Anda di halaman 1dari 15

“HUKUM TATA NEGARA”

Prodi :
Semester :

Dosen Pengampu :

AHMAD HUSAIRI, S.H., M.H


Disusun Oleh : Kelompok I

ISMAIL
M. ANHAR
DERY ARIANTORO
RIDHO ARMANDO
ARIF GUNAWAN
YOGI RIZKI RAMADHAN
AFRIO HANDOKO
LILIA APRIANINGSIH
ADE RUPIKA
YOLANA MELIYA SAHMAT
SONIA
FITRI SOPIANTI
DHEMAS DAFFA PERMANA

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ــــــــــــــــِم اِﷲالَّر ْح َم ِن الَّر ِحيم‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Hukum Tata Negara”.
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok tahun
akademik 2023

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, 05 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian hukum tata Negara.............................................................


B. Ruang lingkup Hukum tata Negara.......................................................
C. Hubungan dengan hukum yang lain.....................................................
D. Sumber hukum tata Negara.................................................................
E. Asas hukum tata negara.......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuatu kenyataan hdup bahwa manusia itu tidak sendiri.
Manusia hidup berdampingan bahkan berkelompok kelompok dan
sering mengadakn hubungan antar sesama. Hubungan ini terjadi
karena adanya kebutuhan hidupnya yang tak mungkin dapat terpenuhi
sendiri.kebutu.an hidup manusia bermacam macam.pemenuhan
kebutuhan hidup tergantung dari hasil yang diperoleh melalui daya
upaya yang dilakukan. Setiap waktu manusia ingin memenuhi
kebutuhan dengan baik. Kalau dua orang ingin memenuhi kebutuhan
hidup yang sama dengan hanya objek kebutuhan sedangkan keduanya
tidak mau mengalah bentrok dapat terjadi. Suatu bentrok akan juga
terjadi juga daam suatu hubungan antar manusia satu dan manusia
yang lain ada yang tidan memenuhi kewajiban.
oleh kerena itu untuk menciptakan keteraturan dalam suatu
kelompok social baik dalam situasi kebersamaan maupun dalm situasi
social diperlukan ketentuan-ketentuan. Ketentuan itu untuk membatasi
kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentua yang dilakukan adalah
ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas dasar
kesadaran dan biasanya dinamakan hukum jadi hukum adalah
ketentuan-ketentuan hidup manusia yang timbul dari pergaulan hidup
manusia. Hal ini berdasarka dari kesadaran hidup manusia itu sendiri,
sebagai gejala-gejala social, gejala social itu merupakan hasil dari
pengukuran baik dalam tingkah laku manusia dalam pergaulan
hidupnya.
Jadi tentunya tidak berlebihan dalam mempelajari hukum
Indonesia dan hukumannya denagn hukum sebagai ilmu sebagai
pengantar sistematika uraian sebagai berikut. Pendahuluan ini
menguraikan hukum pada umumnya selanjutnya akan diuraikan hukum

1
berupa arti hukum tata Negara yang berdiri dari pengrtian hukum tata
Negara sejarah hukum tata Negara dan politik hukum yang meliputi
tinjauan pada zaman Indonesia dijajah dan Indonesia merdeka dan
juga akan dijelaskan sumber hukum dan sebagainya.
B. Rumusan masalah
Masalah yang dibahas dalam Makalah ini adalah :
1. Apa itu hukum tata Negara?
2. Apa saja ruang lingkup Hukum tata Negara?
3. Bagaimana hubungan dengan hukum yang lain?
4. Sumber hukum tata Negara?
5. Asas Hukum Tata Negara ?
C. Tujuan makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui apa itu Hukum tatanegara
2. Dapat mengetahui apa saja aspek yang dibahas dalam Hukum tata
Negara
3. Kita dapat mempelajari secara mendalam semua pembahasan
Hukum tata Negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA


Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur
organisasi kekuasaan suatu Negara beserta segala aspek yang
berkaitan dengan organisasi Negara tersebut.
Beberapa orang sarjana mengemukakan pendapatnya yang satu
dengan lainnya tidak sama tentang pengertian hokum tata negara. Para
sarjana itu antara lain:
Van der Pot yang berpendapat bahwa hukum tata negara adalah
peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang. Diperlukan
wewenang masing masing badan hubungan antara badan yang satu
dengan Iainnya serta hubungan antara badan-badan itu dengan
individu-individu di dalam suatu negara.
Van Vollenhoven berpendapat bahwa hukum. tata negara adalah
hukum yang mengatur semua masyarakat hukum atasan dan
masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya dan masing-masing
masyarakat hukum itu menentukan. wilayah lingkungan rakyatnya dan
menentukan badan-badan serta fungsinya masing-masing yang
berkuasa dalam masyarakat hukum itu serta menentukan susunan dan
wewenang dan badanbadan tersebut
L.J. Van Apeldoorn berpendapat bahwa hukum tata negara
adalah hukum negara dalam arti sempit
Kusumadi Pudjosewojo yang berpendapat bahwa htikum tata
negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara bentuk
pemerintahan menunjukkan masyarakat hukum atasan dan masyarakat
hukum bawahan menurut tingkatannya selanjutnya menegaskan
wilayah lingkungan rakyatnya masing-masing masyarakat hukum
menunjukkan alat-alat perlengkapan negara yang berkuasa dalam

3
masing-masing masyarakat hukum itu dan susunan wewenang serta
imbangan dan alat perlengkapan tersebut.
Logemann berpendapat bahwa hukum tata negara adaIah hukum
yang mengatur organisasi negara.
B. RUANG LINGKUP
Dalam kepustakaan Belanda perkataan Staatsrecht, dalam
bahasa istilah inggeris dikenal dengan “constitusional law” bahasa
prancis droit constitusionnel (hukum Tata Negara) mempunyai dua
macam arti, Pertama sebagai staatsrechtswetenschap (Ilmu Hukum
Tata Negara) kedua sebagai Positif staatsrecht (hukum tata Negara
posistif).
Sebagai ilmu HTN mempunyai obyek penyelidikan dan
mempunyai metode penyelidikan sebagaimana dikatakan Burkens
bahwa obyek penyelidikan Ilmu HTN adalah system pengambilan
keputusan dalam Negara sebagaimana distrukturkan dalam hukum
(tata) positif. Seperti UUD (konstitusi) UU peraturan tata tertib berbagai
lembaga-lembaga negara.
Kedua positif staatsrecht (hukum tata Negara positif) yaitu ada
berbagai sumber hukum yang dapat kita kaji, HTN positi mempunyai
beberapa sumber hokum 1) hk. Tertulis, 2) Hk. Tak tertulis, 3)
yurispridensi 4) Pendapat Pakar Hukum
Sedangkan Hukum tata negara adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur dari pada Negara.
Menurut A.M. Donner (guru besar belanda; bahwa obyek
penyelidikan ilmu HTN yaitu penerobosan Negara dengan HUkum “ de
doordringing van de staat met het recht” artinya Negara sebagai
organisasi kekuasaan/jabatan/rakyat) diterobos oleh aneka ragam
Hukum.
C. HUBUNGANNYA DENGAN ILMU LAINNYA
ilmu Negara “ilmu negara” diambil dari istilah bahasa Belanda
Staatler yang berasal dari istilah bahasa Jerman Staatslehre dalam

4
bahasa inggeris disebut teory of state dalam bahasa Perancis Theorie
d’etat. Ilmu Negara adalah menyelidiki asas-asas pokok dan
pengertian-pengertian pokok tentang Negara dan hukum tata Negara.
George Jellinek dikenal sebagai Bapak Ilmu Negara. Membagi ilmu
kenegaraan menjadi dua bagian yaitu : a) ilmu Negara dalam arti
sempit staatswissenschaften b) ilmu pengetahuan hukum
rechtwissenschaften
ilmu pengetahuan hukum rechtwissenschaften menurut Jellinek
adalah Hukum public yang menyangkut soal kenegaraan misalnya
Hukum tata Negara hukum administrasi Negara hukum pidana dan
sebagainya.
Ilmu Politik Menurut Hoetink bahwa ilmu politik adalah semacam
sosiologi Negara. Ilmu Negara dan hukum tata Negara meyelidiki
kerangka yuridis dari Negara sedangkan ilmu politik menyelidiki
bagiannya yang ada di sekitar kerangka itu. Maka kedua-duanya
menggambarkan bahwa masing-masing menyelidiki obyek yang sama
yaitu Negara perbedaan hanya pada metode yang digunakan. Dimana
ilmu Negara metosenya adalah yuridis sedangkan ilmu politik adalah
sosiologis
Sedangkan menurut Barents menggambarkan bahwa hukum tata
Negara adalah kerangkanya sedangkan ilmu politik merupakan daging
yang disekitarnya. Perbedaannya adalah Ilmu Negara menitip beratkan
pada sifat-sifat teoritis tentang asas pokok dan pengertian-pengertian
pokok tentang Negara makanya ilmu Negara kurang dinamis.
Sementara ilmu politik lebih menitip beratkan pada kejalah-gejalah
kekuasaan baik mengenai organisasi Negara maupun yang
mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara oleh karena itu ilmu
politik dinamis dan hidup.
D. SUMBER HUKUM TATA NEGARA
Sumber hukum bermacam-macam pengetian adalah tergantung
pada sudat mana kita melihanya. Namun demikian sebagai gambaran

5
berikut dua pakar hukum dibawah ini sebagai gambaran tentang
sumber hokum

Pengertian Sumber Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo yaitu


:
sebagai asas hukum sebagai suatu yang merupakan permulaan
hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangs, dans
ebagainya.
Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada
hukum yang sekarang berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi
dan lain-lain
Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku
secara formal kepada peraturan hukum (penguasa atau masyarakat)
Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal hukum
seperti dokumen, undang-undang, lontar, batu tertulis, dan sebagainya.
Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang
menimbulkan hukum.
Sedangkan menurut Joeniarto bahwa sumber hukum dapat
dibedakan menjadi :
 sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif wujudnya
dalam bentuk yang konkrit berupa keputusan dari yang
berwewenang
 sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya aturan-
aturan dan ketentuan-ketentuan hukum positif. Entah tertulis atau tak
tertulis.
 sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah, dan
masyarakat. Kita dapatkan sumber hukum filosofis histories dan
sosiologis.

Macam-macam sumber hukum

6
sumber hukum formal diartikan sebagai tempat atau sumber dari
mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Atau menurut
Utrecht sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dikenal dari
bentuknya.

Sedangkan hukum materiil adalah sumber hukum yang mentukan


isi hukum.Dengan demikian bahwa sumber hukum formal ini sebagai
bentuk pernyataan berlakuknya hukum materiil

sumber hukum Tata Negara bahwasanya sumber hukum tata


Negara tidak terlepas dari pada sumber hukum formil dan materil

Pertama, sumber hukum materil tata Negara adalah sumber


hukum yang menentukan isi kaidah hukum tata Negara, yaitu:

Dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti pancasila


Kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah
hukum tata Negara. Sepeti halnya denga kekuatan dalam proses
perumusan dan perancangan perundang-undangan yang tidak lepas
dari pada kepentingan kelompok partai dalam merumuskan hukum.
Kedua, sedangkan sumber hukum dalam arti formal, yaitu
 hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah hukum tertulis
yang dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang
berwewenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis
 hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa
Indonesia yang tertulis, namun tumbuh dan dipertahankan oleh
masyarakat hukum adat.
 hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum
yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan Negara untuk
melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan (mendinamisasi)
kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat
ketatanegaraan.

7
 yurisprudensi ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan
pengadilan.
 Trakta atau hukum perjanjian internasional ketatanegaraan adalah
persetujuan yang diadakan Indonesia dengan Negara-negara lain,
 doktrin ketatanegaraan ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara
yang ditemukan dan dikembangkan di dalam dunia ilmu
pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan pemikiran saksama
berdasarkan logika formal yang berlaku.
E. Asas Hukum Tata Negara
1) Asas Pancasila
Bangsa Indonesia telah menetapkan falsafah/asas dasar Negara
adalah Pancasila yang artinya setiap tindakan/perbuatan baik
tindakan pemerintah maupun perbuatan rakyat harus sesuai dengan
ajaran Pancasila.
Dalam bidang hukum Pancasila merupakan sumber hukum
materiil sehingga setiap isi peraturan perundang-undangan tidak
boleh bertentangan dengan sila-sila yang terkandung dalam
Pancasila.
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan
Konstitusional daripada Negara Republik Indonesia. Perubahan
Undang-Undang Dasar 1945 mengandung empat pokok-pokok
pikiran yang merupakan cita-cita hukum Bangsa Indonesia yang
mendasari hukum dasar Negara baik hukum yang tertulis dan hokum

2) Asas Negara Hukum


Setelah UUD 1945 diamandemen maka telah ditegaskan dalam
pasal 1 ayat 3 bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum
dimana sebelumnya hanya tersirat dan diatur dalam penjelasan UUD
1945”. Atas ketentuan yang tegas di atas maka setiap sikap
kebijakan dan tindakan perbuatan alat Negara berikut seluruh rakyat
harus berdasarkan dan sesuai dengan aturan hukum. Dengan

8
demikian semua pejabat/ alat-alat Negara tidak akan bertindak
sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya.
Dalam Negara hukum, hukumlah yang memegang komando
tertinggi dalam penyelenggaraan Negara dengan kata lain yang
memimpin dalam penyelenggaraan Negara adalah hukum, hal ini
sesuai dengan prinsip “ The Rule of Law and not of Man
Istilah Negara hukum merupakan terjemahan dari Rechtstaat
yang popular di eropa Kontinental pada abad XIX yang bertujuan
untuk menentang suatu pemerintahan Absolutisme.
Sifat dari Rechtstaat sesuai dengan dari Eropa Kontinental
adalah sistem Kodifikasi yang berarti semua peraturan hukum harus
disusun dalm satu buku sesuai dengan jenisnya, sehingga
karakteristik daripada Rechtstaat adalah bersifat administratif.
Unsur-unsur / ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum atau
Rechstaat
3) Asas Negara Kesatuan
Pada dasarnya Negara kesatuan dideklarasikan pada saat
menyatakan/ memproklamirkan kemerdekaan oelh para pendiri
Negara dengan menyatakan seluruh wilayah sebagai bagian dari
satu Negara.
Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 menyatakan : Negara Indonesia
sebagai suatu Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Negara
kesatuan adalah Negara kekuasaan tertinggi atas semua urusan
Negara ada ditangan pemerintah pusat atau pemegang kekuasaan
tertinggi dalam Negara ialaha pemerintah pusat.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat menjadi
dasar suatu persatuan mengingat Bangsa Indonesia yang beraneka
ragam suku bangsa, agama, budaya dan wilayah yang merupakan
warisan dan kekayaan yang harus dipersatukan yaitu Bhineka
Tunggal Ika. Ini berarti Negara tidak boleh disatukan atau
diseragamkan tetapi sesuai dengan Sila ketiga yaitu Persatuan

9
Indonesia bukan kesatuan Indonesia. Negara Kesatuan adalah
konsep tentang bentuk Negara dan republic adalah konsep tentang
bentuk pemerintahan.
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia diselenggrakan
engan pemberian otonomi kepada daerah yang seluas-luasnya untuk
berkembang sesuai dengan potensi dan kekayaan yang dimiliki
masing-masing daerah yang didorong, didukung dari bantuan
pemerintah pusat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu system hukum pada hakikatnya merupakan kesatuan
ataupun himpunan dari berbagai cita-cita dan cara-cara manusia
berusaha untuk mengatasi masalahmaupun potensi yang timbul dari
pergaulan hidup sehari hari yang menyangkut kedamian. Dari makalah
ini dapat disimpulkan bahwa hukum tata Negara adalah hukum yang
mengatur bentuk negara bentuk pemerintahan menunjukkan
masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut
tingkatannya selanjutnya menegaskan wilayah lingkungan rakyatnya
masing masyarakat hukum menunjukkan alat-alat perlengkapan negara
yang berkuasa dalam masing-masing masyarakat hukum itu dan
susunan wewenang serta imbangan dan alat perlengkapan tersebut.
B. Saran
Kita sebagai rakyat sekaligus Mahasiswa sebenarnya sangat
penting bagi kita semua untuk mempelajari hokum tata Negara selain
ini adalah salah satu mata kuliah yang penting, juga ini merupakan ilmu
yang sangat berguna untuk kita semua mengetahui apa itu Tata Negara
secara umum dan Hukum Tatanegara secara khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Djarot srijanio, Drs., Eing Waspodo, B. A., Mulyadi, Tata Negara SMA
kelas 3 ( Surakarta, 1996 )

Djamali Abdoel R., SH., Pengantar Hukum Indonesia, penerbit PT


RajaGrafino Persada, ( Jakarta, 2001 )

Ruther A. Matjan, SH,. Agus Mulyawan, SH.,MH., Karina M.


Sagalang,SH.,MH,. Diktat Ilmu Negara ( Palangka Raya, 2010 )

Prof. Drs. S. Pamuji, MPA., Perbandingan Pemerintahan, Bina Kasara,


Jakarta, 1985.

Prof.Dr. Sri Sumantri,S.H., Sistem-Sistem Negara-Negara, Tarsito,


Bandung, 1976.

Drs. Musanaf, Sistem Pemerintahan di Indonesia, CV. Haji Masagung,


Jakarta, 1989.

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Lembaga Administrasi


Negara Republik Indonesia, Toko Gunung Agung, Jakarta, 1996.

Prof.Dr.Moh. Mahfud,M.D.,S.H.,S.U., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan


Indonesia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993.

Hestu Cipto Handotyo, S.H.,M.Hum., Hukum Tata Negara


Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia, Universitas Atmajaya,
Yogyakarta, 2003.

Ni’matul Huda, S.H.,M.Hum., Hukum Tata Negara Indonesia, PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Prof.Dr.Moh. Mahfud,M.D.,S.H.,S.U., Pokok-Pokok Administrasi Negara,


Liberty, Yogyakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai