Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

FILSAFAT ILMU

PENYEIMBANG ILMU ANTARA HATI DAN PIKIR,


PENYELIDIKAN TENTANG HAKIKAT YANG SEBENARNYA
DARI SEGALA YANG ADA, PANGKAL SEGALA
PENGETAHUAN MENCAKUP METAFISIK, FISIK, KEYAKINAN,
DAN SOSIOKULTUR, LOGIKA PIKIR TENTANG AKU, KAMU,
SEMUA, DAN PEMILIK KITA.

Disusun Oleh : Yoan Leo Azmi


NPM :
Dosen Pengampu : Dr. Bambang Parmadi, S.Pd.M.Sn.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Penyimbang ilmu antara hati dan pikir membahas peran kedua elemen tersebut
dalam membentuk pengetahuan dan pandangan manusia terhadap dunia. Apakah lebih
penting mengedepankan emosi dan intuisi ataukah logika dan rasionalitas? Pertanyaan ini
seringkali menjadi sumber perdebatan dalam bidang filosofi dan psikologi.
Penyelidikan tentang hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada membahas
tentang esensi dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Bagaimana suatu benda atau
fenomena dapat diketahui secara pasti dan benar-benar sesuai dengan kenyataannya?
Pertanyaan ini juga berkaitan dengan pemahaman manusia tentang realitas dan
kebenaran.
Pangkal segala pengetahuan yang mencakup metafisik, fisik, keyakinan, dan
sosio-kultural membahas tentang asal-usul pengetahuan manusia dan sumber-sumbernya.
Apakah pengetahuan berasal dari pengalaman fisik, keyakinan agama atau budaya,
ataukah ada sumber pengetahuan lainnya yang bersifat metafisik?
Logika pikir tentang aku, kamu, semua, dan pemilik kita membahas tentang
konsep identitas dan kepemilikan. Pertanyaan yang muncul adalah apakah konsep
kepemilikan itu benar-benar ada ataukah hanya merupakan konsep sosial yang diciptakan
manusia?
Kesemua pembahasan filosofis tersebut dapat membuka pandangan dan
perspektif baru dalam memahami fenomena yang ada di sekitar kita. Dengan memahami
kompleksitas konsep-konsep tersebut, kita dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan analitis serta menggali pengetahuan yang lebih dalam tentang dunia ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Penyeimbang Ilmu Antara Hati Dan Pikir/alqalb waleaql (Al-Kindi 802-874 M)


Dalam ilmu filosofi, terdapat konsep tentang penyeimbangan antara hati dan pikir
yang dikenal dengan nama “Intellectual Virtues and Moral Virtues”. Konsep ini
menjelaskan bahwa terdapat dua jenis kebajikan yang harus dimiliki oleh manusia yaitu
kebajikan intelektual dan kebajikan moral.
Kebajikan intelektual adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, analitis, dan
kritis dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan. Kebajikan moral adalah
kemampuan untuk berperilaku dengan baik dan memiliki nilai-nilai moral yang benar.
Dalam konsep ini, penyeimbangan antara hati dan pikir menjadi penting karena
manusia harus mampu mengembangkan kedua jenis kebajikan tersebut secara seimbang.
Jika seseorang hanya memiliki kebajikan intelektual tanpa memiliki kebajikan moral,
maka ia dapat menjadi cerdas dalam memecahkan masalah tetapi dapat berperilaku buruk.
Sementara itu, jika seseorang hanya memiliki kebajikan moral tetapi kurang
dalam kebajikan intelektual, maka ia mungkin menjadi baik dalam bertindak namun
kurang mampu memahami akar permasalahan atau menemukan solusi yang tepat.
Dalam prakteknya, penyeimbangan antara hati dan pikir dapat diwujudkan
melalui pendidikan dan latihan yang tepat. Pendidikan yang baik harus mendorong siswa
untuk mengembangkan kebajikan intelektual dan moral secara seimbang.
Latihan yang tepat juga dapat membantu seseorang dalam mengembangkan kedua
jenis kebajikan tersebut, seperti latihan meditasi dan refleksi diri untuk mengembangkan
kebajikan moral, serta latihan kognitif untuk mengembangkan kebajikan intelektual.
Dalam kesimpulannya, penyeimbangan antara hati dan pikir sangat penting dalam
ilmu filosofi karena manusia harus mampu mengembangkan kedua jenis kebajikan
tersebut secara seimbang. Pendidikan dan latihan yang tepat dapat membantu seseorang
dalam mengembangkan kedua jenis kebajikan tersebut.

Penyelidikan Tentang Hakikat Yang Sebenarnya Dari Segala Yang Ada (Al-Farabi
870-950 M)
Penyelidikan tentang hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada dalam filsafat
merupakan salah satu tujuan utama dalam bidang filsafat. Filsafat merupakan disiplin
ilmu yang berusaha untuk memahami hakikat segala sesuatu, seperti keberadaan manusia,
alam semesta, realitas, dan lain sebagainya. Filsafat berupaya untuk memahami esensi
dari segala sesuatu yang ada di dunia ini melalui proses penyelidikan yang mendalam dan
kritis.
Dalam proses penyelidikan filsafat, para filosof berusaha untuk memahami
kebenaran dan makna yang tersembunyi di balik segala sesuatu. Mereka menggunakan
metode pemikiran yang rasional dan sistematis untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan filosofis seperti apa itu kebenaran, kebebasan, moralitas, keadilan, dan lain
sebagainya. Selain itu, penyelidikan tentang hakikat yang sebenarnya juga berupaya
untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam dan luas mengenai realitas yang ada di
sekitar kita.
Meskipun hasil penyelidikan filsafat belum tentu memberikan jawaban pasti yang
bisa diterapkan secara universal, namun proses penyelidikan tersebut memberikan
manfaat yang besar bagi pengembangan pemikiran manusia. Penyelidikan ini
memungkinkan kita untuk memahami realitas dan fenomena yang ada di dunia ini secara
lebih utuh dan mendalam, serta membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih bermanfaat bagi kehidupannya.

Pangkal Segala Pengetahuan Mencakup Metafisik, Fisik, Keyakinan, Dan


Sosiokultur (Immanuel Kant 1724-1804 M)
Konsep "pangkal segala pengetahuan" merujuk pada gagasan bahwa pengetahuan
tidak hanya dapat diperoleh melalui satu jenis disiplin ilmu saja, melainkan melalui
kombinasi beberapa bidang, seperti metafisik, fisik, keyakinan, dan sosiokultural.
Metafisik merupakan studi tentang asal-usul, sifat, dan prinsip-prinsip dasar realitas. Fisik
berkaitan dengan studi tentang benda dan energi, sementara keyakinan mencakup
kepercayaan, nilai, dan pandangan hidup seseorang. Sosiokultural berkaitan dengan cara
hidup, kebiasaan, dan budaya yang ada dalam suatu masyarakat.
Oleh karena itu, untuk memahami sebuah masalah secara utuh, dibutuhkan
pengetahuan dari beberapa bidang tersebut. Misalnya, untuk memahami dampak
perubahan iklim terhadap kehidupan manusia, kita perlu menggabungkan pengetahuan
dari bidang fisika, biologi, sosiologi, dan bahkan keyakinan tertentu yang mungkin
mempengaruhi cara pandang manusia terhadap lingkungan.
Dalam konteks ini, pandangan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui satu
jenis disiplin ilmu saja dianggap kurang memadai. Sebagai gantinya, perlu dilakukan
pendekatan interdisipliner yang menggabungkan pengetahuan dari beberapa bidang untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan holistik.
Dalam konteks kepemilikan, pemikiran tersebut berkaitan dengan bagaimana manusia
memandang hak atas sesuatu atau seseorang. Manusia cenderung merasa memiliki
sesuatu yang mereka anggap miliknya, baik itu barang, ruang, atau bahkan orang lain.
Kepemilikan ini bisa merujuk pada hak legal, hak moral, atau hanya perasaan subjektif
seseorang.

Logika Pikir Tentang Aku, Kamu, Semua, Dan Pemilik Kita (BP 26)
Dalam konteks identitas, pikiran tentang aku, kamu, dan semua berkaitan dengan
cara kita memandang diri sendiri dan orang lain. Setiap individu memiliki konsep diri
yang unik dan perasaan bahwa mereka berbeda dari orang lain. Namun, semua orang juga
memiliki beberapa kesamaan dalam hal identitas, seperti manusia, warga negara, atau
anggota kelompok tertentu.
Pemikiran tentang pemilik kita dapat merujuk pada cara kita memandang
hubungan kita dengan orang lain dan dunia di sekitar kita. Beberapa pandangan filosofis
atau spiritual dapat menekankan bahwa manusia sebenarnya tidak memiliki apa pun
secara mutlak, dan bahwa semua benda dan makhluk di dunia ini saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Secara keseluruhan, pikiran tentang aku, kamu, semua, dan pemilik kita dapat
membantu kita memahami cara kita memandang diri sendiri, orang lain, dan dunia di
sekitar kita. Dalam konteks sosial, pemahaman ini dapat membantu kita dalam
membangun hubungan yang sehat dengan orang lain dan masyarakat di sekitar kita.
BAB III
KESIMPULAN

Dari keempat pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat sebagai


cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang hakikat dan nilai dari keberadaan
manusia dan alam sekitarnya memiliki banyak dimensi yang beragam.
Pertama, terdapat konsep penyelarasan antara hati dan pikiran yang saling
melengkapi dalam proses pemahaman dan pengambilan keputusan. Kedua, terdapat
penelitian tentang hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada di dunia ini, yang
mengajarkan manusia untuk terus mencari pengetahuan dan mengasah kemampuan
rasional dan spiritualnya.
Ketiga, terdapat pemahaman mengenai pangkal segala pengetahuan, yang
meliputi dimensi metafisik, fisik, keyakinan, dan sosio-kultural. Dan keempat, terdapat
logika pikir yang mempertanyakan hak kepemilikan atas suatu hal dan bagaimana kita
memandang diri sendiri dan orang lain.
Dalam keseluruhan pembahasan, terlihat bahwa filsafat merupakan suatu disiplin
ilmu yang sangat luas dan kompleks, namun tetap relevan dan memiliki pengaruh besar
dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan
mengaplikasikan pemikiran-pemikiran filosofis dalam kehidupan sehari-hari untuk
membantu kita memahami dan menjalani hidup dengan bijak.
DAFTAR PUSTAKA
Christianto, H. (2011). Konsep Hak Seseorang Atas Tubuh Dalam Transplantasi Organ
Berdasarkan Nilai Kemanusiaan. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, 23(1), 19-37.
Kristi, E., Alwizar, A., & Yusuf, K. (2022). HAKIKAT MANUSIA DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 8(1),
115-129.
Saleh, F. (2013). Makna “SILAS” Menurut Kearifan Budaya Sunda Perspektif Filsafat
Nilai: Relevansinya Bagi Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Sosiohumaniora,
15(2), 178-193.
Sumantri, M. S., & MSM, P. (2015). Hakikat Manusia dan Pendidikan. Yogyakarta:
Universitas Terbuka.
Soeprapto, S. (2013). Landasan aksiologis sistem pendidikan nasional Indonesia dalam
perspektif filsafat pendidikan. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (2).
Sidabutar, H. (2020). Filsafat Ilmu Pendidikan Agama Kristen dan Praksisnya bagi
Agama Kristen Masa Kini. PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen, 1(2), 85-101.

Anda mungkin juga menyukai