Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya saya selaku
penulis bisa menyelesaikan laporan ringkasan materi Filsafat Ilmu Bab VII – 26, 27, 28,
dan Bab X – 32 ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu yang mana merupakan tugas kelompok dari salah satu
komponen yang harus dipenuhi pada perkuliahan semester I di Universitas Negeri
Jakarta.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
Bab 2 Pembahasan..........................................................................................................2
Bab 3 Penutup.................................................................................................................6
A. Kesimpulan..........................................................................................................6
B. Saran...................................................................................................................6
Daftar Pustaka.................................................................................................................7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu dan bahasa saling berkaitan satu sama lain. Bahasa merupakan perantara
kita dalam menyampaikan suatu ilmu. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah,
muncul problem yang serius dan dapat diselesaikan dengan bantuan filsafat. Bahasa
sering tidak mampu membebaskan diri dari gangguan pemakainya, kerusakan bahasa
tersebut biasanya disebabkan oleh tidak digunakannya kaidah logika, logika itu filsafat.
Kekeliruan dalam berbahasa melahirkan kekeliruan dalam berfikir. Untuk itu filsafat
sangat berperan dalam menentukan kualitas bahasa.
Ilmu dan manusia merupakan suatu yang sangat erat kaitannya. Oleh karena
itu Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia menjadi manusia.
Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan
atau pun ilmu.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Halaman 26
2
2. Landasan epistemologis ; metode ilmiah yang berupa gabungan logika deduktif
dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis atau yang disebut logico-
hyphotetico-verifikasi.
3. Landasan aksiologis : kemaslahatan manusia artinya segenap ujujd ketahuan itu
secara moral ditujukan untuk kebaikan hidup manusia.
Beberapa Alternatif
Ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial ini termasuk humaniora (seni, filsafat,
bahasa dan sebagainya) termasuk ke dalam pengetahuan yang merupakan terminologi
generik.
Sains ini adalah terminologi yang dipinjam dari bahasa inggris yakni science.
Scientific, sekiranya sains adalah sinonim dengan science, adalah ke-sains-an atau
saintifik (?). Scientist adalah sainswan atau saintis (sic)!
Halaman 27
Qou Vadis?
3
dipergunakan terminologi ilmu untuk scince dan pengetahuan untuk knowledge (ilmu
dalam perspektif moral, sosial dan politik, makalah intil dalam komisi politik yang
disampaikan pada tanggal 16 September 1981). Adapun alasan untuk perubahan
tersebut adalah (1) Ilmu (species) adalah sebagian dari pengetahuan (genus): (2)
dengan demikain maka ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu
yakni ciri-ciri ilmiah, atau dengan perkataan lain, ilmu adalah sinonim dengan
pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), (3) Menurut tata bahasa Indonesia
berdasarkan hukum D(iterangkan)/ M(enerangkan) maka ilmu pengetahuan adalah
ilmu (D) yang bersifat pengetahuan (M) dan pernyataan ini pada hakikatnya adalah
salah satu sebab ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah: (4) Kata
ganda dari dua kata benda yang termasuk kategori yang sama biasanya menunjukkan
dua objek yang berbeda seperti laki bini (laki dan bini) dan emas perak (emas dan
perak), dengan penafsiran yang sama, maka ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai
ilmu dan pengetahuan.
Halaman 28
4
Selaku alat komunikasi pada pokoknya bahasa mencakup tiga unsur yakni,
pertama, bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi
perasaan (emotif), kedua, berkonotasi sikap (afektif) dan, ketiga, berkonotasi pikiran
(penalaran). Atau secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi komunikasi bahasa
dapat diperinci lebih lanjut menjadi fungsi emotif, afektif dan penalaran.
Skenario ini membawa kita kepada suatu simulasi mengenai kaitan antara
fungsi komunikasi dan fungsi kohesif dari bahasa. Agar dapat mencerminkan kemajuan
zaman maka fungsi komunikasi bahasa harus secara terus menerus dikembangkan,
namun walaupun demikian harus secara sadar dan waspada kita jaga, agar fungsi
kohesif dari bahasa indonesia yang merupakan milik yang sangat berharga dalam
bangsa dan bernegara tetap terpelihara dan kalau mungkin bahkan lebih ditingkatkan
lagi.
B. BAB X – PENUTUP
Halaman 30
Hakikat ilmu merupakan sekadar pengetahuan yang harus dihafal, agar bisa
dikemukakan waktu berdebat: makin hafal lantas makin hebat! Pengetahuan yang
dikuasai harus mencakup bidang-bidang yang amat luas, agar tiap masalah yang
muncul bisa ikut menyambut, makin banyak maka makin yahut.
5
Jadi bagaimana tingkat profesional ilmuwan yang tidak bisa menjelaskan
meramal dan mengontrol maslaah kehidupan melainkan sekadar menghafal?
6
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
http://ariztik.wordpress.com,”penggunaan-bahasa-indonesia-dalam-proses-
penalaran”. 26/04/2012, 20:10
http://indrastomo.blogspot.com/2012/06/makalah-ilmu-dan-bahasa.html
http://jowofile.jw.lt/ebook/files5,”Peranan-Filsafat-Bahasa-Dalam-Pengembangan-
Ilmu-Bahasa”. 27/04/2012, 20:18
http://www.scribd.com/doc/13236846/ILMU-DAN-BAHASA-ivate-max-age-0-must-
revalidate-Content-Length-27-X