Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Lainnya

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ilmu Negara

Dosen Pengampu:

IIP NURUL TOPANI

Di susun oleh:
Kelas E / semester 2

1. Anindia Widi Pramita


2. Aris Maisa
3. Rian Ahmadi
4. Ferdy Kurniansyah

HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan kesehatan jasmani dan rohani serta Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah ulumul qur’an dengan judul
"Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Lainnya". yang Insya Allah diselesaikan
dengan baik.

Kemudian Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan


kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang mudah-mudahan kita selaku umat-
Nya mendapat syafa'atul uzma-Nya di hari kelak. Atas tersusunnya makalah ini
kami ucapkan terimakasih kepada dosen bapak Iip Nurul Topani. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan Oleh karena itu, kami harap saran dan kritik yang membangun agar
sekiranya penyusunan makalah ini kurang baik akan bisa menjadi lebih baik lagi
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, memahami dan
mengamalkannya.

Bandar Lampung, 16 maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Pengertian Ilmu Negara........................................................................


B. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu lainnya ......................................
C. Hubungannya dengan Ilmu Politik ......................................................
D. Hubungannya dengan HTN dan HAN? ...............................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Negara pada abad ke-20 disusun sebagai ilmu pengetahuan secara
sistematika oleh Gorg Jellinek di Jerman dalam bukunya Allgemeine Staatslehre.
Beliau dijuluki sebagai bapak ilmu negara, untuk mengetahui keadaan negara
pada masa yang silam dan merupakan sandaran bagi penyelidikan tentang
keadaan negara pada masa yang datang. Ilmu negara sudah diajarkan secara
ilmiah, orang masih meragukan, karena sebelumnya belum merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri dan sifatnya masih discriptief atau mencakup
segala pengetahuan yang berhubungan dengan negara.Persoalan yang menyangkut
dengan agama, politik, kebuadayaan, moral, ekonomi, dsb yang berhubungan
dengan negara dimasukkan dalam pembicaraan ilmu negara.

Hal ini dapat diketahui dari karangan Plto dan Aristoteles dalam bukunya
berjudul politea dan politica yang membicarakan segala “persoalan persoalan”
negara di dalamnya.Jelas bahwa pemisahan akan ilmu pengetahuan menjadi ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri masih belum terasa benar sebagai kebutuhan
pada waktu itu. Akan tetapi dengan makin meluasnya wilayah negara serta makin
banyak jumlah penduduknya yang akan membawa akibat banyaknya kebutuhan-
kebutuhan masyarakat yang memerlukan penyelidikan khusus yang lebih teliti
dalam bidanya masing masing, maka timbulah kebutuhan akan mengadakan
cabang cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.Untuk itu penulis membuat
makalah mengenai hubungan ilmu negara dengan ilmu yang lainnya, guna
pembaca atau orang orang dapat memahami perbedaannya masing masing.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, beberapa masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian Ilmu Negara itu?
2. Bagaimana hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu lainnya?
3. Apa hubungannya dengan Ilmu Politik?
4. Apa hubungannya dengan HTN dan HAN?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Negara

Ilmu Negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas asas pokok
dan pengertian pokok tentang negara dan hukum tata negara. Ilmu Negara
merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan
sendi-sendi pokok dari negara yang berlaku untuk setiap negara dan terdapat di
setiap negara. Ilmu negara mencari hakikat wujud, sifat-sifat, ciri-ciri, syarat-
syarat, dan konstruksi-konstruksi dasar dari negara “in abstracto”, sehingga hasil
dari penyelidikan ilmu negara bersifat umum.

Pengertian-pengertian dalam ilmu negara pada umumnya bersifat tetap


sedangkan asasnya sering kali berubah-ubah. Perubahannya disebabkan karena
pandangan hidup yang berbeda-beda. Sebagai contoh dapat dikemukakan disini
suatu bangunan demokrasi dalam ilmu negara yang dapat dilihat dari segi
pengertiannya maupun dilihat dari segi asasnya.

2. Bagaimana Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Lainnya

Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak-kotak yang terpaku mati.


Oleh karena itu, tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama
lainnya tanpa adanya pengaruh dan hubungaan. Dalam hal ini, ilmu negara
sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial sebagaimana halnya
dengan ilmu hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, psikologi,dan lain sebagainya,
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang khusus. Semua ilmu-ilmu
sosial khusus ini secara bersama-sama akan membentuk suatu ilmu sosial umum
yang akan tersalur ke dalam ilmu induknya.
Oleh karena itu, ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan
sosial umum, harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial
lainnya, karena dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya
satu sama lain yang saling memerlukan, sehingga dapat saling mengisi dan saling
melengkapi, sehingga terwujud hubungan komplementer.
Juga terdapat hubungan secara interdependen diantara cabang-cabang ilmu
pengetahuan sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan metode dan teknik yang
sama. Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan
pula oleh hamper semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya,
seperti ilmu negara, ilmu hukum, ilmu poltik, dan lain sebagainya. Obyek
penyelidikan ilmu-ilmu sosial, diselidiki pula selaku obyek oleh cabang-cabang

1
ilmu pengetahuan khusus lainnya. Sehingga tidak terdapat monopoli obyek oleh
ilmu sosial khusus itu sendiri. Tentu tekanan, intensitas, luas dan sempitnya
lapangan penyelidikan serta peranan personalianya,dapat dibedakan cabang-
cabang ilmu pengetahuan sosial itu satau dengan yang lainnya. Namun demikian,
tidaklah berarti ilmu-ilmu tersaebut selalu terpisah-pisah menjadi bagian yang
terputus-putus dalam kotak-kotak yang terpaku mati, melainkan selalu terdapat
hubungan yang timbal balik dan saling tergantung serta saling
mempergunakanhasil satu sama lain.

3. Apa hubungannya dengan Ilmu Politik

Kalau diperhatikan pendapat Georg Jellinek dalam bukunya”ALgemeine


Staatslehre”, ilmu Negara sebagai theoritische staatswissenschaft atau staatslehre
merupakan hasi penyelidikan dari staten kunde. Bahan-bahan tersebut di bahas,
dianalisis, dan di perbandingkan satu sama lain,sehinnga terdapat persamaan-
persamaan diantara berbagai sifat dari organisasi-organisasi negara itu.
Dari fakta yang bermacam-macam itu di cari sifat-sifat dan unsur-unsur pokoknya
yang bersifat umum seakan-akan intisari unsur-unsur itu merupakan”pembagi
persekutuan terbesar” dalam ilmu hitung atau grootste gemene deler-nya dari
keadaan yang berbeda-beda itu.dan jika pekerjaan tersebut dijalankan atau
diterapkan di dalam peraktek untuk mencapai tujuan tertentu, tugas itu diserahkan
kepada angewandte staatswissenschaft atau ilmu politik. Jadi ilmu negara sebagai
ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoretis,segala hasil penyelidikannya di
peraktekkan oleh ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat peraktis.
Dengan demikian, jelaslah, bahwa ilmu politik itu tidaklah merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang berdiri sendiri.
Ilmu negara lebih menitikberatkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga
kurang dinamis. Hal ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur-unsur
statis dari negara yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi dengan
memberikan pengertian-pengertian pokok yang jelas. Yang mendasari konsepsi-
konsepsi ilmu politik lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yang konkrit,
terutama sekali berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, baik yang mengenai
organisasi Negara maupun yang memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara.
Oleh karena itu, lebih dinamis. Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R.
Hoetink dalam kata pengantar buku J.Barents”De wetenschap der Politiek
meteen terrain verkenning”, bahwa ilmu politik merupakan sociologie van
de staat(sosiologi negara) ataubet vless er om been (atau daging yang meliputi
sekitarnya), atau dalam bahasanya J.Barents adalah bet vless om bet
geraantevan de staat(daging yang meliputi sekitar kerangka bangunan negara).
Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer. Karena itu, ilmu
negara merupakan salah satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.

4. Apa hubungannya dengan HTN dan HAN

Ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara mempunyai
hubungan yang erat dengan ilmu negara karena ilmu-ilmu tersebut mempunyai

2
obyek yang sama dengan ilmu negara, yaitu negara. Perbedaannya ilmu hukum
tata Negara dan ilmu hokum administrasi negara memandang negara dari sifatnya
atau pengertiannya yang konkrit. Obyek dari ilmu hukum tata negara dan ilmu
hokum administrasi negara adalah negara yang sudah terikat pada tempat,
keadaan, dan waktu. Jadi telah mempunyai ajektif tertentu,misalnya Negara
republic Indonesia. Kemudian negara dalam pengertiannya yang konkrit itu di
selidiki lebih lanjut mengenai susunannya, alat-alat perlengkapannya, wewenang,
dan kewajibawan alat-alat perlengkapannya. Kedua cabang ilmu pengetahuaan
tersebut adalah hukum positif, dan di dalam sistematika Georg Jellinek, kedua
cabang ilmu tersebut termasuk dalam kategori recbtswissenscbaft.
Antara ilmu hukum tata Negara dan ilmu hukuk administrasi negara
terdapat hubungan yang sangat erat pula. Bahkan di negeri belanda, dua lapangan
hukum tersebut pernah disebut bersama-sama, yaitu staats en administratief
recbt, bahkan selalu di ajarkan oleh seorang guru besar. Meskipun demikian,
tidaklah berarti bahwa kedua cabang imu tersebut adalah sama.
Oppenheimer menyebutkan bahwa peraturan-peraturan hukum tata negara
adalah peraturan mengenai de staat in rust (Negara yang sedang beristirahat, atau
negara dalam keadaan tak bergerak). Sebaliknya, mengenai peraturan-peraturan
hukum administrasi negara adalah peraturan mengenai de staat in beweging atau
negara yang sedang bergerak. Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut, maka ilmu
hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi Negara sudah jelas lapangan
penyelidikannya hanya terdapat Negara-negara tertentu (hukum positif),
sedangkan ilmi negara tidak mengenai Negara-negara tertentu, melainkan negara-
negara di dunia ini pada umumnya. Dengan demikian, ilmu hukum tata negara
dan ilmu hukum administrasi negara di satu pihak dengan ilmu negara di pihak
lain mempunyai hubungan aling memengaruhi dan saling menjelaskan. Oleh
karena itu, dalam buku-buku tentang ilmu hukum tata negara dan hukum
administrasi negara, hal dari imu negara dapat di pakai sebagai batu loncatan
untuk sampai kepada kedua cabang hukum tersebut. Sebaliknya, buku-buku
tentang ilmu negara, hal-hal mengenai ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum
administrasi negara dapat di pakai sebagai contoh dari apa yang diuraiakan di
dalam ilmu negara.
Kranenburg dalam bukunya “ALgemene Staatsleer” menguraiakan bahwa
bagi orang yang mempelajari hukum tata negara positif Negeri belanda,
pengetahuan teori negara umum atau ilmu negara sangat perlu. Akan tetapi,
dengan mengingat tingkat ilmu pengetahuan sekarang ini, serta melihat organisasi
perguruan tinggi hukum yang sekarang ada untuk sebagian besar di tentukan oleh
kebutuhan-kebutauhan peraktik yang segera, maka pengetahuan teoretis untuk
kebanyakan ahli hukum hanya terbatas kepada apa yabg mereka pelajari sebagai
pengantar hukum tata Negara positif. Akan tetapi, hal yang bagi ilmu hukum tata
negara positif merupakan suatu pengantar, satu syarat mutlak untuk pekerjaan
selanjutnya, bagi ilmu negara merupakan tujuan sesungguhnya dari penyelidikan-
penyelidikan yang di lakukannya. Oleh ilmu negara masalah-masalah umum yang
terdapat pada negara organisasinya di jadikan pusat penyelidikannya serta di coba
untuk di pecahkannya.

3
Maka dengan demikian, jelaslah bahwa ilmu negara yang merupakan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi
pokok negara dapat memberikan dasar-dasar teoretis yang bersifat umum untuk
hukum tata negara. Oleh karena itu, agar dapat mengerti dengan sebaik-baiknnya
dan sedalam-dalamnya system hukum ketatanegaraan dan administrasi negara
sesuatu negara tertentu, sudah sewajarnyalah kita harus terlebih dahulu memiliki
pengetahuan segala hal ikhwalnya secara umum tentang negara yang di dapat
dalam ilmu Negara.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semuanya memiliki satu objek yang sama, yaitu negara, hanya saja yang
membedakan objeknya jika ilmu negara bersifat universal sedangkan ilmu politik,
htn dan han secara khusus.

5
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ilmu Negara karangan Moh Kusnardi, SH dan Prof. Dr. Bintan R.
Saragih, M.A

http://alakazam123.blogspot.co.id/2013/10/hubungan-ilmu-negara-dengan-ilmu-
lain.html

https://raissadyah.wordpress.com/2015/12/18/ilmu-negara-pengertian-objek-dan-
ruang-lingkup/

http://ekaitusatu.blogspot.co.id/2015/03/ilmu-negara.html

Anda mungkin juga menyukai