Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI

FILSAFAT ILMU BAB VIII – 26, 27, 28, DAN BAB X – 32

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu


Dosen Pengampu : R. Eka Murtinugraha, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Fian Fauzan Fadilah 1503621088


Hana Margandono Putri 1503621065
Laela Alghaf Faria 1503621059
Nugraha Eka Saputra 1503621037

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya saya selaku
penulis bisa menyelesaikan laporan ringkasan materi Filsafat Ilmu Bab VII – 26, 27, 28,
dan Bab X – 32 ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu yang mana merupakan tugas kelompok dari salah satu
komponen yang harus dipenuhi pada perkuliahan semester I di Universitas Negeri
Jakarta.

Selain daripada melaksanakan tugas laporan, pada hakikatnya penulis belajar


serta menambah wawasan akan pengetahuan Filsafat Ilmu yang bisa memberikan
manfaat dan turut memperkaya wawasan materi para pembaca.

Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat kekurangan sehingga penulis


mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sehingga pada penulisan
selanjutnya bisa lebih sempurna.

Kuningan, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

Bab 2 Pembahasan..........................................................................................................2

A. Bab VIII – Ilmu Dan Bahasa.................................................................................2


B. Bab X – Penutup..................................................................................................5

Bab 3 Penutup.................................................................................................................6

A. Kesimpulan..........................................................................................................6
B. Saran...................................................................................................................6

Daftar Pustaka.................................................................................................................7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu dan bahasa saling berkaitan satu sama lain. Bahasa merupakan perantara
kita dalam menyampaikan suatu ilmu. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah,
muncul problem yang serius dan dapat diselesaikan dengan bantuan filsafat. Bahasa
sering tidak mampu membebaskan diri dari gangguan pemakainya, kerusakan bahasa
tersebut biasanya disebabkan oleh tidak digunakannya kaidah logika, logika itu filsafat.
Kekeliruan dalam berbahasa melahirkan kekeliruan dalam berfikir. Untuk itu filsafat
sangat berperan dalam menentukan kualitas bahasa.

Bahasa memiliki tugas yang paling penting yaitu memberikan kejelasan


hubungan antara berpikir dan berbicara, antara fungsi ekspresif dan representatif
bahasa. Menjelaskan kondisi-kondisi psikofisik dari ucapan, peranan individu dan
komunitas dalam perkembangan sebuah bahasa, hubungan antara tipe-tipe bahasa
umum dan struktur bahasa khusus. Secara terminologi, menyelidiki sumber-sumber
pertama sebuah bahasa dan hasil baru yang ada sekarang dari bahasa itu serta usaha-
usaha lebih lanjut. Pandangan-pandangan pada filsafat bahasa berbeda terutama atas
masalah hubungan antara yang dipikirkan dan yang diucapkan. Jadi dengan bahasa
bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat
mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun bukan itu
saja, dengan bahasa kita pun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita. Seorang
bayi bila dia sudah kenyang dan hatinya pun sangat senang, dia mulai membuka suara.
Lewat seni suara dia akan mengekspresikan perasaannya, kedukaan, dan kesukaan
lewat liku nada kata-kata.

Ilmu dan manusia merupakan suatu yang sangat erat kaitannya. Oleh karena
itu Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia menjadi manusia.
Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan
atau pun ilmu.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. BAB VIII – ILMU DAN BAHASA

Halaman 26

TENTANG TERMINOLOGI : ILMU, ILMU PENGETAHUAN ATAU SAINS?

Dua Jenis Ketahuan

Manusia dengan segenap kemampuan kemanusiaannya seperti perasaan,


pikiran, pengalaman, pancaindra dan intuisi mampu menangkap alam kehidupannya
dan mengabstrasikan tengkapan tersebut dalam dirinya dalam bentuk “ketahuan”
umpamanya kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah, dan filsafat. Terminologi ketahuan ini
adalah terminologi artifisial yang bersifat sementara sebagai alat analisis yang pada
pokonya diartikan sebagai keseluruhan bentuk dari produk kegiatan manusia dalam
usaha untuk mengetahui sesuatu. Dalam bahasa inggris sinonim dari ketahuan ini
adalah knowladge.

Untuk membedakan tiap-tiap bentuk dari anggota kelompok ketahuan


(knowladge) ini terdapat tiga kriteria, yakni :

1. Apakah obyek yang ditelaah yang membuahkan ketahuan (knowladge) tersebut


?
2. Cara yang diapakai untuk mendapatkan ketahuan (knowladge) tersebut?
3. Untuk apa ketahuan (knowladge) ini dipergunakan atau nilai kegunaan apa
yang dipakai olehnya?

Salah satu bentuk ketahuan (knowladge) ditandai dengan :

1. Obyek ontologis : pengalaman manusia yakni segenap ujud yang didapat


dijangkau lewat pancaindra atau alat yang membantu kemampuan pancaindra

2
2. Landasan epistemologis ; metode ilmiah yang berupa gabungan logika deduktif
dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis atau yang disebut logico-
hyphotetico-verifikasi.
3. Landasan aksiologis : kemaslahatan manusia artinya segenap ujujd ketahuan itu
secara moral ditujukan untuk kebaikan hidup manusia.

Beberapa Alternatif

Alternatif pertama adalah menggunakan ilmu pengetahuan untuk science dan


oengetahuan untuk knowladge. Walaupun demikian penggunaanya mempunyai
beberapa kelemahan yakni yang pertama adalah knowladge merupakan terminologi
generik dan science adalah anggota (species) dari kelompok (genus) tersebut.
Kelemahan lain adalah kata sifat dari science yakni scientific. Kelemahan ketiga adalah
tidak konsekuensinya mempergunakan terminologi ilmu pengetahuan untuk science di
mana biologi disebut ilmu hayat sedangkan fisika adalah ilmu pengetahuan alam.

Ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial ini termasuk humaniora (seni, filsafat,
bahasa dan sebagainya) termasuk ke dalam pengetahuan yang merupakan terminologi
generik.

Sains : Adobsi Yang Kurang Dapat Dipertanggungjawabkan

Sains ini adalah terminologi yang dipinjam dari bahasa inggris yakni science.
Scientific, sekiranya sains adalah sinonim dengan science, adalah ke-sains-an atau
saintifik (?). Scientist adalah sainswan atau saintis (sic)!

Keberatan kedua adalah bahwa terminologi science dalam bahasa asalnya


penggunaanya sering dikaitkan dengan natural science seperti teknik.

Halaman 27

Qou Vadis?

Dalam Konferensi Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III LIPI yang


berlangsung di Jakarta pada tanggal 15-19 September 1981 saya menyarankan agar

3
dipergunakan terminologi ilmu untuk scince dan pengetahuan untuk knowledge (ilmu
dalam perspektif moral, sosial dan politik, makalah intil dalam komisi politik yang
disampaikan pada tanggal 16 September 1981). Adapun alasan untuk perubahan
tersebut adalah (1) Ilmu (species) adalah sebagian dari pengetahuan (genus): (2)
dengan demikain maka ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu
yakni ciri-ciri ilmiah, atau dengan perkataan lain, ilmu adalah sinonim dengan
pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), (3) Menurut tata bahasa Indonesia
berdasarkan hukum D(iterangkan)/ M(enerangkan) maka ilmu pengetahuan adalah
ilmu (D) yang bersifat pengetahuan (M) dan pernyataan ini pada hakikatnya adalah
salah satu sebab ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah: (4) Kata
ganda dari dua kata benda yang termasuk kategori yang sama biasanya menunjukkan
dua objek yang berbeda seperti laki bini (laki dan bini) dan emas perak (emas dan
perak), dengan penafsiran yang sama, maka ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai
ilmu dan pengetahuan.

Dengan mengambil ilmu pengetahuan untuk scientific knowledge, ilmu untuk


knowledge, dan pengetahuan untuk secince, maka harus diadakan beberapa
perubahan antara lain (1) Metode ilmiah harus diganti dengan metode pengetahuan,
(2) Ilmu-ilmu sosial (the social sciences) harus diganti dengan pengetahuan-
pengetahuan sosial atau ilmu-ilmu pengetahuan sosial, dan (3) ilmuwan harus diganti
dengan ahli pengetahuan.

Halaman 28

Politik Bahasa Nasional

Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni:

- Pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia( fungsi komunikatif).


- Kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut(fungsi kohesi atau integrative).

4
Selaku alat komunikasi pada pokoknya bahasa mencakup tiga unsur yakni,
pertama, bahasa selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi
perasaan (emotif), kedua, berkonotasi sikap (afektif) dan, ketiga, berkonotasi pikiran
(penalaran). Atau secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi komunikasi bahasa
dapat diperinci lebih lanjut menjadi fungsi emotif, afektif dan penalaran.

Skenario ini membawa kita kepada suatu simulasi mengenai kaitan antara
fungsi komunikasi dan fungsi kohesif dari bahasa. Agar dapat mencerminkan kemajuan
zaman maka fungsi komunikasi bahasa harus secara terus menerus dikembangkan,
namun walaupun demikian harus secara sadar dan waspada kita jaga, agar fungsi
kohesif dari bahasa indonesia yang merupakan milik yang sangat berharga dalam
bangsa dan bernegara tetap terpelihara dan kalau mungkin bahkan lebih ditingkatkan
lagi.

Sekiranya bahasa berkembang terisolasikan dari perkembangan sektor-sektor


lain maka bahasa mungkin bersifat tidak berfungsi dan bahkan kontra produktif
(counter-produktive).

B. BAB X – PENUTUP

Halaman 30

HAKIKAT DAN KEGUNAAN ILMU

Hakikat ilmu merupakan sekadar pengetahuan yang harus dihafal, agar bisa
dikemukakan waktu berdebat: makin hafal lantas makin hebat! Pengetahuan yang
dikuasai harus mencakup bidang-bidang yang amat luas, agar tiap masalah yang
muncul bisa ikut menyambut, makin banyak maka makin yahut.

Ilmu tidak berfungsi sebagai pengetahuan yang diterapkan dalam memcahkan


masalah kita sehari-hari, melainkan sekedar dikenal dan dikonsumsi, seperti lagu Ebiet
atau sajak Sutardji. Kepercayaan seseorang tergantung kepada pendidikan,
kepercayaan masyarakat tergantung kepada kebudayaan.

5
Jadi bagaimana tingkat profesional ilmuwan yang tidak bisa menjelaskan
meramal dan mengontrol maslaah kehidupan melainkan sekadar menghafal?

6
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan pembahasan maka dapat disimpulkan


ilmu dan bahasa memiliki keterkaitan satu sama lain. ilmu dapat berkembang, melalui
publikasi ilmiah dengan menggunakan komunikasi bahasa yang baik. Keterkaitan ini
didukung dengan hakikat dari ilmu dan bahasa itu sendiri, terminologi ilmu, ilmu
pengetahuan (knowledge) dan sains, ketetapan quo vadis dan politik bahasa nasional.

Hakikat ilmu Suriasumantri (1990: 293) mengatakan: “ knowledge merupakan


terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat,
ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam, dan biologi...“. Ilmu (science) merupakan
bagian dari pengetahuan (knowledge), membahas bidang pengetahuan tertentu yang
tersusun secara sistematis, diperoleh dengan observasi (tahapan metode ilmiah) yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Hakikat bahasa, bahasa memiliki fungsi komunikatif dan fungsi integratif. Terminologi
terdiri dari obyek ontologis (obyek yang ditelaah yang menghasilkan pengetahuan),
landasan epistemologis (cara mendapatkan pengetahuan) dan landasan aksiologis
(nilai kegunaan suatu pengetahuan). Quo vadis menetapkan Terminologi Ilmu untuk
science dan pengetahuan untuk knowledge. Politik bahasa nasional menetapkan
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia berdasarkan fungsi bahasa secara integratif.

B. Saran

Merujuk pada keterkaitan antara ilmu dan bahasa, sebaiknya penggunaan


bahasa lebih dikembangkan lagi dengan bahasa yang baik dan benar sehingga
diharapkan dengan adanya bahasa yang baik dan benar, transfer ilmu dapat berjalan
dengan baik tanpa adanya salah paham. Kemudian, mengupayakan pengembangan
bahasa sebagai sarana berpikir dan berbicara, baik dalam kalangan masyarakat
keilmuan maupun non kelimuan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://ariztik.wordpress.com,”penggunaan-bahasa-indonesia-dalam-proses-
penalaran”. 26/04/2012, 20:10

http://indrastomo.blogspot.com/2012/06/makalah-ilmu-dan-bahasa.html

http://jowofile.jw.lt/ebook/files5,”Peranan-Filsafat-Bahasa-Dalam-Pengembangan-
Ilmu-Bahasa”. 27/04/2012, 20:18

http://www.scribd.com/doc/13236846/ILMU-DAN-BAHASA-ivate-max-age-0-must-
revalidate-Content-Length-27-X

Suriasumantri, S. Jujun. (2007). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai