Anda di halaman 1dari 4

Tugas 1 Filsafat Ilmu Pengertian Filsafat, Ilmu, Filsafat Ilmu

Dosen : Dr. Priyono, M.Pd Nama : Abdul Halim

Hari/jam : Jumat / 10:00 – 11:50 NIM :1502620041

1. Sebutkan dua macam filsafat !


Jawaban:
1) FILSAFAT HIDUP
2) FILSAFAT ILMU
2. Nyatakan dua definisi filsafat di atas !
Jawaban:
1) FILSAFAT HIDUP
Diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya bersumber
pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan
makhluk Tuhan). Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia
secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme
(manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan
sentral di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam
filsafat sebagai berikut.
a) Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi. yang semakin luas.
Hal itu dapat membantu penyelesaian masalah yang selalu kita hadapi dengan cara
yang lebih bijaksana.
b) Dasar semua tindakan adalah ide. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide
yang fundamental. Ide-ide itulah yang akan membawa manusia ke arah suatu
kemampuan untuk merentang kesadarannya dalam segala tindakannya, sehingga
manusia akan dapat lebih hidup, lebih tanggap (peka) terhadap diri dan
lingkungannya, lebih sadar terhadap hak dan kewajibannya.
c) Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin
ditantang dengan memberikan alternatifnya. Di satu sisi kita berhadapan dengan
kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan demikian cepatnya,
pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh dari tata nilai dan moral. Di
sisi lainnya, apabila kita tidak berani menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, akhirnya kita akan menjadi manusia “terbelakang”. Untuk itu kita berusaha
untuk mengejar kemajuan tersebut dengan segala upaya. Dengan semakin jauhnya
kita dengan tata nilai dan moral, akibatnya banyakilmuwan kehilangan bobot
kebijaksanaannya. Dengan demikian, apa yang dihasilkan ilmu pengetahuan dan
teknologi bersamaan itu pula manusia kehilangan pendirian dan dihantui kebingungan
dan keraguan (skeptis). Tinggal menunggu malapetaka datang menghancurkan
kehidupan manusia.
Mengingat hal-hal tersebut di atas, kita sangat memerlukan suatu Emu yang
sifatnya memberikan pengarahan (ilmu pengarahan) atau Bence of direction. Dengan
ilmu tersebut, manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat
nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia. Hanya ilmu filsafatlah
yang dapat diharapkan mampu memberi manusia suatu integrasi dalam membantu
mendekatkan manusia pada nilai-nilai kehidupan untuk mengetahui mana yang pantas
kita tolak, mana yang pantas kita setujui, mana yang pantas kita ambit sehingga dapat
memberikan makna kehidupan.
2) FILSAFAT ILMU
Peter Caws memberikan makna filsafat ilmu sebagai bagian dari filsafat yang
kegiatannya menelaah ilmu dalam konteks keseluruhan pengalaman manusia, Steven R.
memaknai filsafat ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk menjelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan argumen, dan anggapan-
anggapan metafisik guna menilai dasar-dasar validitas ilmu dari sudut pandang logika
formal, dan metodologi praktis serta metafisika.
Sementara itu White Beck lebih melihat filsafat ilmu sebagai kajian dan evaluasi
terhadap metode ilmiah untuk dapat dipahami makna ilmu itu sendiri secara keseluruhan,
masalah kajian atas metode ilmiah juga dikemukakan oleh Michael V. Berry setelah
mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika teori ilmiah serta hubungan antara teori
dan eksperimen, demikian juga halnya Benyamin yang memasukan masalah metodologi
dalam kajian filsafat ilmu disamping posisi ilmu itu sendiri dalam konstelasi umum
disiplin intelektual (keilmuan).
Sementara itu Gahral Adian mendefinisikan filsafat ilmu sebagai cabang filsafat
yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara
pemerolehannya. Filsafat ilmu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar/radikal terhadap ilmu seperti tentang apa ciri-ciri spesifik yang menyebabkan
sesuatu disebut ilmu, serta apa bedanya ilmu dengan pengetahuan biasa, dan bagaimana
cara pemerolehan ilmu, pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk membongkar
serta mengkaji asumsi-asumsi ilmu yang biasanya diterima begitu saja (taken for
granted). Dengan demikian filsafat ilmu merupakan jawaban filsafat atas pertanyaan ilmu
atau filsafat ilmu merupakan upaya penjelasan dan penelaahan secara mendalam hal-hal
yang berkaitan dengan ilmu. (Suharsaputra, 2004).
Spesifikasi dan kemandirian ilmu yang dihadapkan dengan semakin banyaknya
masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan
untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal
atas masalah tersebut, sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas
wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal, proses atau interaksi tersebut pada
dasarnya merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat
dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu,
sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu
sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
3. Sebutkan tiga potensi manusia yang tidak dimiliki makluk lain?
Jawaban:
1) PIKIRAN
Pikiran merupakan seperangkat fakultas yang bertanggung jawab atas fenomena
mental. Kerapkali sebutan tersebut pula diidentikkan dengan fenomena itu sendiri.
Keahlian ini meliputi benak, imajinasi, ingatan, kehendak, serta sensasi. Mereka
bertanggung jawab atas bermacam fenomena mental, semacam anggapan, pengalaman
rasa sakit, keyakinan, kemauan, hasrat serta emosi. Dalam hal ini manusia memiliki
pikiran yang berbeda dengan hewan yakni manusia memiliki pikiran yang dapat mencari
nilai kebenaran dengan logika
2) PERASAAN
Manusia telah dikaruniai akal pikiran dan perasaan. Bila akal dan perasaannya
menyatu, maka terciptalah akhlak atau moral dalam berperilaku. Akhlak atau moral
dalam berprilaku akan meciptakan nilai keindahan (estetika)
3) KEMAUAN
Kemauan yang dimaksud ialah manusia memiliki syaraf dan otak untuk dapat
membedakan nilai baik dan buruk. Kemauan pada manusia akan menghasilkan nilai
kebaikan (Etika).
4. Sebutkan 9 syarat berfikir filosofis !
Jawaban:
1) KOHEREN (LOGIS), yaitu berpikir dengan menggunakan logika (undang-undang
berpikir) yaitu melalui tiga tahap; pemahaman, keputusan dan argumentasi
2) SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang sistemik sehingga ditemukan adanya
koheren (saling runtut), diantara satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
3) RADIKAL, berpikir sampai kepada akar masalah.
4) UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan khusus. Disini perbedaannya ilmu berpikir
secara khusus, filsafat berpikir secara umum.
5) KONSEPTUAL, Semua hal yang berhubungan dengan hasil yang baik pastilah
mempunyai konsep yang baik pula di dalamnya. Konsep disini diibaratkan sebagai
rancangan abtrak, jika rancangan baik maka hasil dari tugas yang dirancang tersebut juga
baik. Konseptual juga berkaitan dengan generalisasi (penyamarataan).
6) KONSISTEN, adalah salah satu sifat integritas. Satu kesamaan yang dimiliki oleh orang-
orang yang tidak sukses adalah mereka kurang konsisten. Konsisten dapat diartikan tidak
kontradiktif dengan filsafat.
7) KOMPREHENSIF, adalah suatu hal yang bersifat menyeluruh. Istilah ini digunakan
dalam berbagai bidang, di mana maknanya tentu akan menyesuaikan konteks yang sedang
dibicarakan.
8) BEBAS DARI PRASANGKA
Dalam berfikir filosofis diharuskan bebas dari pertimbangan yang subjektif, baik dalam
aspek sosial, historis, kultural, maupun religius.
9) BERTANGGUNG JAWAB, adalah sikap atau perilaku untuk melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan siap menanggung segala risiko dan perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai