Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

IPA PENDIDIKAN DASAR


LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTIK UJI DAYA
KAPILARITAS PADA BERBAGAI BAHAN

Disusun Oleh : Kelompok I


Lita Harmika
Oetary Listiani
Dinda Nur Kasella
Yoan Leo Azmi
Dosen Pengampu : Prof. Endang Widi Winarni, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
Percobaan yang dilakukan untuk mengukur daya kapilaritas pada berbagai bahan
dan cairan didasarkan pada konsep kapilaritas. Kapilaritas adalah kemampuan suatu
bahan menyerap cairan ke dalamnya karena adanya gaya tarik antara bahan dan cairan
Arini, W. (2019). Gaya tarik ini disebut sebagai gaya adhesi dan gaya kohesi. Gaya adhesi
adalah gaya tarik antara permukaan bahan dan cairan, sedangkan gaya kohesi adalah gaya
tarik antara molekul-molekul cairan itu sendiri. Kapilaritas terjadi ketika gaya adhesi
lebih besar dari gaya kohesi.
Kapilaritas pada suatu bahan tergantung pada beberapa faktor, seperti sifat fisik
bahan, pori-pori dan ukuran permukaan bahan, dan sifat cairan yang digunakan Safitri, I.
(2015).. Bahan dengan permukaan yang kasar dan berpori-pori cenderung memiliki daya
kapilaritas yang lebih rendah. Sementara itu, cairan yang lebih encer atau memiliki
konsistensi yang lebih cair cenderung memiliki daya kapilaritas yang lebih tinggi.
Daya kapilaritas juga berkaitan dengan perbedaan tekanan pada suatu cairan.
Ketika cairan menyebar pada permukaan bahan yang kasar atau berpori-pori, terjadi
penurunan tekanan pada permukaan cairan. Hal ini menyebabkan cairan akan mengalir
ke dalam pori-pori bahan karena perbedaan tekanan antara permukaan dan bagian dalam
bahan.
Percobaan untuk mengukur daya kapilaritas pada berbagai bahan dan cairan
dilakukan dengan cara mengukur jarak yang ditempuh oleh cairan saat menyerap ke
dalam bahan. Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh cairan, semakin rendah daya
kapilaritas dari bahan tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat seperti
pipet tetes dan stopwatch.
Dalam industri, pengukuran daya kapilaritas sering digunakan untuk
mengevaluasi kualitas dan efektivitas bahan dalam berbagai aplikasi, seperti pada filter
dan membran untuk proses pemurnian dan pemisahan bahan. Selain itu, pengukuran daya
kapilaritas juga sering digunakan dalam pengembangan bahan baru untuk aplikasi
tertentu, seperti pada bahan yang digunakan pada sel bahan bakar.
Beberapa contoh perisitiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut.
a. Naiknya air dan zat hara nelalui akar pada tumbuhan hijau
b. Naiknya minyak pada sumbu lampu minyak
c. Menetesenya air pada ujung kain atau pada ujung kertas.
d. Menyebarnya tinta di atas permukaan kertas
e. Air yang tergenang dapat diserap oleh kain pel mau pun spons.
Manfaat kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalahs sebagai berikut.
a. Pada manusia: hemoglobin (Hb) akan mengambil oksigen dari paru-paru
akan dilepaskan pada saat sel darah merah (eritrosit) melewati pembuluh
kapiler.
b. Pada ikan: filamen pada pembuluh darah insang mengandung pembuluh
kapiler untuk memudahkan proses pertukaran oksigen dan karbondioksida.
c. Pada tumbuhan: rambut akar dan batang tumbuhan terdiri dari pembuluh
kapiler sehingga air dan zat hara dari dalam tanah akan naik menuju batang,
dahan, dan ranting tumbuhan.
Kerugian kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
a. Dinding rumah bagian dalam menjadi basah pada musim hujan. Air hujan
yang mengenai dinding luar dapat merembes ke dinding dalam melalui pori-
pori dinding. Pori-pori dalam dinding terbentuk karena campuran adukan
semen yang tidak tepat (terlalu banyak mengandung air). Untuk mengatadi
masalah ini, tentu saja campuran adukan semen haruslah tepat, sehingga
tidak terbentuk pori-pori yang dapat berfungsi sebagai pipa kapiler.
b. Lumut yang menempel pada dinding.
c. Cat pada dinding rumah menjadi rusak karena air yang diserap oleh dinding.
B. Alat dan Bahan
Berikut adalah daftar alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan untuk mengukur
daya kapilaritas pada berbagai bahan dan cairan:
1. Alat
a. Percobaan 1
1) Stopwatch
2) Pipet tetes
3) Tali
4) Penggaris
b. Percobaan 2
1) Stopwatch
2) Pipet tetes
3) Tali
4) Penggaris
2. Bahan
a. Bahan Percobaan 1
1. Kertas HVS
2. Tisu
3. Kertas kambing
4. Koran
5. Kertas folio
6. Plastik mika.
7. Air (sebagai benda cair yang bersifat sol tinggi atau sol sempurna)
b. Bahan Percobaan 2
a. 4 lembar tisu
b. Air (sebagai benda cair yang bersifat sol tinggi atau sol sempurna)
c. Minyak goreng ( sebagai benda cair yang bersifat sol sedang)
d. Sabun cair (sebagai benda cair yang bersifat sol rendah)
e. Handbody ( sebagai sol sangat tinggi)
f. Pasta gigi (sebagai benda gel yang bersifat gel)

C. Prosedur Kerja
1. Langkah Percobaan I
Berikut adalah beberapa langkah dalam prosedur kerja percobaan untuk mengukur daya
kapilaritas pada berbagai bahan dan cairan:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, termasuk tisu, kertas polio, kertas koran,
kertas HVS, kertas buffalo, plastik mika, air, minyak goreng, sabun cair atau body
lotion, dan pasta gigi.
b. Potong atau gunting bahan-bahan seperti tisu, kertas polio, kertas koran, kertas
HVS, dan kertas buffalo menjadi ukuran yang sama, misalnya 5 cm x 5 cm.
c. Tempatkan bahan-bahan yang sudah dipotong pada permukaan datar dan bersih,
misalnya meja atau papan.
d. Teteskan cairan yang akan diuji, misalnya air, minyak goreng, sabun cair atau
body lotion, atau pasta gigi, dengan menggunakan pipet tetes pada salah satu sisi
bahan.
e. Mulai hitung waktu saat cairan mulai terserap oleh bahan. Catat waktu yang
dibutuhkan cairan untuk menyebar dan menyerap pada bahan.
f. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk setiap bahan dan cairan yang akan diuji.
g. Setelah semua data terkumpul, hitung jarak yang ditempuh cairan saat menyerap
ke dalam bahan dengan menggunakan alat pengukur, seperti penggaris atau
jangka sorong.
h. Buatlah tabel data dan grafik hasil pengukuran untuk memudahkan analisis dan
perbandingan antar bahan dan cairan.
i. Interpretasikan hasil pengukuran dan analisis dengan membuat kesimpulan dan
saran, serta melakukan diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi daya
kapilaritas pada berbagai bahan dan cairan.

2. Langkah-langkah Percobaan II
a. Siapkan air, sabun cair, handbody, minyak goreng, dan pasta gigi.
b. siapkan 5 lembar tisu masing-masing di jejerkan diatas lantai.
c. Berdasarkan hasil kegiatan 1, maka telah dibuktikan jenis bahan apa yang
memiliki daya kapilaritas paling tinggi. Tentukan urutan (sabun cair, air, minyak
goreng, handbody dan pasta gigi) tersebut berdasarkan sifat sol dan gel.
d. Rumuskan hipotesis berdasarkan kegiatan nomor b) tersebut.
e. Ambilah 5 lembar tisu, kemudian pada masing-masing tisu teteskan air, sabun
cair, minyak goreng, handbody, dan pasta gigi menggunakan pipet tetes pada
bagian tengahnya. Masing-masing bahan 3 tetes. Tunggu 30 menit dan amati
bagaimana keadaan masing-masing jenis bahan.
f. Ukurlah lingkaran pada setiap tetes sol yang terdapat pada setiap lembaran tisu
menggunakan tali dan penggaris.
g. Buat kesimpulan secara induktif dan deduktif berdasarkan hipotesis dan hasil
pengamatan tersebut.
BAB II
DATA HASIL PENYELIDIKAN

A. Hipotesis Prediksi
1. Percobaan I
Urutan prediksi percobaan 1 sebelum diteteskan air.

No Bahan
1 Plastik Mika
2 Kertas Buffalo
3 Kertas Map
4 Kertas HVS
5 Koran
6 Tisu

2. Percobaan II
Urutan prediksi percobaan 2 sebelum dilakukan percobaan.

No Bahan
1 Air
2 Minyak
3 Body Lotion
4 Gel (Pasta Gigi)

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran daya kapilaritas pada


berbagai bahan dan cairan, dapat diambil beberapa hasil dan pembahasan sebagai
berikut:
Pertama, daya kapilaritas pada bahan-bahan yang diuji menunjukkan
variasi yang signifikan, tergantung pada jenis bahan. Tisu, kertas polio, dan kertas
HVS menunjukkan daya serap yang lebih tinggi dibandingkan dengan kertas koran,
kertas buffalo, dan plastik mika. Hal ini dapat dijelaskan karena bahan-bahan yang
lebih kasar dan berpori memiliki permukaan yang lebih luas dan struktur yang lebih
rapat, sehingga mampu menyerap cairan dengan lebih efektif.
Kedua, daya kapilaritas pada berbagai jenis cairan juga menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Air menunjukkan daya serap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak goreng, sabun cair atau body lotion, dan pasta gigi. Hal
ini dapat dijelaskan karena air memiliki sifat polar yang memungkinkannya untuk
menyebar dan menempel pada permukaan bahan dengan lebih baik daripada cairan
non-polar seperti minyak goreng atau pasta gigi.
Ketiga, adanya keterkaitan antara jenis bahan dan jenis cairan dalam
mempengaruhi daya kapilaritas. Sebagai contoh, tisu menunjukkan daya serap yang
paling tinggi pada air, sedangkan plastik mika menunjukkan daya serap yang paling
rendah pada semua jenis cairan yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
permukaan dan porositas bahan sangat mempengaruhi kemampuan bahan untuk
menyerap cairan, sedangkan sifat polaritas atau non-polaritas cairan juga
mempengaruhi kemampuan cairan untuk menyebar dan menempel pada permukaan
bahan.
Keempat, hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai acuan untuk memilih
bahan yang tepat dalam penggunaan sehari-hari, misalnya dalam memilih tisu atau
kertas untuk menyerap cairan, atau dalam memilih cairan pembersih yang tepat untuk
membersihkan permukaan bahan tertentu.
Daya kapilaritas merupakan sifat fisika yang penting dalam memahami
interaksi antara cairan dan bahan padat. Percobaan ini membantu untuk memahami
perbedaan daya kapilaritas pada berbagai bahan dan cairan, serta menunjukkan
keterkaitan antara jenis bahan dan jenis cairan dalam mempengaruhi daya serap. Oleh
karena itu, pemahaman yang baik tentang daya kapilaritas dapat membantu dalam
memilih bahan dan cairan yang tepat dalam penggunaan sehari-hari dan dalam
pemecahan masalah teknis.
Percobaan I

Gambar 1. Hasil Uji Kapilaritas Pada Tisu


Gambar 2. Hasil Uji Kapilaritas Pada Koran

Gambar 3. Hasil Uji Kapilaritas Pada Double Folio

Gambar 4. Hasil Uji Kapilaritas Pada HVS


Gambar 5. Hasil Uji Kapilaritas Pada Bufallo

Gambar 6. Hasil Uji Kapilaritas Pada Plastik (Mika)

Gambar 7. Hasil Uji Kapilaritas Pada Seluruh Bahan


Waktu (s) Ketinggian Serapan Air (cm)

Tisu Koran Double Folio HVS Bufallo Plastik (Mika)


60
13 cm 12 cm 11 cm 10,5 cm 5 cm 2,5 cm

Tabel 1. Hasil Uji Kapilaritas


Percobaan II

Gambar 1. Hasil Uji Kapilaritas Pada Tisu Menggunakan Air

Gambar 2. Hasil Uji Kapilaritas Pada Tisu Menggunakan Minyak Goreng


Gambar 3. Hasil Uji Kapilaritas Pada Tisu Menggunakan Body Lotion

Gambar 4. Hasil Uji Kapilaritas Pada Tisu Menggunakan Pasta Gigi

Gambar 5. Hasil Uji Kapilaritas Pada Tisu Menggunakan Seluruh Bahan


Waktu (s) Ketinggian Serapan Air (cm)
Air Minyak Goreng Body Lotion Pasta Gigi
60
11,5 cm 8 cm 2,5 cm 2,5 cm

Tabel 1. Hasil Uji Kapilaritas

B. Jawaban Hipotesis / Pembuktian


a. Percobaan 1
Setelah bahan percobaan I yang dilakukan dengan cara menetaskan air 3
tetesan dalam waktu 60 detik. Hasil pembuktiananya menunjukan bahwa bahan
yang pori-porinya besar akan lebih cepat meresap air.
Berikut hasil ukuran penyeranpan air dari yang terbesar sampai yang terkecil:
a. Pertama tisu = 13 cm
b. Kedua koran = 12 cm
c. Ketiga double folio = 11cm
d. Keempat HVS = 10,5 cm
e. Kelima kertas buffalo = 5 cm
f. Yang terakhir mika = 2.5 cm

b. Percobaan 2
Setelah bahan percobaan II yang dilakukan dengan cara menetaskan air,
minyak goreng, sabun mandi, handbody, pasta gigi 3 tetesan dalam waktu 60
detik. Hasil pembuktiananya menunjukan bahwa tingat kekentalan sol
mempengaruhi penyerapan pada tisu.
Berikut hasil ukuran penyeranpan air dari yang terbesar sampai yang
terkecil:
a. Air = 11,5 cm
b. Minyak Goreng = 8 cm
c. Body lotion = 2,5 cm
d. Pasta gigi = 2,5 cm
BAB III

PENUTUP

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan daya kapilaritas pada berbagai bahan dan
cairan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, daya kapilaritas pada bahan berbeda-beda tergantung pada jenis
bahan itu sendiri. Bahan yang lebih kasar dan berpori memiliki daya serap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan bahan yang lebih padat dan halus. Oleh karena itu,
pemilihan bahan yang tepat sangat penting dalam memastikan kemampuan bahan
untuk menyerap cairan dengan baik.
Kedua, daya kapilaritas pada berbagai jenis cairan menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Cairan polar seperti air memiliki daya serap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan cairan non-polar seperti minyak goreng atau pasta gigi.
Oleh karena itu, dalam memilih cairan yang tepat untuk digunakan pada suatu bahan,
sifat polaritas cairan harus diperhatikan.
Ketiga, daya kapilaritas pada bahan tertentu dipengaruhi oleh jenis cairan
yang digunakan. Dalam penggunaan sehari-hari, pemilihan bahan dan cairan yang
tepat harus diperhatikan agar hasil yang diinginkan dapat dicapai dengan efektif.
Keempat, pemahaman yang baik tentang daya kapilaritas sangat penting
dalam pemilihan bahan dan cairan yang tepat untuk digunakan pada suatu proses atau
aplikasi teknis. Dengan memahami daya kapilaritas, dapat dipilih bahan dan cairan
yang tepat sehingga hasil yang diinginkan dapat dicapai dengan efektif.
Kelima, percobaan daya kapilaritas dapat menjadi sarana yang efektif
untuk mempelajari sifat fisika dari berbagai bahan dan cairan, dan dapat membantu
dalam memecahkan masalah teknis. Oleh karena itu, percobaan ini sangat penting
dalam meningkatkan pemahaman tentang sifat-sifat fisika suatu bahan dan cairan,
serta dapat menjadi dasar untuk mengembangkan aplikasi teknis yang lebih baik.
Kesimpulannya, pemahaman yang baik tentang daya kapilaritas pada berbagai bahan
dan cairan dapat membantu dalam memilih bahan dan cairan yang tepat untuk
digunakan pada suatu proses atau aplikasi teknis. Oleh karena itu, pemahaman yang
baik tentang sifat fisika bahan dan cairan sangat penting dalam mengembangkan
aplikasi teknis yang lebih baik dan lebih efektif.
Daftar Pustaka
Arini, W. (2019). Tingkat daya kapilaritas jenis sumbu pada hidroponik sistem wick
terhadap tanaman cabai merah (Capsicum annum L.). Jurnal Perspektif
Pendidikan, 13(1), 23-34.
Safitri, I. (2015). Pembelajaran Tekanan Hidrostatik, Kapilaritas, Dan Debit Zat Cair
Melalui Power Point, Video, Dan Modul Eksperimen. JURNAL EDUSCIENCE
(JES), 2(2), 13-18.
Purwadianto, D., Sambada, F. R., & Puja, I. G. K. (2017). Efek kapilaritas absorber pada
unjuk kerja destilasi air energi surya jenis vertikal. Widya Teknik, 16(2), 67-76.
Setyawan¹, T. R., Irwanto, E., & Setiabudi, M. A. (2021). Elastisitas Dan Kapilaritas:
Pada Kain Bahan Sportswear.
Irene MJA,dkk.2017. BUPENA 5B. Jakarta:Erlangga
LAMPIRAN

Gambar alat dan bahan percobaan I

Gambar alat dan bahan percobaan II

Gambar pelaksaan kegiatan percobaan I dan II

Anda mungkin juga menyukai