Anda di halaman 1dari 10

NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM

Makalah

Di susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan


Dosen pengampu : Nana Suparman Gama ,M.Si

Disusun oleh :

Sahiela Sayliena Poetry


NIM : 1786208095

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2017-2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, maka karya tulis yang berjudul “ Negara
Indonesia Adalah Negara Hukum “ ini bisa penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan .

Terima kasih kepada Dosen pembimbing Bapak Nana Suparman Gama,M.Si selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi bimbingan dan masukan yang sangat berguna bagi
saya dalam menyelesaikan karya tulis ini

Semoga tugas ini dapat bermanfaat. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Tangerang, November 2017

Penulis,

SAHIELA SAYLIENA POETRY


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………….…………………………………………………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi……….…………………………………………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Indonesia Adalah Negara Hukum ................................................................ 3

B. Ciri – ciri Negara Hukum ............................................................................................................ 3

C. Faktor penyalahgunanaan Hukum .............................................................................................. 5

D. Akibat penyalahgunaan Hukum di Indonesia ............................................................................. 6

E. Upaya pencegahan adanya Penyalahgunaan Hukum ................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 8

B. Saran .......................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep Negara Hukum di Indonesia secara konstitusional ada sejak berlakunya Undang – Undang Dasar
1945 .Hal itu terbukti dalam penelasan UUD 1945, yang menyatakan bahwa “ Negara Indonesia
berdasarkan atas hokum (Rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka “. Untuk mencerminkan
ciri khasnya istilah “ Negara hokum “ ini diberi tambahan “ pancasila “ ,sehingga menjadi “ Negara
Hukum pancasila “ .setelah perubahan Undang – Undang Dasar 1945 , yakni hasil perubahan pertama
hingga ke empat , di pertegas lagi dengan kalimat “ Indonesia Adalah Negara Hukum “ .hal ini semula
hanya ada di dalam penjelasan di ubah menjadi di dalam batang tubuh , yakni dalam pasal 1 ayat (3)
yang berbunyi “ Negara Indonesia Adalah Negara Hukum “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas , maka permasalahan dapat di identifikasi sebagai
berikut :

1. Apa yang di maksud Negara Hukum ?


2. Apa ciri - ciri dan tujuan Negara Hukum ?
3. Akibat penyalahgunaan Hukum dan pencegahannya .

C. Tujuan

1. Pembaca mengetahui definisi Negara hukum.

2. Pembaca mengetahui ciri - ciri dan Tujuan Hukum.

3. Pembaca mengetahui akibat dan pecegahan dari penyalahgunaan Hukum .


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Indonesia Adalah Negara Hukum

Defenisi Negara

“Negara” bisa dimaknai dalam dua arti. Pertama, Negara adalah masyarakat atau wilayah yang
merupakan satu kesatuan politis. Kedua, Negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis
,yang menata dan dengan demikian menguasai wilayah itu.Negara adalah suatu wilayah di permukaan
bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara adalah pengorganisasian masyarakat suatu
wilayah tersebut dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini.

Defenisi Hukum

Hukum sebagai sarana untuk melakukan kontrol sosial, yaitu suatu proses memengaruhi orang-orang
untuk untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Maka pengontrolan oleh hukum itu
dijalankan dengan berbagai cara dan melalui penbentukan badan-badan yang dibutuhkan.Dalam
hubungan ini, maka hukum biasa disebut sebagai suatu sarana untuk melakukan kontrol sosial yang
bersifat formal.

Defenisi Negara Hukum

Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup
untuk warga Negara dan sebagai daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia
agar ia menjadi warganegara yang baik. Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan
yang mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warga negaranya. maka menurutnya yang
memerintah Negara bukanlah manusia melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa hanyalah pemegang
hukum dan keseimbangan saja.

Penjelasan UUD 1945 mengatakan, antara lain, “Negara Indonesia berdasar atas hukum (Rechtsstaat),
tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machsstaat)”. Jadi jelas bahwa cita-cita Negara hukum (rule of
law) yang tekandung dalam UUD1945 bukanlah sekedar Negara yang berlandaskan sembarang hukum.
Hukum yang didambakan bukalah hukum yang ditetapkan semata-mata atas dasar kekeuasaan, yang
dapat menuju atau mencerminkan kekuasaan mutlak atau otoriter. Hukum yang demikian bukanlah
hukum yang adil (just law), yang didasarkan pada keadilan bagi rakyat.
Menurut Brian Z.Tamanaha ,Negara hukum itu berkisar pada tiga kelompok pengertian (cluter of
meaning).yaitu :

1. Bahwa pemerintah itu dibatasi oleh hukum. Dalam pemahaman yang pertama ini ,Negara
hukum melindungi masyarakat dari penekanan (oppression) oleh pemerintah, baik yang bersifat
komunitarian maupun individual. Ia juga melindungi masyarakat dalam keadaan
pluralism.Khususnya bagi Negara-negara berkembang,seperti Indonesia ,Negara hukum akan
melindungi masyarakat dari transformasi suatu tipe barat ke dalam masyarakat timur, yang
memiliki kosmologi yang berbeda.
2. Negara hukum dipahami secara legalitas formal.Di sini ia dipahami sebagai sesuatu yang sangat
bernilai (supremely valuable good), tetapi belum tentu memiliki nilai kemanusiaan yang bersifat
universal (universal human good)pula. Di sini orang tidak dapat berpikir bahwa peraturan
sebagai inti dari legalitas formal,berlaku untuk segala keadaan.Legalitas formal berjalan baik
pada ranah kehidupan sosial, dimana dijumpai keadaan yang netral ,seperti
perdagangan,penghukuman terhadap orang yang melakukan kekerasan criminal dan terhadap
orang yang mengganggu kepemilikan orang lain.
3. Pengaturan yang didasarkan pada hukum (rule of law) ,bukan orang (rule of man). Menurut
Tamahana, keadaan tersebut dapat dicapai manakala dapat dicapai keseimbangan antara
keduanya,yang intinya adalah pengendalian diri (self-restraint).

B. TUJUAN NEGARA HUKUM

Di dalam ilmu hukum disebutkan bahwa tujuan hukum adalah menciptakan ketertiban dan keadilan.
Dalam membahas masalah tujuan hukum, banyak pendapat dikemukakan oleh para sarjana. Namun
demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan hukum adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh
hukum. Menurut L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah untuk memepertahankan ketertiban
masyarakat. Dalam mempertahankan ketertiban tersebut hukum harus secara seimbang melindungi
kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat. Mengenai kepentingan-kepentingan yang ada
dalam masyarakat ini, Roscoe Pond membedakan antara kepentingan pribadi, kepentingan publik, dan
kepentingan sosial. Apabila pandangan Van Apeldoorn dikaitkan dengan pandangan Roscoe Pond
tersebut, berarti dalam mempertahankan ketertiban masyarakat, hukum harus mampu
menyeimbangkan kepentingan-kepentingan pribadi, publik, dan sosial. Pengaturan yang didalamnya
terdapat keseimbangan antara kepentingan-kepentingan tersebut oleh Van Apeldoorn dikatakan
sebagai pengaturan yang adil.
C. CIRI – CIRI NEGARA HUKUM

Ciri Negara Hukum Menurut Para Ahli

Menurut ahli hukum dari Eropa Kontinental Friedrich Julius Stahl, ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut:

A. Hak asasi manusia (HAM)


B. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM yang biasa dikenal dengan
sebutan Trias Politika.
C. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.
D. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Av Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberikan ciri-ciri Rule of Law sebagai berikut :

A. Supremasi hukum, tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang hanya boleh
dihukum jika melanggar hukum.
B. Kedudukan sama di depan hukum. Baik rakyat biasa ataupun pejabat.
C. Terjaminnya HAM dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International Commission of Jurits pada konferensi di
Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law yang
dinamis. Ciri-ciri tersebut antara lain:

A. Perlindungan konstitusional;
B. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
C. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
D. Pemilihan umum yang bebas;
E. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;
F. Pendidikan Civics (kewarganegaraan).

Franz Magnis Suseno mengemukakan lima ciri negara hukum, yaitu:

A. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan sebuah
UUD.
B. UUD menjamin HAM yang paling penting. Karena tanpa jaminan tersebut, maka hukum akan
menjadi sarana penindasan.
C. Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat pada dasar
hukum yang berlaku.
D. Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan.
E. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

Anda mungkin juga menyukai