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode
untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai seninya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai
gejala yang ingin dimengerti manusia.
moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang
terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk
3.2 Saran
Sebagai pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi juga mendidik pemelajar
agar memiliki moral dan tanggung jawab dalam bersikap maupun bertindak. Supaya
pembelajar dapat menjadi contoh bagi pemelajar dengan menunjukkan moral yang baik
sesuai ajaran agama dan ideologi, bertanggung jawab terhadap ilmu yang disampaikan
serta memberi manfaat bagi pemelajar maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://amanahtp.wordpress.com/2011/10/10/aksiologi-ilmu-dan-moral-tanggung-jawab-
sosial-ilmuwan-revolusi-genetika/
2. https://www.slideshare.net/mobile/yuliamy2/makalah-ilmu-pengetahuan-dan-moralitas