Anda di halaman 1dari 16

OBJEK DAN ASAL MULA NEGARA

NAMA KELOMPOK

Yedija Xerxes Pangaribuan (2214101106)

Komang Nathan Vijja Dhamma Ratana (2214101107)

Putu Radha Esha Cytia (2214101108)

Ni Ketut Putri Pradnya Swari (2214101109)

Ni Putu Windi Adnyani (2214101110)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2022/2023

i
i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat karunia dan limpahan anugrahnya, makalah mengenai Objek Dan
Asal Mula Negara ini dapat diselesaikan oleh kelompok kami tepat pada waktunya.
Dalam makalah yang kami susun ini, berisi tentang objek ilmu negara, hakikat
negara, asal mula negara berdasarkan teori – teori Yunani kuno. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat
bernilai baik dan dapat bermanfaat bagi para pembacanya serta digunakan sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam
rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya. Sesudah dan
sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Singaraja, 28 September 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Objek Ilmu Negara .......................................................... 2
2.2 Hakikat Ilmu Negara ....................................................... 3
2.3 Asal Mula Negara Berdasarkan Teori Yunani Kuno …...4-10
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………...... 11
A. Kesimpulan…………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu tidak dapat dipisah – pisahkan dalam kotak – kotak yang terpaku
mati, atau ( compartmentizatin ). Oleh karena itu tidak mungkin ilmu tersebut
berdiri sendiri terpisah satu sama lainnya tanpa adanya pengaruh dan hubungan
dan dalam hal ini ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan
social sebagaimana hanyalah dengan ilmu politik, hukum, kebudayaan,
ekonomi, psikologis, dan lain sebagainnya merupakan cabang dari ilmu
pengetahuan social yang khusus. Semua ilmu – ilmu social khusus ini secara
Bersama – sam akan membentuk suatu ilmu social, ilmu umum yang akan
tersalur kedalam ilmu induknya atau scientarium. Oleh karena itu ilmu negara
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan social umumnya harus bekerjasama
dengan cabang – cabang ilmu pengetahuan social lainnya kareana dapat
memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama lain yang
saling memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan lengkap melengkapi ,
sehingga terwujud hubungan komplementer. Karenannya akan lebih
bermanfaat bila memahami objek yang diselidiki. Jadi adapun latar belakang
dari penyusunan makalah ini adalah agar para pembaca mengetahui dan
memahami apa saja yang menjadi hakikat negara, objek negara, dan asal mula
negara berdasarkan teori – teori Yunani kuno.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hakikat dari negara?
2. Apa yang menjadi objek dari negara?
3. Bagaimana asal mula negara berdasarkan teori – teori Yunani kuno?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai hakikat dari negara,
objek dari negara, dan asal mula negara berdasarkan teori – teori Yunani
kuno serta melengkapi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Negara

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Objek Ilmu Negara

Objekk atau lapangan ilmu negara adalah negara, penyebutan ini sebetulnya
adalah baru sepintas kilas saja sesuai dengan nama ilmu yang kita bicarakan. Tetapi
kalua kita memperhatikan betul – betul, sesungguhnya ilmu yang membicarakan
negara tidak hanya ilmu negara melainkan masih banyak ilmu lainnya yang juga
membicarakan negara. Oleh karena itu dalam menentukan objek ilmu negara ini
pertama – tama kita harus mengetahui terlebih dahulu ilmu – ilmu yang manakah
mempunyai hubungan erat dengan ilmu negara bertalian dengan objeknya itu.

Kalau kita memperhatikan kurikulum tersebut maka akan segera dapat diketahui
bahwa yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu negara adalah :

1. Hukum tata negara


2. Hukum tata pemerintahan

Ilmu – ilmu tersebut memiliki objek yang sama yaitu negara. Adapun perbedaannya
adalah disatu pihak hukum tata neagar dan hukum tata pemerintahan memandang
objeknya yaitu negara, dari sifatnya atau pengertiannya yang kongkrit, artinya
objeknya itu sudah terikat pada tempat, keadaan dan waktu, jadi dalam telah
mempunyai ajektif yang tertentu, sedangkan ilmu negara memandang objek itu
yaitu negara, dari sifat atau dari pengertiannya yang abstrak, artinya objek itu dalam
keadaan terlepas dari tempat keadaan dan waktu jadi tegasnya belum mempunyai
ajektif tertentu, bersifat abstrak-umum-universil. Dari objeknya yang bersifat
demikian ini yang kemudian di bicarakan lebih lanjut adalah kapankah suatu itu
dinamakan negara, kapan tidak, lalu apakah yang disebut negara itu, hakikatnya itu
apa dan seterusnya. Dari objeknya itu tadi, yaitu negara dalam pengertiannya
abstrak yang diselidiki lebih lanjut adalah :

1. Asal mula negara


2. Hakikat negara
3. Bentuk – bentuk negara pemerintahan

2
Dapat kita ketahui bahwa objek daripada ilmu negara itu bersamaan dengan objek
hukum tata negara dan bersamaan pula dengan objek hukum tata pemerintahan
hanya sudut pandangnya saja yang berlainnan. Ilmu negara memandang,
menyelidiki, mempelajari objeknya yaitu negara dalam pengertian yang abstrak –
umum – universal, sedangkan kalua ilmu lainnya itu tadi memandang, menyelidiki,
mempelajari objeknya yaitu juga negara dalam pengertiannya yang kongkrit yang
tertentu. Tetapi meskipun demikian sebetulnya terhadap objek ilmu negara ini
pandangan dari seorang sarjana jerman misalnya, yaitu Georgjellinek dalam
bukunya yang sangat terkenal Algemeine Staatslehre. Beliau membuat suatu
sistematik yang sangat teratur dan karena pengaruh sistematik tersebut
Georgjellinek ini, kemudian timbul ketentuan dalam membuat sistematik ilmu
negara secara garis besarnya.

2.2 Hakikat negara

Hakikat negara adalah penjelasan mengenai negara yang mencangkup


pengertian, sifat, fungsi dan unsur – unsur negara segala aspek tersebut, dan harus
dipahami oleh warga negara. Bebicara mengenai negara tak lepas dari gambaran
kehidupan manusia yang hidup secara bebas, namun teratur sebagi masyarakat
hukum yang dilindungi oleh suatu negara. Secara hakikat, negara adalah kesatuan
social yang dibentuk oleh interaksi dimana manusia itu berada. Interaksi yang
dianngap terjadi diantara individu – individu yang berasal dari suatu negara telah
dinyatakan sebagi suatu unsur sosiologis yang terlepas dari hukum yang
membentuk kesatuan individu dari suatu negara dan oleh sebab ini membentuk
negara sebagai suatu realitas social berakar dari pemikiran ini bahwa negara sebagai
keastuan individu maka perlu adanya fungsi negara yang jelas dan terararah untuk
mengcover segala persoalan – persoalan individu yang mengemuka dalam konteks
sekarang ini. Justru fungsi negara ini mengedepankan fungsi individunya ebagai
pemimpin negaranya ketimbang mengedepankan fungsi negaranya sebagai
kesatuan individu.

3
2.3 Asal Mula Negara Berdasarkan Teori – Teori Yunani Kuno

Adapun asal mula negara berdasarkan teori – teori Yunani kuno yaitu :

1. Teori Socrates ( 470 – 399 SM )


Socrates ialah orang yang pertama kali membicarakan masalah –
masalah kenegaraan secara sistematis. Socrates menyatakan bahwa tugas
Negara adalah mendidik warga Negara dalam keutamaannya, yaitu
memajukan kebahagian warga Negara dan membuat jiwa mereka sebaik
mungkin. Pemikirann ini berkembang pada kondisi polis yang penuh
dengan penyalahgunaan penguasa akibat ajaran para sophis yang
menyesatkan ( keadilan dalam Negara merupakan segala hal yang
menguntungkan bagi para penguasa Negara, jadi hukum bersifat subyektif
). Dengan memakai metode “dialog” dinyatakan bahwa di setiap hati kecil
manusia terdapat rasa hukum dan keadilan sejati, sebab setiap manusia
sebagian dari cahaya Tuhan. Meskippun cahaya keadilan dan kebenaran
tertutupi oleh kejahata, namun tetap ada serta tidak dapat dihilangkan
cahaya tersebut. Negara bukanlah suatu organisasi yang dibuat untuk
manusia demi kepentingan pribadi, tetapi merupaksn susunan obyektif yang
bersandarkan kepada sifat hakikat manusia yang karenannya bertugas
melaksankan dan menerapkan hukum obyektif “ Keadilan” maka warga
Negara akan merasakan kenyamanan dan ketenangan jiwa. Walaupun
Socrates harus mati dalam hukuman minum racun karena penapatnya
tersebut, namun banyak pandangan yang diteruskan dan dibukukan oleh
muridnya yaitu Plato.

2. Teori Plato ( 429 – 347 SM )


Plato dalam merumuskan pemikirannya menggunaka metode
deduktif – spekulatif – transcendental yang kemudian diajarkan dalam
sekolahnyayang di beri nama academica. Tiga buku utama karya Plato
adalah Politeia ( the Republic ), Politicos ( the statement ), dan Nomoi (the
Law), disamping buku lain seperti Gorgias ( soal kebahagian), Sophist (
tentang hakikat pengetahuan), Phaedo ( tentang keabadian jiwa), dan
Protagoras (tentang hakikat kebajikan). Buku pertama Plato The Republic

4
menunjukan pandangan yang ideal tentang kebaikan dan Negara.
Pandangan Plato tentang Negara dilandasi oleh pendapatnya tentang dunia
yang terdiri dari dua macam yaitu dunia cita ( ideenwerwld) yaitu “
kenyataan sejati “ yang ada dalam alam tersendiri, terpisah dari “ dunia
palsu” dan bersifat imateriil, dan yang kedua adalh dunia alam (
naturwereld) yaitu dunia fana yang palsu dan brsifat materill. Dunia cita
adalah latar belakang dan yang menjelmakan diri dalam dunia alam. Maka
dunia alam harus selalu diusahakan untuk menyerupai bentuk yang
sempurna dari dunia cita. Ukuran persamaan Antara dunia alam dan dunia
cita adalh norm ( yang seharusmya). Dunia cita memiliki 3 macam cita –
cita mutlak ( absolute ideen , yaitu cita kebenaran (logika, ide der waarheid
), cita keiindahan (asthetica, idee der schoohed ), dan cita esusilaan ( ethica
idee der zedelijkheid ). Ketiga cita mutlak ini merupakanpedoman bagi
perilaku manusia yang digerakan oleh kemampuan dasr yang dimiliiki
manusia yaitu : pikiran ( demi mencari kebenaran ), rasa ( demi mencapai
keindahan ), kehendak ( demi mencapai kesusilaan ). Perilaku manusia dan
cita – cita tersebut harus dijalani manusia untuk memenuhikebutuhan
hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidup tersebut manusia tidak bias
melakukannya sendiri, dan sesuai keahlian masing –masing manusia saling
membantu dan pembagian tugas masing – masing. Inilah dasar
pembentukan Negara menurut Plato. Negara adalah suatu kesatuan dan
keliarga yang besar yang harus dapat memelihara warga Negara dalam
kesatuan. Sehingga Negara harus memiliki wilayah yang terbatas. Karena
Negara merupakan dunia alam, maka tujuan Negara adalah untuk mencapai,
mempelajari dan mengetahui cita yang sebenarnnya. Masyarakat akan
berbahagia bila mengetahui cita yang sebenarnnya yaitu kebenaran dan
kebaikan universal. Untuk mengetahui cita tersebut memerlukan cara dan
kemampuan tertentu yang hanya dimiliki oleh segolongan orang saja.
Negara tidak dapat dijalankan dengan system demokrasi karena dua alasan:
pertama, karena demokrasi memungkinkan setiap orang menduduki
pemerintahan, dan kedua demokrasi berpotensi menimbulkan kekerasan
dan perselisihan kepentingan. Sehingga Negara harus dipimpin oleh

5
segolongan orang ini yang dinamakan Philosofer King, karena kelmpok
inilah yang mengetahui apa kebaikan dan bagaimana cara mencapainnya.
Untuk mencapai Negara yang sempurna diperlukan 3 syarat, yaitu : Negara
harus dijalankan oleh pegawai yang terididik khusus, Pemerintahan harus
ditujukan kepada kepentingan umum dan harus dicapai kesempurnaan
susila dari rakyat. Masyarakat sebagai bentuk keluarga yang besar dan
kesatuan kerja sama manusia memiliki kelas sosial yang terbentuk
berdasarkan sifat manusia : kebenaran, keberanian, dan kebutuhan. Kelas –
kelas tersebut adalah :
1) The Rules yaitu golongan pegawai yang terdidik khusus yang
merupakan pemimpin – pemimpin Negara yang berusaha
tercapainnya dan terselenggarannya kesempurnaan, goog dan good
life serta kepentingan umum. The rules ini adlah Philosopher King.
2) The Guardians adalh mereka yang menyeleggarkan keaamanan,
ketertiban, dan keselamatan Negara.
3) The Artisans, yaitu mereka yang menjamin makanan bagi kedua
golongan tersebut diatas.

The rules adalah orang – orang ini memang dilahirkan sebagai ruler dan
dididik untu menjadi ruler. Kelompok ini dapat dilahirkan dari kelompik
manapun tanpa memandang jenis kelamin. Karena itulah pendidikan
menjadi salah satu perhatian utam Plato dalam Republic. Selain itu demi
terwujudnya kebaikan Negara, maka elemen – elemen lain yang beerpotensi
merusak Negara atau menyaingi kesetian warga pada Negara harus
dihapuskan. Dalam hal ini plato mengusulkan komunisme berupa
pembatasan hak milik dan penghilangan lembaga perkawinan monogami
bagi kaum the guardian dan the ruler. Karya Plato yang selanjutnya yaitu
the statement dan the laws, menunjukan refleksi lebih lanjut terhadap
masalah – masalah yang dihadapi Negara kota. Kedua buku tersebut telah
menyentuh pada pendekatan atas kenyataan kehidupan politik. Berbeda
dengan karya pertama yang mengidealkan bentuk monarki murni oleh the
philosopher king, dalam the laws Plato meletakan hukum sebagai sesuatu

6
yang supreme. Hal ini merupakan bentuk Negara terbaik kedua ( second –
best ) yang dapat dicapai. Negara ideal sebagai perwujudan kerajaan surge
di bumi ternyata tidak dapat dicapai. Maka pemerintahan menurut hukum
adalah lebih daripada suatu pemerintahan dari seseorang. Seseorang dalam
hal ini adalah seorang tiran yang memerintah dengan paksaan, berbeda
dengan raja atau negarawan yang memerintah berdasarkan kesukarelaan.
Dalam the statesment, Plato membagi Negara di dunia menjadi 4 sesuai
dengan sifat – sifat manusia, yaitu : timocracy atau negar militer, oligarchy
atau pemerintahan oleh orang kaya, democracy atau pemerintahan oleh
semua orang dan Tyrani yang merupakan pemerintahan terburuk oleh
seorang penguasa. Tipe ideal adalah monarchy yang dierintah oleh the
philosopher king. Namun bentu ideal ini terlalu sempurna bagi manusia.
Berdasarkan tingkat kemungkinan kepatuhan kepada hukum, maka
democracy merupakan bentuk yang paling baik. Namun demokrasi harus
dilaksankan dengan mengkombinasikannya dengan monarki ( mixed – state
) untuk mencapai harmoni dan keseimbangan kekuatan. Demokrasi
menyumbangkan prinsip kebebasan, sedangakan monarki menyumbangkan
prinsip kebujaksanaan ( wisdom ).

3. Teori Aristoteles ( 384-322 SM )


Aristoteles merupakan murid dari plato. Politics, merupakan karia
utama Ariatoteles yang terdiri dari buku I – VIII. Namun Sabine meragukan
apakah memang Aristoteles menyusunnya seperti adanya sekarang atau
telah mengalami proses editing. Werner Jaeger membagi politics menjadi 2
bagian besar. Bagian pertama terkait dengan negara ideal, meliputi buku II
beruba study historis tentang teori teori awal dan pemikiran plakto serta
kritik krtiknya, buku III mengenai hakikat ( nature ) negara dan
kewarganegaraan sebagai pengantar teori negara ideal dan buku VII dan
VIII yang mengkontruksikan negara ideal. Bagian kedua merupakan kajian
terhadap negara dalam realitas terutama demokrasi dan oligarki, penyebab
kemerosotannya dan bagaimana menjaga stabilitasnya. Bagian kedua ini
meliputi buku IV, V, VI. Karya Aristoteles menunjukan perkembagan baru

7
ilmu pengetahuan yang tidak hanya harus empiris dan deskriptif, tetapi juga
menghormati tujuan tujuan etis tertentu. Negara menurut Aristoteles, seperti
hanya plato, bertujuan untuk menyelnggarakan kepentingan warga
negaranya dan berusaha supaya warga negara hidup baim dan bahagia
berdasarkan keadilan yang harus menjelma dalam negara. Berdasarkan
penyelidikan Aristoteles terhadap 158 konstitusi polis polis di Yunani, dapat
di bedakan bentuk negara menjadi 3 besar yaitu : bentuk ideal, bentuk
pemerosotan , bentuk gabungan. Bentuk ideal bisa di capai apabila
pemerintahan negara di tujukan untuk kepentingan umum berdasarkan
keadilan yang menjelma dalam negara. Bentuk pemerosotan terjadi apabila
pemerintahan negara di tujukan untuk kepentingan pribadi pemegang
kekuasaan, sehingga kepentingan umum dan keadilan di kesampingkan.
Terdapat 3 macam bentuk ideal negara yaitu : monarki,aristokrasi, dan
demokrasi. Bentuk pemerosotan juga memilikin3 macam bentuk yaitu :
tirani/despoty, oligarki/plutokrasi, dan demokrasi ekstrem, yaitu mobokrasi.
Namun menurut pengamat Aristoteles secara empiris di dunia ini tidak ada
bentuk negara ideal. Yang ada adakah bentuk negara pemerosotan, atau
setinggi tingginya adalah bentuk negara campuran. Apa yang di sebut oleh
plato sebagai bentuk negara the second best, menurut Aristoteles adalah
yang terbaik, yang di sebut dengan polity. Supremasi hukum merupakan
salah satu ciri dari bentuk negara yang terbaik ini. Negara lebih baik di atur
menurut hukum daripada oleh seseorang, meskipun orang tersebut paling
bijaksana. Bagi Aristoteles manusia adalah binatang terbaik,tetapi bisa
menjadi yang terburuk Ketika terpisah daribhukum dan keadilan setelah
meninggalnya Aristoteles dapat di sebut sebagai akhir dari masa filsafat
klassik. Hampir semua filosofi setelah Aristoteles, bercorak etis dan
religious. Kecenderungan ini bepundak pada munculnya agama Kristen dan
perlembagaan gereja. Aliran filsafat pada umumnya terdiri dari 2 ide pokok,
yaitu tentang individu secara personal daan tentang universalisme .

8
4. Teori Epicurus (341-270 SM)
Sifat ajaran dari Epicurus itu Individualisme,yang berarti tiap
individu-individu itu berperan penting dalam negara,bahkan negara ada
karena untuk memenuhi kebutuhan individu tersebut
Kepentingan Individu dalam suatu negara harus lebih
diutamakan,karena apabila Individu-individu tersebut bahagia maka dengan
sendirinya negara akan turut bahagia .tapi kenyataannya dalam negara
tersebut sering kali terjadi kekacauan,maka untuk mengatasi hal tersebut
negara mengeluarkan Undang-undang . tapi undang undang tersebut belum
mendapat persetujuan dari masyarakat itu sendiri,maka dari ajaran epicurus
menimbulkan teori mengenai perjanjian bermasyarakat (Contrac social).
Menurut Epicurus asal mula negara merupakan hasil dari perbuatan
manusia,yang disengaja maupun tidak disengaja untuk melaksanakan
kepentingan dari para Individu-individu tersebut.negara itu tidak
mempunyai dasar hidup sendiri,tetapi manusia sebagai Individu tersebutlah
yang mempunyai dasar hidup sendiri. Pemikiran Epicurus ini kemudian
menjadi aliran tersendiri yang disebut Epicureanism melalui sekolah yang
didirikan nya pada tahun 306 SM. Aliran ini berpandangan pada kehidupan
yang baik di penuhi oleh kenikmatan dan kegembiraan
Tujuan Negara menurut Epicurus yaitu :
1. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
2. Menyelenggarakan kenikmatan pribadi yang bersifat rohani.

9
5. Teori Zeno (K300 SM)

Ajaran Filsafat yang diajarkan oleh Zeno adalah Universalisme.namun


Universalisme tersebut tidak sama dengan Universalisme yang
dikemukakan oleh Aristoteles.Universalisme yang dikemukakan oleh
Aristoteles hanya berlaku bagi orang-orang Yunani saja,namun ajaran Zeno
Universalisme yang dimaksud adalah berlaku bagi semua bangsa-bangsa
dan bersifat kejiwaan sehingga menghilangkan perbedaan diantara bangsa-
bangsa,yang akhirnya melahirkan negara dunia

Hukum yang berlaku ialah hukum alam.sifat dari hukum alam tersebut
adalah abadi dan tidak berubah-ubah.inti dari hukum alam tersebut adalah
akal,sehingga dengan akal yang kita miliki tersebut dapat mengetahui segala
sesuatunya dan pada akhirnya dibentuklah negara

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi negara adalah kesatuan social yang dibentuk oleh interaksi
dimana manusia itu berada. Tentunya objek dari ilmu negara adalah
negara itu sendiri. Terdapat beberapa teori yang menadasari adanya asal
mula negara. Beberapa teori tersebut meliputi teori Socrates, teori Plato,
teori Aristoteles, teori Epicurus, dan teori Zeno.

11
DAFTAR PUSTAKA

Soehino. 2005. “Ilmu Negara”. Yogyakarta, Liberty.

Safa’at, Muchamad Ali. 2013. “Sejarah Singkat Pemikiran Tentang Negara”

12

Anda mungkin juga menyukai